Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Dilema sekolah di PAUD dan TK bagi orangtua Kristiani

ForumCampur-campur

1 – 25 dari 58    Ke halaman:  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • 19 Agustus 2016

    Saya perlu mengangkat topik ini karena melihat fenomena yang terjadi di sektar kita terutama PAUD dan TK yang tentunya banyak pengajar-pengajar yang berbeda iman dengan kita yang mengajarkan doa, maupun hal-hal pengajaran lain dengan menanamkannya sedikit demi sedikit kepada pribadi anak-anak yang tidak sesuai dengan iman Kristiani.
    Apa pendapat kalian dan apa yang harus kalian lakukan jika menghadapi hal ini.Barangkali mempunyai pengalaman untuk disharekan.

  • 19 Agustus 2016

    Setau saya PAUD & TK favorit biasanya dari yayasan Katolik atau Kristiani .

    Sementara guru sekolah negri biasanya menyarankan berdoa dg agama dan kepercayaan masing-masing ya?

  • DENI824

    19 Agustus 2016

    Sebelum mendaftarkan ke salah-satu sekolah, ya cari tau dulu dong ttg sekolah yg akan dituju..

    Ya kalau memang perlu dan agar lebih yakin ttg sekolah tsb, tanyakan langsung kepada pihak sekolah.

    #buatku pribadi, segala sesuatu yg masih bisa ditanyakan / dibicarakan, ya ditanyakan / dibicarakan aja, agar tidak khawatir.

    Dan buatku pribadi juga, aku tidak khawatir dengan lingkungan luar rumah (sekolah, lingkungan tetangga), jika anak sudah diberikan "pondasi"yang kuat di rumah..

    Yang saya prihatinkan justru banyak keluarga Kristen yg menyekolahkan anaknya di sekolah Kristen dan menganggap pendidikan di sekolah itu sudah cukup. Seolah-olah hanya tanggung-jawab sekolah

    #kenyataannya ada banyak anak2 keluarga Kristen se-usia mereka itu jarang sekolah minggu. Jarang diajari dan diajak berdoa. Bahkan kalau hari Minggu sering diajak liburan atau diajak di ibadah umum daripada dianter ke sekolah minggu :)

    #pondasi yang sesungguhnya itu dari rumah, BUKAN dari sekolah..

    19 Agustus 2016 diubah oleh DENI824

  • 19 Agustus 2016

    Terima kasih atas masukannya,

    Tidak semua anak-anak Kristen terutama anak seusia PAUD atau TK tercover di sekolah Kristen atau Katolik dengan pertimbangan jarak maupun keberadaan sekolah-sekolah tersebut kebanyakan di perkotaan disamping faktor biaya.

    UCI245 tulis:

    Setau saya PAUD & TK favorit biasanya dari yayasan Katolik atau Kristiani .

    Sementara guru sekolah negri biasanya menyarankan berdoa dg agama dan kepercayaan masing-masing ya?

  • 19 Agustus 2016

    Terima kasih atas masukannya,

    Namun demikian mengingat anak seusia PAUD dan TK tentunya belum jalan nalarnya tapi saya setuju dengan masukannya meskipun dalam praktiknya guru nonKristen mengajarkan anak-anak kita berdoa dan pemahaman agama mereka sementara kita sebagai orang tua tidak mengetahui yang diajarkan, andai tahupun apakah kita akan protes?

    DENI824 tulis:

    Sebelum mendaftarkan ke salah-satu sekolah, ya cari tau dulu dong ttg sekolah yg akan dituju..

    Ya kalau memang perlu dan agar lebih yakin ttg sekolah tsb, tanyakan langsung kepada pihak sekolah.

    #buatku pribadi, segala sesuatu yg masih bisa ditanyakan / dibicarakan, ya ditanyakan / dibicarakan aja, agar tidak khawatir.

    Dan buatku pribadi juga, aku tidak khawatir dengan lingkungan luar rumah (sekolah, lingkungan tetangga), jika anak sudah diberikan "pondasi"yang kuat di rumah..

    Yang saya prihatinkan justru banyak keluarga Kristen yg menyekolahkan anaknya di sekolah Kristen dan menganggap pendidikan di sekolah itu sudah cukup. Seolah-olah hanya tanggung-jawab sekolah

    #kenyataannya ada banyak anak2 keluarga Kristen se-usia mereka itu jarang sekolah minggu. Jarang diajari dan diajak berdoa. Bahkan kalau hari Minggu sering diajak liburan atau diajak di ibadah umum daripada dianter ke sekolah minggu :)

    #pondasi yang sesungguhnya itu dari rumah, BUKAN dari sekolah..

  • ELISA859

    19 Agustus 2016

    Mungkin setiap gereja di desa2 di adakan sekolah PAUD ato TK,jgn cuma sekolah minggu saja,aku blom bisa bertindak apa2,sebab aku masih jd tkw,mungkin ada pemuda gereja yg tergerak untuk mengajar balita,agar iman kekristenan bisa teguh,

    Lepas dari itu semua,peran orang tua sangat penting,seblom anak kenal dunia luar,kenalkan dulu anak2 kita kepada Tuhan Yesus,pengenalan yg benar tentang Tuhan Yesus sejak dini itu akan membawa dampak yg besar bagi anak2 kita,

    19 Agustus 2016 diubah oleh ELISA859

  • DENI824

    19 Agustus 2016

    TORO617 tulis:

    Terima kasih atas masukannya,

    Namun demikian mengingat anak seusia PAUD dan TK tentunya belum jalan nalarnya tapi saya setuju dengan masukannya meskipun dalam praktiknya guru nonKristen mengajarkan anak-anak kita berdoa dan pemahaman agama mereka sementara kita sebagai orang tua tidak mengetahui yang diajarkan, andai tahupun apakah kita akan protes?

    Justru di usia mereka ( golden age ), usia yg bisa dgn cepat menyerap dan meniru / mencontoh loh.. Jika mereka bisa menyerap dan melakukan apa yang guru mereka ajarkan di sekolah ( walau hanya beberapa jam di sekolah), pasti mereka juga bisa menyerap dan melakukan apa yg diajarkan orangtuanya di rumah ( lebih dari 18 jam di rumah ).Mereka kritis untuk hal apapun yg mereka lihat dan dengar.. Itu sebabnya, berikan pondasi yang kuat dari rumah.

    Mengenai apapun yg diajarkan di sekolah, orangtua ber-HAK mengetahui ( ada jadwal belajar / lesson plan yg diberikan kpd ortu) dan ber-HAK memprotes / memberi masukan kepada pihak sekolah jika tidak sesuai/ melenceng dari apa yang seharusnya (biasanya anak suka mempraktekkan / menceritakan apa yg dia pelajari di sekolah ).

    #Itu sebabnya ditanyakan terlebih dahulu sebelum akhirnya mendaftarkan anak di sekolah tersebut / dimaksud. Menjadi orangtua yg kritis utk memilih dan menentukan sekolah anak juga.

    Kalau dari awal sekolah tsb sudah ketauan tidak cocok dengan apa yg kita harapkan, ya gak usah dimasukkan / didaftarkan di sekolah tsb.

    19 Agustus 2016 diubah oleh DENI824

  • 19 Agustus 2016

    Mungkin kalau di perkotaan masih memungkinkan jika tidak sesuai bisa cari yang lain bagaimana  kalau kondisinya di pedesaan atau di wilayah transmigrasi yang sangat jarang PAUD atau TK nya sehingga mau tidak mau suka tidak suka harus mendaftarkannya.

    DENI824 tulis:

    #Itu sebabnya ditanyakan terlebih dahulu sebelum akhirnya mendaftarkan anak di sekolah tersebut / dimaksud. Menjadi orangtua yg kritis utk memilih dan menentukan sekolah anak juga.

    Kalau dari awal sekolah tsb sudah ketauan tidak cocok dengan apa yg kita harapkan, ya gak usah dimasukkan / didaftarkan di sekolah tsb.

  • ELISA859

    20 Agustus 2016

    Yg paling utama menurutku ialah memperkenalkan anak kita kepada Tuhan Yesus,siapa Tuhan Yesus,kita bisa menjelaskan kepada anak kita secara sederhana tetapi mudah di pahami dan di mengerti,cukup kita kasih tau bahwa Allah itu maha kasih tetapi juga maha adil,Allah maha kasih tidak ingin menghukum manusia yg berdosa,lalu tanyakan kepada anak kita,siapa saja yg berdosa,setelah kita menjawab arahkan untuk memahami dan mengerti bahwa semua manusia itu berdosa,jika anak kita dah mengerti baru jelaskan tentang Allah,yg adil dan kasih,

    Allah maha kasih tidak ingin menghukum manusia,

    Allah  maha adil harus menghukum manusia,

    Nah itulah sebabnya Allah datang kedunia menjadi manusia di dalam Tuhan Yesus,itulah sebabnya Tuhan Yesus mati di salib untuk menebus kita dari dosa nak,

    Jika anak kita paham dan mengerti siapa Tuhan Yesus,pasti anak kita kuat dlm iman,walopun ada org yg ingin menanamkan iman yg lain,

    Jika anak kita bisa mengjelaskan seperti tadi,pasti anak kita bisa menjawab saat di tanya siapa Tuhan Yesus itu,

  • SHABDY842

    20 Agustus 2016

    topik menarik nih dan butuh kepedulian untuk tndak lanjutnya...

    Saya sendiri bukan produk PAUD y dan belum pernah menikah. Namun saya mencoba urun rembug berdasarkan apa yang pernah saya alami.

    Saya sendri bersekolah TK-SMA di berbagai daerah yang penduduknya mayoritas beragama berbeda dengan iman Nasrani saya (Belitung, Bangka, Bandung). Sewaktu TK, saya pernah disiapkan guru saya untuk ikut dalam lomba mengaji (skrg istilahnya MTQ). Saya batal mengikuti perlombaan ini karena akhirnya karena orang tua saya akhirnya tahu dan mengajukan keberatan dengan guru saya. Alhasil setelah latihan dalam hitungan minggu pun jadi tidak jadi ikut. Sejak saat itu, saya yang meniru doa teman2 saat mau pulang dengan mengadah tangan menjadi melipat tangan sesuai bimbingan guru saya walaupun doa yang dilafalkan dilakukan sesuai

    agama mereka.

    Puji Tuhan walau saya berada di lingkungan mayoritas yang berbeda dengan saya dan tidak jarang harus mendengar dan disindir tentang Kristen dalam pelajaran agama mereka, hingga hari ini saya masih menjadi Laskar Kristus. "Pemaksaan" orang tua saya agar selalu ikut sekolah minggu,. di rumah sendiri saya pun sesekali sebelum tidur diceritakan Alkitab oleh Bapak saya yg akhirnya saya pahami sebagai upaya pembentukan iman saya lebih baik.

    Adalah hal yang baik jika kita menyekolahkan anak kecil ke sekolah Nasrani. Namun mengingat biaya dan mungkin kecukupan infrastruktur yang ybelum memadai di daerah yang maoritas non Nasrani, tidak jarang orang tua harus menyekoolahkannya di sekolah negeri. Kewajiban orang tua adalah peka terhadap perilaku anak tersebut seperti orang tua saya yang melihat keganjilan pada saya dengan lafal al'quran dan mempersiapkan anak dengan baik melalui sekolah minggu atau menceritakan Alkitab seperti yang diamanatkan Alkitab dan dilakukan oleh orang tua Yahudi jaman dulu.

    Tuhan memberkati.....

    TORO617 tulis:

    Saya perlu mengangkat topik ini karena melihat fenomena yang terjadi di sektar kita terutama PAUD dan TK yang tentunya banyak pengajar-pengajar yang berbeda iman dengan kita yang mengajarkan doa, maupun hal-hal pengajaran lain dengan menanamkannya sedikit demi sedikit kepada pribadi anak-anak yang tidak sesuai dengan iman Kristiani.
    Apa pendapat kalian dan apa yang harus kalian lakukan jika menghadapi hal ini.Barangkali mempunyai pengalaman untuk disharekan.

  • DENI824

    20 Agustus 2016

    TORO617 tulis:

    Mungkin kalau di perkotaan masih memungkinkan jika tidak sesuai bisa cari yang lain bagaimana  kalau kondisinya di pedesaan atau di wilayah transmigrasi yang sangat jarang PAUD atau TK nya sehingga mau tidak mau suka tidak suka harus mendaftarkannya.

    Wah.. Kalau sudah ada kata mau gak mau, suka gak suka ini bahaya. Seolah-olah pasrah an tidak punya prinsip :)

    #Oh iya, PAUD dan TK itu gak keharusan loh ya. Ketika mendaftar di SD, ijazah TK nya gak diminta juga kok.

    Kalau kasusnya seperti diatas sih, TK / PAUD tidak sesuai seperti yg diharapkan, saya pribadi mah mending mengajar anak di rumah aja. Gak ada istilah mau gak mau, suka gak suka :)

    Trus nanti muncul lagi pertanyaan / pernyataan TS :

    Ya,  itu kalau ibunya bisa mengajar. Kalau ibunya gak bisa mengajar anaknya?

    Ya, itu kalau ibunya di rumah. Kalau ibunya bekerja di sawah atau diladang?

    Ya sebenarnya, intinya, dalam segala hal, seringnya kita suka cari2 alasan dan meng-kambing-hitamkan keadaan / situasi / orang lain, daripada kita berusaha cari solusi :)

    **Oh iya, sebagai tambahan informasi aja nih, di kota Pekanbaru juga sedikit loh sekolah TK yg kristen. Bisa dihitung dgn jari. Kalau mau TK internasional mah banyak ( tapi ntar ngomkngin biaya lg. Mahal katanya ).

    Itu kota loh ya, bukan desa.

    Tp karena disana mayoritas non kristen, kebanyakan PAUD / TK yang non Kristen..

    Jadi intinya bukan masalah di kota (perkotaan) atau di desa ( pedesaan) :)

    20 Agustus 2016 diubah oleh DENI824

  • FANI117

    20 Agustus 2016

    Ponakan baru masuk tk aja liat gurunya berhijab semua agak gimana gitu -_-

    Maaf, sebenarnya tidak apa2 sih ya, cuman rasa ini tak bisa dibohongi^^

  • SWARRY836

    20 Agustus 2016

    Wah akhirnya ada yg angkat topik ini.

    Cocok bgt sm keadaanku. Daerah pinggiran yg kental sekali dengan keislamannya. Mkanya disebut kota wali.

    Saya bkn tidak mau mengajari dan mendidik anak saya sendiri. Saya dlu mantan guru Paud. Tapi keadaan saya sbg single parent yg harus bekerja kendalanya.

    2bln ubek2 Paud dan tk plus TPA di seantero jagad yg dekat dengan kantor dan kontrakan smuanya bandrol negeri tapi endingnya ada mengajinya siang harinya.

    Note: anakku sendiri yang minta sekolah. Karena ponakan smw sekolah. Didesa tdk ada Paud, ada paud pun minimal umur 3tahun.

    Dan akhirnya menemukan Satu2nya paud bandrol negeri yg pemiliknya beragama kristen (katolik) ya paud nya anak ku sekarang ini. Tapi berdoanya tetap dgn gaya muslim sekali dan stiap hari kamis prinsipnya one day one juz.

    Tapi ak brserah sama Tuhan....Tuhan pasti berkarya.

    2 mnggu pertama masuk sekolah anakku yg sebelum2nya giat pergi sekolah minggu, maju nyanyi dan edarkan kantong persembahan terasa bgt perubahannya. Umur 2 tahun sdh bs bilang "abang gak sekolah minggu" dan ngeyel "salah berdoanya gak gitu" krn beda berdoanya. Dan kalopun mau sekming ya gak mau ngapa2in gak nyanyi,gak mau edarkan kantong dan..... Ini yg plng bkin sedih.... Di sekolah minggu Gaya berdoanya bkn lipat tangan tapi gaya2 org muslim gt lah .

    #hadeh....

    Eyangnya sempat kaget. Tante dan oomnya yg pendeta smpat kuatir juga. Tapi puji Tuhan pemiliknya ini non muslim jd tau kekuatiran kami yg nonmuslim. Aku coba dekati ortu yg non muslim dan Sharing dengan mereka bahkan ak bertanya dgn ortu murid yg sdh lulus.

    Anakku mSuk diakhir semester tahun ajaran kemarin jd ak tau siapa2 yg non muslim. Ada yg dari umur 2 thn sampai 6thn anaknya dititipkan dipaud ini dan ortu mrka pny solusi jitu utk anak2 mrka. sekarang sedang saya terapkan :

    1.Jangan pernah melarang atau bahkan melarang dngn keras,jangan sampai lah, karena mereka akan protes; disekokah kok boleh? Bahkan ada yg ekstrim dlu bilang ke guru "sama mama gak boleh doa begitu".  

    2. Saat2 quality time saat dirumah itu digunakan untuk mengenalkan pribadi Yesus.

    3. Katakan secara jelas bahwa berdoa kita bukan seperti itu (bkn melarang), mengapa kita berbeda dengan mereka.

    Jadi ak mencoba tips itu dr ortu yg lain

    4 bulan sdh anakku ini di paud, stiap kamis saat pelajaran agama, anak2 muslim mengaji, anak2 non muslim diajak bu cita (pemiliknya) utk belajar agama. Dan kakak2 TK nya (ak yg meminta'ke mereka) sering ngajak anakku utk pindah kelas dan belajar agama bersama mereka walaupun banyak gak maunya karena anakku sdh dekat skali dengan 1 ibu guru yg jg jadi ibu asuhnya diTPA. Tp dengan pertanyaan yg sering ditanyakan kakak2nya bikin anakku tau bahwa dia beda. Teman2 Tk dan paudnya selalu bertanya : kenzo Tuhan Yesus juga tho?.

    Pertanyaan itu yg kemudian mendorong dan.menginspirasi ak juga lebih intens 2xlipat mengenalkan pribadi Yesus, Melalui gambar, cerita dan lagu2 sekolah minggu . Walau tdk sebagus dlu tapi puji Tuhan skrg sdh kembali semangat bangun pagi "abang sekolah minggu ya mi?".

    Kalo papaku bilang doakan saja dan percaya Tuhan pasti berkarya bagi dia. Seperti Tuhan berkarya atas hdup flowbet sepupu kami.

    #begitu kali ya gaya fikiran orang kristen. Sangat percaya pada kekuatan Tuhan.

    20 Agustus 2016 diubah oleh SWARRY836

  • 20 Agustus 2016

    Sebelumnya terima kasih atas masukannya,

    DENI824 tulis:
    Wah.. Kalau sudah ada kata mau gak mau, suka gak suka ini bahaya. Seolah-olah pasrah an tidak punya prinsip :)
    ==================================================================
    >Saya tidak tahu apakah Dini tinggal di desa atau kota. Kalau tinggal di desa atau transmigrasi persoalannya jadi beda. mau nggak mau suka atau tidak suka bukan berarti sikap pasrah karena tidak ada pilihan yang lain kecuali ketika masuk SD tidak mewajibkannya
    #Oh iya, PAUD dan TK itu gak keharusan loh ya. Ketika mendaftar di SD, ijazah TK nya gak diminta juga kok.
    ==================================================================
    >Memang PAUD bukan hal wajib, namun untuk jenjang TK tiap daerah memiliki kebijakannya sendiri-sendiri ada yang mewajibkan ada yang tidak mewajibkan. saya mendengar di daerahku mewajibkannya.
    #Kalau kasusnya seperti diatas sih, TK / PAUD tidak sesuai seperti yg diharapkan, saya pribadi mah mending mengajar anak di rumah aja. Gak ada istilah mau gak mau, suka gak suka :)
    ==================================================================
    >Kalau tidak diwajibkan tidak menjadi persoalan diajar di rumah, bagaimana kalau sebaliknya karena masuk SD perlu adanya sertifikat TK
    #Trus nanti muncul lagi pertanyaan / pernyataan TS :
    Ya, itu kalau ibunya bisa mengajar. Kalau ibunya gak bisa mengajar anaknya?
    Ya, itu kalau ibunya di rumah. Kalau ibunya bekerja di sawah atau diladang?
    =================================================================
    Itu tergantung kondisi bagaimana kemampuan mengajar orang tuanya, kalau orang tuanya tidak tahu baca tulis sudah pasti tidak bisa mengajarkan anaknya namun demikian masih bisa mengajarkan budi pekerti.
    #Ya sebenarnya, intinya, dalam segala hal, seringnya kita suka cari2 alasan dan meng-kambing-hitamkan keadaan / situasi / orang lain, daripada kita berusaha cari solusi :)
    =================================================================
    Solusi tetap dicari tapi musti realistis pula


    **Oh iya, sebagai tambahan informasi aja nih, di kota Pekanbaru juga sedikit loh sekolah TK yg kristen. Bisa dihitung dgn jari. Kalau mau TK internasional mah banyak ( tapi ntar ngomkngin biaya lg. Mahal katanya ).
    Itu kota loh ya, bukan desa.
    Tp karena disana mayoritas non kristen, kebanyakan PAUD / TK yang non Kristen..
    Jadi intinya bukan masalah di kota (perkotaan) atau di desa ( pedesaan) :)
    ==================================================================
    >Bagaimana pun juga sebagai orang tua tetap menjaga dan mendidik anak tetap beriman pada Yesus. Gbu

    20 Agustus 2016 diubah oleh TORO617

  • ALBERT987

    21 Agustus 2016

    Sy agak berbeda nih...semua sekolah yg berbasis agama baik kristen dan non kristen cenderung kurang toleransi terhadap yg berbeda..sy lbh setuju pendidikan sekolah negeri dgn latar belakang suku agama dan ras yg berbeda...sehingga dr kecil mereka sdh belajar menerima perbedaan...masalah pendidikan agama kan jg tiap sekolah negeri jg memberikan sesuai porsinya...ini pendapat sy...thanks

  • 21 Agustus 2016

    Syukur pemiliknya beragama Katolik bagaimana kalau tidak dan mengatakan: O itu sudah menjadi aturan semua anak didik harus mengikuti kegiatan agama dan cara berdoa yang sama.

    Tapi saya berterima kasih atas masukannya seandainya kita semua di hadapkan situasi demikian, suatu saat jika punya anak masukan-masukannya bisa dijadikan bekal.

    SWARRY836 tulis:

    Wah akhirnya ada yg angkat topik ini.

    Cocok bgt sm keadaanku. Daerah pinggiran yg kental sekali dengan keislamannya. Mkanya disebut kota wali.

    ....

    #begitu kali ya gaya fikiran orang kristen. Sangat percaya pada kekuatan Tuhan.

    21 Agustus 2016 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • CHARDE962

    21 Agustus 2016

    umumnya PAUD memang dijalankan oleh para pengajar muslim gpp seh sebenarnya hanya sj masa golden age anak diusia itulah pendidikan karakter lebih diutamakan anak lebih cepat menyerap apa yg didengar n dilihat pd usia2 tsb. kebetulan sy pernah mengajar kindergarten jd sy paham gmn rasanya melihat perkembangan anak diusia tsb. sy pribadi someday jk sy sdh pnya anak diusia TK-SD sy usahakan mereka bersekolah di sekolah kristen.

  • DENI824

    21 Agustus 2016

    TORO617 tulis:

    Sebelumnya terima kasih atas masukannya,

    Justru kalau PAUD itu diharuskan / keharusan di daerah Pak Toro, maka Bapak pun punya kesempatan / hak untuk bertanya lebih jauh / detil mengapa suatu keharusan ? Apa hak anak didik dan apa kewajiban sekolah? Standard pengajarannya apa? Kurikulumnya / lesson plan-nya bagaimana?

    Ya kalau itu hanya sekedar keharusan tapi ada hak2 anak didik yg tidak terpenuhi (mis ; menyama-ratakan cara berdoa meskipun agama anak didik berbeda), untuk apa? Gitu loh maksud saya Pak Toro..

    Jangan hanya pasrah dan pasrah tapi menggerutu di belakang. Pahit di depan, tp manis di belakang.

    Apalagi seperti Bapak katakan : mengajarkan doa maupun mengajarkan hal-hal lain menanamkannya sedikit demi sedikit kepada pribadi anak-anak yang tidak sesuai iman kristiani. Jika terbukti demikian, boleh dong menuntut hak? Mosok iyo manut ae tp sebenernya ngedumel / menggerutu. Lah aneh toh?

    Mengenai yang Pak Toro mengatakan bahwa sebagai orangtua tetap menjaga dan mendidik anak tetap beriman kepada YESUS, berarti ada persekutuan rohani dan pembiasaan pengenalan TUHAN kepada anak-anak di dalam keluarga. Seharusnya, tidak akan ada keraguan2 seperti yang Bapak diskusikan ini..

    Ada keraguan, karena tidak adanya persekutuan dengan TUHAN. Jika mengaku ada persekutuan dengan TUHAN, tp msh ada keraguan, berarti sia-sialah persekutuan itu.. Percaya kpd TUHAN tp masih tetap khawatir. Gimana tuh?

    Intinya : kalau masih bisa dibicarakan / ditanyakan, tanyakanlah sampai tuntas sampai puas, gak ada unek2, gak menggerutu di belakang.. Ini zaman kemerdekaan Pak, bukan zaman penjajahan.. Yang penting menyampaikan dengan sopan. Pasti ada solusi.

    Karena yang aku tau dan yang aku lakukan di sekolah sih begitu. Setiap orangtua punya hak untuk bertanya tentang apapun yg berkaitan dengan pendidikan dan anak didik (sistem, kurikulum, administrasi, dll) dan pihak sekolah wajib memberikan informasi yang jelas ttg apapun yg berkaitan dengan pendidikan dan anak didik di sekolah.

    21 Agustus 2016 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • 21 Agustus 2016

    DENI824 tulis:

    Justru kalau PAUD itu diharuskan / keharusan di daerah Pak Toro, maka Bapak pun punya kesempatan / hak untuk bertanya lebih jauh / detil mengapa suatu keharusan ?

    ....

    informasi yang jelas ttg apapun yg berkaitan dengan pendidikan dan anak didik di sekolah.

    Konteks mau tidak mau suka tidak suka yang saya utarakan bukan keberadaaannya di perkotaan melainkan di desa atau transmigrasi lho Bu yang tidak ada pilihan lain, kalau ibu tidak sepandangan dengan yang saya utarakan itu hak Ibu jika ingin mengajar anak-anaknya di rumah.

    Sedangkan keharusan harus TK di kota saya itu berdasarkan mendengar dari orang lain hal itupun belum dikonfirmasi karena saya kan belum punya anak dan saya tidak akan ngedumel atau menggerutu Bu toh hal itu belum terjadi pada diri saya.

    Bagaimana Ibu bisa menjugde  seseorang ada keraguan atau tidak? dasarnya apa. Lihat bagaimana saya berterima kasih sama sist Swarry atas masukannya dan perlu belajar serta menjadikannya bekal kelak jika menghadapi situasi serupa, bukankah ini dialog mencari solusi atau share pengalaman?Gbu

    21 Agustus 2016 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • DENI824

    21 Agustus 2016

    Nahhhh.. disitulah masalahnya..

    Bapak belum punya anak, belum pernah langsung menyekolahkan anak / ponakan / anak asuh dan tidak berkecimpung di dunia pendidikan.

    Gini ya Pak Toro.. Mungkin saya harus mencari bahasa yang paling sederhana lagi dan mungkin harus runut, biar Bapak mengerti.

    *meskipun sebenarnya saya sudah runut mengikuti alur pertanyaan Bapak..

    Karena tujuan saya pun memberi solusi / saran / pendapat, bukan masalah SETUJU atau TIDAK SETUJU Pak..

    Karena saya juga MEMAHAMI KEKHAWATIRAN ORANGTUA dalam banyak hal. Gak hanya masalah pengajaran yg berbeda iman, urusan anak susah tidur siang, susah rapihin mainan, susah makan, dll pun menjadi kekhawatiran orangtua yang disharingkan kpd Guru / pengajar..

    Back to topic..

    Permasalahan Bapak itu awalnya adalah :

    Pengajar / Guru yg tidak seiman, mengajarkan doa maupun pengajaran hal-hal lain dan menanamkannya sedikit demi sedikit yang tidak sesuai iman Kristiani.

    Saya jawab :

    Sebelum mendaftarkan ke sekolah tsb, cari tau dl ttg sekolah tsb dan kalau pengen yakin ttg sekolah tsb, ditanyakan lgsg, dst dst.

    Dan saya mengatakan, tidak perlu khawatir luar lingkungan rumah / keluarga (termasuk lingkungan sekolah), kl pondasinya sudah kuat dari rumah..

    Bapak jawab lg :

    Anak umur segitu belum nalar. Ortu tidak mengetahui apa yg diajarkan. Tp, seandainya tau pun, apakah ortu akan protes?

    saya jawab :

    Justru di usia mereka lebih cepat menyerap dan mencontoh / meniru dst dst.. Tanpa diberitahu guru / sekolah pun, ortu akan mengetahui dari anaknya karena diberitahu atau dipraktekkan anaknya di rumah.

    Dan kembali lagi saya tegaskan agar menanyakan ttg segala-sesuatunya ke sekolah sblm mendaftarkan. Kalau tidak sesuai seperti yg diinginkan, ya gak usah didaftarkan.

    PAUD / TK gak keharusan. Kalau tidak sesuai seperti yang diharapkan, tidak usah didaftarkan/ dimasukkan ke sekolah tsb, dst dst..

    Bapak Jawab :

    ya itu kl di perkotaan, bgmn kl di desa atau daerah transmigran? Mau gak mau, suka gak suka harus mendaftarkannya.

    Saya jawab :

    Bukan masalah di desa atau di kota.

    Di kota pun ada yg sekolahnya mayoritas non kristen, bisa jadi gak ada pilihan jg, dst dst..

    Bapak lanjutkanlah membaca apa yg saya tuliskan..

    TAPI,  INTINYA yang ingin saya sampaikan itu adalah :

    Pendidikan itu ( dalam hal ini PAUD / TK ), baik di kota maupun di desa, baik keharusan maupun tidak harus, ORANGTUA WAJIB DAN BER-HAK BERTANYA TENTANG SEGALA SESUATU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDIDIKAN dan ANAK DIDIK.

    SEKOLAH BER-KEWAJIBAN MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG PENDIDIKAN DAN HAK-HAK ANAK DIDIK KEPADA ORANGTUA..

    Jadi, baik di desa maupun di kota, Bapak bisa menanyakan / bertanya dan menuntut / meminta hak anak Bapak sbg anak didik di sekolah yg dimaksud nantinya. Apalagi jika Bapak dengan jelas mengetahui bahwa ada hak anak didik (anak Bapak) nantinya yg tidak dipenuhi / terpenuhi oleh pihak sekolah.

    Boleh protes? BOLEH Banget Pak.. Ini masalah pendidikan Pak. Memang harus dipantau oleh orangtua. Itu pesan saya Pak. Bukan saya suruh mencurigai sekolah, tetapi Bapak BER-KEWAJIBAN memantau sekolah (termasuk kurikulum, administrasi dan segala sesuatu yg berhubungan dengan pendidikan dan anak didik) anak Bapak, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak Bapak inginkan bila suatu hari nanti Bapak menjadi orangtua murid..

    Itu point nya Pak Toro. Semoga Pak Toro tidak salah memahami dan mengerti.. Biar gak melebar pembahasannya kemana-mana..

    Darimana saya bisa melihat keraguan Bapak?

    Dari kalimat inti permasalahannya, yaitu : "Pengajar - pengajar yang berbeda iman dari kita yang mengajarkan doa dan pengajaran hal-hal lain dan menanamkannya sedikit demi sedikit yang tidak sesuai dengan iman Kristiani".

    Disini ada keraguan akan terkontaminasinya anak dengan pengajaran, doa dan hal2 lain yg tidak sesuai iman Kristiani..

    Itu sebabnya saya katakan, mengapa harus khawatir kl sudah ditanamkan pondasi yang baik? Kalau orangtua sudah melaksanakan KEWAJIBANNYA UNTUK MEMBIMBING DAN MENGENALKAN ANAKNYA LEBIH DEKAT KEPADA TUHAN, APA LAGI YANG HARUS DIKHAWATIRRKAN?

    SIA-SIA JIKA KITA MASIH KHAWATIR.

    Nanti saya tambahkan atau saya periksa lagi jika ada kalimat yang kurang dipahami..

    21 Agustus 2016 diubah oleh DENI824

  • 21 Agustus 2016

    Begini Bu Deni, saya sudah tahu maksud Ibu dan Ibu pun masih sulit apa yang saya maksud bahkan sampai menjudge.

    Bukankah sedari awal saya berterima kasih dengan masukannya Bu Deni? Saya hanya memberikan beberapa kemungkinan.Misal di desa /trans mau tidak mau dst

    Ibu Deni jawab:

    Wah.. Kalau sudah ada kata mau gak mau, suka gak suka ini bahaya. Seolah-olah pasrah an tidak punya prinsip :)

    Bagaimana tidak punya prinsip lha wong di desa/trans adanya cuma itu. kecuali ketika masuk SD tidak mewajibkannya. Bahkan Ibu mau mengajarnya sendiri.  Kalau memang di beri pondasi kuat berarti tidak ada keraguan dan kekuatiran mengapa harus di ajar sendiri di rumah aja dengan kata lain tidak mendaftarkannya karena tidak sesuai harapan katanya tidak masalah sekolah yang mengajarkan doa maupun pengajaran lain yang non Kristen.

    Kalau soal bertanya sebelum mendaftar saya sepakat tidak perlu dijelasin.

    21 Agustus 2016 diubah oleh TORO617

  • DENI824

    21 Agustus 2016

    Kalimat terakhir tertulis :

    Kalau soal bertanya sebelum mendaftar, saya sepakat tidak perlu dijelasin.

    *Noted

    Jika sebelum mendaftar Bapak sudah bertanya, SEHARUSNYA sudah ada KEJELASAN , KESEPAKATAN, KEPUASAN , KEPASTIAN dan mungkin WIN-WIN SOLUTION yang dibicarakan  disana (termasuk ttg pengajaran cara berdoa)

    Tinggal dipantau dan membuktikan dari apa yang sudah ditanyakan.

    Simpel kan?

    Karena pokok permasalahannya :

    "Pengajar berbeda iman mengajarkan cara berdoa dan pengajaran hal-hal lain dan menanamkan sedikit demi sedikit yg tidak sesuai dgn iman kristiani", baik itu di kota maupun di desa ataupun daerah transmigran.

    21 Agustus 2016 diubah oleh DENI824

  • 21 Agustus 2016

    Untuk itulah karena kondisi tidak memungkinkan itu saya mencari solusi dan solusi yang Ibu berikan|

    1. Mengajar sendiri di rumah jika tidak mewajibkan ketika masuk SD ...

    2,Tinggal dipantau dan membuktikan dari apa yang sudah ditanyakan.

    Bukankah seperti itu?

    21 Agustus 2016 diubah oleh TORO617

  • 22 Agustus 2016

    DENI824 tulis:

    Itu sebabnya saya katakan, mengapa harus khawatir kl sudah ditanamkan pondasi yang baik? Kalau orangtua sudah melaksanakan KEWAJIBANNYA UNTUK MEMBIMBING DAN MENGENALKAN ANAKNYA LEBIH DEKAT KEPADA TUHAN, APA LAGI YANG HARUS DIKHAWATIRRKAN?

    Saya tanya dikit boleh ya, Bu :-)

    Saya senang sekali sekarang masih ada orangtua Kristen yang mampu menanamkan pondasi yang baik tentang pengenalan akan Tuhan. Bu Deni salah satunya. :up:

    Masalahnya, tidak semua orangtua Kristen bisa seperti itu, Bu. Kebetulan saya bertumbuh di lingkungan gereja. Orangtua saya menggembalakan sebuah gereja di daerah pedesaan. Masih ada beberapa jemaat yang bahkan pengetahuan Alkitabnya kalah dengan anak sekolah Minggu.

    Bagaimana dengan mereka, bagaimana supaya mereka bisa mempercayakan anak-anak pada PAUD yang mengajarkan nilai-nilai iman non-Kristiani?

    Terima kasih.

  • DENI824

    22 Agustus 2016

    Pertanyaan yang seharusnya bisa dijawab seorang Zoro :)

    Dan tidak perlu senang karena mengetahui ada orang Kristen yang mampu menanamkan pondasi yg baik tentang pengenalan akan TUHAN. ITU HAL BIASA DAN SEHARUSNYA DEMIKIAN JIKA MENJADI ORANGTUA. BUKAN HAL YANG LUAR BIASA :)

    ITU KEWAJIBAN DAN SYARAT YANG SEHARUSNYA SEBELUM MENJADI ORANGTUA. MINIMAL BISA MENGAJAR ANAK BERDOA..

    Pokok permasalahan :

    "Masih ada beberapa jemaat yang bahkan pengetahuan Alkitabnya kalah dengan anak sekolah minggu"

    Berdasarkan kalimat diatas, berarti ada data yang jelas dan akurat tentang beberapa orang / jemaat yg dimaksud.

    *Beberapa berarti tidak banyak, bisa dikatakan sedikit juga.

    Pertanyaannya :

    1. Mengapa beberapa orang / jemaat itu mempunyai pengetahuan tentang Alkitab yang bisa dikatakan "kalah dengan anak sekolah minggu?"

    - Apakah baru mengenal Tuhan / baru menjadi Kristen?

    - Apakah belum bisa membaca dan menulis?

    - Apakah belum / tidak memiliki Alkitab?

    - Apakah mereka berada di dusun yang susah dijangkau oleh Gembalanya / menjangkau Gereja yang ada?

    -Apakah karena keterbatasan fisik / kemampuan?

    *harus jelas informasinya agar dapet solusinya dan tidak ngalur-ngidul pembahasannya.

    2. Langkah2 apakah yang telah dilakukan oleh sang Gembala?

    3. Apakah beberapa jemaat yang dimaksud diatas mempunyai "kerinduan" untuk mengetahui banyak tentang isi Alkitab dan mempunyai "kerinduan" untuk mengajarkan anak-anak mereka untuk lebih mengetahui isi Alkitab juga, mengingat sarana pendidikan (sekolah) yg ada di sekitar mereka yg tidak mendukung nilai-nilai iman Kristiani?

    Mungkin dengan mencari tau jawaban atas pertanyaan itu, bisa dicarikan solusi utk mereka.

    Biar pembahasannya juga gak kemana-mana, fokus kepada pokok permasalahan.

    *Tapi mohon maaf ya. Jangan menggunakan kata "kalah", karena mengetahui banyak ttg TUHAN baik dengan membaca Alkitab ataupun dengan mendengar dari Pendeta / Pastur, dll, bukan lah suatu perlombaan yg bisa ditentukan dengan kata "kalah atau menang". Karena, sebanyak apapun (menang ) pengetahuan kita tentang isi Alkitab, tidak berguna kalau tidak "bertumbuh".

    GOD Bless you too

    22 Agustus 2016 diubah oleh DENI824

1 – 25 dari 58    Ke halaman:  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan