????PUSING???? [PUISI SINGKAT]

Pusing.... :D

Mengenalmu

Aku tak butuh banyak waktu untuk bisa memahamimu,

Karna kau bisa menyatu dengan mudahnya dihidupku..

Aku tak butuh waktu untuk bisa jatuh cinta padamu,

Karna kau bisa membiaskan rasa yang sudah lama tak kurasakan itu..

Terima kasih untuk kesempatan mengenal cinta,

Kupikir aku akan terus terpuruk karnanya,,

Tapi kau disini..

Bersamaku..

Membuat hariku terasa lebih menyenangkan.. Terima kasih untuk kebahagiaan yang tercurahkan..

Kupikir aku akan terus berduka karna rasa yang salah..

Tapi kau ada untukku..

Memberi apa yang kurindukan..

Terima untuk sebuah rasa yang berarti..

Kan kujaga hingga akhirnya semua impian kita dapat terwujud nyata..

Kumohon ini bukan hanya sekedar,

Karna aku tak ingin terluka lagi..

Ketika kata memilih jadi patung

Tetap terbacakah rasa..... ???

Tuhan bagaikan matahari

Yang nyinari hidup ku agar tak sesat dijalan

Tuhan bagaikan bulan

Menyinari hati yg kelam, memberikan ketengan disaat hati gundah

Tuhan bagaikan hujan

Yang mrmbahasahi hatiku, saat kering

Tuhan bagaikan pelangi

Memberi warna diaetiap kehiduapanku

Andai langkahmu tak temukan arah selain aku, bawakanku secangkir rindu hangat dan sungguhkan dengan senyum manismu

Bukan hanya katak, bahkan batu pun merapalkan doa harapan dan permohonan,

Namun semesta turut bertelut tatkala menyaksikan kebesaran-Nya.

SInar Kemegahan Agung melebihi surya yang menyilaukan,

Lutut manakah yang tak bertelut dan tak gentar gemetar di hadapan-Nya?

ESTER168 tulis:

Emg katak berdoa ya mas??

KATHARINA781 tulis:

Berhentilah menjerit!

Karena semakin kuat kau menjerit,

Semakin kuat ia menutup hatinya.

dan mencoba berbisik,

karna jeritan adalah suara putus asa ketika permohonan tak lagi didengarkan,

namun bisikan adalah harapan yang disertai dengan doa serta iman.

.

Kalau hatinya milik Sang Empunya,

dengan sedikit doa dan banyak air mata, akan diberikan kasih suci.

Bagaimanakah menutup sesuatu yg bukan milikmu sendiri?

jikalau semua sudah kau taruhkan kepada Sang Pemberi dan Sang Pengambil?

Malam merambat pelan

seperti lamunan hanyut terbenam

dalam kilap dedaunan dibasahi air hujan

Sungguh, ini malam yang sendu

ada semu yang dirindu.

Didalam Sujud yang Sepi

Saat Gerimis Basahi Bumi

Kuterbangkan ke Langit Harap

Rindu-rindu Untuk kau Dekap

Disini

Tersimpan sesuatu yang kau cari

Untuk melengkapi hidupmu

CEMBERUT

Jangan suka cemberut
Nanti mukanya berkerut
Seperti orang sakit perut
Menggeliat seperti tikus cicurut

Terdiam menatap kosong

hampa menusuk alungan hati

terbelit rasa yang tertekan

kau datang dan pergi hanya untuk menyakiti.

Jika Kamu Kesepian,

Membacalah

Melangkah pelan..

Mengukir jejak samar

Yang pelan namun pasti

Menghilang perlahan..

Tergerus waktu.

Terkadang ingin kuucapkan kalimat itu.

Yang telah lama kurangkai..

Berharap agar kau tetap bertahan disini.

Pada jalan yang sama, yang pernah kita kita lalui berdua.

Tetapi mungkin benar adanya, bila hati telah memilih..

Tak ada yang dapat kulakukan,

'Tuk menahanmu lebih lama.

Selamat siang..

Apa kabarmu hari ini?

Lama tak ada kabar darimu..

Masihkah kabut menyelimuti desamu di saat siang?

Masihkah wangi kayu putih itu semerbak di saat sore menjelang?

Masih teringat saat bunga edelweis bermekaran di sisi2 jalan desa.

Masihkah kau memetiknya?

Tolong simpan seikat untukku..

Suatu saat aku pasti kembali mengambilnya.

Di sebuah desa kecil yang sangat indah.

Negeri di awan, itu katamu.

Tiada terukur kasihMu Tuhan

Selalu baru setiap hari

Apa yg tidak pernah aku pikirkan itu yg Engkau sediakan

Besar setiaMu Tuhan

Dalamnya laut tak sedalam cintamu

bagaikan menimba air di bak bocor

sudikah kiranya kita bertemu

agar esok kita bertemu naik motor.

gojek dong bang.....wkwkwk..

Sirkumstansial:

Butuh irama yang sama,

agar dapat menari bersama.

Butuh rasa yang sama,

agar dapat bercanda bersama.

Bersama menjaga rasa,

agar memiliki rasa yang sama.

Telah sebelas kali  panen cengkeh terlewati.

Sebelas kali pula panen durian selesai.

Saya tak akan membandingkannya dengan panen rambutan, mangga, salak atau jambu, karena itu akan lebih susah saya hitung.

Atau saya juga tak akan menghitung panen buah manggis yang belum tentu berbuah dalam setahun.

Tetapi yang pasti...

Saya sudah berhenti memperhatikan berapa kali dan sedang panen apa, karena saya tahu panen itu tetap terjadi dan saya tidak berhitung lagi.

Sebelah mataku yang mampu melihat bercak adalah sebuah warna warna mempesona.

Membaur dengan suara dibawanya kegetiran begitu asing terdengar.

Sebelah mataku yang mempelajari gelombang kan mengisi seluruh ruang tubuhku.

Terbentuk dari sel akut dan diabetes adalah sebuah proses yang alami.

So sweet tpi jadi bkin melow :(

KATHARINA781 tulis:

Selamat siang..

Apa kabarmu hari ini?

Lama tak ada kabar darimu..

Masihkah kabut menyelimuti desamu di saat siang?

Masihkah wangi kayu putih itu semerbak di saat sore menjelang?

Masih teringat saat bunga edelweis bermekaran di sisi2 jalan desa.

Masihkah kau memetiknya?

Tolong simpan seikat untukku..

Suatu saat aku pasti kembali mengambilnya.

Di sebuah desa kecil yang sangat indah.

Negeri di awan, itu katamu.

Cinta abadi itu hanya untuk Tuhan saja...

karena sedih dan kecewa adalah sepaket jika membeli sebuah bahagia yang tidak bernilai :)

Dia seperti penerang malamku, dia seperti penyejuk siangku, dia tak kusangka dia balas pandanganku.

Dia begitu jauh di mataku, dia begitu jauh di jangkau ku, dia tak kusangka dia balas senyumanku.

Kami saling pandang tanpa bicara, sepertinya dia tahu apa dihatiku tertera dan waktu saat itu sungguh mengerti aku, dan dia berlalu tanpa tau siapa aku.

Aku cukup tau dia dari sini saja, aku cukup lihat dia dari sudut sini saja dan aku sudah bahagaia seperti ini.

Aku cukup disini, dia cukup disana dan dia berlalu tanpa tau siapa aku.