Penghasilan pasangan lebih tinggi daripada kalian.
-
24 September 2016
Sayy mau dong direkrut ditempat kamu kerjaaa
-
24 September 2016
DEBORA588 tulis:
Topik ini kan saya buat memang untuk menjawab keresahan hati saya sendiri yang berkali-kali ditinggalkan laki-laki karna alasan pekerjaan.
......
Lantas kalau kita lebih dalam pendidikan, pekerjaan, keuangan apa lantas harus di "takuti"?
Sori ga baca dari awal,,,
bukan masalah "takut" mungkin aja ada "pengalaman/kisah" di masa lalu ... kurang lebih sama yang dialami tetapi berkebalikan...
a t a u
-
24 September 2016
DEBORA588 tulis:
...Pertanyaan ini khusus untuk pria saja, bagaimana perasaan kalian jika mendapatkan pasangan dengan penghasilan lebih tinggi? Bersyukur kah atau ego mu merasa terancam ( i dont know how to decribe it)
...Soari baru baca, dan ga baca dari awal.
...
-
24 September 2016
DEBORA588 tulis:
Terimakasih untuk komentar dan masukan nya dari teman-teman, saya menghargai waktu dan pemikiran kalian mengenai topik ini
A. ada yang kasih kode naksir, tapi usia nya dibawah saya.
Jadi kalau yg naksir tapi usia di bawah, jangan kasih kode. Tembak langsung di tempat saja!
Kalau yg usianya jauh di atas bagaimana?
B. ada yang nanya tabungan saya ? ...
Mendingan nabung cinta di hati sampe samudera mengering yaaa.... @,@
C. Ada yg bilang gaya hidup nya pasti berbanding lurus. Ga terus2an lurus, kadang lurus, kadang berbelok-belok, kadang menurun juga koq tergantung tanggal.
Perhatikanlah rambu-rambu lalu-lintas demi keselamatan pengendara dan pengguna jalan-raya lainnya. Ingat, keluarga menanti di rumah.
D. Ada yang bilang mungkin ga mau diajak makan di emperan/kaki 5 ...saya ga suka makan di emperan hanya karna 2hal ... 1. Digigit nyamuk, ga tau kenapa nyamuk2 hobby bgt gigitin sata (solusi nya saya selalu bawa anti nyamuk dan pasti nya akan sibuk tepok sana sini. 2. Pengamen .... maaf kl saya egois, tapi saya mau menikmati makanan saya dengan nyaman, tanpa perlu digangu dengan org2 yg suka maksa minta duit ---> pengamen di jakarta galak2. Selebih nya saya seneng di ajak makan di emperan, pecel lele/ayam, nasgor, makan tahu gejrot yg d gerobak dorong, cilok, cendol.
Nahhhhhhh, ga semua tempat makan di emper/pinggir jalan bernyamuk dan ada pengamen...
Kl nemu pengamen galak tampang batak banget, tinggal saya bilang: "Marga aha laek?"
Sejak topik ini saya buat, terjadi penurun jumlah pengirim pesan dan senyuman, hahahahaha. Semakin takut rupa nya pria-pria JK untuk mendekati saya .... Lol, tenang aja saya sudah ga kerja di UNES**.
Terjadi penurunan?!? brarti yg sebelumnya datang, kasih pesan dan senyuman banyak dong, dan terjadi penurunan secara drastis/signifikan?!? Semakin takut atau dah pada lulus? ;P
Sekali lagi makasih buat komentar nya. I will ask admin to closed this topic.
Jangannnnnnn, masih banyak yg butuh.Contaohnya seperti: ~lirik kanan-kiri >,<"
-
24 September 2016
saya juga mau
REN425 tulis:
Sayy mau dong direkrut ditempat kamu kerjaaa
-
24 September 2016
Mungkin itu jawabannya, ahahaha...
NATT182 tulis:
Mungkin apa Jordan...
-
24 September 2016
Kmu kurang fokus dek, sprtinya kmu butuh Aq atau aqua?hehehe
ESTER967 tulis:
Hi kak Nat, salam kenal juga. Maaf ya, sepertinya aku salah sebut nama. Maksud aku disini kak Deb. Maaf ya..
-
24 September 2016
LISTON872 tulis:
Pertamax ane
Kaum pemburu pertamax.... wkwkwk
-
24 September 2016
Saya tidak masalah bila pasangan berpenghasilan lebih tinggi dr saya..intinya berkomunikasi & kolaborasi :)
-
10 November 2016
ELISA859 tulis:
Kalo aku ingin punya suami yang senang istrinya di rumah ngurus anak dan rumahtangga,kalo harus kerja,kayake g aja deh,aku bertahun-tahun bekerja karna g punya suami,masak dah punya suami tetap sama,malah lebih berat kerjanya dobel,kerja siang malam.
Sama, sis Elisa...aku jg kalo misalnya dah punya suami lg aku inginnya di rumah saja. Kebetulan aku jg hidup sederhana/hemat dan engga prnh menuntut suami di luar kemampuannya.
-
10 November 2016
DEBORA588 tulis:
Pertanyaan ini khusus untuk pria saja, bagaimana perasaan kalian jika mendapatkan pasangan dengan penghasilan lebih tinggi? Bersyukur kah atau ego mu merasa terancam ( i dont know how to decribe it)menurut saya ini bener
mungkin bukan terancam, tp lebih tepatnya takut.. tp ya sama aja, sama2 defensif
tanpa bermaksud menyinggung Thread Starter, memang ini yg sering terjadi di masyarakat, kalo laki2 bener ya harusnya mikirnya gitu : saya harus lebih piawai membiayai hidup keluarga saya (istri dan anak2 saya kelak).. ga tau ya kalo laki2nya malah "menikmati" tanpa beban sedikitpun uang pacar/istrinya, laki2 macam apa itu
beda halnya jika memang udah kefefet.. banget.. udah cinta banget.. udah cocok banget.. masa iya sih diputusin karena dianya lebih banyak duit.
-
10 November 2016
Y mnrt sy pribdi klo bs pghsiln psgn sy yaitu suami hrs lbh Dr sy.klopun sy msh dibolehkan krj hny mbntu finansial klrga.tp klo ga blh y sdh jd istri yg baik aj drmh.klo blh cri uang mgkn klo sdh nikh ada modal Dr suami dksih sih mo join usha sm ibuku usha butik lbh bsr lg smpe bisnis online jg bljr.siapa tau khdpn finansial klrga lbh baik...n bs bhgiain suami n ank ank.
-
10 November 2016
gak masalh sih kl penghasilan cewe lebih tinggi,, asalkan cowonya jg pnya penghasilan..
yang masalah kl hak sepatunya cowo lbh tinggi dari hak sepatunya cewe,,, hehehehe....
-
10 November 2016
Uang dan gender… Pemikiran konyol mengenai cerita pasangan atau pernikahan menjadi orientasi investasi dan juga aksi ego antara pria dan wanita. Sbg contoh:
Apa yang wanita pikirkan ketika mereka mendengar seorang pria ingin seorang wanita yang pintar dan bisa mengurus rumah? Vice versa…
Apa yang pria pikirkan ketika mereka bertemu seorang wanita yang ingin "kehidupan berkecukupan dan atau lebih secara materi dari pasangannya? Vice versa…Sering sekali setiap pembicaraan tentang uang dan gender, menyebabkan orang kehilangan objektifitas mereka. Mereka langsung melompat ke kesimpulan dan melanjutkan dengan argumen, menuntut utk menutupi setiap aspek dari uang dan gender.
Tapi itu tidak masalah!
Orang tidak rasional tentang gender dan uang, bahkan, orang tidak "rasional" tentang banyak hal. Tapi ketika menyinggung gender dan uang dalam pasangan, mereka cenderung mengambil pengalaman individu mereka sendiri dan ekstrapolasi generalisasi, yang membuat umumnya orang menghindari utk berbagi tentang apa yang mereka pikirkan. Ada kesenjangan antara apa yang dikatakan dan bagaimana bersikap ketika membicarakan gender dan uang dalam suatu hubungan/pasangan…
Pria dan wanita adalah berbeda dalam pandangan dan pemikirannya ketika menyinggung tentang uang. Disatu sisi ada pemikiran sbg berikut.. Jika Pria dan Wanita tetap berpegang teguh pada gagasan bahwa pria dan wanita adalah "sama" (dalam hal ini, berarti mereka berperilaku identik dalam equality) mengenai uang, jika demikian mereka hanya meminta untuk tertipu. Oleh karena itu, semestinya kita menjelajahi persamaan dan perbedaan bukan menipu diri kita sendiri…
Pria dan wanita bereaksi terhadap uang dgn cara yang berbeda. Mereka memiliki skrip yang berbeda. itu penting untuk dibicarakan, bukan menjadi berpura-pura bahwasannya uang adalah sama untuk semua orang.
Ada studi yg menemukan bahwa pria; menyukai wanita dan menyukai uang. Namun yang mengejutkan, pria yang kaya, tidak menyukai wanita yang memiliki banyak uang. Benarkah hal ini? Ada juga artikel yg menulis, pria lebih suka menikah dengan sekretarisnya dari pada dengan bosnya (wanita yang menjadi bos-nya).
Hal ini menjadi sedikit rumit, karena pria itu dikenal logis. Jadi harusnya jika pria menyukai wanita dan uang, maka harusnya solusi logis adalah menikahi wanita kaya. Dengan cara ini seorang pria mendapatkan uangnya, dan wanita dalam satu judul “pasangan/pernikahan”.
Pada satu sisi uang bisa meningkatkan ego laki-laki namun jika datang dari sisi lain; yaitu wanita sbg pasangannya, bisa menurunkan ego mereka. Sebagai contoh, banyak pria tidak masalah jika menerima uang dari ibu mereka. Namun tidak demikian jika dlm berpasangan…
Mungkin masalahnya bukan hanya pada uang saja, contohnya mengapa para pria menyukai wanita yang lebih muda adalah karena wanita muda memiliki lebih sedikit uang dan belum mencapai banyak keberhasilan. Dengan demikian, kodrat laki-laki sbg seorang pemimpin dlm berpasangan dan atau keluarga mendukung irama dari keadaan yg ada.
Saya belum pernah berumah tangga, dan belum pernah menjalin hubungan dgn wanita yg memiliki penghasilan lebih dari saya, hanya saja beberapa yg lebih kaya (harta ortu), tapi informasi dan pengalaman yg dibagi cukup utk menelaah permasalahan tsbt.Ego sering menjadi permasalahan dalam menjalin suatu hubungan; dalam rumah tangga ketika seorang istri yg memiliki penghasilan dan jabatan yg lebih tinggi dan atau tingkat pendidikan yg lebih tinggi dari pasangan laki-lakinya. Untuk itu, mengenal psikologi uang akan sangat penting baik bagi wanita maupun pria. Kedewasaan memandang dan menilai uang, dan tidak menaruh ke-berhargaan diri atau ego kita pada besarnya pendapatan/penghasilan adalah salah satu cara untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman dalam hubungan berpasangan/rumah-tangga.
Tapi itu tidak masalah! Yg jadi masalah, kalau mempermasalahkannya! Dan itu dengan sendirinya terlihat, dinilai dgn bagaimana cara berbicara dan bersikap terhadap pasangan kamu ,”)Well, back to the question... Pertanyaan ini khusus untuk pria saja, bagaimana perasaan kalian jika mendapatkan pasangan dengan penghasilan lebih tinggi? Bersyukur kah atau ego mu merasa terancam?
Jawabannya (aku)... Not the ego, neither threatened. I believe my value more than that.
Finally, it’s all return to you (Yes, you) and yourself than your partner! Bagaimana cara membentuk mindset pribadi, dan bersikap. Dalam hal ini, kembalikan pada semangat dan tujuan tulus, utk berpasangan dan lalu berumah tangga.
*Begitulah kura-kura ,")
-
10 November 2016
G masalah ko mo gajinya kecil/gede yg penting gimana caranya untuk mengolahnya
-
17 November 2016
VIC671 tulis:
gak masalh sih kl penghasilan cewe lebih tinggi,, asalkan cowonya jg pnya penghasilan..
yang masalah kl hak sepatunya cowo lbh tinggi dari hak sepatunya cewe,,, hehehehe....
-
17 November 2016
menurut saya, kebanyakan pria gengsi punya pasangan lbh tinggi penghasilan. Selain gengsi mungkin was2 juga nanti ketika sudah lama berumah tangga dan ada perselisihan, istri akan cenderung merendahkan suami.
Itu hal sensitif bagi pria, jadi menurut saya dari awal2 perlu dibicarakan berdua hal tsb.
tapi tdk semua pria, buktinya dari bbrp komen disini byk yg tidak mempermasalahkannya.
Bagi pria yg lagi dekat dgn wanita yg lebih tinggi penghasilannya, jangan2 buru "takut" lihat karakter wanita tsb, jika orangnya rendah hati dan pandai menghargai orang , lanjut saja hehe
tapi terkadang wanitanya rendah hati tapi keluarganya blm tentu menerima Anda.. klo ini kayaknya tergantung pengaruh wanita tsb terhadap orangtuanya...jika akhirnya bisa menerima calon menantu yg penghasilan lbh rendah
-
17 November 2016
OCTO252 tulis:
Uang dan gender… Pemikiran konyol mengenai cerita pasangan atau pernikahan menjadi orientasi investasi dan juga aksi ego antara pria dan wanita. Sbg contoh:
Apa yang wanita pikirkan ketika mereka mendengar seorang pria ingin seorang wanita yang pintar dan bisa mengurus rumah? Vice versa…
Apa yang pria pikirkan ketika mereka bertemu seorang wanita yang ingin "kehidupan berkecukupan dan atau lebih secara materi dari pasangannya? Vice versa…Sering sekali setiap pembicaraan tentang uang dan gender, menyebabkan orang kehilangan objektifitas mereka. Mereka langsung melompat ke kesimpulan dan melanjutkan dengan argumen, menuntut utk menutupi setiap aspek dari uang dan gender.
Tapi itu tidak masalah!
Orang tidak rasional tentang gender dan uang, bahkan, orang tidak "rasional" tentang banyak hal. Tapi ketika menyinggung gender dan uang dalam pasangan, mereka cenderung mengambil pengalaman individu mereka sendiri dan ekstrapolasi generalisasi, yang membuat umumnya orang menghindari utk berbagi tentang apa yang mereka pikirkan. Ada kesenjangan antara apa yang dikatakan dan bagaimana bersikap ketika membicarakan gender dan uang dalam suatu hubungan/pasangan…
Pria dan wanita adalah berbeda dalam pandangan dan pemikirannya ketika menyinggung tentang uang. Disatu sisi ada pemikiran sbg berikut.. Jika Pria dan Wanita tetap berpegang teguh pada gagasan bahwa pria dan wanita adalah "sama" (dalam hal ini, berarti mereka berperilaku identik dalam equality) mengenai uang, jika demikian mereka hanya meminta untuk tertipu. Oleh karena itu, semestinya kita menjelajahi persamaan dan perbedaan bukan menipu diri kita sendiri…
Pria dan wanita bereaksi terhadap uang dgn cara yang berbeda. Mereka memiliki skrip yang berbeda. itu penting untuk dibicarakan, bukan menjadi berpura-pura bahwasannya uang adalah sama untuk semua orang.
Ada studi yg menemukan bahwa pria; menyukai wanita dan menyukai uang. Namun yang mengejutkan, pria yang kaya, tidak menyukai wanita yang memiliki banyak uang. Benarkah hal ini? Ada juga artikel yg menulis, pria lebih suka menikah dengan sekretarisnya dari pada dengan bosnya (wanita yang menjadi bos-nya).
Hal ini menjadi sedikit rumit, karena pria itu dikenal logis. Jadi harusnya jika pria menyukai wanita dan uang, maka harusnya solusi logis adalah menikahi wanita kaya. Dengan cara ini seorang pria mendapatkan uangnya, dan wanita dalam satu judul “pasangan/pernikahan”.
Pada satu sisi uang bisa meningkatkan ego laki-laki namun jika datang dari sisi lain; yaitu wanita sbg pasangannya, bisa menurunkan ego mereka. Sebagai contoh, banyak pria tidak masalah jika menerima uang dari ibu mereka. Namun tidak demikian jika dlm berpasangan…
Mungkin masalahnya bukan hanya pada uang saja, contohnya mengapa para pria menyukai wanita yang lebih muda adalah karena wanita muda memiliki lebih sedikit uang dan belum mencapai banyak keberhasilan. Dengan demikian, kodrat laki-laki sbg seorang pemimpin dlm berpasangan dan atau keluarga mendukung irama dari keadaan yg ada.
Saya belum pernah berumah tangga, dan belum pernah menjalin hubungan dgn wanita yg memiliki penghasilan lebih dari saya, hanya saja beberapa yg lebih kaya (harta ortu), tapi informasi dan pengalaman yg dibagi cukup utk menelaah permasalahan tsbt.Ego sering menjadi permasalahan dalam menjalin suatu hubungan; dalam rumah tangga ketika seorang istri yg memiliki penghasilan dan jabatan yg lebih tinggi dan atau tingkat pendidikan yg lebih tinggi dari pasangan laki-lakinya. Untuk itu, mengenal psikologi uang akan sangat penting baik bagi wanita maupun pria. Kedewasaan memandang dan menilai uang, dan tidak menaruh ke-berhargaan diri atau ego kita pada besarnya pendapatan/penghasilan adalah salah satu cara untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman dalam hubungan berpasangan/rumah-tangga.
Tapi itu tidak masalah! Yg jadi masalah, kalau mempermasalahkannya! Dan itu dengan sendirinya terlihat, dinilai dgn bagaimana cara berbicara dan bersikap terhadap pasangan kamu ,”)Well, back to the question... Pertanyaan ini khusus untuk pria saja, bagaimana perasaan kalian jika mendapatkan pasangan dengan penghasilan lebih tinggi? Bersyukur kah atau ego mu merasa terancam?
Jawabannya (aku)... Not the ego, neither threatened. I believe my value more than that.
Finally, it’s all return to you (Yes, you) and yourself than your partner! Bagaimana cara membentuk mindset pribadi, dan bersikap. Dalam hal ini, kembalikan pada semangat dan tujuan tulus, utk berpasangan dan lalu berumah tangga.
*Begitulah kura-kura ,")
mas octo, kamu copy paste apa itu pemikiran kamu sendiri ya? hehe sory nanya
-
17 November 2016
Di syukuri mbak,,,,tapi kalau salah satu mulai menindas pasangannya karena perbedaan pendapatan jadi tolak ukur dlm sebuah hubungan sebaiknya di tinggal saja karena cinta dan kebahagiaan tidak berasal dari berapa banyak harta/materi yg kita miliki tapi seberapa tulus kita menerima pasangan kita.
menurutku begitu,,,,salah kata maaf banyak...Terima kasih
Tuhan memberkati....
-
17 November 2016
Hello Arfian. Beberapa yg termuat dari tulisan tsbt tidak serta-merta merupakan pendapat pribadi atau pandangan objective maupun subjective jg pengalaman pribadi. Ada termuat beberapa yg merupakan "hasil studi" dan informasi dari tulisan atau artikel, yg "bukan temuan pribadi aku".
Tentunya Arfian mengetahui, dlm mengutarakan pendapat atau berkomentar, agar mendasar dan dpt dipertangung-jawabkan semestinya disampaikan bukan hanya dgn pendapat yg berdasar oleh semata-mata sudut pandang sendiri/pribadi; emosional dan atau pandangan subjective.
Data dan informasi serta pengetahuan, sangat mendukung seseorang utk berpikiran rasional juga berpikiran terbuka(open minded). Hal2 tersebut tentunya dgn sangat mudah dpt diperoleh dgn membaca, mendengar juga menonton. Yg membuat berbeda adalah, bagaimana orang-perorang memanfaatkannya. Beberapa orang berpendapat atau berkomentar lebih mengedepankan subjectivitas, meski memiiliki pengetahuan dan informasi, mereka cenderung mengesampingkannya.
Yg pada akhirnya, begitu dipertemukan atau diuji dgn pendapat lain yg berbeda dan tdk seirama, masuklah kedalam percakapan atau perdebatan yg tdk ada ujungnya, tidak sopan dlm berbahasa, dan tdk menandakan kedewasaan, serta tidak elok utk didengar/dibaca oleh yg lainnya. Sebagaimana, contoh yg dpt kita temukan pd beberapa perdebatan dlm forum Jodoh Kristen ini sendiri. Dan semoga, Arfian tidak termasuk dlm kategori tsbt.
Well, jawaban atas pertanyaan itu sangat begitu mudah, sebagaimana kita sama2 merupakan pengguna dari media internet, oleh karena itu Arfian bisa mengetahui jawaban ats pertanyaan itu sendiri, "Masukkan saja kata/kalimat kunci dlm pencarian Google". Arfian akan memperoleh pembuktian ats beberapa headline yg termuat pada komentar aku sblmnya. Dan hal tersebut telah ditegaskan dlm tulisan yg termuat pada beberapa pharase spt "Ada studi",... dan yg lainnya.
Tentunya apabila komentar disampaikan dlm forum resmi, penulisan ilmiah dan atau diskusi ilmiah, etikanya kita harus mencantumkan sumber dari kutipan, atau refrensi tsbt. Oleh karena itu dengan pasti, aku tidak melakukan copy-paste, atau istilah yg lumrah digunakan dlm dunia jurnalis; plagiat. Arfian hanya membutuhkan sedikit perhatian sj, utk cermat membaca tulisan/komentar dan gaya bahasa tersebut...
*Begitulah kura-kura.
ARFIAN017 tulis:
mas octo, kamu copy paste apa itu pemikiran kamu sendiri ya? hehe sory nanya
-
17 November 2016
OCTO252 tulis:
Hello Arfian. Beberapa yg termuat dari tulisan tsbt tidak serta-merta merupakan pendapat pribadi atau pandangan objective maupun subjective jg pengalaman pribadi. Ada termuat beberapa yg merupakan "hasil studi" dan informasi dari tulisan atau artikel, yg "bukan temuan pribadi aku".
Tentunya Arfian mengetahui, dlm mengutarakan pendapat atau berkomentar, agar mendasar dan dpt dipertangung-jawabkan semestinya disampaikan bukan hanya dgn pendapat yg berdasar oleh semata-mata sudut pandang sendiri/pribadi; emosional dan atau pandangan subjective.
Data dan informasi serta pengetahuan, sangat mendukung seseorang utk berpikiran rasional juga berpikiran terbuka(open minded). Hal2 tersebut tentunya dgn sangat mudah dpt diperoleh dgn membaca, mendengar juga menonton. Yg membuat berbeda adalah, bagaimana orang-perorang memanfaatkannya. Beberapa orang berpendapat atau berkomentar lebih mengedepankan subjectivitas, meski memiiliki pengetahuan dan informasi, mereka cenderung mengesampingkannya.
Yg pada akhirnya, begitu dipertemukan atau diuji dgn pendapat lain yg berbeda dan tdk seirama, masuklah kedalam percakapan atau perdebatan yg tdk ada ujungnya, tidak sopan dlm berbahasa, dan tdk menandakan kedewasaan, serta tidak elok utk didengar/dibaca oleh yg lainnya. Sebagaimana, contoh yg dpt kita temukan pd beberapa perdebatan dlm forum Jodoh Kristen ini sendiri. Dan semoga, Arfian tidak termasuk dlm kategori tsbt.
Well, jawaban atas pertanyaan itu sangat begitu mudah, sebagaimana kita sama2 merupakan pengguna dari media internet, oleh karena itu Arfian bisa mengetahui jawaban ats pertanyaan itu sendiri, "Masukkan saja kata/kalimat kunci dlm pencarian Google". Arfian akan memperoleh pembuktian ats beberapa headline yg termuat pada komentar aku sblmnya. Dan hal tersebut telah ditegaskan dlm tulisan yg termuat pada beberapa pharase spt "Ada studi",... dan yg lainnya.
Tentunya apabila komentar disampaikan dlm forum resmi, penulisan ilmiah dan atau diskusi ilmiah, etikanya kita harus mencantumkan sumber dari kutipan, atau refrensi tsbt. Oleh karena itu dengan pasti, aku tidak melakukan copy-paste, atau istilah yg lumrah digunakan dlm dunia jurnalis; plagiat. Arfian hanya membutuhkan sedikit perhatian sj, utk cermat membaca tulisan/komentar dan gaya bahasa tersebut...
*Begitulah kura-kura.
-
17 November 2016
Kalau ak.
Ga pede sih pasti ada ya. Tingkat penghasilan, pendidikan, strata sosial. Tapi, ak bukan orang yg akan nyerah sama nasib. Memang ak orang sederhana. Terlahir dari keluarga sederhana, kerja jadi karyawan yg penghasilanya masih cukup kecil. Atau bisa dibilang sangat kecil.
Tapi sekali lagi ak katakan. Ak bukan orang yg akan begitu saja menyerah sama nasib. Klo ak kebetulan dikasih jodoh yg penghasilanya lbh besar, pendidikanya lbh tinggi. Itu acuan, biar ak kerja lbh keras, belajar lbh baik. Meskipun mungkin ga sekolah lg. Tp, ak yakin dg apa yg Tuhan kasih. Yg jd rezeki baik buatku. Ak ga akan kalah sama yg pendidikanya lbh tinggi. Klo yg penghadilanya lbh tinggi. Mingkin ak mau buat usaha. Biar penghasilanku jg cukup untuk memenuhi apa yg bisa dibelanjakan pasanganku.
Ambisius memang. Tapi hidup itu realistis. Malu lah jd laki2 yg dibiayai pasangan. Secara laki2 itu kepala keluarga. Kalaupun pasangan kerja untuk membantu perekonomian. Its ok. Tapi tugas utama tetap di tangan laki2.
Klo sampai sekarang blm bisa punya usaha. Ak cuma bilang. " Maaf, tempatku memulai mungkin lebih jauh dari kalian. Jd usahaku harus lbh banyak dari kalian." Tapi suatu saat pasti bisa.
So, jawabanku ga masalah kalau penghasilan atau pendidikan kalah tinggi. Asal mau berusaha. Semuanya bisa di capai dengan kerja keras.
Kalau gunung saja bisa di keruk, kenapa rezeki ga bisa di cari?
Bukan karena egoku sebagai laki2 yg takut di injak2. Tapi, laki2 sebagai kepala keluarga. Tugas dari kepala keluarga itu melayani anggota keluarganya. So, menurutku kalau laki2 punya ambisi setinggi langit buat kebahagiaan orang2 yg dikasihinya. Itu sah2 saja.
-
17 November 2016
MICHAEL757 tulis:
Kalau ak.
Ga pede sih pasti ada ya. Tingkat penghasilan, pendidikan, strata sosial. Tapi, ak bukan orang yg akan nyerah sama nasib. Memang ak orang sederhana. Terlahir dari keluarga sederhana, kerja jadi karyawan yg penghasilanya masih cukup kecil. Atau bisa dibilang sangat kecil.
Tapi sekali lagi ak katakan. Ak bukan orang yg akan begitu saja menyerah sama nasib. Klo ak kebetulan dikasih jodoh yg penghasilanya lbh besar, pendidikanya lbh tinggi. Itu acuan, biar ak kerja lbh keras, belajar lbh baik. Meskipun mungkin ga sekolah lg. Tp, ak yakin dg apa yg Tuhan kasih. Yg jd rezeki baik buatku. Ak ga akan kalah sama yg pendidikanya lbh tinggi. Klo yg penghadilanya lbh tinggi. Mingkin ak mau buat usaha. Biar penghasilanku jg cukup untuk memenuhi apa yg bisa dibelanjakan pasanganku.
Ambisius memang. Tapi hidup itu realistis. Malu lah jd laki2 yg dibiayai pasangan. Secara laki2 itu kepala keluarga. Kalaupun pasangan kerja untuk membantu perekonomian. Its ok. Tapi tugas utama tetap di tangan laki2.
Klo sampai sekarang blm bisa punya usaha. Ak cuma bilang. " Maaf, tempatku memulai mungkin lebih jauh dari kalian. Jd usahaku harus lbh banyak dari kalian." Tapi suatu saat pasti bisa.
So, jawabanku ga masalah kalau penghasilan atau pendidikan kalah tinggi. Asal mau berusaha. Semuanya bisa di capai dengan kerja keras.
Kalau gunung saja bisa di keruk, kenapa rezeki ga bisa di cari?
Bukan karena egoku sebagai laki2 yg takut di injak2. Tapi, laki2 sebagai kepala keluarga. Tugas dari kepala keluarga itu melayani anggota keluarganya. So, menurutku kalau laki2 punya ambisi setinggi langit buat kebahagiaan orang2 yg dikasihinya. Itu sah2 saja.
-
17 November 2016
OCTO252 tulis:
Hello Arfian. Beberapa yg termuat dari tulisan tsbt tidak serta-merta merupakan pendapat pribadi atau pandangan objective maupun subjective jg pengalaman pribadi. Ada termuat beberapa yg merupakan "hasil studi" dan informasi dari tulisan atau artikel, yg "bukan temuan pribadi aku".
Tentunya Arfian mengetahui, dlm mengutarakan pendapat atau berkomentar, agar mendasar dan dpt dipertangung-jawabkan semestinya disampaikan bukan hanya dgn pendapat yg berdasar oleh semata-mata sudut pandang sendiri/pribadi; emosional dan atau pandangan subjective.
Data dan informasi serta pengetahuan, sangat mendukung seseorang utk berpikiran rasional juga berpikiran terbuka(open minded). Hal2 tersebut tentunya dgn sangat mudah dpt diperoleh dgn membaca, mendengar juga menonton. Yg membuat berbeda adalah, bagaimana orang-perorang memanfaatkannya. Beberapa orang berpendapat atau berkomentar lebih mengedepankan subjectivitas, meski memiiliki pengetahuan dan informasi, mereka cenderung mengesampingkannya.
Yg pada akhirnya, begitu dipertemukan atau diuji dgn pendapat lain yg berbeda dan tdk seirama, masuklah kedalam percakapan atau perdebatan yg tdk ada ujungnya, tidak sopan dlm berbahasa, dan tdk menandakan kedewasaan, serta tidak elok utk didengar/dibaca oleh yg lainnya. Sebagaimana, contoh yg dpt kita temukan pd beberapa perdebatan dlm forum Jodoh Kristen ini sendiri. Dan semoga, Arfian tidak termasuk dlm kategori tsbt.
Well, jawaban atas pertanyaan itu sangat begitu mudah, sebagaimana kita sama2 merupakan pengguna dari media internet, oleh karena itu Arfian bisa mengetahui jawaban ats pertanyaan itu sendiri, "Masukkan saja kata/kalimat kunci dlm pencarian Google". Arfian akan memperoleh pembuktian ats beberapa headline yg termuat pada komentar aku sblmnya. Dan hal tersebut telah ditegaskan dlm tulisan yg termuat pada beberapa pharase spt "Ada studi",... dan yg lainnya.
Tentunya apabila komentar disampaikan dlm forum resmi, penulisan ilmiah dan atau diskusi ilmiah, etikanya kita harus mencantumkan sumber dari kutipan, atau refrensi tsbt. Oleh karena itu dengan pasti, aku tidak melakukan copy-paste, atau istilah yg lumrah digunakan dlm dunia jurnalis; plagiat. Arfian hanya membutuhkan sedikit perhatian sj, utk cermat membaca tulisan/komentar dan gaya bahasa tersebut...
*Begitulah kura-kura.
iy mas octo, maaf, kan saya cuman LuLusan SMA. maksudku, komentar mas octo itu kok iLmiah bgt dan kaLo dibaca kayak buku petunjuk, pengaLaman mas kan jeLAs jauh di atasku. tidak ada maksud untuk biLang ke mas pLagiat, cuman jarang bgt bahkan cuman mas octo mungkin yg memberi penjeLasan terperinci, Logis, dan memberi acuan dan berdampak positif terhadap pembaca.
*begituLah keLinci (shio ku keLinci) -
17 November 2016
ARFIAN017 tulis:
iy mas octo, maaf, kan saya cuman LuLusan SMA. maksudku, komentar mas octo itu kok iLmiah bgt dan kaLo dibaca kayak buku petunjuk, pengaLaman mas kan jeLAs jauh di atasku. tidak ada maksud untuk biLang ke mas pLagiat, cuman jarang bgt bahkan cuman mas octo mungkin yg memberi penjeLasan terperinci, Logis, dan memberi acuan dan berdampak positif terhadap pembaca.
*begituLah keLinci (shio ku keLinci)Hehehehe..... Iya, Octo pinter banget. Ngomong2 To, aku pun agak susah nangkepnya. Kalo berkenan, bisa engga lain kali disederhanain aja kayak bahasa teman2 lain? Misalnya, kata 'pandangan obyektif' sebaiknya diganti dng 'pandangan mayoritas orang'. Kata 'headline', bisa diganti dng 'judul'.
17 November 2016 diubah oleh ANITA089