LGBT, bagaimana kita bersikap?
-
31 Maret 2016
Yang pasti anak itu akan bingung. Apalagi klo dia udh masuk sekolah dan ketemu teman teman dia akan sadar orang tuanya berbeda dengan orang tua angkatnya. Bisa jadi dia akan patut pada orang tua angkatnya atau dia akan menolak perilaku orang tua angkatnya. Yg pasti kejiwaan anak ini perlu di tolong.
-
31 Maret 2016
Setuju dengan debora558
Berikut penjelasanny
KBR, Jakarta - Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) akan segera menyikapi surat protes dari Asosiasi Psikiater Amerika Serikat (American Psychiatric Association/APA). APA baru-baru ini mempertanyakan sikap PDSKJI tentang Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) yang dimasukkan dalam kategori masalah kejiwaan.
Menanggapi protes itu, Ketua Umum PDSKJI Danardi Sosrosumihardjo berdalih ada perbedaan pegangan atau acuan dalam menyikapi LGBT, antara psikiater Indonesia dengan psikiater Amerika Serikat.
Di Amerika, organisasi APA berpegang pada standar DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) yang sudah tidak lagi mengutak-atik masalah gangguan psikologi atau perilaku pada LGBT.
"Di dunia ini ada dua pedoman. Mereka (Amerika) menggunakan DSM-5, sedangkan kami di Indonesia masih mengikuti ICD-10 yang dikeluarkan WHO. Nampaknya itu yang jadi masalah," kata Danardi Sosrosumihardjo kepada KBR, Kamis (17/3/2016).
ICD-10 adalah revisi ke-10 dari klasifikasi medis yang dikeluarkan Badan Kesehatan Dunia WHO tentang penyakit dan masalah berkaitan dengan kesehatan (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems/ICD).
"Dalam ICD itu intinya begini. Yang menyangkut Lesbian, Gay, Biseksual (LGB) itu jangan dilihat dari orientasi seksualnya. Yang dilihat adalah, apabila dalam komunitas ini muncul gejala psikologis atau gejala perilaku. Gejala psikologis atau perilaku ini penyebabnya kompleks. Bisa karena biologi, psikologi, bisa karena sosial kultural," kata Danardi.
Menurut Danardi, dalam ICD-10 masih tertulis bahwa jika pada komunitas LGB ada gangguan psikologi atau gangguan perilaku, maka itu masih menjadi fokus terapi. Sementara, di dalam standar DSM yang dijadikan acuan Amerika itu tidak disebut-sebut lagi.
"Jadi, Dalam ICD-10 itu gampangnya begini. Kalau seseorang sudah mantap atau mempertahankan homoseksualnya, itu di bidang psikiatri tidak diutik-utik lagi. Tetapi yang ingin dibantu adalah, apabila ia merasa didiskriminasi, dibully, merasa kurang cocok dengan komunitasnya, ditentang orang tuanya. Ini yang dibantu," lanjut Danardi.
Sedangkan mengenai T dalam LGBT yaitu Transgender, itu dalam psikiatri masuk kategori gangguan.
Mana yang lebih baru antara standar DSM yang dipakai Amerika, dengan ICD-10 yang dijadikan acuan para ahli psikiatri Indonesia?
"Tentu terbitan DSM ini yang terbaru. Kalau ICD-10 itu terakhir kali direvisi tahun 1992. Sebetulnya ada rencana ICD-10 direvisi menjadi ICD-11, namun entah mengapa kok tidak jadi-jadi," lanjut Danardi.
Danardi mengatakan, psikiater Indonesia juga mengacu pada Undang-undang Kesehatan Jiwa yang disahkan pada 2015 lalu yang memasukkan kesehatan jiwa dalam dua kategori, yaitu kategori Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa (ODMK).
PDSKJI memasukkan LGBT dalam kategori ODMK berdasarkan terminologi di Undang-undang tersebut. Namun menurut Danardi, itu bukan diagnosa.
"Kelompok ODMK itu komunitas yang sehat, komunitas yang normal, tapi punya resiko jatuh ke gangguan jiwa. Sehingga, dengan Undang-undang ini, pengelompokan ODMK sebenarnya ingin memberi perhatian lebih, ingin mencegah agar ODMK tidak sampai jatuh ke ODGJ. Tapi yang sering terjadi, malah stigma. Orang dikelompokkan ke ODMK itu dianggapnya gangguan jiwa juga," kata Danardi.
"Kita pengen memberi penjelasan, ODMK itu bukan gangguan (kejiwaan). ODMK juga banyak dialami oleh kelompok urbanisasi, warga yang tinggal di daerah bencana alam, bajir, daerah teroris. Masyarakat di situ high risk (beresiko tinggi mengalami masalah kejiwaan)," katanya.
Danardi menegaskan sesuai prinsip profesi, psikiater tidak akan berbicara berdasarkan agama, melainkan berdasarkan kajian ilmiah.
"Memang, ada sementara psikiater yang berpendapat secara pribadi, bahwa yang dimaksudkan menyembuhkan LGB adalah dikembalikan ke heteroseksual. Tetapi, sikap profesi resmi kami jelas, tidak memaksakan untuk ke heteroseks.
Bisa dilihat di link m.portalkbr.com/nasional/03-20 ... skji/79483.html
Dulu kajian ini pernah saya angkat menjadi proposal beasiswa, karena sifatnya akademisi maka scara ilmiah juga pembahasaannya,tetapi tentu juga hrus mewakili civitas yang bernaung dengan iman kekristenam. Sebagai anak2 terang tentunya kita jg harus bisa memcerminkan iman dan kasih Tuhan. Dari dulu Tuhan hanya membenci perbuatan dosa bukan pelaku dosa. Ingat kan tujuan Tuhan Yesus datang kedunia? Bukan untuk orang2 tidak punya dosa tetapi untuk orang2 yang berdosa. Jika Tuhan saja bisa mengasihi yang berdosa,masak kita nggak?. Lagipula kita kam sama sama berdosa Terlepas lgbt atau bukan. Hanya Tuhan yang sanggup merubah seseorang. Kalo aku sih 1cara menghadapi dan mengembalikan lgbt doakan terus sampai Tuhan tunjukkan hidup yang benar. Hehehe.... hanya Dia yang sanggup. Dan ttp mengasihi.
1 Yohanes 2:9 (TB) Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
-
31 Maret 2016
Mnrtku, krn usa udh mensahkan perkawinan sejenis, jd para kaum Lgbt skrg ini sudah mulai berani menunjukkan jati dirinya & ga malu2 lg, udh srg ngeliat mrk jln brg di mall2, cafe, kedai kopi,dll
Mmg skrg udh akhir zaman, let's pray for them...
Btw aplikasi WA jg mndkg Lgbt, coba perhatikan dg seksama icon yg ad orgnya, ce ama ce, co ama co pegangan tangan, lope2 an, bhkn punya anak...
-
3 April 2016
Kalau menurut saya LGBT itu merupakan murni sebuah kelainan seksual. Sepertinya kalau itu ada karena faktor genetika harusnya ada alasan kuat apa penyebab utamanya. Secara psikologis,LGBT bisa terjadi karena lingkungan sekitar,karena trauma,atau karena masa lalu yang kurang menyenangkan,sebagai umat Tuhan,harusnya kita lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi karena fenomena ini kan sudah dari jaman dulu,perkawinan sejenis,kelakuan seksual yang menyimpang. Kaum LGBT hanya perlu di beri terapi secara psiklogis,mindsetnya dibetulkan pola pikir seksualnya di kembalikan dan di beri pengertian lagi tentang pengetahuan seksual.
Dan yang pasti karena kaum LGBT ini juga manusia,maka perlakukanlah mereka sebagaimana memperlakukan manusia . Salah satu contoh,lesbian itu ada karena wanita yang sudah terlanjur kecewa dengan laki laki,dan pada saat masih kecil dia mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan,biasanya wanita lesbian memiliki masa lalu yang kurang enak dengan sosok ayah.
Tuhan memang datang untuk mereka yang berdosa,Tuhan juga benci dengan dosa Tapi,bukan berarti kita sebagai umat Tuhan yang mengaku kenal dengan karateristik Tuhan bisa seenaknya,berbuat dosa . "Ah toh Tuhan datang untuk orang berdosa" itu berarti secara sengaja kita akan terus melakukan dosa . Kalau memang ingin kaum LGBT itu berubah mereka harus berubah dari diri mereka sendiri,okelah kita mendoakan mereka,tapi tanpa usaha dari mereka untuk berubah Tuhan tidak akan memberikan perubahan itu.
3 April 2016 diubah oleh OSCAR465
-
3 April 2016
Menanggapi maraknya LGBT pedoman kita adalah Firman Tuhan...tidak ada tempat untuk LGBT di hadapanNya. Bukankah peristiwa Sodom dan Gomora secara jelas menceritakan adanya praktek LGBT dan bagaimana Tuhan menghancurkan kota itu. Namun kalau di sekitar kita ada LGBT kita tetap tidak boleh menghakimi mereka. Kaum LGBT juga manusia ciptaan Tuhan dan Kristus telah mati untuk mereka. Sekiranya kaum LGBT menerima Yesus mereka pasti dapat dipulihkan.
-
4 April 2016
LGBT mmg ga dibenarkan oleh Firman Tuhan. Tapi mnrtku ada perbedaan antara org2 sodom gomora dgn org2 dgn kelainan seksual jaman skrg. Org2 sodom gomora sepintas cenderung anarkis & memaksa org yg masih normal utk mengikuti gaya hidup (nafsu) mereka. Kalau para lgbt skrg, mereka bersikap individualis & damai2 saja dgn org yg normal, tapi oleh karena itu lgbt malah berhasil mencuri perhatian masyarakat. Dgn "halus", mereka mncoba mempengaruhi pikiran org2 lain bahwa lgbt adalah hal yg lumrah & bisa/layak diterima dlm bermasyarakat.
Kalau pendapat ku, kelakuan lgbt scr seksual teteplah dosa, ini yg hrs dilawan (ato dihindari ya?) Tp org2 lgbt mmg perlu uluran doa2 kita, spy mgkn ada sebagian dr mereka yg bertobat..
4 April 2016 diubah oleh DONY531
-
4 April 2016
Orang sakit jiwa tangkap dan karantina,
Jangan dibahas2 sepertinya mereka ada harapan untuk bekembang biak,
kalau dulu banyak orang gila berkeliaran, pasti ditangkap dan dimasukkan RSJ
Perlakukan juga LGBT seperti itu.
-
4 April 2016
Kalau mau liat dari sudut pandang agama, it is a big No.
Dari sisi kemanusian, treat them equal.
Saya mah jujur malas bahas ginian, dikantor aja ribut karna kek gini, kami kerja di UN yang totally menjunjung HAM, masih banyak koq staff yang pro dan kontra karna sudut pandang yg berbeda ada yang liat dari agama ada yang dari sisi kemanusiaan. Ga jarang malah jadi ribut2.
Untung kantor kami ga di demo karna sempat disebutkan di media, yang ada sekarang efek pernyataan wapres yang tidak setuju dengan program LGBT ini malah semua program kerja yang lain yang tidak ada hubungan nya denhgan LGBT jadi terhambat karna harus diperiksa dan dapat persetujuan dahulu oleh pemerintah RI.
Happy Monday
-
4 April 2016
LGBT ngak usah dibahas, Tuhan aja dilawan.
-
11 Mei 2016
Sambungan dari trit " Jika ternyata temanmu adalah LGBT, what will you do?"
www.jodohkristen.com/topic/1894/
Memang LGBT lebih mudah berteman dengan wanita, karena wanita lebih mudah iba (tidak pake logika) dan ketidaktahuan fakta tentang kaum LGBT.
Berikut FAKTA KAUM LGBT:
1. Wanita lebih menerima GAY di sekitarnya, karena kaum gay tidak tertarik dan tidak akan menyerang mereka secara sexual.
Tapi wanita harus sadar, kalau bagi para gay, wanita adalah SAINGAN. Jika hari ini anda punya teman gay, jangan sampai kalian tertarik dengan cwo yang sama. Jangan pula cwo itu welcome dengan si gay. Kita bisa lihat apa yg bisa dilakukan gay itu jika harus berebut cowo, karena umumnya kaum LGBT itu pintar/ licik/lihai.
2. Kaum LGBT itu punya kelebihan. Mereka umumnya cerdas. Mereka ahli di bidangnya masing-masing. Ada yg duduk di pemerintahan, peneliti, ilmuan, sampai kaum praktisi/ professional. Maklum, otak mereka berkembang, bukan hanya di kepala saja, tapi mereka punya otak juga di kelamin.
3. Ya, kaum LGBT punya otak di kelamin. Jika hari ini masih ada saja cwo jomblo culun yg malu2 berkenalan dengan wanita, maka tidak dengan kaum LGBT. Mereka tidak malu2 mendekati, menggoda, pria incarannya. Rasa malu mereka dikalahkan logika kelaminnya.
4. Fakta, kaum LGBT yg berduaan, tidak akan cukup sebatas bermesraan saja. Kebanyakan berani melakukan hubungan sex!
5. Kaum LGBT, kaum pemburit, jelas dibenci Tuhan. Mereka menyebarkan AIDS dan penyakit lainnya. Jangan sampai keluarga anda kena AIDS gara2 dekat mereka.
6. Karena kaum LGBT punya otak di kelamin, jika hasrat mereka tidak dipenuhi, mereka berani membunuh, memotong kelamin orang lain, dsb. Mereka nekat!
-
11 Mei 2016
Beberapa teman sy adalah gay, so far sih nggak masalah. Awalnya saya juga merasa penasaran, dan mencoba mencari tahu ttg kehidupan mrk. Ternyata awalnya mrk juga "korban" dan akhinya keterusan, bahkan menjual diri sbg psk. Salah satu dari teman saya ini bakal menikah dgn pria philipina bln oktober nanti.
-------------------------------------
MUWARDY036 tulis:
Sambungan dari trit " Jika ternyata temanmu adalah LGBT, what will you do?"
www.jodohkristen.com/topic/1894/
...6. Karena kaum LGBT punya otak di kelamin, jika hasrat mereka tidak dipenuhi, mereka berani membunuh, memotong kelamin orang lain, dsb. Mereka nekat!
11 November 2020 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
11 Mei 2016
saya punya bbrp tmn yg gay & kebetulan tmpt sy kerja mungkin tmpt dimana mereka merasa diterima lingkunganya.. so far sikap mereka baik2 aja dan selalu bergerombol dgn sesamanya, selama tdk mengganggu, sy memperlakukan mereka layaknya tmn2 yg lain..
-
11 Mei 2016
NING353 tulis:
Beberapa teman sy adalah gay, so far sih nggak masalah.
Point 1. Jangan sampai kalian tertarik dengan cwo yang sama.
Selama kalian hanya berteman sih oke saja. Mereka adalah wanita yg terperangkap di fisik cwo. Tenaganya pun tenaga cwo. Bedanya mereka berpikir dengan 2 otak, spt yg sudah disebutkan. Kalau salah otak dominan, maka.... ya bukan urusan saya sih..
-
12 Mei 2016
coment ga yah? komen....ngga.....komen....ngga......hahahah ngga komen ah. heheheheh
-
10 November 2020
Sependapat dengan anda, bro.
Untuk saya pribadi jika ada saudara/keluarga yang merupakan bagian LGBTIQ saya tidak akan menghina, mengucilkan atau mengusir dia. Siapa saya sampai segitu kejamnya? Tapi ini beneran, seriusan sikap saya.
Kalau terbebani, ya ngomong pelan² aja ke dia agar menyadari jati dirinya yang sebenarnya. Kalau tidak bisa juga, doakan dia ke Tuhan agar mengubahkan hidupnya.
Btw sikap di atas bukan berarti saya harus dekat² dan masuk ke dunia mereka dan ikut²an menjadi bagian dari kelompok mereka juga. Pun dari jauh lubuk hati saya, tidak setuju dengan LGBTIQ. Karena Tuhan hanya menciptakan 2 jenis manusia yaitu pria dan wanita. Tapi jika ada yang akhirnya 'belok' dari jati dirinya, masakan saya harus membencinya (dan ternyata membenci saudara itu sama aja dengan membunuhnya). Threat them as a human being. That's it.
JOHANES801 tulis:
@sis katharina : emag sy sengaja kasi pilihan or gmn itu sis?
Apa yg kita lakukan pd saudara kt itu lakukanlah pd mrk.
...Siapa tau jstru lwat anda mrk bs bertobat dan mengenal Yesus.
Tuhan memberkati
11 November 2020 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
10 November 2020
Aku punya temen deket LGBT, kita sahabatan banget, karena orangnya santai dan enak diajak ngobrol. aku nggak pernah negur dia dengan keras. Karena biasanya kalau kita terang terangan tegur, pasti dia kabur.
Tapi aku sering ngomong ke dia gini:
"Lo mau hidup disini kayak gimana, asalkan lo gak ganggu gw, its fine. Tapi nanti ketika kita di ujung hidup, jangan sampai nyesel karena udah nggak ada waktu buat puter balik.
Life is predictable & uncontrollable, lo ga bakal tau kapan waktunya lo dipanggil. Nah sekarang kalau tiba tiba dipanggil kira kira lo udah siap belum?"
Sebenernya pertanyaan ini gak cuma buat kaum LGBT, tapi jadi pertanyaan buat diri sendiri juga sih, bikin aku terus tobat tiap hari karena takut keburu dipanggil.
-
11 November 2020
Utk sikap biasa saja selama mereka tidak mengganggu dan mau berteman.
Karena kalo kita merasa jijik atau tak menerima mereka,takutnya perasaan mereka akan lebih sakit dan merasa mereka adalah makhluk aneh.
Dengan kita berteman smoga pelan2 kita bs slalu mengingatkan.
Kalo bs sih sbnre kasih contoh hidup kita yg normal ini.Hidup normal sangat bahagia.
Kalo mati malaikatnya g bingung😅
Asal kuat iman,jangan mudah ikut2 an..
-
11 November 2020
Aku sendiri hidup bergelimang dosa. Dosa dendam pd sodara, teman, dan para pria yg pernah menyakitiku. Padahal kan engga boleh. Tak terhitung berapa RIBU kali aku ingin baku hantam dng org2 di sekitarku. Lha, itu jg sdh termasuk DOSA meski cuma dosa pemikiran. Blm sampai kpd dosa perkataan atau perbuatan.
Jadi, buat apa aku menghakimi dan menjauhi orang2 LGBT kalo aku sendiri ga sempurna? Aku memperlakukan mereka sbg teman biasa. Ga aku jauhi, namun jg ga aku dekati. Ya netral aja.
12 November 2020 diubah oleh ANITA089
-
12 November 2020
Say no
-
12 November 2020
Ikuti teladan Kasih Yesus. Jauhi teladan orang farisi.
Salam Damai....
Tuhan Memberkati...
-
12 November 2020
Saya tak punya teman LGBT. Melinda sudah bagus bisa berteman hanya hati2 tetap jaga hubungan dengan teman yang normal dan terpenting jaga hubungan dengan Tuhan dengan saat teduh setiap hari. Terlalu dekat dan banyak bergaul dengan mereka, secara roh tidak bagus karna orang LGBT ada roh jahat yang mengikatnya dan selalu bersamanya.
MELINDA151 tulis:
Utk sikap biasa saja selama mereka tidak mengganggu dan mau berteman.
Karena kalo kita merasa jijik atau tak menerima mereka,takutnya perasaan mereka akan lebih sakit dan merasa mereka adalah makhluk aneh.
Dengan kita berteman smoga pelan2 kita bs slalu mengingatkan.
Kalo bs sih sbnre kasih contoh hidup kita yg normal ini.Hidup normal sangat bahagia.
Kalo mati malaikatnya g bingung😅
Asal kuat iman,jangan mudah ikut2 an..
-
13 November 2020
Hmm..saya pribadi gak setuju dengan pernikahan sesama jenis.
Tapi, saya jg tidak bisa dan tidak mau bilang kalau LGBT adalah suatu kelainan/penyakit karena tidak ada dasar patologinya. LGBT itu mslh preferensi seksual, sama seperti misalnya saya lbh suka warna biru daripada warna kuning. Karena LGBT adlh preferensi, maka setau saya itu jg bisa berubah karna manusia itu punya skala preferensi seksual yang rentang nilainya mulai dari 0 (heteroseksual murni) s.d. 6 (biseksual murni).
Jadi, sebenarnya bisa saja seorang gay/lesbian (homoseksual) menjadi penyuka lawan jenis (heteroseksual). Dan, fakta itulah yg menurut saya jadi kesempatan kita sbg anak Tuhan utk bawa mereka keluar dr preferensi itu ketimbang langsung dijauhi scr frontal.
-
13 November 2020
Pertanyaannya..apakah itu pilihan untuk menjadi LGBT? Kalau memang pilihan itu jelas hina menurut saya...kalau perlu diperangi..perlakukan saja mereka sebagaimana para kriminal...
Kalau itu di luar kendali mereka? Saya tk bisa bayangkan bagaimana menghadapi hidup seperti itu..kenyataan yg mengerikan menurutku..entah menurut mereka..kliatannya mereka juga bisa hepi di tengah stigma buruk & penolakan sebagian besar masyarakat..
Saya juga punya teman yg homo bahkan kerabat saya juga ada yg homo...mereka jujur pada saya mungkin mereka pikir saya ini homo juga karena gak nikah nikah he he he...
Tapi saya gak tau apakah itu pilihan atau di luar kendali mereka..saya no comment..kadang kasihan tapi gak bisa berbuat apa2..hanya bisa mendoakan...kita tetap berhubungan baik "dalam batas yg wajar"
-
13 November 2020
nyimak