????PUSING???? [PUISI SINGKAT]

Mungkin tak ada jalan yang lurus

Bisa saja kau harus mendaki

Menemui kerikil tajam dalam perjalanan

Jangan gentar teruskan saja langkahmu

Tapi jangan dalam sungut-sungut

Aku jatuh cinta,

tapi aku tidak mau terluka dan meluka

sebab cinta adalah kekuatan dan sukacita.

Gadis cantik,

watak indah,

hamba Allah pelayan siswa

menggelora bagi jiwa-jiwa

Aku lelaki,

masih terbata mengatur jiwa

mudah luka dari pada menjadi hamba

diam di tengah jiwa yang akan binasa

Aku jatuh cinta,

tapi cinta bukan soal rasa,

namun tanggung jawab dan kehidupan dewasa.

Tuhan,

berikan dia lelaki perkasa,

menjadi imam dan pemimpin hayat

Dan,

aku hanya akan berdoa

supaya dia bahagia,

dan rasaku tersimpuh di depan tahta

Aku adalah sepatu kanan

Yang telah lama jatuh cinta pada sepatu kiri

Cintaku sesederhana tak ingin melihatnya kuyup terkena hujan

Seperti kekhawatiranku jika dia lelah karena kuajak berlari kencang

Ketika rasa itu mulai ada

Aku  sungguh tak berdaya

Walau sekedar untuk menyentuhnya

Dengan lapisan paling ujung kulitku

(99/365)
Tapak siapa menjejak senja
di antara keriap siul jengkrik

seseorang dari masa silam
memikul senja seberkas kayu
untuk tungku yang mesti bernyala
biar kehidupan tetap terjaga

Senja di Hokeng adalah senja ibuku
menapak jalan pulang dengan kayu di kepala
dan hodong di punggung
mengantar matahari menuju dapur

Senja di Hokeng adalah senja ayahku
mensiuli mayang-mayang ber'nawing'
untuk malam yang mesti tetap hangat
di antara dentang konok berbuih...

Ini puisi ke 99 untuk 365 hari? 🙌

HIRONIMUS494 tulis:

(99/365)

Tapak siapa menjejak senja

di antara keriap siul jengkrik

seseorang dari masa silam

memikul senja seberkas kayu

untuk tungku yang mesti bernyala

di antara dentang konok berbuih...

ya...99 menuju 365 hehehehehe

HOPE617 tulis:

Ini puisi ke 99 untuk 365 hari? 🙌

(100/365)
Matahari terbit
Matahari terbenam
tak ada jalan pulang
Cuma kita yang lelah
menatap senja jadi pulang
Menuju bilik malam
Menutup hari dengan tidur
Mencumbu rindu
jadi mimpi

(Bogadharma, 10 April 2018)

Demi angin yang ramah

Aku berjanji akan menyerah kepada angin

Yang menyisir tepi hari

Kuraih telepon genggam diantara jemariku

Kutorehkan huruf demi huruf di layar putihnya

Kutulis beberapa kalimat atas namamu

Setiap barisnya selalu tentangmu

Seduhlah kopimu di antara rerimbunan pepohonan
Seduhlah...
Walau hujan tak kunjung datang

Seduhlah di atas gundukan tanah berbukit
yang dihampari paras elok rumput menghijau
sebab kepadanyalah akan kau pendam getir pahit
seperti merinduinya di musim kemarau

Pula seorang pertapa yang kelelahan
bagilah kopimu sedikit
apabila ia datang dengan kehausan

Sebab sehirup pekat, kopi beraroma nikmat
tak 'kan lebih memabukkan ketimbang
sekeping hati sunyi, mengembara sendirian
dirundung kesepian berlarung panjang

Meniti malam..

'tuk melacak jejak rembulan,

menari diantara gemintang..

sebuah mimpi.

malam berganti pagi & terus berganti kekecewaan membayangi & mengintip di celah² menuju kepuasan

lalu kemana kita akan kembali jika kehidupan sudah tak bersahabat dengan kita?

kesempatan telah habis & sebuah akhir menjemput kita dengan seonggok gapaian² yg tak tersentuh

sudahlah...

sudahlah...

masih ada waktu untuk berbenah diri

berbenah untuk berhenti bersenang-senang dengan kepuasan diri yg tak ada ujungnya

mari memandang kepada cahaya pengharapan yg menerangi & menyelematkan keberadaan diri kita

mengarahkan layar menuju pelabuhan yg pasti sekalipun godaan berusaha menjatuhkan

tetapi ada kekuatan yg senantiasa menyertai

cahaya pengharapan yg dinantikan seluruh umat manusia

kita berlayar dengan pasti ke arah yg pasti dengan keberadaan hidup yg pasti

Pancaran indah matamu telah menggoncangkan kestabilan jiwaku.

Untaian kata-kata kini tak lagi mampu terucap dari mulutku

Sepertinya menggapai dirimu, itu hanya jadi sebatas Halu ku

Ingin diri ini mendekatimu, namun pesona indah matamu membuatku terbujur kaku

Nampaknya sudah saatnya aku menyelesaikan PUSING ini

God bless

Apalah arti pagi tanpa aromamu, Hangatmu, Hitammu, Manismu Adalah candu yang terlanjur mendarah daging dalam tubuhku.#Kopiku#

(101/365)
Telah cukup menuai peluh
jangan kau aduk dengan keluh
apalagi kesah
Bumi berputar
maka jadilah siang
jadilah Malam
Tanpa keluh tanpa kesah
Tak perlu sesal
Yang pedih jangan disayat jadi sedih...

(102/365)
Selamat bertandang

Sebuah kamar kecil
Pintunya selalu terbuka
untuk kamu
ya untuk kamu
yang berkehendak baik

Mari....
Mengetuk pintu Utama

(103/365)
Di kamar
tak ada sarapan pagi
pun santap siang
apa lagi jamuan malam
cuma sunyi mencatat namanya

di segala detikMu
atas cahya sebatang lilin bernyala

Dan engkau betah di sana
mengunyah hening dalam segala diammu
tanpa kerik

melupakan susah untuk dilakukan

tapi yang kutau butuh waktu 1 menit

untuk bisa mengukir wajah mu

didinding rumahku dengan kedua mataku

*edisi gagal move on

👀😂😂😂

(104/365)

Tak ada yang mendamba luka

Semua suka yang tanpa luka

Lantas lupa

betapa tak ada gading

yang tak retak...

(105/365)
Nun di seberang
di antara rinai tanya
pada rerimbun gemintang
dia mencari rindunya
yang diculik berpuluh meter tahun
yang silam
.....

(106/36

Senin yang garang....
berharap tak berakhir garing
tapi girang....
seriang nyanyian jiwa melahap akhir pekan

(107/365)
IN MEMORIAM

Pulangmu adalah pada yang Abadi
Kami mencatatnya sebagai kehilangan
lantas mencarimu dengan rindu
berkanjang doa
Abadilah tidurmu
pada alamat
yang bakal kami tuju pula

(108/365)

Ada yang mencatat resah
dalam memoar koar
penuh risau
....
Pun ada yang mencatat dlm sunyi
Hidup adalah gerak maju
tapi butuh kelokan
biar tak monoton
....
Ada yang membaca
lalu hening....

(109/365)

di serambi kata,

kita adalah peramu

dengan resep dan selera yang tak sama

untuk tetamu yang juga tak sama

(110/365)
Langit tumpahkanlah
sebab
ada yang menunggu dengan tempayan
tempayan kosong di kepalanya....