Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

JK Javanese

ForumCampur-campur

18676 – 18700 dari 49542    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 747  748  749 ... 1982  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • ANGGORO118

    7 Mei 2020

    CHRISTIAN983 tulis:

    Irung pilek pikiran bunek..rujak ulek tombo sumpek..

    Sepi neh mas nek ben wengi

  • 7 Mei 2020

    ANGGORO118 tulis:

    Nggrandong karo grandong e mak lampir podo ra sam?

    nggrandong iku melek an nang kuburan bengi2 golek  nomer...hehe

    7 Mei 2020 diubah oleh IMAN982

  • ANGGORO118

    7 Mei 2020

    IMAN982 tulis:

    nggrandong iku melek an nang kuburan bengi2 golek  nomer...hehe

    Nomer togel po sam?

  • CHRISTIAN983

    7 Mei 2020

    Iyo ding yo.sunat masal yo ra entuk. entuk-e  antri disunat siji2..ra mungkin to dumeh sunat masal trus bocah2 kon jejer thirik2 ngono kae karo kon jembeng,trus langsung sekali tebas..bressss. Selain sadis yo hasile bs tak terduga..ono sg pas ono sg kebablasen ono sg kurang.maka itu sunat masal tdk diperbolehken,tetep harus satu per satu..

    NUGRA917 tulis:

    Wayahe gek ngene iki, gak pareng ngumpul2 apo meneh massal masbro.

    Ndek cembengan kie ndek gerbang masuk e ae wes empet2an. Durung meneh resiko kecopetan

  • CHRISTIAN983

    7 Mei 2020

    Tanggapke chrisye wae nyanyi hip hip hura hura..kepepete chris john wae po yo ben rame..

    ANGGORO118 tulis:

    Sepi neh mas nek ben wengi

  • CHRISTIAN983

    7 Mei 2020

    Melok au sam..

    IMAN982 tulis:

    nggrandong iku melek an nang kuburan bengi2 golek  nomer...hehe

  • 7 Mei 2020

    ANGGORO118 tulis:

    Nomer togel po sam?

    nyekar sam,togel d larang lho iku syirik hehehe...

  • 7 Mei 2020

    CHRISTIAN983 tulis:

    Tanggapke chrisye wae nyanyi hip hip hura hura..kepepete chris john wae po yo ben rame..

    chris jon wah lha smpean benjut kabeh d jab tangan kiwone sam,ora sido seneng malah p3k nuw wkwkwk..

  • CHRISTIAN983

    7 Mei 2020

    Ora sido seneng malah phk..putus hubungan kekasihan..

    IMAN982 tulis:

    chris jon wah lha smpean benjut kabeh d jab tangan kiwone sam,ora sido seneng malah p3k nuw wkwkwk..

  • NUGRA917

    8 Mei 2020

    Weeee.lha tekan sunatan barang.

    Njenengan wes sunat ping piro masbro???  

    😁

    CHRISTIAN983 tulis:

    Iyo ding yo.sunat masal yo ra entuk. entuk-e  antri disunat siji2..ra mungkin to dumeh sunat masal trus bocah2 kon jejer thirik2 ngono kae karo kon jembeng,trus langsung sekali tebas..bressss. Selain sadis yo hasile bs tak terduga..ono sg pas ono sg kebablasen ono sg kurang.maka itu sunat masal tdk diperbolehken,tetep harus satu per satu..

  • 8 Mei 2020

    CHRISTIAN983 tulis:

    Ora sido seneng malah phk..putus hubungan kekasihan..

    lha jadinya orang yg kasian gitu lho😆😁

  • ANGGORO118

    8 Mei 2020

    IMAN982 tulis:

    nyekar sam,togel d larang lho iku syirik hehehe...

    Nyekar kok bengi²?

    Bener kandhamu sam syirik 👍

  • 8 Mei 2020

    ANGGORO118 tulis:

    Nyekar kok bengi²?

    Bener kandhamu sam syirik 👍

    lho lha org2 sepi bengi2 tak pikir yo nyekar hehehe....

  • ANGGORO118

    8 Mei 2020

    IMAN982 tulis:

    lho lha org2 sepi bengi2 tak pikir yo nyekar hehehe....

    😂👍

  • KARTIKA063

    8 Mei 2020

    ILUSTRASI: GARAM DAN TELAGA

    Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

    Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya ...", ujar Pak tua itu.

    "Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

    Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah." Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".

    "Segar", sahut tamunya.

    "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi.

    "Tidak", jawab si anak muda.

    Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

    "Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

    Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

    Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa. (Anonim)

  • 8 Mei 2020

    KARTIKA063 tulis:

    ILUSTRASI: GARAM DAN TELAGA

    Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

    Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya ...", ujar Pak tua itu.

    "Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

    Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah." Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".

    "Segar", sahut tamunya.

    "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi.

    "Tidak", jawab si anak muda.

    Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

    "Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

    Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

    Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa. (Anonim)

    wah mantul kak..ilustrasinya..dalem banget hehe

  • 8 Mei 2020

    Sugeng dalu sederek2

  • ANGGORO118

    8 Mei 2020

    DINNA612 tulis:

    Sugeng dalu sederek2

    Sugeng

  • 8 Mei 2020

    ANGGORO118 tulis:

    Sugeng

    sugeng blm njedhul mas hehe

  • 8 Mei 2020

    ANGGORO118 tulis:

    Sugeng

    Wes ge enek lungo wonge

  • 8 Mei 2020

    DINNA612 tulis:

    Wes ge enek lungo wonge

    ooo....

  • ANGGORO118

    8 Mei 2020

    IMAN982 tulis:

    sugeng blm njedhul mas hehe

    sugeng dalu sam 😁

  • ANGGORO118

    8 Mei 2020

    DINNA612 tulis:

    Wes ge enek lungo wonge

    Lungo karo sri

  • 8 Mei 2020

    ANGGORO118 tulis:

    sugeng dalu sam 😁 youtu.be/RXIFwhuQo2k

    woeh yo iki sip....

  • 8 Mei 2020

    Ayooo d lanjut

18676 – 18700 dari 49542    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 747  748  749 ... 1982  Selanjutnya Kirim tanggapan