Rhema Hari Ini
-
17 Januari 2023
1 Tawarikh 4:9-10 (TB)
9 Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan."
10 Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
DOA YABES
Good Night
-
18 Januari 2023
"BAPA SIAPAKAH DIA ?
Seorang pengemis datang meminta makanan. Saya mengatakan kepadanya untuk datang ke pintu belakang dan memintanya untuk duduk di lantai sementara saya masuk untuk membawa sisa makanan.
Saya membawakannya makanan & berkata, ayo berdoa. Sekarang ulangi setelah saya, "BAPA kami di Surga".
Dia berkata, "Bapamu di Surga".
Aku berkata, "Tidak, katakan BAPA KAMI di Surga".
Dia kembali berkata, "Bapamu di Surga" !!!
Ini sangat membuat saya kesal! Saya bertanya mengapa Anda mengatakan “ BAPAmu “ ketika saya mengatakan 'BAPA' kami?
Dia berkata, "Pak, begini. Jika saya mengatakan BAPA Kami, maka kita berdua menjadi saudara. Jika kita adalah saudara, Anda akan mengundang saya melalui pintu depan dan bukan dari belakang; Anda akan meminta saya untuk duduk di meja makan Anda, tidak di lantai; Anda juga tidak akan memberi saya makanan sisa ! Pak, entah bagaimana mungkin kita adalah anak dari BAPA yang sama!”
Dia mungkin BAPAmu, tapi dia tidak bisa menjadi BAPA KAMI!
BAPA siapakah Dia?
Butuh seorang pengemis untuk mengajariku kebenaran !!!
TUHAN menjadi BAPA kita, ketika kita memperlakukan satu sama lain sebagai saudara dan saudari.
Tuhan memberkati kita semua...
Selamat Pagi🌄🙋.. Keep On Fire🙏
-
18 Januari 2023
Keadaan yang membawamu mengerti akan banyak hal dalam hidup.. Bahwa tidak selamanya hidup harus berjalan sesuai dengan keinginan, dan tidak selamanya kebutuhan harus terpenuhi..
Orang yang "Terakhir" akan menjadi yang "Pertama", dan
Orang yang "Pertama" akan menjadi yang "Terakhir".
Tidakkah kalimat itu memiliki banyak arti, banyak makna tersirat didalamnya?
Saya mengartikan begini, Kadang kita dalam hal apapun telah memberikan banyak hal, mengorbankan banyak hal, melakukan segala yang kita bisa agar terlihat baik dimata orang lain. Namun apakah benar kalau kita melakukan kebaikan karena menginginkan balasan? Tentu tidak.
Jika memang benar adanya segala hal yang telah kita lakukan di masa lalu, yang mendatangkan kebaikan bagi banyak orang, dan mendatangkan arti penting bagi hidup seseorang, bukankah hal tersebut tidak perlu diumbar-umbar, hanya karena kita ingin mendapatkan pujian? Tentu tidak.
Ketika kamu melakukan banyak hal dalam hidup yang baik, tidak perlulah kamu mengharapkan imbalan darinya. Jangan meminta upah atau hasil yang besar hanya karena kamu sudah melakukan hal yang besar.
Sama halnya dalam kehidupan percintaan atau membangun hubungan dengan seseorang. Jangan juga kamu membahas hal baik yang pernah kamu lakukan pada orang tersebut, hanya supaya orang tersebut mau kembali lagi padamu, atau mau menerimamu kembali.
Biarlah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana Tuhan, bukan rencana kita. Karena percayalah masing-masing sudah mendapatkan porsinya sendiri. Jika saat ini bukan waktumu, maka nikmatilah prosesnya. Tunggulah dengan sabar karena waktumu akan datang tepat pada waktunya..
Selamat pagi.... GBU 😇😇😇
-
18 Januari 2023
Terimakasih kk berdua yg sudah mengisi kolom Rhema hari ini, semoga setiap yg membacanya diberi hikmat, pengertian, yg baru sehingga semakin hari semakin kuat dan menjadi serupa dgn Kristus dan pada akhirnya kita disebut org-orang yg lebih daripada pemenang.
Good Morning too 🍵🔥😇🙏
18 Januari 2023 diubah oleh YOSAFABILI105
-
19 Januari 2023
Amsal 19:8-21 (TB)
8 Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan.
9 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa.
10 Kemewahan tidak layak bagi orang bebal, apalagi bagi seorang budak memerintah pembesar.
11 Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.
12 Kemarahan raja adalah seperti raung singa muda, tetapi kebaikannya seperti embun yang turun ke atas rumput.
13 Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya, dan pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik.
14 Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN.
15 Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.
16 Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati.
17 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.
18 Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.
19 Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya.
20 Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.
21 Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.
Good Morning
-
20 Januari 2023
HIKMAT YANG DARI ATAS
Yakobus 3:13-18 (TB)
13 Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.
14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.
16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Good Morning 🍵🍹😇🔥🙏
-
20 Januari 2023
#StopPinggir
*CINTA SEPERTI NYALA API*
"Nyala [cinta] adalah nyala api, seperti nyala api Tuhan!" (Kidung Agung 8:6)
Kidung Agung menggambarkan suatu cinta yang “kuat seperti maut”, sungguh metafora yang luar biasa, karena maut adalah akhir yang tak terhindarkan dalam realitas kehidupan manusia (8:6). Cinta yang kuat ini “nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api Tuhan!” (ay. 6). Tidak seperti api yang kita kenal, kobaran api cinta tak dapat dipadamkan, bahkan dengan air bah sekalipun. “Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta,” ditegaskan Kidung Agung (ay. 7).
*Kidung Agung menggambarkan kasih Yesus yang tak berkesudahan bagi semua murid-Nya.*
Selamat pagi menjelang siang
Tuhan Yesus memberkati kita🙏
-
20 Januari 2023
Wah saya gak pandai bikin Rhema.
-
20 Januari 2023
sing penting bukan semer mesem🤩🤩😎😎
DANIEL510 tulis:
Wah saya gak pandai bikin Rhema.
-
21 Januari 2023
Good Morning 🍵🍹😇
Mazmur 119:8-21 (TB)
8 Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.
9 Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
10 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
12 Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
13 Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.
14 Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.
15 Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.
16 Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.
17 Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan aku hendak berpegang pada firman-Mu.
18 Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.
19 Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku.
20 Hancur jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.
21 Engkau menghardik orang-orang yang kurang ajar, terkutuklah orang yang menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
-
22 Januari 2023
EMAS dan TANAH
Emas berkata pada tanah,
“Coba lihat pada dirimu, suram dan lemah,
apakah engkau memiliki cahaya mengkilat seperti aku...?
Apakah engkau berharga seperti aku...?”
Tanah menggelengkan kepala dan menjawab,
“Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah,
bisa menumbuhkan rumput dan pohon,
bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lain, apakah kamu bisa...?”
Emas pun terdiam seribu bahasa..!
Dalam hidup ini banyak orang yang seperti emas, berharga dan menyilaukan,
tetapi tidak bermanfaat bagi sesama.
Sukses dalam karir,
rupawan dalam paras,
tapi sukar membantu apalagi peduli pada sesama makhluk.
Tapi ada juga yang seperti tanah.
Posisi biasa saja,
bersahaja namun ringan,
namun tangan siap membantu sesama makhluk kapanpun dan dimanapun...
Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita..,
tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain...
Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang..,
barulah kita benar- benar bernilai...!
Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi kita, keluarga dan orang lain.
Apalah arti kemakmuran bila tidak berbagi pada yang membutuhkan.
Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita.
Karena hidup adalah proses,
ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima.
Semoga kita semua menjadi insan yang bernilai dan bermanfaat bagi sesama makhluk hidup di bumi ini...
Aamiin.
Gōnghè xinnián
生意兴隆 Shēngyi xinglóng
Xin xiăng shì chéng
恭喜发财 Gōngxǐ fācái
岁岁平安 Sui suì píng'ān
年年有馀 Nián nián yǒu yú
Selamat Tahun Baru Imlek 2023semu bagi yang merayakannya.
Tuhan memberkati kita semua
22 Januari 2023 diubah oleh JENNY366
-
22 Januari 2023
Filipi 4:13 (TB)
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Happy Sunday
Imanuel 🍵🍹😇🙏
-
22 Januari 2023
Roma 12:16
"Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!"
Renungan:
Dalam sebuah karya Anthony De Melo, dikisahkan suatu hari raja setan sedang berkelana di bumi dengan seorang pengawalnya. Di tengah perjalanan mereka melihat seorang manusia memungut sesuatu dan membawanya dengan wajah yang riang gembira. Sang pengawal pun bertanya kepada raja setan, "Tuanku, sedang apa manusia itu?" Raja setan menjawab, "Dia sedang memungut sekeping kebenaran." "Wah gawat tuanku, jika manusia mengetahui kebenaran, mereka akan memusuhi kita dan celakalah kita karena kita ini anti kebenaran," jawab sang pengawal. Raja setan menjawab dengan tersenyum katanya, "Tenang saja, pengawal. Justru dengan sekeping kebenaran yang dia miliki sekarang, dia akan merasa bahwa dia telah mengetahui seluruh kebenaran yang ada, sehingga dia akan berkata kepada manusia-manusia lainnya, 'Kamu keliru, kamu keliru dan kamu juga keliru. Akulah yang paling benar. Kalian semua salah.' Dengan demikian dia akan menyalahkan manusia-manusia lainnya, dan mereka akan saling berebut dan saling bermusuhan. Jadi tugas kita akan lebih mudah untuk memecah belah mereka."
Pepatah mengatakan, "Bagaikan ilmu padi, semakin berisi maka dia akan semakin merunduk." Orang yang benar-benar bijaksana biasanya justru semakin rendah hati dalam bersikap. Sebaliknya orang yang kurang bijaksana biasanya ingin menunjukkan kehebatannya, mendemonstrasikannya dan berusaha agar mendapatkan pujian dari orang lain. Orang seperti ini biasanya juga akan cenderung mudah mengkritik dan mencari-cari kesalahan orang lain. Mereka merasa bahwa diri merekalah yang paling benar, bijaksana dan pandai. Namun pada kenyataannya mereka justru tumbuh menjadi orang yang sombong dan bebal. Hal ini sering terjadi di manapun kita berada, baik di rumah, tempat kerja bahkan di dalam gereja dan tempat pelayanan kita. Banyak orang saling menyalahkan satu sama lain tanpa mau bercermin diri, apakah sesuatu yang dilakukannya sudah benar atau tidak. Hasilnya rasa sakit hati, konflik dan perpecahan pun seringkali tidak bisa dihindarkan.
Oleh karena itu, Tuhan selalu mengingatkan kita, janganlah kita merasa diri paling pandai, paling benar dan paling bijaksana, kemudian menghakimi satu sama lain. Jangan biarkan kesombongan menjadi celah bagi iblis untuk menghancurkan diri kita. Rendahkanlah hati dan bukalah hati untuk terus belajar dan mendengarkan nasihat dan firman Tuhan agar kita betul-betul paham tentang kebenaran dan hidup yang Tuhan kehendaki dalam diri kita. Itulah sikap yang benar yang akan mendatangkan berkat dalam hidup.
Doa:
Tuhan Yesus, tambahkanlah kerendahan hati dalam diriku, sehingga aku tidak mudah menghakimi orang lain dan berpikir negatif tentang mereka. Amin. (Dod).
Selamat hr Minggu, selamat beribadah. Tuhan Yesus memberkati.
-
22 Januari 2023
Amin. Terimakasih kasih kak Jenny.😇🙏
-
24 Januari 2023
❤ Perenungan
Obat dan vitamin bukan jaminan hidup sehat.
Jaga ucapan, jaga hati, istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur, itulah kunci hidup sehat.
Gaji tinggi bukan jaminan kepuasan hidup.
Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup.
Kaya raya bukan jaminan hidup terhormat.
Jujur, sopan, murah hati, dan menghargai sesama, itulah kunci hidup terhormat.
Hidup berfoya-foya bukan jaminan banyak sahabat.
Setia kawan, bijaksana, mau menghargai, menerima teman apa adanya dan suka menolong, itulah kunci banyak sahabat.
Hidup sebaiknya ibarat bulan dan matahari.
Dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar.
Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi.
Diterimakasihi atau tidak, ia tetap berbagi.
Jika Anda bilang Anda susah, banyak orang yang lebih susah dari Anda.
Jika Anda bilang Anda kaya, banyak orang yang lebih kaya dari Anda.
Di atas langit, masih ada langit.
Suami, istri, anak, jabatan, harta adalah titipan sementara.
Itulah kehidupan.
Nikmatilah hidup selama Anda masih memilikinya dan terus belajar untuk bersyukur dengan keadaanmu!
Karena Anda tidak akan tahu kapan Sang Pemilik Raga akan datang dan mengatakan pada Anda, “Ini saatnya pulang!", memaksa Anda meninggalkan apa pun yang Anda cintai, dan Anda banggakan, serta sombongkan.
-
29 Januari 2023
Bacaan Injil Mrk 4:35-41
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak,dan membawa Yesus dalam perahu itu dimana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, "Siapa gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan:
Siapakah yang dangkal imannya? Orang yang menyalahkan Tuhan dikala susah. Alkisah sebuah kapal berlayar mengarungi samudra nan luas. Ditengah penjelajahan itu, mengamuklah badai lalu menghantam badan kapal sehingga terombang ambing dan kehilangan keseimbangan. Sang Kapten beserta awak kapal bahu membahu untuk mempertahankan agar kapal tidak sampai karam. Ironisnya dalam situasi yang menegangkan tersebut, seorang penumpang malah panik, mengumpat,serta mempersalahkan kapten dan awak kapal.. Sejenak mari kita melihat para murid yang kalut dan menjerit ketakutan ketika taufan menghantam sehingga air mulai penuh dalam perahu mereka. Sungguh , situasi yang mencekam. Namun adakah diantara mereka yang berusaha mempertahankan supaya perahu tetap terapung dengan membuang air dari dalam perahu? (Mrk 4:38) Memang Tuhan Yesus lah yang mengajak mereka untuk bertolak ke seberang (ay.35) Inilah jalan kemuridan yakni masuk ke kedalaman iman, bukan hanya berhenti di daratan. Ujian dan pencobaan adalah tolok ukur kedalaman iman seorang murid Tuhan Yesus. Bahkan ketika iman seorang murid dihayati makin serius dan mendalam, Tuhan malah seolah tidur. Namun kita harus jujur dan percaya bahwa Tuhan selalu ada. Ia mengamati dan menjaga kita. Ia akan memberikan pertolongan pada saat kita sungguh membutuhkannya. Apabila Tuhan terasa jauh, ingatlah bahwa Tuhan ingin agar iman kita itu dewasa, bukan tiap saat kita harus di papah dan dituntun. Jika kita mengalami kesulitan , sikap tegar dan kerja keras untuk mengatasi kesukaran adalah langkah paling bijak, bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa (Roma 12:12). Sebaliknya kebiasaan mengeluh dan menyalahkan Tuhan adalah sikap paling lemah.
Bagi kita membiarkan kesalahan dan dosa dapat menjadi badai yang menggoncang dan menghempas keadaan jiwa kita. Sebagai manusia yang memiliki martabat luhur dihadapan Allah, kita pun akan tetap mendapat tempat dihati Allah asalkan kita terbuka terhadap teguran-Nya. Tidak hanya sampai disitu, sikap yang tegas terhadap diri sendiri untuk berubah kearah hidup yang lebih baik sangatlah diperlukan. Selama kita percaya dan mendekati Tuhan Yesus secara terus menerus dan memohon kepada-Nya, Ia akan meredakan segalanya. Dengan demikian kita dapat menikmati ketenangan yang mendalam dalam batin kita. Dalam ketenangan bersama Tuhan Yesus Kristus itulah kita dapat melanjutkan perjalanan dan memandang dengan jernih arah tujuan utama hidup kita.
Doa:
Ya Tuhan, berilah kami ketenangan batin sehingga kami bersama-Mu dapat menikmati hidup kami sesuai kehendak-Mu. Amin.
29 Januari 2023 diubah oleh JENNY366
-
29 Januari 2023
My Utmost (B. Indonesia)
Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? — Kisah Para Rasul 26:14
Kita takkan pernah bebas dari jerat memaksakan kehendak sendiri dalam menjalani hidup bagi Allah, yang selalu akan melukai Yesus Kristus sebelum kita dibawa ke dalam pengalaman baptisan “Roh Kudus dan api”. Setiap kali kita menggunakan hak-hak kita sendiri dan bersikeras untuk melaksanakan keinginan kita sendiri, berarti kita sedang menganiaya Dia.
Bagaimana Seseorang dapat Menganiaya Yesus?
“Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” (Kisah Para Rasul 26:14)
Apakah Anda bertekad untuk memaksakan kemauan Anda dalam menjalani hidup bagi Tuhan? Kita takkan pernah bebas dari jerat ini sebelum kita dibawa ke dalam pengalaman baptisan “Roh Kudus dan api” (Matius 3:11). Kekerasan hati dan kehendak sendiri (self-will) akan selalu menikam Yesus Kristus. Hal itu mungkin takkan menyakiti siapa pun, tetapi melukai Roh-Nya. Bila kita keras hati dan memaksakan kehendak sendiri kita serta mengedepankan ambisi kita sendiri, kita sedang menyakiti Yesus. Setiap kali kita menggunakan hak-hak kita sendiri dan bersikeras untuk melaksanakan keinginan kita sendiri, kita sedang menganiaya Dia.
Bila kita mengandalkan harga diri, kita sesungguhnya sedang mendukakan Roh-Nya. Bila kita akhirnya memahami bahwa Yesuslah yang sedang kita aniaya selama ini, itu merupakan suatu penyingkapan yang paling menekan dan menghancurkan hati. Apakah firman Allah menembus dengan amat tajam ke dalam diri saya selagi saya menyampaikannya kepada Anda, atau hidup saya bertentangan dengan hal-hal yang berlagak saya ajarkan? Saya mungkin saja mengajar pengudusan, tetapi memamerkan roh iblis, yaitu roh yang menganiaya Yesus Kristus.
Roh Yesus itu membawa kepada satu hal saja, yaitu kesatuan yang sempurna dengan Bapa. Dan, Dia mengatakan kepada kita, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:29).
Semua yang saya lakukan harus dilandaskan oleh kesatuan yang sempurna dengan Dia, bukan berdasarkan tekad dari kehendak diri untuk menjadi saleh. Ini berarti bahwa orang lain mungkin akan menggunakan saya, bersama-sama dengan saya, atau sama sekali tidak memedulikan saya, tetapi jika saya mau berserah dan taat pada-Nya dalam semua hal itu, saya akan mencegah Yesus Kristus dari kemungkinan dianiaya.
-
5 Februari 2023
❤MEMBUAT TUHAN TERSENYUM❤
Tuhan tersenyum, saat kita mengasihi-Nya lebih dari siapapun di dunia ini dan mengutamakan-Nya lebih dari apapun di dunia ini.
Tuhan tersenyum, saat kita konsisten mengikuti kehendak-Nya dan bergaul akrab dengan-Nya.
Tuhan tersenyum, saat kita percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati, karena Ia yang paling mengerti apa yang terbaik untuk hidup kita.
Naikkan pujian dan ucapan syukur kepada-Nya. Pakailah waktu, kesempatan, dan talenta yang kita miliki untuk melayani-Nya dan menjadi berkat buat sesama.
Hendaklah kita berlomba-lomba membuat Tuhan tersenyum, membuat hidup kita menjadi kesenangan bagi-Nya.
TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.
(Mazmur 147:11)
-
7 Februari 2023
Mazmur 34:19
"TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."
Renungan:
Pada tahun 1980 an ada sebuah lagu yang cukup terkenal dengan judul 'Patah Hati" yang dinyanyikan oleh Rahmat Kartolo. Sedikit penggalan lagu tersebut yaitu, "Patah hatiku jadinya. Merana berputus asa." Lagu ini berbicara tentang kepahitan yang dialami oleh seorang yang ditinggalkan kekasihnya. Tidak ada orang yang mau mengalami patah hati atau sakit hati. Banyak orang yang stres bahkan bunuh diri ketika mengalami patah hati Patah hati atau sakit hati terjadi karena relasi yang rusak, relasi tanpa cinta kasih.
Pemazmur Daud merasakan kepahitan dan kesedihan selama relasinya dengan Raja Saul yang ia hormati dan kasihi berlangsung tidak baik. Daud dipandang sebagai musuh, bukan lagi sebagai rekan atau sahabat. Daud merasakan hanya TUHAN yang tetap mengasihinya dan melindunginya. Itulah sebabnya ia berkata, "TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan la menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." Relasi TUHAN dengan orang-orang benar itu tak pernah jauh. TUHAN tidak pernah membuat orang yang dikasihi-Nya menjadi patah hati.
Jika kita merasa patah hati atau sakit hati, merana dan sedih karena mengalami relasi yang rusak dengan kekasih, rekan kerja, atau sahabat, ingatlah bahwa ada TUHAN yang hidup, yang selalu berelasi penuh kasih sebagai sahabat baik bagi kita. TUHAN tak pernah jauh dari kita. Dia sungguh dekat. Ungkapkanlah segala rasa yang kita alami kepada-Nya: rasa kecewa, marah, pahit, atau sakit hati. Mintalah kekuatan dan penghiburan kepada-Nya dan bukalah hati kita maka kita akan mengalami kekuatan yang baru.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau selalu ada untukku di setiap musim hidupku. Biarlah aku selalu menggenggam tangan-Mu, karena aku tidak bisa hidup tanpa-Mu. Amin. (Dod).
-
12 Februari 2023
Kamu Berharga di Mata Tuhan
Pernahkah kamu bertanya-tanya tentang apakah yang membuatmu begitu spesial buat Tuhan? Adakah waktu-waktu di mana kamu bertanya, “Apakah aku benar-benar berharga di mata Tuhan? Mengapa?”
Sobat, tidak peduli apa yang kamu rasakan tentang dirimu sendiri, tidak peduli seberapa tidak sempurnanya kamu, kenyataan bahwa Tuhan menciptakanmu itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasan dan bukti mengapa Dia begitu mengasihimu. Meski kamu merasa dirimu bukanlah apa-apa, hidupmu seolah dipenuhi kesalahan serta kegagalan, orang-orang di sekelilingmu menolakmu, atau bahkan kamu putus asa terhadap dirimu sendiri, ketahuilah satu hal ini: kamu teramat sangat berharga di mata Tuhan.
“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau” (Yesaya 43:4a).
Kalau aku, ketika aku merasa lemah dan hancur hati, kerap aku menemukan diriku menanyakan hal tersebut. Bukannya aku meragukan Tuhan, hanya saja aku meragukan apakah diriku sendiri ini layak untuk dicintai atau tidak. Apa yang Tuhan lihat dariku, sehingga Dia menyerahkan segalanya—bahkan nyawa-Nya sendiri—untuk seseorang yang penuh kesalahan dan kelemahan sepertiku?
Pertanyaan itu selalu timbul tenggelam di hatiku, sampai suatu hari Tuhan menyadarkanku lewat suatu peristiwa sederhana. Saat itu, aku baru saja keluar dari mal dan sedang berlari ke halte bus. Tapi, aku menyadari ada sesuatu yang kurang. Gelangku hilang. Segera saja perasaan sebal menyenggol hatiku, sebab gelang itu adalah gelang yang aku buat sendiri. Tapi, karena saat itu aku sedang terburu-buru, jadi aku tidak berniat untuk kembali ke mal dan mencari gelang itu. Lagipula, gelang itu juga punya banyak kekurangan dan dengan hilangnya gelang itu, kupikir aku bisa membuat lagi yang baru dan menyempurnakan desainnya. Aku pun melanjutkan perjalananku.
Namun, entah mengapa, aku tiba-tiba teringat pada proses ketika aku membuat gelang itu. Aku ingat saat merencanakan bagaimana desainnya. Aku juga ingat saat mempertimbangkan batu manik-manik mana dan bahan lainnya yang sebaiknya kugunakan. Bahkan, perasaan menyenangkan ketika melihat rancangan gelangku mulai terbentuk pun kurasakan kembali. Langkahku terhenti. Meski banyak kekurangan, tapi proses pembuatan gelang itu tidaklah mudah dan aku pun mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Mungkin seharusnya aku mencoba mencari gelang itu.
Kembalilah aku ke dalam mal. Aku mencari di supermarket, toko roti, dan terus menelusuri jalan-jalan yang sempat kulalui. Sementara itu, kepingan demi kepingan ingatan saat aku membuat gelang itu terus mendatangi benakku. Semakin lama, jantungku jadi berdebar semakin kencang. Keinginanku untuk menemukan gelang itu kian menguat. Saat tiba di toko buku—tempat terakhir yang kuingat kalau gelangku masih ada—aku hampir panik karena tidak menemukan gelang itu di sana. Aku pun bertanya pada karyawan di sana.
“Maaf, gelang itu mahal?” tanyanya dengan ekspresi khawatir. Mungkin karena suaraku yang sedikit bergetar.
Saat aku mengatakan kalau gelang itu hanya terbuat dari mote dan renda, ia terlihat heran. Namun ia tetap tersenyum dan memintaku menunggu sambil bertanya pada rekan-rekannya.
Detik demi detik berlalu. Hatiku semakin tidak karuan. Bagaimana kalau gelang itu hilang? Tidak sesaat pun pikiran bahwa aku dapat membuat gelang itu kembali terlintas di benakku. Aku harus mendapatkannya kembali. Harus!
Saat karyawan toko buku itu kembali dengan gelangku di tangannya, aku menerimanya dengan tangan gemetar. Impitan di hatiku pun terlepas. Aku langsung menggenggamnya dekat di dadaku dan bersyukur. Saat itulah kusadari betapa berharganya bagiku benda tidak sempurna yang kubuat itu.
Melalui kejadian ini, Tuhan membuatku sadar, kalau aku bisa menganggap benda mati yang kubuat sebegitu berharganya, terlebih lagi Dia menganggapku berharga di hati-Nya. Benar, bisa saja Tuhan menciptakan versi diriku yang lebih sempurna, tetapi Dia bukanlah manusia yang membuat kesalahan. Dialah Tuhan, yang telah menenun kita dengan hati-hati dalam kandungan ibu kita (Mazmur 139:13). Bahkan, sebelum kita terlahir ke dunia ini, Dia sudah mengenal dan melayakkan kita (Yeremia 1:5).
Sobat, tidak peduli apa yang kamu rasakan tentang dirimu sendiri, tidak peduli seberapa tidak sempurnanya kamu, kenyataan bahwa Tuhan menciptakanmu itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasan dan bukti mengapa Dia begitu mengasihimu. Meski kamu merasa dirimu bukanlah apa-apa, hidupmu seolah dipenuhi kesalahan serta kegagalan, orang-orang di sekelilingmu menolakmu, atau bahkan kamu putus asa terhadap dirimu sendiri, ketahuilah satu hal ini: kamu teramat sangat berharga di mata Tuhan.
“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau” (Yesaya 43:4a).
-
15 Februari 2023
Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” — 1 Samuel 3:10
Sudahkah Anda mendengar suara Allah hari ini? Atau, hanya pada saat-saat tertentu saja? Apa rahasianya? Apa yang menjadi kendala atau rintangannya? Chambers menekankan aspek devosi dalam mendengar (devotion of hearing). Devosi adalah tindakan kasih dengan pengorbanan waktu dan tenaga.
Devosi Mendengar
Hanya karena telah mendengarkan dengan cermat dan sungguh-sungguh kepada satu hal dari Allah bukan berarti bahwa saya mendengarkan semua hal yang diucapkan-Nya. Saya memperlihatkan kepada Allah kurangnya kasih dan hormat saya kepada-Nya dengan ketidakpekaan hati dan pikiran saya pada apa yang dikatakan oleh-Nya. Jika saya mengasihi sahabat saya, secara naluri saya akan memahami apa yang diinginkannya. Yesus berkata, “Kamu adalah sahabat-Ku ...” (Yohanes 15:14).
Apakah saya tidak menuruti perintah Tuhan minggu ini? Jika saya menyadari bahwa itu perintah Yesus, saya tidak akan dengan sengaja tidak mengindahkannya. Akan tetapi, kebanyakan di antara kita sungguh menunjukkan rasa tidak hormat kepada Allah karena nyatanya kita sama sekali tidak mendengarkan Dia. Seolah-olah Dia tidak pernah berbicara kepada kita.
Sasaran dari kehidupan rohani saya adalah keserupaan (identifikasi) sedemikian rupa dengan Yesus Kristus sehingga saya selalu mau mendengarkan Allah dan mengetahui bahwa Allah selalu mendengarkan saya (lihat Yohanes 11:41).
Jika saya dipersatukan dengan Yesus Kristus, saya mendengarkan Allah sepanjang waktu melalui devosi mendengar (tindakan kasih dan pengorbanan dengan waktu dan tenaga untuk mendengar Allah). Sekuntum bunga, sebuah pohon atau seorang hamba Allah mungkin menyampaikan pesan Allah kepada saya.
Hal yang merintangi pendengaran saya adalah perhatian saya yang tertuju pada hal-hal lain. Bukannya saya tidak ingin mendengar Allah, tetapi saya tidak “devoted” dalam segi-segi yang tepat dari hidup saya. Saya memperhatikan hal-hal lain dan bahkan pada pelayanan dan keyakinan saya sendiri. Allah boleh jadi berbicara hal-hal yang dikehendaki-Nya, tetapi saya tidak mendengarkan Dia. Sikap seorang anak Allah seharusnya selalu, “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar”.
Jika saya tidak mengembangkan dan memupuk devosi mendengar ini, saya hanya dapat mendengar suara Allah pada waktu tertentu saja. Pada saat yang lain saya menjadi tuli terhadap suara-Nya karena perhatian saya tertuju kepada hal-hal lain, yaitu hal-hal yang menurut pendapat saya harus saya lakukan.
Hal ini bukanlah kehidupan seorang anak Allah. Sudahkah Anda mendengar suara Allah hari ini?
-
19 Februari 2023
Pencerahan Minggu 19 Februari 2023
MELIHAT KEBAIKAN
Jika Anda mencari kejelekkan, Anda akan menemukan banyak kejelekkan, dan semua orang punya kejelekkan!
Namun jika Anda dengan tulus dan bijak mencari kebaikan, Anda akan menemukan banyak kebaikan, dan setiap orang mempunyai kebaikannya!
Jika Anda mendambakan hidup bahagia dan harmonis, Anda harus mengesampingkan kejelekan dan mengutamakan kebaikan.
Lihatlah selalu kebaikan orang tua, anak isteri, sanak family dan sahabat Anda.
Ingat selalu dan simpan di hati kebaikan yang pernah mereka berikan.
Hargailah semua sifat positif yang mereka miliki walaupun mungkin hanya sedikit.
Kesampingkan selalu kekurangan dan kelemahan mereka.
Lupakan kejelekkan yang pernah mereka lakukan.
Kesalahan yang pernah dilakukan harus dipahami sebagai kesalahan perbuatan sesaat bukan kesalahan kepribadian.
Dengan demikian mereka akan selalu menyenangkan dan berharga dalam hidupmu.
Hidupmu akan selalu bahagia dan harmonis.
Sesuatu yang tidak sempurna menjadi sempurna karena Anda menerimanya dengan sikap yang sempurna!
Namun semua yang sempurna akan menjadi cacat karena Anda memandangnya dengan sikap yang cacat ,
Sikap Anda yang menentukan!
Beginilah firman Tuhan:
“Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya,
janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya,
janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,
tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut:
bahwa ia memahami dan mengenal Aku,
bahwa Akulah Tuhan yang menunjukkan kasih setia,
keadilan dan kebenaran di bumi;
sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman Tuhan.”
(Yeremia 9:23-24)
Selamat Pagi Sahabat
Selamat Beribadah
Selamat Beraktivitas
Tetap Semangat 💪💪💪
Tuhan Memberkati 🙏💞💖💓🙏🏻
-
26 Februari 2023
Amsal 17:17
"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran."
Renungan:
Suatu hari Amanda sedang dalam perjalanan pulang dari kantor. Dia melihat seorang perempuan di depannya yang membawa beberapa map berisi arsip-arsip kantor. Perempuan ini bekerja di kantor yang lokasinya sama dengan kantor di mana Amanda bekerja. Karena melamun, perempuan ini tersandung sebuah batu kecil dan jatuh, sehingga kertas2 yang dibawanya jatuh berhamburan. Amanda berhenti sejenak, kemudian berlutut dan membantu perempuan itu membereskan bawaannya yang berceceran. Lokasi kantor di mana mereka bekerja tidak jauh dari rumah mereka. Karena satu arah perjalanan pulang. Amanda membantu membawakan barang2 perempuan ini. Dalam perjalanan pulang mereka berkenalan dan diketahui perempuan tersebut bernama Anas. Mereka lebih dulu sampai di rumah Anas, karena rumah Anas lebih dekat jaraknya dengan kantor. Anas mengajak Amanda mampir di rumahnya, dan mereka menikmati sore itu dengan minum teh sambil berbincang-bincang ringan. Sore itu mereka lalui dengan sukacita. Persahabatan mereka terus berlangsung dan mereka sering bertemu di lokasi kantor tersebut.
Suatu kali Anas mengundang Amanda untuk makan bersama di sebuah restoran. Mereka pun mulai berbincang-bincang dengan serius. Anas berkata, "Apakah kamu tidak merasa heran pada saat aku membawa beberapa map dengan arsip yang banyak? Kamu tahu, aku membersihkan laci di kantorku karena aku tidak mau meninggalkan barang2 yang berantakan. Aku membawanya ke rumah dan akan aku selesaikan tugasku di rumah. Aku pun telah menyimpan sejumlah obat tidur dan aku bermaksud bunuh diri setelah menyelesaikan tugasku. Aku putus asa dan merasa tidak berguna. Pimpinanku sering berkata kepadaku, 'Kamu bodoh dan tidak berguna bagi kantor ini.' Sebelum memutuskan untuk berpisah, pacarku berkata, 'Bagaimana aku akan hidup bersama dengan orang yang tidak berguna ini?' Ibuku sendiri sering berkata, "Jadilah anak yang berguna bagi keluargamu.' Aku berpikir untuk mengakhiri hidupku yang tidak berguna ini. Tetapi setelah kita bersama menghabiskan waktu dengan bercakap-cakap dan tertawa, aku menyadari bahwa seandainya aku bunuh diri, aku pasti kehilangan saat seperti itu dan hal-hal yang muncul sesudahnya. Jadi, kamu tahu Amanda, ketika kamu memunguti kertas-kertasku itu, kamu sebetulnya sudah melakukan lebih banyak hal. Aku merasa bisa menjadi orang yang berguna. Kamu memberi semangat dalam hidupku dengan persahabatanmu. Kamu telah menyelamatkan nyawaku," kata Anas sambil menghapus air matanya. "Ternyata aku berguna dan sekarang aku dipromosikan oleh pimpinanku," kata Anas mengakhiri kalimatnya.
Marilah kita menjalin persahabatan dengan sebanyak mungkin orang, karena melalui persahabatan tersebut Allah sanggup menjadikan kita berkat bagi sesama. Bahkan persahabatan juga merupakan sarana untuk kita bersaksi tentang keselamatan dalam Tuhan Yesus.
Doa:
Tuhan Yesus, mampukan aku untuk menjalin persahabatan dengan sebanyak mungkin orang, karena aku ingin menjadi berkat bagi sesamaku. Amin. (Dod).
Selamat hr Minggu, selamat beribadah. Tuhan Yesus memberkati. 🙏
-
5 Maret 2023
READY TO DIE
Mari kita sesekali berhenti membicarakan orang lain dan sejenak mulai merenung untuk diri kita sendiri menghadapi suatu kepastian yang akan terjadi, entah kapan, di masa datang nanti
*BERLATIH MATI*
Saya ingin share tulisan seorang dokter yang bertugas di RS Swasta - Yogyakarta...
Seringnya mendapat giliran tugas menunggui mereka yang sedang menghadapi sakratul maut alias detik-detik menjelang lepasnya nyawa dari tubuh fisiknya, membuat saya banyak merenungkan apa arti dari semua ini. Sebuah kesempatan belajar yang langka dan tidak semua orang bisa mengalaminya.
Apa pentingnya buat saya? Sangat penting, karena dari peristiwa itulah saya terus disadarkan bagaimana mengisi hari-hari yang saya jalani ini, agar bisa berakhir dengan penuh makna, mencapai tujuan yang diagendakan sejak sebelum saya diturunkan ke dunia, dan belajar menghargai waktu yang tersisa dengan hidup yang lebih berkualitas.
Cara orang meninggal dunia itu berbeda-beda. Kemiripannya hanya pada tanda-tanda yang menyertai sebelum maut menjemput.
Wajah yang mendadak berubah, seperti bukan yang kita kenali selama ini. Pucat, bahkan putih seperti tembok. Terutama sorot mata mereka, yang sebentar kosong, sebentar gelisah, sebentar marah. Perilaku juga berubah. Ada yang keinginannya harus dituruti betapa pun anehnya. Atau membuat orang lain kesal, dan yang bersangkutan sendiri marah atau uring-uringan. Mereka juga jadi labil secara emosi. Sedih, sering menangis tanpa tertahan lagi, takut ditinggal sendirian. Semakin mendekati waktunya, semakin gelisah menanyakan hari,tanggal atau jam. Juga tak betah lagi mengenakan segala macam alat bantu medis yang dimaksudkan untuk membuat mereka lebih lama bertahan hidup.
Yang membedakan adalah seberapa pasrah atau seberapa besar keyakinan mereka terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, semasa hidupnya. Kebanyakan mereka yang simpel dan lurus-lurus saja hidupnya, tak banyak kuatir memikirkan ini itu hingga detil, lebih cepat "berangkat"nya. Tapi jika masih ada banyak ganjalan di hati dan pikirannya, seringkali mengalami kesusahan pada saat jiwanya akan lepas dari tubuhnya.
Hal ini membuat saya berpikir, bahwa untuk mati dengan mudah tanpa melalui banyak siksaan, adalah dengan melatihnya semasa kita masih hidup di dunia.
Berlatih mati? Ya, Anda tidak salah baca, dan saya tidak sedang becanda.
Yang pertama perlu dilatih adalah soal keyakinan kita. Yakin dan menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa segala sesuatu itu baik adanya, berujung kebaikan, dan selalu ada kebaikan walau nampaknya susah sekalipun.
Ini adalah fondasi yang sangat penting ketika nyawa kita tengah berada di ujung tanduk nanti.
Kebaikan yang selalu kita yakini dan pikirkan akan membuat kita menyambut kematian dengan Keprasahan dan Kerelaan.
Putusnya nyawa dan keluarnya jiwa dari tubuh fisik kita akan lancar sama seperti ketika buang hajat besar, semakin kita rileks, akan semakin mudah, tapi semakin kita tegang, semakin susah lepas.
Latihan kedua adalah berlatih melepas. Melepas apa saja yang selama ini kita anggap sebagai hak kita.
Sadarilah bahwa kita tidak memiliki apa-apa dan tidak berhak atas apapun, termasuk memikirkan nasib orang-orang yang kita kasihi yang akan kita tinggalkan. Itu bukan urusan dan tanggung jawab kita. Mereka adalah milik Allah Tuhan Yang Maha Esa dan masing-masing memiliki urusannya sendiri-sendiri dengan semesta.
Lepaskan juga segala urusan harta, kekayaan dan apapun yang masih mengikat dan menguasai kita, sejak sekarang ini, selagi kita masih hidup. Artinya, ini adalah latihan mental agar kita tidak terus menerus kuatir dan memikirkan sesuatu yang nantinya akan kita tinggalkan. Melepaskan juga berarti melepaskan dendam, kemarahan, kepahitan, luka batin yang masih ada.
Bersihkan mulai dari sekarang ini, hingga tak ada sisa sama sekali.
Berilah maaf kepada mereka yang pernah menyakiti hati, mengkhianati, mengakali kita, seikhlas-ikhlasnya.
Latihan juga tidak berhenti di aspek spiritual dan mental saja, namun juga di aspek fisik.
Memang tubuh fisik kita nantinya akan kita tinggalkan. Tapi lebih enak mana meninggal dengan sehat atau dengan sakit? Berlatihlah menghormati dan menghargai tubuh kita mulai dari sekarang.
Mulailah belajar mendengarkan suaranya, apa yang sebenarnya ia butuhkan, bukan apa yang kita (ego/nafsu) butuhkan.
Berikanlah apa yang tubuh inginkan sejak sekarang, agar ia tak membangkang atau menusuk di belakang pada saat kita tak berdaya lagi.
Tapi ini bukan berarti manipulasi ya. Lakukanlah dengan ikhlas, karena mengasihi tubuh sendiri sama dengan melayani orang yang sedang sekarat.
Perlu hati-hati, cermat, penuh hormat. Daripada nantinya tubuh kita habis dimakan obat, lebih baik memeliharanya dengan baik semasa kita masih bisa. Berikan makanan yang sehat, olahraga yang cukup, sinar matahari pagi, dan air bersih yang sesuai kebutuhan.
Banyak lagi yang bisa kita latihkan untuk menyambut kematian dengan gembira dan bukan dengan air mata.
Sudah waktunya kita mengubah persepsi tentang kematian bukan lagi sebagai peristiwa dukacita tapi kemenangan dalam perjalanan hidup.
Selamat merenungkan dan mulai berlatih.
Pencerahan Hari Minggu.. Happy Sunday Guy's