Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

KISAH INSPIRASI MR.TUKUL DAN SUSI SIMILIKITI WELEH-WELEH

ForumCampur-campur

1 – 12 dari 12Kirim tanggapan

  • 27 Agustus 2016

    Saya teringat keluarga Mr. Tukul yang begitu menginspirasi yang baru saja mengalami kedukaan karena ditinggal sang istri dalam peristirahatannya yang terakhir. Bagaimana kesetiaan sang Istri Susi Similikiti Weleh-Weleh menemani suami dari nol, dalam keadaan kesulitan dengan penghasilan kecil tapi tetap setia mendampingi hingga mencapai ke puncak kesuksesan sampai akhir hayatnya,dan keduanya saling setia dan bahu membahu dalam kehidupan suka dan duka, tawa dan tangisan. Meskipun mereka memiliki iman yang berbeda dari kita semua namun demikian dapat dijadikan contoh yang baik bagi kita semua.

    Acap kali kita berharap dan hanya ingin mendapatkan hasil namun enggan menjalani proses hidup yang tidak begitu instan, terlebih jika kehidupan kita sebelumnya yang begitu nyaman sementara yang akan dihadapi bersama calon pasangan bertolak belakang dari harapannya. Tidak dipungkiri bahwa kualitas hidup dan kemapanan ekonomi memang dambaan bagi setiap calon pasangan.

    1.Bagaimana  menurut sist dan bro semua jika menemukan calon pasangan    tidak sesuai harapan Anda dan keluarga Anda seperti gambaran Mr, Tukul di atas?

    2.Akankah tetap melanjutkannya ke jenjang lebih jauh dan memantapkan hati menjalaninya bersama calon pasangan dalam suka dan duka hingga akhir hayat atau mengakhirinya saja?

    27 Agustus 2016 diubah oleh TORO617

  • SWARRY836

    27 Agustus 2016

    Pertamax

    1. No problem soal fisik asal tdk main fisik

    2. Yess i do akir hayat

    Ahayyyyyyy

    27 Agustus 2016 diubah oleh SWARRY836

  • 27 Agustus 2016

    Untuk no.1 penekanannya lebih kearah keadaan kemapanan sang calon pasangan dan penghasilan yang tidak begitu seberapa seperti gambaran Mr. Tukul  yang tentunya di luar harapan keluarga dan Anda bukan fisiknya, namun demikian terima kasih atas pandangannya :up:

    SWARRY836 tulis:

    Pertamax

    1. No problem soal fisik asal tdk main fisik

    2. Yess i do akir hayat

    Ahayyyyyyy

    27 Agustus 2016 diubah oleh TORO617

  • MARGANDHA939

    27 Agustus 2016

    Pandangan saya ttg itu.

    1. Saya tidak ada masalah..karena fisik,materi,kemapanan bukan kunci kelanggengan suatu hubungan. Yg penting satu pemikiran..yaitu:untuk menghadirkan keluarga yg di sukai Allah.Karena jika keluarga sudah di sukai Tuhan pasti berkat dan perlindungan dari Tuhan akan ada.Tapi yang pasti pasangan itu harus ada toleransi dan kerendahan hati.

    2. Jika sudah ada kesepahaman akan tujuan pernikahan maka harus di lanjutkan.Dan harus setia dalam suka dan duka.

    Itu menurut saya

    27 Agustus 2016 diubah oleh MARGANDHA939

  • MINCE498

    27 Agustus 2016

    Semua org psti ingin hidup mapan. Untuk hidup mapan dibutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Klw pasangan saya blm mapan atau keadaannya tidak sesuai harapan, hubungan ttp dilanjutkan asal sama-sama berkomitmen utk berjuang dan bekerja sama. Jgn hanya satu pihak yg setengah hidup berjuang, smntra yg satu ongkang2 kaki di rumah. Kedua belah pihak hrs bekerja sama mnjdi satu tim dlm rumah tangga.

    Btw, salut dengan kehidupan Tukul dan istrinya

  • ELISA859

    27 Agustus 2016

    TORO617 tulis:

    Saya teringat keluarga Mr. Tukul yang begitu menginspirasi yang baru saja mengalami kedukaan karena ditinggal sang istri dalam peristirahatannya yang terakhir. Bagaimana kesetiaan sang Istri Susi Similikiti Weleh-Weleh menemani suami dari nol, dalam keadaan kesulitan dengan penghasilan kecil tapi tetap setia mendampingi hingga mencapai ke puncak kesuksesan sampai akhir hayatnya,dan keduanya saling setia dan bahu membahu dalam kehidupan suka dan duka, tawa dan tangisan. Meskipun mereka memiliki iman yang berbeda dari kita semua namun demikian dapat dijadikan contoh yang baik bagi kita semua.

    Acap kali kita berharap dan hanya ingin mendapatkan hasil namun enggan menjalani proses hidup yang tidak begitu instan, terlebih jika kehidupan kita sebelumnya yang begitu nyaman sementara yang akan dihadapi bersama calon pasangan bertolak belakang dari harapannya. Tidak dipungkiri bahwa kualitas hidup dan kemapanan ekonomi memang dambaan bagi setiap calon pasangan.

    1.Bagaimana  menurut sist dan bro semua jika menemukan calon pasangan    tidak sesuai harapan Anda dan keluarga Anda seperti gambaran Mr, Tukul di atas?

    2.Akankah tetap melanjutkannya ke jenjang lebih jauh dan memantapkan hati menjalaninya bersama calon pasangan dalam suka dan duka hingga akhir hayat atau mengakhirinya saja?

    Iya mas Toro,kebanyakan seorang wanita yg mau mencintai pasangannya dalam kondisi apapun,

    Tetapi hanya sedikit laki-laki yg mau demikian,

    Ini fakta,sebab aku mengalaminya,hingga saat ini tak ada seorangpun yg mau hidup dgnku karna takut sengsara,hehehehe,,

  • 27 Agustus 2016

    Sawang sinawang Eliza dari mana pria atau wanita memandang, ketika seseorang sudah terbiasa hidup dalam zone nyaman akan merasa berat untuk memutuskan hidup dengan calon pasangan yang masih berjibaku dalam menata hidupnya apalagi calon pasangannya dari golongan kurang beruntung , terlebih bagi seseorang yang dari kecil hingga dewasa sudah terbiasa dilayani oleh para asisten rumah tangga segalanya serba tersedia tinggal perintah ini itu jadi namun tidak semuanya demikian tergantung tingkat kesadaran individu masing-masing.

  • SWARRY836

    27 Agustus 2016

    Oke tetap tidak apa2.berjuang sama2 dan sepakat utk trs bersama

    TORO617 tulis:

    Untuk no.1 penekanannya lebih kearah keadaan kemapanan sang calon pasangan dan penghasilan yang tidak begitu seberapa seperti gambaran Mr. Tukul  yang tentunya di luar harapan keluarga dan Anda bukan fisiknya, namun demikian terima kasih atas pandangannya :up:

  • 27 Agustus 2016

    :up:

    SWARRY836 tulis:

    Oke tetap tidak apa2.berjuang sama2 dan sepakat utk trs bersama

  • ELISA859

    27 Agustus 2016

    TORO617 tulis:

    Sawang sinawang Eliza dari mana pria atau wanita memandang, ketika seseorang sudah terbiasa hidup dalam zone nyaman akan merasa berat untuk memutuskan hidup dengan calon pasangan yang masih berjibaku dalam menata hidupnya apalagi calon pasangannya dari golongan kurang beruntung , terlebih bagi seseorang yang dari kecil hingga dewasa sudah terbiasa dilayani oleh para asisten rumah tangga segalanya serba tersedia tinggal perintah ini itu jadi namun tidak semuanya demikian tergantung tingkat kesadaran individu masing-masing.

    Iya mas,,sawang sinawang,saat laki2 itu nyawang kehidupanku,langsung kabur,,kwkwkw,,

    Takut g kuat,,,

  • 27 Agustus 2016

    Kalau Elisa bawa pentungan ya kabur dari pada dipentung he3

    ndak juga sist lagian bukan Elisa seorang yang belum lulus JK masih banyak kok nilai rapornya merah semua he3.

    28 Agustus 2016 diubah oleh TORO617

  • 28 Agustus 2016

    Berandai-andai bila aku msh muda dan calonku spt Tukul hhee....

    1. Bila hrs terjun bebas hidup prihatin, bersedia aja asal si dia punya talenta besar buat maju dan berkembang, jujur , setia, dan punya tanggung jawab besar.

    2. Tp untuk melangkah lebih serius ke pernikahan ada hambatan terbesar dari orang tua, yg udh pasti gk mengijinkan anaknya menikah dg orang sembarangan, artinya hrs dg restu.

1 – 12 dari 12Kirim tanggapan