adat dan agama!!
-
28 Januari 2016
Ya setuju dgn Ricky532, dan Oliver272.
Pendapatnya masuk akalku.
Bagaimanapun menghormati bukan menyembah.
Adat bisa dilakukan sesuai Kepercayaan.
-
28 Januari 2016
EVITA546 tulis:
wow..ada yang paham filosofi dalihan na tolu..saya saat ini sedang melakukan penelitian untuk mempertemukan filosofi dalihan na tolu dengan filosofi kristiani..sepertinya perlu belajar sama ricky nih...
salam kenal kk...
nih aku rekomendasikan bukunya mudah2an membantu
Siahaan, B.M. 2012. Parambuan Adat Batak Dalihan Natolu. Medan : PT. Hasli Jaya.
bagus bukunya tapi sulit dicari, hanya di perpustakaanlah mungkin adanya..
-
28 Januari 2016
adat istiadat tata kelakuan yg kekal dan turun-temurun dr generasi satu ke generasi lain sbg warisan sehingga kuat integrasinya dng pola perilaku masyarakat
adat [n] (1) aturan (perbuatan dsb) yg lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala: menurut -- daerah ini, laki-lakilah yg berhak sbg ahli waris; (2) cara (kelakuan dsb) yg sudah menjadi kebiasaan; kebiasaan: demikianlah -- nya apabila ia marah; (pd) -- nya; (3) wujud gagasan kebudayaan yg terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan yg satu dng lainnya berkaitan menjadi suatu sistem; (4) kl cukai menurut peraturan yg berlaku (di pelabuhan dsb)"adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah [pb] pekerjaan (perbuatan) hendaklah selalu mengingat aturan adat dan agama (jangan bertentangan satu dng yg lain)"
Referensi: kamusbahasaindonesia.org
Pilihan terbaik jika keduanya bisa dijalankan, jika tidak bisa ya memilih sesuai pertimbangan/situasi kondisi. -
29 Januari 2016
Klo bsa di summary-kan
Hukum kristen yg utama adalah kasih. Pertama kasih vertikal, kedua kasih horizontal. Dalihan na Tolu prinsipnya mengenai keseimbangan posisi halak batak dalam struktur sosial. Tidak ada yg selalu diatas, tidak ada yg selalu dibawah. Kadang kita sebagai pihak hula2/tondong, kadang kita sebagai parboru, kadang sbgai paranak.
Dimanapun posisi kita sbagai apa, idealnya harus slalu berdasarkan kasih. Yang sering terjadi misalnya saat sebagai hula2/tondong kita jd egois saenake dewek, akhirnya timbul pertikaian/perpecahan karena paranak atau parboru tidak terima. Begitu jg kasus2 saat jd paranak/ parboru.
Struktur Dalihan na Tolu ini menjamin kekerabatan dan kedekatan sebagai orang batak dimanapun dia berada tetap terjalin. Tmen2 yang anak perantauan kykne sudah paham hal ini. Sayangnya generasi yg skrang yg konon sdah lebih terdidik justru cenderung kurang menghargai prinsip budaya ini. Keimanan yang intens itu sangat baik, tapi jangan dibenturkan dgn identitas diri dan budaya.
-
29 Januari 2016
kalau boleh menanggapi nih, bukannya kurang menghargai prinsip dalihan na tolu, tapi kalau sy lihat prinsip kristiani di HKBP khususnya orang Batak lebih cenderung ke Perjanjian Lama, yang akhirnya menghasilkan tanda kalau seseorang di sayang Tuhan, dia akan menjadi seorang yang banyak rejeki, kaya raya, bukan kasih...makanya akhirnya orang-orang batak yang pergi bergereja sibuk dengan penampilannya, yang wanitanya pakai make-up berlebihan lha, pakai baju ikut trend fashion terkini..tapi kalau memberikan persembahan cuma 2000 perak (maaf)..dan tidak pernah memberikan perpuluhan..
makanya akhirnya kasih yang ada di orang batak jadi kasih ke sesama orang batak saja..malah lebih parah lagi, orang batak yang kaya tidak mau menyentuh orang batak yang miskin..
seharusnya kalau memang filosofi dalihan na tolu yang benar seperti yang ricky utarakan, seharusnya orang batak bisa menjadi tiang utama perkembangan kristiani di Indonesia..
sebenarnya HKBP sudah menjadi pondasi perkembangan kristiani di Indonesia dan kita sebagai orang batak harus bangga akan hal itu..sayangnya tidak terjadi pendewasaan rohani karena terlalu mengarah ke dalam (sesama suku) bukan keluar (sesama manusia)...
mungkin itulah sebabnya banyak orang-orang batak yang rindu untuk mengalami pendewasaan rohani akhirnya hengkang ke GKI dan mulai membaur dengan sesama manusia bukan sesama suku batak, walaupun di sudut hati yang paling dalam ada kerinduan akan keseimbangan antara hidup dengan sesama suku dan hidup dengan sesama manusia..
itu pendapat saya lho..
RICKY532 tulis:
Klo bsa di summary-kan
Hukum kristen yg utama adalah kasih. Pertama kasih vertikal, kedua kasih horizontal. Dalihan na Tolu prinsipnya mengenai keseimbangan posisi halak batak dalam struktur sosial. Tidak ada yg selalu diatas, tidak ada yg selalu dibawah. Kadang kita sebagai pihak hula2/tondong, kadang kita sebagai parboru, kadang sbgai paranak.
Dimanapun posisi kita sbagai apa, idealnya harus slalu berdasarkan kasih. Yang sering terjadi misalnya saat sebagai hula2/tondong kita jd egois saenake dewek, akhirnya timbul pertikaian/perpecahan karena paranak atau parboru tidak terima. Begitu jg kasus2 saat jd paranak/ parboru.
Struktur Dalihan na Tolu ini menjamin kekerabatan dan kedekatan sebagai orang batak dimanapun dia berada tetap terjalin. Tmen2 yang anak perantauan kykne sudah paham hal ini. Sayangnya generasi yg skrang yg konon sdah lebih terdidik justru cenderung kurang menghargai prinsip budaya ini. Keimanan yang intens itu sangat baik, tapi jangan dibenturkan dgn identitas diri dan budaya.
-
29 Januari 2016
salam kenal juga Merli
saya sudah mencari di perpustakaan tapi tidak ada tuh terbitan 2012 adanya terbitan 1994. kalau boleh saya minta fotocopy nya?
kalau saya sih lebih bertujuan untuk menghasilkan konsep seperti Feng-Shui begitu..
jadi Dalihan Na Tolu yang sudah dipadukan dengan filosofi kristiani ini bisa menjadi "feng-shui".
MERLI705 tulis:
salam kenal kk...
nih aku rekomendasikan bukunya mudah2an membantu
Siahaan, B.M. 2012. Parambuan Adat Batak Dalihan Natolu. Medan : PT. Hasli Jaya.
bagus bukunya tapi sulit dicari, hanya di perpustakaanlah mungkin adanya..
-
29 Januari 2016
Setuju, krn keduanya bisa aja kok dikondisikan utk berjalan beriringan tanpa menyalahi Firman Tuhan
RICKY532 tulis:
Klo bsa di summary-kan
Hukum kristen yg utama adalah kasih. Pertama kasih vertikal, kedua kasih horizontal. Dalihan na Tolu prinsipnya mengenai keseimbangan posisi halak batak dalam struktur sosial. Tidak ada yg selalu diatas, tidak ada yg selalu dibawah. Kadang kita sebagai pihak hula2/tondong, kadang kita sebagai parboru, kadang sbgai paranak.
Dimanapun posisi kita sbagai apa, idealnya harus slalu berdasarkan kasih. Yang sering terjadi misalnya saat sebagai hula2/tondong kita jd egois saenake dewek, akhirnya timbul pertikaian/perpecahan karena paranak atau parboru tidak terima. Begitu jg kasus2 saat jd paranak/ parboru.
Struktur Dalihan na Tolu ini menjamin kekerabatan dan kedekatan sebagai orang batak dimanapun dia berada tetap terjalin. Tmen2 yang anak perantauan kykne sudah paham hal ini. Sayangnya generasi yg skrang yg konon sdah lebih terdidik justru cenderung kurang menghargai prinsip budaya ini. Keimanan yang intens itu sangat baik, tapi jangan dibenturkan dgn identitas diri dan budaya.
29 Januari 2016 diubah oleh TATA304
-
29 Januari 2016
kemaren sy g fhotocopy semua kk,, hanya sedikit saja yg berhubungan dengan penelitian saya,,, sy dulu ambil bahan itu di Universitas Negeri Medan itu pun g di perpustakaan itu tdk ada mungkin, itu kita ke PUSDIBANG untuk sejarah di Unimed, kalau kk ada kenal mhs disana coba suruh dicari k, kalau sy lg di Medan mungkin bsa sy tolongin
EVITA546 tulis:
salam kenal juga Merli
saya sudah mencari di perpustakaan tapi tidak ada tuh terbitan 2012 adanya terbitan 1994. kalau boleh saya minta fotocopy nya?
kalau saya sih lebih bertujuan untuk menghasilkan konsep seperti Feng-Shui begitu..
jadi Dalihan Na Tolu yang sudah dipadukan dengan filosofi kristiani ini bisa menjadi "feng-shui".
-
29 Januari 2016
waduh sayang bgt ya..buku itu blm ada di PNRI. kalau ada pasti sdh sy fotocopy..
MERLI705 tulis:
kemaren sy g fhotocopy semua kk,, hanya sedikit saja yg berhubungan dengan penelitian saya,,, sy dulu ambil bahan itu di Universitas Negeri Medan itu pun g di perpustakaan itu tdk ada mungkin, itu kita ke PUSDIBANG untuk sejarah di Unimed, kalau kk ada kenal mhs disana coba suruh dicari k, kalau sy lg di Medan mungkin bsa sy tolongin
-
30 Januari 2016
EVITA546 tulis:
kalau boleh menanggapi nih, bukannya kurang menghargai prinsip dalihan na tolu, tapi kalau sy lihat prinsip kristiani di HKBP khususnya orang Batak lebih cenderung ke Perjanjian Lama, yang akhirnya menghasilkan tanda kalau seseorang di sayang Tuhan, dia akan menjadi seorang yang banyak rejeki, kaya raya, bukan kasih...makanya akhirnya orang-orang batak yang pergi bergereja sibuk dengan penampilannya, yang wanitanya pakai make-up berlebihan lha, pakai baju ikut trend fashion terkini..tapi kalau memberikan persembahan cuma 2000 perak (maaf)..dan tidak pernah memberikan perpuluhan..
makanya akhirnya kasih yang ada di orang batak jadi kasih ke sesama orang batak saja..malah lebih parah lagi, orang batak yang kaya tidak mau menyentuh orang batak yang miskin..
seharusnya kalau memang filosofi dalihan na tolu yang benar seperti yang ricky utarakan, seharusnya orang batak bisa menjadi tiang utama perkembangan kristiani di Indonesia..
sebenarnya HKBP sudah menjadi pondasi perkembangan kristiani di Indonesia dan kita sebagai orang batak harus bangga akan hal itu..sayangnya tidak terjadi pendewasaan rohani karena terlalu mengarah ke dalam (sesama suku) bukan keluar (sesama manusia)...
mungkin itulah sebabnya banyak orang-orang batak yang rindu untuk mengalami pendewasaan rohani akhirnya hengkang ke GKI dan mulai membaur dengan sesama manusia bukan sesama suku batak, walaupun di sudut hati yang paling dalam ada kerinduan akan keseimbangan antara hidup dengan sesama suku dan hidup dengan sesama manusia..
itu pendapat saya lho..
Dalihan na Tolu itu bicara struktur relasi di masyarakat batak ito. Klo soal tujuan hidup ada 3 hal : hamoraon, hagabeon, hasangapon. 3 hal itu ga da relasinya dgn iman kristen. Smuanya soal duniawi. Tpi smua suku rata2 jga kyk gtu to.
Memang benar yg ito bilang greja2 kesukuan batak kcenderungan perilaku jemaatnya sperti itu, lingkup jemaatnya jg sempit dan kiprahnya terbatas. Tapi sbagai individu yg keturunan batak kta bsa memilih kok mau greja ke mna, tidak mesti ke greja kesukuan.
Poin nya to, halak kita budaya nya bnyak jga kekurangan. Tapi budaya itu jg berharga. Jgn dilihat dr kebiasaan2 jeleknya aja. Lihat gambar besarnya
Just sharing
-
30 Januari 2016
EVITA546 tulis:
kalau boleh menanggapi nih, bukannya kurang menghargai prinsip dalihan na tolu, tapi kalau sy lihat prinsip kristiani di HKBP khususnya orang Batak lebih cenderung ke Perjanjian Lama, yang akhirnya menghasilkan tanda kalau seseorang di sayang Tuhan, dia akan menjadi seorang yang banyak rejeki, kaya raya, bukan kasih...makanya akhirnya orang-orang batak yang pergi bergereja sibuk dengan penampilannya, yang wanitanya pakai make-up berlebihan lha, pakai baju ikut trend fashion terkini..tapi kalau memberikan persembahan cuma 2000 perak (maaf)..dan tidak pernah memberikan perpuluhan..
makanya akhirnya kasih yang ada di orang batak jadi kasih ke sesama orang batak saja..malah lebih parah lagi, orang batak yang kaya tidak mau menyentuh orang batak yang miskin..
seharusnya kalau memang filosofi dalihan na tolu yang benar seperti yang ricky utarakan, seharusnya orang batak bisa menjadi tiang utama perkembangan kristiani di Indonesia..
sebenarnya HKBP sudah menjadi pondasi perkembangan kristiani di Indonesia dan kita sebagai orang batak harus bangga akan hal itu..sayangnya tidak terjadi pendewasaan rohani karena terlalu mengarah ke dalam (sesama suku) bukan keluar (sesama manusia)...
mungkin itulah sebabnya banyak orang-orang batak yang rindu untuk mengalami pendewasaan rohani akhirnya hengkang ke GKI dan mulai membaur dengan sesama manusia bukan sesama suku batak, walaupun di sudut hati yang paling dalam ada kerinduan akan keseimbangan antara hidup dengan sesama suku dan hidup dengan sesama manusia..
itu pendapat saya lho..
salam kenal kak evita
saya setuju,, mencoba di gereja HKBP setaun, hasilnya sama dengan yang kaka utarakan. kadang bertanya sendiri apa yang salah? bahkan anak guru sidi saya pun akhirnya beralih dan menyebrang dari ajaran. demikian juga sepupu saya menyeberang juga. saya merasa iman saya gak berkembang jika terlalu lama. akhirnya saya di GKI merasa rohani tumbuh.
-
30 Januari 2016
Salam kenal semua di forum Adat dan Agama ☺
Sya salah dua [salah satunya Nita178].
Pengalaman buruk d Gereja Suku tertentu di kota besar yg mengandalkan loe - loe / gue - gue.
Ibadah di Gereja Oikumene, kenal dan beebaur dgn suku ras kota yg beraneka ragam smp Jemaat luar Indo.
Ada Sesuatu yg sangat Berharga dan Anugerah yg ada di ibadah umum.
Adat tetap diikuti selama tidak menomorsatukan.
Nomor satu tetap Tuhan dan Alkitab.
-
30 Januari 2016
Gereja koq coba2 ..... kalau ga cocok terus pindah ya? Kalau iman ga bertumbuh terus pindah, cari gereja lain? Terus cari lagi dan lagi ... sampai menemukan yang cocok dihati. Ingat perumpaman tentang menabur benih, benih tersebut jatuh ke 4 tanah yang berbeda. seorang penabur yang menaburkan benih adalah orang yang menaburkan Firman Tuhan dan benih yang jatuh ke tanah adalah firman yang masuk ke hati manusia. Sehingga sesungguhnya setiap jenis tanah melambangkan jenis hati yang berbeda-beda. Saat benih itu tak bertumbuh siapa yang salah? Si penaburkah, benih nya yang ditaburkan? Atau tanah nya?
Maaf berapapun persembahan nya biarlah itu urusan antara si pemberi dengan Tuhan, mau dia kaya raya sekalipun kasih persembahan dua ribu biarlahkan, jangan jadikan itu batu sandungan untuk hati kita dalam memberi. Apa yang kita punya ya berikanlah yang terbaik dan tanpa bersungguh-sunggut.
Have a blessing weekend.
-
30 Januari 2016
DEBORA588 tulis:
Gereja koq coba2 ..... kalau ga cocok terus pindah ya? Kalau iman ga bertumbuh terus pindah, cari gereja lain? Terus cari lagi dan lagi ... sampai menemukan yang cocok dihati. Ingat perumpaman tentang menabur benih, benih tersebut jatuh ke 4 tanah yang berbeda. seorang penabur yang menaburkan benih adalah orang yang menaburkan Firman Tuhan dan benih yang jatuh ke tanah adalah firman yang masuk ke hati manusia. Sehingga sesungguhnya setiap jenis tanah melambangkan jenis hati yang berbeda-beda. Saat benih itu tak bertumbuh siapa yang salah? Si penaburkah, benih nya yang ditaburkan? Atau tanah nya?
Maaf berapapun persembahan nya biarlah itu urusan antara si pemberi dengan Tuhan, mau dia kaya raya sekalipun kasih persembahan dua ribu biarlahkan, jangan jadikan itu batu sandungan untuk hati kita dalam memberi. Apa yang kita punya ya berikanlah yang terbaik dan tanpa bersungguh-sunggut.
Have a blessing weekend.
Kutipan "Gereja koq coba2 ..... kalau ga cocok terus pindah ya? Kalau iman ga bertumbuh terus pindah, cari gereja lain? Terus cari lagi dan lagi ... sampai menemukan yang cocok dihati. Ingat perumpaman tentang menabur benih, benih tersebut jatuh ke 4 tanah yang berbeda. seorang penabur yang menaburkan benih adalah orang yang menaburkan Firman Tuhan dan benih yang jatuh ke tanah adalah firman yang masuk ke hati manusia. Sehingga sesungguhnya setiap jenis tanah melambangkan jenis hati yang berbeda-beda. Saat benih itu tak bertumbuh siapa yang salah? Si penaburkah, benih nya yang ditaburkan? Atau tanah nya?"
bener, setuju.. coba sana coba sini juga membuat Tuhan merasa tersakiti. Itu sama saja mem PHP in Tuhan..
-
1 Februari 2016
Greja itu bukannya buatan manusia y ? Knp mesti mengharamkan berpindah greja. Sya salah satu domba yg "resah" di greja kesukuan, merasa tidak mendapat peng-gembalaan yg baik. Greja kesukuan harus diakui bnyak kelemahannya, tanpa bermaksud menghakimi.
-
1 Februari 2016
DEBORA588 tulis:
Gereja koq coba2 ..... kalau ga cocok terus pindah ya? Kalau iman ga bertumbuh terus pindah, cari gereja lain? Terus cari lagi dan lagi ... sampai menemukan yang cocok dihati. Ingat perumpaman tentang menabur benih, benih tersebut jatuh ke 4 tanah yang berbeda. seorang penabur yang menaburkan benih adalah orang yang menaburkan Firman Tuhan dan benih yang jatuh ke tanah adalah firman yang masuk ke hati manusia. Sehingga sesungguhnya setiap jenis tanah melambangkan jenis hati yang berbeda-beda. Saat benih itu tak bertumbuh siapa yang salah? Si penaburkah, benih nya yang ditaburkan? Atau tanah nya?
jadi imksd ito dr pernyataan diatas apa ya?
-
3 Februari 2016
Yang ditanya ga nyahut ??
-
3 Februari 2016
RICKY532 tulis:
Greja itu bukannya buatan manusia y ? Knp mesti mengharamkan berpindah greja. Sya salah satu domba yg "resah" di greja kesukuan, merasa tidak mendapat peng-gembalaan yg baik. Greja kesukuan harus diakui bnyak kelemahannya, tanpa bermaksud menghakimi.
Pindah gereja bukannya haram cuma Tuhan bosan nengoknya, kayak gak serius. Semua gereja kan ngajar untuk yang baik, jadi imani aja lah, masalah pertumbuhan imannya kan bukan tergantung gerejanya bro, kembali ke individunya..
Sama kayak pindah sekolah, dulu ada temen aku waktu SMA udah 4x pindah sekolah, penyebabnya macam macam, ada yang berkelahi, ada yang ribut sama guru, ada yang harus pindah baru naik kelas, eh akhirnya orang tuanya bilang, mending kamu gak usah sekolah, jadi kayak aku yang sekolah, tiap bulan di panggil guru..
-
4 Februari 2016
Klo Tuhan pikirannya kyk lae dah musnah umat manusia ini
Tuhan bosan sma umatnya ?? Gmna lagi tuh sma yg ga greja atau bikin dosa trus menerus ?
Gini aja lae biar gampang, marthin luther, john calvin, para reformis kristen dlu itu greja kmna ? Menurut mereka apa yg salah wktu itu ? Bukan di grejanya broo ?
Ga usah menghakimi lah cman buat merasa kita lebih baik. Keimanan urusan yg personal ke atas. Kita ke gereja bukan buat dapat approval lingkungan atau orang2 skeliling kita. Justru greja2 yg ditinggalkan jemaatnya harus intropeksi.
Ancaman kekristenan bukan dari sesama greja beda denominasi. Tapi dri kemajuan jaman ini yg bikin manusia beragama jdi tidak beragama alias atheis.
-
4 Februari 2016
RICKY532 tulis:
Klo Tuhan pikirannya kyk lae dah musnah umat manusia ini
Tuhan bosan sma umatnya ?? Gmna lagi tuh sma yg ga greja atau bikin dosa trus menerus ?
Gini aja lae biar gampang, marthin luther, john calvin, para reformis kristen dlu itu greja kmna ? Menurut mereka apa yg salah wktu itu ? Bukan di grejanya broo ?
Ga usah menghakimi lah cman buat merasa kita lebih baik. Keimanan urusan yg personal ke atas. Kita ke gereja bukan buat dapat approval lingkungan atau orang2 skeliling kita. Justru greja2 yg ditinggalkan jemaatnya harus intropeksi.
Ancaman kekristenan bukan dari sesama greja beda denominasi. Tapi dri kemajuan jaman ini yg bikin manusia beragama jdi tidak beragama alias atheis.
Siapa yang menghakimi, kan lae nanya, trus aku jawab.
Kalo Tuhan kayak aku berarti aku kayak Tuhan lah lae