Batak Dream: Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon
-
12 Mei 2016
Hal: Seputar Filsafat Orang Batak
Hagabeon, Hamoraon dohot Hasangapon (3H)
Hagabeon, Hamoraon dohot Hasangapon pada orang batak tidak terlepas dari Dalihan natolu.
Dalam adat batak, Dalihan Natolu ditentukan dengan adanya tiga kedudukan fungsional sebagai suatu konstruksi sosial yang terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama. Ketiga tungku (Dalihan natolu) tersebut adalah:
- Somba Marhula-hula/semba/hormat kepada keluarga pihak Istri.
- Elek Marboru (sikap membujuk/mengayomi wanita)
- Manat Mardongan Tubu (bersikap hati-hati kepada teman semarga)
Hagabeon, Hamoraon dohot Hasangapon dapat kita artikan seperti penjelasan dibawah ini:
- Hagabeon (Ada keturunan laki-laki dan Perempuan)
- Hasangapon (terpadang dalam masyarakat)
- Hamoraon (Harta kekayaan)
Ketiga Filsafat Batak Toba " Hagabeon, Hamoraon dohot Hasangapon" bila kita gabungkan dengan Dalihan natolu memiliki arti sebagai berikut:
- Bila ingin "hasangapon" maka kita harus "Manat Mardongan Tubu". Sebelum kita ingin terpadang di masyarakat, hal pertama yang harus kita lakukan adalah Manat Mardongan Tubu (bersikap hati-hati kepada teman semarga)
- Bila kita ingin "Hagabeon" maka kita harus Somba/hormat marhulahula.
- Bila ingin "Hamoraon" maka kita harus Elek Marboru
Filosofi 3 H tersebut sebenarnya sah-sah saja, dan sepanjang itu digunakan secara positif. Seseorang berusaha dalam hidupnya untuk mencapai 3H secara utuh dan tanpa cacat. Tapi bila hal itu dilakukan dengan cara-cara yang kurang terpuji, maka masyarakat tentu akan menilai apa sesungguhnya yang bisa dicapai dalam 3 H. Dan sesungguhnya ia tidak mencapai hasangapon.
-
13 Mei 2016
Wahh lengkap bgt ya, jd tahu nih budaya batak seperti apa.
Thx kaka
-
13 Mei 2016
Bagi yang non Batak dan ingin menikah dengan orang Batak, wajib tahu hal-hal di atas. Karena pada dasarnya ini merupakan nilai nilai luhur yang diturunkan nenek moyang orang Batak.
Ada juga yang disebut Poda Na lima.
Apa itu Poda Na Lima ? terjemahan bebasnya kurang lebih adalah "Nasehat yang Lima". Poda Na Lima isinya adalah :
1. Paias Rohamu( bersihkan hatimu)
2. Paias Pamatangmu ( bersihkan badan/ragamu )
3. Paias Pah(k)eanmu ( bersihkan pakaianmu )
4. Paias Bagasmu ( bersihkan rumahmu )
5. Paias Pakaranganmu ( bersihkan pekaranganmu )
Secara harfiah bisa ditafsirkan kalau kita harus selalu bersih jiwa, raga, pakaian yg melekat(membungkus) ditubuh, tempat tinggal (keluarga) dan pekarangan (lingkungan tempat kita tinggal).Paias Rohamu (bersihkan hati/jiwamu) artinya tidak ada kotoran yang melekat dan bisa juga berarti kesucian jiwa dari berbagai sifat dengki (gut-gut), iri dan angkuh/sombong. Memelihara kebersihan dan kesucian jiwa adalah nasehat yang baik agar senantiasa kita selalu menjadikan hubungan Tuhan dengan manusia, hubungan antara manusia dengan manusia, maupun hubungan antara manusia dengan lingkungannya (alam) selalu terpelihara dengan baik secara rasional dan proporsional sesuai dengan kebutuhan ummat manusia masa kini maupun dikemudian hari.Sifat dengki, iri dan angkuh adalah sifat yang akan merusak kebersihan dan kesucian jiwa manusia. Sebaliknya ketulusan/keikhlasan, sportifitas dan kesederhanaan akan membawa manusia pada tingkat kemuliannya.
Paias Pamatangmu (bersihkan badanmu/ragamu) menasehatkan kita selalu memelihara kebersihan badan/raga kita baik secara fisik maupun kebersihan tingkah laku kita dari berbagai perbuatan yang tidak baik. Untuk pembentukan raga yang baik tentu manusia membutuhkan asupan yang baik dan pola hidup yang baik pula. Pamatang (badan/raga) ini bisa diartikan meliputi pemeliharaan yang meliputi seluruh badan/raga juga panca indra yang mendorong manusia untuk berbuat baik atau buruk. Dengan menjaga kebersihan badan/raga manusia akan dapat memelihara tingkah laku dan kesopanan serta dapat menghindari berbagai kerusakan akibat tindakan fisik manusia.
Paias Pahe(k)anmu (bersihkan pakaianmu) menasehatkan kita untuk selalu memelihara kebersihan pakaian baik itu secara fisik berupa pakaian penutup aurat maupun pakaian yang berarti simbol-simbol yang kita kenakan menyertai kehidupan kita seperti marga (keturunan), huta (kampung), adat istiadat dan sebagainya.
Paias Bagasmu (bersihkan rumahmu) menasehatkan kita senantiasa memelihara kebersihan rumah secara fisik maupun bagas (rumah) yang diartikan keluarga (keturunan) kita. Dalam adat batak bagas (rumah) pengertianya sangatlah luas, karena bagi orang batak bagas tidak hanya sekedar untuk tempat tinggal tapi bisa juga diartikan sappopparan (seketurunan/semarga/sedarah) yang senantiasa setiap orang mempunyai kewajiban menjaga dan memelihara harkat dan martabat keluarga. Bagas bisa juga diartikan keluarga.
Paias Pakaranganmu (bersihkan pekaranganmu) artinya kita harus senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dimana tempat kita tinggal. Dalam arti sempit pekarangan bisa diartikan pekarangan rumah tapi bisa juga lingkungan dimana kita tinggal (huta). Biasanya dalam satu huta (kampung) terutama ditanah batak sebagian besar yang hidup disatu kampung masih memiliki kekerabatan yang dekat. Pada umumnya dalam satu kampung itu hubungan keluarga selalu ada yang sering disebut sebagai Dalihan Na Tolu yang merupakan tata cara hubungan kekerabatan dalam adat istiadat batak. Pakarangan bisa juga diartikan sebagai Dalihan Na Tolu yaitu Suhut (kahanggi), Anak Boru dohot Morana (hula-hula).
Sungguh sangat bijak apabila nasehat dari para oppu (kakek/nenek) dari orang batak ini dijalankan saat sekarang ini. Dimana sebagian manusia sudah tidak mementingkan kepatutan tingkah laku dan perbuatan dalam menjalankan kehidupan.
-
13 Mei 2016
Thread ito ini sbnrnya bgus, tp trlihat copaste to, harusnya ditambahkan dgn tulisan sifat2 buruk mndasar dr org Batak yg harus dihilangkan (hosom, teal, elat, late=hotel) dalam kehidupan dalihan na tolu sblm trcapai hamoraon,hagabeon,hasangapon krn nnti ada korelasinya yg brdampak negatif dlm mnjlni hubungan dalihan na tolu dlm kluarga besar Batak jika sifat hotel itu msih ada smpai skrg.
Biar generasi Batak yg blm tau, jd tau jg to.
"Krn ada istilah 'dang tu au, dang tu ho, dang tu jolma, tumagonma tubegu'"
Horas to :D
SISKA774 tulis:
Hal: Seputar Filsafat Orang Batak
....
Dan sesungguhnya ia tidak mencapai hasangapon.
19 Mei 2016 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
13 Mei 2016
Very Nice Information
-
13 Mei 2016
Hamoraon persi batak:
Banyak anak banyak rejeki
Hagabeon persi batak:
Maranak barboru
Hasangapon persi batak:
Sangap marnatuatua
Mardongan tubu
Marhulahula
-
19 Mei 2016
Nona-nona cantik, kira2 laki2 Batak bisakah menerima wanita non Batak yg bercerai? atau...apakah ini akan ditentang keluarga pria Batak tsb, sekalipun jelas terbukti si wanita non Batak ituTDK BERSALAH, bahkan dia adalah korban? Hidup si wanita ini pun kudus, selalu jauh dari dosa seks dan dia adalah wanita berpendidikan.
-
11 Maret 2021
Hi kak, pria Batak (single dan duda cerai/meninggal) apabila naksir dengan perempuan (janda cerai/meninggal) non Batak itu bisa saja terjadi. Selalu ada kemungkinan utk itu. Hanya saja, tahap yg berat adalah ketika masuk ke ranah adat. Tekad dan ketangguhan keduanya utk menjadi suami-istri sangat penting. Tetap berharap pd Tuhan dan jangan menyerah, cayooo...
ANITA089 tulis:
Nona-nona cantik, kira2 laki2 Batak bisakah menerima wanita non Batak yg bercerai? atau...apakah ini akan ditentang keluarga pria Batak tsb, sekalipun jelas terbukti si wanita non Batak ituTDK BERSALAH, bahkan dia adalah korban? Hidup si wanita ini pun kudus, selalu jauh dari dosa seks dan dia adalah wanita berpendidikan.
11 Maret 2021 diubah oleh SINTANAULI838
-
11 Maret 2021
itu balik lg ke pribadi masing2 kak.
dos ni roha na baen na saut
himatutuuuuu
🙏🏿
ANITA089 tulis:
Nona-nona cantik, kira2 laki2 Batak bisakah menerima wanita non Batak yg bercerai? atau...apakah ini akan ditentang keluarga pria Batak tsb, sekalipun jelas terbukti si wanita non Batak ituTDK BERSALAH, bahkan dia adalah korban? Hidup si wanita ini pun kudus, selalu jauh dari dosa seks dan dia adalah wanita berpendidikan.
-
11 Maret 2021
Lah...tante saya kawin ama duda batak cerai hidup... biasa ajah.
ANITA089 tulis:
Nona-nona cantik, kira2 laki2 Batak bisakah menerima wanita non Batak yg bercerai? atau...apakah ini akan ditentang keluarga pria Batak tsb, sekalipun jelas terbukti si wanita non Batak ituTDK BERSALAH, bahkan dia adalah korban? Hidup si wanita ini pun kudus, selalu jauh dari dosa seks dan dia adalah wanita berpendidikan.
-
11 Maret 2021
di translete dong bagian yg ituh, non... biar kalangan yg lintas budaya pada ngarti wkkk :))
JUNITA694 tulis:
itu balik lg ke pribadi masing2 kak.
"dos ni roha na baen na saut
himatutuuuuu"
🙏🏿
11 Maret 2021 diubah oleh SINTANAULI838
-
11 Maret 2021
Ehhh... ternyata ada topik ini..
#Btw, aku jd lupa sign out dari JK gegara... ada dech
😀😀😀
-
11 Maret 2021
Kubantu jawab ya:
Yang penting sehati, seia, sepikiran yang menyatukan itu semua.
Imatutu itu seperti afirmasi / penegasan / konfirmasi aja. Mirip² sah...sah...sah.
SINTANAULI838 tulis:
di translete dong bagian yg ituh, non... biar kalangan yg lintas budaya pada ngarti wkkk :))
-
11 Maret 2021
mantaafff... :))
SAURIA580 tulis:
Kubantu jawab ya:
Yang penting sehati, seia, sepikiran yang menyatukan itu semua.
Imatutu itu seperti afirmasi / penegasan / konfirmasi aja. Mirip² sah...sah...sah.
-
11 Maret 2021
iyes, cuma mungkin karena judul topiknya primordial bingit, jadi yg lintas budaya mungkin enggan join ya. padahal klo belajar dari diskusi di thread sebelah, ada juga yang tertarik bahas isu2 en intrik rumah tangga dari sudut pandang tradisi bataknese. sayang ya...
ECHY268 tulis:
Ehhh... ternyata ada topik ini..
#Btw, aku jd lupa sign out dari JK gegara... ada dech
😀😀😀
11 Maret 2021 diubah oleh SINTANAULI838
-
11 Maret 2021
Intinya dlm adat orang batak asalkan hidup dg baik, yaitu Somba Marhula-hula, Elek Marboru dan Manat mardongan tubu. Itu sdh merupakan suatu kebanggaan.
Saat ke 3 unsur itu bisa dirangkul. Maka mau punya anak laki-laki atau tidak, bkn hal yg penting. Bisa kok, dg anak laki-laki dari Dongan Tubu (ingat di atas ada kata2 Manat Mardongan Tubu).
Sebenarnya semua dlm tatanan adat orang batak asalkan mau merendahkan hati tidak ada yg tidak bisa dilaksanakan.
Sinamot kecil pun bisa pesta adat tapi mmg disesuaikan lah ga mgkn semeriah mereka yg sinamotnya besar.
Itulah maka ada istilah : Sondia sibaen na dear/denggan.
Semua bisa dgn musyawarah utk mufakat. Sedikit adanya ya bisa dibuat sekedarnya. Kalau besar jumlahnya ya bisa dibuat besar acaranya.
Untuk suku lain yg non batak tidak perlu takut. Adat org batak itu tidak kaku tapi bisa dinamis, asal jgn sombong.
-
11 Maret 2021
klo pake bahasa batak sambil di translete dong eda naburjuuu... wkkkk
biar pas yg lintas budaya mampir dimari, bisa ikut ngerti juga :)))
ECHY268 tulis:
Intinya dlm adat orang batak asalkan hidup dg baik, yaitu Somba Marhula-hula, Elek Marboru dan Manat mardongan tubu. Itu sdh merupakan suatu kebanggaan.
Saat ke 3 unsur itu bisa dirangkul. Maka mau punya anak laki-laki atau tidak, bkn hal yg penting. Bisa kok, dg anak laki-laki dari Dongan Tubu (ingat di atas ada kata2 Manat Mardongan Tubu).
Sebenarnya semua dlm tatanan adat orang batak asalkan mau merendahkan hati tidak ada yg tidak bisa dilaksanakan.
Sinamot kecil pun bisa pesta adat tapi mmg disesuaikan lah ga mgkn semeriah mereka yg sinamotnya besar.
Itulah maka ada istilah : Sondia sibaen na dear/denggan.
Semua bisa dgn musyawarah utk mufakat. Sedikit adanya ya bisa dibuat sekedarnya. Kalau besar jumlahnya ya bisa dibuat besar acaranya.
Untuk suku lain yg non batak tidak perlu takut. Adat org batak itu tidak kaku tapi bisa dinamis, asal jgn sombong.
-
11 Maret 2021
Di atas sdh ada terjemahannya eda naburju...😁
Jd ga ku terjemahkan lagilah...
Biar budaya rajin membaca bisa diaplikasikan disini. Khan, kl ada di JK ini yg lg 'lirik2 boru batak atau pria batak' spy rajin2 dia baca.
🤣🤣😎😎
SINTANAULI838 tulis:
klo pake bahasa batak sambil di translete dong eda naburjuuu... wkkkk
biar pas yg lintas budaya mampir dimari, bisa ikut ngerti juga :)))