Berpacaran dengan perjanjian
-
8 Juli 2016
Wah boleh juga nie..pacaran dgn perjanjian.????..abis tuh nikah dengan perjanjian????..uda punya anak entar anak perjanjian????...????.
seru ..seru kayaknya..ada yg mau?
-
9 Juli 2016
Kayaknya kok pada mandang hina dina si perjanjian ya?
Kira-kira perjanjian antara hubungan seorang manusia dengan manusia lainnya dalam kisah percintaan ada ga ya dikisahkan atau diceritakan di Alkitab?
Kira-kira Tuhan Yesus suka bikin perjanjian ga ya?
*Atau ini hanya perasaan dek zega sajo y?
-
9 Juli 2016
Wkwkwk....
Seruu stlh pny cucu jg ada perjanjian
MARGANDHA939 tulis:
Wah boleh juga nie..pacaran dgn perjanjian.????..abis tuh nikah dengan perjanjian????..uda punya anak entar anak perjanjian????...????.
seru ..seru kayaknya..ada yg mau?
-
9 Juli 2016
Apapun alasannya selama masih pacaran uda ada prjanjian ini n itu ga bagus, blm apa2 uda Ada larangan n perintah ini dan itu, kecuali dblg batasan atau kalo bisa jangan bgnilah n bgtulah.
Soal trauma, banyak orang prnh trauma kok, tapi dari smua itu kita smkn bljr sifat2 baik cewek atau cowok, dan dgn bgtu cari Cara u menghadapi n lbh brhati2 lagi...
Klo uda nikah baru Ada perjanjian nikah
FLEMMING786 tulis:
Yea, betul sekali. doi trauma dgn sebelumnya .
-
9 Juli 2016
Belum pernah pacaran, tapi kalo Taaruf udah :3
-
9 Juli 2016
Simpel aja,,,kLo bersedia menjalani hUbungan yg penuh pErjanjian silahkan,,,kLo ngak yA wEs ngak uSah dijalani klo merasa berat,,,kEnyamanan lh yG membuat perasaan bertahan,bUkan pErjanjian
-
9 Juli 2016
Iya betul..... Mantapss, semua wanita butuh kenyamanan dri lelakinya...
LINA058 tulis:
Simpel aja,,,kLo bersedia menjalani hUbungan yg penuh pErjanjian silahkan,,,kLo ngak yA wEs ngak uSah dijalani klo merasa berat,,,kEnyamanan lh yG membuat perasaan bertahan,bUkan pErjanjian
-
9 Juli 2016
Akar masalahnya krna ada trauma masa lalu.
Kebanyakan yg menjalani hubungan, tanpa ada trauma, atau kepahitan masa lalu, umumnya lebih dinamis, iya kan? Gak perlu ada perjanjian perjanjian.
Mungkin bisa kita komparasi grup yang punya trauma dgn grup yg tdk memiliki trauma hubungan masa lalu ketika diberi kesempatan lagi untuk menjalani hubungan dengan pasangan yang baru.
-
9 Juli 2016
taaruf? mantab.
FERNANDO207 tulis:
Belum pernah pacaran, tapi kalo Taaruf udah :3
-
9 Juli 2016
Janji di buat utk diingkari juga akhirnya bagi sebagian org....
-
9 Juli 2016
Klo emang utk kebaikan bersama dan msh dlm batas wajar boleh2 aja sih, itung2 bljr berkomitmen dan disiplin jg...
-
9 Juli 2016
Perjanjian dan Pinalti...hhmm....ngeri ya... tp bagi org yg gak punya trauma ngeri tp kl yg punya trauma itu cara dia utk menjaga dirinya,yg akan mnjadi mslh dlm sbuah hubungan kl pasangan tdk mengerti.
Sbnrnya mslhnya bkn di perjanjian dan pinaltinya,tp dua insannya. Ada aja kok yg enjoy. Lihat aja komen2 diatas,ada yg ogah, ada yg merasa oke2 aja selama msh wajar. Jd emank kembali ke yg ngejalanin.
Kalo aq sih,tgantung situasionalnya aja, yg penting jgn kasar aja.
-
9 Juli 2016
apakah yg komen di atas pernah mengalami atau blm sama sekali, namun sekedar kontribusi komentar aj.
-
10 Juli 2016
FLEMMING786 tulis:
apakah yg komen di atas pernah mengalami atau blm sama sekali, namun sekedar kontribusi komentar aj.
Saya sUdah mEngalami tO,,,
-
10 Juli 2016
msh lanjut atau berakhir dgn indah?
LINA058 tulis:
Saya sUdah mEngalami tO,,,
-
10 Juli 2016
Ada tuh film 21 indonesia judul'nya "Janji Joni"
Wakakkakakkkk...
-
10 Juli 2016
Hehehe ada yah kek gitu, selama emang bener perjanjian lah bukan pemaksaan atau penjajahan klo masih nyaman fine. Klo kata 'anonim' bukan lo atau gw tapi kita :). Cmiiw
-
10 Juli 2016
Ah percuma.. kalo ga komitmen ya ga bisa. Artinya ga serius juga. Biarin ajalah, kan byk kawan disini.
FLEMMING786 tulis:
Bagaimana menurut teman-teman bila dalam berpacaran, pasangan selalu membuat perjanjian perjanjian terhadap kita dan harus ada pinalti untuk pelanggaran terhadap perjanjian tersebut. Apakah menurut teman-teman, nyaman menjalani hubungan yang selalu ada perjanjian ini dan itu?
-
12 Juli 2016
Pertanyaan: Kalau Tuhan [baik itu Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus] Kalau mengikat perjanjian di awal [sebelum melakukan perbuatan] atau di akhir ya [ketahuan 'upah'nya setelah melakukan 'tindakan' terlebih dahulu] ?
Kalau saya [sekarang], lebih suka perjanjian di 'depan', dan bukan di 'belakang'.
Artinya kita sudah sepakat untuk menjalani kehidupan percintaan yang seperti apa dan seperti apa ke depannya serta apa konsekuwensi dan akibat dari setiap aksi dan tindakan kita... bukan berdasarkan tiba-tiba dan tanpa prediksi. walaupun semua tidak bisa berjalan sesuai rencara, namun bagaimana kita meminimalisir ekses dan efek yang terjadi dan bagaimana menanggulanginya serta menjadi pembelajaran agar masalah dan rintangan yang ada [semoga] tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Masa lalu tidak bisa dipisahkan, itulah yang membentuk kita pada hari ini. Namun pembelajaran dari masa lalu yang mendewasakan kita samapai seberapa jauh kita mau mengambil 'pelajaran' dan memetik buah 'pembelajaran' tersebut. Bukan berarti berpatokan pada masa lalu, namun sikap waspada dan penuh perhitungan memanglah diperlukan [selama tidak berkembang biak menjadi ketakutan dan kekhawatiran]. Karena dimana ada kekhawatiran, disitu tidak ada iman. Dan dimana ada ketakutan disitu tidak ada Kasih. Jikalau ada iman, pengharapan dan kasih, disitu ada kesetiaan dan ketaatan yang melenyepkan semua kekhawatiran dan ketakutan.
Apakah gelap dapat menguasai terang? dan apakah terang dapat mengusir segala kegelapan dan kegelapan tidak ada padanya? Sama seperti perumpamaan benih benih yang jatuh, kaki dian, Kerajaan Allah, dan masih banyak lagi...