Embun kala senja
-
22 Januari 2017
From Zero to Zero
Suatu hari saya bertemu seorang profesor. Dia tinggal di bali berdua saja dengan istri sedang ketiga anaknya tinggal di Ausie. Hidupnya sangat sederhana, padahal ia bisa hidup lebih mewah diusia pensiunnya dan juga anak-anaknya lumayan berduit. Namun ia memilih untuk hidup seadanya, penuh syukur, hidup tanpa beban.
Ketika sya tya, apakah ia kesepian? Ia bilang tidak. "Dulu saya lahir sendirian, ketemu pacar lalu menjadi istri saya. Tak lama, anak-anakpun hadir. Tapi... suatu hari nanti, saya akan kembali sendiri lagi, diruang ICU atau di sebuah peti. From zero to zero. Jadi buat apa dipermasalahkan?" Jelasnya dengan bijak.
Mendengar itu, saya pun langsung mengerti filosofi hidupnya, dan itu tepat sekali. Jika hari ini suami atau istri meninggalkan kita, itu wajar saja krna dulunya kita juga hidup sendiri. Jika hari ini usaha kita bankrut, tidak usah dipersoalkan karena dulunya kita juga tidak punya usaha. Jika kita harus menjual harta benda misal rumah atau mobil, jangan bersedih hati. Toh dulunya kita juga tidak memilikinya. From zero to zero, semua akan ditinggalkan, kita akan kembali sendiri lagi, tanpa memiliki apapun untuk digenggam.
22 Januari 2017 diubah oleh JONY310
-
22 Januari 2017
From zero to zero. Bacaan yang maha berat. Berat dicerna dan berat diterima nurani. Namun demikian, tiada kata lain kecuali tulisan Jony310 mengandung keniscayaan dan kebenaran. Luar biasa. Penulis sejati. Lanjutkan!
22 Januari 2017 diubah oleh HANDAYANI904
-
22 Januari 2017
HANDAYANI904 tulis:
From zero to zero. Bacaan yang maha berat. Berat dicerna dan berat diterima nurani. Namun demikian, tiada kata lain kecuali tulisan Jony310 mengandung keniscayaan dan kebenaran. Luar biasa. Penulis sejati. Lanjutkan!
Wah.. baru denger istilah maha berat
-
23 Januari 2017
The power of giving
Sekitar sepuluh tahun yang lalu, seperti biasa, saya membawa beberapa hadiah seperti snack, coklat, buku, alat tulis kadang juga berbagai mainan untuk adik-adik sekolah minggu. Hari itu, saya tidak menghitung berapa jumlah hadiah yang saya bawa, langsung saja berangkat. Seharusnya, saya membawa lebih banyak, buat persiapan jika ada anak baru yang bergabung.
Setelah selesai acara Bible story, saatnya membagikan hadiah. Dan... ternyata hadiah tidak cukup, kurang satu. Saya merasa kasian dan tidak enak hati sama anak terakhir yang tidak kebagian, namun untuk membeli hadiah dadakan juga tidak dimungkinkan. Akhirnya saya pun berjanji utk membawanya minggu depan.
Seorang adik perempuan, usia sekitar 8 tahun menyelamatkan suasana itu. "Nih hadiahnya buat kamu aja.." katanya dengan senyum dan mata bersinar. Wah.. sungguh sebuah teladan yang luarbiasa dari anak sekecil itu. Saya pun memujinya karena telah bersikap mau mengalah, mau berbagi dan tidak egois.
Ketika sy hendak memasukkan alkitab ke dalam tas, ternyata saya menemukan sebuah bingkisan lain yang seharusnya untuk event tertentu. Tentu nilainya berkali lipat dari yang saya bagikan tadi. Langsung saja saya ambil dan berikan ke adik perempuan tadi. Ia pun menerima dengan senang. Kesempatan itu sy manfaatkan untuk mengingatkan adik-adik sekolah minggu bahwa apabila kita mau berbagi dengan tulus, Tuhan senang dan akan membalasnya berkali lipat.
Kejadian ini masih saya ingat hingga sekarang, sederhana namun sangat bermakna. Saya yakin, si adik perempuan tadi juga tidak melupakan hari itu. Sekarang ia telah dewasa, tidak hanya cantik parasnya, namun juga cantik sifatnya. Berbagi disaat kelimpahan memang mudah, namun berbagi di tengah kekurangan, sungguh hal yang sangat berat untuk dilakukan.
-
24 Januari 2017
Belajar dari kecoa
Inspirasi tidak harus datang dari sesuatu yg besar, wah dan bombastis, namun bisa dari seekor kecoa malang di dapur rumah. Yaa malang sekali nasibnya. Walau bisa terbang dan memiliki enam kaki, kecoa memiliki kelemahan yang fatal. Jika ia terbalik atau terlentang, maka ia tidak akan bisa mengembalikan dirinya seperti semula. Tak lama kemudian, ia pun mati. Padahal, kecoa mampu bertahan hidup tanpa kepala selama berhari-hari bahkan sampai sebulan. Rupanya pada saat ia terlentang, terjadi kekejangan otot dan gangguan pernafasan.
Kejadian ini telah sering saya amati. Terkadang sebelum ia mati, semut telah lebih dulu menyerangnya. Jadi pilihannya hanya ada dua, mati karena kekejangan otot atau mati diserang semut. Tidak ada pilihan yang baik. Ia tidak bisa kembali berdiri tanpa bantuan dari luar.
Malam itu sy menemukan sesuatu yang lain dari biasanya. Seekor kecoa jatuh terlentang. Ia pun terdiam beberapa saat, lalu mulai menggerakkan seluruh kaki dan mengembangkan sayapnya. Beberapa lama ia mencoba, ia hanya berputar-putar saja dilantai. Saya pun bergumam, percuma saja ia melakukan itu. Tapi kecoa ini benar-benar beda, ia tidak mudah menyerah. Jika kecoa yg lain berjuang paling satu hingga dua jam, yang ini lebih lama dari itu. Ia terus saja berputar dan berputar hingga akhirnya... ia menemukan sepotong roti kecil dan menjadikannya landasan untuk membalikkan badannya. Berhasil. Ia pun terbang kembali.
Dalam hidup ini, pastilah semua orang pernah terjatuh. Yang jadi pembeda adalah, ketika jatuh apakah ia berharap uluran tangan orang lain atau... ia berusaha semaksimal mungkin dengan sisa-sisa kekuatan yang masih ada didalam dirinya. Banyak yg akhirnya 'mati' karna tiadanya bantuan orang lain. Menyalahkan nasib, pasrah dengan keadaan. Tentu ada juga yg bisa bangkit kembali walau harus berjuang sendiri dengan cucuran keringat dan airmata. Tidak, ia tidak sendiri, tetapi Tuhanlah yang memampukannya. Tidak akan dibiarkanNya kita jatuh tergeletak tak berdaya.
24 Januari 2017 diubah oleh JONY310
-
25 Januari 2017
Sebuah Pencarian ( part-1 )
Bermula dari sekolah minggu hingga dibaptis di sebuah gereja protestan, memberi saya pondasi iman yang kokoh. Maklum saja, untuk dibaptis perlu mengikuti katekisasi hingga berbulan-bulan. Saya merasa nyaman, full heart melayani di gereja. Sebagai gereja awal, tidak banyak hal yg berkecamuk di pikiran, hinga akhirnya sy pun meninggalkan kota kelahiran.
Perjalanan ke kota perantauan, membawaku memasuki berbagai macam aliran gereja, ada yg menyebutnya kharismatik, pantekosta, injili, yehova bahkan yang fundamental, mirip ortodoks. Pindah dari satu gereja ke gereja lainnya memang bukan hal yang diinginkan, namun terpaksa dilakukan karena banyak pengajaran yang bertentangan dengan hati nurani.
Suatu hari sy memasuki sebuah gereja yang megah dengan ribuan jemaat. Cukup nyaman dibuatnya hingga beribadah disitu beberapa bulan, hingga suatu hari sy melihat pertunjukan mistis seorg pendeta pada saat altar call. Jemaat yang tidak rebah, didorongnya sekuat tenaga, hingga jemaat tadi rebah karna dorongan tangan, bukan dorongan Roh Kudus. Seolah-olah tanpa 'rebah', pendeta tersebut tiidak memiliki kuasa. Sejak itu, sy pun memutuskan utk pergi.
Masuk lagi ke sebuah gereja dimana jemaat berebutan minyak urapan, disiram di rumah, rumahnya tidak banjir. Di siram ditoko, pelanggan ramai. Diminum, sakit penyakit sembuh. Hal yang berbau mistis rupanya telah memasuki gereja. Saya bukan tidak percaya dengan kuasa Tuhan yg bisa menggunakan media apa saja, bhkan Yesus pun pernah menggunakan ludah. Namun mengajarkan jemaat seperti itu, tentu tidak mendidik, tidak mendewasakan. Harusnya jemaat diajarkan untuk hidup sehat, kerja keras, berpikir cerdas. Saya pun keluar.
Teman saya mengajak ke gereja tempatnya beribadah yg menurut saya sangat berbeda dari yg umumnya. Pengajaran alkitabnya sangat bagus walau dengan teologi yang berbeda, sulit untuk dibantah. Mereka mengakui bahwa alkitab adalah satu2nya firman Tuhan. Diluar itu tidak ada firman Tuhan. Nubuatan telah berakhir. Jadi, Tuhan tidak lagi berbicara langsung dengan manusia. Mereka memiliki alasan yang logis. Jika Tuhan berbicara lgsg dgn kita, berarti firman Tuhan ada banyak, ada alkitab, ada firman ke si A, si B, ke kita sendiri dan org lain. Mana yg bisa jadi pegangan?
Logika saya bisa menerima, namun hati nurani tidak bisa menerimanya. Karena dengan begitu, buat apa kita berdoa jika Tuhan tdk berbicara lagi dgn kita? Akhirnya saya pun keluar. Dan masuk lagi ke gereja mall lainnya. Awalnya semua tampak indah, normal2 saja hingga suatu ketika sy menemukan hal yg mengejutkan. Mereka sangat menekankan tentang persembahan, memberi sedikit akan menuai sedikit, memberi banyak akan menuai banyak. Semua uang itu diangkat oleh pendetanya lalu didoakan, seperti Yesus yg berdoa untuk lima roti dan dua ikan. Terjadi pelipatgandaan disitu. Wow.. mengerikan. Segera saya melarikan diri.
Tidak adakah gereja yang benar-benar mengajarkan kebenaran seperti yang selama ini saya cari? Sy memaklumi, nilai kebenaran suatu keyakinan itu relatif. Mgkin bagi sy apa yg diceritakan diatas mengerikan, tetapi tidak bagi yg lain. Mohon maaf jika ada statement sy yang menyinggung, tidak bermaksud menyerang tetapi lebih ke sharing perjalanan iman saya.
-
26 Januari 2017
Matinya hati nurani
Saya punya teman, cowo, sebut saja berinisial R yang menurut saya lumayan baik. Suatu hari, ada temannya, cewe sebut saja W yang sedang menganggur dan butuh biaya untuk bayar kost dan makan sehari-hari. R memberinya uang yang cukup, malah lebih. Tak lama ia pun coba menampungnya kerja, walaupun sebenarnya tidak ada kerjaan, hanya bermaksud membantunya sebulan kedepan. Ditugasinlah untuk membuat konten promosi di media sosial, tetapi si W tidak mampu, ia sangat gaptek walaupun hp nya iphone. Jadi setiap hari, si W ini cuma datang, duduk, pulang. Benar2 tdk ada kerjaan.
Sebulan berlalu, R melihat bahwa W sangat enjoy dengan kondisi kerjaan saat itu yg cuma datang duduk pulang, bukan malah tidak enak hati makan gaji buta. R berharap, si W mengundurkan diri, atau proaktif untuk belajar memahami kerjaannya, atau minimal bertanya, apa yg harus dikerjakan. Nyatanya tidak demikian. Alhasil, R menyuruh W untuk mencari pekerjaan lain.
Yang mengejutkan, si W malah menuntut gaji sebulan full karena memberhentikannya sepihak, walaupun di bulan kedua, ia hanya datang seminggu, datang saja seperti biasa, tidak ada kerjaan. Gaji yg diterimanya dihabiskan untuk membeli hadiah utk keluarganya di kampung. Sangat egois. Ketika R curhat ke saya, saya pun terkaget-kaget, bahwa ada wanita seperti itu. Seharusnya ia tahu diri, jangankan menuntut, harusnya malah berusaha mengembalikan uang hasil pemberian si W. Saya berpikir, jaman apakah sekarang ini hingga hati nurani terasa mati?
-
31 Januari 2017
Teladan yang mengagumkan dari pribadi yang berintegritas
Pada tanggal 20 Januari, seusai inagurasi Donald Trump, keluarga Obama pindah ke rumah sewaan setelah menghabiskan delapan tahun tinggal di Gedung Putih.
Keluarga Obama tidak memiliki rumah hingga saat ini. Juga, Obama membayar sendiri pengeluaran belanja kebutuhan rumah tangganya, mulai dari tapal gigi hingga tisu wc, wasrei dll. Liburan keluarga juga bukan gratisan.
Demikian pula, seusai upacara, mantan Wakil Presiden Joe Biden, menenteng tas kantornya, dan pulang ke rumahnya di Wilmington dengan menumpang keretaapi Amtrak Acela Express. Kasihan mereka bukan?
Begitulah teladan pribadi yang berintegritas dari dua mantan pemangku jabatan publik tertinggi dari satu-satunya negara Adi Kuasa.
Biden memangku jabatan publik selama 43 tahun menyusul pemilihan pertama yang dimenangkannya sebagai Senator pada usia 29 tahun. Meskipun telah menjabat 35 tahun dalam Senat plus delapan tahun sebagai Wakil Presiden.
Biden tidak lagi mampu melunasi mahalnya biaya perawatan kanker bagi anaknya. Siapakah anak Joe Biden? Seorang Jaksa Agung dari Negara Bagian Delaware. Dia juga veteran perang Irak sebelum menjabat Jaksa Agung.
Biaya perawatan kanker telah menguras seluruh tabungannya. Datanglah ayahnya untuk membantu. Sayang sekali, jumlahnya tetap tidak memadai.
Ketika Joe merencanakan menjual rumahnya untuk menutup tagihan perawatan anaknya, Presiden Obama rela meminjamkan dana dari tabungan pribadinya. Dengan demikian sahabatnya tidak perlu menjual rumahnya.
Biden mensharingkan kisah pribadinya yang memilukan hati itu di hadapan para pemirsa TV hingga mencucurkan airmatanya. Sayang sekali putera kesayangannya meninggal sekalipun sang ayah telah memberikan yang terbaik baginya.
Baik Obama maupun Biden tidak menyombongkan uang yang berlimpah, rumah dan mobil yang banyak, dikawal oleh petugas sekuriti yang masif setelah tidak lagi menjabat posisi puncak. Dengan tegap, mereka berjalan meninggalkan rumah jabatan. Obama pulang ke rumah sewaan dan Biden pulang menggunakan sarana transportasi umum.
Refleksi "Pemimpin dunia yg tidak duniawi"
-
31 Januari 2017
Dua tokoh yg berhasil menginspirasi dunia gonna miss this two, well done sir...
LIZ681 tulis:
Baik Obama maupun Biden tidak menyombongkan uang yang berlimpah, rumah dan mobil yang banyak, dikawal oleh petugas sekuriti yang masif setelah tidak lagi menjabat posisi puncak. Dengan tegap, mereka berjalan meninggalkan rumah jabatan. Obama pulang ke rumah sewaan dan Biden pulang menggunakan sarana transportasi umum.
Refleksi "Pemimpin dunia yg tidak duniawi"
31 Januari 2017 diubah oleh VINA735
-
31 Januari 2017
Kuasa Usaha Palestina untuk Indonesia, Taher Ibrahim Abdallah Hamad menyampaikan salam perdamaian kepada seluruh Pemuda Kristen se-Indonesia dalam perayaan Natal yang diadakan di GBI Mawar Saron, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (30/1) malam.
“Saya menyampaikan suara rakyat Palestina. Salam perdamaian untuk masyarakat Indonesia, juga kepada para pemuda-pemuda Kristen yang sedang berbahagia merayakan Natal, hari kelahiran Yesus, tokoh yang juga sangat dihormati oleh penduduk Palestina,” katanya dalam konferensi pers sebelum acara.
Saya mewakili pemerintah Palestina mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada rakyat dan pemerintah Indonesia yang sudah banyak membantu kami. Namun selain menghadirkan perdamaian di Palestina, rakyat Indonesia harus juga berusaha menjaga persatuan di negaranya sendiri, yakni dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat,” ujar Taher.
“Setiap Natal di Palestina, seluruh masyarakatnya merayakan bersama, padahal banyak Muslim disitu. Tapi semua, seluruhnya ikut merayakan. Dan juga jika Hari Raya (Lebaran), semuanya juga merayakan bersama, dan ada pula umat Kristen disitu. Jadi tidak ada masalah sama sekali soal hubungan beragama,” tandasnya.
Taher juga menyampaikan, adanya pernyataan resmi Kedubes Palestina baru-baru ini mengenai penggunaan bendera Palestina menunjukkan Palestina adalah negara yang toleran dan mencintai perdamaian. Palestina bersedia benderanya digunakan untuk aksi demo yang menyuarakan perdamaian, bukan sebaliknya.
“Ada respon dari suatu ormas yang mempertanyakan keabsahan pernyataan tersebut. Saya sampaikan disini, Kedubes Palestina merupakan perwakilan resmi dari pemerintah dan masyarakat Palestina,” kata Taher.
-
31 Januari 2017
LIZ681 tulis:
Teladan yang mengagumkan dari pribadi yang berintegritas
....
Refleksi "Pemimpin dunia yg tidak duniawi"
Berbanding terbalik ya sama di Indonesia, kalo disana kekayaan negara di gunakan untuk mensejahtrakan rakyatnya, disini malah mensejahtrakan diri, keluarga dan kroni kroninya. Nah setelah pensiun jadi pejabat, masih blm bisa move on juga, masih pingin berkuasa lebih lama lagi. Emang dipikirnya negara ini megara neneknya ya..
Mudah mudahan pemimpin yang sekarang ini lebih pro rakyat, menuju indonesia yang lebih baik..
Thanks untuk kirimannya LIZ681
1 Februari 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
1 Februari 2017
Samasama bro LISTON872.
LISTON872 tulis:
Berbanding terbalik ya sama di Indonesia, kalo disana kekayaan negara di gunakan untuk mensejahtrakan rakyatnya, disini malah mensejahtrakan diri, keluarga dan kroni kroninya. Nah setelah pensiun jadi pejabat, masih blm bisa move on juga, masih pingin berkuasa lebih lama lagi. Emang dipikirnya negara ini megara neneknya ya..
Mudah mudahan pemimpin yang sekarang ini lebih pro rakyat, menuju indonesia yang lebih baik..
Thanks untuk kirimannya LIZ681
-
12 Februari 2017
Siapa yg masuk surga?
Cerita ini baru saja terjadi antara bulan Desember hingga Januari 2017 yang lalu. Suatu hari, seorg bapak menemukan sebuah iphone seri terbaru berharga puluhan juta. Ia seorg kristen yang taat, pelayanan setiap minggu. Apa yang dilakukannya? Ia langsung menyuruh temannya utk menginstal ulang hp tersebut agar bisa diunakannya, dan membuang kartu lama yang ada disitu.
Sebulan kemudian, ia kehilangan dompet. Isinya tidak terlalu banyak, satu jutaan namun ada surat2 berharga seperti ktp, sim, stnk dll. Dompet itu ternyata ditemukan oleh seorg ibu2 muslim yang hidup sangat sederhana. Ia memberitahu toko tempat ia menemukan dompet itu, agar apabila si empunya datang mencari, bs dtg menemuinya. Ketika didatangi ke rumahnya, rumahnya sangat sederhana. Bahkan bangku utk duduk tamu saja ia tidak punya. Ajaib, satu rupiahpun uang tidak berkurang.
Jika kita yang jadi Tuhan, siapa yg kita pilih masuk surga diantara kedua orang itu? Happy Sunday, GBU
-
26 Februari 2017
Sepatu yang longgar
Seorang suami melihat seorang anak yang memakai baju yang kebesaran ketika mengantar anaknya ke sekolah. Ia pun tertawa dan membisiki istrinya "lihat ma, baju anak itu kebesaran, bahkan sepatunya juga. Sepertinya ortunya tidak bisa memilih ukuran yg pas hehe.."
Mendengar itu, istrinya menatapnya dengan serius, lalu ia pun bercerita. "Dulu, hidup keluarga kami sangat miskin. Untuk menyekolahkan kami tiga bersaudara, sangat berat untuk Ayah yang bekerja sebagai tenaga kuli kasar. Asalkan bisa sekolah, itu sudah cukup bagi kami. Untuk membeli baju seragam dan sepatu, Ayah sengaja membelikan kami satu ukuran lebih besar, dengan tujuan ketika kami mulai bertambah tinggi dan besar, seragam dan sepatu itu masih muat. Jika anak-anak lain ganti setiap tahun, kami bisa tiga tahun bahkan empat tahun baru ganti seragam dan sepatu, itupun jika sudah rusak disana sini."
Hidup dalam keterbatasan mengajarkan kita tentang arti sebuah kesabaran, keikhlasan dan kebijaksanaan. Happy Sunday, GBU
-
26 Februari 2017
Tidak punya uang
Suatu hari, seorang pengusaha sukses yang sekaligus seorang motivator mengadakan seminar di salah satu kota. Dalam pertemuan itu, ia menceritakan tentang bagaimana perjuangannya dari awal sekali, saat ia tidak memiliki uang hanya untuk ongkos ke kota hingga akhirnya ia menjadi seperti sekarang. Salah satu kunci yang ia bagikan adalah terus belajar, entah lewat buku, seminar, workshop, browser dan sebagainya.
Selesai acara, seorg pemuda dengan ragu-ragu menghampiri si pembicara.
"Begini pak, saya saat ini bekerja dengan gaji kecil. Sy ingin sukses. Dan saya ingin mempraktekkan apa yg barusan bpk sharingkan, tapi masalahnya, saya tidak punya uang untuk membeli byk buku atau mengikuti banyak seminar. Untung saja seminar bpk kali ini gratis"
Si pembicara melihatnya sebentar lalu berkata, "maka carilah seminar yg gratis dan buku bekas"
"tapi seminar yg gratis itu jarang. Kalau buku, saya tdk tau harus pinjam ke siapa?"
"maka belajarlah dari internet, disana byk ilmu disharingkan"
"tapi saya tidak punya smartphone atau laptop untuk browsing"
"maka manfaatkan waktu istirahat kantor, minta akses ke karyawan lain untuk pinjam komputer kantor untuk belajar. 1jam sehari sangat cukup. Atau pinjam smartphone sama teman"
"tidak mungkin pak, kan jam istirahat waktunya makan. Lagian ada cctv yg mantau. Pinjam ke teman juga tidak mungkin, mana ada yg kasih"
"maka hematlah pengeluaranmu dan menabunglah utk membelinya"
"gaji sy kecil pak, sudah sy hemat2pun tidak akan cukup untuk membelinya"
"maka pindahlah, cari kerjaan lain dgn gaji yg lebih baik"
"nah itu dia pak, waktu lamar kerja kemarin, sudah puluhan kali tidak ada yg menerima. Perusahaan ini adalah satu2nya yang mau terima saja, walau jadi OB. Jadi gmn caranya biar bisa cari kerja lain?"
"maka belajarlah dari buku, internet, koran, majalah, seminar2 dan juga sharing teman2 lainnya. Disana byk ilmu disharingkan"
"tapi......."
Dan akan banyak pertanyaan dan alasan tak berkualitas dari orang-orang yang mengaku selalu tidak punya uang. Bukan tidak punya uang yang jadi masalah, tetapi mentalnya dahulu yang perlu diubah dan dibangun. #BerubahAtauPunah
-
26 Februari 2017
Thanks mas bro JONY310
Membaca artikel2 tulisan mas bro sangat memberikan motivasi pribadi buat sy ya
Ditunggu artikel2 tulisan berikutnya mas bro.. GBU :)
JONY310 tulis:
Tidak punya uang
Suatu hari, seorang pengusaha sukses yang sekaligus seorang motivator mengadakan seminar di salah satu kota.
....
Bukan tidak punya uang yang jadi masalah, tetapi mentalnya dahulu yang perlu diubah dan dibangun. #BerubahAtauPunah
26 Februari 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
26 Februari 2017
Embun kala senja
Kecubung apa ganja
-
26 Februari 2017
apa maksudnya thread embun kala senja ini? bisa dijelaskan sama yang pembuat ?
-
26 Februari 2017
CHRISTIAN701 tulis:
apa maksudnya thread embun kala senja ini? bisa dijelaskan sama yang pembuat ?
Ya intinya hayalan pak. Kwkw
-
26 Februari 2017
Agreed... :)
LIZ681 tulis:
Thanks mas bro JONY310
Membaca artikel2 tulisan mas bro sangat memberikan motivasi pribadi buat sy ya
Ditunggu artikel2 tulisan berikutnya mas bro.. GBU :)
-
26 Februari 2017
di depan udh ada penjelasan dari TS kyaknya bro...
CHRISTIAN701 tulis:
apa maksudnya thread embun kala senja ini? bisa dijelaskan sama yang pembuat?
JONY310 tulis:
Maaf lupa menjelaskan sedikit. Topik ini sy buat bagi tmn2 yg punya sesuatu yg mau dibagikan, bs sebuah cerita, artikel, statement, kritik sosial yg berusaha utk mengingatkan, menyegarkan, menyemangati jiwa kt ttg kehidupan pribadi atau keadaan disekeliling kita. Terkadang kesadaran itu sering datangnya terlambat. Ibarat Embun dikala Senja.
Daripada sy bikin byk topik, saya satukan aja disini
Buat bung Admin, silahkan dikoreksi jk ada yg salah... Happy Sunday n GBU All
-
28 Februari 2017
Thx too sis
LIZ681 tulis:
Thanks mas bro JONY310
Membaca artikel2 tulisan mas bro sangat memberikan motivasi pribadi buat sy ya
Ditunggu artikel2 tulisan berikutnya mas bro.. GBU :)
-
28 Februari 2017
Yoiii..
VINA735 tulis:
di depan udh ada penjelasan dari TS kyaknya bro...
-
28 Februari 2017
Rebutan panggung
Setiap orang ada panggungnya sendiri. Jika setiap orang ingin menjadi cinderella, tentu ceritanya tidak akan bisa dipentaskan. Mainkan saja peran kita masing2, jangan memerankan sesuatu yang bukan bagian kita. Jika face atau fisik kita tdk mendukung, jangan mengambil peran sebagai orang dengan face dan fisik menawan bak atlet atau selebritis. Jika otak kita tidak mendukung, jangan mengambil peran sebagai orang yang jenius bak Einstein. Jika ternyata uang kita tidak memungkinkan, jangan berperan seperti orang kaya bak milyarder.
Perankan saja apa yang menjadi kekuatan kita, ciri khas kita, talent kita. Akan selalu ada panggung bagi setiap orang, walau bagamanapun keadaannya. Akan selalu ada yang akan menjadi penonton setia kita, fans kita atau pengagum kita. Tampillah di panggungmu sendiri dan jadilah bintang di acaramu sendiri. Hidup akan menjadi indah dan menarik, mengurangi banyak gesekan dan kekecewaan, jika kita masing2 mengerti, mana panggung milik kita dan mana yang bukan. Dimana panggungmu?
-
28 Februari 2017
Mengantri cerdas
Budaya mengantri di negri kita ini bukanlah hal yang baru, mulai dari mengantri mengambil air dikala kekeringan melanda, antrian mengambil bantuan uang dari pemerintah, atau antrian kemacetan di jalanan kota metropolitan. Sayangnya, budaya antri ini tidak disertai kecerdasan mengantri.
Sebuah mobil di gerbang tol, ketika sampai di loket, baru membuka kaca, mencari tiket dan mengambil dompet. Kadang proses mencari tiket butuh waktu sekian puluh detik. Antrian keluar motor juga begitu, sudah di loket baru mulai cari karcis. Kenapa tidak dipersiapkan dari awal?
Antrian isi bbm pun begitu terutama bagi pengendara motor. Ada baiknya membuka jok dan kran terlebih dahulu sewaktu di antrian. Membayar pun tidak perlu tunggu selesai proses pengisian, apalagi dengan lembaran yang besar, butuh kembalian yang banyak, kecuali utk full tank, belum terbaca angkanya.
Antrian di bank atau atm juga ternyata sama. Rata2 orang sampai di depan atm baru membuka dompet dan mengeluarkan atm, kadang baru mengeluarkan catatan untuk nomor rekening tujuan transfer. Itu tentu menghabiskan waktu sekian detik. Saya jg pernah ketemu penumpang pesawat yang baru mengeluarkan ktp ketika di loket, itupun sempat cari2 dulu beberapa puluh detik. Kenapa tdk disiapkan terlebih dahulu sewaktu lagi mengantri? Mmg selisih waktu tidak banyak, tetapi jika dipraktekkan oleh semua orang, alhasil jadinya terasa signifikan. Antrian yg tdk cerdas membuat antrian pun jadi kian panjang, lama dan membosankan. Mulailah dari diri kita sendiri, mulailah dari hal yg kecil, dan mulailah dari sekarang. Nite, Gbu