Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Embun kala senja

ForumInspirasi

401 – 425 dari 1106    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 16  17  18 ... 45  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • JONY310

    2 Maret 2017

    The real soldier

    Kisah ini terjadi di suatu kamp latihan militer. Suatu hari, sersan pelatih muncul di antara sekelompok prajurit muda yang sedang beristirahat. Tiba-tiba ia melemparkan sebuah granat tangan ke tengah-tengah mereka. Sontak saja, mereka lari berhamburan untuk menyelamatkan diri. Ternyata granat itu tidak aktif. Sang sersan sengaja ingin melihat bagaimana reaksi mereka ketika dalam keadaan darurat.

    Keesokan harinya, datanglah sekelompok prajurit yang baru dan segera menggabungkan diri ke kelompok yang datang duluan. Seperti yang sudah-sudah, sang sersan pun muncul dan melemparkan granat ke tengah-tengah mereka, para prajurit baru itu, yang tidak tahu bahwa granat itu takkan meledak. Apa yang terjadi? Mereka pun lari terkocar-kacir menyelamatkan diri. Namun tidak bagi seorang prajurit. Ia berlari bukan menjauh dari granat tersebut, tetapi malah buru-buru menjatuhkan diri di atas granat agar ledakannya tidak mencederai rekan-rekannya. Ia mau berkorban demi keselamatan sahabat-sahabatnya.

    Melhat kejadian itu, semua prajurit terkejut dan terperangah. Sang sersan pelatih mengangkat topinya tanda penghormatan lalu memeluk prajurit berani itu. Tahun itu ia dianugerahi medali. Ya, medali satu-satunya untuk keberanian dan ketabahan, yang diberikan bukan pada waktu perang.

    By Kim Noone - Fron the book "Chicken Soup for the Christian Soul"

  • JONY310

    2 Maret 2017

    Pilihan yang sulit

    Di sebuah acara retreat sekolah minggu, seorang pembicara meminta mereka untuk menuliskan lima pribadi yang paling berharga, yang tidak akan mereka tinggalkan. Hampir semuanya menulis Tuhan, Ayah, Ibu, Kakak, Adik atau teman dekat dan keluarga bagi anak tunggal. Tampak wajah-wajah yang tersenyum ketika menulis itu. Lalu si pembicara meminta lagi untuk hanya menulis empat nama saja sehingga mereka harus mencoret satu nama. Tampak beberapa wajah mulai kebingungan. Tapi perlahan, mereka pun mulai merasa lega.

    Sang pembicara kembali meminta mereka untuk mencoret satu nama lagi. Kali ini, wajah mereka tampak sedih. Siapa yang akan mereka coret? Mereka sangat sayang kepada Ortu, Saudara apalagi Tuhan. Lama sekali mereka memutuskan hal ini, hingga akhirnya tersisa tiga nama. Seperti yang sudah diprediksi, mereka pun menulis Tuhan, Ayah, Ibu.

    Terakhir, kata si pembicara. Coret satu nama lagi dan sisakan hanya dua saja. Sontak mereka kebingungan. Lama sekali mereka berpikir, namun tak jua memutuskan siapa yang akan mereka coret. Sang pembicara meminta mereka untuk segera memutuskan dan memberi waktu beberapa menit lagi. Dan.. waktu habis. Tampak wajah-wajah sedih menghiasai wajah mereka.

    Merekapun diminta menyebutkan satu persatu dua nama yang tersisa. Jawabanpun terbagi dua, Ada Tuhan dan Ayah, ada juga Tuhan dan Ibu. Ketika ditanya alasannya memilih Ayah atau Ibu, muncul jawaban-jawaban polos dari anak-anak sekolah minggu itu. Diantara puluhan yang hadir, ada satu anak yang memiliki jawaban yang berbeda. Dia menulis Ayah dan Ibu dan mencoret nama Tuhan. Hal inipun membingungkan si pembicara. Ketika ditanya alasannya, ia pun menjawab dengan simple: "Aku sangat mencintai Ayah dan Ibu, tidak mau meninggalkan mereka. Dan aku percaya, walaupun aku meninggalkan Tuhan, Ia tidak akan pernah meninggalkan aku."

    2Timotius 2:13. "jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."

    2 Maret 2017 diubah oleh JONY310

  • JONY310

    3 Maret 2017

    Rasa sakit yang menyelamatkan

    Suatu hari di Pakistan sebelah utara, seorang anak laki-laki merayakan ulang tahunnya yang ke-14 dengan cara yang tak lazim. Ia naik ke atap rumah lalu melompat kebawah. Ia pun tewas seketika. Sekelompok peneliti di Cambridge Institute for Medical Research terbang dari Inggris untuk meneliti apa yang terjadi. Mereka datang karena aksi terjun bebas itu bukanlah aksi nekat pertama mendiang bocah itu. Di lengan bocah malang itu jelas terlihat banyak bekas luka tikaman pisau. Ia menusukkannya sendiri demi pertunjukan jalanan.

    Ya, bocah itu memang pernah jadi legenda jalanan. Meski darah mengucur dan kerumunan penonton menarik napas dalam-dalam menahan ngeri, ia hanya tersenyum. Di lain kesempatan, ia berjalan-jalan di atas bara api yang menyala-nyala. Sepasang telapak kakinya melepuh parah, tapi ia terus saja berjalan bolak-balik. Saat ini, enam sepupunya juga tak pernah mengenal rasa sakit. Di sekujur tubuh mereka penuh luka bekas sayatan pisau dan cakaran. Beberapa diantaranya mengalami patah tulang namun tidak pernah mereka sadari, dan sebagian juga tidak memiliki lidah karena putus digigit sendiri.

    Lewat uji dan perbandingan sampel DNA, terungkap bahwa keenam bocah yang berasal dari tiga keluarga itu memiliki kesamaan mutasi gen SCN9A pada sel sarafnya. Mutasi itu telah menggeser kemampuan para bocah itu untuk bisa merasakan sakit secara fisik.

    Penyakit langka ini juga dialami oleh beberapa orang lainnya di beberapa penjuru bumi. Ada bocah yang harus kehilangan semua jari tangan dan kakinya, kehilangan lidah bahkan banyak yang meninggal karena infeksi. Selain adanya mutasi gen, ada juga penyebab saraf lain seperti Hereditary Sensory and Autonomic Neuropathy yang dialami bocah bernama Roberto Salazar, atau penyakit congenital insensitivity yang dialami dua kakak beradik di India Manisha Patel dan Dinkal.

    Bersyukurlah jika hari ini kita masih memiliki rasa sakit, entah itu rasa sakit secara fisik atau rasa sakit secara perasaan. Rasa sakit mengingatkan kita bahwa ada sesuatu yang salah, yang harus segera diobati, dipulihkan. Rasa sakit menjaga kita tetap hidup. Ia juga mengajarkan kita untuk menjalani hidup dengan kesabaran dan kerendahan hati. Nite, GBU

  • JONY310

    5 Maret 2017

    Penghancur impian

    Sang ayah, seorang pekerja tambang, tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya untuk ikut berkompetisi di turnamen golf. Mereka sering bertengkar tentang pilihan hidup yang diambil sang anak. Ibunya cukup moderat dan bisa menerima pilihan sang anak, namun tidak bagi sang ayah, yang ingin dia bekerja seperti anak muda lainnya didaerah itu. "Bagaimana kamu bisa bertahan hidup, bagaimana kamu menghasilkan uang?" Pertanyaan yang sering dilontarkan sang ayah.

    Suatu hari, sang anak berhasil masuk ke final kejuaran junior amatir tingkat daerah. Dia sangat senang akan hal itu, diapun dipuji banyak orang. Sampai di rumah, ayahnya bukannya senang, malah memintanya keluar dari rumah jika masih ingin meneruskan golfnya. Sang anak pun marah dan bertekad untuk tetap dengan pilihan hidupnya, apapun yang terjadi. Pelan namun pasti, sang anak mulai masuk ke kejuaran lebih tinggi, lebih besar hingga akhirnya ia pun memenangi turnamen dunia kelas amatir.

    Segera ia menjadi buah bibir di seantero negri tentang prestasi mengangumkan dari anak yang masih berusia dua puluhan tahun. Untuk merayakan kemenangannya, ia pun mengundang sahabatnya, tetangganya, kenalannya disebuah restoran ternama, namun ia tidak mengundang ayahnya. Ibunya pun tidak ikut karena menghargai suaminya.

    Dipesta itu, ia bertemu tetangga rumahnya. Ia pun masih tidak percaya ayahnya akan menolaknya saat ia telah menjadi juara dunia. Sang tetangga membantahnya:

    "Tahukah kamu nak, ketika pertama kali kamu memegang stik golf, ayahmu lah orang pertama yang bilang, bahwa suatu hari nanti kamu akan menjadi pemain golf terhebat sepanjang masa. Ia tahu, menjadi seorang atlet itu tidak mudah. Tanpa tekad yang kuat, kamu akan gagal. Untuk membentuk tekadmu, ia terpaksa dan dengan berat hati melakoni seorang ayah yang akan menentang semua keputusanmu. Itu semua dilakukan agar kamu yakin dengan pilihanmu."

    "Ia sangat bangga padamu. Ketika hari pertama kamu mulai masuk final kejuaraan, ia tak henti2nya mendengar radio siaran live, bahkan ia bertaruh dengan kami bahwa kamu pasti menang, walaupun saat itu akhirnya kamu kalah. Setiap membicarakan dirimu, matanya selalu berbinar-binar, ada satu kebanggan bagi seorang pekerja tambang sepertinya bisa memiliki anak sepertimu. Ia rela menjadi seorang ayah yang dibenci demi impianmu terwujud. Dan sekarang, semua itu sudah terwujud."

    Mendengar itu, sang jawara terkejut bukan main. Ia sangat menyesali semua kesalahpahaman yg ada selama ini. Ia pun berlari sekuat tenaga ditengah hujan yg turun sore itu. Sesampainya di rumah, ia hanya berdiri saja dihalaman depan. Tak lama ayahnya keluar. "Ayah, maafkan saya. Saya sudah tahu semuanya" Ia pun berlari memeluk ayahnya yang sekarang ikut menangis, menyadari bahwa anak yang dipeluknya saat ini, telah berhasil meraih impiannya. Terkadang, apa yang kita anggap penghancur impian, justru menjadi energi untuk memujudkan impian kita.

    Terinspirasi dari kisah Francis Ouimet, sang legenda dengan sebutan "Father of Amateur Golf".

  • JONY310

    7 Maret 2017

    Si Penembak Jitu

    Di suatu desa terpencil di pedalaman Texas, seorang cowboy yang terkenal sebagai penjahat berbahaya sekaligus penembak paling jitu, merampok dan menculik seorang anak. Sang ayah pun segera datang untuk menyelamatkannya. Seperti yang sudah-sudah, sang bandit selalu mempermainkan para korbannya untuk bersenang-senang. Ia pun membuat satu pernyataan, bahwa apabila sang ayah berhasil mengalahkannya dalam adu tembak, maka anaknya akan dibebaskan. Namun apabila gagal, maka sang ayah harus membayar tebusan dengan jumlah yang besar. Semua pengikutnya pun bersorak gembira karna menyadari bahwa tidak akan ada yang mampu menandingi ketepatan menembak si cowboy.

    Pertandinganpun dimulai. Si cowboy melepaskan tembakan ke sebuah dinding yang akan dijadikan target. Selesai di cowboy membuat lubang kecil di dinding yang berjarak lebih dari duapuluh meter, ia meminta sang ayah untuk membuat lubang baru, tdk boleh lebih dari satu centi jaraknya dari lubang pertama. Sang ayah menyanggupi.

    Sang ayah meminta penutup mata. Lalu ia mulai mengarahkan senapannya, hanya dengan satu tangan saja. Sang bandit dan pengikutnya terkejut bukan main dengan aksi sang ayah. Mereka merasa telah menemukan lawan yang tangguh setelah sekian lama ini tidak ada penantang yang berhasil mengalahkannya. Dan... "Door...!!!" Senapan pun meletus. Segera mereka mencari lubang si "jagoan baru" untuk mengukur jaraknya. Dan... sekali lagi mereka berdecak kagum, karena si jagoan ini ternyata tidak membuat lubang baru. Itu artinya, ia menembak dengan sangat sempurna di lubang pertama. Mengagumkan.

    Mereka pun akhirnya dibebaskan. Sang bandit terlihat ketakutan setelah menyadari bahwa orang didepannya ini tentu bukanlah orang sembarangan.

    Jauh setelah mereka meninggalkan wilayah sang bandit, sang anak pun kagum sama ayahnya. "Saya baru tahu ternyata ayah seorang penembak jitu..." Mendengar itu ayahnya hanya tertawa. "Ingat hal ini baik-baik anakku, bahwa orang yang ahli hanya dapat dikalahkan oleh orang yang cerdik. Jadilah anak yang ahli sekaligus cerdik setelah km dewasa nanti. Tahukah kamu, bahwa senapan angin yang ayah gunakan tadi itu tidak berpeluru alias kosong."

  • JONY310

    8 Maret 2017

    Pembeli adalah raja

    Beberapa waktu lalu, sy bertemu teman yang baru pulang dari Moscow. Banyak hal yang dia ceritakan tentang kebudayaan orang sana, salah satunya bagaimana mereka berinteraksi. Ada yg unik ketika berbicara tentang jual beli. Ketika pertama ia berbelanja di sebuah toko dan mencari produk, ia pun tidak menemukan barang yang dimau. Alhasil, ia pun bertanya kepada penjaganya. "Cari aja sendiri, jika ada berarti ada, jika tidak ada berarti tidak ada..!!" Jawab si penjaga ketus. Ketika menawar hargapun, si penjaga hanya melihatnya dari ujung kaki hingga kepala, lalu geleng-geleng kepala seolah merendahkan si pembeli. Statement pembeli adalah raja rupanya tidak berlaku disana.

    Di Indonesia, kita terkenal dengan keramahannya. Dalam soal jual beli, memang biasanya berlaku pembeli adalah raja, apalagi jika membeli dalam jumlah yang besar. Sayangnya, hal ini sering dimanfaatkan oleh pembeli. Sudah tau bukan barang asli, harga murah, ketika ada masalah malah complain ke penjual. Sudah tau si penjual jasa dibayar murah, minta kinerja yang memuaskan. Harusnya pembeli atau pelanggan bisa berpikir lebih bijak, karena ada prinsip lain yang berlaku, bahwa 'ada harga ada kualitas'. Jangan taunya hanya menuntut saja. Lets be a smart buyer.

  • JONY310

    9 Maret 2017

    Teman seperjalanan

    Sekelompok orang yang ikut pendakian itu merasa sangat lelah dan memutuskan untuk beristirahat sejenak. Sang ketua regu tidak setuju dikarenakan perjalanan masih sangat jauh. Ia justru mengomeli anggotanya yang tidak melakukan persiapan dengan matang sebelum pendakian. Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan sendiri mendaki gunung hingga ke puncak, meninggalkan mereka yang beristirahat. Sejak saat itu, tidak ada orang lagi yang mau ikut dengannya dalam pendakian. Ia pun berhasil mendaki beberapa gunung lainnya hingga suatu hari ia pun berhenti melakukan hobinya itu. Why? karena ia tidak memiliki teman sependakian. Sebaliknya, sekelompok anggota tadi masih tetap melakukan pendakian hingga sekarang.

    Pepatah lama ini benar adanya, bahwa apabila kita ingin berjalan dengan cepat, maka berjalanlah sendirian. Namun jika ingin melakukan perjalanan yang panjang, maka berjalanlah bersama-sama. Nite, GBU

    9 Maret 2017 diubah oleh JONY310

  • JONY310

    9 Maret 2017

    Bahasa Positif

    Secara tidak sengaja, saya ketemu dengan seorang yang katanya "ahli" dalam hal bahasa otak dengan titel tertentu dibelakang namanya. Ketika dia tanya, apa kerjaan saya, saya bilang bahwa saya menyukai bidang yang susah untuk dapetin duit, bidang yang tinggi resiko kegagalannya dan lebih ke jangka panjang, butuh edukasi yang tepat. Semua itu tentu sangat besar tantangannya. Mendengar itu, dia mengomeli saya, karna seharusnya sy berkata yang sebaliknya. Dia menjelaskan bahwa kesuksesan bekerja dengan sesuatu yang positif, ciptakan itu dulu dalam dunia imajinasi, dunia supranatural, lalu perlahan akan terjadi ke dalam dunia nyata.

    Suatu hari sy mengunjungi rumahnya dan... kehidupannya ternyata tidak seperti apa yang sering dibicarakan. Setelah beberapa lama kenal dengannya, mulailah satu persatu ia terbuka tentang pribadinya, apa yang dihadapi sekarang serta problema yang ada. Berpikir positif, berbicara positif dan berperasaan positif memang baik, namun bukan jaminan akan kesuksesan seseorang. Jika saya ditya apa donk rahasia sukses? Sy terpaksa harus bilang tidak tahu.

  • JONY310

    17 Maret 2017

    Let Your Soul grow up

    Ketidaksempurnaan, ketidaknyamanan, ketidakpuasan membuat kita merindukan satu suasana dimana segala sesuatunya berjalan dengan ideal. Dan satu2nya tempat yang ideal adalah di surga, yaitu di langit dan bumi yang baru. Jika kehidupan kita dibumi skrg ini sempurna bak surga, mungkin kita tidak akan pernah merindukan surga yang sesungguhnya. Inilah salah satu cara yang Tuhan pakai untuk mengingatkan kita, menyadarkan kita, bhwa dunia ini bukanlah rumah kita.

    Melalui kekecewaan, kehilangan, kemunduran, rasa sakit dan hal-hal pahit nan tragis yang dialami, jiwa kita bertumbuh semakin dewasa, semakin memiliki kesadaran akan waktu hidup yang amat teramat singkat, tujuh puluh tahun, tidak banyak lebih. Biarkan jiwa ini ditempa sedemikian hebatnya, karna kita tahu bahwa ujian mendatangkan ketekunan, dan ketekunan akan mendatangkan kehidupan.

  • JONY310

    19 Maret 2017

    Ketenangan dalam keheningan

    Ada satu pelatihan pengendalian diri yang cukup aneh menurut saya. Kita membayar dengan harga lumayan untuk pelatihan tiga hari, biasanya didaerah yang sunyi seperti lembang atau puncak. Acaranya hanya duduk lalu diam tidak boleh bersuara dari pagi hingga istirahat makan siang, lalu lanjut lagi hingga sore. Ternyata, duduk tenang dalam keheningan bukan sesuatu hal yang mudah.

    Dihari pertama, beberapa orang tidak tahan lalu memutuskan untuk pulang. Banyak juga yang memarahi panitia, memarahi pembicara karna mereka merasa ditipu, minta uang dikembalikan. Beberapa orang pun tetap melanjutkan hingga selesai tiga hari, tidak boleh bersuara sekecil apapun. Sungguh tidak mudah melalui detik demi detik tanpa bersuara, terlebih bagi seorang wanita yang sudah kodratnya untuk berbicara jauh lebih banyak daripada laki-laki.

    Dalam suasana diam itu, pikiranlah yang mengambil alih. Ia berpikir dari satu hal ke hal lainnya, kadang berimajinasi dari hal yang kotor, tabu hingga imajinasi untuk masa depan, bahkan tak sedikit yang berimajinasi tentang surga dan neraka. Ada juga yang menghabiskan waktunya untuk merenungi nasibnya, masa lalu yg buruk dan kondisinya sekarang.

    Ajaibnya, semua peserta yang bertahan hingga akhir, memiliki paradigma yang baru tentang kehidupan, bahwa mereka bersyukur masih diberi kehidupan, bersyukur masih memiliki orang2 yang mengasihi mereka dan menyadari bahwa hidup didunia ini hanya sementara, mereka akan berkarya dengan serius disisa umur hidupnya. Belajar dari kesalahan masa lalu, belajar mengikhlaskan masa lalu dan belajar memaafkan diri sendiri atas kecerobohan dimasa lalu. Beberapa orang yang sy kenal mengikuti pelatihan ini, sekarang menjadi orang hebat. Tentu bukan pelatihan keheningan itu yg hebat, tetapi kesadaran yang dimiliki para pesertalah yang membuat mereka menjadi orang-orang hebat.

    Mazmur 62:5 Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.

  • LIZ681

    19 Maret 2017

    Wow.. Thanks bro JONY310.. Artikel2 mininya menarik loh.. Ringan santai bacaannya :)

  • ANGELWHITE365

    19 Maret 2017

    Great post...

    Suatu inspirasi yg sangat menarik n bermanfaat..

    Sukses slalu JONY310...

    Ditunggu artikel slnjutnya..JBU

  • JONY310

    19 Maret 2017

    Your welcome sis Liz & Angel

  • JONY310

    25 Maret 2017

    Bekerja demi uang atau...

    Seringkali tekanan dalam pekerjaan membuat kita stress. Apalagi jika ternyata kompensasi yang kita terima tidak sesuai dengan effort yang kita keluarkan. Mulailah keluhan-keluhan itu muncul. Semua kita salahkan, mulai dari atasan, team kerja, pola kerja, jam kerja, sistem gaji dan bonus, sistem lembur dan sebagainya.

    Bagi profesional atau pengusaha juga sama. Ketika permintaan service dari klien terasa tidak ada habisnya, didukung juga payment yang telat atau ketidaksesuaian antara harga dengan hasil kerja, mulailah pengusaha malas untuk melanjutkan pekerjaan dan berakhir dengan rusaknya hubungan bisnis. Ego membuat kita tidak lagi berpikir rasional.

    Semua itu tentu hal yang wajar, sangat manusiawi. Ketika kita yang sedang mengalami semua itu, ada baiknya kita memikirkan kembali, untuk apa sebenarnya kita bekerja? Jika memang tujuan awalnya adalah untuk berkarya, untuk melayani, tentunya semua hal diatas tidak perlu dikeluhkan. Kita bisa perbaiki di kemudian hari. Namun jika kita bekerja demi uang, pastilah kita jadi orang yang selalu bersungut-sungut. Berapapun kita dibayar, pada akhirnya selalu akan merasa tidak cukup. Uang memang penting, namun jangan jadikan uang sebagai satu2nya alasan kita dalam bekerja.

  • JONY310

    25 Maret 2017

    Bodoh & Pintar

    Beberapa tahun yang lalu, saya diboncengi teman naik motor. Di tengah perjalanan, sebuah mobil mewah didepan kami tiba-tiba berbelok ke kiri tanpa lampu sign. Tmn saya kaget bukan main dan hampir menabrak mobil tersebut. "Dasar beg*..!!!" Umpatnya kesal. Sy yang dibelakangpun nyeletuk: "Kayaknya yang beg* kita deh, buktinya dia naik mobil, mewah lagi, sedang kita msih naik motor." "Iya juga ya.." kata teman yang akhirnya tertawa.

    Sebulan terakhir, kejadian ini terjadi lagi. Saya menemani seorang klien dengan proposal bisnis yang menurut saya canggih dengan beberapa calon investor. Calon investor ini kelasnya beragam, mulai dari pemilik pabrik, perusahaan properti, pemilik hotel hingga pemilik salah satu maskapai penerbangan. Namun semuanya menolak dengan alasan bukan bidangnya. Klien yang memiliki proposal pun nyeletuk, "Bodoh juga ya mereka tidak tertarik invest padahal ini bisa jadi bisnis multi milllion dollar dalam dua hingga tiga tahun kedepan." Sy pun nyeletuk: "Kayaknya kita deh yang bodoh karna sampai skrg nasibnya belum jelas, sedang mereka punya harta ratusan milyar bahkan trilyunan, tentu hanya orang pintar yang bisa punya harta sebanyak itu." Kembali kami pun tertawa atau lebih tepatnya menertawakan diri sendiri.

    Apakah bodoh dan pintar ditentukan oleh banyaknya harta? Seharusnya tidak, tetapi kebanyakan itulah yang menjadi patokan dimasyarakat sekarang ini. Mereka yang kaya dianggap super jenius. Walaupun cara mendapatkannya itu tidak benar, tetap saja dianggap pintar. Pintar versi kita sekarang adalah pintar mencari uang dan peluang. Itulah alasan mengapa orang yang pintar secara akademis, atau secara intelektual akan dianggap bodoh jika sdh ketemu mereka yang sdh jadi milyarder.

    25 Maret 2017 diubah oleh JONY310

  • JONY310

    26 Maret 2017

    Pengiritan super

    Menyadari bahwa bensin motornya tinggal sedikit sedangkan spbu masih jauh, Ryan pun melakukan pengiritan extra. Saat antrian di pintu keluar mall, dia mematikan mesinnya. Ketika menemui kemacetan dan lampu merah, ia pun melakukan hal yang sama. Saat jalanan menurun, ia juga mematikan mesin motornya. Alhasil, sampailah ia di pom bensin tanpa harus mendorong motor karena kehabisan bensin. Selamat. Gumamnya dalam hati. Ketika ia mulai antri dan membuka tanki bensinnya, ia pun terkejut dan tampak menyesal. Rupanya bensinnya masih terisi setengah tanki. Yang rusak adalah indicator di panel depan.

    Kehidupan kita mirip seperti Ryan diatas. Ada banyak hal yang harusnya bisa kita lakukan, meraih mimpi-mimpi kita, tetapi kita tidak melakukannya dikarenakan kita merasa apa yang kita punya saat ini tidak cukup. Kita merasa tidak punya cukup keberanian, tidak punya kapasitas, tidak punya skill yang cukup, tidak punya waktu dan rasa kurang akan hal-hal lainnya. Padahal, kita punya semua itu. Tuhan sudah menciptakan kita dengan modal yang cukup untuk melakukan hal-hal yang besar.

    Perbaiki indicator (mindset) yang dimiliki saat ini agar bisa menunjukkan dengan jelas bahwa kita punya modal lebih dari cukup untuk melakukan perjalanan seperti yang Tuhan mau. Happy Sunday, GBU.

  • JONY310

    28 Maret 2017

    Menolak pemberian

    Seorang laki-laki menghampiri seorang pertapa yang hendak bepergian. Ia mengeluarkan segala kemarahannya, kata-kata kotor hingga sumpah serapah mengalir deras dari mulutnya. Ia sangat marah karena  merasa segala nasehat dari si pertapa tempo hari tidak menghasilkan apa-apa, padahal ia sudah berkorban banyak. Hidupnya malah semakin berantakan. Si pertapa tampak diam saja, tenang dan sesekali menganggukkan kepalanya.

    Setelah si laki-laki berhenti memaki, sang pertapa pun bertanya kepadanya, "Jika ada orang yang memberi sesuatu kepada orang lain tetapi orang itu menolaknya, maka milik siapakah sesuatu itu?" Si laki-laki bingung dengan pertanyaan itu namun akhirnya menjawab "Yahh masih menjadi milik si pemberi lah..!!" Jawabnya masih dengan sedikit kesal. "Jika seekor anak babi mati, apa yang akan kamu lakukan?" Kembali si pertapa bertanya, "Dikuburin lah. Masa barang busuk mau disimpan. Aneh aja pertanyaannya" Jawab si laki-laki itu tambah kesal.  "Nah, segala kata-katamu tadi, aku tidak mau menerimanya. Simpanlah kembali dengan baik." Tutup sang pertapa sambil kembali melanjutkan perjalanannya, meninggalkan laki-laki tadi yang sekarang telah menyadari segala kesalahannya.

  • JONY310

    1 April 2017

    Merobek kertas

    Dalam satu acara training, pembicara membagikan kepada setiap peserta satu lembar kertas, lalu meminta mereka merobeknya menjadi dua bagian, tidak boleh menggunakan alat bantu apapun termasuk tidak boleh dilipat, langsung robek saja. Setelah selesai, mereka diminta menunjukkan hasil robekannya. Semuanya tentu tidak rata. Namun ada beberapa peserta yang hasil robekannya terlihat jauh lebih rapi, lebih lurus. Ternyata, kertas memiliki serat. Apabila kita merobek sesuai alurnya, maka hasil robekannya akan lebih bagus. Serat kertas juga mempengaruhi hasil fotocopi atau print. Tidak heran jika di pabrik kertas, tidak bisa sembarangan memotongnya begitu saja.

    Hal merobek kertas adalah perkara yang mudah, simple, remeh temeh. Namun untuk hal yang sesimple itu saja, tetap ada ilmunya, ada caranya. Anehnya, untuk hal yang jauh lebih komplek dibanding itu, seringkali kita tidak mau belajar, kita menganggap itu sudah kita kuasai, terlalu mudah untuk dikerjakan dan alasan2 lainnya. Belajar itu tidak ada habisnya, tidak akan pernah usai, mulai dari hal yang paling sederhana hingga yang paling komplek. Keep foolish kata mendiang Steve Jobs.

  • JONY310

    1 April 2017

    Tragedi pengandalan

    Gembala sidang ditempat sy ibadah sering mengingatkan apakah jemaat sudah memberi uang untuk orang tua. Orang tua yang harus jadi prioritas, baru untuk gereja. Kadang beliau juga nyeletuk, jika kita tidak pernah kasih ke orang tua, lebih baik juga jangan pernah kasih buat gereja. Haram uangnya. Bukan apa-apa, sudah banyak tragedi yang terjadi karena pengandalan alias saling mengandalkan sesama anak.

    Tidak jauh dari rumah, seorang ibu tua umur sekitar lima puluhan didapati sedang sekarat oleh seorang kerabat jauh yang sedang berkunjung. Ia pun meminta susu. Buru-buru sang kerabat tadi pergi ketoko membelinya. Setelah minum, ibu itu meninggal. Setelah diselidiki, dirumahnya tidak ada makanan sama sekali, bahkan tempat berasnya kosong. Itu artinya ibu ini mati kelaparan. Sang kerabat ini pun menangis keras, mengapa tidak ada tetangga yang peduli, bahkan hanya untuk berkunjung saja. Terlebih kedua anaknya. Walau jauh, seharusnya anak yang paling bertanggung jawab. Ini adalah tragedi yang memilukan, satu pukulan yang keras bagi kami warga satu daerah, yang rumahnya hanya berjarak tak sampai seratus meter.

    Ada pepatah, seorang ibu mampu membesarkan lima anak sekaligus, namun sepuluh anak belum tentu bisa menghidupi seorang ibu. Semua saling mengandalkan. Yang satu berkata si A rumahnya lebih dekat, Si A berkata si B lebih kaya, si B berkata si C paling disayang dan seterusnya. Tetanggapun berpikir hal yang sama, bahwa dia punya anak, tidak harus tetangga yang memperhatikan. Akibatnya pun tragis.

    Kasih itu untuk dilakukan, bukan untuk dibicarakan saja. Gbu

    1 April 2017 diubah oleh JONY310

  • JONY310

    6 April 2017

    Mencari pembenaran

    Didunia ini ada begitu banyak agama atau keyakinan. Pertanyaan yang ada adalah apakah semua agama itu benar? Pilihannya hanya ada dua, pertama hanya ada satu agama yang benar sedang yang lain salah, atau...semuanya salah. Seorang bijak yang saya kenal beberapa waktu yg lalu memberikan tips bagaimana mengenali mana agama yang paling benar.

    1. Agama yang benar mengajarkan moralitas yang tinggi. Mengasihi musuh adalah moral tertinggi yang dimiliki seorang manusia. Jika musuh aja dikasihi, apalagi keluarga, ortu, sahabat, pasangan bahkan diri sendiri. Adakah agama yg mengajarkan kita mengasihi musuh kita?

    2. Memiliki satu kitab yang lengkap, mulai dari awal terciptanya alam semesta hingga berakhirnya semua. Mulai dari kehidupan dibumi hingga suasana disurga. Tidak perlu kitab lain, cukup satu itu saja. Jika mesti lebih dari satu, maka kitabnya itu tidaklah sempurna.

    3. Kitab yang diyakini juga relevan dan uptodate hingga akhir zaman. Ada byk kitab yg hanya bisa diterapkan di zaman dulu, tetapi tidak bisa diaplikasikan ke zaman sekarang. Apa yang ada di Kitab juga harus bisa diaplikasikan dalam kondisi apapun, bukan hanya kondisi tertentu.

    4. Logic. Agama adalah soal keyakinan, namun keyakinan yang dimiliki tidak asal percaya saja, tetap bisa dicerna manusia secara logika, walaupun tentu tidak akan bisa mengerti dengan sempurna.

    5. Sesuai dengan history. Apa yang tertulis di kitab adalah cerita sejarah yang memang real terjadi, bukan fiksi atau khayalan manusia semata. Bisa dibuktikan dengan penelitian arkeologi dan bukti-bukti dari catatan sejarah lainnya.

    6. Kitab yang cerdas. Kitab yang benar adalah wahyu dari Tuhan, sang pencipta yang tentu sangat amat cerdas. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak bertolak belakang dengan keyakinan, malahan justru membuktikan kebenaran yang ada di kitab tersebut.

    7. Buahnya. Ini adalah penilaian yang paling kasat mata. Agama yang benar akan menghasilkan pengikut yang juga benar. Jika pengikutnya mayoritas tidak benar, tentu diragukan apa yang diajarkan oleh agama tersebut. Memang akan ada selalu pengikut yang tidak setia, tidak sesuai dengan apa yang diajarkan, namun itu hanya sebagian kecil saja.

  • MIRA424

    6 April 2017

    Nice article...bro jony.....

  • JONY310

    8 April 2017

    MIRA424 tulis:

    Nice article...bro jony.....

    Thx you. Silahkan isi topik ini jg sis :-)

  • JONY310

    8 April 2017

    Keluhan sang kura-kura

    Saya lamban, karena harus menanggung beratnya rumah. Saya tidak bisa meninggalkan rumah karna fisik saya lemah, butuh tempat terteduh dan berlindung. Tidak banyak hal yang bisa saya lakukan, hanya makan, berenang dan istirahat, lalu makan lagi, berenang dan istirahat lagi. Begitu terus setiap hari. Saya juga tidak punya gigi, hanya mengunyah buah2an saja.

    Enak ya jika jadi seekor kuda yang bisa berlari cepat nan gesit, tentu banyak tempat yang bisa dikunjungi. Jadi burung juga enak, bisa bernyanyi, bisa terbang tinggi melihat pemandangan yang indah. Atau jadi binatang peliharaan manusia juga enak, dikasih makan, dibelai, disayang duh enaknya...

    Mendengar itu, Sang Pencipta hanya tersenyum. Ia pun berbisik pelan padanya, "Tahukah kamu bahwa diantara binatang yang hidup di air dan didarat, tidak ada yang usia hidupnya sepanjang hidupmu. Dan dari semua binatang terkuat dan terbuas yang pernah Aku ciptakan, tidak ada satupun yang sanggup mengoyak cangkangmu. Hidupmu aman sentosa, tidak perlu takut dengan apapun juga. Meskipun kamu tidak punya gigi, tapi kekuatan gigitanmu Aku buat setara dengan hewan pemangsa lainnya, bahkan yang terkuat di lautan. Tidakkah semua itu mengagumkan?"

    Melihat kekurangan diri hanya akan membuat kita selalu merasa kurang, tidak percaya diri, tidak berani melakukan hal-hal besar, membuat kita tidak mampu melihat semua kelebihan yang ada, hingga membuat kita selalu mengeluh, tidak mensyukuri hidup. Padahal, setiap manusia itu unik, pribadi yang hanya ada satu2nya didunia ini. Sesekali, pujilah diri kita seperti kita memuji Penciptanya. Gbu

  • JONY310

    11 April 2017

    Peluang di tengah Kesulitan

    Pasca reformasi, kondisi ekonomi Indonesia sangat buruk. Sebuah pabrik besi di Jawa Timur tidak lagi mampu membayar gaji karyawan. Untuk memberhentikan karyawan pun, perusahaan tidak punya dana untuk membayar pesangon. Alhasil, nasib karyawan terlunta-lunta. Sebagian besar akhirnya mencari pekerjaan lain. Sebagian lagi memutuskan untuk bertahan, karena mengetahui dengan pasti bahwa ini bukan kesalahan manajemen atau owner. Mereka merasa ikut memiliki pabrik tempat mereka bekerja selama ini. Mereka mau tetap berjuang bersama.

    Sang pemilik pun terharu mendengar komitmen mereka. Sebagai kompensasi, pemilik menawarkan untuk menukar gaji mereka dengan saham. Tentu ini bukan tawaran yang baik mengingat pabrik itu sudah bangkrut. Untuk keperluan makan sehari-hari, pemilik berusaha memberi mereka makan sistem catering dua kali sehari. Jadilah mereka bekerja berbulan-bulan tanpa gaji.

    Pelan tapi pasti, dari waktu ke waktu, kondisi pabrik berangsur membaik seiring membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia. Perusahaan sekarang telah mampu membayar gaji karyawan bahkan sudah mulai menerima kembali karyawan baru. Yang menarik, karyawan yang memiliki saham akhirnya menikmati dividen setiap tahunnya. Nilainya fantastis. Jadilah mereka karyawan-karyawan yang kaya mendadak. Tangis haru pun memecah di tengah RUPS pabrik itu.

    Pepatah lama ini benar adanya, bahwa disetiap kesulitan, selalu ada peluang dan di setiap peluang, tentu ada kesulitan. Tinggal bagaimana kita meresponi setiap hal yang datang kepada kita, baik itu kesulitan maupun peluang. Dan.. janganlah selalu berpikir egois, hanya memikirkan kebutuhan diri sendiri, belajarlah untuk berpikir jauh lebih besar. Gbu

    12 April 2017 diubah oleh JONY310

  • JONY310

    11 April 2017

    Aura sang juara

    Memang unik. Setiap kali menonton acara talent show, entah yang lokal maupun dari luar, saya bisa menebak siapa yang jadi pemenangnya hanya dengan melihat penampilan pertama. Hampir semuanya tepat. Tebakan yang salah pun selalu masuk finalis tiga besar. Apa saya punya keahlian khusus? tentu saja tidak.

    Aura sang juara biasanya memang terlihat, meskipun ia baru tampil untuk pertama kali. Aura ini terbentuk dari kombinasi beberapa hal seperti skill, karakter dan tentu saja passion. Beberapa hal ini tentu saja tidak terbentuk dalam hitungan hari, tapi bertahun-tahun, melalui proses up & down, penolakan demi penolakan, pengakuan dan pujian serta proses pembentukan lainnya yang tentu saja tidak mengenakan. Dibutuhkan tekad yang bulat serta keyakinan yang kuat bahwa inilah bidangnya, inilah dirinya, inilah hidupnya. Ketika tiba saatnya ia naik ke panggung, itulah saatnya ia menunjukkan kepada dunia siapa dirinya yang sebenarnya.

    Setiap orang pasti memiliki panggungnya masing-masing. Tidak usah rebutan karena itu tidak mungkin tertukar. Adakah aura sang juara didalam diri kita? Gbu

401 – 425 dari 1106    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 16  17  18 ... 45  Selanjutnya Kirim tanggapan