Penghasilan pasangan lebih tinggi daripada kalian.
-
15 April 2016
PIRTON753 tulis:
Gaji mu tinggi ya? Waw sungguh berkat yg luar biasa mungkin aja pria nya mundur akan gaya hidup mu ada kemungkinan pemikiran pria tersebut jika bersama dirimu apakah mungkin mau diajak ke tempat (low cost) seperti warteg atau ke rumah makan padang , saya juga pendapatannya lumayan seperti anda tapi ngak ada satu pun wanita mau ke tempat (low cost)seperti warteg atau ke rumah padang selalu tempat yg high cost walaupun sdh saya sdh bujuk dengan baik namun selalu ke tempat high cost terpaksa saya mundur baik baik dengan wanita itu
Iya, jadi minder bro, aku malah gak pernah nerima gaji
-
15 April 2016
Realitas
PIRTON753 tulis:
Gaji mu tinggi ya? Waw sungguh berkat yg luar biasa mungkin aja pria nya mundur akan gaya hidup mu ada kemungkinan pemikiran pria tersebut jika bersama dirimu apakah mungkin mau diajak ke tempat (low cost) seperti warteg atau ke rumah makan padang , saya juga pendapatannya lumayan seperti anda tapi ngak ada satu pun wanita mau ke tempat (low cost)seperti warteg atau ke rumah padang selalu tempat yg high cost walaupun sdh saya sdh bujuk dengan baik namun selalu ke tempat high cost terpaksa saya mundur baik baik dengan wanita itu
-
15 April 2016
pasti meng-gaji orang lain khan?
LISTON872 tulis:
Iya, jadi minder bro, aku malah gak pernah nerima gaji
-
15 April 2016
Dilarang berbohong di JK. :)
LISTON872 tulis:
Iya, jadi minder bro, aku malah gak pernah nerima gaji
-
15 April 2016
As i said before i never inform a number of my income, i also never ask how much your salary?
Pria2 tersebut yang langsung beransumsi bahwa gaji saya besar. Lah belum dibilang aja udah kabur, kek mana kalau saya kasih tau berapa digit nya.
Saat mereka bertanya kerja dimana deb, ku akan jawab jujur kerja di salah satu UN, dan reaksi nya selalu, pasti gaji mu besar ya. Terus aku harus blg apa? Puji Tuhan? Oh mereka kabur saudara2 .. Mereka blg saya terlalu rohani. Saya jawab biasa aja, dy blg sombong banget deb. Saat saya blg ya memang besar karna standart gaji yang digunakan standart PBB, mereka juga kabur. Terus saya harus bilang apa?
Setelah kejadian cowo2 pergi karna mikir gaji gede, saya coba sedikit berbohong "akh kl besok" ada yg tanya saya akan bilang saya kerja di perusahaan x didaerah x, tapi sampai kapan harus berbohong hanya karna takut si cowo akan pergi lagi.
Meniti karir sampai bisa diterima kerja di PBB berkat yang berlimpah untuk saya bisa membantu keluarga, saudara dikampung and others, tapi bad effect nya membuat saya dijauhi pria2, terkadang saya mikir apa resign aja ya biar ga ada cowo yg kabur lagi?
Lifestyle? Biasa ajah, Nongkrong? Gampang, ajak saya nongkrong di taman belikan saya tahu gejrot, es cendol and lets talk.
Seperti yang saya bilang di awal, tak ada yg perlu dibanggakan ini semua pemberian Tuhan yang bisa kapan saja di ambil kembali.
Tak kenal maka tak sayang
Malu bertanya sesat di jalan
-
15 April 2016
Hi Lestari, thanks for your support, doa yang sama juga untuk mu ya.
Penghasilan besar tak berarti berbanding lurus dengan gaya hidup. Semua tergantung masing2 kepribadian.
LESTARI133 tulis:
saya juga mengalami hal yang sama dengan Debora..hanya selalu berpikir saja "anda belum beruntung tidak mau mengenal saya dengan baik" . karena tidak semua orang punya karakter yang hedonisme. tidak semua orang punya karakter yang tidak low profile dan tidak menyombongkan diri dengan gaji. toh dengan gaji yang tinggi kita bisa membantu yang tidak mampu tidak salah toh wanitanya diberikan berkat yang besar sama Tuhan pada saat ini.
tetap yakin saja sis kalau masih ada pria yang datang tidak melihat penghasilan tapi melihat karakter dan visi hidup
-
15 April 2016
Ini hanya perhitungan saya saja, karna saya sendiri tak pernah nanya tentang gaji. Kalau standard salary d perusahaan swasta untuk staff mungkin 5 juta, ya range nya mungkin antara beda 5-10 juta dengan penghasilan saya.
SISKA774 tulis:
Emang beda gaji nya (berapa juta) berapa sih klo boleh tau?
Klo beda tipis (<5 juta), itu mah biasa aja tuh. Gak must gimana gimana banget.
Namun, klo beda gaji nya (> 10 juta atau > 20 juta per bulan), rasional aja lah, gak usah musti memaksakan hubungan tetap berlanjut. Karena cepat atau lambat, kemungkinan besar ini jadi satu faktor pertengkaran di masa mendatang.
-
15 April 2016
^^ mantabh kk, itu setara manager di tmpt aku.
-
15 April 2016
Akan hanya 2 jawaban nya.
1. Iya, dijauhi dengan alasan minder
2. Tidak, karna itu kan berkat si perempuan. Ya gak masalah.
Cuma nanti akan ada kata tapi nya.
Tidak, tapi tetap istri harus tunduk kepada suami sebagai kepala keluarga, etc lah.
MARIA148 tulis:
krn temanya income cewe lebih dari cowo....
aku mau nanya nihhh klw cewenya sdh punya rumah.... sdh punya kendaraan.... n investasi apa nasibnya bakal kayak nasibnya debora????? (dijauhi para cowo maksudnya)
-
15 April 2016
Like this
Kenalan aja dulu, ngobrol dulu, jadi teman lama2 demen, kalau sudaj okeh tinggal dijadikan teman hidup.
JAMEZ096 tulis:
Ya susah kalo dari awal udah mikirin gaji. Saya ngeliatnya let it flow aja. Jalanin masa-masa pedekate, nyari kecocokan satu sama lain (yang menitikberatkan pada perasaan). Kalo sudah saling sayang, mau gaji pasangan kecil, mau gaji gede, gak bakal mempengaruhi penilaian dan rasa sayang karena dari awal udah tulus.
Toh, kalau udah mulai masuk ke tahap serius pun seharusnya gak ada masalah karena ya itu tadi, dari awal emang bener2 sayang apa adanya. Tentang anggapan cowok terhadap penghasilan cewek lebih tinggi itu kan hanya masalah masing-masing cowok. Masing-masing punya pandangan yang berbeda. Gak ada tuh aturan/larangan (bahkan lisan pun, menurut pengalaman pribadi, saya ga pernah dengar) bahwa penghasilan cowok HARUS/WAJIB/MUTLAK lebih tinggi daripada cewek. Sama halnya kayak masalah perbedaan umur, dll.
Yang penting punya penghasilan untuk modal membangun rumah tangga bersama. Itu aja sih.
-
15 April 2016
Nach ini dia, mikir nya langsung penghasilan tinggi berbanding lurus dengan gaya hidup.
Ajak saya makan di pinggir jalan, dengan senang hati saya temanin.
Tidak penting makan dimana, makan nya apa, yang terpenting siapa yang menemani anda makan?
PIRTON753 tulis:
Gaji mu tinggi ya? Waw sungguh berkat yg luar biasa mungkin aja pria nya mundur akan gaya hidup mu ada kemungkinan pemikiran pria tersebut jika bersama dirimu apakah mungkin mau diajak ke tempat (low cost) seperti warteg atau ke rumah makan padang , saya juga pendapatannya lumayan seperti anda tapi ngak ada satu pun wanita mau ke tempat (low cost)seperti warteg atau ke rumah padang selalu tempat yg high cost walaupun sdh saya sdh bujuk dengan baik namun selalu ke tempat high cost terpaksa saya mundur baik baik dengan wanita itu
-
15 April 2016
DEBORA588 tulis:
Setelah beberapa kali gagal mencoba menjalin hubungan dengan pria, baik yang dari JK/non JK terbesit untuk menanyakan perspektif para pria di sini mengenai sikap kalian terhadap Pasangan yang mempunyai penghasilan lebih tinggi daripada kalian.
Pria JK yang saya kenal semua nya mengundurkan diri dengan alasan minder dengan penghasilan saya, dalam essay saya tertulis kerja di ngo, saat mereka tanya kerja dimana saya menjawab kerja di salah satu badan PBB di Jakarta, reaksi nya langsung nanyain gaji mu pasti gede ya, kalau dibandingan dengan gaji karyawan Perusahaan profit pasti jauh berbeda.
Pertanyaan ini khusus untuk pria saja, bagaimana perasaan kalian jika mendapatkan pasangan dengan penghasilan lebih tinggi? Bersyukur kah atau ego mu merasa terancam ( i dont know how to decribe it)
Kata-kata ini yang selalu saya sampaikan kepada pria yang mengajukan pengunduran diri.
Berkat (saya menyebut penghasilan sebagai berkat) yang Tuhan percayakan kepada saya saat ini mungkin suatu hari bisa ditarik Nya kembali dan diganti dengan berkat yang lebih kecil ataupun dengan berkat yang lebih besar. Sama hal nya dengan berkat yang ada pada mu (oii abang) kalau saat ini berkat mu tak seperti ku, mungkin suatu hari nanti Tuhan percayakan berkat yang besar kepada mu.
Interesting....
Tapi kalo TS menanyakan itu... saya sebagai cowok... (biar tidak salah gender kayak di thread sebelah...hahahaha) biasa2 saja sih, malahan menjadi motivasi sendiri, kalo pasanganku lebih besar dariku, kenapa saya tidak bisa? Always pemikiran positif dan menjadi kompetisi sehat. Kalo dia bisa kok saya cuman segini yah? Apa yang harus saya rubah? Ubah kantor? Ubah posisi? Ubah profesi? Ubah bisnis? apapun akan menjadi kompetisi sehat lah, jangan jadi lemes gara2 pendapatan pasangan lebih besar dari saya.
Jadi? Memang berkat setiap orang berbeda2 dan sangat menghargai itu, bahkan bersyukur kalo melihat sekelilingku yang angkanya berlipat2 angkanya dari pendapatanku, dan belajar dari mereka juga, bagaimana mereka bisa mendapatkan angka itu? Berapa lama? Pastinya buatku menjadikan hal yang menarik untuk saya dengarkan ceritanya, yah kalo bisa untuk dicontoh yah dicontoh, kalo bisa diambil usahanya yah diambil itu, banyak hal kok yang bisa saya dapatkan hanya dengan "mendengarkan", apalagi pengalaman hidup orang lain adalah pengalaman paling berharga kan? Tidak perlu atau belum kita jalani, dan sudah bisa dapat cerita yang menarik dari orang lain yang sudah menjalaninya.
Semoga mendapatkan gambaran buat sang TS aka Debora
regards
yossie
DEBORA588 tulis:
...
Tidak penting makan dimana, makan nya apa, yang terpenting siapa yang menemani anda makan?
Tokcer.... Two Thumbs Up..... "Its About Moment"
15 April 2016 diubah oleh YOSSIE472
-
15 April 2016
I may understand that Deb. (memang tdk harus bohong sis ya.. How is that? not to lie but to 'hide' as professionals understand what should be treated confidentially-- not to the level of strictest though).
Sis aku kasih contoh pengalaman nyata aja ya (ringan2 tp cukup efektif). Ketemu teman baru pingin kenalan (bukan di JK ya.. hehe) Langsung tanya hal yang sama dgn kasus sis Deb. Jawaban yang (ga hrs bohong) keluar kek udh terprogram outomatic: " Do you want me or my salary?" ( hahaha.. jahat amet..) Kabuur..
Geli juga.. tp ku tau bahwa org yg nanya itu.. he/she may not be worthy to keep in your shopping list. Kecuali anda siap dgn konsekuensi terburuk kedepan.. ready to pay the consequence? keep him hehe
DEBORA588 tulis:
As i said before i never inform a number of my income, i also never ask how much your salary?
Pria2 tersebut yang langsung beransumsi bahwa gaji saya besar. Lah belum dibilang aja udah kabur, kek mana kalau saya kasih tau berapa digit nya.
Saat mereka bertanya kerja dimana deb, ku akan jawab jujur kerja di salah satu UN, dan reaksi nya selalu, pasti gaji mu besar ya. Terus aku harus blg apa? Puji Tuhan? Oh mereka kabur saudara2 .. Mereka blg saya terlalu rohani. Saya jawab biasa aja, dy blg sombong banget deb. Saat saya blg ya memang besar karna standart gaji yang digunakan standart PBB, mereka juga kabur. Terus saya harus bilang apa?
Setelah kejadian cowo2 pergi karna mikir gaji gede, saya coba sedikit berbohong "akh kl besok" ada yg tanya saya akan bilang saya kerja di perusahaan x didaerah x, tapi sampai kapan harus berbohong hanya karna takut si cowo akan pergi lagi.
Meniti karir sampai bisa diterima kerja di PBB berkat yang berlimpah untuk saya bisa membantu keluarga, saudara dikampung and others, tapi bad effect nya membuat saya dijauhi pria2, terkadang saya mikir apa resign aja ya biar ga ada cowo yg kabur lagi?
Lifestyle? Biasa ajah, Nongkrong? Gampang, ajak saya nongkrong di taman belikan saya tahu gejrot, es cendol and lets talk.
Seperti yang saya bilang di awal, tak ada yg perlu dibanggakan ini semua pemberian Tuhan yang bisa kapan saja di ambil kembali.
Tak kenal maka tak sayang
Malu bertanya sesat di jalan
15 April 2016 diubah oleh CRISTIANO501
-
15 April 2016
nah ini yg repit nih...... klw cowo blm nikah n sdh punya income diatas umr .... punya rumah n kendaraan pasti di kejar2 cewe.... tapi klw cewe malah sebaliknya. klw sdh mampu beli rumah n kendaraan masa hrs jalan kaki n ngontrak sihhhh. padahal klw dipikir2 dari sudut pandang yg lain klw dah punya rumah nanti klw nikah kan bisa konsen utk kebutuhan lain misalnya nabung buat pendidikan anak mengingat biaya pendidikan skrg cukup mahal n 1 hal yg hrs dipikirkan sebagian tman2 di jk sdh pd berumur so hrs kuat2 nabunglah biar anak2 nanti bisa tetap sekolah tinggi walaupun kita dah pensiun/tua coz sdh disiapkan dari sekarang. sdh bukan saat memikirkan hrs mulai dari 0. jujur aja nih umur aku dah 40 thn misalnya nikah 42 thn .... punya anak umum 44 thn (klw dikasi) kebayang tuhh anak aku msh sma aku dah pensiun. klw sekarang nggak kuat nabung bisa jadi sampah masyarakat deh krn nggak ada biaya sekolah. masalah lifestyle nihhhh biasanya cewe yg pekerja justru biasanya hidup sederhana krn dah tau susahnya cari uang.
-
15 April 2016
Dear Debora,
Topik yang kamu angkat cukup menarik ya. Di suatu waktu, ada juga anggota JK yang pernah menanyakan hal tersebut dalam surat ke saya. Dia cukup kaget juga ketika saya menyampaikan upah saya dalam satu bulan. Saya pun juga tidak kalah kaget dengan responnya waktu itu. Dia berujar bahwa dari semua cowok JK yang dia tanya gaji saya mash yang paling besar namun tidak sebesar pendapatannya sebulan.
Keterkejutan saya berikutnya, ternyata member JK ini telah banyak menanyakan kepada Cowok di JK ini tentang penghasilannya dalam tiap bulan. Dengan alibi yang disampaikan, saya pikir itu sah-sah saja. Namun demikian yang mengagetkan adalah upah yang diterima seakan-akan menjadi sebuah kriteria untuk menjatuhkan pilihan. Selain itu dia juga menyampaikan alasan lain menyangkut keluarga yang dapat mempermasalahkan upah tersebut dalam sebuah relation.
Bagi saya upah sendiri tidak terlalu masalah ya. Bukan hanya pada pasangan namun selama ini saya memang tidak menjadikan upah juga sebagai salah satu patokan dalam mengambil sebuah tawaran pekerjaan. Beberapa contoh tolakan pekerjaan (yang mungkin bisa diasumsikan umum bergaji besar) seperti Astra, Schoot, Unilever. Bekaert, Louis Darreyfur, Lavarge pernah dikesampingkan karena belum termasuk tujuan saya saat itu.
Buat saya pribadi, jika penghasilan pasangan lebih besar tidak terlalu masalah selama sang wanitanya dapat memosisikan dirinya dengan baik. Bagi para Pria, tetaplah percaya diri dengan apapun kondisi yang kalian. Yang terpenting dari semuanya, tetap bertanggung jawab dan bisa memberi arah kepada pasangan dan keluarga karena itulah kodrat kita sebagai lelaki.
Salam Maskulin, hehehehee....
DEBORA588 tulis:
Setelah beberapa kali gagal mencoba menjalin hubungan dengan pria, baik yang dari JK/non JK terbesit untuk menanyakan perspektif para pria di sini mengenai sikap kalian terhadap Pasangan yang mempunyai penghasilan lebih tinggi daripada kalian.
Pria JK yang saya kenal semua nya mengundurkan diri dengan alasan minder dengan penghasilan saya, dalam essay saya tertulis kerja di ngo, saat mereka tanya kerja dimana saya menjawab kerja di salah satu badan PBB di Jakarta, reaksi nya langsung nanyain gaji mu pasti gede ya, kalau dibandingan dengan gaji karyawan Perusahaan profit pasti jauh berbeda.
Pertanyaan ini khusus untuk pria saja, bagaimana perasaan kalian jika mendapatkan pasangan dengan penghasilan lebih tinggi? Bersyukur kah atau ego mu merasa terancam ( i dont know how to decribe it)
Kata-kata ini yang selalu saya sampaikan kepada pria yang mengajukan pengunduran diri.
Berkat (saya menyebut penghasilan sebagai berkat) yang Tuhan percayakan kepada saya saat ini mungkin suatu hari bisa ditarik Nya kembali dan diganti dengan berkat yang lebih kecil ataupun dengan berkat yang lebih besar. Sama hal nya dengan berkat yang ada pada mu (oii abang) kalau saat ini berkat mu tak seperti ku, mungkin suatu hari nanti Tuhan percayakan berkat yang besar kepada mu.
15 April 2016 diubah oleh SHABDY842
-
15 April 2016
Pendapatan yang besar biasanya diikuti dengan cicilan yng besar pula hehehehe *curcol*
Itulah enaknya wanita, pendapatannya bisa utuh dibelanjakan kebutuhan pribadinya, kalo cowo kudu mulai mikir nyicil kendaraan ama rumah sendiri. Biasanya lho yaaaaa bray
Kadang2 jadi iri ama yang punya gaji. Maklum golongan penghasilan tidak tetap^^
@Maria148 : jujur nanya nih, emang kalo ada cowo yang deketin dan secara ekonomi di bawahnya mbak, ada kecurigaan tu cowo matre ngga.....
-
15 April 2016
Saya pikir semua pria cenderung berpikir jika istrinya nanti jauh lebih besar gajinya dari suami, maka istri akan kurang menghormati suami. Biarpun belum tentu begitu, tapi siapa yang berani menjamin. Sebaiknya memang mencari yg seimbang gajinya atau gaji pria di atas.Tapi sedikit mau berusaha menpengaruhinya, boleh juga dicoba.
Misalnya coba awal perkenalan di rahasiakan pekerjaannya, bilang saja di perusahaan non profit. klo dia mendesak-desak terus kasih waktu misalnya bulan depan dikasih tahu atau buat jadi kayak main tebakan, klo dia bisa nebak ditraktir makan.
Sambil cari waktu yg tepat utk membahas topik jika pasangan wanita lbh besar gajinya dari pria. Disitu wanitanya sebisa mungkin menyakinkan bahwa secara pribadi dia tdk keberatan gaji pria lebih rendah dan akan tetap menghormati suaminya dalam pernikahan.
Seandainya setelah diskusi si pria kemudian menjauh apalagi setelah dia tahu debora kerja dimana, biarkan saja karna itu sudah jadi hal prinsiple baginya, gaji pria harus lbh besar. Yang mau dipengaruhi di sini adalah pria2 yang masih ragu2/bimbang pengen menjalin hubungan dgn wanita yang gaji lebih besar,
DEBORA588 tulis:
As i said before i never inform a number of my income, i also never ask how much your salary?
Pria2 tersebut yang langsung beransumsi bahwa gaji saya besar. Lah belum dibilang aja udah kabur, kek mana kalau saya kasih tau berapa digit nya.
Saat mereka bertanya kerja dimana deb, ku akan jawab jujur kerja di salah satu UN, dan reaksi nya selalu, pasti gaji mu besar ya. Terus aku harus blg apa? Puji Tuhan? Oh mereka kabur saudara2 .. Mereka blg saya terlalu rohani. Saya jawab biasa aja, dy blg sombong banget deb. Saat saya blg ya memang besar karna standart gaji yang digunakan standart PBB, mereka juga kabur. Terus saya harus bilang apa?
Setelah kejadian cowo2 pergi karna mikir gaji gede, saya coba sedikit berbohong "akh kl besok" ada yg tanya saya akan bilang saya kerja di perusahaan x didaerah x, tapi sampai kapan harus berbohong hanya karna takut si cowo akan pergi lagi.
Meniti karir sampai bisa diterima kerja di PBB berkat yang berlimpah untuk saya bisa membantu keluarga, saudara dikampung and others, tapi bad effect nya membuat saya dijauhi pria2, terkadang saya mikir apa resign aja ya biar ga ada cowo yg kabur lagi?
Lifestyle? Biasa ajah, Nongkrong? Gampang, ajak saya nongkrong di taman belikan saya tahu gejrot, es cendol and lets talk.
Seperti yang saya bilang di awal, tak ada yg perlu dibanggakan ini semua pemberian Tuhan yang bisa kapan saja di ambil kembali.
Tak kenal maka tak sayang
Malu bertanya sesat di jalan
-
15 April 2016
Hahahahaha, well noted mas curhat nya.
Anyway thank you for your opinion ya, as per disscusion tak selalu hanya ttg uang.
STRALDIN447 tulis:
Pendapatan yang besar biasanya diikuti dengan cicilan yng besar pula hehehehe *curcol*
Itulah enaknya wanita, pendapatannya bisa utuh dibelanjakan kebutuhan pribadinya, kalo cowo kudu mulai mikir nyicil kendaraan ama rumah sendiri. Biasanya lho yaaaaa bray
Kadang2 jadi iri ama yang punya gaji. Maklum golongan penghasilan tidak tetap^^
@Maria148 : jujur nanya nih, emang kalo ada cowo yang deketin dan secara ekonomi di bawahnya mbak, ada kecurigaan tu cowo matre ngga.....
15 April 2016 diubah oleh DEBORA588
-
15 April 2016
Hi Donny,
Kekhawatiran dari pihak pria yang takut kalau perbedaan penghasilan nanti nya akan membuat istri kurang hormat, tidak tunduk dan etc, kenapa harus khawatir terlebih dahulu? Simple nya gini buat saya ya, kenali saya dulu, ngobrol aja dulu, nda perlu ambil langkah seribu. Dan selama kenalan pun saya welcome sama pria2 ini.
5tahun saya join d jk, mungkin ya hanya bbrp pria yg kenalan dengan saya tanpa pernah menanyakkan kerja dimana deb? Buat saya mereka2 ini lebih enak untuk diajak kenalan, they dont care about what i am doing, just trying to know me closer.
Saya pun sama sekali ga pernah mengajukan pertanyaan ke para pria2, kerja dimana? Gaji berapa? Posisi kerja apa? Diawal perkenalan, Buat saya itu pertanyaan ga berbobot, maaf kalau saya kasar. Saya mau kenal pribadi nya dulu, kalau pun menanyakan masalah pekerjaan nanti lah itu nomor kesekian.
Makasih untuk saran nya, have been doing that strategic, tapi ttp aja koq at the end kabur. I am not looking a man with high income, i am looking a guy who can be my patner in crime, enjoying my stupidity, handle my bright and dark side.
DONNYSAM914 tulis:
Saya pikir semua pria cenderung berpikir jika istrinya nanti jauh lebih besar gajinya dari suami, maka istri akan kurang menghormati suami. Biarpun belum tentu begitu, tapi siapa yang berani menjamin. Sebaiknya memang mencari yg seimbang gajinya atau gaji pria di atas.Tapi sedikit mau berusaha menpengaruhinya, boleh juga dicoba.
Misalnya coba awal perkenalan di rahasiakan pekerjaannya, bilang saja di perusahaan non profit. klo dia mendesak-desak terus kasih waktu misalnya bulan depan dikasih tahu atau buat jadi kayak main tebakan, klo dia bisa nebak ditraktir makan.
Sambil cari waktu yg tepat utk membahas topik jika pasangan wanita lbh besar gajinya dari pria. Disitu wanitanya sebisa mungkin menyakinkan bahwa secara pribadi dia tdk keberatan gaji pria lebih rendah dan akan tetap menghormati suaminya dalam pernikahan.
Seandainya setelah diskusi si pria kemudian menjauh apalagi setelah dia tahu debora kerja dimana, biarkan saja karna itu sudah jadi hal prinsiple baginya, gaji pria harus lbh besar. Yang mau dipengaruhi di sini adalah pria2 yang masih ragu2/bimbang pengen menjalin hubungan dgn wanita yang gaji lebih besar,
15 April 2016 diubah oleh DEBORA588
-
15 April 2016
kereenn Debora...bisa masuk Pbb,,, think positive saja,,, kl sy liat comment,,ada bbrp kok yg suka sama sis...
kl gaji saya malah dibawah orang yang comment sebutkan,,, namun saya bersykur yg penting bisa makan, sehat dan bahagia
-
15 April 2016
Kalau aku malah pengen tau sudah berapa tabungan nya.
Gak masalah klo gaji pasangan cewek lebih besar dari saya, tapi kalau gak bisa nabung, podo wae. Ntar dikasih bulanan 10 juta, 20 juta, bisa bisa nguap semua kayak air yang ditumpahkan di padang gurun.
Inti nya, aku tuh pengen tau bangettt, bukan pengen tau aja, mampu nabung atau enggak itu cewek.
Syukur2, ntar kalau pada saat nikah dengan dia, dia juga ikut jadi donatur. Lol
Catatan terakhir: Cemen kali lah cowok kali gaji nya cuma beda tipis dr cewek nya ( kondisi: gaji cewek lebih gede). Nah, klo beda nya jauh banget, seperti Siska bilang (misal beda 10 juta, beda 20 juta, beda 30 juta), ya, pikir rasional aja lah. Hanya 1 dari 10 cewek yang bakal mau diajak makan di tempat yang biasa biasa aja. Syukur2 ente dapat yang 1 dari 10 itu. Jika ente (cowok) dapat di rentang 2-10, ente bakal nyinyir sendiri, jikalau doi pake baju, sepatu, tas, jam tangan yang lebih bagus, atau bawa mobil sedan. Sedangkan ente baju, sepatu, tas, jam tangan yang biasa biasa dan paling banter cuma pake sepeda motor. Tiap hari ente bakal dikomentari, aduh..baby..baju nya kok jelek amat, sepatu nya kok dekil banget sih. Haha. Emang ente tahan dengar omelan seperti itu tiap dating?
15 April 2016 diubah oleh FLEMMING786
-
15 April 2016
Ada satu masa saat awal2 kenal seseorang sy sempat 'salah' ngomong, mengabaikan dgn 'siapa' sy berbicara. Saat dia bercerita telah melakukan check up kesehatan di luar Indonesia, sy spontan mengomentari; mengapa tdk di Indonesia, lebih irit. Biaya pasti lebih besar kalo diluar. Apakah perusahaan mau menganti biayanya? Bagaimana kalo ndak diganti? Dia menjawab; perusahaan itu milik saya. Saya terdiam. Saya pikir, kenapa saya tdk bertanya dr dulu2 siapa orang yg bersama saya. Agar tidak asal berkomentar.
-
15 April 2016
belum tentu di Indonesia lebih irit.
KATHARINA781 tulis:
Ada satu masa saat awal2 kenal seseorang sy sempat 'salah' ngomong, mengabaikan dgn 'siapa' sy berbicara. Saat dia bercerita telah melakukan check up kesehatan di luar Indonesia, sy spontan mengomentari; mengapa tdk di Indonesia, lebih irit. Biaya pasti lebih besar kalo diluar. Apakah perusahaan mau menganti biayanya? Bagaimana kalo ndak diganti? Dia menjawab; perusahaan itu milik saya. Saya terdiam. Saya pikir, kenapa saya tdk bertanya dr dulu2 siapa orang yg bersama saya. Agar tidak asal berkomentar.
-
15 April 2016
saya pikir bagusnya dia cukup periksa di puskesmas saja. Murah khan?
SISKA774 tulis:
belum tentu di Indonesia lebih irit.
-
15 April 2016
Ya di syukuri lah Tuhan baik kepada saya telah memberikan pasangan hidup saya yang mau menerima penghasilan saya yang lebih kecil darinya, yang terpenting kejujuran... dalam memberitahukan penghasilan yg didapat...