APA YG KAMU LAKUKAN JIKA KECEWA, DISAKITI, TAK DIHARGAI?
-
11 September 2016
ZIEZIE188 tulis:
Pernahkah kalian kecewa ?
Pernahkah kalian disakiti ?
Pernahkah kalian tidak dihargai ? dsb dsb...
Apa yg kalian lakukan jika mengalami hal2 spt di atas td..?
Sedih, nangis dikit, curhat ama Tuhan Yesus, bangkit lg..., trs ngetawain diri sendr... Gitu aja kok ampe down ( sy pikir mrk ga tahu itu nyakitin sy atau tdk bermaksud jg tdk menghargai sy..., sy aja yg kecewa krn ud berpikir 'ketinggian'). Bisa jg ngetawain masalah atau kata2nya..., sy jadiin tantangan atau kata2nya sy jadiin bahan guyonan.
Hr ini sy dpt Firman Tuhan yg menguatkan langkah sy..."Bersabarlah dalam kesesakan".
-
11 September 2016
Sehari mungkin bawaannya cemas, kecewa, mikirnya apa yg salah ya,dsb
Aq memilih utk membicarakannya, aq tipe org yg ga bisa nyimpan dlm hati, hrs diomongin biar jelas.
-
12 September 2016
Hanya satu yang gw lakukan ...doaaaaa dan makaannnn
12 September 2016 diubah oleh WILLIAM369
-
12 September 2016
katanya satu itu dua ah om wkwkkwkwkwkkwkwkkw
-
12 September 2016
ZIEZIE188 tulis:
Pernahkah kalian kecewa ?
Pernahkah kalian disakiti ?
Pernahkah kalian tidak dihargai ? dsb dsb...
Apa yg kalian lakukan jika mengalami hal2 spt di atas td..?
gk usah diambiL pusing, cari sesuatu yang positif untuk menghibur kamu.
-
12 September 2016
Move on seketika. Cowok ga cuma 1. Jgn buang2 waktu dgn org yg ga tepat.
-
19 September 2016
Tidak ada yg bisa dilakukan selain BERSYUKUR, krn Tuhan ijin kan itu terjadi untuk membentuk pribadiku
ZIEZIE188 tulis:
Pernahkah kalian kecewa ?
Pernahkah kalian disakiti ?
Pernahkah kalian tidak dihargai ? dsb dsb...
Apa yg kalian lakukan jika mengalami hal2 spt di atas td..?
-
24 September 2016
ZIEZIE188 tulis:
...Pernahkah kalian tidak dihargai ? dsb dsb...
...
Cewek itu emang aneh.... Nanti giliran saya kirim pesan ke orangnya nanya: "Berapa, mbak?"
malah marah2.... ckckckck
-
24 September 2016
Gila gw benge. I've been there.
DEVI956 tulis:
Pastinya pnh aplg dkhianati stlh kenal 5 tahun..
Tp dg berdoa dan melepaskan pengampunan tdk perlu wktu lama utk menahan rasa sakit..Gbu
*tidak berharap menemukan, melihat dan membaca tulisan ini. apalagi haru mereply hari ini, detik ini, saat ini,,, *asudahlah,,,
-
24 September 2016
Mustinya ditambahkan kata2. "Gratis, Mbak. Saya yg traktir". Mungkin dia ndak jadi marah
ZEGA376 tulis:
Cewek itu emang aneh.... Nanti giliran saya kirim pesan ke orangnya nanya: "Berapa, mbak?"
malah marah2.... ckckckck
-
26 September 2016
Mengucap syukur :)
ZIEZIE188 tulis:
Pernahkah kalian kecewa ?
Pernahkah kalian disakiti ?
Pernahkah kalian tidak dihargai ? dsb dsb...
Apa yg kalian lakukan jika mengalami hal2 spt di atas td..?
-
26 Mei 2017
tulisanku yg lama tersembunyi, siapa tahu ada yg nyasar kesini. Tdk kasih komen tdk apa2 asal kasih bonus ya.....
-
26 Mei 2017
tulisanku yg lama tersembunyi, siapa tahu ada yg nyasar kesini. Tdk kasih komen tdk apa2 asal kasih bonus ya.....
-
26 Mei 2017
bonusnya apa ZIE? THR kah? hehehe
ZIEZIE188 tulis:
tulisanku yg lama tersembunyi, siapa tahu ada yg nyasar kesini. Tdk kasih komen tdk apa2 asal kasih bonus ya.....
-
26 Mei 2017
Ikut nyimak...
-
26 Mei 2017
pernah sampai dua kali seperti itu, pertama merasakan itu (kecewa/sakit hati) , tapi masih menjalin hubungan penuh canda tawa , kedua kalinya terulang kembali, akhirnya menjauhhhh saja , dari pada kecewasakit hati lagi.
#masih manusia biasa
#memaafkansudahpasti
ZIEZIE188 tulis:
Pernahkah kalian kecewa ? ==> pernah
Pernahkah kalian disakiti ? ==> pernah
Pernahkah kalian tidak dihargai ? dsb dsb... ==> pernah
Apa yg kalian lakukan jika mengalami hal2 spt di atas td..?
-
26 Mei 2017
Wah gak.hanya mantan perlakukan begitu ke sy.. sy pernah juga alami dg rekan kerja juga teman nongkrong bareng..
Kalau saya.. Berdoa.. lepaskan pengampunan lepaskan berkat dan doakan orang itu.. supaya Tuhan yang mengubah karakternya yang lemah.. sisanya saya berusaha melupakan dan gak mo ingat2 lagi.. berusaha balas komunikasi.kalau dihubungi lebih dulu.. prinsip sy gak.mu buka komunikasi duluan. Karna cukup dijadikan teman biasa saja.
ZIEZIE188 tulis:
Pernahkah kalian kecewa ?
Pernahkah kalian disakiti ?
Pernahkah kalian tidak dihargai ? dsb dsb...
Apa yg kalian lakukan jika mengalami hal2 spt di atas td..?
26 Mei 2017 diubah oleh LIZ681
-
26 Mei 2017
Tapi kan rasanya ngeganjel bngt tuh di ati... jadi bikin gemletek. ya kan?
LIZ681 tulis:
Wah gak.hanya mantan perlakukan begitu ke sy.. sy pernah juga alami dg rekan kerja juga teman nongkrong bareng..
Kalau saya.. Berdoa.. lepaskan pengampunan lepaskan berkat dan doakan orang itu.. supaya Tuhan yang mengubah karakternya yang lemah.. sisanya saya berusaha melupakan dan gak mo ingat2 lagi.. berusaha balas komunikasi.kalau dihubungi lebih dulu.. prinsip sy gak.mu buka komunikasi duluan. Karna cukup dijadikan teman biasa saja.
-
26 Mei 2017
Nyalahin diri sendiri baru koreksi...
-
26 Mei 2017
Bukan THR Die...tapi cukup dapat gratis keanggotaan aja udah cukup itu...Eeehhh siapa tahu mimin mo kasih gratisan keanggotaan lg...
CIEDIE549 tulis:
bonusnya apa ZIE? THR kah? hehehe
-
26 Mei 2017
Saya akan nyanyi lagu BCL - Kecewa depan dia, saya yakin dia akan tambah kecewa dengan suara Saya
-
26 Mei 2017
Eit gk boleeehhh ituuu gk baiiiikkkk ....harusnya bikin dia senang,bukan bikin dia kecewa...Karna itu, menyanyilah kamu dalam hati saja ya...SUARA HATI bukan KECEWA he heee
FERNANDO207 tulis:
Saya akan nyanyi lagu BCL - Kecewa depan dia, saya yakin dia akan tambah kecewa dengan suara Saya
-
27 Mei 2017
Bacanya pelan-pelan sambil diresapi yaa...
Pria itu meludahi Buddha.
Suatu hari, Buddha sedang duduk santai berbincang-bincang dengan beberapa muridnya, bercakap-cakap sambil menikmati rimbunnya teduh di bawah pohon. Terlihat dari jauh ada seorang pria asing berjalan menuju arahnya, setibanya di hadapan Buddha, tanpa menguncarkan sepatah katapun dia langsung meludahi wajah Buddha. Suasana tiba-tiba sunyi-senyap, Buddha spontan menarik jubah bagian bawahnya untuk membersihkan wajahnya lalu bertanya, “Lalu, apa yang ingin engkau sampaikan?” Pria itu tampak kikuk dan tak keruan bingung, dia tidak menyangka akan mendapat respon demikian. Dia pernah mempermalukan banyak orang dan rata-rata mengamuk, mereka yang pengecut akan tertunduk atau bahkan ada yang mencoba menyogoknya dengan duit. Namun respon Buddha sama sekali berbeda, Buddha tidak marah, juga tidak merasa dihina atau dipermalukan, juga tidak seperti seorang pengecut, justru Buddha hanya bertanya, “Lalu, apa yang ingin engkau sampaikan?” Buddha tidak membalas dengan kekerasan.
Beberapa bhante yang berada disamping Buddha kontan bereaksi keras. Bhante Ananda langsung angkat bicara, “Ini benar-benar keterlaluan, kita tidak boleh membiarkannya. Dia harus dihukum, jika dibiarkan maka, nanti semua orang akan melakukan hal serupa lagi!”
Buddha menenangkan Ananda, “Kamu hendaknya tetap tenang. Dia tidak menghina saya, justru Anda-lah yang menghina saya. Dia ini orang asing yang tidak dikenal. Tampaknya dia mendengar sesuatu tentang saya dari orang lain, bisa jadi saya dituduh sebagai seorang atheis, manusia berbahaya yang suka menjerumuskan orang lain, seorang pembangkang, atau koruptor. Pikiran pria itu tampaknya telah dipenuhi oleh berbagai gagasan tentang saya. Pria itu tidak meludahi saya, justru dia meludahi gagasannya sendiri. Pria itu telah meludahi gagasan dia tentang saya, ini dikarenakan dia tidak kenal saya, jadi bagaimana mungkin dia meludahi saya?
“Jika engkau menatap lebih dalam,” Buddha melanjutkan, “Sebetulnya yang dia lakukan adalah meludahi pikirannya sendiri. Saya bukan bagian dari pikirannya, saya yakin bahwa ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh pria malang ini, jadi meludah adalah cara dia menyampaikan sesuatu. Kadang engkau merasa ucapan tidak mampu melaksanakan tugasnya alias mentok; maka engkau menggunakan tindakan sebagai gantinya berbicara, engkau marah, engkau membenci, engkau mencintai, engkau berdoa. Ketika engkau marah besar, engkau naik pitam, bahkan engkau menonjok pihak lain, engkau meludahi pihak lain, engkau ingin menyampaikan sesuatu. Saya bisa memaklumi hal demikian. Saya yakin dia ingin menyampaikan sesuatu, oleh karena itulah saya bertanya, “Lalu, apa yang ingin engkau sampaikan?”
Pria itu tidak meludahi saya, justru dia meludahi gagasannya sendiri. Pria itu telah meludahi gagasan dia tentang saya, ini dikarena dia tidak kenal dengan saya, jadi bagaimana mungkin dia meludahi saya?
Pria itu tertegun binggung bahkan tidak tahu harus berbuat apa! Buddha kemudian melanjutkan, “Saya justru merasa terhina oleh kamu, wahai Ananda, karena engkau sudah hidup berdampingan denganku sekian tahun, namun engkau masih bereaksi keras.”
Begitu pusing dan tidak tahu harus berbuat apa, pria malang itu pulang tanpa melontarkan sepatah katapun. Pria itu pulang ke rumah, sepanjang malam tidak bisa tidur, dia hanya bergolek ke kanan dan ke kiri, matanya melek terus sepanjang malam. Kesan yang begitu mendalam ketika bertemu dengan Buddha, adegan tadi siang masih terus menghantui dirinya. Dia sama sekali tidak menduga kejadiannya bisa begitu. Dia gemetaran bahkan keringat dingin membasahi selimutnya. Dia belum pernah bertemu dengan manusia seperti itu, Buddha telah mengguncang seluruh badan jasmani, pikiran, dan hatinya, Buddha telah mengguncang hidupnya.
Keesokan paginya, pria itu datang kembali bertemu Buddha. Dia langsung menghamburkan dirinya bersujud di hadapan kaki Buddha. Kemudian Buddha kembali bertanya, “Lalu, apa yang ingin engkau sampaikan?” Pria itu bertindak demikian merupakan cara dia menyampaikan sesuatu, inilah bahasa-nya. Engkau datang dan bersujud dihadapan saya, berarti ada sesuatu yang sangat sulit Anda sampaikan sehingga Anda menggunakan tindakan, kadang-kadang bahasa terlalu miskin, tidak ada kata-kata yang pas untuk menyampaikannya.” Buddha menatap Ananda dan berujar, “Ananda, lihatlah, pria ini datang kembali, dan dia ingin menyampaikan sesuatu, pria ini memiliki karakter emosional meluap.”
Pria itu mendongak kepalanya dan menjawab, “Maafkan perbuatan saya kemarin.”
Buddha membalas, “Memaafkan? Tapi saya bukanlah saya yang kemarin yang engkau ludahi. Air di sungai Gangga terus mengalir, tidak akan pernah sama lagi setiap momen. Setiap manusia adalah sungai. Manusia yang engkau ludahi kemarin sudah tidak ada lagi di sini. Saya mirip dengan saya yang kemarin, tapi tidak persis sama, sudah banyak peristiwa yang terjadi selama 24 jam! Air di dalam sungai itu telah mengalir dan mengalir. Jadi saya tidak bisa memaafkan Anda karena saya tidak ada rasa dendam sama sekali terhadap perbuatanmu.”
“Anda juga manusia baru hari ini. Saya bisa melihat bahwa kamu bukanlah kamu yang dengan penuh amarah lalu meludahi saya, sekarang Anda sedang bersujud di sini, menyentuh kaki saya. Bagaimana mungkin Anda sama dengan Anda yang kemarin? Anda sudah berbeda hari ini, jadi mari kita lupakan saja kejadian kemarin. Dua orang itu, dia yang meludahi dan dia yang diludahi sudah tidak ada lagi. Lihatlah dengan seksama. Mari kita berbincang-bincang hal lain.”
Diterjemahkan dan ditulis ulang dari: Wisdom Pills
-
27 Mei 2017
Klo saya..nangis..ngadu k Bapa berulang2..truz biasa lg.
-
27 Mei 2017
Klo masih punya ortu,senang bisa cerita apapun...Klo kakak ngadunya sama angin dan rumput2 yg bergoyang. he he heeee
NON401 tulis:
Klo saya..nangis..ngadu k Bapa berulang2..truz biasa lg.