Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Cara mengetahui dia jodoh kita/tidak?

ForumCampur-campur

26 – 41 dari 41    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2Topik ditutup

  • ZEGA376

    24 Februari 2016


    *CAKRAWALA *-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-* CAKRAWALA*

    -*- BAGI YANG SEDANG BERPACARAN -*-

    Setiap orang yang berpacaran cepat atau lambat harus mengambil
    keputusan! Pada umumnya dilema yang dihadapi sama, yakni memastikan
    bahwa kekasih kita adalah pasangan hidup kita yang tepat. Nah,
    memastikan inilah yang sering kali menjadi masalah, sebab adakalanya
    hari ini kita merasa yakin, besoknya malah merasa bingung. Untuk
    mereka yang sedang berpacaran dan termasuk dalam kategori "ya-bing"
    (ya yakin, ya bingung), di bawah ini ada beberapa butir petunjuk
    yang mudah-mudahan bermanfaat.

    PERTAMA, nikahilah seseorang yang mengasihi Tuhan. Mungkin ada
    sebagian Saudara yang berteriak, "Saya tidak setuju! Orangtua saya
    adalah orang Kristen, namun pernikahan mereka tidak harmonis."
    Kepada Saudara yang berkata demikian, saya menjawab, "Saya setuju
    dengan keberatan Saudara!" Tidak dapat dipungkiri, di dunia ini ada
    pernikahan Kristen yang harmonis, namun ada pula yang tidak
    harmonis. Pernikahan bukan hanya berkaitan dengan hal sorgawi,
    pernikahan juga merupakan ajang dimana hal yang sorgawi dijelmakan
    dalam interaksi dengan sesama manusia. Di sinilah kita bergumul
    karena kita tidak senantiasa hidup dalam kehendak Tuhan yang
    menekankan pentingnya hidup damai satu sama lain.

    Namun demikian, izinkan saya sekarang menjelaskan pandangan saya
    ini. Dalam 1Korintus 7:39, Rasul Paulus menyampaikan firman Tuhan
    kepada para istri yang suaminya telah meninggal,
    "... ia bebas kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya,
    asal orang itu adalah seorang yang percaya."
    Menikah dengan sesama orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah
    kehendak Tuhan sendiri. Dengan kata lain, unsur ketaatan memang
    diperlukan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

    Selain itu, pilihlah pasangan hidup yang bukan sekedar mengaku bahwa
    ia seorang Kristen, melainkan seseorang yang mengasihi Tuhan dengan
    segenap hati, jiwa, dan akal budinya. Saya dan Santy (istri saya)
    tidak berani mengklaim bahwa kami senantiasa mengasihi Tuhan dengan
    segenap hati, jiwa, dan akal budi. Namun, kami berani berkata bahwa
    kami berupaya untuk senantiasa mengasihi (mengutamakan) Tuhan dengan
    segenap hati, jiwa, dan akal budi. Tatkala saya memintanya untuk
    kembali ke Indonesia, ia mengalami pergumulan yang berat (adakalanya
    masalah ini masih mencuat sampai sekarang) sebab situasi kami saat
    itu sudah lebih berakar di Amerika Serikat. Secara manusiawi, kedua
    pandangan ini sukar ditemukan karena kami berdua tidak mau
    sembarangan menggunakan nama Tuhan untuk mengesahkan keinginan
    pribadi masing-masing. Faktor mengasihi Tuhanlah yang akhirnya
    menyelesaikan masalah ini. Berbekal keinginan dan tekad untuk hidup
    menyenangkan hati Tuhan, Santy memutuskan untuk pulang mendampingi
    saya.

    Hati yang rindu menyenangkan hati Tuhan, yang keluar dari kasih kita
    kepada-Nya adalah faktor pertama yang harus dimiliki oleh pasangan
    kita (sudah tentu oleh kita pula). Keharmonisan dalam pernikahan
    bergantung pada kemampuan kita menyesuaikan diri satu sama lain.
    Kemampuan kita menyesuaikan diri tidaklah terlepas dari keinginan
    untuk menyesuaikan diri; sedangkan keinginan untuk menyesuaikan diri
    sering kali harus timbul dari ketaatan kita pada Tuhan.

    KEDUA, nikahilah seseorang yang mengasihi diri Saudara. Pasti ada di
    antara Saudara yang bergumam, "Sudah pasti ia mengasihi saya, kalau
    tidak, mana mungkin ia bersedia menjadi pacar saya sekarang."
    Komentar saya untuk tanggapan Saudara adalah, "ya dan tidak", dalam
    arti tergantung pada pemahaman kita akan makna kasih itu sendiri.
    Dalam salah satu episode kisah "Return of The Condor Heroes", si
    Gadis Naga Kecil berkata kepada Yoko, "Asalkan aku dapat bersamamu,
    aku akan bahagia." (Saya tidak ingat secara persis kalimatnya, tapi
    kira-kira itulah intinya). Sudah tentu ungkapan seperti ini adalah
    salah satu akibat dari perasaan kita tatkala sedang mengasihi
    seseorang. Namun, ungkapan ini sekali-kali bukanlah kasih itu
    sendiri.

    Saya akan menjelaskan apa yang saya maksudkan. Bedakanlah kedua
    makna pernyataan ini. Pertama, "Karena saya mengasihimu, maka saya
    ingin hidup bersamamu." Kedua, "Saya ingin hidup bersamamu, oleh
    sebab itu pastilah saya mengasihimu." Kedua kalimat ini tidaklah
    sama meskipun secara sepintas terdengar serupa. Kalimat pertama
    menunjukkan bahwa keinginan hidup bersama timbul dari kasih; jadi
    kasih dahulu setelah itu baru muncul keinginan untuk hidup bersama.
    Kalimat kedua memperlihatkan bahwa keinginan hidup bersama
    mendahului kasih dan kasih seolah-olah dianggap pasti ada, oleh
    karena adanya keinginan hidup bersama.

    Menurut saya, yang sehat adalah yang pertama. Kita mengasihi
    seseorang dan karena mengasihinya, kita mulai berhasrat untuk hidup
    bersamanya dalam mahligai pernikahan. Namun jika kita tidak berhati-
    hati, kita bisa terperangkap dalam kesalahpahaman yang berkaitan
    dengan kalimat kedua tadi. Kita bisa saja ingin hidup bersama dengan
    seseorang, misalnya karena ia membuat kita bahagia. Sebelum
    kehadirannya, hidup kita bak awan mendung dirundung kekecewaan.
    Setelah kita bertemu dengannya, hidup kita ceria ibarat rumput yang
    diselimuti embun pagi. Reaksi seperti ini tidak selalu salah, tetapi
    apabila tidak mawas diri, kita bisa berpikir bahwa kita mengasihi
    seseorang, padahal yang terjadi adalah kita senang berada di
    dekatnya sebab ia berhasil memenuhi kebutuhan kita atau membawa
    perubahan tertentu dalam hidup kita. Saya kira ini bukan kasih.

    Kasih, sebagaimana yang diajarkan oleh Tuhan kita, dapat disarikan
    dalam satu kalimat,
    "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
    telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ...." (Yohanes 3:16)
    Dengan kata lain, kasih bersifat mengutamakan kebutuhan atau
    kepentingan orang lain, sebagaimana Tuhan Allah mengaruniakan Anak-
    Nya agar kita dapat menikmati hidup yang bebas dari kuasa dan
    kutukan dosa. Jadi, nikahilah seseorang yang mengasihi kita, yang
    bersedia berkorban demi kebutuhan dan kepentingan kita. Kasihnya
    kepada kita diwujudkan dalam kerelaannya mengutamakan kita,
    sekurang-kurangnya ia berusaha untuk melakukannya meskipun tidak
    sempurna. (Tidak usah saya tekankan lagi, sudah tentu kita pun harus
    menjadi orang yang mengasihi dia seperti itu pula, baru kita layak
    mengharapkan kasih yang serupa).

    KETIGA, nikahilah seseorang yang dapat mengasihi dirinya. Secara
    sepintas, saran ini bertentangan dengan butir kedua tadi. Bukankah
    kalau kita mengutamakan kepentingan orang lain, hal itu berarti kita
    mengesampingkan kepentingan pribadi? Betul, kita harus dapat
    mengesampingkan kepentingan diri dulu baru bisa mengasihi seseorang
    sedemikian rupa, namun ini tidak berarti bahwa kita menjadi orang
    yang tidak mengasihi diri kita sendiri. Mengasihi diri hanya
    dimungkinkan apabila kita telah mengenal siapa kita dan tidak
    berkeberatan menerima diri apa adanya. Mengasihi diri hanya dapat
    muncul apabila kita sudah memiliki konsep yang jelas dan tepat akan
    siapa kita serta memandang diri dengan "kacamata" yang positif.
    Mengasihi diri berarti mengutamakan kepentingan dan kebutuhan diri;
    dengan kata lain, menganggap diri cukup berharga untuk diperhatikan
    dan dipenuhi kebutuhannya.

    Butir kedua dan ketiga harus berdampingan; apabila tidak, timbullah
    masalah yang serius dalam pernikahan. Seseorang yang hanya
    mengutamakan kebutuhan orang lain tanpa menghiraukan kebutuhannya
    sendiri mungkin sekali adalah seseorang yang belum memiliki
    kepribadian yang mantap. Sebaliknya, seseorang yang mengutamakan
    kepentingannya belaka ialah seseorang yang egois dan serakah.
    Keseimbangan antara mengutamakan orang lain dan mengutamakan diri
    sendiri memang harus dijaga dengan hati-hati. Namun, yang jelas
    orang yang dapat menghargai dirinya barulah bisa menjadi orang yang
    menghargai orang lain. Tanpa penghargaan diri, penghargaan kita
    terhadap orang lain merupakan kewajiban semata-mata atau keluar dari
    rasa kurang aman.

    Pada awal pernikahan kami, Santy dan saya juga terjebak dalam
    perangkap "hanya mengutamakan kebutuhan yang lain". Ternyata sikap
    seperti ini tidak dapat bertahan lama, karena kebutuhan dan
    kepentingan kami masing-masing tidak bisa dikesampingkan terus
    menerus. Sampai pada suatu titik, kami harus lebih vokal menyuarakan
    apa yang menjadi kebutuhan kami. Setelah itu kami pun harus dan baru
    bisa belajar memenuhi kebutuhan satu sama lain secara lebih terarah.
    Apabila kita tidak mengkomunikasikan kebutuhan kita dengan jelas,
    bagaimana mungkin pasangan kita memenuhinya dengan tepat pula?

    Ketiga butir ini sesungguhnya merupakan penguraian dari perintah
    agung Tuhan kita,
    "Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan
    segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum
    yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang
    sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti
    dirimu sendiri." (Matius 22:37-39)
    Singkat kata, nikahilah seseorang yang hidup dalam perintah dan
    firman Tuhan yang agung ini. Barulah setelah itu kita dapat
    menikmati pernikahan yang agung.

    -*- Sumber diedit dari -*-:
    Judul Buletin: Parakaleo, Vol.2/2 April-Juni 1995
    Penulis : Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D.
    Penerbit : STTRII
    Halaman : 1 - 3

  • JAMES942

    24 Februari 2016

    kita tidak bisa tau siapa jodoh kita sebelum Tuhan mempersatukan , semua kembali ke diri kita sendiri niat atau tidak.

    kalo mau kenalan tapi lama responnya bisa karena waktunya belum tepat , coba lagi minggu depan atau bulan depan.

    24 Februari 2016 diubah oleh JAMES942

  • COOLFACE528

    24 Februari 2016

    Tembak dulu aja bro

  • PANDIA260

    24 Februari 2016

    Setuju brooooooo

    JAMES942 tulis:

    kita tidak bisa tau siapa jodoh kita sebelum Tuhan mempersatukan , semua kembali ke diri kita sendiri niat atau tidak.

    kalo mau kenalan tapi lama responnya bisa karena waktunya belum tepat , coba lagi minggu depan atau bulan depan.

  • LIZEGUD713

    24 Februari 2016

    Klo org batam bilang "Jodoh itu dekat Nagoya,,"

  • HANA914

    24 Februari 2016

    LIZEGUD713 tulis:

    Klo org batam bilang "Jodoh itu dekat Nagoya,,"

    Hahaha Sei Jodoh itu

  • SUHANTHA938

    24 Februari 2016

    di jakarta sudah di tutup ahok

    LIZEGUD713 tulis:

    Klo org batam bilang "Jodoh itu dekat Nagoya,,"

  • PUPUT168

    24 Februari 2016

    Coment nya kak nugiee368 lucuu...hhahahhaha

    Koplakkkk...tp bener tuh,bisa di tiru

    NUGIEE368 tulis:

    coba , kontak si doi trus tanya: "kamu mau ke mana? " kalo dia jawab, "gak kemana-mana"

    berarti itu jodoh. Karena pepatah mengatakan: "Jodoh gak akan kemana". :-)

  • JOSHUA603

    24 Februari 2016

    emang lucu om nugie, orangnya asik, ga gampang emosi klo dibecandain wakaka :-D, tapi kadang suka bikin topik-topik aneh, mungkin pengaruh kelamaan single kali ya wakaka :-D **** peace om wakaka ***

    PUPUT168 tulis:

    Coment nya kak nugiee368 lucuu...hhahahhaha

    Koplakkkk...tp bener tuh,bisa di tiru

    NUGIEE368 tulis:

    coba , kontak si doi trus tanya: "kamu mau ke mana? " kalo dia jawab, "gak kemana-mana"

    berarti itu jodoh. Karena pepatah mengatakan: "Jodoh gak akan kemana". :-)

    24 Februari 2016 diubah oleh JOSHUA603

  • SURANTA247

    24 Februari 2016

    ISSER097 tulis:

    Menurut kakak/abang sekalian disini, cara mengetahui seseorang itu jodoh kita/tidak bagaimana sih? Trus kalau kita ngajak kenalan si doi lama respon apakah itu artiny kita harus cari yg lain? ????????????

    emang responnya lama aja ato lama banget??? lama-an mana ama nunggu lumpur lapindo berenti nyembur??? saran ane sih, GASS TERUSSS brok, jgn pake REMMM...

  • LIDYA496

    24 Februari 2016

    Kata afgan..jodohpastikembali

  • HANA914

    24 Februari 2016

    LIDYA496 tulis:

    Kata afgan..jodohpastikembali

    Banyak mantan saya pengen kembali dulu ....tapi tak selalu ada kesempatan kedua ....

    Udah disia siain masak mau diambil lagi .... Nggak mau saya

  • BETSY458

    24 Februari 2016

    Klo aq kbalikn dech sis, mantan" q dah pd married smua, ktinggalan kreta... hiks..hiks...(-_-)

    HANA914 tulis:

    Banyak mantan saya pengen kembali dulu ....tapi tak selalu ada kesempatan kedua ....

    Udah disia siain masak mau diambil lagi .... Nggak mau saya

  • 4 Maret 2016

    Semoga mereka tulus menyayangimu, Hana.... Heiii itu rejeki loh para mantan ingin balikan. Mantanku yg satu dah menikah, yg satunya sdh meninggal. Jadi ga ada yg ngajak balikan.  Diambil lagi? ga ada salahnya kok, krn jodoh itu bisa datang dari masalalu. Kamu ketemu mereka di dunia nyata kan? biasanya orgtua juga lebih mendukung ketimbang klo dpt nya dari dunia maya. takutnya gt loh Han.

    HANA914 tulis:

    Banyak mantan saya pengen kembali dulu ....tapi tak selalu ada kesempatan kedua ....

    Udah disia siain masak mau diambil lagi .... Nggak mau saya

  • 4 Maret 2016

    Kecocokan kepribadian adalah kuncinya. Jika kamu suka ngomong, berjiwa pemimpin dan detail barangkali 'jodoh' kamu adalah wanita yg agak pendiam, berjiwa penurut/suka diemong dan kurang detail (terbiasa hanya melihat gambaran umumnya).

    Respon nya lambat? maksudnya respon via bbm/wa gitu? coba telp langsung dan ajak ketemuan saja. komunikasi dng org yg disayang sebaiknya via telp langsung.

  • JODOHKRISTEN

    31 Mei 2019

    Topik ini dapat dilanjutkan ke topik serupa yang lebih baru

    "cara mengenali bahwa si dia adalah jodoh cinta sejati kita?"

    www.jodohkristen.com/topic/3930

    Tuhan memberkati ;-)

26 – 41 dari 41    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2Topik ditutup