anda menikah untuk (kebahagiaan) siapa?
-
20 April 2016
Jika pertanyaan diatas saya tanyakan kepada temen2 semua, saya yakin jawabannya bermacam-macam tapi simpan dulu jawaban temen2 semua :)
beberapa bulan yang lalu, sahabat saya tampak sibuk sekali dengan acara pernikahan salah satu temen kantornya ( sebut saja bunga, bukan nama sebenarnya :D ) yang sepertinya memang acaranya dibuat cukup meriah sehingga persiapannya cukup heboh dan melibatkan teman2 kantornya. Iseng saya berkomentar " wah..temen kamu pasti lagi happy2 nya ya, mempersiapkan hari istimewanya. Apalagi sepertinya acara resepsinya cukup wah.." . Sahabat saya menjawab " Iya cukup mewah, karena calon suaminya dari keluarga yang cukup mampu.Tapi, si bunga ini ga bahagia kok, karena dia ngga sreg dengan calonnya" .
sahabat saya mulai bercerita, kalo bunga ini dari keluarga yang biasa saja. cukup sederhana baik dari cara dia berpakaian maupun kehidupan keluarganya. Jadi singkat cerita dia dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya cukup senang dan bangga ketika, bunga bakal mendapatkan calon suami yang sangat berkecukupan. Dan karena ingin membuat orangtuanya bahagialah bunga menyanggupi ketika dia disuruh berpacaran.
Ketika berpacaran, bunga mulai merasa dia tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Hal simple, karena memang dia tomboy, dan calonnya ingin melihat bunga tampil feminim dan harus berpenampilan seperti yang calonnya inginkan ( mulai dari pakaian sampai make up). Kemudian, mungkin karena dia merasa berasal dari keluarga yang lebih mampu, si calon suaminya ini sering bertingkah seolah memang bunga ini asistennya. Misalnya ketika berbelanja, bunga lah yg disuruh membawa belanjaannya. Sampai yang terakhir bunga diminta untuk resign dari tempat kerjanya, padahal disanalah bunga menemukan passionnya. Tapi kembali karena ingin membuat orang tuanya bahagia dan tidak mengecewakan mereka, bunga tetap menjalani masa pacaran yang tidak nyaman buat dirinya.
Selang beberapa bulan..saya kembali menanyakan gimana kabar si bunga ini ( kepo ). Ternyata acara pernikahan bunga berjalan sukses..dan sekarang si bunga sudah hamil . "Wah, berarti sudah bisa menerima suaminya dong. cinta sudah bertumbuh seiring berjalannya waktu" tanya saya kepada sahabat saya. sahabat saya menjawab " Belum, si bunga tidak bahagia dengan pernikahannya. karena suaminya memang begitu sifatnya. tidak ada beda ketika pacaran, dan bunga memang cukup tertekan dirumah. jadi dia malah sering menghabiskan waktu dikantor. Dan dia memang ga cerita ke orangtuanya, karena takut ortunya menjadi kecewa dan malu kalo orang2 tau kalo anaknya tidak bahagia dengan pernikahannya"
Anda menikah untuk kebahagiaan siapa teman2?
tentu saya juga berharap semua bahagia dengan pernikahan saya sama seperti impian teman2 juga. Namun apabila kita diperhadapkan dengan permasalahan yang bunga alami, keputusan apa yang kita ambil? demi untuk orang tua kita bahagia, apakah kita perlu menahan kebahagiaan kita? Memang semua orang tua ingin melihat kita anaknya bahagia, tapi bukankah terkadang menjadi dilema? ketika kebahagian kita membuat orang tua kita mungkin harus menanggung sedikit rasa malu.
semoga pengalaman bunga ini bisa menjadi pembelajaran buat kita semua. Oh ya, dan sampe saat ini, Bunga masih mempertahankan pernikahannya..dia tetap menjaga calon baby nya..semoga dia tetap kuat dan kedepan menjadi keluarga yang lebih baik
-
20 April 2016
pertamax yes......lo q udh jelas menikah utk kebahagiaan q dan pasangan q,lo pasangan q gk bahagia percuma jg q nikahi dia wkwkwkw....
-
20 April 2016
Kisah si Bunga ini barangkali seperti kisah temanku. Temanku dulu punya cewek dari keluarga sederhana dan keluarga sederhana ini terlibat banyak hutang kepada sebuah keluarga kaya. Akhirnya, anak laki2 dari keluarga kaya ini krn tertarik pd kecantikan cewek temanku melamar cewek temanku tsb. Mereka menikah meski si cewek ga cinta pd suaminya tsb. Jangan2 itu juga yg terjadi pd si Bunga.
Jika aku punya kesempatan menikah lagi, aku akan menikah utk kebahagiaanku sendiri. Bukan demi kebahagiaan orangtua.
-
20 April 2016
Eim.......sebut saja nama saya mawar (ngomong diempet kayak gaya inpestigasi di tipi-tipi)<--- bcanda.
Maaf sebelumnya saia pribadi berempati dgn bunga, teman temannya Sebastian.
Ya setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing dgn pilihan-nya. Setiap pilihan tentu dgn bnyk pertimbangan dr yg mentah smp yg matang (kayak milih buah mangga )
Saya pribadi mengharapkan pernikahan untuk kebahagiaan sy. Mengingat ini hidup sy, sy yg menjalani mau pahit kayak pare atau asin kyk garam, manis kyk gula ini hidupku yg hrs sy pertanggungjawabkan sendiri.
Bagaimana dgn ortu, sy pikir saya akan berusaha bicara dr hati ke hati, menyampaikan pemikiran dan harapan untuk masa depan saya apabila pilihan hidup sy tdk berkenan dihati mereka. Memang nggak mudah namun harus dicoba.
Heeeeeeee ya begitulahhh menurut saia.
Semoga bunga dan calon dekbay baik2 sj. Kiranya Tuhan membukakan pintu 'hidayah' untuk keluarga kecilnya bunga. Dipulihkan dlm Kristus.
* salam dr bunga mawar,melati semuanya indah
-
20 April 2016
ARIE835 tulis:
pertamax yes......lo q udh jelas menikah utk kebahagiaan q dan pasangan q,lo pasangan q gk bahagia percuma jg q nikahi dia wkwkwkw....
pertalite aja bro...kudunya memang ada komunikasi dari kedua belah pihak sih jadi biar sama2 bahagia kedepannya
-
20 April 2016
ANITA089 tulis:
Kisah si Bunga ini barangkali seperti kisah temanku. Temanku dulu punya cewek dari keluarga sederhana dan keluarga sederhana ini terlibat banyak hutang kepada sebuah keluarga kaya. Akhirnya, anak laki2 dari keluarga kaya ini krn tertarik pd kecantikan cewek temanku melamar cewek temanku tsb. Mereka menikah meski si cewek ga cinta pd suaminya tsb. Jangan2 itu juga yg terjadi pd si Bunga.
Jika aku punya kesempatan menikah lagi, aku akan menikah utk kebahagiaanku sendiri. Bukan demi kebahagiaan orangtua.
Mungkin Bunga juga pengen begitu Mbak Anita, tapi mungkin dia tidak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan semuanya kepada ortu nya..
-
20 April 2016
begitu lahir anak pertama, kedua dan seterusnya pasti bunga akan mekar dan menunjukkan wajah sumringah. percayalah. kenapa? karena si bunga sekarang sedang hamil dan berhasil melewati masa hubungan suami istri. pelan dan butuh proses untuk bunga bisa menjadi mekar.
SEBASTIAN001 tulis:
Jika pertanyaan diatas saya tanyakan kepada temen2 semua, saya yakin jawabannya bermacam-macam tapi simpan dulu jawaban temen2 semua :)
beberapa bulan yang lalu, sahabat saya tampak sibuk sekali dengan acara pernikahan salah satu temen kantornya ( sebut saja bunga, bukan nama sebenarnya :D ) yang sepertinya memang acaranya dibuat cukup meriah sehingga persiapannya cukup heboh dan melibatkan teman2 kantornya. Iseng saya berkomentar " wah..temen kamu pasti lagi happy2 nya ya, mempersiapkan hari istimewanya. Apalagi sepertinya acara resepsinya cukup wah.." . Sahabat saya menjawab " Iya cukup mewah, karena calon suaminya dari keluarga yang cukup mampu.Tapi, si bunga ini ga bahagia kok, karena dia ngga sreg dengan calonnya" .
sahabat saya mulai bercerita, kalo bunga ini dari keluarga yang biasa saja. cukup sederhana baik dari cara dia berpakaian maupun kehidupan keluarganya. Jadi singkat cerita dia dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya cukup senang dan bangga ketika, bunga bakal mendapatkan calon suami yang sangat berkecukupan. Dan karena ingin membuat orangtuanya bahagialah bunga menyanggupi ketika dia disuruh berpacaran.
Ketika berpacaran, bunga mulai merasa dia tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Hal simple, karena memang dia tomboy, dan calonnya ingin melihat bunga tampil feminim dan harus berpenampilan seperti yang calonnya inginkan ( mulai dari pakaian sampai make up). Kemudian, mungkin karena dia merasa berasal dari keluarga yang lebih mampu, si calon suaminya ini sering bertingkah seolah memang bunga ini asistennya. Misalnya ketika berbelanja, bunga lah yg disuruh membawa belanjaannya. Sampai yang terakhir bunga diminta untuk resign dari tempat kerjanya, padahal disanalah bunga menemukan passionnya. Tapi kembali karena ingin membuat orang tuanya bahagia dan tidak mengecewakan mereka, bunga tetap menjalani masa pacaran yang tidak nyaman buat dirinya.
Selang beberapa bulan..saya kembali menanyakan gimana kabar si bunga ini ( kepo ). Ternyata acara pernikahan bunga berjalan sukses..dan sekarang si bunga sudah hamil . "Wah, berarti sudah bisa menerima suaminya dong. cinta sudah bertumbuh seiring berjalannya waktu" tanya saya kepada sahabat saya. sahabat saya menjawab " Belum, si bunga tidak bahagia dengan pernikahannya. karena suaminya memang begitu sifatnya. tidak ada beda ketika pacaran, dan bunga memang cukup tertekan dirumah. jadi dia malah sering menghabiskan waktu dikantor. Dan dia memang ga cerita ke orangtuanya, karena takut ortunya menjadi kecewa dan malu kalo orang2 tau kalo anaknya tidak bahagia dengan pernikahannya"
Anda menikah untuk kebahagiaan siapa teman2?
tentu saya juga berharap semua bahagia dengan pernikahan saya sama seperti impian teman2 juga. Namun apabila kita diperhadapkan dengan permasalahan yang bunga alami, keputusan apa yang kita ambil? demi untuk orang tua kita bahagia, apakah kita perlu menahan kebahagiaan kita? Memang semua orang tua ingin melihat kita anaknya bahagia, tapi bukankah terkadang menjadi dilema? ketika kebahagian kita membuat orang tua kita mungkin harus menanggung sedikit rasa malu.
semoga pengalaman bunga ini bisa menjadi pembelajaran buat kita semua. Oh ya, dan sampe saat ini, Bunga masih mempertahankan pernikahannya..dia tetap menjaga calon baby nya..semoga dia tetap kuat dan kedepan menjadi keluarga yang lebih baik
20 April 2016 diubah oleh FLEMMING786
-
20 April 2016
ANITA089 tulis:
Kisah si Bunga ini barangkali seperti kisah temanku. Temanku dulu punya cewek dari keluarga sederhana dan keluarga sederhana ini terlibat banyak hutang kepada sebuah keluarga kaya. Akhirnya, anak laki2 dari keluarga kaya ini krn tertarik pd kecantikan cewek temanku melamar cewek temanku tsb. Mereka menikah meski si cewek ga cinta pd suaminya tsb. Jangan2 itu juga yg terjadi pd si Bunga.
Jika aku punya kesempatan menikah lagi, aku akan menikah utk kebahagiaanku sendiri. Bukan demi kebahagiaan orangtua.
mirip mirip cerita siti nurbaya ini hihihihihi.......kadang org tua egois bin tega ngorbanin kebahagiaan anak nya...si cow jg gt ko bs loh hidup dgn wanita yg gk mencintai nya....parah dah
-
20 April 2016
NING353 tulis:
Heeeeeeee ya begitulahhh menurut saia.
Semoga bunga dan calon dekbay baik2 sj. Kiranya Tuhan membukakan pintu 'hidayah' untuk keluarga kecilnya bunga. Dipulihkan dlm Kristus.
* salam dr bunga mawar,melati semuanya indah
Harus disiram tiap hari ya biar biar semuanya indah
-
20 April 2016
SEBASTIAN001 tulis:
anda menikah untuk (kebahagiaan) siapa?
Trit yg menyentuh!
Pertama2 saya ucapkan selamat atas kegagalan ortu Bunga. Memang begitulah rata2, orang yg berkekurangan bukannya menjadi lebih cincai, tapi malah menuntut lebih.
Saya single saja sudah bahagia. Tentu saya menikah untuk membahagiakan pasangan saya. Kalau ada orang bisa memelihara kucing, anjing, ular, dsb tanpa mengharap mereka menjadi asisten namun sudah bisa sayang banget, idealnya apalagi dengan pasangannya.... yg bisa diajak smack down bareng dsb....
Kedua, saya ucapkan juga selamat kepada Bunga yg telah menyia-nyiakan hidupnya. Ilmu bela diri yg pertama dan utama bukan jurus kuda-kuda atau jurus kabur. Ilmu bela diri yg pertama dan utama adalah bisa mengutarakan pendapat, ide, kreativitas, tidak canggung mengungkapkan perasaan, dan mampu menjelaskannya secara logis dan tentu persuasif.
Kalau kebahagiaan saya adalah bisa membahagiakan pasangan, maka jika pasangan saya bahagia tentu saya bahagia. Orang tua pun tentu bahagia melihat saya bahagia. Semua bahagia.
Ketiga, saya doakan semoga penderitaan Bunga cepat berakhir... hahaaa... maksudnya semoga dia move on dan menerima keadaannya, yg sebenernya pun tidak apes secara umum. Semoga suaminya bisa berubah dan melihat pengorbanan Bunga selama ini... yg seharusnya Bunga ini cwe yg manis parasnya. hahahaa....
-
20 April 2016
Tolong nanti kita diupdate setelah bunga melahirkan buah hati nya. Apakah masih sama kondisi nya seperti yang diceritakan di atas?
-
20 April 2016
MUWARDY036 tulis:
Trit yg menyentuh!
Pertama2 saya ucapkan selamat atas kegagalan ortu Bunga. Memang begitulah rata2, orang yg berkekurangan bukannya menjadi lebih cincai, tapi malah menuntut lebih.
????????????????????????????????????????
Kedua, saya ucapkan juga selamat kepada Bunga yg telah menyia-nyiakan hidupnya. Ilmu bela diri yg pertama dan utama bukan jurus kuda-kuda atau jurus kabur. Ilmu bela diri yg pertama dan utama adalah bisa mengutarakan pendapat, ide, kreativitas, tidak canggung mengungkapkan perasaan, dan mampu menjelaskannya secara logis dan tentu persuasif
Ketiga, saya doakan semoga penderitaan Bunga cepat berakhir... hahaaa... maksudnya semoga dia move on dan menerima keadaannya, yg sebenernya pun tidak apes secara umum. Semoga suaminya bisa berubah dan melihat pengorbanan Bunga selama ini... yg seharusnya Bunga ini cwe yg manis parasnya. hahahaa....
--------------
Waouhhhhh bangetssss nihhhhhhh.????????????
-
20 April 2016
Salam
Bergabung
Kalau saya.. kebahagian itu dari hati sendiri sekalipun di jodohkan misalnya
Memang jodoh ditangan Tuhan pilihan ditangan kita
Kalaulah kembali ke jaman purba kala sitinurbaya
Terkadang tip dari orang tua juga ada segi baiknya
Menjodohkan anaknya dengan yang dimaksud mungkin di segi lain ada pandangan yang membangun untuk anaknya sendiri
Beda cerita kalau di jodohkan untuk menutupi atau menggantikan utang piutang kayaaa disinetron
Kembali pada topik diatas
Dengan keberadaan dan kecukupan yang demikian dasar si bunganya bunga mawar berduri kenapa dia tetap menutup diri bahkan sampai memiliki sang buah hati
Sebuasbusanya binatang srigala ta akan melepas anaknya begitu saja( intermeso)
Exs jika lah misalya saya di pihak bunga (tukar posisi)
Sampai saat bunga telah memiliki sang buah hati sampai kapan menanam duri bahkan menambahkan duri duri yang laen?
Sampai bunganya layu? Kan ga mungkin, yang lebih penting setelah memiliki anak sudah pasti bunga tau pekebun bunganya memupuki tidak? Menyirami tidak? Menyemai tidak? Mencabut semak belukarnya tidak? Mencabut daun keringnya tidak? Mengemburi tanahnya tidak? Kalau pekebun bunganya tidak demikian mending pilihan sendiri alam lebih pasti hujan akan turun kembali toh kalau sudah berbunga dipetik sendiri kan bunganya ama pekebun itu di pandang indah bunga ditanan mulai bermekaran
-
20 April 2016
Kata orang nasi sdh menjadi bubur. Yang bisa dilakukan adalah menambahkan bahan lain agar bubur tsb bs terasa lebih enak. Setiap pilihan punya konsekuensi-nya masing2. Sebagai org dewasa kita seyogya-nya menyadari hal tsb. Seperti kata org juga, cinta bisa saja dtg belakangan. Sapa tahu. Semoga
-
20 April 2016
Salam
Bergabung
Kalau saya.. kebahagian itu dari hati sendiri sekalipun di jodohkan misalnya
Memang jodoh ditangan Tuhan pilihan ditangan kita
Kalaulah kembali ke jaman purba kala sitinurbaya
Terkadang tip dari orang tua juga ada segi baiknya
Menjodohkan anaknya dengan yang dimaksud mungkin di segi lain ada pandangan yang membangun untuk anaknya sendiri
Beda cerita kalau di jodohkan untuk menutupi atau menggantikan utang piutang kayaaa disinetron
Kembali pada topik diatas
Dengan keberadaan dan kecukupan yang demikian dasar si bunganya bunga mawar berduri kenapa dia tetap menutup diri bahkan sampai memiliki sang buah hati
Sebuasbusanya binatang srigala ta akan melepas anaknya begitu saja( intermeso)
Exs jika lah misalya saya di pihak bunga (tukar posisi)
Sampai saat bunga telah memiliki sang buah hati sampai kapan menanam duri bahkan menambahkan duri duri yang laen?
Sampai bunganya layu? Kan ga mungkin, yang lebih penting setelah memiliki anak sudah pasti bunga tau pekebun bunganya memupuki tidak? Menyirami tidak? Menyemai tidak? Mencabut semak belukarnya tidak? Mencabut daun keringnya tidak? Mengemburi tanahnya tidak? Kalau pekebun bunganya tidak demikian mending pilihan sendiri alam lebih pasti hujan akan turun kembali toh kalau sudah berbunga dipetik sendiri kan bunganya ama pekebun itu di pandang indah bunga ditanan mulai bermekaran
-
20 April 2016
FLEMMING786 tulis:
Tolong nanti kita diupdate setelah bunga melahirkan buah hati nya. Apakah masih sama kondisi nya seperti yang diceritakan di atas?
siapp gan..semoga happy ending
-
20 April 2016
Mungkin kisah bunga ini berbeda dengan siti Nurbaya ya atau mungkin memang perjodohan
hanya yang lebih saya soroti adalah bunga yang rela menjalani ini semua untuk menjaga perasaan orangtua nya..bukan hal yang mudah dan saya pun jika mengalami hal tsb akan migrain berhari-hari
saya pribadi juga berharap, kelak setelah kelahiran baby nya semuanya akan lebih baik, asal tidak saling mengeraskan hati
-
20 April 2016
belajar dan terus belajar mempersembahkan pernikahan untuk Tuhan dulu aje
-
20 April 2016
SURANTA247 tulis:
belajar dan terus belajar mempersembahkan pernikahan untuk Tuhan dulu aje
Ane blm nikah lae, jd blom bisa jawab
-
20 April 2016
LISTON872 tulis:
Ane blm nikah lae, jd blom bisa jawab
hahahaaaa... tambahan wawasan dari senior kak hana lae.
dan sya sepaham. biar Tuhan yg nuntun en buka jalan.
Let Jesus work
-
20 April 2016
menikah untuk kebahagiaan orang yang saya nikahi karena saya sendiri sudah bahagia sejak bertemu dengannya...
-
20 April 2016
berharap membahagiakn dri sya sendiri n smua orang hahahhaha......jgn smpai ada hati2 yg tersakiti
-
21 April 2016
Kl sekarang kasus ky gitu byk bro, tmn sy yg ngalamin ky gt jg byk
Terakhir tmn sy dipaksa putus ama cow ny karena si cow blm mapan
Kebetulan sy kenal dgn cow nya, menurut sy si cow nya ckp baik dan pekerja keras jg hanya saja mgkin blm waktunya dia utk mapan
2 org yg sy tau jg ceritanya dijodohin ortu dgn cow yg mapan shg melepas pilihanny sendiri
Yg 1 saat ini bercerai krn si cow ketauan selingkuh
Yg 1 berusaha pertahanin pernikahan tp jd tertekan dlm hidup krn kasus yg sama jg suaminya selingkuh
-
21 April 2016
Dl sy menikah ya untuk ke bahagian sy bkn orang tua sy. Toh bunga sdh mengambil keputusan pahit n manis ya hrs dia tanggung. Tp tdk ada yg mustahil semua rasa bs dirubah milikilah kasih terhadap suami berdua minta Tuhan ubahkan meskipun semua butuh waktu. Sebenarnya untuk mapan itu mudah bila sama2 single meskipun jalan nya untuk mapan tdk lah sll seperti jalan tol tp gunakan hati n keyakinan satu lg percayalah kebahagiaan kita yg tentukan bkn orang lain. Jd jangan slah pilih pasti penyesalan seumur hidup apa yg sdh dipersatukan Tuhan tdk boleh dipisahkan
Slamat memilih. Tuhan berkati
21 April 2016 diubah oleh ROSIANA028
-
21 April 2016
Kakak saya dijodohkan sama ortu dan jarak jauh ( beda propinsi )
Cuman ketemu 2x dan 3 bulan kemudian menikah, punya 1 putri sampai saat ini.
Saya menikah setelah pacaran setahun lebih dan keluarga kami saling kenal lama krn dikota yg sama, dan bahkan saya kenal dia sejak masih SMA ( cuman deket setelah sama2 kerja )
Dan beberapa tahun kemudian saya ada disini
Klo anda bertanya utk siapa saya menikah dulu ? untuk kebahagiaan saya !
Dan jawaban yang sama utk pertanyaan kenapa saya ada disini