????PUSING???? [PUISI SINGKAT]
-
7 November 2016
Ku berlari sepanjang pesisir ini
menatap ombak terpana kian terlepas
Enggan hati beranjak meninggalkan
hati yang rapuh getarkan jiwa
-
7 November 2016
Ini cerita saya;
Dulu, saya pernah membangun mimpi
Sebuah mimpi yang sangat indah
Saya membangunnya sedikit demi sedikit
Lalu...mimpi itu menjadi megah
Pada suatu hari badai menyapa..
Mimpi itu seketika lenyap.
Saya baru sadar,
Mimpi itu berdiri di hamparan pasir
Saya juga baru sadar,
Itu hanya sekedar mimpi
-
7 November 2016
Ya itu hanyalah mimpi..ya mimpii
KATHARINA781 tulis:
Ini cerita saya;
Dulu, saya pernah membangun mimpi
Sebuah mimpi yang sangat indah
Saya membangunnya sedikit demi sedikit
Lalu...mimpi itu menjadi megah
Pada suatu hari badai menyapa..
Mimpi itu seketika lenyap.
Saya baru sadar,
Mimpi itu berdiri di hamparan pasir
Saya juga baru sadar,
Itu hanya sekedar mimpi
-
10 November 2016
Kita Adalah Dua Jiwa Yang Sama² Diasuh Sepi
Tumbuh Dirahim Diksi Yang Pernah Tercabik Sedemikian Perih
10 November 2016 diubah oleh MARIA108
-
10 November 2016
Ibu...
Sampai Berdarah Tanganmu Merakit Sayap²ku
Engkau Suka Melihatku Terbang Tinggi,
Meski Sukar Melihatku Pergi Jauh
-
11 November 2016
Menilai sang penilai
Menghitung angka..
Mencari keburukan
Menghitung angka..
Mencari kebaikan
Kebijakan bersembunyi di balik tirai
Merobek..melihat..merasakan
Lalu, menilai lagi?
-
11 November 2016
apa kabar cinta?
apa kabar cinta?
masihkah kau seindah dulu?
membara yang hadirkan damai?
bercahaya ketika malam gelap membelai?
apakah masih nyanyianmu untukku?
masihkah getar rindu itu tentang aku?
masihkah cerita bintang berbalut kisah kau dan aku?
apakah disitu kau masih bernama cinta?
banyak tanyaku untukmu. .
terlalu letihkah kau menjawabnya?
nyinyirku bukan tanpa makna. .
ini tanya berisi harapan tak benarnya smua prasangka. .
-
13 November 2016
Aku tak mengerti
Bila harus berteman sepi
-
13 November 2016
Paku meletus tumpul tangkup bulan luka paling merdu dari cakar padi di dekat rumah di belakang belantika pasar sebelanga
Cukup-cukuplah menahan jerit Tuhan merayu karpet di tikungan mulut ember bocor yang menempel di bibir ceret yang cemberut
Membuat lubang batu empuk bau darah..
Lalu setelah titik selalu luka
Membentuk spasi menanam surga ke dalam duri
Menata hati di kebun binatang
Menata derita di dalam hati
Manusia memanah mimpi
Pecah berkeping-keping celaka cekakakan
Bencana di setiap sudut
Manusia di dalam sumur
Hitam tak berhati, hitam tak berhati
Bersama hujan senja
Helai demi helai, helai demi helai
Jatuh lubang Tuhan
Bunga-bunga menunggu halaman surga
Telinga waktu memanjar
Kita termangu memaku kesibukan dan mati
Kamu kemana hari ini?
Aku menyambung jembatan putus
Lalu menyambung lidah buaya
Memandikan kamar mandi
Melatih babi terbang
Rajawali butuh teman yang lucu-lucu
Melukis langit merah muda
Menanam jagung di kebun kita
Kesadaranku bangun setelah mandi
Plastik peyek terkulai ke lantai
Bungkus pecel mengawasi sendok di atasnya
Laba-laba bertahan hidup di bawah pigura
Foto di dalam pigura menyimpan dendam
Oh, telinga paku merawat gembok dan anak kunci
Gorden dari ibu menjaga pintu
Kanvas sahabat menjaga harga dirinya
Botol-botol membaca puisi di perutnya
Ayam dan kucing melintas lebih santun dari rombongan pejabat
Oh, semoga semua sudah beol…
13 November 2016 diubah oleh DAMEAN991
-
13 November 2016
Hahahaha apaan sich ini???? Bener2 pusing membacanya:D
DAMEAN991 tulis:
Paku meletus tumpul tangkup bulan luka paling merdu dari cakar padi di dekat rumah di belakang belantika pasar sebelanga
.....Oh, semoga semua sudah beol…
13 November 2016 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
13 November 2016
FLO737 tulis:
Hahahaha apaan sich ini???? Bener2 pusing membacanya:D
Itu dari sebagian hobby saya, membuat orang pusing. Hehehe...
Biar sesuai dengan judul threadnya PUSING. Hehehe..
13 November 2016 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
15 November 2016
kabut yang menghubungkan kita melalui relevansi pasang-surut di arena itu dan gagu yang begitu menggeliat. di sesak rasa ini yang tak kunjung gugur. lalu dirimu duduk dengan jarak dua jengkal dariku. membawa dongeng yang menari-nari di otakku. sunyiku, sunyimu, kuasah dari jari-jari yang hendak bicara. sampai kamu masuk ke dalam. sambil kueja lagi derit kepergianmu yang menjadi mendung meski itu dekat. hatiku berubah jadi ranting kayu. tenggelam dari dahan-dahan ritual kita. kubiarkan udara pucat merebutku. namun masih tak bisa menjamahmu dan hanya menyisakan dongeng bayang-bayang.
-
15 November 2016
Kami mau yang lebih indah bukan hanya remah-remah sepah. Sudahlah…
Kami hanya akan mencipta segala apa yang kami cinta. Bahagia…
Kami bawa dan membara di dasar jiwa.
Kami ingin lebih bergizi bukan hanya yang malnutrisi. Substansi…
Dari kegelisahan dipadatkan dengan cinta.
Bergemuruh di dada. Jauh dari mereda.
Fantasi yang menggila bercampur rasa kecewa.
Pelan-pelan kilaunya. Jadi sepercik cahaya.
Oh, cahaya.. Akhirnya kita sampai juga, temukannya.
Pijarnya pun dibagi rata, berbinar-binar hidup bergelora.
Imajinasi rasa, takut larut di dalamnya.
Tak terkira siksanya, hingga capai bahagia
Amarah angan-angan, berhamburan berkejaran
Akan terus mendera hingga titik terangnya
Kegelapan masih membayang
Menyelimuti... menolak henti
Mencari ruang terangi terhentak
Dan menjadi ironi.
-
15 November 2016
Engkau cantik sekali manisku tak ada cacat cela padamu
Sebelum angin senja berembus dan bayang bayang menghilang
Engkau mendebarkan hatiku dengan satu kejapan mata
Bibirmu meneteskan madu
-
15 November 2016
Palingkanlah matamu dari padaku sebab aku menjadi bingung karenanya
engkau datang laksana fajar merekah
indah bagaikan bulan purnama bercahaya bagaikan surya
-
15 November 2016
masih juga di tempat ini
tempat yang mampu membuatku merasa dengan ikhlas
menjadi debu-debu beterbangan.
pada saatnya nanti kamu akan mengerti sendiri
ada hal sendu yang coba diucapkan LEBAH pada BUNGA yang menganggapnya biasa saja
juga tentang huruf yang tersesat pada rangkaian takdirnya sendiri
ke dalam kertas-kertas yang kadang dibaca dan dilupakan
berdua, kita memang pernah saling membaca
tak perlu saling bicara
aku disentil seseorang: kamu tak memberiku harapan
baiklah, aku paham, aku akan mengubur pelan
ini biasa saja
aku tak menyesal
aku tak perlu bersembunyi
biarkan kita saling beterbangan
15 November 2016 diubah oleh DAMEAN991
-
15 November 2016
Malam ini kepala terasa pening
Pening mau pecah rasanya
Apa kah gerangan dengan kepala satu ini
Aku juga tidak tau
-
16 November 2016
Banjir bandang tak dapat memadamkan api cinta di hati ini
Samudera yang besar tak dapat menampung rindu ini
Harta benda jagat raya berteriak dan diam dalam pilu
Melihat indahnya cinta ini
Parasmu seperti cahaya dalam kegelapan
rambutmu Indah bagaikan mentari di ufuk timur
bola matamu indah bagaikan permata
............
...........
...........
-
16 November 2016
Pusing melanda
Hanya dua kata
...........
.......
-
17 November 2016
Ini kerjaan appraisal kayaknya hehheee.....
Atau lagi milih sepatu?
Gimana Bu? jadi beli ngga nih?
KATHARINA781 tulis:
Menilai sang penilai
Menghitung angka..
Mencari keburukan
Menghitung angka..
Mencari kebaikan
Kebijakan bersembunyi di balik tirai
Merobek..melihat..merasakan
Lalu, menilai lagi?
-
17 November 2016
Rindunya di kresekin aja kalau samudranya udah tumpeh-tumpeh ngga muat....
ANDRI150 tulis:
Samudera yang besar tak dapat menampung rindu ini
.......................
...........
-
17 November 2016
Keheningan di malam jelang pagi ini
Embun pun mulai menetes..tes..
Semua tampak terdiam , membisu,
Angin pun malas bersepoi..
Tertidur pulas dimasing peraduan
Rasanya hanya ku yang terjaga
Ingin bersenandung tapi malu ah....
Ah udah yaa..kuakhiri saja zzz..zzz..zzz..
# Baja emas
-
17 November 2016
belum ketemu yg pas. Jadi belum dulu ya...
NIEKA858 tulis:
Ini kerjaan appraisal kayaknya hehheee.....
Atau lagi milih sepatu?
Gimana Bu? jadi beli ngga nih?
-
17 November 2016
Di mendung dukamu
Aku ingin menjadi matahari
-
17 November 2016
Bagai cuaca di musim hujan
Tak tertebak olehku..
Cepat berganti,
Cepat berubah.