Cara mengetahui dia jodoh kita/tidak?
-
12 Februari 2016
Menurut kakak/abang sekalian disini, cara mengetahui seseorang itu jodoh kita/tidak bagaimana sih? Trus kalau kita ngajak kenalan si doi lama respon apakah itu artiny kita harus cari yg lain? ????????????
-
12 Februari 2016
coba tanya, merid mau gak ? kalau dia mau brarti dia jodoh hehehe
-
12 Februari 2016
Ya susah utk tau dia jodoh apa bukan. Sgala yg terjadi dlm hidupku ini hanyalah sebuah Misteri Ilahi seperti lagunya Ari Lasso
-
13 Februari 2016
Ada chemistry dan ada komitmen yang pasti untuk melangkah ke pernikahan.
-
13 Februari 2016
Lempar koin....
kalau lama respon bisa berarti lola, tulalit, salah sambung, salah nomor, nomornya ga aktif lagi, nunggak pembayaran selama 3bulan atau lebih, rumahnya lagi kosong ditinggal pemiliknya, butuh pencerahan, kurang minum air putih, ... bisa banyak artinya si,,
13 Februari 2016 diubah oleh ZEGA376
-
13 Februari 2016
Berserah ama Tuhan dan mohon doa diberikan yg terbaik
Jodoh , rejeki , maut Tuhan yg menentukan
-
13 Februari 2016
Cara mengetahui dia jodoh kita/tidak?
Blum tau. Tar ya klo udh nemu jodohnya pasti dikasihtau.. :D
-
13 Februari 2016
ISSER097 tulis:
Menurut kakak/abang sekalian disini, cara mengetahui seseorang itu jodoh kita/tidak bagaimana sih? Trus kalau kita ngajak kenalan si doi lama respon apakah itu artiny kita harus cari yg lain? ????????????
Sulit, coba nikahi aja, kalo dah jadi suami istri berarti memang jodoh... tapi coba juga Searching di google dulu siapa tau ada aplikasi yang bisa menunjukkan siapa jodoh kita...
Kalo lama di respon sabar aja, siapa tau dia lagi sibuk...
-
13 Februari 2016
Bisa jadi jodohmu disini bro... bisa juga nggak. Yang pasti jangan cari jodoh di kalijodoh ya bro :D
-
13 Februari 2016
nmnya dsni kt knl org yg harus tahu dl lbh dlm...kalau cwe hny bs pasrah.kalo cwok yg mencri..tp kalu drspon baik yh berdoa sj mgkn itu jdoh yg terbaik...kuncinya berdoa sm Tuhan..tiada yg mstahil...n keep smile
13 Februari 2016 diubah oleh MERRY914
-
13 Februari 2016
hmm qta ga akan prnh tau siapa jodoh qta yg qta tau qta hrs berusaha menjadi yg terbaik buat pasangan qta.
q]
ISSER097 tulis:
Menurut kakak/abang sekalian disini, cara mengetahui seseorang itu jodoh kita/tidak bagaimana sih? Trus kalau kita ngajak kenalan si doi lama respon apakah itu artiny kita harus cari yg lain? ????????????
-
13 Februari 2016
Kenal yg seiman itu sering tp utk klop susahnya. Apalg utk bjodoh..gk pnh tau itu kpn
-
14 Februari 2016
temenan aja dl cari chemistry....
klu dah klik lanjut. gk klik jd tmn.....
situ msh muda. cr pengalaman lha....
pengalaman itu guru terbaik and tiap org beda2.....
cara sy blom tentu bs buat situ implementasi. and cara situ blm tentu bs sy implementasi.....
-
14 Februari 2016
Menurut saya, jika kamu betul-betul menyukai seseorang
ya harus di perjuangkan atuh
Cinta juga mempunyai pengorbanan.
Masalah berjodoh atau tidak,
ya di usahakan dulu.
Jika sudah usaha tetapi tidak berjodoh,
berarti bukan Dia atau bisa jadi Jodoh nya tertunda.
Pengalaman memang guru terbaik dalam bercinta.
TApi, jangan karena ada pengalaman buruk, jadi takut untuk membuka hati kembali pada orang yang baru.
-
14 Februari 2016
kalo dia lama responnya sebaiknya memang ksh dia waktu, mgkn dia msh mempertimbangkan sst. Lain halnya kalo ndak ada respon sm sekali. Abaikan saja. Dulu saya berpikir kl sdh sama2 nyaman, punya pandangan yg sm ttg hidup, saling mencintai iitu tanda dia jodoh saya., tapi ternyata tidak. Jadi sekarang tandanya dia jodoh saya kalo sdh sm2 didepan altar dan menerima sakramen perkawinan. Nah itu baru jodoh.
ISSER097 tulis:
Menurut kakak/abang sekalian disini, cara mengetahui seseorang itu jodoh kita/tidak bagaimana sih? Trus kalau kita ngajak kenalan si doi lama respon apakah itu artiny kita harus cari yg lain? ????????????
-
14 Februari 2016
Bang Isser kalo menurut aku kalo belum diikat di pernikahan belum sah dibilang itu jodoh kita/ga.. kalo masalah lama respon itu beda2 tiap org sih, bisa jadi bukan member atau dia sibuk :D
-
24 Februari 2016
Jodoh: Pilihan atau Takdir?
Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”
(2 Korintus 6:14)Pendahuluan
Berbicara tentang jodoh, secara umum ada ada dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan bahwa jodoh adalah takdir dan pandangan bahwa jodoh adalah pilihan. Pandangan takdir atau disebut juga determinisme, mengakui bahwa jodoh seseorang itu telah ditentukan oleh Tuhan, sehingga tidak perlu berusaha atau melakukan upaya apapun untuk mendapatkan jodoh.
Pandangan seperti ini pada akhirnya menggiring seseorang pada determinisme fatalistik yaitu pandangan yang beranggapan bahwa setiap kejadian sudah ditentukan, dan manusia hanya bisa menerima apa yang sudah ditentukan tanpa bisa berbuat apa-apa. Menurut pandangan ini, manusia hanyalah “wayang” yang melakoni apa saja yang dikehendaki oleh “sang dalang”. Orang-orang yang begitu saja menerima segala sesuatu yang terjadi sebagai nasib (takdir) yang ditentukan, bersikap pasrah pada nasib dan tak ingin merubahnya, disebut fatalistik. Sebaliknya, pandangan pilihan mengakui bahwa jodoh semata-mata adalah pilihan yang melibatkan keputusan dan kehendak manusia tanpa melibatkan Tuhan. Pilihan diartikan sebagai penentuan atau pengambilan sesuatu berdasarkan keputusan atau kehendak sendiri. Pandangan ini lebih menakankan pada kehendak bebas (free will) manusia. Kehendak bebas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membuat pilihan secara sukarela, bebas, dari segala kendala ataupun tekanan yang ada. Lalu, bagaimana pandangan Alkitab mengenai hal ini?
-
24 Februari 2016
Manusia dan Kehendak Bebas
Manusia adalah mahluk ciptaan yang berpribadi, yang diciptakan menurut rupa dan gambar Allah (Kejadian 1:26). Kata Ibrani “gambar” adalah “tselem” yang berarti gambar yang dihias, suatu bentuk dan figur yang representatif yaitu suatu gambar dalam pengertian yang konkret atau nyata. Kata Ibrani “rupa” adalah “demuth” yang mengacu pada arti kesamaan tapi lebih bersifat abstrak atau ideal. Jadi, menyatakan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah berarti menjelaskan bahwa manusia dalam hal tertentu merupakan refleksi yang nyata dari Allah yang hidup, yang cerdas dan bermoral. Dengan kata lain, manusia memiliki “citra” Allah. Sebagai mahluk ciptaan, manusia bergantung pada Tuhan, Sang penciptaNya, bagi keberlangsungan hidupnya; ia tidak bisa berdiri sendiri; hidupnya bergantung pada Allah pencipta. Di dalam Allah manusia hidup, bergerak, dan bernafas (Kejadian 1:26; 2:7; Kisah Para Rasul 17:28). Sebagai mahluk berpribadi, manusia memiliki kemandirian yang relatif (tidak mutlak), dalam pengertian bahwa ia memiliki kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan membuat pilihan-pilihannya sendiri. Hal baik yang diciptakan Tuhan adalah bahwa mahkluk ciptaanNya memiliki kebebasan untuk memilih. Dengan kehendak bebas itu manusia dapat melayani Allah. Fakta bahwa manusia menggunakan pilihan bebas yang diberikan Allah untuk memberontak terhadap Tuhan tidak mengejutkanNya, karena Tuhan Mahatahu. Tetapi, akibat dari dosa pertama Adam dan Hawa tersebut “citra” Allah dalam diri manusia telah tercorereng dan mengakibatkan dosa masuk dan menjalar kepada setiap manusia (Roma 3:10-12, 23; 5:12). Manusia telah rusak total (total depravity). Adam dan Hawa telah membuat dosa menjadi aktual pada saat pertama kalinya di Taman Eden, sejak saat itu natur dosa telah diwariskan kepada semua manusia (Roma 5:12; 1 Korintus 15:22).
Kerusakan total bukanlah berarti (1) bahwa setiap orang telah menunjukkan kerusakannya secara keseluruhan dalam perbuatan, (2) bahwa orang berdosa tidak lagi memiliki hati nurani dan dorongan alamiah untuk berhubungan dengan Allah, (3) bahwa orang berdosa akan selalu menuruti setiap bentuk dosa, dan (4) bahwa orang berdosa tidak lagi mampu melakukan hal-hal yang baik dalam pandangan Allah maupun manusia. Yang dimaksud dengan kerusakan total adalah (1) kerusakan akibat dosa asal menjangkau setiap aspek natur dan kemampuan manusia: termasuk rasio, hati nurani, kehendak, hati, emosinya dan keberadaannya secara menyeluruh (2 Korintus 4:4, 1Timotius 4:2; Roma 1:28; Efesus 4:18; Titus 1:15), dan (2) secara natur, tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang membuatnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar (Roma 3:10-12).
Akibat natur dosa itulah kita sekarang ini terus menggunakan kehendak bebas itu untuk membuat kejahatan itu menjadi aktual (Markus 7:20-23). Bahkan kejahatan natural seperti gempa bumi, badai, banjir dan hal-hal lainnya yang serupa, berakar dari penyalahgunaan kehendak bebas manusia. Saat ini kita hidup dalam dunia yang telah jatuh dan karena itu, rentan terhadap bencana alam yang tidak akan terjadi jika manusia tidak memberontak melawan Allah pada mulanya (Roma 8:20-22). Walaupun demikian, Allah tetap menghargai “kehendak bebas” yang diberikanNya kepada manusia termasuk dalam hal memilih dan menentukan jodoh dalam hidup pernikahannya.
-
24 Februari 2016
Manusia dan Kehendak Bebas
Manusia adalah mahluk ciptaan yang berpribadi, yang diciptakan menurut rupa dan gambar Allah (Kejadian 1:26). Kata Ibrani “gambar” adalah “tselem” yang berarti gambar yang dihias, suatu bentuk dan figur yang representatif yaitu suatu gambar dalam pengertian yang konkret atau nyata. Kata Ibrani “rupa” adalah “demuth” yang mengacu pada arti kesamaan tapi lebih bersifat abstrak atau ideal. Jadi, menyatakan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah berarti menjelaskan bahwa manusia dalam hal tertentu merupakan refleksi yang nyata dari Allah yang hidup, yang cerdas dan bermoral. Dengan kata lain, manusia memiliki “citra” Allah. Sebagai mahluk ciptaan, manusia bergantung pada Tuhan, Sang penciptaNya, bagi keberlangsungan hidupnya; ia tidak bisa berdiri sendiri; hidupnya bergantung pada Allah pencipta. Di dalam Allah manusia hidup, bergerak, dan bernafas (Kejadian 1:26; 2:7; Kisah Para Rasul 17:28). Sebagai mahluk berpribadi, manusia memiliki kemandirian yang relatif (tidak mutlak), dalam pengertian bahwa ia memiliki kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan membuat pilihan-pilihannya sendiri. Hal baik yang diciptakan Tuhan adalah bahwa mahkluk ciptaanNya memiliki kebebasan untuk memilih. Dengan kehendak bebas itu manusia dapat melayani Allah. Fakta bahwa manusia menggunakan pilihan bebas yang diberikan Allah untuk memberontak terhadap Tuhan tidak mengejutkanNya, karena Tuhan Mahatahu. Tetapi, akibat dari dosa pertama Adam dan Hawa tersebut “citra” Allah dalam diri manusia telah tercorereng dan mengakibatkan dosa masuk dan menjalar kepada setiap manusia (Roma 3:10-12, 23; 5:12). Manusia telah rusak total (total depravity). Adam dan Hawa telah membuat dosa menjadi aktual pada saat pertama kalinya di Taman Eden, sejak saat itu natur dosa telah diwariskan kepada semua manusia (Roma 5:12; 1 Korintus 15:22).
Kerusakan total bukanlah berarti (1) bahwa setiap orang telah menunjukkan kerusakannya secara keseluruhan dalam perbuatan, (2) bahwa orang berdosa tidak lagi memiliki hati nurani dan dorongan alamiah untuk berhubungan dengan Allah, (3) bahwa orang berdosa akan selalu menuruti setiap bentuk dosa, dan (4) bahwa orang berdosa tidak lagi mampu melakukan hal-hal yang baik dalam pandangan Allah maupun manusia. Yang dimaksud dengan kerusakan total adalah (1) kerusakan akibat dosa asal menjangkau setiap aspek natur dan kemampuan manusia: termasuk rasio, hati nurani, kehendak, hati, emosinya dan keberadaannya secara menyeluruh (2 Korintus 4:4, 1Timotius 4:2; Roma 1:28; Efesus 4:18; Titus 1:15), dan (2) secara natur, tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang membuatnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar (Roma 3:10-12).
Akibat natur dosa itulah kita sekarang ini terus menggunakan kehendak bebas itu untuk membuat kejahatan itu menjadi aktual (Markus 7:20-23). Bahkan kejahatan natural seperti gempa bumi, badai, banjir dan hal-hal lainnya yang serupa, berakar dari penyalahgunaan kehendak bebas manusia. Saat ini kita hidup dalam dunia yang telah jatuh dan karena itu, rentan terhadap bencana alam yang tidak akan terjadi jika manusia tidak memberontak melawan Allah pada mulanya (Roma 8:20-22). Walaupun demikian, Allah tetap menghargai “kehendak bebas” yang diberikanNya kepada manusia termasuk dalam hal memilih dan menentukan jodoh dalam hidup pernikahannya.
-
24 Februari 2016
Ketetapan Tuhan dalam Memilih Jodoh
Dalam hal jodoh, manusia diberi kebebasan untuk memilih, tetapi semuanya harus sesuai dengan ketetapan Tuhan yang permisif (mengijinkan). Kekristenan mengajarkan bahwa Tuhan tidak membiarkan manusia bertindak sendiri, dalam memilih jodoh. Tuhan telah memberikan prinsip-prinsip absolut (mutlak) dalam membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia. Siapapun orangnya, apabila sungguh-sungguh menaati prinsip-prinsip firman Tuhan tersebut, keluarganya akan bahagia. Jadi kebahagiaan pernikahan tidak bergantung kepada “takdir" tetapi pada ketaatan terhadap prinsip-prinsip yang ditentukan Tuhan, di dalam kepada Alkitab. Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Pernikahan harus bersifat monogami antara pria dan wanita (berlawanan jenis kelamin). Dengan demikian, Kekristenan menolak pernikahan sesama jenis kelamin karena bertentangan dengan ketetapan Tuhan (Kejadian 2:18-25).
2. Keduanya (pria dan wanita) haruslah orang yang beriman kepada Yesus Kristus (2 Korintus 6:14-18).
3. Keduanya (pria dan wanita) bertekad mengikat perjanjian seumur hidup di hadapan Tuhan (Matius 19:4-9).
4. Keduanya (pria dan wanita) memelihara dan kekudusan dan kesetiaan apa pun yang terjadi (Ibrani 13:4).
5. Suami harus mengasihi istri, dan istri tunduk kepada suami seperti kepada Kristus yang artinya manjadikan Kristus sebagai kepala keluarga yang sebenarnya (Efesus. 5:22-23).
6. Keduanya (pria dan wanita) bertekad untuk mendidik anak-anak sesuai dengan ajaran dan nasihat Tuhan (Ulangan 6:5-9; Efesus 6:4).
7. Semua persoalan diselesaikan berdasarkan kebenaran firman Tuhan (2 Timotius 3:16-17).Semua prinsip di atas adalah absolut (mutlak). Artinya, siapapun calon pasangan hidup, baik pria maupun wanita, yang telah memenuhi prinsip-prinsip mutlak firman Tuhan di atas, Tuhan pasti menjamin kebahagiaan hidup dalam pernikahan dan keluarga nya. Jadi, kebahagiaan tidak ditentukan oleh “jodoh yang pas” – tulang rusuk atau tempat tulang rusuk yang sudah ditakdirkan Tuhan, karena Tuhan memberi kepada kita kebebasan untuk memilih jodoh yang sesuai dengan prinsip-prinsip firmanNya yang absolut.
Bila prinsip absolut sudah dipenuhi, hal-hal lainnya adalah bersifat relatif. Misalnya: umur, suku, pendidikan, kekayaan, status sosial, kecantikan, kecakapan, dan penampilan lainnya. Semua itu tidak menentukan kebahagiaan seseorang. Hanya soal selera saudara yang sangat pribadi dan relatif sifatnya. Walaupun hal diatas bersifat relatif, tetapi Tuhan memberikan kita pikiran yang sehat dan jernih untuk mempertimbangkan juga semua hal yang bersifat relatif tersebut. Karena itu perlu dipertimbangkan dalam pimpinan Roh Kudus, agar “kebebasan” yang kita gunakan dalam memilih calon pasangan hidup kita itu bukan asal-asalan saja; melainkan dipergumulkan dalam pimpinan Roh Kudus melalui doa yang serius. Karena memang Roh Kudus diberikan kepada kita untuk memimpin kita dalam aspek hidup kita sesuai kebenaran firman. Tuhan Yesus berkata: “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”(Yohanes 14:26).
Semoga memberkati! Salam sejahtera.
-
24 Februari 2016
coba , kontak si doi trus tanya: "kamu mau ke mana? " kalo dia jawab, "gak kemana-mana"
berarti itu jodoh. Karena pepatah mengatakan: "Jodoh gak akan kemana".
-
24 Februari 2016
Caranya mengetahui klo dia jodoh qta:
Tunggu dia sampai meninggal, trus lihat jarinya apakah masih terpasang cincin kawin kalian? Dan apakah kmu nangis sejadi2nya berharap dia bisa hidup kembali?
Klo jawabnya "Iya" berati dia emang jodohmu....
X~eN ^_^
-
24 Februari 2016
hahahhahahhaha asli koplak neh comment hahahhahaha
NUGIEE368 tulis:
coba , kontak si doi trus tanya: "kamu mau ke mana? " kalo dia jawab, "gak kemana-mana"
berarti itu jodoh. Karena pepatah mengatakan: "Jodoh gak akan kemana".
-
24 Februari 2016
-*- PERJODOHAN -*-
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang mengatakan bahwa jodoh
itu di tangan Tuhan sehingga tak jarang pula kita jumpai orang yang
hanya pasif dalam menantikan jodoh atau pasangan hidupnya.
Sebenarnya bagaimana pandangan kita sebagai orang Kristen menyikapi
pendapat yang seperti ini? Anda penasaran? Segera saja simak
cuplikan perbincangan dengan Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D. mengenai
perjodohan atau pasangan hidup. Selamat menyimak!-----
T: Bagaimana pandangan iman Kristen tentang perjodohan atau jodoh
itu?J: Pada dasarnya kita harus kembali pada konsep tentang maksud
"jodoh di tangan Tuhan". Alkitab tidak memberi kriteria yang
spesifik tentang jodoh kita. Bahkan kalau kita mau melihat dengan
seksama, Alkitab tidak secara langsung menceritakan kisah dimana
Tuhan menentukan jodoh orang. Yang kita ketahui dengan pasti pada
saat Tuhan campur tangan dan menentukan jodoh secara langsung
untuk seseorang adalah dalam kisah Ishak yang akhirnya menikah
dengan Ribka, hanya dalam kisah itu saja. Seolah-olah memang
Tuhan memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih jodohnya
dengan menggunakan prinsip-prinsip atau kriteria yang Tuhan sudah
tentukan untuk kita.PRINSIP PERTAMA, kita ambil dari 2Korintus 6:14,
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang
dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan
apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?"
Jadi Tuhan menghendaki agar kita menjalin hubungan yang akrab,
membentuk pasangan yang kuat dengan yang seiman sebab
bagaimanakah mungkin kita dipersatukan dengan yang tidak seiman?
Saya juga akan bacakan 2Korintus 5:17,
"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru
sudah datang."
Dari ayat ini disimpulkan bahwa sebagai orang Kristen kita adalah
ciptaan baru di dalam Tuhan dan seharusnyalah kita pun bersatu
dengan ciptaan baru yang juga di dalam Tuhan. Ayat-ayat ini cukup
kuat apalagi ditambah dengan 1Korintus 7:39,
"Istri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah
meninggal ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang
dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya."
Sekali lagi ditekankan bahwa kita menikah dengan yang percaya
pada Tuhan Yesus. Jadi prinsip pertama adalah Tuhan menghendaki
kita menikah dengan sesama orang percaya.PRINSIP KEDUA juga dari 1Korintus 7:39, kita diberi kebebasan
untuk menikah dengan siapa saja yang kita kehendaki (maksudnya
dengan orang percaya), artinya yang sesuai dengan selera kita.
Jadi kita tidak harus menikah dengan tipe tertentu! Kita ini
masing-masing mempunyai keunikan dan selera yang juga unik dan
berbeda.PRINSIP KETIGA diambil dari Kejadian 2, yaitu Tuhan meminta kita
memilih istri atau suami yang juga sepadan dan cocok dengan kita,
artinya yang pas menyangkut kecocokan sifat dan karakteristik.
Alkitab hanya memberi kita tiga pedoman dalam mencari jodoh.Jadi dalam masa berpacaran kita perlu meminta hikmat Tuhan agar
bisa melihat jelas apakah orang ini cocok atau tidak dengan kita.
Konsep bahwa perjodohan di tangan Tuhan adalah benar, tapi dalam
prosesnya Tuhan meminta kita memperhatikan ketiga prinsip
tersebut.-----
T: Dalam menentukan jodoh, banyak orang yang meminta tanda dari
Tuhan, misalnya kalau orangtuanya menghendaki berarti merupakan
pertanda bahwa hubungan mereka memang dikehendaki Tuhan.
Bagaimana dengan pemikiran seperti itu?J: Ada bahaya kalau kita sedikit-sedikit meminta tanda dari Tuhan.
Kalau kita meminta tanda dari Tuhan, mintalah tanda yang mustahil
dilakukan manusia dan hanya Tuhan yang bisa lakukan. Contohnya
Gideon, tanda yang diminta Gideon adalah tanda yang berlawanan
dengan hukum alam. Memang pada umumnya Tuhan tidak turut campur
tangan dengan memberikan tanda-tanda khusus dalam mencari jodoh,
tetapi Tuhan memimpin kita melalui hikmat. Seringkali manusia
sebetulnya cukup melihat tapi tidak memiliki hikmat untuk mau
mengakuinya.
-----
T: Ada orang yang berpikiran atau berpendapat bahwa jodoh itu nanti
Tuhan sendiri yang akan memberikan. Bagaimana dengan pendapat
itu?J: Ini juga kesalahan konsep, kita tidak sepasif itu. Dalam mencari
rumah, kita tidak pasif, bukan? Kita akan mencari rumah yang
cocok. Dengan kata lain Tuhan mengharapkan kita berfungsi secara
normal untuk hal-hal yang rutin, melakukan aktivitas-aktivitas
yang memang harus kita lakukan, termasuk aktivitas mencari jodoh.
Kalau rumah kita cari, pekerjaan kita cari, jodoh tidak kita cari
saya rasa itu pengertian yang tidak pas.
-----
T: Sekarang ada banyak program yang diadakan untuk mempertemukan
orang-orang yang belum menikah dan sebagainya, bagaimana dampak
sebenarnya?J: Hal itu saya rasa baik, tetapi saya minta untuk tetap dalam
konteks yang seiman (prinsip-prinsip tadi harus tetap menjadi
acuan yang kuat). Jadi jangan sampai kita juga sembarangan
mengikuti biro jodoh-biro jodoh. Kita bisa mengikuti yang
diadakan gereja kita, misalnya, itu lebih baik.-*- Sumber -*-:
[[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #24B
yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
-- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
e-Mail, silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org >
atau: < TELAGA@sabda.org > ]] -
24 Februari 2016
*TIPS *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* TIPS*
Tips yang kami tampilkan berikut ini merupakan cuplikan/potongan
artikel yang kami ambil dari sebuah artikel yang ditulis oleh Wahyu
Pramudya dengan judul: "Jodoh Di Tangan Tuhan: Benar atau Salah?"
yang dimuat di Situs 5roti2ikan. Jika Anda ingin membaca artikel ini
selengkapnya, silakan berkunjung ke alamat situs ini:
==> www.5roti2ikan.net-*- MEMILIH PASANGAN HIDUP -*-
Allah menciptakan manusia dan memberinya kehendak bebas termasuk
dalam memilih pasangan hidup. Allah juga menciptakan manusia dengan
kemampuan untuk merasa dan berpikir dengan baik. Dengan kemampuan
untuk merasa dan berpikir inilah seharusnya manusia memilih
seseorang untuk menjadi pendamping hidupnya. Dalam proses pemilihan
tersebut, Alkitab memberikan beberapa pedoman penting:1. Jangan memilih seorang yang bukan Kristen sebagai pasangan hidup.
-----------------------------------------------------------------
Rasul Paulus menyatakannya secara tegas dalam 2Korintus 6:14-15,
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan
orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat
antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang
dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat
antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang
percaya dengan orang-orang tak percaya?"
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena menyangkut
satu hal yang sangat mendasar, yaitu dasar dan pandangan hidup.
Perbedaan dasar dan pandangan hidup akan mempersulit proses
komunikasi dan penerimaan satu dengan yang lain.2. Pertimbangkanlah kesesuaian (compatibilities) antara diri Anda
dan pasangan Anda.
--------------------------------------------------------------
Allah menghendaki setiap orang Kristen mendapatkan pasangan yang
seimbang dan sesuai di dalam kehidupannya. Kejadian 2:20,
"Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-
burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi
baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan
dia."
Kesesuaian adalah kunci untuk sebuah hubungan yang kuat.
Kesesuaian tidak berarti sama persis, tetapi kesesuaian berarti
berbeda tetapi bisa saling melengkapi dan menerima. Kesesuaian
ini meliputi bidang-bidang: kerohanian, kemampuan rasio, dan
kematangan sikap hidup. Semakin sedikit kesesuaian yang ada,
semakin sulit untuk membangun relasi yang kuat dan mantap. Oleh
karena itu, sebelum hubungan bergerak terlalu jauh, perhatikanlah
masalah kesesuaian ini. Ingatlah, pernikahan hanyalah pengalaman
sekali seumur hidup.3. Pertimbangkanlah karakternya.
-----------------------------
Dalam kisah Eliezer menemukan Ribka, Eliezer meminta Tuhan untuk
menunjukkan kepadanya seorang wanita yang tindakannya menunjukkan
kerendahan hati, ketaatan, dan sikap melayani (Kejadian 24:13-
14). Martin De Haan memberikan beberapa kualitas karakter yang
penting bagi orang Kristen yang akan memasuki pernikahan pada
masa kini:
a. Kesediaan untuk melayani, kerendahan hati (Yohanes 13:1-7,
Roma 12:16).
b. Kemurnian dalam hal seksual (Roma 13:13-14, Ibrani 13:4).
c. Prioritas yang benar dalam hidup (Pengkhotbah 2:1-11).
d. Komitmen untuk bergereja dan melayani (Ibrani 10:24-25).
e. Sikap mengasihi (Yohanes 13:35).
f. Penguasaan diri (Amsal 23:20-21).
g. Tanggung jawab (1Timotius 5:8).Tentunya daftar ini tidak seharusnya menjadikan kita mencari orang
yang sempurna. Tidak ada orang yang sempurna, tetapi kesediaan untuk
terus belajar dan bertumbuh dalam karakter-karakter di atas
sangatlah penting.Beberapa tips yang berguna
--------------------------
Dari kisah Eliezer menemukan Ribka bagi Ishak, terdapat beberapa
tips yang berguna dalam proses menemukan pasangan hidup yang cocok.
Perhatikanlah beberapa tips sederhana berikut ini:a. Carilah di tempat yang tepat.
-----------------------------
Eliezer tidak mencari pasangan bagi Ishak di kampung orang
Kanaan. Ia mencari pasangan bagi Ishak di tempat di mana orang-
orang juga menyembah Tuhan yang benar. Demikian juga bagi kita
sekarang. Temukanlah calon pasangan hidup kita, di tempat yang
tepat.b. Minta pertolongan Tuhan.
------------------------
Eliezer berdoa dan memohon pimpinan Tuhan (Kejadian 24:12).
Demikianlah juga hendaknya yang kita lakukan. Dengan berdoa
berarti kita mengakui keterbatasan yang ada, dan sekaligus
mengakui keutamaan Tuhan di dalam kehidupan kita.c. Jangan mendasarkan keputusan semata-mata mengikuti satu "tanda".
----------------------------------------------------------------
Meskipun kita menyakini "tanda" itu berasal dari Allah; tetap
pergunakanlah akal sehat. Eliezer terus menerus mengamati dan
menilai Ribka, walaupun ia sudah mendapati bahwa "tanda" yang
dimintanya telah terpenuhi (Keluaran 24:21).d. Meminta pertimbangan orang lain.
--------------------------------
Ribka pun sebelum ia akhirnya bersedia mengikuti Eliezar,
terlebih dahulu mendengarkan pendapat dari keluarganya
(Keluaran 24:51, 58-61). Satu hal yang perlu diingat dalam masa
pencarian pasangan hidup: "True love takes time".Selamat mencari bersama dengan Tuhan!
-*- Sumber diedit dari -*-:
Judul Artikel: "Jodoh Di Tangan Tuhan: Benar atau Salah?"
Penulis : Wahyu Pramudya
Situs : 5roti2ikan < www.5roti2ikan.net/ >