Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

hubungan LDR

ForumPersahabatan dan hubungan

26 – 50 dari 154    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3 ... 7  Selanjutnya Topik ditutup

  • LIDYA496

    5 Mei 2016

    Klo pacaran sama anak  JK,aq jadinya LDR an

    Klo pacaran sama org segerejaku,aq ga jadi LDRan

    6 Mei 2016 diubah oleh LIDYA496

  • ZEGA376

    6 Mei 2016

    Mungkin lebih tepat penggunaan kata "Efisien" dibandingkan dengan penggunaan kata "Efektif" itu sendiri. karena kalau efektif itu masalah hati, bukan bergantung jarak.

    Semua (yang mengaku2) bisa bilang sayang, bisa bilang cinta. Bisa aja di pesan kasih emoticon senyum, padahal kenyataannya lagi nangis di balik bantal atau malah lagi misuh2 di depan fotonya.

    Efektif behubungan dengan tujuan, tetapi Efisien berhubungan dengan masa rang dan waktu.

    Efisien berhubungan dengan jarak, waktu, tempat dan lain sebagainya. Jadi lebih hemat waktu, uang, biaya pengeluaran... Sedangkan kalau efektif berhubungan dengan hati dan perasaan.  

    SOPAN839 tulis:

    lebih efektiv mana hubungan jarak jauh ataw sering ketemu dalam hal kesetiaan dengan pasangannya?

    Kalau masalah kesetiaan, jarak dan intensitas pertemuan tidak bisa dijadikan patokan juga kak, itu tergantung hati (duh, malah nggantungin hati; ini hati mas bukan jemuran! iya maaf mas... #monolog). Yang penting kepercayanaan dan komunikasi dari hati ke hati, ya kak.

    ~Selamat Berjuang, kakak! GBus.

  • YENNI619

    6 Mei 2016

    LDR menguji kesetiaan...

  • YUDI139

    6 Mei 2016

    YENNI619 tulis:

    LDR menguji kesetiaan...

    Dan menguji dompet, serta pengorbanan ga penting blas menurut saya, dan alasan kenapa kok orang LDR jarang ketemu.

    Saya ada sedikit cerita semoga jadi pencerahan kenapa kok orang LDR pasti gagalnya banyak.

    Sesuai realita ya, orang LDR jarak 100 km dari domisili tempat tinggalnya membutuhkan biaya 4 jt untuk kencan dan 1 hari off untuk perjalanannya. (1 bln adalah 720 jam dibagi waktu tidur dan bekerja maka waktu yang berlaku secara efektif adalah 720 jam - (10 jam * 30 hari untuk waktu tidur) - (8 jam * 30 hari untuk waktu kerja) - (6 jam jalan pergi pulang * 4 dalam sebulan dengan asumsi sebulan 4x kencan).

    Maka didapat hasil 720 jam - 300 jam - 240 jam - 24 jam = 156 jam (6,5 hari untuk berpacaran). Ini asumsinya si cowok atau cewek tersebut benar2 hidup full fokus untuk pacarnya ya, Jadi cuma kerja, tidur, lalu saat senggang berkencan dengan pasangannya.

    4 jt pengeluaran itu asumsi 4x kencan = 1 jt an, sudah include biaya hotel 1x, makan 1x, bensin untuk trip pp.

    Sekarang 200 km biaya yang dibutuhkan 5 jt lebih (asumsi ngirit banget)

    waktu yang berlaku secara efektif adalah 720 jam - (10 jam * 30 hari untuk waktu tidur) - (8 jam * 30 hari untuk waktu kerja) - (10 jam jalan pergi pulang * 4 dalam sebulan dengan asumsi sebulan 4x kencan).

    Maka 720 jam - 300 jam - 240 jam - 40 jam = 140 jam.

    300 km = silahkan hitung sendiri biaya, dan berlanjut lagi.

    Yang didapat apa? Pacar senang, hati pun ikut senang, bisa bertemu.
    Yang diberati apa? Feeling homeless di kota orang lain, ya tidak semua cowok model nomaden ala real adventurer, semakin tua semakin cinta rumah dan jadi model cowok rumahan, mobilitas semakin sedikit dan pikiran semakin matang untuk saving materi untuk masa depan.
    Belum lagi energi yang dibutuhkan untuk transportasi, ga semua orang kuat untuk trip jauh, karena tidak hanya fisik yang dibutuhkan, tapi mental.
    Belum lagi masalah air minum, masalah makanan, masalah menunggu (jika naik angkutan umum, jika naik mobil sendiri maka harus tahan setir ber jam2). Jika ada cowok rela hanya untuk *sorry ciuman, kontak fisik, candle light dinner, hal romantis lain* ya selamat cowok anda bener2 nafsu, tertarik dengan anda. Pertanyaan lanjutannya apa return value yang anda berikan kepada si cowok tersebut? Kalau anda menuntut dicintai, tapi anda tidak berkorban penginapan, tidak berkorban traktir karena alasan cowok must pay all the bills, dan cowok anda bergaji UMR, atau memiliki dana rutin cekak untuk bersenang2, dll. Ya jangan heran jika suatu saat ada cewek dengan domisili lebih dekat menawarkan hal sama akan menarik hati cowok anda, dan terjadilah perselingkuhan.
    Akhirnya LDR identik dengan pacaran dengan telpon, skype, cam, dll. Ya silahkan kalau saling cinta, dan masing2 bisa kontrol diri (ada orang yang suka pacaran karena bisa kontak fisik, ada orang yang suka pacaran karena imajinasi tinggi). Tapi kita perkecil scope di kenapa kok orang LDR jarang ketemu.

    Cowok penghasilan 10 jt per bln saja untuk LDR radius 100 km masih mikir ribuan kali (ini yang sudah matang dan memikirkan masa depannya ya). Apalagi cowok dengan penghasilan di bawah itu, maksa gimana? Ya bisa, tapi nanti berhenti tengah jalan.

    Cewek hilang, isi dompetpun juga hilang, sungguh sia2 hubungan seperti itu.

    Andaikan bertahan? Emang yakin keluarga si cewek mau anak gadisnya dinikahi orang modal mahar seadanya, tanpa pesta, cuma pake surat KUA? Hehehe. Ini realita ya.

    Kadang saya tertawa dalam hati ada cewek LDR, ngambek pacarnya tidak bisa datang, lalu marah.

    Kalau pacarnya datang, jangankan tempat nginap tidak disediakan sama sekali, jadi si laki harus bertanggung jawab untuk stay, foods, trip, dating bills sendiri. Cewek kadang yang pikirannya sempit tahunya, si cowok kalau betul cinta, atau laki gentleman ya harus datang ketemu.

    Kenapa cowok usia matang cenderung tidak mau LDR sekalipun kelebihan duit? Simple, return value. Apa yang ditawarkan oleh si cewek tersebut.

    Ini analoginya seperti kita beli ikan kakap.

    Saya beli ikan kakap segar di hypermart jarak 10 km vs saya beli ikan kakap segar di pasar lokal 500m dari rumah. Sama tidak? Sama.

    Masalahnya kalau yang 10 km nawarkan saya tiket pp gratis, atau stay di hotel bintang 5 mungkin saya akan belain beli ikan kakap segar di hypermart itu, dan tidak akan beli ikan kakap segar di pasar lokal.

    Jadi faktor utama yang mempengaruhi LDR bukanlah masalah kesetiaan pasangan, tapi lebih kepada apa yang bisa pasangan tawarkan kepada kita. Jika hal ini tidak tercapai yah sesuai realita, banyak cowok LDR ujung2nya selingkuh. Hehehe. Semoga terbuka setelah baca posting saya ini.

    Ok saya lanjutkan lagi,

    Tapi teman saya atau orang lain LDR bisa sukses loh.

    Iya bisa sukses, jika ada faktor ini :

    1. Masing2 pribadi mandiri, masing2 tinggal sendiri (tidak tinggal bersama orang tua). Iya lah anak 20 tahun lebih minimal indekos, kerja dan usaha beli rumah untuk diri sendiri dulu, jangan habis menikah tinggal bersama orang tua (pondok mertua indah). Kasihan ortu, besarkan anak, sekarang rumahnya mau di hijack anak dan menantu. Sudah begitu belum tentu si ortu dirawat. Hehehe. (Baca thread pandangan childfree saya). Jika seperti ini ya siap2 pertengkaran, pernikahan tidak akan berjalan mulus, malah bahaya bisa berakhir dengan perceraian.

    2. Masing2 pribadi bertanggung jawab terhadap diri sendiri (mapan) sudah settled salah 1 dan pasangannya willing to relocate. Maka pacaran LDR akan sukses dan berakhir bahagia di pernikahan.

    Silahkan dipikirkan bagi saya, orang berpacaran jika tinggal masih bersama orang tua, itu kebanyakan jika dapat pacar, pacarnya susah lanjut ke hubungan serius, apalagi jika anda jobless, dan pasangan anda juga tidak dapat mencukupi secara materi. Bunga cinta bolehlah bersemi tapi gunting taman bernama finansial siap memotong kapanpun.

    Tapi tetap semangat dan jangan berkecil hati, tahun ini anda misalkan kerja dan tinggal masih bareng ortu, belum tentu tahun selanjutnya masih tinggal bareng ortu. Hehehe.

    6 Mei 2016 diubah oleh YUDI139

  • LEONARDO029

    6 Mei 2016

    Manusia msh hidup dlm kedagingannya. Bs sj anda dan saya lulus dalam ujian ke 1000. Lalu bgmn dgn yg ke 1001, 1002...1003 ? Iblis itu mahluk yg sdh tua. Dia tau kelemahan qt dan dia jauh lbh pintar dr qt. Si iblis tdk akn prnh memaksakan qt melakukan dosa. Hny sj dia setia menggoda dan menjerumuskan. Jd mnurut ku "long distance relation" itu ga worth it. Hindari dan jgnlah skali" mmjerumuskan dirimu kedalam pencobaanmu sendiri jika msh tr elak kan. Its all your's now guys. U r the decision maker.

    6 Mei 2016 diubah oleh LEONARDO029

  • AGUS218

    6 Mei 2016

    Jarakk jauh coz bisa selingkuh lg N pasti ny ga akan ketauan.

    SOPAN839 tulis:

    lebih efektiv mana hubungan jarak jauh ataw sering ketemu dalam hal kesetiaan dengan pasangannya?

  • 6 Mei 2016

    LDR atau tidak..pasti ada kesan tersendiri...ga jaminan LDR tidak setia....dan ketemu setiap hari setia...yg menjamin adalah pasangan yg bnr" takut akan Tuhan...itu udh pasti setia hehehe

  • LEONARDO029

    6 Mei 2016

    AGUS218 tulis:

    Jarakk jauh coz bisa selingkuh lg N pasti ny ga akan ketauan.

    SOPAN839 tulis:

    lebih efektiv mana hubungan jarak jauh ataw sering ketemu dalam hal kesetiaan dengan pasangannya?

    Hahahahahaa.....

  • MUWARDY036

    6 Mei 2016

    @yudi139

    mantaap abisss...

  • VIOPALACE634

    6 Mei 2016

    Kalau pada dasarnya setia walaupun LDR ataupun gak LDR ya tetap setia, kalau dari sananya sudah hidung belang ya mau dekatan/ 1 kota juga tetap aja hidung belang, belangnya banyak pulaaaa....:'/

  • DONY531

    6 Mei 2016

    VIOPALACE634 tulis:

    Kalau pada dasarnya setia walaupun LDR ataupun gak LDR ya tetap setia, kalau dari sananya sudah hidung belang ya mau dekatan/ 1 kota juga tetap aja hidung belang, belangnya banyak pulaaaa....:'/

    Mungkin orang itu komedonya gak dirawat ya sis.....

  • VIOPALACE634

    6 Mei 2016

    DONY531 tulis:

    Mungkin orang itu komedonya gak dirawat ya sis.....

    hahhahaha, bisa jadi, dirinya sendiri aja gak diperhatikan, apalagi pasangannya, begitu memang hidung belang:'/

  • DONY531

    6 Mei 2016

    VIOPALACE634 tulis:

    hahhahaha, bisa jadi, dirinya sendiri aja gak diperhatikan, apalagi pasangannya, begitu memang hidung belang:'/

    Fiuh.. syukurlah sis hidung saya ga belang, hanya bintik bintik.....

    eniwei, saya pernah LDRan setaunan, dan kami putus bukan krn perselingkuhan (kami beda iman). Apa sis pernah LDR?

    6 Mei 2016 diubah oleh DONY531

  • VIOPALACE634

    6 Mei 2016

    DONY531 tulis:

    Fiuh.. syukurlah sis hidung saya ga belang, hanya bintik bintik.....

    eniwei, saya pernah LDRan setaunan, dan kami putus bukan krn perselingkuhan (kami beda iman). Apa sis pernah LDR?

    Waaahh kok bisa bintik2??8-o

    yup saya juga pernah LDR

  • DONY531

    6 Mei 2016

    VIOPALACE634 tulis:

    Waaahh kok bisa bintik2??8-o

    yup saya juga pernah LDR

    Itu karna salah pake kosmetik. Ga cocok di kulit saya. Sejak saat itu saya ga mau lg pakai make up. (Lho ini cewe apa cowo ya)

    Maaf becanda sis. Hidung saya ini dr kecil memang bintik2 begini. Sampai saya dewasa gak luntur2 jg bintiknya.

  • VIOPALACE634

    6 Mei 2016

    hahahhaha, itu namanya spruten, sama kok....saya juga ada di area hidung (dari kecil sudah ada)

    TS....maaf ya OOT dikt;-)

    DONY531 tulis:

    Itu karna salah pake kosmetik. Ga cocok di kulit saya. Sejak saat itu saya ga mau lg pakai make up. (Lho ini cewe apa cowo ya)

    Maaf becanda sis. Hidung saya ini dr kecil memang bintik2 begini. Sampai saya dewasa gak luntur2 jg bintiknya.

  • CARLASA741

    6 Mei 2016

    Hahaha..

    Pikiranx koq sampai disitu?

    YUDI139 tulis:

    Dan menguji dompet, serta pengorbanan ga penting blas menurut saya, dan alasan kenapa kok orang LDR jarang ketemu.

    Saya ada sedikit cerita semoga jadi pencerahan kenapa kok orang LDR pasti gagalnya banyak.

    Sesuai realita ya, orang LDR jarak 100 km dari domisili tempat tinggalnya membutuhkan biaya 4 jt untuk kencan dan 1 hari off untuk perjalanannya. (1 bln adalah 720 jam dibagi waktu tidur dan bekerja maka waktu yang berlaku secara efektif adalah 720 jam - (10 jam * 30 hari untuk waktu tidur) - (8 jam * 30 hari untuk waktu kerja) - (6 jam jalan pergi pulang * 4 dalam sebulan dengan asumsi sebulan 4x kencan).

    Maka didapat hasil 720 jam - 300 jam - 240 jam - 24 jam = 156 jam (6,5 hari untuk berpacaran). Ini asumsinya si cowok atau cewek tersebut benar2 hidup full fokus untuk pacarnya ya, Jadi cuma kerja, tidur, lalu saat senggang berkencan dengan pasangannya.

    4 jt pengeluaran itu asumsi 4x kencan = 1 jt an, sudah include biaya hotel 1x, makan 1x, bensin untuk trip pp.

    Sekarang 200 km biaya yang dibutuhkan 5 jt lebih (asumsi ngirit banget)

    waktu yang berlaku secara efektif adalah 720 jam - (10 jam * 30 hari untuk waktu tidur) - (8 jam * 30 hari untuk waktu kerja) - (10 jam jalan pergi pulang * 4 dalam sebulan dengan asumsi sebulan 4x kencan).

    Maka 720 jam - 300 jam - 240 jam - 40 jam = 140 jam.

    300 km = silahkan hitung sendiri biaya, dan berlanjut lagi.

    Yang didapat apa? Pacar senang, hati pun ikut senang, bisa bertemu.

    Yang diberati apa? Feeling homeless di kota orang lain, ya tidak semua cowok model nomaden ala real adventurer, semakin tua semakin cinta rumah dan jadi model cowok rumahan, mobilitas semakin sedikit dan pikiran semakin matang untuk saving materi untuk masa depan.

    Belum lagi energi yang dibutuhkan untuk transportasi, ga semua orang kuat untuk trip jauh, karena tidak hanya fisik yang dibutuhkan, tapi mental.

    Belum lagi masalah air minum, masalah makanan, masalah menunggu (jika naik angkutan umum, jika naik mobil sendiri maka harus tahan setir ber jam2). Jika ada cowok rela hanya untuk *sorry ciuman, kontak fisik, candle light dinner, hal romantis lain* ya selamat cowok anda bener2 nafsu, tertarik dengan anda. Pertanyaan lanjutannya apa return value yang anda berikan kepada si cowok tersebut? Kalau anda menuntut dicintai, tapi anda tidak berkorban penginapan, tidak berkorban traktir karena alasan cowok must pay all the bills, dan cowok anda bergaji UMR, atau memiliki dana rutin cekak untuk bersenang2, dll. Ya jangan heran jika suatu saat ada cewek dengan domisili lebih dekat menawarkan hal sama akan menarik hati cowok anda, dan terjadilah perselingkuhan.

    Akhirnya LDR identik dengan pacaran dengan telpon, skype, cam, dll. Ya silahkan kalau saling cinta, dan masing2 bisa kontrol diri (ada orang yang suka pacaran karena bisa kontak fisik, ada orang yang suka pacaran karena imajinasi tinggi). Tapi kita perkecil scope di kenapa kok orang LDR jarang ketemu.

    Cowok penghasilan 10 jt per bln saja untuk LDR radius 100 km masih mikir ribuan kali (ini yang sudah matang dan memikirkan masa depannya ya). Apalagi cowok dengan penghasilan di bawah itu, maksa gimana? Ya bisa, tapi nanti berhenti tengah jalan.

    Cewek hilang, isi dompetpun juga hilang, sungguh sia2 hubungan seperti itu.

    Andaikan bertahan? Emang yakin keluarga si cewek mau anak gadisnya dinikahi orang modal mahar seadanya, tanpa pesta, cuma pake surat KUA? Hehehe. Ini realita ya.

    Kadang saya tertawa dalam hati ada cewek LDR, ngambek pacarnya tidak bisa datang, lalu marah.

    Kalau pacarnya datang, jangankan tempat nginap tidak disediakan sama sekali, jadi si laki harus bertanggung jawab untuk stay, foods, trip, dating bills sendiri. Cewek kadang yang pikirannya sempit tahunya, si cowok kalau betul cinta, atau laki gentleman ya harus datang ketemu.

    Kenapa cowok usia matang cenderung tidak mau LDR sekalipun kelebihan duit? Simple, return value. Apa yang ditawarkan oleh si cewek tersebut.

    Ini analoginya seperti kita beli ikan kakap.

    Saya beli ikan kakap segar di hypermart jarak 10 km vs saya beli ikan kakap segar di pasar lokal 500m dari rumah. Sama tidak? Sama.

    Masalahnya kalau yang 10 km nawarkan saya tiket pp gratis, atau stay di hotel bintang 5 mungkin saya akan belain beli ikan kakap segar di hypermart itu, dan tidak akan beli ikan kakap segar di pasar lokal.

    Jadi faktor utama yang mempengaruhi LDR bukanlah masalah kesetiaan pasangan, tapi lebih kepada apa yang bisa pasangan tawarkan kepada kita. Jika hal ini tidak tercapai yah sesuai realita, banyak cowok LDR ujung2nya selingkuh. Hehehe. Semoga terbuka setelah baca posting saya ini.

    Ok saya lanjutkan lagi,

    Tapi teman saya atau orang lain LDR bisa sukses loh.

    Iya bisa sukses, jika ada faktor ini :

    1. Masing2 pribadi mandiri, masing2 tinggal sendiri (tidak tinggal bersama orang tua). Iya lah anak 20 tahun lebih minimal indekos, kerja dan usaha beli rumah untuk diri sendiri dulu, jangan habis menikah tinggal bersama orang tua (pondok mertua indah). Kasihan ortu, besarkan anak, sekarang rumahnya mau di hijack anak dan menantu. Sudah begitu belum tentu si ortu dirawat. Hehehe. (Baca thread pandangan childfree saya). Jika seperti ini ya siap2 pertengkaran, pernikahan tidak akan berjalan mulus, malah bahaya bisa berakhir dengan perceraian.

    2. Masing2 pribadi bertanggung jawab terhadap diri sendiri (mapan) sudah settled salah 1 dan pasangannya willing to relocate. Maka pacaran LDR akan sukses dan berakhir bahagia di pernikahan.

    Silahkan dipikirkan bagi saya, orang berpacaran jika tinggal masih bersama orang tua, itu kebanyakan jika dapat pacar, pacarnya susah lanjut ke hubungan serius, apalagi jika anda jobless, dan pasangan anda juga tidak dapat mencukupi secara materi. Bunga cinta bolehlah bersemi tapi gunting taman bernama finansial siap memotong kapanpun.

    Tapi tetap semangat dan jangan berkecil hati, tahun ini anda misalkan kerja dan tinggal masih bareng ortu, belum tentu tahun selanjutnya masih tinggal bareng ortu. Hehehe.

  • YUDI139

    6 Mei 2016

    CARLASA741 tulis:

    Hahaha..

    Pikiranx koq sampai disitu?

    Ini kenyataan dari apa yang orang alami sesuai pengamatan saya.

    Bahkan saya pun pernah LDR sehingga bisa menyimpulkan feeling of homeless. Itu yang saya sampai sekarang tidak tahan ketika berkunjung ke domisili si wanita. Kecuali jika saya sudah kenal ortunya, dan baik semua sehingga mereka welcome juga. Maka saya mau jalani LDR.

  • CARLASA741

    6 Mei 2016

    Hhehe..

    Terxta ada yg setuju!

    Kebetulan profesi sy berhub dgn org bxk dan lbh bxk bekerja dilapangan. Sangat menyita wkt.

    Sy lbh menyukai yg LDR krn tdk menuntut ketemu tiap saat.

    Alangkah sempurna hidup ini klu pas plg, sampai dirmh istirahat santai, di contact via BBM or tlp or sms sm si doi yg jauh disana.

    Sungguh terlalu jika seseorg mengatakan bwh hub LDR lbh bxk condong ke perselingkuhan.

    Ada jg yg mengatakan bwh cinta LDR berat di ongkos.

    Justru klu sy pribadi, cinta jarak dkt malah lbh berat di ongkos lho.

    Mari kita berhitung!

    OLIVER272 tulis:

    Setuju sekali nih

    Karena LDR kan mengharuskan kita lbh banyak ngobrol krn agak susah ketemunya, jd bs dibilang ketemuan itu hanya mencocokan yg ada di photo profile aja krn secara obrolan udah nyambung/nyaman.

  • CARLASA741

    6 Mei 2016

    Hahahaha.

    Ga usah diamati, dijalanin lbh bagus.

    YUDI139 tulis:

    Ini kenyataan dari apa yang orang alami sesuai pengamatan saya.

    Bahkan saya pun pernah LDR sehingga bisa menyimpulkan feeling of homeless. Itu yang saya sampai sekarang tidak tahan ketika berkunjung ke domisili si wanita. Kecuali jika saya sudah kenal ortunya, dan baik semua sehingga mereka welcome juga. Maka saya mau jalani LDR.

  • LADYWEN496

    6 Mei 2016

    LDR utk sy & Yayang ngeri2 sedap:-) kami menjalani LDR saat usia sdh tua, LDR kami  sdh 5 th skrg kami sedang menghitung hari ke pernikahan. Salam dari kami pasangan tua2 keladi:-). Utk yg LDR tetap tabah saat berat diongkos, pulsa, hrs kuat menahan rindu. Krn cinta kami awalnya manis lbh manis bila tdk pernah berakhir.

  • YUDI139

    6 Mei 2016

    CARLASA741 tulis:

    Hhehe..

    Terxta ada yg setuju!

    Kebetulan profesi sy berhub dgn org bxk dan lbh bxk bekerja dilapangan. Sangat menyita wkt.

    Sy lbh menyukai yg LDR krn tdk menuntut ketemu tiap saat.

    Alangkah sempurna hidup ini klu pas plg, sampai dirmh istirahat santai, di contact via BBM or tlp or sms sm si doi yg jauh disana.

    Sungguh terlalu jika seseorg mengatakan bwh hub LDR lbh bxk condong ke perselingkuhan.

    Ada jg yg mengatakan bwh cinta LDR berat di ongkos.

    Justru klu sy pribadi, cinta jarak dkt malah lbh berat di ongkos lho.

    Mari kita berhitung!

    Cinta LDR tentu tidak berat di ongkos jika pasangannya super sibuk, tidak ego, dan sangat mengerti seperti anda.

    Mantan yang lalu luar biasa manja dan ego tinggi. Valentine harus bunga, ditelponkan tukang bunga, marah, harus datang, acara penting hangout sama teman2, saya harus datang.

    Ya kapok saya, tidak bisa bekerja dengan nyaman. Hehehe.

    Karena saya ini orangnya damai, ya mundur bilang saya kalah. Hohoho. Ya sudah, selesai. Tetap berteman saja.

    6 Mei 2016 diubah oleh YUDI139

  • CARLASA741

    6 Mei 2016

    Oh gitu yah!

    YUDI139 tulis:

    Cinta LDR tentu tidak berat di ongkos jika pasangannya super sibuk, tidak ego, dan sangat mengerti seperti anda.

    Mantan yang lalu luar biasa manja dan ego tinggi. Valentine harus bunga, ditelponkan tukang bunga, marah, harus datang, acara penting hangout sama teman2, saya harus datang.

    Ya kapok saya, tidak bisa bekerja dengan nyaman. Hehehe.

    Karena saya ini orangnya damai, ya mundur bilang saya kalah. Hohoho. Ya sudah, selesai. Tetap berteman saja.

  • CARLASA741

    6 Mei 2016

    Waaah... Salut sist..

    Inilah yg hrs dicontohi.

    Pengen banget sperti itu. Tp klu bs jgn sampai 5thn.

    5 bln aja.. Hehehehe

    #ngarep

    LADYWEN496 tulis:

    LDR utk sy & Yayang ngeri2 sedap:-) kami menjalani LDR saat usia sdh tua, LDR kami  sdh 5 th skrg kami sedang menghitung hari ke pernikahan. Salam dari kami pasangan tua2 keladi:-). Utk yg LDR tetap tabah saat berat diongkos, pulsa, hrs kuat menahan rindu. Krn cinta kami awalnya manis lbh manis bila tdk pernah berakhir.

  • MUWARDY036

    6 Mei 2016

    LDR ITUU....

    Di sini sudah kuputuskan kekasih gelapku...

    Di sana kamu malah jadian sama yg lain....

    BENCIIII AKUU....

26 – 50 dari 154    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3 ... 7  Selanjutnya Topik ditutup