4 HAL SUPER Penting Yang di SUKAI WANITA
-
24 Maret 2016
Oke, Mbak Astried. Makasih buat komennya.. Jadi perhatian buat kita.. hehehe..
Ada lagi?? Yang laen...
ASTRID868 tulis:
Setuju dgn k yunita ^_^
Pssstt, Bro.. Perkenalkan, ini Mbak Astried (CMIIW) .. seorang arsitek, penyuka warna hitam. Biasanya yg kaya' gini orangnya rapi, dan perfeksionis.. hehehe... (*Ups, OOT..)
Yuk, monggo. BTT... Yang laen.. Ada komentar tambahan?
-
24 Maret 2016
Om fajar882 : maaf sy bukan arsitek tp engineer ^_^
En sy dominan nya penyuka biru
jd ponten anda salah semua...silahkan diulang lagi :p
-
24 Maret 2016
Huahahaha.... Ya, ya.. Sori.. sy tadi asal tebak.. jadinya salah semua.. Hanya berasumsi, dari melihat, foto profil-nya yg hitam putih, hehehe....
ASTRID868 tulis:
Om fajar882 : maaf sy bukan arsitek tp engineer ^_^
En sy dominan nya penyuka biru
jd ponten anda salah semua...silahkan diulang lagi :p
Baiklah, jadi smua udah pada tahu nih ttg Sis Astrid868 ini.. (*hayoo, sapa 'tergerak'? Langsung saja.. kunjungin profilnya, lemparin senyum, dst., dst.. hehehe...)
Hahaha.. Eh, BTT dech.. Jadi, setuju dngn ke-4 point-nya ya Sis? Mungkin ada tambahan, yg ke-5, 6, gitu? Thanks, in advance..
-
24 Maret 2016
Om fajar882 : klihatannya sdh terangkum dgn baik di ke 4 point tersebut. Penerjemahan n pd praktiknya lah yg mgk akan variatif tergantung masing2 pribadi.
-
24 Maret 2016
Oke deh, Sista.. Thanks a lot, bwat masukannya..
ASTRID868 tulis:
Om fajar882 : klihatannya sdh terangkum dgn baik di ke 4 point tersebut. Penerjemahan n pd praktiknya lah yg mgk akan variatif tergantung masing2 pribadi.
Ada lagiii... ?
-
24 Maret 2016
THOMAS373 tulis:
Wanita yang suka marah juga ga baik
Amsal 21:19 Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah.
JUNIOR290 tulis:
Dari kesemuanya ada yg kurang,,
Laki2 itu yg penting ga kasar sama wanita,,,
Percuma klo semuanya ada tapi dia kasar :)
Like it koment kduanya..
24 Maret 2016 diubah oleh NELLYRG056
-
24 Maret 2016
NELLYRG056 tulis:
Like it koment kduanya..
THOMAS373 tulis:
Wanita yang suka marah juga ga baik
Amsal 21:19 Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah.
JUNIOR290 tulis:
Hahaha.. Emang bener banget Sis,,.. Tapi sori, salah kamar itu kyknya.. Bro Thomas373 kyknya skedar memberi counter answer kpd Bro Junior290, perihal komennya ttg cowok yang kasar.. Hehehe.. (*dia bilang sih, cewek kasar juga gak baik.. *)
Kalo untuk hal-hal penting buat cewek, di sini nih: 4 Hal yang Pria Sukai dari Wanita
www.jodohkristen.com/topic/1295/
www.jodohkristen.com/topic/1295/4/ ==> (yg ini halaman terakhir buat komen.)
Monggo, silakan dikunjungi, dan di-komen-in.. yang mana aja...
-
25 Maret 2016
pria kristen sejati tidak dan tidak akan pernah memukul/kasar pada wanita
JUNIOR290 tulis:
Dari kesemuanya ada yg kurang,,
Laki2 itu yg penting ga kasar sama wanita,,,
Percuma klo semuanya ada tapi dia kasar :)
25 Maret 2016 diubah oleh DIANA706
-
25 Maret 2016
Sy ikut share 2 hal yg pernah dialami/praktek langsung : 1. Mendengar dg penuh perasaan, 2. Memuji dg tulus. Tunangan sy berterima kasih krn sy mau mendengar & memberi semangat. Semoga bermanfaat utk teman2 JK. GBU
-
26 Maret 2016
Keren2.. tritny.. trit yg mncerahkn & mbuka pikiran qta smua..
-
3 April 2017
Rangkuman 4 hal yang disukai wanita (dari pria):
1. Kemapanan
2. Kesenangan
3. Sentuhan
4. Kerohanian
Adapun penjelasan untuk tiap poin-nya, seperti sudah diuraikan oleh TS di halaman pertama.
Berhubung sekarang kelihatannya banyak member JK yg baru bergabung (atau baru ikut aktif di Forum), adakah tambahan untuk ke-empat hal di atas? (*ini pertanyaan untuk para ladies JK.)
Atau, (*masih kepada teman2 cewek), kira2 poin nomor berapakah yang paling sulit ditemui pada diri cowok2 (di JK, atau di manapun)?
Monggo, berikan masukannya. Trima kasih sebelumnya.
-
3 April 2017
FAJAR882 tulis:
Rangkuman 4 hal yang disukai wanita (dari pria):
1. Kemapanan
2. Kesenangan
3. Sentuhan
4. Kerohanian
Adapun penjelasan untuk tiap poin-nya, seperti sudah diuraikan oleh TS di halaman pertama.
Berhubung sekarang kelihatannya banyak member JK yg baru bergabung (atau baru ikut aktif di Forum), adakah tambahan untuk ke-empat hal di atas? (*ini pertanyaan untuk para ladies JK.)
Atau, (*masih kepada teman2 cewek), kira2 poin nomor berapakah yang paling sulit ditemui pada diri cowok2 (di JK, atau di manapun)?
Monggo, berikan masukannya. Trima kasih sebelumnya.
Kalo lihat2 komentar di atas, mas Fajar sepertinya faham sekali ttg wanita
-
3 April 2017
LISTON872 tulis:
Kalo lihat2 komentar di atas, mas Fajar sepertinya faham sekali ttg wanita
Hahaha.. Saya cuma merangkum kok Ton, dan memang saya (masih) banyak belajar dari thread ini.
Iya lae. Kelihatannya 'cuma' 4 hal yang disarikan di sini.. (*lihat deh, uraian dari TS di atas), tapi untuk bisa dengan sukses bisa memenuhi ke-empat2-nya, kyknya lumayan sulit juga. Terbukti, saya masih jomblo saja sampe sekarang. Ahh, entahlah Ton. Memang sulit kyknya kalo mau bisa jadi apa yg mereka (cewek) inginkan. Atau.., mungkin sebenarnya masih ada lagi (hal lain) maunya cewe2 itu lae.
Btw, kalo kamu sendiri, gimana Ton? Cocok gak, keempat hal di atas? Atau mau ditambahin? hehehe..
-
3 April 2017
Terkadang 4 hal super yang disukai wanita bisa menjadi dampak/ jebakan bagi dirinya sendiri serta bagaimana aplikasi 4 hal super tersebut dalam kehidupan sehari2 dari sudut pandang yang salah dalam menilai pasangannya (pria).
-
3 April 2017
Berarti TS sdh mendapatkan ya..,, pria dg point" yg d maksud d atas, congrats ya
-
3 April 2017
FAJAR882 tulis:
Rangkuman 4 hal yang disukai wanita (dari pria):
1. Kemapanan
2. Kesenangan
3. Sentuhan
4. Kerohanian
Adapun penjelasan untuk tiap poin-nya, seperti sudah diuraikan oleh TS di halaman pertama.
Berhubung sekarang kelihatannya banyak member JK yg baru bergabung (atau baru ikut aktif di Forum), adakah tambahan untuk ke-empat hal di atas? (*ini pertanyaan untuk para ladies JK.)
Atau, (*masih kepada teman2 cewek), kira2 poin nomor berapakah yang paling sulit ditemui pada diri cowok2 (di JK, atau di manapun)?
Monggo, berikan masukannya. Trima kasih sebelumnya.
2. kesenangan. duh tapi berat bangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet deh ngutarainnya. wanita lbh senang jika kadang ditelpon (misalnya 2 kali seminggu deh, masing-masing cukup 10 menitan aja krn klo kelamaan takutnya si pria jg bosan) ketimbang cuma diajak chat. Soalnya chat itu kan datar, ga ada naik turunnya suara.
3 April 2017 diubah oleh ANITA089
-
10 April 2017
Tuk no.3.
Pada tahap pengenalan pertama, jngn duluhlah. Sbab Pria terkesan pay boy. ntar klo ud resmi, akan terjadi secara otomatis. -
18 April 2017
Rapi , tidak sombong . penyayang semua orang .
-
18 April 2017
Saya pilih di point ke 4.
YUNITA814 tulis:
Di thread ini merupakan salah satu usulan dr Bro Fajar882, Pria Sejati lainnya dan keinginan saya untuk kita care n share or take n give antara Pria dan Wanita ...
...
Salam Kasih
Gamsahabnida.. JBU...
18 April 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
18 April 2017
Setuju.. paling ndak suka liat pria yg suka maen tgn apalagi dengan wanita...
JUNIOR290 tulis:
Dari kesemuanya ada yg kurang,,
Laki2 itu yg penting ga kasar sama wanita,,,
Percuma klo semuanya ada tapi dia kasar :)
-
21 Agustus 2017
Nah, kalau untuk yang ini.. gimana nih? (*biar imbang, sundul juga. Skalian, udah telanjur basah, biar nyebur skalian dah.. )
Btw, untuk point no. 4 [Kerohanian], bener gak sih, @Ladies? Soalnya ada juga terjadi seorang (cewek) gak bisa (ato 'gak mau', entah mana yg bener..) lanjut hubungannya dengan CalPas-nya, alasannya, katanya karena cowoknya "terlalu rohani." ?
Nah, gimana tuh kalo kyk gitu?
-
21 Agustus 2017
Shallom Bro Fajar, mau jawab nih. Minta maaf dulu kalau ada yang salah hehehehe. Cewek gak suka krn cowoknya “terlalu rohani”, mungkin karena cewek sendiri punya pemahaman /pengetahuan rohani yang berbeda dengan cowok itu dan ketika diskusi si cowoknya merasa menang sendiri. Atau biasanya cowok yang terlalu rohani atau religi ini terkadang menjudge atau menggurui kita untuk bersikap religi.
Saya sendiri orang yang suka mencari pasangan yang rohani makanya dulu sempat aktif di persekutuan doa kampus dan berdoa untuk itu juga kadang2, tapi begitu saya dekat dengan cowok rohani itu, kita jadi sering debat soal dokrin yang sama2 kita pegang. Saya pernah juga dihakimi karena saya kalau makan tidak berdoa dulu. Kalau dipikir2 lagi cowok2 rohani itu yang begitu kudusnya, religi dan tak tersentuh membua saya sadar bahwa saya manusia berdosa yang masih perlu Tuhan terus menerus untuk memperbarui karakter saya agar serupa dengan DIA.
-
21 Agustus 2017
DIANA964 tulis:
Shallom Bro Fajar, mau jawab nih. Minta maaf dulu kalau ada yang salah hehehehe. Cewek gak suka krn cowoknya “terlalu rohani”, mungkin karena cewek sendiri punya pemahaman /pengetahuan rohani yang berbeda dengan cowok itu dan ketika diskusi si cowoknya merasa menang sendiri. Atau biasanya cowok yang terlalu rohani atau religi ini terkadang menjudge atau menggurui kita untuk bersikap religi.
Saya sendiri orang yang suka mencari pasangan yang rohani makanya dulu sempat aktif di persekutuan doa kampus dan berdoa untuk itu juga kadang2, tapi begitu saya dekat dengan cowok rohani itu, kita jadi sering debat soal dokrin yang sama2 kita pegang. Saya pernah juga dihakimi karena saya kalau makan tidak berdoa dulu. Kalau dipikir2 lagi cowok2 rohani itu yang begitu kudusnya, religi dan tak tersentuh membua saya sadar bahwa saya manusia berdosa yang masih perlu Tuhan terus menerus untuk memperbarui karakter saya agar serupa dengan DIA.
Shalom Sist Diana. Terima kasih sudah memberikan tanggapan. Lebih lagi, karena tanggapan yang diberikan berasal dari pengalaman pribadi, jadi lebih bernilai maknanya. (Terima kasih sudah bersedia sharing.)
Baiklah, yg pertama saya garis bawahi dari komen Sist Diana ya, bahwa di antara kemungkinan2 yang bisa terjadi adalah: "karena punya pemahaman /pengetahuan rohani yang berbeda.." Memang betul itu Sist, kadang bahkan pengertian mengenai apa itu "kerohanian" memang bisa berbeda. Dan hal ini bisa saja menjadi permasalahannya.
Lalu, yang berikutnya, saya yang harus balik minta maaf nih, Sis Diana; karena mau ndak mau saya jadi harus sedikit 'menganalisa', dari kisah pribadi Sis Diana di atas. Pasalnya, jika cowok (mantan Sis) tsb. telah bersikap "menghakimi", lalu sering terjadi "debat soal doktrin", wah.. kok sepertinya justru tidak lagi 'kelihatan rohani' ya Sis, cowok tsb. Maaf jika komen (analisa) saya salah.
Btw, menurut hemat saya, pengertian "rohani" dan "relijius" itu tidak sama loh Sist. Kalau sifat RELIGIUS (dari bhs Inggris: religious) itu sesuatu yang 'nampak di luar'; yaitu berusaha untuk selalu melakukan sesuatu yang sesuai dengan ajaran agama (religion). Sedangkan KEROHANIAN (atau kadang disebut juga spiritualitas) adalah sesuatu yang lebih berada "di dalam bathin (atau roh/spirit)" orang tsb. Dan memang hal ini tidak bisa langsung nampak dari luar, walaupun sebenarnya justru 'kerohanian' inilah yang terpenting, jika kita bicara mengenai hubungan yang dekat (intim) dengan Tuhan.
Fritz Ridenour dalam bukunya: "How to be a Christian Without being Religious" (eksposisi kitab Roma), menjelaskan bahwa orang yang lebih mementingkan religiusitas, cenderung melakukannya sebagai 'topeng keagamaan'. Dan seringkali justru karena ia sendiri tidak (atau belum) memiliki kerohanian yang mantap, belum memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Di lain pihak, seseorang yang "rohani", justru kurang mempedulikan apabila tindakan-tindakan yang diambilnya 'tidak kelihatan' (atau tidak dianggap) sebagai orang yang taat menjalankan peraturan agama; sebab, baik 'kelihatan' ataupun 'tidak', ia tetap nyaman dan mantap melakukannya karena keyakinan yang sungguh (iman) bahwa tindakannya adalah berasal dari kasih, dan atas penyertaan dan pimpinan Tuhan yang ada bersemayam di dalam dirinya.
Para ahli Taurat dan orang-orang Farizi, dalam zaman Tuhan Yesus, adalah contoh-contoh yang khas untuk orang yang (sangat) religius. Dan kita semua tahu dengan jelas bahwa pasti mereka bukan orang-orang yang rohani. Yesus sendiri, dalam beberapa hal dan beberapa even/kejadian, sering di-cap oleh mereka (ahli Taurat dan orang Farizi) sebagai orang yang tidak religius, bahkan menentang adat istiadat (agama, tradisi) Yahudi. Tetapi tentu saja Yesus adalah manusia yang paling rohani, dari yang pernah ada.
Jika boleh saya lanjutkan sedikit lebih jauh, Mr. Ridenour membeberkan bahwa KEKRISTENAN bukanlah sekedar "agama" (religion), tetapi menyangkut sesuatu yang lebih dalam, yakni "hubungan" (relation) antara Tuhan (Pencipta) dengan manusia (ciptaan-Nya). Dan akhirnya penulis buku tersebut juga menasihatkan kepada para penganut Kekristenan, yakni kita, para pengikut Kristus, agar justru menghindari sifat/sikap religius di dalam kehidupan kerohanian kita. Sebab, sifat/sikap religius dalam perbuatan/tindakan kita akan cenderung membuat kita melakukannya secara membuta dan tidak tulus.
Yah, itu tadi sepintas saja mengenai "rohani vs. religius"; maaf jadi kepanjangan. Kembali ke topik kita di thread ini, sebenarnya istilah "kerohanian", tadinya adalah saya sendiri yang menuliskannya di sini, bermaksud untuk meringkas uraian TS. (dalam hal ini Sdri. YUNITA814), yang menggunakan idiom "Pria Kristen Sejati" untuk poin no. 4, (dalam rangkuman saya, saya singkat menjadi: no. 4 - Kerohanian). Uraian tsb. lengkapnya ada di hal. 1, boleh saya kutipkan lagi di sini, khusus untuk poin no. 4 saja, sebagai berikut:
YUNITA814 tulis:
.... .... ....
4. Pria Sejati Kristen : Pria sejati Kristen adalah kepala gereja Kristen dalam hubungan dan keluarga yang dia miliki. Seorang pria sejati Kristen lebih mengutamakan Tuhan diatas segala-galanya, menjadikan Tuhan sebagai acuan hidup, penuntun jalan kehidupan dan juga sumber kehidupan, keharmonisan dalam pasangan/berumah tangga, adalah seorang pria sejati Kristen (Pemimpin tetapi tdk ditaktor, kuat/pantang menyerah, bertaqwa, mengerti, menyayangi dan menentramkan). Bagian yg ini sangat luas pengertiannya.. saya coba ambil intinya saja.
Nah, seperti dituliskan TS di atas (kalimat yg saya bold), "Bagian yg ini sangat luas pengertiannya.." memang demikianlah adanya. Namun, setidaknya dari uraian singkat yg sudah TS berikan, kiranya cukup bagi kita untuk memberikan 'batasan' mengenai apa yang dimaksud dengan "Pria Kristen Sejati", atau yg kemudian saya persingkat menjadi "kerohanian".
Lalu, yang menjadi pertanyaan saya (di atas) tadi: jika seorang cewek tidak bisa melanjutkan hubungannya dengan cowok, karena (menurutnya) cowok tersebut "terlalu rohani" baginya.. ("rohani" dalam artian sebagaimana dimaksud oleh TS dalam poin no. 4 di atas); apakah sebenarnya yang terjadi?
Di sini kita asumsikan saja bahwa cowok tersebut benar-benar seorang yang "rohani" (spt yg dimaksud TS). Apakah :
a). Cewek tsb. sebenarnya 'tidak mau' diajak untuk 'lebih rohani'? atau
b). Cewek tsb. maunya (lebih memilih) cowok yang 'agak duniawi'? ataukah
c). Sebenarnya ia hanya mencari-cari alasan saja untuk menghindar, apapun masalah sebenarnya, tidak pernah diketahui?
Ataukah, ada pendapat lain, semisal bahwa hal tsb. "tidak mungkin terjadi"? Karena seorang cewek Kristen (baca: rohani) pastilah mendambakan calon pasangan yang rohani juga? Dan, semakin baik apabila semakin tinggi 'tingkat kerohaniannya'? Mari berdiskusi.
Adapun semua urain di atas, tetaplah diletakkan atas dasar KENYATAAN, bahwa se-rohani apapun seorang manusia, dan seberapa 'tinggi'-nya pun tingkat kerohanian seseorang, tetaplah MANUSIA BIASA, yang masih bisa berbuat dosa, dan perlu waktu seumur hidup untuk terus dibentuk menjadi serupa dengan Kristus. Dan, bahwa di hadapan Tuhan, kita semua manusia adalah sama. Sama-sama hamba di hadapan-Nya, yang membutuhkan pertolongan dan anugerah kasih karunia-Nya, untuk bisa mendapat bagian dalam karya penebusan-Nya, supaya kita menjadi bagian dari orang-orang yang diselamatkan.
Semua adalah karena anugerah-Nya. Kita tidak bisa memegahkan diri.
Efesus 2:8-9 (TB) - (8)Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9)itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Amin.
Shalom.
________________
#Duh.. ngomong ape ye, ane di atas?
-
22 Agustus 2017
Terima kasih Bro Fajar atas pencerahannya soal religi vs rohani.
Mejawab pertanyaan Bro Fajar kenapa Cewek tsb. sebenarnya 'tidak mau' diajak untuk 'lebih rohani'? Saya juga kurang tahu Bro, mungkin ceweknya masih duniawi.
Saya juga masih bingung dengan kalimat Bro “untuk lebih rohani” itu seperti apa ya? Kalau menurut saya sih kalau sudah rohani ya rohani. Artinya orang tersebut sudah mengakui dosa, menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dia secara pribadi dan menggumuli masalah2 kehidupan dia bersama Tuhan terlepas manifestasi dia dalam menerapkannya. Jatuh bangun orang rohani dalam dosa tidak menyebabkan seseorang lebih rohani atau tidak. Contoh Daud yang berzinah adalah Daud yang beriman kepada Tuhan istilah sekarang ya Daud yang rohani kali ya hehehehe.
Itu pemahaman saya, kalau ada yang salah atau kurang berkenan mohon dimaafkan atau dicerahkan lagi.
GBU
FAJAR882 tulis:
Shalom Sist Diana. Terima kasih sudah memberikan tanggapan. Lebih lagi, karena tanggapan yang diberikan berasal dari pengalaman pribadi, jadi lebih bernilai maknanya. (Terima kasih sudah bersedia sharing.)
Baiklah, yg pertama saya garis bawahi dari komen Sist Diana ya, bahwa di antara kemungkinan2 yang bisa terjadi adalah: "karena punya pemahaman /pengetahuan rohani yang berbeda.." Memang betul itu Sist, kadang bahkan pengertian mengenai apa itu "kerohanian" memang bisa berbeda. Dan hal ini bisa saja menjadi permasalahannya.
Lalu, yang berikutnya, saya yang harus balik minta maaf nih, Sis Diana; karena mau ndak mau saya jadi harus sedikit 'menganalisa', dari kisah pribadi Sis Diana di atas. Pasalnya, jika cowok (mantan Sis) tsb. telah bersikap "menghakimi", lalu sering terjadi "debat soal doktrin", wah.. kok sepertinya justru tidak lagi 'kelihatan rohani' ya Sis, cowok tsb. Maaf jika komen (analisa) saya salah.
Btw, menurut hemat saya, pengertian "rohani" dan "relijius" itu tidak sama loh Sist. Kalau sifat RELIGIUS (dari bhs Inggris: religious) itu sesuatu yang 'nampak di luar'; yaitu berusaha untuk selalu melakukan sesuatu yang sesuai dengan ajaran agama (religion). Sedangkan KEROHANIAN (atau kadang disebut juga spiritualitas) adalah sesuatu yang lebih berada "di dalam bathin (atau roh/spirit)" orang tsb. Dan memang hal ini tidak bisa langsung nampak dari luar, walaupun sebenarnya justru 'kerohanian' inilah yang terpenting, jika kita bicara mengenai hubungan yang dekat (intim) dengan Tuhan.
Fritz Ridenour dalam bukunya: "How to be a Christian Without being Religious" (eksposisi kitab Roma), menjelaskan bahwa orang yang lebih mementingkan religiusitas, cenderung melakukannya sebagai 'topeng keagamaan'. Dan seringkali justru karena ia sendiri tidak (atau belum) memiliki kerohanian yang mantap, belum memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Di lain pihak, seseorang yang "rohani", justru kurang mempedulikan apabila tindakan-tindakan yang diambilnya 'tidak kelihatan' (atau tidak dianggap) sebagai orang yang taat menjalankan peraturan agama; sebab, baik 'kelihatan' ataupun 'tidak', ia tetap nyaman dan mantap melakukannya karena keyakinan yang sungguh (iman) bahwa tindakannya adalah berasal dari kasih, dan atas penyertaan dan pimpinan Tuhan yang ada bersemayam di dalam dirinya.
Para ahli Taurat dan orang-orang Farizi, dalam zaman Tuhan Yesus, adalah contoh-contoh yang khas untuk orang yang (sangat) religius. Dan kita semua tahu dengan jelas bahwa pasti mereka bukan orang-orang yang rohani. Yesus sendiri, dalam beberapa hal dan beberapa even/kejadian, sering di-cap oleh mereka (ahli Taurat dan orang Farizi) sebagai orang yang tidak religius, bahkan menentang adat istiadat (agama, tradisi) Yahudi. Tetapi tentu saja Yesus adalah manusia yang paling rohani, dari yang pernah ada.
Jika boleh saya lanjutkan sedikit lebih jauh, Mr. Ridenour membeberkan bahwa KEKRISTENAN bukanlah sekedar "agama" (religion), tetapi menyangkut sesuatu yang lebih dalam, yakni "hubungan" (relation) antara Tuhan (Pencipta) dengan manusia (ciptaan-Nya). Dan akhirnya penulis buku tersebut juga menasihatkan kepada para penganut Kekristenan, yakni kita, para pengikut Kristus, agar justru menghindari sifat/sikap religius di dalam kehidupan kerohanian kita. Sebab, sifat/sikap religius dalam perbuatan/tindakan kita akan cenderung membuat kita melakukannya secara membuta dan tidak tulus.
Yah, itu tadi sepintas saja mengenai "rohani vs. religius"; maaf jadi kepanjangan. Kembali ke topik kita di thread ini, sebenarnya istilah "kerohanian", tadinya adalah saya sendiri yang menuliskannya di sini, bermaksud untuk meringkas uraian TS. (dalam hal ini Sdri. YUNITA814), yang menggunakan idiom "Pria Kristen Sejati" untuk poin no. 4, (dalam rangkuman saya, saya singkat menjadi: no. 4 - Kerohanian). Uraian tsb. lengkapnya ada di hal. 1, boleh saya kutipkan lagi di sini, khusus untuk poin no. 4 saja, sebagai berikut:
Nah, seperti dituliskan TS di atas (kalimat yg saya bold), "Bagian yg ini sangat luas pengertiannya.." memang demikianlah adanya. Namun, setidaknya dari uraian singkat yg sudah TS berikan, kiranya cukup bagi kita untuk memberikan 'batasan' mengenai apa yang dimaksud dengan "Pria Kristen Sejati", atau yg kemudian saya persingkat menjadi "kerohanian".
Lalu, yang menjadi pertanyaan saya (di atas) tadi: jika seorang cewek tidak bisa melanjutkan hubungannya dengan cowok, karena (menurutnya) cowok tersebut "terlalu rohani" baginya.. ("rohani" dalam artian sebagaimana dimaksud oleh TS dalam poin no. 4 di atas); apakah sebenarnya yang terjadi?
Di sini kita asumsikan saja bahwa cowok tersebut benar-benar seorang yang "rohani" (spt yg dimaksud TS). Apakah :
a). Cewek tsb. sebenarnya 'tidak mau' diajak untuk 'lebih rohani'? atau
b). Cewek tsb. maunya (lebih memilih) cowok yang 'agak duniawi'? ataukah
c). Sebenarnya ia hanya mencari-cari alasan saja untuk menghindar, apapun masalah sebenarnya, tidak pernah diketahui?
Ataukah, ada pendapat lain, semisal bahwa hal tsb. "tidak mungkin terjadi"? Karena seorang cewek Kristen (baca: rohani) pastilah mendambakan calon pasangan yang rohani juga? Dan, semakin baik apabila semakin tinggi 'tingkat kerohaniannya'? Mari berdiskusi.
Adapun semua urain di atas, tetaplah diletakkan atas dasar KENYATAAN, bahwa se-rohani apapun seorang manusia, dan seberapa 'tinggi'-nya pun tingkat kerohanian seseorang, tetaplah MANUSIA BIASA, yang masih bisa berbuat dosa, dan perlu waktu seumur hidup untuk terus dibentuk menjadi serupa dengan Kristus. Dan, bahwa di hadapan Tuhan, kita semua manusia adalah sama. Sama-sama hamba di hadapan-Nya, yang membutuhkan pertolongan dan anugerah kasih karunia-Nya, untuk bisa mendapat bagian dalam karya penebusan-Nya, supaya kita menjadi bagian dari orang-orang yang diselamatkan.
Semua adalah karena anugerah-Nya. Kita tidak bisa memegahkan diri.
Efesus 2:8-9 (TB) - (8)Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9)itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Amin.
Shalom.
________________
#Duh.. ngomong ape ye, ane di atas?
-
22 Agustus 2017
DIANA964 tulis:
Terima kasih Bro Fajar atas pencerahannya soal religi vs rohani.
Mejawab pertanyaan Bro Fajar kenapa Cewek tsb. sebenarnya 'tidak mau' diajak untuk 'lebih rohani'? Saya juga kurang tahu Bro, mungkin ceweknya masih duniawi.
Saya juga masih bingung dengan kalimat Bro “untuk lebih rohani” itu seperti apa ya? Kalau menurut saya sih kalau sudah rohani ya rohani. Artinya orang tersebut sudah mengakui dosa, menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dia secara pribadi dan menggumuli masalah2 kehidupan dia bersama Tuhan terlepas manifestasi dia dalam menerapkannya. Jatuh bangun orang rohani dalam dosa tidak menyebabkan seseorang lebih rohani atau tidak. Contoh Daud yang berzinah adalah Daud yang beriman kepada Tuhan istilah sekarang ya Daud yang rohani kali ya hehehehe.
Itu pemahaman saya, kalau ada yang salah atau kurang berkenan mohon dimaafkan atau dicerahkan lagi.
GBU
Oke Mbak Diana. Terima kasih untuk tanggapannya.
Sedikit tambahan, a). b). c). di atas tadi hanya beberapa kemungkinan jawaban kok Mbak. Bukan pertanyaan baru. Ketiga opsi itu hanya 'kemungkinan' jawaban yang saya ajukan untuk pertanyaan saya pada kasus sebelumnya, yaitu yg begini: (saya kutipkan lagi, komen saya di atas yg sebelumnya)
FAJAR882 tulis:
.... .... ....
Btw, untuk point no. 4 [Kerohanian], bener gak sih, @Ladies? Soalnya ada juga terjadi seorang (cewek) gak bisa (ato 'gak mau', entah mana yg bener..) lanjut hubungannya dengan CalPas-nya, alasannya, katanya karena cowoknya "terlalu rohani." ?
Nah, gimana tuh kalo kyk gitu?
Pun masih ada kemungkinan jawaban yang lain.
Baiklah, saya rasa tanggapan Njenengan sudah cukup memberikan jawaban: (kemungkinan) cewek tsb. masih duniawi (atau belum percaya kepada Tuhan Yesus).
(*saya tuliskan "kemungkinan" dalam tanda kurung, karena kita sama-sama gak tahu 'pastinya' tentang kondisi kerohanian seseorang, kecuali dirinya sendiri dan Tuhan yang tahu; apakah sudah lahir baru sungguh (sudah rohani) atau belum.*)
Adapun yang saya maksudkan dengan "lebih rohani" (maaf, mungkin kekurangan saya dalam bahasa tulis, jadi membuatnya membingungkan), maksud saya adalah: "untuk bertumbuh dalam kedewasaan rohani".
Ya, saya juga setuju bahwa sekali sudah lahir baru (menjadi manusia rohani) maka akan tetap rohani (selamanya selalu dalam perlindungan dan pimpinan Tuhan, oleh anugerah Roh Kudus).
Sekali lagi terima kasih buat jawaban serta tanggapan yang diberikan. Selamat pagi, selamat berkarya.
Tuhan Yesus memberkati.
22 Agustus 2017 diubah oleh FAJAR882