Jodoh yang sesuai kehendak Tuhan
-
20 Desember 2015
Seringkali kita mendengarkan kata-kata, “Memang dia adalah jodoh yang dari Tuhan untukmu,” atau ada orang yang berdoa kepada Tuhan seperti ini, “Tuhan, kirimkanlah tulang rusukku.”
Hal di atas nampaknya sepele dan sah-sah saja karena kita sering mendengarkan pengajaran dari tetangga kita atau dari sinetron bahwa rejeki, jodoh dan maut ada di tangan Tuhan? Jika betul demikian, maka sebenarnya kita tidak dapat memilih atau menentukan sendiri pasangan hidup kita. Atau sebaliknya, jika kita tidak cocok dengan pasangan hidup kita, maka dapat kita kembalikan kepada Tuhan untuk digantikan dengan orang lain yang lebih cocok.
Bagaimana sebenarnya pandangan soal jodoh ini menurut Alkitab? Apakah memang semuanya sudah ditentukan oleh Tuhan?
Pasangan Kita Bukan Jodoh Dari Tuhan
Pasangan kita bukan jodoh yang telah ditetapkan dari Tuhan. Tuhan tidak menetapkan secara rinci bahwa seseorang itu adalah pasangan hidup kita. Mungkin hal ini terdengar sedikit aneh dan mengejutkan Anda, tapi mari kita lihat alasan untuk pandangan seperti ini di dalam Alkitab.
Tuhan tidak menentukkan seseorang itu untuk melajang atau menikah
Yesus menjelaskan bahwa seseorang yang tetap lajang bisa disebabkan oleh: (1) Karena memang dari lahirnya ia tidak dapat menikah; artinya ada kelainan di dalam fisiknya; (2) Karena dipaksa oleh orang lain; dan (3) Karena kemauannya sendiri. ”Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.” (Matius 19:12)
Isteri bukanlah tulang rusuk dari suaminya
Ada banyak orang Kristen yang memahami bahwa isterinya adalah tulang rusuknya sehingga ia berkata, ”Memang engkau adalah tulang rusukku.” Artinya, mereka memahami bahwa di dunia ini hanya ada satu wanita saja yang sebenarnya adalah pasangan hidup dari Tuhan. Jika hal ini memang benar, maka masalahnya akan muncul jika seorang janda yang atas kematian suaminya mau menikah lagi, lalu apakah itu berarti ia dapat menggeser rusuk wanita lain yang seharusnya menjadi pasangan calon suaminya yang kedua? Atau, apakah ia memang tulang rusuk dari dua orang pria? Padahal Paulus menjelaskan di dalam I Kor. 7:39 bahwa seorang isteri boleh menikah lagi jika suminya sudah meninggal. ”Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.”
Suatu kali orang Saduki bertanya kepada Yesus dalam Mat 22:24-28, ”Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya.Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia.” Dari kisah ini terlihat bahwa Tuhan tidak menetapkan satu rusuk atau satu wanita untuk satu pria tertentu, disini bahkan terdapat tujuh pria yang menikahi wanita yang sama.
Pasangan kita adalah pilihan kita sendiri!
Rasul Paulus mengatakan bahwa kawin atau tidak kawin itu adalah masalah kebebasan kita sendiri. Kata-kata ”jika ... ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya” ini menunjukkan bahwa menikah dengan seseorang itu adalah piliha kita sendiri!. ” Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan. Tetapi jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.” (I Kor. 7:35-36).
Pentingnya kita meluruskan konsep tentang jodoh atau pasangan hidup kita adalah bukan jodoh yang telah ditentukan oleh Tuhan, melainkan adalah pilihan kita sendiri, karena :
1. Kita harus bertanggung jawab terhadap pilihan kita sendiri
Jangan sampai terjadi Anda mengatakan, ”Tuhan, pasangan pilihanMu yang Engkau berikan kepadaku ini tidak cocok denganku, Engkau salah memilihkan jodoh buatku. Aku minta cerai Tuhan, dan berikan pasangan yang baru.” Ingatlah, bahwa hanya Hawa yang diberikan Tuhan secara khusus kepada Adam karena memang pada waktu itu baru ada satu pria dan satu wanita. Sekarang ini, Anda sendirilah yang telah memilih pasangan Anda karena itu bertanggung jawablah. Kita bertanggung jawab karena pasangan kita dengan setia kepadanya, mengasihinya, menerima apa adanya, karena kita sendirilah yang telah memilihnya. Ingat-ingat bukankah dulu Anda begitu ngotot mau menikah dengannya, setelah terjadi perselisihan kecil jangan langsung melemparkan kesalahan kepada Tuhan. Anda harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan Anda dengan sebaik-baiknya.
Bagaimanapun keadaan pasangan kita, bawel, keras, kasar, dia adalah pasangan yang telah kita pilih sendiri, masing-masing harus belajar menyesuaikan diri. Tidak boleh seenaknya saja kita ceraikan! Itulah sebabnya sangat penting masa pacaran untuk membuka kedua mata lebar-lebar, kalau perlu tambahkan kedua mata ayah dan ibu kita untuk menilai pasangan kita supaya benar-benar mendapatkan yang cocok.
2. Kita jangan sembarangan mengatakan bahwa ini adalah takdir dari Tuhan
Seringkali mulut kita terlalu cepat ketika melihat pasangan yang sangat serasi, ”Memang mereka adalah pasangan yang betul-betul dari Tuhan.” Ini kalau pasangan serasi, bagaiamana kalau pasangan tidak serasi, selalu ribut, saling pukul setiap hari, masih beranikah mengatakan,”Memang mereka pasangan dari Tuhan.”
Kita perlu berhati-hati dalam berkata-kata, ”Ini jodoh dari Tuhan,” agar tidak kebablasan, seperti yang dilakukan seorang artis yang merebut suami artis lain, ketika ditanya oleh wartawan dengan entengnya dia berkata, ”Ini memang takdir dari Tuhan.” Ingat Tuhan tidak pernah menakdirkan orang untuk bercerai! Tuhan membenci perceraian! Baik perceraiannya sendiri maupun perceraian yang terjadi di pihak orang lain karena suami orang direbutnya. ” Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu. Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya. Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel--juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat! ”(Maleakhi 2:14-16).
-
20 Desember 2015
JODOH YANG SESUAI DENGAN KEHENDAK TUHAN
Dua hal yang menjadi kehendak Allah pada waktu ia menciptakan manusia, yaiut (1) beranak cuculah, penuhilah bumi (Kej. 1:28; 9:1, 7). Ini adalah panggilan pro-kreasi; (2) mengusahakan dan memelihara taman Eden (Kej. 2:15) atau bekerjalah (Kej. 3:19). Ini adalah panggilan budaya. Bekerja adalah suatu panggilan yang normal dan baik, demikian juga panggilan untuk menikah. Tetapi, untuk berprofesi sebagai apa, entahkah sebagai peternak (Habel) atau sebagai petani (Kain) adalah pilihan kita sendiri. ” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani ” (Kej. 4:2). Demikian juga dengan pernikahan, Tuhan ingin seorang menikah, tetapi menikah dengan siapa adalah pilihan kita sendiri. Mendapatkan seorang isteri, adalah sesuatu yang baik dan berkenan kepada Tuhan. ” Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN.” (Ams.18:22). Dan, sebagaimana kita mendapatkan pekerjaan, atau posisi yang baik kita katakan itu adalah anugerah dari Tuhan; kita memiliki kekayaan adalah anugerah dari Tuhan sekalipun kekayaan itu kita cari sendiri dengan tangan kita; kita juga memiliki kesehatan kita katakan itu anugerah dari Tuhan; maka demikian juga jika kita mendapatkan isteri yang baik maka itu juga adalah karunia Tuhan. Amsal 19:14 mengatakan, ” Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN.” Karunia Tuhan di dalam ayat ini juga berkaitan dengan kebiasaan jaman dahulu dimana seorang ayah mencarikan isteri untuk anaknya sesuai dengan ketentuan Tuhan, sehingga anaknya tidak mendapatkan isteri yang bawel dan seuka bertengkar, seperti yang dikatakan dalam ayat sebelumnya (Amsal 19:13).
Prinsip-prinsip Jodoh Yang Sesuai Dengan Kehendak Tuhan
Sebagaimana di dalam bekerja, Tuhan hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja, misalnya pekerjaan yang dilakukan haruslah pekerjaan yang baik. (Ef. 4:28; Kol. 1:10; Tit. 3:14); dilakukan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan (Kol. 3:23); taat pada peraturan pemerintah (Mat. 22:21; Rom. 13:6-7; Tit. 3:1); Tetapi jenis apa pekerjaan itu adalh pilihan kita masing-masing yang dapat disesuaikan dengan bakat, kesukaan, pendidikan, ketrampilan, kesenangan atau hobi kita.
Demikian juga halnya dengan pasangan hidup, Tuhan hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja, tetapi siapa orangnya adalah pilihan kita sendiri. Selebihnya dari prinsip-prinsip dasar ini, lebih mengacu kepada soal selera, dan Tuhan memberikan kebebasan kepada kita untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan hati kita; apakah kita senang dengan pasangan yang tinggi atau pendek, hitam atau putih, suku apa, orang yang pendiam atau yang ”ngocol”, dll.
Prinsip-prinsip dasar yang Tuhan berikan sangat berguna bagi kita untuk mendapatkan pasangan yang bersamanya kita dapat hidup berbahagia seumur hidup kita. Apa saja prinsip-prinsip dasar itu?
1. Pasangan yang berlainan jenis
Allah menciptakan Hawa yang berjenis kelamin perempuan untuk menjadi pasangan Adam yang berjenis kelamin laki-laki. Itulah sebabnya dikatakan, ” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kej. 2:24; Mat. 19:5; Mrk. 10:7; Ef. 5:31)
Ini jelas mengajarkan kepada kita bahwa pasangan yang dikehendaki oleh Tuhan adalah pasangan yang berlainan jenis, bukan pasangan yang sejenis, misalnya pria dengan pria atau wanita dengan wanita. Pasangan yang sejenis justru dikeecam oleh Allah. ”Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.” (Rom. 1:27)
2. Satu pria dan satu wanita
Pernikahan yang dikehendaki oleh Tuhan adalah pernikahan yang monogami, antara seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan yang monogami ini, tidak hanya berlaku bagi para penilik jemaat dan diaken saja (I Tim. 3:2; Tit. 1:6) tetapi berlaku juga bagi semua orang percaya. Ketika firman Tuhan mengatakan” ..... sehingga keduanya menjadi satu daging ... ” ini harus dimaknai sebagai ”hanya dua orang saja dan tidak ada orang ketiga”, bukan ”dua menjadi satu” di sini dan ditempat lain ada lagi ”dua menjadi satu” yang lain. Firman Tuhan dalam Roma 7:2-3 cukup jelas menerangkan pada kita prinsip satu pria terikat pada satu isteri, kecuali salah seorang di antara mereka telah meninggal. ” Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain. ” Baca juga I Kor. 7:27; 9:5
3. Pasangan yang seiman
Jika Anda ingin hidup bahagia, carilah pasangan yang seiman, bukan hanya segereja, atau seagama, tetapi seiman, karena ada juga orang-orang Kristen yang tidak beriman. ”Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (II Kor. 6:14). ” Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya. ” (I kor. 7:39).
4. Pasangan yang sepadan
Ketika Tuhan menciptakan Hawa, Ia menciptakan pasangan yang sepadan bagi Adam. ”TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."” (Kejadian 2:18). Memang sepadan disini juga bisa diartikan sepadan dalam arti sama-sama manusia, bukan binatang. ”Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.” (Kej. 2:20)
Tetapi kata sepadan ini dapat diartikan juga ”seimbang”, artinya pasangan suami isteri itu akan lebih mudah berkomunikasi dan berinteraksi jika keduanya seimbang. Seimbang ini dalam hal latar belakang sosial-ekonomi, pendidikan, karakter, kecerdasan, tingkat humor, usia, dll. Sekalipun ini tidak mutlak, namun ini akan menjadi faktor penunjang yang sangat berarti.
5. Saling mengasihi
Hal ini juga sangat penting adalah saling mengasihi di antara kedua pasangan, sama seperti Iskhak mengasihi Ribka (Kej. 24:67) atau Yakub mengasihi Rahel (Kej. 29:18). Kasih yang diperlukan bukan sembarang kasih tetapi Kristus yang mau menerima pasangannya sebagaimana adanya, mau mengampuni, rela melayani, rela berkorban, dan memberikan rasa aman. ” Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Ef. 5:25). Setiap pasangan harus belajar untuk saling merendahkan dirinya satu terhadap yang lain (Ef. 5:21) karena tidak ada yang sempurna di dunia ini. Gunakanlah kata-kata yang sopan dan lembut dan jangan saling menyalahkan.
Sharing FT minggu ini, semoga membertkati Anda sekalian.GBU
-
20 Desember 2015
Nah ini. Akhirnya ada juga yang meluruskan konsep "jodoh" dan "takdir" di ajaran Kristen.
Keren
Ini artikelnya yang nulis kak Dedy sendiri? Lanjutkaan. Tetep semangat kak.
Selamat hari Minggu
-
20 Desember 2015
ZORO133 tulis:
Nah ini. Akhirnya ada juga yang meluruskan konsep "jodoh" dan "takdir" di ajaran Kristen.
Keren
Ini artikelnya yang nulis kak Dedy sendiri? Lanjutkaan. Tetep semangat kak.
Selamat hari Minggu
Gak bro, bukan saya yg buat/nulis itu , cuma copas dari forum lain dimana saya aktif dulu.
20 Desember 2015 diubah oleh DEDY149
-
20 Desember 2015
Lanjutan dari thread jodoh adalah takdir atau pilihan
-
20 Desember 2015
Klo kepergok hansip pas lgi mojok terus di kawinin , berarti di tangan hansip dong ..wkwkwk
-
20 Desember 2015
Hahaha boleh boleh Lae MIKOYU815
MIKOYU815 tulis:
Klo kepergok hansip pas lgi mojok terus di kawinin , berarti di tangan hansip dong ..wkwkwk
20 Desember 2015 diubah oleh LAMSIHAR119
-
21 Desember 2015
MIKOYU815 tulis:
Klo kepergok hansip pas lgi mojok terus di kawinin , berarti di tangan hansip dong ..wkwkwk
Pak hansip pergokin saya dong .... pengen kawin niihh (baca : nikah yaaa .. plus kawin juga sih wkwkwk)
-
21 Desember 2015
MIKOYU815 tulis:
Klo kepergok hansip pas lgi mojok terus di kawinin , berarti di tangan hansip dong ..wkwkwk
Ya ampun bro, cerita di kampung bener, pake kepergok hansip
-
21 Desember 2015
HANA914 tulis:
Lanjutan dari thread jodoh adalah takdir atau pilihan
Yoii sis, bener sekalee
-
21 Desember 2015
hehehehehhehehe sepertinya hampir sama dengan Thread aku :)
atw menjawab Thread aku kah ko :)
21 Desember 2015 diubah oleh LISBETH921
-
21 Desember 2015
Topiknya sangat menarik & timingnya co cok!..hehehe ndak bisa klo ndak komen.. :D @Keren It's Cool Bro @DEDY. saya suka ulasan point 3, 4 dan 5. Strong Point tidak seperti tulisan2 yg lainnya, terlalu banyak teori ngak banyak praktek Kasihnya point 5. Cinta itu belum tentu Kasih namun klo Kasih sudah pasti Cinta ;). Seagama saja Ndak Cukup kerna belum tentu punya level iman yg seimbang dalam Kristus. Membaca tulisan Bro@DEDY membuat saya makin yakin & makin percaya dengan apa yg sedang kami jalani berdua. Makasih buat berkat natal postingannya.. #Stay Blessed!
-
21 Desember 2015
Nasehat atau tulisan bermakna mengandung unsur damai sejahtera jika didapatkan saat dibutuhkan, tidak terlalu lambat pun tidak terlalu cepat. Tidak terlalu manis atau terlalu asin. Namun jawaban yg menyejukkan pasti membawa kedamaian & ketentraman buat mereka yg ikhlas menerima sepenuh hati dgn takaran iman yg pas.
-
21 Desember 2015
Ini memberi penekanan dari diskusi sebelumnya, bahwa teman hidup memang pilihan, saat pilihan itu dilanjutkan dgn berani membayar harga yang hars dipenuhi hingga akhir hayat, saat itulah sebenarnya baru bisa ditemukan kesimpulannya, bahwa itu jodoh. KEsimpulan jodoh atau tidak sebenarnya memang tidak bisa disampaikan di depan saat pernikahan terjadi sekalipon.
-
21 Desember 2015
NUGIEE368 tulis:
Ini memberi penekanan dari diskusi sebelumnya, bahwa teman hidup memang pilihan, saat pilihan itu dilanjutkan dgn berani membayar harga yang hars dipenuhi hingga akhir hayat, saat itulah sebenarnya baru bisa ditemukan kesimpulannya, bahwa itu jodoh. KEsimpulan jodoh atau tidak sebenarnya memang tidak bisa disampaikan di depan saat pernikahan terjadi sekalipon.
Jawaban yg tepat adalah didapatkan di saat dibutuhkan, tidak terlalu manis tidak terlalu asin pun tidak terlalu pedas, tepat sesuai kebutuhan, tidak harus terlalu mewah tidak perlu seolah-olah menyilaukan & mengalihkan dunia-mu. Tepat kerna kmu sudah siap, tepat kerna semua ketakutan dan kecemasan bisa diredam, dan tepat kerna bersikap disiplin serta berani melangkah ke ranah dunia berikutnya. @Your Life is Your Full of Challenges & Be The Winner!
-
21 Desember 2015
RARA477 tulis:
Topiknya sangat menarik & timingnya co cok!..hehehe ndak bisa klo ndak komen.. :D @Keren It's Cool Bro @DEDY. saya suka ulasan point 3, 4 dan 5. Strong Point tidak seperti tulisan2 yg lainnya, terlalu banyak teori ngak banyak praktek Kasihnya point 5. Cinta itu belum tentu Kasih namun klo Kasih sudah pasti Cinta ;). Seagama saja Ndak Cukup kerna belum tentu punya level iman yg seimbang dalam Kristus. Membaca tulisan Bro@DEDY membuat saya makin yakin & makin percaya dengan apa yg sedang kami jalani berdua. Makasih buat berkat natal postingannya.. #Stay Blessed!
Trims sis Rara . Berkaitan dengan artikel ini, saya jadi ingat perkataan gembala gereja saya.
"Jangan salah pilih suami atau istri, salah pilih, nyeselnya seumur hidup."
Perkataan itu saya rasa kasar seh, tapi kalo dipikir pikir ada benernya juga
-
21 Desember 2015
DEDY149 tulis:
Ya ampun bro, cerita di kampung bener, pake kepergok hansip
lho emang baru tempe e tahu kamu bro Dedy #kemana aje kwwkwk
-
21 Desember 2015
LISBETH921 tulis:
hehehehehhehehe sepertinya hampir sama dengan Thread aku :)
atw menjawab Thread aku kah ko :)
Ya sebtulnya aq mo nanggapin threadmu dengan artikel ini, tapi berhubung artikelnya kepanjangan dan bisa membingungkan, jadi aq buat artikel ini sebagai renungan di topik alkitab saja
-
21 Desember 2015
kebelet sis wakakakak
HANA914 tulis:
Pak hansip pergokin saya dong .... pengen kawin niihh (baca : nikah yaaa .. plus kawin juga sih wkwkwk)
-
21 Desember 2015
www.republika.co.id/berita/hum ... -kunjung-datang
Nara sumber artikel beragama Islam, di Jodoh kristen disesuaikan saja.
Seseorang memasuki dunia pernikahan, perlu adanya persiapan tertentu.
Pertama adalah kematangan jasmani.
Tak kalah penting adalah kematangan pikiran. Ini ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki, rangkaian pendidikan, dan pengalaman hidup yang memberi andil dalam cara pikir dan perilaku seseorang. -
5 November 2016
Shalom,
Silakan dilanjutkan pada topik sebelumnya yaitu Jodoh yang Dari Tuhan
www.jodohkristen.com/topic/42/