RENUNGAN POSITIF
-
31 Mei 2016
Jadilah BAJA
Terkadang kita rancu dlm menyebut besi & baja, sehingga semua benda logam berat kita sebut dgn besi.
Sepintas Besi & Baja memang mirip, tp sesungguhnya 2 benda sgt berbeda. Yg membedakan besi (iron) dgn baja (steel) adalah kandungan karbonnya.
Besi memiliki kandungan karbon cukup tinggi sdgkan baja memiliki kandungan karbon lbh rendah.
Teknologi utk mendapatkan baja jauh lbh kuat dari besi sebenarnya sdh ditemukan sejak thn 1872, yaitu ketika Andrew Carnegie,pengusaha logam berat, bertemu Henry Bessemer yg menemukan metode pembakaran besi dgn mengeluarkan kotorannya sehingga menjadi logam yg jauh lbh baik & lebih kuat, yg skrg kita kenal dgn nama baja.
Sederhananya, baja adalah hasil pembakaran besi yg kotorannya sdh dikeluarkan.
Skrg kita tahu mengapa Tuhan kerap kali mengizinkan pergumulan, ujian & tekanan hdp datang dlm hidup kita.
Ketika kita diberi tekanan tinggi & dipanaskan dgn berbagai macam ujian hidup, sebenarnya saat itu Tuhan sdg mengeluarkan kotoran2 yg selama ini mengendap atau melekat kuat dlm hdp kita.
Ketika sifat & karakter lama kita dikeluarkan, sesungguhnya hdp kita jauh lbh kuat dr sebelumnya.
Saat kita dipanaskan & diuji dgn berbagai macam tekanan hidup,memang itu bukan hal yg mengenakan.
Kita berusaha berontak saat diproses Tuhan. Namun jika kita bersedia sabar & mengizinkan proses Tuhan itu berlangsung dgn sempurna, maka hidup kita akan menjadi murni seperti emas & menjadi kuat seperti baja.
Setelah itu, kita akan kuat dlm menghadapi berbagai masalah hidup.
So...Jangan hanya sekadar menjadi besi, tapi jadilah BAJA
Jgn hanya terlihat kuat dr luar, tp jadilah org yg benar2 kuat saat ujian datang.
Roma 5 : 3b-5
Karna kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan.
Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tdk mengecewakan, karena kasih Allah telah di curahkan di dlm hati kita oleh Roh Kudus yg tlah di karuniakan kpd kita.
God bless you
-
1 Juni 2016
Risiko Ketidaktaatan
Ulangan 28:15-46
Allah Israel adalah Allah maha kasih dan maha adil. Di satu sisi, Ia tidak segan-segan menghajar umat-Nya apabila mereka mengingkari ketetapan Allah. Di sisi lain, Ia akan memberkati kehidupan umat-Nya jika mereka berlaku setia pada ikatan perjanjian dan hukum-Nya.
Dalam ikatan perjanjian antara Allah dengan Israel, ada konsekuensi logis yang akan diterima oleh Israel apabila mereka hidup dalam ketidaktaatan, yaitu kutukan Allah (15). Kutukan ini dijabarkan dengan panjang lebar dan detail. Apa saja kutukan Allah itu? Pertama, wabah penyakit akan melanda seluruh Israel (20-24, 27, 35, 38-40). Hal itu terlihat dari kata "penyakit sampar, batuk kering, demam kepialu, sakit radang, barah Mesir, borok, kedal, kudis, dan lainnya. Wabah penyakit akan melanda hasil bumi umat Allah, seperti: kekeringan, hama, dan penyakit gandum. Kedua, mengalami kekalahan dalam perang (25-26, 28-29). Hal ini terlihat dari kata "terpukul kalah oleh musuhmu, bertujuh jalan akan lari dari depan mereka, menjadi kengerian bagi segala kerajaan, mayatmu menjadi makanan binatang, menjadi gila, buta, kehilangan akal, diperas, dirampasi, dan sebagainya. Ketiga, mengalami penghinaan dari bangsa-bangsa lain (30-34). Hal ini tercermin dari kata "orang lain akan meniduri orang yang bertunangan, mendirikan rumah, tetapi tidak mendiaminya, membuat kebun anggur, tetapi tidak mengecap hasilnya, anak-anak lelaki dan perempuan diserahkan kepada bangsa lain, dan lain sebagainya. Keempat, mereka menjadi tawanan bangsa yang keji dan kejam (36-37, 42). Bangsa ini akan menjadikan umat Israel sebagai budak. Tenaga dan hasil bumi mereka diperas. Kelima, derajat Israel sebagai bangsa direndahkan Allah di hadapan para pendatang (43-44). Hal ini terlihat dari kekayaan yang mereka miliki. Para pendatang akan semakin makmur, sedangkan orang-orang Israel semakin melarat. Jika bangsa Israel masih tidak bertobat, maka kutukan Allah ini akan memusnahkan keberadaan mereka sebagai bangsa (45-46).
Bertobatlah sebelum murka Allah turun atas kita.
-
1 Juni 2016
NAMA KU : UANG (biasa dipanggil DUIT)
(Rugi jika tidak baca, dan jangan lupa share)
Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah, namun aku mampu merombak tatanan dunia.
Aku juga "bisa" merubah Perilaku, bahkan sifat Manusia' karena manusia mengidolakan aku.
Banyak orang merubah kepribadiannya, mengkhianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku!
Aku tdk mengerti perbedaan orang saleh & bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya miskin & terhormat atau terhina.
Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku.
Aku juga bukan org ketiga, tapi banyak suami istri pisah gara2 aku, kakak dan adik beradu dan saling benci karena aku.
Anak dan orangtua berselisih gara2 aku.
Sangat jelas juga aku bukan Tuhan, tapi manusia menyembah aku spt Tuhan, bahkan kerap kali hamba2 Tuhan lebih menghormati aku, padahal Tuhan sudah pesan jgn jadi hamba uang..
Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku?
Aku tdk pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi aku.
Perlu aku ingatkan, aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda, tapi tdk mampu memperpanjang hidup anda.
Kalau suatu hari anda dipanggil Tuhan, aku tdk akan bisa menemani anda, apalagi menjadi penebus dosa2 anda, anda harus menghadap sendiri kpd sang Pencipta lalu menerima penghakimanNYA.
Saat itu, Tuhan pasti akan hitung2an dgn anda, APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGGUNAKAN aku dgn baik, atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai TUHAN?
Ini informasi terakhirku:
Aku TIDAK ADA DI SURGA,
Jadi jangan cari aku disana. -
2 Juni 2016
Allah akan Memusnahkan Umat-Nya
Ulangan 28:47-68
A llah Israel bukan hanya Allah yang cemburu, tetapi juga adalah api yang menghanguskan (Ul 4:24; Ibr 12:29). Pernyataan ini memperlihatkan Allah itu konsisten dan konsekuen dengan ikatan perjanjian-Nya dengan nenek moyang bangsa Israel.
Persoalannya bukan pada diri Allah, melainkan pada umat Israel. Kedegilan hati dan tegar tengkuk sebagai umat pilihan menyebabkan Allah memberikan peringatan keras kepada generasi baru Israel. Apabila mereka melanggar titah-Nya, maka Allah akan memusnahkan mereka sampai tidak tersisa. Itu sebabnya kata "punah" menjadi ekspresi Allah terhadap umat-Nya. Kata "punah" melukiskan dua hal, yakni: sebagai hasil akhir dari puncak murka Allah (20, 24, 45, 48, 61, 63) dan sebagai simbol pembuangan dari hadirat Allah. Cara Allah memunahkan mereka, yaitu dengan kutukan beruntun dan bergelombang. Tingkat dan kekuatan kutukan ini makin lama semakin keras dan mematikan (58-59).
Ada beberapa kutukan dahsyat yang bakal menimpa mereka, antara lain: Pertama, bangsa Israel menjadi tawanan dan siksaan bangsa yang keji dan kejam (47-52, 63-68). Mereka akan mengalami kondisi lebih parah dari penindasan yang dialami oleh nenek moyang Israel sewaktu diperbudak di Mesir. Tidak ada satu pun yang tersisa bagi mereka. Semua hasil bumi dan kekayaan mereka dirampas tanpa belas kasihan. Yang tersisa hanyalah kelaparan, telanjang, dan rasa haus yang luar biasa. Kedua, kanibalisme akan terjadi di tengah-tengah Israel (53-57). Saking laparnya, mereka saling bertikai dan menghalalkan segala cara untuk mempertahankan hidupnya. Anak-anak, bayi, ari-ari bayi, dan orang lemah menjadi korban kanibalisme. Ketiga, tulah-tulah di Mesir dan segala jenis penyakit yang belum pernah ada di muka bumi akan menimpa bangsa Israel (58-61). Dahsyatnya kutukan Allah membuat populasi mereka menjadi sedikit dan hampir punah sebagai bangsa (62).
Allah cemburu karena kita adalah milik-Nya. Ia tidak ingin umat-Nya mendua hati. Ia menjatuhkan hukuman sebagai bentuk peringatan.
-
3 Juni 2016
Perjanjian yang Mengikat
Ulangan 29:1-29
Ikatan perjanjian Allah dengan orang-orang Israel di gunung Horeb tidak dibatalkan oleh Allah (1; band. Kel 24:7-8). Karena ketidakpercayaan dan ketidaktaatan, sebagian besar dari mereka telah dibinasakan Allah di padang gurun selama 40 tahun. Ia memperbarui perjanjian itu dengan generasi baru yang lahir di padang gurun.
Meski generasi baru belum pernah melihat pelbagai tanda dan mukjizat ajaib dari Allah, seperti: Laut Teberau terbelah dua, manna, tiang awan dan api dan sebagainya, bukan berarti mukjizat dan pemeliharaan Allah tidak hadir dalam kehidupan mereka (2-4). Musa mengatakan kepada mereka bahwa penyertaan Allah tidak selalu harus spektakuler, tetapi juga dapat terlihat pada hal-hal biasa yang luput dari pengamatan manusia. Contohnya: Pertama, pakaian dan kasut mereka tidak lapuk dan rusak selama 40 tahun di padang gurun (5). Kedua, mereka tidak makan roti buatan manusia dan tidak minum anggur, namun mereka dapat mengalahkan raja Hesybon dan Basan serta merebut wilayah mereka untuk dibagikan kepada dua setengah suku Israel (6a-8). Jika bukan perbuatan Allah, mustahil Israel baru ini dapat melakukan hal itu (6b). Untuk itulah, Musa menasihati mereka berlaku setia terhadap ikatan perjanjian-Nya agar masa depan mereka terjamin (9).
Musa menyuruh seluruh bangsa Israel berdiri di hadapan Allah untuk mengadakan pembaharuan perjanjian (10-12, 14-15). Perjanjian ini sifatnya mengikat sebab Allah menjadi Allah Israel dan Israel menjadi umat-Nya (13). Untuk mencegah terulangnya sejarah pemberontakkan kepada Allah, Musa mengingatkan mereka akan dosa penyembahan berhala (16-18). Karena ikatan ini tidak dapat dibatalkan, maka ada konsekuensi yang patut ditanggung Israel baru, yaitu Allah akan menghancurkan, meremukkan, dan melenyapkan mereka (19-23). Kutukan dan murka Allah atas mereka akan membuat bangsa-bangsa lain mencibir kedegilan hati bangsa Israel (24-28). Sebab itu, umat Israel harus menjaga kesetiaan mereka kepada Allah (29).
Jangan remehkan anugerah Allah dengan cara tetap hidup dalam kubangan dosa.
-
4 Juni 2016
Di Antara Dua Pilihan
Ulangan 30:1-20
Perjanjian Allah dengan bangsa Israel memiliki dua akibat, yaitu berkat atau kutuk. Berkat berkaitan dengan kehidupan, sedangkan kutuk berhubungan dengan kematian.
Sehebat apapun amarah Allah terhadap umat-Nya, Ia adalah Allah yang berbelas kasihan dan pengampun. Apabila bangsa Israel menyadari segala kesalahannya dan berbalik kepada Allahnya, maka Allah Israel akan memulihkan status kebangsaan dan kehidupan Israel. Tindakan pertobatan itu harus dilandasi dengan segenap hati dan jiwa (1-2). Jika pertobatan itu sungguh terjadi, maka Allah berjanji akan memulihkan kesejahteraan mereka. Umat Allah yang telah terserak ke seluruh penjuru bumi akan dikumpulkan dan disatukan Allah di Tanah Perjanjian. Ia akan membuat populasi umat-Nya sangat banyak melampaui nenek moyang Israel (3-5).
Dengan ketaatan dan kesungguhan menjalani setiap hukum-Nya, Allah akan menyunat hati umat-Nya dan keturunan mereka, yaitu sunat hati (6). Dengan sunat hati, diharapkan kasih dan kesetiaan mereka kepada Allah semakin kuat. Ganjarannya, kesejahteraan mereka di Tanah Perjanjian akan terjamin. Misalnya, segala hal yang dilakukan orang Israel akan dibuat berhasil oleh Allah; Allah akan memberikan kesuburan bagi kaum perempuan Israel sehingga keturunan mereka menjadi sangat banyak; hasil ternak dan bumi akan berkelimpahan (8-10). Bahkan Tanah Perjanjian dapat diwariskan kepada anak cucu mereka (16, 20). Semuanya ini disebabkan oleh kebaikan Allah. Jadi, kata " segenap hati dan jiwa" menjadi kunci utama Allah mengampuni dan memberkati umat-Nya.
Apakah hal ini merupakan keputusan yang sukar bagi bangsa Israel? Musa mengingatkan mereka bahwa hal itu tidak sulit sama sekali (11-14). Yang dibutuhkan hanyalah memilih dengan bijak dan tepat, yakni memilih kehidupan dan keberuntungan atau kematian dan kecelakaan (15, 19). Jika menolak, sudah dipastikan mereka pasti binasa (17-18).
Bersandar pada Allah, maka hidupmu akan selamat.
-
4 Juni 2016
* Mencari kepuasan *
Banyak orang-orang dunia yang hidup hanya untuk mengejar kepuasan pribadi. Segala macam cara akan mereka lakukan meskipun rela menyakiti sesama. Orang yang hidup karena mengejar kepuasan duniawi adalah orang yang egois.
Kepuasan bukan hanya tentang harta, namun juga tentang kedamaian. Orang yang tidak memiliki damai sejahtera di hati maka akan berlari kepada minuman keras dan narkoba. Mereka akan mencari sumber sumber kepuasan sesaat yang sebenarnya merupakan pintu gerbang menuju ke kebinasaan.
Ada juga orang-orang yang tidak puas dengan fisik yang sudah Tuhan anugerahkan kepada mereka. Jalan yang mereka tempuh untuk mendapatkan bentuk tubuh yang indah adalah dengan operasi plastik. Mereka akan mengubah bagian-bagian yang menurut mereka kurang sempurna. Allah menciptakan kita sesuai dan seturut dengan gambar-Nya, maka bersyukurlah dengan apa yang sudah Tuhan berikan bagi kita.
Kepuasan yang sejati adalah kepuasan yang berada di dalam Kristus Yesus. Kepuasan yang Tuhan berikan kepada kita adalah damai sejahtera. Saat kita ingin dipuaskan, maka carilah Yesus. Saat kita mengutamakan Yesus, maka segala sesuatunya akan ditambahkan dalam hidup kita, bahkan hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan sekalipun.
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Matius 6 : 33.
-
4 Juni 2016
RENUNGAN Malam
Renungan lama
RAHASIA SEBUAH SPASI •̸Ϟ•̸-̶̶•-̶•̸-̶̶-̶-̶̶
”Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-NYA!” (Mazmur 34:9)
Mengapa kita perlu menggunkan spasi saat kita menulis?
Spasi memisahkan kata demi kata yg kita tuliskan,
sehingga kita bisa menikmati sebuah tulisan.
Sebuah tulisan yg baik tentu sangat memerlukan spasi.
Tanpa spasi sebuah tulisan tampak begitu membingungkan,
bahkan terlihat sangatlah semerawut & membosankan.
Spasi membuat keteraturan & menciptakan kenikmatan bagi kita yg membaca sebuah tulisan.
Demikian juga halnya dengan kehidupan kita,
Saat teduh & doa adalah bagaikan spasi dalam sebuah tulisan.
Rutinitas hidup tanpa saat teduh & doa sangatlah membosankan & terlihat begitu rumit,
Bahkan membuat kita tidak cukup mengerti terhadap kehidupan kita sendiri yg begitu kompleks.
Kita terbiasa menggunakan spasi dalam menulis,
namun cobalah untuk tidak menggunakannya,
Kita akan begitu mengalami kesulitan tentunya.
Demikian pula halnya dgn saat teduh & doa.
Kita akan begitu mengalami kesulitan jika kita tidak melakukannya dalam kehidupan kita,
& perlu kita ingat bahwa TUHAN kita telah menaruh "fungsi SPASI" itu di dalam diri kita sejak lahir.
Jadi,..
Mengapa kita sia²kan fungsi tsb ?
Dengan melakukan saat teduh & doa,
maka kehidupan akan lebih teratur & enak untuk kita nikmati bersama,
Tidak membingungkan & tidak semerawut layaknya sebuah tulisan tanpa spasi.
Sudahkah anda bersaat teduh & berdoa hari ini, sebagai spasi dalam kehidupan anda?
Selamat menggunakan "fungsi SPASI" dalam kehidupan Anda...
”Alangkah limpahnya kebaikan-MU
yang telah KAUsimpan bagi orang yang takut akan ENGKAU,
yang telah KAUlakukan bagi orang yang berlindung pada-MU,
di hadapan manusia!” (Mazmur 31:20)
Selamat malam
Tuhan Yesus Memberkati
-
5 Juni 2016
Bergirang dalam Tuhan
Mazmur 70
Mazmur ini digolongkan sebagai salah satu dari mazmur ratapan karena memiliki unsur seruan meminta pertolongan Allah. Permohonan ini dinaikkan saat Daud mempersembahkan korban peringatan kepada Allah (1).
Dalam doanya, Daud meminta Allah segera menolong dan menyelamatkannya dari maut (2). Kata "segera" di sini menandakan sesuatu gawat dan mendesak. Daud mendesak Allah untuk turut campur dalam persoalan yang sedang dihadapinya. Dalam doanya, Daud sangat gelisah dan takut sebab para musuhnya tiada hentinya berupaya ingin mencelakai dan mencabut nyawanya (3). Kondisi putus asa ini membuat Daud tidak tahu harus meminta pertolongan kepada siapa selain Allahnya. Selain itu, Daud juga berdoa agar Allah Israel bukan hanya menolongnya, tetapi juga mempermalukan para musuh yang menyumpahi dirinya (4). Ada rasa kesal dan marah dalam diri Daud melihat para musuhnya tidak bosan-bosan mengutuki dan menyumpahinya.
Permohonan doa Daud mendapat jawaban dari Allah sehingga ia mengajak orang-orang benar bersama dengan dirinya bersukacita (5a). Landasan kegembiraan Daud adalah Allah. Sebab, Allah tidak mengecewakan orang yang sungguh-sungguh mencari dan berharap kepada-Nya. Daud yakin bahwa orang yang mencari Allah dan mencintai keselamatan-Nya akan memuji Allah itu besar (5b). Karena karya Allah hadir dalam kehidupan mereka. Perbuatan Allah yang ajaib membuat mereka selalu takjub akan kebesaran Allah. Tidak heran jika Allah lebih utama dalam kehidupan mereka daripada hal-hal yang lain.
Dalam sukacitanya, Daud merendahkan diri di hadapan Allah. Ia mengungkapkan dirinya sebagai manusia fana dan miskin (6a). Kefanaan Daud membuat dirinya memusatkan hidup dan keselamatannya pada Allah. Tanpa arogansi dan pemaksaan kehendak, Daud menyerahkan semua keputusan kepada Allah (6b). Ia percaya bahwa pertolongan Allah tepat waktu (6c).
Bergiranglah dalam Allah karena Dialah perlindungan dan keselamatan kita.
-
5 Juni 2016
????Renungan untuk Orang-orang yang Berusia 48 - 60 tahun ke atas :
Kalau kita dapat hidup hingga 70 tahun, itu hanya tinggal sekitar 22 tahun lagi...
Karena pada hari-hari yang tersisa ini sewaktu-waktu kita dapat jatuh sakit, maka kita harus menyisakan uang yang cukup untuk biaya berobat dan biaya layanan suster.
Oleh karena hari yang tersisa tidak banyak lagi, apalagi sewaktu kita meninggalkan dunia ini, apapun juga tidak ada yang dapat dibawa, maka kita tidak usah terlalu berhemat.
Uang yang memang harus dikeluarkan keluarkanlah, apa yang dapat dinikmati nikmatilah. Jika memiliki niat untuk berbagi dan melayani, lakukanlah segera.
Tidak usah terlalu banyak memikirkan urusan yang akan terjadi setelah kematian.
Karena saat kita telah menjadi abu, kita sudah tidak dapat lagi merasakan segala pujian dan kritikan orang lain.
Tidak usah terlalu banyak memikirkan urusan anak-anak, Anak cucu kita mempunyai rezeki mereka sendiri."
Setelah mereka mempunyai anak, biarkanlah mereka mengurus sendiri atau menggunakan uang mereka sendiri untuk mengundang suster guna mengurus anak-anaknya, jangan biar kan mereka merampas lagi : Hak kesehatan, Hak istirahat, Hak kesenangan dan Hak liburan orangtuanya.
Jangan terlalu banyak berharap pada anak anak kita, Anak yang berbakti, memiliki niat utk berbakti.
Tetapi karena pekerjaannya terlalu sibuk, maka tidak akan dapat membantu kita juga.
Apalagi anak yang tidak berbakti, sewaktu kita masih hidup saja sudah.....
Anak-anak beranggapan bahwa jika harta kita berikan kepada mereka itu adalah hal wajar.
Tapi uang mereka bukanlah uang kita. Jika kita ingin minta uang kepada mereka akan tidak mudah bukan !?!
Kita yang berusia 55-65 tahun, jangan lagi menukarkan kesehatan kita dengan benda lain, karena saat ini, belum tentu kita dapat membeli kesehatan dengan harta kita.
Mencari uang sampai kapan, sehari ya hanya dapat makan tiga kali saja.
Memiliki ribuan buah gedung, simpanan puluhan milyar, untuk tidur di malam hari hanya membutuhkan tempat dua setengah meter saja. Maka cukup makan, cukup uang ya sudahlah.
Ini yang Lebih Penting !
Kita harus menjalani hidup ini dengan gembira, meskipun setiap keluarga mempunyai problem rumah tangga masing-masing.
Kita jangan lagi berebut nama dan kedudukan dengan orang lain, apalagi terikat terus sampai tua dengan perusahaan tempat kita bekerja, memikirkan bagaimana masa depan anak cucu kita dan hal lain-lain.
Tetapi harus membandingkan dengan orang lain bahwa siapa yang hidupnya lebih gembira, lebih bahagia.
Untuk hal yang tidak mampu kita ubah, janganlah terlalu dicemaskan, karena cemas juga tidak ada gunanya, malah akan mempengaruhi kesehatan diri sendiri.
Setiap hari dengan mencari kesenangan sendiri, setiap hari kita pasti dapat menjalani hidup ini dengan perasaan gembira.
Lewat sehari, berkuranglah sehari, bergembiralah sehari, untunglah sehari.
Suasana hati yang gembira, olahraga yang cukup, luangkan waktu jalan jalan berwisata, berkunjung ke rumah teman dan bukan hanya bertemu maya dgn WA, BBM, LINE saja, perbanyak memberi surprising ke teman, sering terkena sinar matahari, m akan makanan sehat dan enak2 yang seimbang diharap dapat hidup sehat sampai dua, tiga puluh tahun lagi.
KIRANNYA KASIH KARUNIA DAN DAMAI SEJAHTERA DARI TUHAN SENANTIASA MENYERTAI KITA SEMUA...AMIN.
-
6 Juni 2016
Kunci Keberhasilan Masa Depan
Ulangan 31:1-13
D alam kehidupan manusia, regenerasi merupakan fakta yang tidak terelakkan oleh siapapun. Demikian pula halnya dengan kepemimpinan Musa yang tidak lama lagi harus diganti oleh orang lain.
Musa adalah pemimpin yang tahu diri. Dalam usianya yang lanjut (120 tahun), sudah tidak memungkinkan dirinya memimpin generasi baru memasuki Tanah Perjanjian. Lagi pula Allah telah memutuskan bahwa Musa hanya dapat melihat Tanah Perjanjian dari kejauhan (1-2; band. Bil 20:12; 27:12-14). Pernyataan Musa membuat bangsa Israel sedih, putus asa, dan takut. Sebab, bangsa Kanaan sangat kuat dan kota serta benteng mereka sangat kokoh. Namun Musa menghibur dan menguatkan mereka bahwa Allah Israel akan berperang bagi umat-Nya (3-5). Artinya, bangsa Israel harus belajar menjadikan Allah sebagai satu-satunya sandaran yang abadi. Itu sebabnya orang-orang Israel tidak perlu gentar terhadap penduduk Kanaan sebab Israel memiliki Allah yang setia dan senantiasa menyertai umat-Nya (6). Selain menguatkan umat Allah, Musa juga menghibur Yosua yang akan memimpin umat Allah memasuki dan menduduki Tanah Perjanjian (7). Musa juga menjamin bahwa Allah Israel akan menyertai dan memimpin kehidupan Yosua sebagai pemimpin baru Israel (8).
Sebelum Musa wafat (14), ia telah menuliskan seluruh hukum Taurat dan mewajibkan bangsa Israel menaati dan menjalani pelbagai ketetapan dan hukum Allah. Ada tiga hal utama yang patut dilakukan umat Israel pada akhir tujuh tahun, yakni: Pertama, penghapusan utang-piutang di hari raya Pondok Daun (10). Hal ini penting agar tidak ada orang miskin di tengah-tengah mereka (Ul 15:3-5). Kedua, setiap orang wajib membaca hukum Taurat (11). Pembacaan hukum Allah dilakukan di rumah dan hadirat Tuhan. Tujuannya, agar mereka belajar hidup takut akan Allah (12). Ketiga, takut akan Allah harus diajarkan dan ditanamkan kepada anak-anak sejak dini (13). Berarti, hukum Taurat menjadi makanan rohani dan kunci keberhasilan hidup di masa depan.
Kesuksesan sejati terletak pada takut akan Allah.
-
6 Juni 2016
Amen
-
6 Juni 2016
SHALOM,
4 TINGKAT KEHIDUPAN MANUSIA
1. Struggle / pergumulan :
bahwa setiap manusia setiap hari mengalami pergumulan. Dan tujuan mereka hanyalah satu, yaitu bagaimana keluar dari masalah itu dan menjadi sukses
2. Sucsess / sukses : Sukses yang diraih ini, akan membuahkan pergumulan yang lain lagi, dan ingin mencari sukses lebih lagi. Hal ini akan terus menerus menjadi lingkaran setan yang tidak berhenti.
3. Significant / memberi arti: artinya hidup yang memberi dampak pada orang disekitarnya.Meningkat dari hidup untuk diri sendiri, naik menjadi saluran berkat kepada banyak orang. Tuhan mau supaya kita merenungkan bagaimana kehidupan kita, apakah ada nilai (value) yang kita bagikan kepada orang lain? Atau hidup kita hanya melakukan pencapaian bagi diri kita sendiri?.
4. Surrender: Yaitu hidup yang tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri tetapi bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Seperti teladan Paulus; seorang yang sangat hebat, namun ia meninggalkan semuanya itu dan taat kepada kehendak Bapa.Itulah mengapa sebabnya ia menjadi berkat yang sangat besar bagi dunia ini.
KEEP WINNING
{Ricky Semen}
-
6 Juni 2016
Be Strong and Stronger ! (dari tetangga)
seorang pria bijak masuk ke dalam cafe
menceritakan sebuah lelucon ... semua orang
tertawa. lalu pria itu mengulangi lelucon nya.
kali ini hanya bbrp orang saja yang tertawa.
5 menit kemudian pria itu menceritakan lagi lelucon itu &
gak ada yang tertawa !
sambil tersenyum pria itu berkata "Bila kamu gak bisa tertawa berulang-ulang
pada lelucon yang sama, mengapa kamu menangis berulang-ulang pada masalah
yang sama ?"
Be Strong and Stronger ! -
7 Juni 2016
Nyanyian Sebagai Saksi Hidup
Ulangan 31:14-30
Sebelum Musa dikumpulkan dengan nenek moyangnya, hal apa yang membuatnya sangat gentar sekaligus geregetan? Generasi Israel yang baru tidak mau belajar dari sejarah pemberontakan nenek-moyang mereka di padang gurun. Kedegilan dan tengar tengkuk bangsanya merupakan kelemahan terbesar mereka. Selama Musa masih hidup, bangsa Israel berulang kali melawan Allah. Berkali-kali Musa minta pengampunan dari Allah (lih. Ul 32-34). Tidak heran Musa menegur dan memperingati dengan keras generasi Israel agar tidak lupa diri jika hidup mereka menjadi nyaman di Tanah Perjanjian (27-29).
Musa sama sekali tidak mengetahui apa yang bakal terjadi dengan bangsa Israel di kemudian hari. Allah yang membuka rahasia itu kepada Musa bahwa orang-orang Israel akan mengikuti jejak nenek moyangnya (14-16). Bahkan hukuman yang akan mereka terima disingkapkan Allah kepada Musa, yaitu: Pertama, murka Allah akan menimpa umat-Nya dengan pelbagai malapetaka dan kesusahan (17). Kedua, Allah menyembunyikan wajah-Nya kepada bangsa Israel (18). Artinya, Allah mencabut pemeliharaan dan penyertaan-Nya atas orang-orang Israel. Mereka tidak hidup dalam anugerah Allah, melainkan hidup dalam kutukan Allah. Sebagai buktinya, Allah memerintah Musa menuliskan sebuah nyanyian yang menceritakan diri bangsa Israel (19-22). Lagu ini wajib dinyanyikan oleh semua orang tanpa memandang usia, golongan, latar belakang sosial dan ekonomi (22, 30). Tujuannya, untuk mengingat identitas mereka sebagai budak di Mesir dan mawas diri atas kecenderungan mendua hati terhadap Allah. Dengan demikian, nyanyian itu dijadikan sebagai alat bukti dan saksi hidup antara Allah dengan bangsa Israel (24-26).
Kenyataan ini harus diterima oleh Yosua. Masa depan bangsa Israel terletak di pundak kepemimpinannya. Untuk itu, Musa menguatkan Yosua agar tidak gentar dan takut (23). Sebab Allah Israel akan menyertai kepemimpinan Yosua.
Hidup benar dan jadilah saksi Kristus bagi dunia ini. [TG]
-
7 Juni 2016
Renungan pagi
Anak kerang
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.
"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku.
Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam." "Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.
Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya.
Tetapi! tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara ; air matanya berubah menjadi sangat berharga.
Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.
Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transdensial untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa".
Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".
Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transdensial tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami.
Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki : menjadi ´kerang biasa´ yang disantap orang, atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara´.Namun sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja´.
So..sahabat mungkin saat ini kamu sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang orang disekitar kamu..cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan didalam hatimu.. "Airmataku diperhitungkan Tuhan..dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara2..."
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Selamat pagi
Selamat beraktivitas
Tuhan Yesus Memberkati
-
8 Juni 2016
Angkatan yang Bengkok
Ulangan 32:1-25
Nas ini lebih cocok disebut nyanyian Allah. Musa hanyalah perantara yang dipakai Allah untuk mengungkapkan isi hati-Nya tentang kondisi umat-Nya (Ul 31:19, 30). Dalam nyanyian ini diceritakan tentang kebaikan serta kesetiaan Allah dan pengkhianatan bangsa Israel terhadap Allahnya.
Dalam pembuka nyanyian tersebut, Musa memuji dan bersaksi tentang siapakah Allah dan apa karya-Nya dalam ciptaan-Nya. Bagi Musa, Allah itu setia, adil, benar, sempurna, dan dapat diandalkan. Karena itu, segala ciptaan-Nya patut memberi hormat kepada Penciptanya (1-4). Tetapi Allah seperti ini telah dihina dan dikhianati oleh umat-Nya. Di sini, bangsa Israel dilukiskan sebagai angkatan yang bengkok dan tidak jujur (5-6). Ibarat air susu dibalas dengan air tuba, yaitu tindakan kebaikan dibalas dengan tindakan kejahatan.
Dalam kedegilan hati dan tegar tengkuk, bangsa Israel lupa diri siapakah yang selama ini memberikan rahmat kepada mereka dan nenek moyangnya. Mereka lupa bahwa apa yang dimiliki saat ini merupakan hasil pemberian Allah atas ikatan perjanjian-Nya dengan nenek moyang mereka (7-9). Allah seperti induk rajawali yang begitu sabar dan teliti merawat Israel yang adalah biji mata-Nya (10-11). Dalam status sebagai budak, Allah telah membuat orang-orang Israel menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Ia maju memerangi bangsa-bangsa Kanaan agar umat-Nya mendapat tempat untuk menetap. Ia memberkati umat-Nya dengan hasil bumi berlimpah-limpah (12-14).
Kemakmuran dan kenyamanan hidup telah membuat bangsa Israel lupa akan Allahnya. Dengan gampangnya hati mereka beralih kepada allah bangsa lain (15, 17-18). Mereka telah melukai dan menyakiti hati Allahnya sehingga Ia bangkit melawan dan memerangi umat-Nya tanpa belas kasihan (16, 19-22). Ia mengirim pelbagai malapetaka dan bencana melanda bangsa pilihan-Nya. Tidak dibiarkan orang-orang Israel dapat hidup dengan tenang. Kehidupan umat-Nya penuh dengan teror dan horor (23-25).
Jangan bermain dengan kesucian Allah. Sebab murka-Nya sulit untuk dipadamkan.
-
8 Juni 2016
Renungan pagi
Persahabatan
Di puncak gunung di Spanyol, ada seekor kambing gunung yang besar, tapi sangat lincah dalam melarikan diri. Kambing gunung itu tidak pernah bisa ditembak oleh pemburu. Tahu kenapa ? Karena dia mempunyai teman, yaitu seekor kambing muda yang mengikutinya, dan bersuara jika ada musuh di dekat mereka.
Kisah persahabatan binatang lainnya adalah badak dengan burung pipit. Ada seekor badak yang punya penglihatan kurang baik karena sudah tua. Di punggungnya banyak sekali hidup kutu-kutu, yang merupakan makanan lezat bagi burung pipit yang suka bertengger di atasnya. Meskipun penglihatan si badak terbatas, tapi ia selalu bisa mencari makanan, sebab burung pipit selalu menunjukkan arah jalan baginya.
Saudara terkasih, renungkanlah, kalau binatang saja bisa akur satu dengan yang lain, bahkan menjalin persahabatan, kita sebagai manusia tentu pasti bisa juga bukan? Ingatlah, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Kita butuh teman dan bersosialisasi.
Sekarang mari berteman lah dengan semua orang tanpa pilih kasih dan membeda-bedakan. Saling bertolong-tolonglah dalam menanggung beban. Percayalah, jika pertemanan kita diwarnai dengan kasih dan saling mengerti, Tuhan akan semakin memberkati hidup kita semua.
Galatia 6:9-10
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Selamat pagi
Selamat beraktivitas
Tuhan Yesus Memberkati
-
9 Juni 2016
Tawaran Restorasi dari Allah
Ulangan 32:26-43
Murka Allah yang bernyala-nyala mendorong diri-Nya untuk memusnahkan umat-Nya dari muka bumi ini (26). Allah mengurungkan niat tersebut karena tindakan-Nya sama sekali bisa disalah pahami oleh bangsa-bangsa barbar sebagai hasil kerja keras mereka (27). Mereka mengira bahwa kemenangan tersebut merupakan bentuk pertolongan allah mereka. Karena mereka adalah bangsa yang tidak berhikmat dan berakal budi sehingga mustahil bagi mereka dapat memahami bahwa kehancuran Israel disebabkan oleh Allahnya menyerahkan umat-Nya kepada bangsa-bangsa lain (28-30).
Allah Israel adalah gunung batu yang sejati. Tiada dewa atau allah mana pun yang dapat menandingi Allah Israel (31). Tetapi bangsa Israel telah meninggalkan Allahnya dan mencari allah lain sebagai pengganti sandaran yang kokoh. Pola pikir dan perilaku mereka telah terkontaminasi oleh adat kebiasaan bangsa-bangsa barbar. Israel tidak ubahnya seperti orang-orang Sodom dan Gomora. Segala perilaku mereka hanya menghasilkan kejahatan dan kekejian di mata Allah (32-33). Itu sebabnya Allah akan menunggang balikan Israel melalui penghakiman-Nya (34-36a).
Penghakiman Allah yang dahsyat membuat bangsa Israel hampir punah dari muka bumi (36). Di saat seperti itu, Allah menyindir dan mengolok-olok umat-Nya yang memercayai allah-allah palsu. Ia menantang mereka memanggil allah palsu untuk menolong mereka (37-38). Di saat tiada pengharapan, Allah tampil sebagai pemenang (39a). Ia menunjukkan kemahakuasaan-Nya atas segala bangsa (39b). Bahkan tiada seorang pun yang dapat luput dari keadilan dan penghakiman-Nya (39c). Ia membuktikan diri-Nya sebagai Allah yang sejati dan hidup (40). Mereka yang menentang-Nya akan dibinasakan (41-42). Ia akan tampil sebagai pembela Israel dengan membalas segala perbuatan keji bangsa-bangsa terhadap umat-Nya. Ia pula yang akan merestorasi kondisi umat-Nya (43).
Jangan sekalipun kita mengingkari iman kepada Allah. Hidup kita pasti menuju ambang kehancuran.
-
10 Juni 2016
Bukan Ucapan Kosong
Ulangan 32:44-52
Tuntutan untuk mematuhi hukum Taurat merupakan aturan yang tidak dapat ditawar oleh seluruh orang Israel. Sebab Taurat TUHAN menjadi penentu masa depan umat Allah di Tanah Perjanjian. Jika mereka memilih hidup takut akan Allah, maka mereka akan selamat. Apabila mereka memilih membangkang, maka kehancuran yang akan mereka dapatkan.
Setelah Musa selesai menuliskan nyanyian tersebut, ia dan Yosua mengajarkannya kepada bangsa Israel untuk dinyanyikan dan diingat (44-45). Kehadiran Yosua bersama Musa secara tidak langsung memberitahukan kepada mereka bahwa kepemimpinan Musa akan diganti oleh Yosua. Dalam kesempatan itu, Musa kembali menegaskan kepada orang-orang Israel agar tidak meremehkan segala ajaran, nyanyian peringatan, dan Taurat TUHAN yang telah ia sampaikan kepada mereka (46a). Semua yang telah mereka dengar wajib diajarkan dan dilakukan oleh bangsa Israel dan keturunannya dengan setia (46b). Sebab kelangsungan berkat Allah atas kehidupan mereka dan anak cucu di Tanah Perjanjian tergantung kepada seberapa besar keinginan mereka untuk memelihara dan menaati Taurat TUHAN. Itu sebabnya Musa mengarisbawahi bahwa segala hukum Taurat yang telah diajarkan kepada mereka bukan ucapan kosong, melainkan sumber kehidupan mereka (47).
Pada saat itu, Allah memanggil Musa naik ke gunung Nebo untuk terakhir kalinya, sebelum ia wafat dan dikumpulkan dengan leluhurnya (48-49a, 50). Meski Musa tidak dapat melihat dan mengalami secara konkret realisasi janji Allah atas Tanah Perjanjian, setidaknya ia dapat melihat luasnya Tanah Perjanjian itu dari kejauhan, yakni di atas gunung Nebo (49b, 52). Alasan TUHAN sederhana, yakni Musa dianggap membangkang perintah-Nya saat bangsa Israel bertikai dengan Musa mengenai air minum. Karena ketidaktaatan Musa kepada perintah Allah, maka hal itu sama artinya menodai kekudusan-Nya (51; band. Bil 20:2-13; 27:12-14).
Dalam kekudusan Allah, siapapun tidak boleh meremehkan hukum dan ketetapan-Nya. Karena Allah tidak dapat dipermainkan.
-
11 Juni 2016
Yesyurun
Ulangan 33:1-29
Ajaran, wejangan, teguran, dan peringatan telah Musa sampaikan kepada bangsa Israel. Saat-saat terakhir kehidupannya, Musa hanya menyampaikan berkat Allah kepada dua belas suku Israel (1, 6-25).
Dalam pembuka berkatnya, Musa menaikkan pujian kepada Allah yang telah memberikan hukum-Nya kepada bangsa Israel (2, 4). Hukum ini menjadi menjadi makanan rohani dan sumber kehidupan bagi umat-Nya yang kudus (3). Tidak heran jika Musa menyebut umat Israel dengan kata "yesyurun" (5, 26a). Kata "yesyurun" merupakan panggilan untuk Yakub atau Israel, yang artinya orang jujur, benar, tulus hati, dan yang dicintai. Musa mengenakan nama ini kepada bangsa Israel. Dengan panggilan seperti itu, Musa berharap mereka menyadari status dan derajat sebagai umat Allah yang harus hidup dalam kebenaran, kejujuran, dan ketulusan hati.
Sebagai umat pilihan Allah, seharusnya bangsa Israel berbahagia. Tidak ada sejarah bangsa yang sama dengan Israel. Sejarah Israel sangat unik dan istimewa sebab mereka ditebus dan diselamatkan oleh Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Karena itu Allah Israel dilukiskan Musa sebagai perisai dan pedang (29a-b). Kata "perisai" memperlihatkan Allah Israel menjadi tempat perlindungan yang menopang kehidupan dan keselamatan mereka (27a). Kata "pedang" menunjukkan keperkasaan Allah Israel yang membela umat-Nya dan menumpas semua musuh mereka (27b, 29c). Dengan armada perang-Nya, Allah maju berperang demi umat-Nya. Ia membuat nama Israel menjadi masyhur dan ditakuti oleh bangsa-bangsa (26b). Itu sebabnya Musa berupaya menyadarkan bangsa Israel bahwa Allah mereka itu adalah tempat perlindungan abadi yang paling aman. Di bawah naungan-Nya, bangsa Israel akan hidup sejahtera dan tentram. Kehidupan mereka dan anak cucu akan terjamin senantiasa. Bahkan di tanah yang kering dan tandus, Allah Israel dapat menjadikan wilayah itu sebagai tempat yang subur (28).
Orang percaya adalah surat Kristus yang terbuka. Hiduplah selaras dengan nama itu. [TG]
-
12 Juni 2016
Bersandar pada Tuhan
Mazmur 71:1-16
Pemazmur berada dalam usia lanjut dan telah kehilangan kekuatan fisiknya. Ia mendapatkan ancaman yang berasal dari anggota keluarganya, anaknya sendiri. Absalom ingin menggulingkan pemerintahan ayahnya dengan cara yang kejam (2Sam.16). Pemazmur merasa malu dan terancam (1). Ia mengadukan perkataan musuh-musuhnya yang menganggap bahwa Allah telah meninggalkan pemazmur dan tidak ada yang dapat melepaskannya, sehingga ia dengan mudah dikejar dan ditangkap (10-11, band. 2Sam 16:8; 15:3-4; 17:1-2). Ia menaikkan doa kepada Allah agar melepaskan, meluputkan, mendengarkan, dan menyelamatkannya. Ia memohon agar Allah menjadi tempat perteduhan dan pertahanan yang kokoh baginya, yang meluputkan dia dari orang fasik (2-4). Ia juga memohon agar TUHAN tidak membuang atau meninggalkannya saat dia sudah berusia tua dan tidak punya kekuatan (9). Pemazmur juga memohon agar Allah segera mendekat dan menolongnya, mempermalukan, dan menghabisi musuh-musuhnya yang mengingini kecelakaannya (12-13).
Pemazmur masih berada dalam kondisi yang dipermalukan, diancam, dan sendirian. Tetapi ia mengingat dan berharap akan Tuhan yang telah ia percayai sejak masa muda. Bahkan ia menyadari bahwa sejak dalam kandungan hingga dilahirkan, Tuhan telah menopangnya. Banyak orang yang menyaksikan perlindungan Tuhan yang kuat dan ajaib dalam kehidupannya (5-7). Dengan keyakinan akan Allah yang seperti ini, pemazmur dapat menaikkan pujian di tengah-tengah penderitaannya. Ia bukan hanya memuji dan menghormati Tuhan. Pemazmur tidak tenggelam dalam ketakutannya saat ini. Ia justru menceritakan keadilan, keselamatan dan keperkasaan Tuhan sepanjang hidupnya (14-16).
Tidak ada seorang pun yang selalu berada dalam kekuatan dan jaminan yang kokoh, serta rekan-rekan yang mendukung setiap saat. Tetapi TUHAN selalu dapat diandalkan! Tanamkan iman yang kokoh kepada anak sejak kecil.
-
13 Juni 2016
Melihat, tetapi Tidak ke Sana
Ulangan 34:1-12
Tidak jarang ada orang-orang yang tidak memiliki kesempatan untuk menikmati semua hasil jerih payah atau apa yang telah mereka usahakan.
Musa telah berusaha dengan segala kekuatannya untuk memimpin dan membawa Israel keluar dari perbudakan menuju ke tanah perjanjian. Tetapi ketika tujuan itu hampir diraih, ia harus kembali kepada Tuhan. Musa hanya dapat menyaksikan tanah perjanjian itu dari jauh, dari atas gunung Nebo (1-3). Tuhan menegaskan bahwa ia hanya diijinkan untuk melihat dengan matanya sendiri, tetapi tidak boleh menyeberang ke sana; akibat ketidaktaatannya (4, band. Bil 20:2-13). Sesudah melihat seluruh perbatasan tanah itu, Musa pun mati pada umur 120 tahun dalam kondisi yang masih kuat dan belum rabun. Kondisi fisik Musa menunjukkan bahwa ia sebenarnya masih sanggup untuk memimpin Israel merebut dan menduduki tanah perjanjian, tetapi TUHAN tidak mengijinkannya (7). Ia dikuburkan oleh TUHAN sendiri di suatu lembah di Moab. Tempat itu hanya TUHAN yg tahu (5-6). Orang Israel berkabung selama 30 hari atas kematian Musa (8). Musa adalah satu-satunya orang yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka. Hanya melalui Musa TUHAN menyatakan kuasa dengan mukjizat-mukjizat-Nya yang sangat besar atas orang Mesir dan atas umat-Nya (10-12).
Musa mati, tidak bisa ke Kanaan, apalagi mengantarkan umat. Tetapi TUHAN telah memerintahkan Musa mempersiapkan Yosua untuk memimpin Israel memasuki Kanaan (9). Musa tidak marah kepada TUHAN. Dia tidak merasa usahanya sia-sia atau protes karena tidak menikmati hasil jerih payahnya.
Terkadang TUHAN memanggil seseorang hanya untuk membuka pelayanan, tetapi tidak dapat melihat atau menikmati hasilnya. Pelayanan itu milik TUHAN dan seturut kehendak-Nya. Hanya taati perintah-Nya dalam ketaatan agar dapat melakukan pelayanan dengan setia hingga akhir kehidupan kita. Kesulitan dalam pelayanan memang tanggungjawab kita, tetapi TUHAN yang berotoritas menyelesaikannya.
-
14 Juni 2016
Terjebak dalam Persoalan Sia-Sia
1 Timotius 1:1-11
Paulus mengenal dirinya sebagai rasul, yaitu utusan dari Kristus Yesus berdasarkan perintah Allah dan Kristus Yesus, yang menyelamatkan Paulus dan setiap kita (1). Paulus juga menyatakan bahwa Timotius adalah anaknya dalam iman yang diberi kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus (2).
Di gereja Efesus tempat Timotius melayani, rasul Paulus mendapatkan laporan tentang adanya beberapa orang yang mengajarkan ajaran lain (3). Artinya, ada sekelompok orang yang berusaha mengaitkan kebenaran Injil dengan adat istiadat atau kepercayaan masyarakat setempat agar Injil dapat diterima oleh penduduk lokal. Mereka bermaksud untuk menjadikan Injil kontekstual, tetapi sayangnya mereka sendiri gagal memahami arti dan esensi dari Injil. Pada akhirnya mereka terjebak dalam persoalan silsilah atau takhyul setempat yang justru menimbulkan persoalan baru (4) yang dikatakan sebagai hal yang sia-sia (6). Nasihat Paulus ini dilandaskan pada motivasi yang murni, yaitu kasih dari hati yang suci, nurani yang murni, dan iman yang tulus ikhlas (5).
Pelayan yang bukan utusan Allah belum mengalami kasih karunia membuat mereka kurang mengerti akan ajaran dan pokok-pokok dasar iman kristiani. Mereka tersesat karena mengajarkan sesuatu yang bertolak belakang dengan tujuan awal Injil. Injil menawarkan kasih karunia yang menyelamatkan dan membebaskan orang dari perbudakan dosa untuk hidup dalam kekudusan. Pengajar sesat ini justru membuat orang-orang terikat dalam aturan-aturan lahiriah dari hukum Taurat, yang hanya menunjukkan dosa-dosa dan tindakan jahat manusia (7-11).
Pengenalan akan diri, panggilan dan kasih karunia Allah dalam hidup kita akan menjadi pedoman tentang tujuan dan arah pelayanan kita. Ajarkan kebenaran seturut Injil kasih karunia dan jangan mengikat apalagi menyesatkan orang lain dalam pengajaran yang lain dan aturan-aturan lahiriah semata! [JL]
-
15 Juni 2016
Sangat Besar Anugerah-Nya
1 Timotius 1:12-20
Lagu Amazing Grace (Sangat Besar Anugerah-Nya) merupakan salah satu lagu rohani yang menggambarkan besarnya anugerah Allah bagi orang berdosa. Lagu ini lahir dari pengalaman pribadi John Newton yang memandang hidupnya begitu rusak dan membenci Allah. Karena anugerah Allah, ia diselamatkan.
Paulus juga menyadari dirinya dahulu tanpa pengenalan yang benar adalah seorang yang sangat jahat dan membenci para pengikut Kristus (13a). Ia sadar bahwa dirinya adalah orang yang paling berdosa (15c, 16b). Namun Allah telah berbelas-kasihan kepadanya dan melimpahkan anugerah keselamatan yang besar bagi Paulus (13, 14, 16). Allah juga memercayakan pelayanan kepada Paulus dan memberikan kekuatan kepadanya untuk melakukan pelayanan itu. TUHAN mengenal Paulus dan tahu tantangan yang akan ia hadapi ke depan. Tetapi, TUHAN yakin bahwa Paulus dapat bertahan dan menyelesaikannya hingga akhir (12, band. Kis 9:22; 2Tim 4:17). Allah juga menjadikan Paulus sebagai contoh bagi orang-orang lain untuk percaya kepada Kristus (16c). Kesadaran diri Paulus akan anugerah dan kepercayaan yang Allah berikan kepadanya membuat Paulus sangat menghormati dan memuliakan Allah (17). Kehidupannya berdampak bagi orang lain. Kerinduan dan gairah pelayanan Paulus dibagikan kepada anak rohaninya (Timotius) dengan harapan agar Timotius berjuang dalam pelayanan dengan iman dan hati nurani yang murni (18) sehingga ia mampu menghadapi para penyesat (19-20).
Anugerah Allah yang dialami oleh John Newton dan Paulus telah mengubahkan kehidupan mereka. Mereka yang dahulu hidup dalam perbudakan dosa, membenci Allah dan pengikut-Nya, diubahkan menjadi pelayan-pelayan Allah. Tidak ada kata terlambat bagi siapapun untuk menerima anugerah Allah yang mengubahkan kehidupan. Bagi setiap orang yang telah mengalami anugerah itu, jangan berdiam diri! Layani Dia sepenuh hati dan jadilah berkat bagi orang lain.