Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Jomblo Comfort Zone

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 25 dari 146    Ke halaman:  1  2  3 ... 6  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • NUGIEE368

    12 Desember 2015

    sabtu santai.. bisa buat nulis lagi.

    Sedikit share pengalaman , yg ternyata juga banyak dialami rekan2 jomblo, cew ataupun cow.

    pernah dengar pepatah ini :

    "solitude is dangerous. it's addictive. once you see how peaceful it is, you don't wanna deal with people. "   Intinya kesendirian itu membuat kecanduan, sekali kita merasakan nikmatnya, kita akan malas bertemu dengan manusia.   Kesendirian tidak bisa disamakan dgn kesepian.

    hampr 10- an th yll saat bencana melanda, kemudian rencana berkeluarga saya berantakan. Menyisakan derita dan kehancuran di segala segi.  

    Sisi buruk dari seorang melankholis adalah tidak segera beranjak menjauh dari posisi yg gelap, dingin dan membeku. Sehingga suasana tidak segera berubah, dan tidak segera bangkit dari puing-puing keruntuhan.

    Waktu terus berjalan, sekian tahun sudah akhirnya semua dipulihkan, disembuhkan. Sungai-sungai kembali mengalir , jernih dan tenang. Namun semuanya sudah sangat berbeda.

    Sejak saat itu, saya menikmati kesendirian. Kesendirian yang bahkan mampu hanya berteman dgn 'deep longing', yaitu kerinduan yg begitu dalam akan sesuatu.  Kerinduan yg tidak lagi menyiksa dan menggelisahkan, tetapi kerinduan yg dijadikan teman setia utk berjalan bersama.

    Saya tetap butuh orang lain tentu saja, karena saya butuh rekan kerja, butuh perhatian dan meperhatikan sodara/ortu, bahkan gabung di beberapa komunitas. Tetap wajar seperti orang lain. Tetap bisa berbagi dgn sesama. Hanya , sebuah bilik di dalam hati yg harusnya terisi oleh satu entitas, tetap saya biarkan kosong dengan sebuah bingkai 'kerinduan yg dalam' yg menggantung di dindingnya. Dan, saya bahkan menikmati kekosongan itu.

    Jargon dan prinsip hidup dalam 'cukup dengan Tuhan' seringkali saya manipulasi saat terlintas sebentar untuk mengajak manusia yg sudah dikodratkan oleh Tuhan menjadi pasangan laki-laki. Malas untuk beranjak dari keadaan nyaman yg saat ini.

    Apakah saya tdak suka lagi dengan wanita? bukan juga karena itu. Wanita tetap makhluk yg paling menyenangkan di dunia ini. Mereka lebih mudah tersenyum dan menangis, mereka bisa membara seperti lahar gunung merapi, atau teduh seperti pinggiran danau ranu kumbolo. Kadang mereka menjadi sparing yang baik atau bahkan bisa juga konyol kalo kita butuh berargument, last but not least, mereka memiliki hati yg hangat seperti seorang ibu. ( duh..kan emang ibu itu wanita... ).  

    Atau mungkin saya melarikan diri dari kodrat mereka yang 'merepotkan" ?  Menemani si dia melaju di jalanan kota , berkeliling sekedar mencari tempat mana yg enak utk makan malam, kemudian berakhir di dapur rumah sendiri dan makan nasi goreng kesukaan. Menemani wanita berputar-putar ke sana kemari di mall dan butik untuk membeli satu helai pasmina berwarna putih. Udah jelas padahal pasmina warna putih itu ada di mana2.  Lagi, last but not least... mesthi menghadapi kejengkelan tukang parkir saat wanita tiba-tiba gagap tak paham mana kanan,mana kiri saat dia pegang stir dan mau parkir mobil .   Bukan, bukan karena pengen lari dari "kerepotan' seperti ini juga.  Toh itu adalah sepaket dgn hal2 yang disukai dan tidak bisa ditinggalkan oleh lelaki yg ada pada kehidupan wanita. Bahkan lelaki tidak bisa hidup tanpanya pada titik tertentu.

    Karena kesendirian itu juga bukan hidup tanpa kerepotan dan kesulitan yg timbul dari kesendirian itu sendiri. ( kok ribet gini yah kalimatnya..haha). Kalo sakit, mentoknya ngandelin telp rumah sakit, nginep, kasih liat kartu asuransi lalu terpuruk di ranjang sal satu dua hari sendirian. GAk mungkin kan manggil perawat buat nungguin belai2 atau nemenin ngobrol ampe berjam-jam.  Kalo gak jauh dari keluarga masih  mungkin ada ortu atau keponakan or sodara yg nemenin. Kesembuhan dari sakit kan bukan hanya obat semata pengaruhnya, tapi juga perhatian dan orang sekitar. Bahkan sekedar via telpon.  

    Terus mesthi melakukan segala sesuatunya sendiri. Bahkan akhirnya mesthi bisa masak sendiri. Nentukan menu sendiri. Belajar fashion sendiri, baju dan celana yg mana yg matching buat datang ke kondangan. Selanjutnya mendadak jadi disainer interior juga,  mesthi bisa menata kamar sendiri biar nyaman ditempati. Dll..buat teman2 cowok pasti bisa menambahkan kerepotan yg harus kita hadapi tanpa adanya wanita. Baik secara lahir maupun batin :-).

    Memang ada sisi lain yg dianggap sebuah gift jugabila hidup sendiri, karena bisa pergi berkelana kemanapun tanpa merasa berat hati karena meninggalkan seseorang yg bisa kuatir karenanya. Bisa take the extreme risk dengan santai, meski itu bukan profesi kita. Berhari2 traveling sendiri, naik turun tebing yg curam, membelah badai lautan, atau sekedar berbaring nyaman di hamock di pinggiran pantai. Seakan gak ada beban dipikiran hahaha.  Masalahnya seumur hidup piknik itu juga kesia-sia an..

    Jadi bukan karena kehidupan sendiri lebih enak daripada kehidupan berpasangan. Demikian juga sebaliknya. Karena setiap pilihan sudah ada bagian sisi kanan dan kirinya masing2. Dua sisi yg tidak bisa dipisahkan dan tidak boleh dipisahkan. Seperti fungsi sepasang sayap. Baik memilih hidup sendiri atau berpasangan, selalu melibatkan dua sisi itu.

    Alasan utama saat saya temukan, tidak lain karna memang terjebak dlm comfort zone di kehidupan single.  Sudah merasa nyaman, mapan, cukup dgn apa yg ada. Apakah hal ini salah??  Bisa banyak opini dan pendapat muncul dari tiap orang.. saya tidak ingin menjawab hal ini.  Tapi bila ingin keluar dari hal ini dan masuk ke are hidup lain, area yg sama 'menantangnya' dgn hidup sendiri, yaitu hidup berpasangan.. itu berarti butuh effort yg tidak sedikit awalnya. Mirip seperti pesawat antariksa yang harus menghabiskan tenaga jet yg besar untuk membebaskan diri dari pengaruh gravitasi dan keluar dari lingkaran orbit.

    Dan selalu kita akhiri dgn bahasa Iman :  'Lord in you, I can".

    Selamat weekend.

  • DEDY149

    12 Desember 2015

    Kejadian 1:28  Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

    Ya mungkin kita comfort sbg single, tetapi  bagaimana dgn keturunan :-) , kecual bersedia adopsi anak lain  sbg penerus keturunan.

    Dan menurutku manusia itu tidak sempurna dan tidak punya warna yg indah jika tidak berkeluarga.

    12 Desember 2015 diubah oleh DEDY149

  • SARI674

    12 Desember 2015

    baca tulisannya mas nugie jadi inget seseorang yg punya pola pikir yang sama dengan mas nugie.. lebih nyaman hidup sendiri dibanding punya pasangan

  • NUGIEE368

    12 Desember 2015

    nah berarti salah meniak tulisanku tuh mom.. di tulisanku tidak ada kata maupun kesimpulan bahwa hidup sendiri lebih nyaan daripada punya pasangan.. ayo dibaca ulang hhaha

    SARI674 tulis:

    baca tulisannya mas nugie jadi inget seseorang yg punya pola pikir yang sama dengan mas nugie.. lebih nyaman hidup sendiri dibanding punya pasangan

  • NUGIEE368

    12 Desember 2015

    yes sir... saya setuju.. pelukis ya om? suka dgn warna hahha

    DEDY149 tulis:

    Kejadian 1:28  Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

    Ya mungkin kita comfort sbg single, tetapi  bagaimana dgn keturunan :-) , kecual bersedia adopsi anak lain  sbg penerus keturunan.

    Dan menurutku manusia itu tidak sempurna dan tidak punya warna yg indah jika tidak berkeluarga.

  • DEDY149

    12 Desember 2015

    NUGIEE368 tulis:

    yes sir... saya setuju.. pelukis ya om? suka dgn warna hahha

    Iya bro, pelukis kehidupan :-D

    Wanita itu spt warna yg merepotkan, tp warna itu indah sayangnya . Kalo tidak ada warna itu seperti tidak sempurna hidup ini :-)

  • RARA477

    12 Desember 2015

    Nugie 368 tulis :

    Apakah saya tdak suka lagi dengan wanita? bukan juga karena itu. Wanita tetap makhluk yg paling menyenangkan di dunia ini. Mereka lebih mudah tersenyum dan menangis, mereka bisa membara seperti lahar gunung merapi, atau teduh seperti pinggiran danau ranu kumbolo. Kadang mereka menjadi sparing yang baik atau bahkan bisa juga konyol kalo kita butuh berargument, last but not least, mereka memiliki hati yg hangat seperti seorang ibu. ( duh..kan emang ibu itu wanita... ).

    #Noted : ranu kumbolo...Hmmzz,, desiran angin di pagi hari dengan secangkir kopi dan mie instant ala kadarnya beramai-ramai merindu akan suasana megahnya & teduhnya semeru.

    Bagi saya setiap manusia mengalami fase metamorfosisnya, bukan tentang berapa lama atau sekuat apa bertahan sehingga nyaman dengan kesendirian & kemandirian. Namun segala sesuatu ada masanya : untuk pulih dari kondisi terpuruk, untuk bangkit kerna pernah jatuh dan saatnya bergembira tetap menari & menyanyi ceria dalam badai seburuk apapun cuacanya. Saat kenyamanan & keamanan itu saya rasakan sebenarnya saya sedang tidak nyaman, kerna saya tidak mengalami proses pertumbuhan berikutnya untuk melanjutkan perjalanan yang amat sangat menyenangkan & menggairahkan bersama seseorang yang sudah Tuhan sediakan.

    #kenyamanan di kala masih sendiri membutuhkan loncatan lebih tinggi lagi untuk mencapai kenyamanan di level berikutnya. #siap atau tidak siap melangkah, kenyamanan stag hanya membuat saya tidak kemana-mana atau jalan di tempat saja. ;-)

  • NUGIEE368

    12 Desember 2015

    nice and fun point... hahaha

    DEDY149 tulis:

    Iya bro, pelukis kehidupan :-D

    Wanita itu spt warna yg merepotkan, tp warna itu indah sayangnya . Kalo tidak ada warna itu seperti tidak sempurna hidup ini :-)

  • NUGIEE368

    12 Desember 2015

    yup.. seperti melepaskan diri dari orbit

    #kenyamanan di kala masih sendiri membutuhkan loncatan lebih tinggi lagi untuk mencapai kenyamanan di level berikutnya. #siap atau tidak siap melangkah, kenyamanan stag hanya membuat saya tidak kemana-mana atau jalan di tempat saja. ;-)

  • RARA477

    12 Desember 2015

    Bukan, tidak seperti itu. :-)

    NUGIEE368 tulis:

    yup.. seperti melepaskan diri dari orbit

  • NUGIEE368

    12 Desember 2015

    owh..jadi kayak apa ya?? #merenungdulunihjadinya...

    RARA477 tulis:

    Bukan, tidak seperti itu. :-)

  • MEY166

    12 Desember 2015

    RARA477 tulis:

    #Noted : ranu kumbolo...Hmmzz,, desiran angin di pagi hari dengan secangkir kopi dan mie instant ala kadarnya beramai-ramai merindu akan suasana megahnya & teduhnya semeru.

    Bagi saya setiap manusia mengalami fase metamorfosisnya, bukan tentang berapa lama atau sekuat apa bertahan sehingga nyaman dengan kesendirian & kemandirian. Namun segala sesuatu ada masanya : untuk pulih dari kondisi terpuruk, untuk bangkit kerna pernah jatuh dan saatnya bergembira tetap menari & menyanyi ceria dalam badai seburuk apapun cuacanya. Saat kenyamanan & keamanan itu saya rasakan sebenarnya saya sedang tidak nyaman, kerna saya tidak mengalami proses pertumbuhan berikutnya untuk melanjutkan perjalanan yang amat sangat menyenangkan & menggairahkan bersama seseorang yang sudah Tuhan sediakan.

    #kenyamanan di kala masih sendiri membutuhkan loncatan lebih tinggi lagi untuk mencapai kenyamanan di level berikutnya. #siap atau tidak siap melangkah, kenyamanan stag hanya membuat saya tidak kemana-mana atau jalan di tempat saja. ;-)

    Keren bgt mba Rara....

    Terkadang kenyamanan hanyalah alibi atas gengsi yg cukup tinggi dari seorang jomblo utk mengakui ketidaknyamanannya (terkadang loh yah.. hehehe)

    Saya sendiri pernah terjebak selama 6 tahun dalam comfort zone (tapi bukan dalam jomblo confort zone yah.. hehhee) Dan persis seperti yang mba Rara bilang, kenyamanan itu hanya membuat saya stuck di tempat. Orang lain udah kemana-mana sementara saya masih saja diam di tempat menikamti kenyamanan saya.

    Yang kita butuhkan untuk bisa keluar dari comfort zone hanyalah keberanian. Keberanian melawan ego dan keberanian mengambil resiko,

    Puji Tuhan, sekarang saya sudah keluar dari zona nyaman itu, dan berani mengambil resiko, termasuk resiko ketika menghadiri kondangan tanpa gandengan. :-D:-D

  • RARA477

    12 Desember 2015

    MEY 166 tulis :

    Terkadang kenyamanan hanyalah alibi atas gengsi yg cukup tinggi dari seorang jomblo utk mengakui ketidaknyamanannya (terkadang loh yah.. hehehe)

    Yang kita butuhkan untuk bisa keluar dari comfort zone hanyalah keberanian. Keberanian melawan ego dan keberanian mengambil resiko,

    @sist MEY : saya sangat sepakat dengan kata-kata motivasi dari sista di atas.

    Pemahaman akan makna kata yang tersurat itu mudah, namun tidak semua orang bisa paham makna yang tersirat. Tidak banyak dari kita yang mau mengakui bahwa kita yang single itu lebih ego dari pada yang sudah memutuskan berani berpasangan/berumah tangga. Kerna berumah tangga tentu tidak sebebas & senyaman saat single:Ngak ada "partner argumen" yang seatap, serumah & sekamar...hihihi....#kebiasaan ngapa2in sendiri itu ngak seasik berpasangan lho;-)

    @Keren buatmu juga kerna sudah melewati masa dateng kondangan tanpa ada "partner permanent" hehehe...klo aq biasanya masih suka ajak "temporary partner".. hehehe...:$)

    12 Desember 2015 diubah oleh RARA477

  • 12 Desember 2015

    out the box
    suatu saat perlu suasana yang berbeda atau tantangan.

  • NUGIEE368

    13 Desember 2015

    saya setuju sekali dgn metamorfosis dan loncatan tinggi yg harus dibuat.. ya memang demikian. Tapi saya tidak setuju dgn makan mie instan di tepian danau ranu kumbolo..apalagi klo mo attack summit..big noo.. hahaha. pisss... kapan sono lgi mom ?

    RARA477 tulis:

    #Noted : ranu kumbolo...Hmmzz,, desiran angin di pagi hari dengan secangkir kopi dan mie instant ala kadarnya beramai-ramai merindu akan suasana megahnya & teduhnya semeru.

    Bagi saya setiap manusia mengalami fase metamorfosisnya, bukan tentang berapa lama atau sekuat apa bertahan sehingga nyaman dengan kesendirian & kemandirian. Namun segala sesuatu ada masanya : untuk pulih dari kondisi terpuruk, untuk bangkit kerna pernah jatuh dan saatnya bergembira tetap menari & menyanyi ceria dalam badai seburuk apapun cuacanya. Saat kenyamanan & keamanan itu saya rasakan sebenarnya saya sedang tidak nyaman, kerna saya tidak mengalami proses pertumbuhan berikutnya untuk melanjutkan perjalanan yang amat sangat menyenangkan & menggairahkan bersama seseorang yang sudah Tuhan sediakan.

    #kenyamanan di kala masih sendiri membutuhkan loncatan lebih tinggi lagi untuk mencapai kenyamanan di level berikutnya. #siap atau tidak siap melangkah, kenyamanan stag hanya membuat saya tidak kemana-mana atau jalan di tempat saja. ;-)

  • 14 Desember 2015

    Kesadaran untuk menyadari keberadaan merupakan bagian dari proses untuk memahami hal yang lebih baik yang disiapkan olehNya:) Best of luck for everyone, you go on the right direction..keep going and praying :)

  • NUGIEE368

    15 Desember 2015

    terimakasih .. ya memang tidak mudah...karena musuh yg saya hadapi sangat tangguh dan musuh bebuyutan yg memiliki ilmu dan pengalaman teruji. musuh itu adalah diri saya sendiri. Ini seperti dengan tiba2 memutar kemudi kapal saya ke arah yg berlawanan dgn sebelumnya dan terlebih melawan arah arus pula.  Tapi saya sudah melangkah melewati jembatan, dan jembatan di belakang sudah saya hancurkan.

    AYUSARI311 tulis:

    Kesadaran untuk menyadari keberadaan merupakan bagian dari proses untuk memahami hal yang lebih baik yang disiapkan olehNya:) Best of luck for everyone, you go on the right direction..keep going and praying :)

  • CHRES058

    16 Desember 2015

    Dulu sy juga sangat betah dengan zona nyaman sbg jomblo. Sy pemegang prinsip hidup 'kebebasan yg bertanggungjawab'

    Saya tidak pernah fokus cari2 pasangan/jodoh karena buat sy jodoh itu ditangan Tuhan, pasti datang sendiri kalo memang sudah waktunya..

    Dan saat dia datang, sy merasa tidak bisa menghindar dan tidak bisa menolak.. pada akhirnya yg terucap adalah 'YA'..

    Makanya sy bilang bahwa Jodoh adalah Takdir Tuhan dimana sy ga bisa bilang TIDAK.

    Susah mo dijelaskan dgn kata2.. terserah mau percaya atau ngga

  • INNE351

    16 Desember 2015

    Salam kenal bro Nugiee

    Kenyamanan bisa kita ciptakan dan usahakan, kembali lagi pada pilihan hidup, jika nyaman dng jomblo zone jalani dng ucapan syukur Jika dpt keluar dari zona nyaman jomblo dan memilih double zone,  jalani dng penuh tanggung jawab dan ucapan syukur :-)

    Keep on moving and stay blessed :up:

    16 Desember 2015 diubah oleh INNE351

  • MUWARDY036

    16 Desember 2015

    CHRES058 tulis:

    Saya tidak pernah fokus cari2 pasangan/jodoh karena buat sy jodoh itu ditangan Tuhan, pasti datang sendiri kalo memang sudah waktunya..

    Dan saat dia datang, sy merasa tidak bisa menghindar dan tidak bisa menolak.. pada akhirnya yg terucap adalah 'YA'..

    Makanya sy bilang bahwa Jodoh adalah Takdir Tuhan dimana sy ga bisa bilang TIDAK.

    Susah mo dijelaskan dgn kata2.. terserah mau percaya atau ngga

    Yup setuju 1000% bro!

    Jalani hidup berkeluarga atau selibat adalah PANGGILAN, bukan PILIHAN.

    Yang kasian, kalo di area abu-abu, gga jelas, maunya sih kawin tapi gga nemu lawan... alias gga dikasih2 jodohnya!

  • YOKHE902

    16 Desember 2015

    INNE351 tulis:

    Salam kenal bro Nugiee

    Kenyamanan bisa kita ciptakan dan usahakan, kembali lagi pada pilihan hidup, jika nyaman dng jomblo zone jalani dng ucapan syukur Jika dpt keluar dari zona nyaman jomblo dan memilih double zone,  jalani dng penuh tanggung jawab dan ucapan syukur :-)

    Keep on moving and stay blessed :up:

    yup...setuju sm inne...dijalani, dinikmati, disyukuri...

  • HANA914

    16 Desember 2015

    Nggak pernah tuh merasa nyaman dengan jomblo comfort zone ...  misalnyapun jomblo ...(ya emang gi jomblo) .. tetap bersyukur sih tapi nggak memungkiri ada rasa perih di hati .... kebetulan ini masa jomblo terlama ...  nggak mau bingittss ihh jomblo lama2 ...

  • YOKHE902

    16 Desember 2015

    HANA914 tulis:

    Nggak pernah tuh merasa nyaman dengan jomblo comfort zone ...  misalnyapun jomblo ...(ya emang gi jomblo) .. tetap bersyukur sih tapi nggak memungkiri ada rasa perih di hati .... kebetulan ini masa jomblo terlama ...  nggak mau bingittss ihh jomblo lama2 ...

    ya emang ga nyaman sis...palagi kalau ketemu sama teman lama yang ditanya selalu anakmu sudah berapa sekarang ? nyesek rasanyo

  • NUGIEE368

    16 Desember 2015

    ya.. pilihannya adalah mau memenuhi panggilan itu atau tidak. Panggilan bukan paksaan dlm pemahaman saya.

    MUWARDY036 tulis:

    Yup setuju 1000% bro!

    Jalani hidup berkeluarga atau selibat adalah PANGGILAN, bukan PILIHAN.

    Yang kasian, kalo di area abu-abu, gga jelas, maunya sih kawin tapi gga nemu lawan... alias gga dikasih2 jodohnya!

  • MUWARDY036

    16 Desember 2015

    NUGIEE368 tulis:

    ya.. pilihannya adalah mau memenuhi panggilan itu atau tidak. Panggilan bukan paksaan dlm pemahaman saya.

    Balik lagi ke tulisan CHRES058.

    Saya sendiri sudah mengalaminya, berkali kali dalam tiap aspek kejadian (bukan hanya soal jodoh/pasangan)

    Kalo Tuhan berkehendak, manusia pun tidak akan bisa kabur. Bisa jadi Ia menguatkan hati orang itu, bisa jadi Ia memberi hati yg baru (para murid Yesus yg jadi berani jadi pewarta), bisa jadi Ia memberi hal lain supaya pede (Musa), bisa jadi Ia....... (seperti Yesus sendiri yg awalnya pun kelihatan takut mati di salib) dan.... (seperti Yunus yg bahkan harus ditangkap ikan paus).

    Sering kita hanya melihat hal dalam skala kecil, hal yg visual, sehingga tidak melihat rancangan yg lebih besar (big picture dari hidup kita). Atau keterbatasan berpikir dan mencari, sehingga terperangkap apa kata orang mayoritas, apa kata orang ternama, dsb.

    16 Desember 2015 diubah oleh MUWARDY036

1 – 25 dari 146    Ke halaman:  1  2  3 ... 6  Selanjutnya Kirim tanggapan