Pendalaman Alkitab Online
-
2 Desember 2016
JADILAH MENURUT IMANMU
2 Desember 2016
"Jadilah kepadamu menurut imanmu" (Mat 9:29)
Lectio
Yes 29:17-24; Mzm 27:1,4,13-14; Mat 9:27-31Ibu Suci baru saja selesai berdoa ketika Markus anaknya berkata :
"Ibu, saya mau nonton bersama teman-teman, boleh yah?"Ibu Suci menjawab :
"Nak, ibumu hanya punya uang untuk hidup kita sampai akhir bulan. Nanti di awal bulan ibu kasih ya!"Markus menjawab :
"Wah tidak seru Bu! Film nya jadi basi! Hidup jadi orang miskin memang susah!"Ibu Suci menjawab :
"Nak, kita harus mensyukuri setiap kehidupan yang telah Tuhan berikan. Sejak ditinggal Ayahmu 15 tahun yang lalu, Ibu bekerja dengan semangat karena percaya bahwa Tuhan akan memampukan ibu membesarkan kalian."Keesokan harinya, Martin adik Markus memberitahu ibunya bahwa semalam kakaknya tidak pulang. Ketika Suci hendak keluar, tiba-tiba tetangganya datang membopong Markus dengan wajah lebam.
"Ia semalam pergi minum dengan anak kampung sebelah. Padahal sudah saya larang Bu! Sekarang ini akibatnya!" kata tetangganya.Ketika siuman, Markus melihat ibunya sedang berdoa di sampingnya, lalu ia pun menangis tersedu-sedu dan meminta maaf kepada sang ibu.
Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata :
"Jadilah kepadamu menurut imanmu."Segala yang kita imani akan terjadi.
Oratio
Ya Tuhan tambahkanlah iman kami. AminMissio
Marilah kita hidup dalam iman, harapan dan kasih Tuhan.
Have a Blessed First Friday.www.mutiara-iman.org/#!/p/reflections/c77a1732-9131-4ccb-8584-b005e4f57a26
-
2 Desember 2016
ZEGA376 tulis:
JADILAH MENURUT IMANMU
2 Desember 2016
....Have a Blessed First Friday.
www.mutiara-iman.org/#!/p/reflections/c77a1732-9131-4ccb-8584-b005e4f57a26
Cerita yg menyentuh hati lae Z, thanks udah di share
4 Desember 2016 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
2 Desember 2016
TAK PERNAH BERHENTI BERJUANG (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Desember 2016Baca: 2 Korintus 10:1-11
"Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi," 2 Korintus 10:3
Kesukaran dan penderitaan adalah bagian hidup manusia, Musa pun mengakuinya. Namun ia justru menyebutnya sebagai suatu kebanggaan (baca Mazmur 90:10), karena pengalaman hidup yang penuh proses seperti itu dapat menjadikannya kuat. Adalah suatu kebanggaan ketika orang dapat bertahan atau mampu melewati setiap kesukaran dan penderitaan yang dialami. Musa telah membuktikan betapa berat proses yang dijalaninya ketika harus memimpin umat Israel yang tegar tengkuk itu selama 40 tahun. Seberat apa pun keadaannya, life must go on, harus tetap semangat menjalani hidup, sebab "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?" (Amsal 18:14).
Lalu kita harus berjuang dalam hal apa lagi? Berjuang melawan keinginan daging. Setiap detik, menit, jam kita selalu menghadapi pilihan hidup yang tidak mudah: menuruti keinginan daging atau Roh Kudus. Ini membutuhkan perjuangan yang tidak mudah, sebab "...roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Kelemahan utama daging adalah cenderung melakukan perbuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan. "Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (Galatia 5:19-21). Mengikuti keinginan daging mengakibatkan kebinasaan daging (baca Galatia 6:8), tidak mendapat tempat di Kerajaan Sorga.
Hanya dengan pertolongan Roh Kudus saja kita dapat mematikan segala keinginan daging. "Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup." (Roma 8:13). Sehebat apa pun seseorang, kalau 'daging' nya lemah atau semata-mata hidup menuruti keinginan dagingnya, ia pasti akan menuai kegagalan!
Perjuangan orang percaya adalah perjuangan menyalibkan keinginan daging!
-
2 Desember 2016
Kegagalan Mendidik Anak dalam Keluarga Raja Daud
Posted on Jumat, 2 Desember, 2016 by saatteduh– Diambil dari Renungan Gereja Kristus Yesus –
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Samuel 14-15
Dalam Perjanjian Lama, kita tidak menemukan teguran Allah secara langsung terhadap praktik poligami. Bahkan, kita bisa menemukan bahwa tokoh-tokoh iman seperti Abraham dan Raja Daud pun melakukan poligami. Sekalipun demikian, tidak adanya teguran atau larangan terhadap praktik poligami itu tidak berarti bahwa Allah menyetujui praktik poligami!
Yang bisa kita lihat dengan jelas adalah bahwa praktik poligami mengakibatkan berbagai permasalahan dalam keluarga. Sebagai contoh, kita dengan mudah bisa melihat kegagalan Raja Daud dalam mendidik anak. Terjadinya perkosaan yang dilakukan oleh Amnon terhadap Tamar (13:1-19), pembunuhan yang dilakukan oleh Absalom (kakak Tamar yang seibu) kepada Amnon sebagai pembalasan terhadap perkosaan yang dilakukan Amnon (13:20-39), komunikasi yang buruk antara Raja Daud dan Absalom (pasal 14), serta pemberontakan Absalom terha-dap Raja Daud (pasal 15) menunjukkan kegagalan Raja Daud dalam mendidik anak-anaknya. Dalam 1 Raja-raja 1:5-6, kita bisa melihat salah satu penyebab kegagalan Raja Daud dalam mendidik anak-anaknya, yaitu bahwa ia belum pernah menegur Adonia (anak Raja Daud yang dilahirkan oleh Hagit) dengan perkataan, “Mengapa engkau berbuat begitu?” Mudah diduga bahwa Raja Daud tidak tegas dalam mendidik anak!
Raja Daud, seorang beriman yang hidupnya dekat dengan Tuhan, tetapi gagal dalam mendidik anak. Kisah keluarga Daud ini merupakan suatu peringatan bagi setiap orang tua Kristen untuk serius memperhatikan perlunya pendidikan anak. Apakah Anda menyediakan cukup banyak waktu untuk mendidik anak-anak Anda? Ingatlah bahwa Anda akan menuai kesedihan bila keluarga Anda berantakan! [P]
“Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Amsal 29:17
-
2 Desember 2016
<< 2 Samuel 14 >>
Absalom kembali
1 Ketika Yoab, anak Zeruya, mengetahui, bahwa hati raja merindukan Absalom,
2 maka ia menyuruh orang ke Tekoa menjemput dari sana seorang perempuan yang bijaksana, lalu ia berkata kepada perempuan itu: "Berlakulah pura-pura berkabung, dan pakailah pakaian berkabung, janganlah berurap dengan minyak, dan berlakulah seperti seorang perempuan yang telah lama berkabung karena seorang mati.
3 Kemudian masuklah menghadap raja dan berbicaralah kepadanya seperti ini" --lalu Yoab menaruh perkataannya ke dalam mulut perempuan itu.
4 Ketika perempuan Tekoa itu masuk menghadap raja, sujudlah ia dengan mukanya ke tanah dan menyembah, sambil berkata: "Tolonglah, ya tuanku raja!"
5 Raja bertanya kepadanya: "Ada apa?" Jawabnya: "Ah, aku ini seorang janda, sebab suamiku sudah mati.
6 Hambamu ini mempunyai dua orang anak laki-laki; mereka berkelahi di padang dan karena tidak ada yang memisahkan, maka yang satu memukul yang lain dan membunuh dia.
7 Dan sekarang seluruh kaum keluarga bangkit melawan hambamu ini, dan mereka berkata: Serahkanlah orang yang membunuh saudaranya itu, supaya kami menghukum dia mati ganti nyawa saudaranya yang telah dibunuhnya itu, dan supaya kami memunahkan juga ahli waris itu. Mereka hendak memunahkan keturunanku yang masih tersisa itu dengan tidak meninggalkan nama atau keturunan bagi suamiku di muka bumi."
8 Lalu berbicaralah raja kepada perempuan itu: "Pulanglah ke rumahmu, mengenai engkau akan kuberi perintah."
9 Perempuan Tekoa itu berkata kepada raja: "Aku dan keluargaku akan menanggung kesalahan itu, ya tuanku raja, tetapi raja dan takhtanya tak bersalah."
10 Lalu berkatalah raja: "Jika ada orang yang mengatakan apa-apa lagi terhadap engkau, bawalah orang itu menghadap aku, maka ia tidak akan mengusik engkau lagi."
11 Kata perempuan itu: "Kiranya raja ingat kepada TUHAN, Allahmu, supaya si penuntut tebusan darah jangan terlalu banyak menimbulkan kemusnahan dan supaya mereka jangan memunahkan anakku itu." Lalu berkatalah raja: "Demi TUHAN yang hidup--sehelai rambutpun dari kepala anakmu itu takkan jatuh ke bumi!"
12 Kemudian berkatalah perempuan itu: "Izinkanlah hambamu ini berkata sepatah kata lagi kepada tuanku raja." Jawabnya: "Katakanlah."
13 Berkatalah perempuan itu: "Mengapa raja merancang hal yang demikian terhadap umat Allah? Oleh karena tuanku mengucapkan perkataan ini, maka tuanku sendirilah yang bersalah dengan tidak mengizinkan pulang orang yang telah dibuangnya.
14 Sebab kita pasti mati, kita seperti air yang tercurah ke bumi, yang tidak terkumpulkan. Tetapi Allah tidak mengambil nyawa orang, melainkan Ia merancang supaya seorang yang terbuang jangan tinggal terbuang dari pada-Nya.
15 Maka sekarang, aku datang mengatakan perkataan ini kepada tuanku raja karena orang banyak itu telah menakut-nakuti aku. Sebab itu pikir hambamu ini: baiklah aku berbicara dahulu dengan raja, mungkin raja mengabulkan permohonan hambanya ini;
16 sebab raja akan mendengarkan aku dan akan melepaskan hambanya ini dari tangan orang yang hendak memunahkan aku dan anakku bersama-sama dari milik pusaka Allah.
17 Juga hambamu ini berpikir: perkataan tuanku raja tentulah akan menenangkan hati, sebab seperti malaikat Allah, demikianlah tuanku raja, yang dapat membeda-bedakan apa yang baik dan jahat. Dan TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai tuanku."
18 Lalu raja menjawab, katanya kepada perempuan itu: "Baiklah jangan sembunyikan kepadaku apa yang hendak kutanyakan kepadamu." Kata perempuan itu: "Berkatalah kiranya tuanku raja!"
19 Kemudian bertanyalah raja: "Adakah Yoab campur tangan dengan engkau dalam semuanya ini?" Perempuan itu menjawab: "Demi hidupmu, tuanku raja, tidaklah mungkin untuk menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala yang tuanku raja katakan. Sesungguhnya hambamu Yoab yang memerintahkan daku; dialah yang menaruh ke dalam mulut hambamu segala perkataan ini.
20 Dengan maksud untuk mengubah rupa perkara itu maka hambamu Yoab melakukan perkara ini. Tetapi tuanku bijaksana sama seperti malaikat Allah, sehingga mengetahui semua yang terjadi di bumi."
21 Sesudah itu berkatalah raja kepada Yoab: "Baik, kukabulkan permohonan ini. Pergilah, bawalah kembali orang muda Absalom itu."
22 Lalu sujudlah Yoab dengan mukanya ke tanah dan menyembah sambil memohon berkat bagi raja. Dan Yoab berkata: "Pada hari ini hambamu mengetahui bahwa tuanku raja suka kepada hamba, karena tuanku telah mengabulkan permohonan hambamu ini."
23 Lalu bangunlah Yoab, ia pergi ke Gesur dan membawa Absalom ke Yerusalem.
24 Tetapi berkatalah raja: "Ia harus pergi ke rumahnya sendiri, jangan ia datang ke hadapanku." Jadi pergilah Absalom ke rumahnya sendiri dan tidak datang ke hadapan raja.
25 Di seluruh Israel tidak ada yang begitu banyak dipuji kecantikannya seperti Absalom. Dari telapak kakinya sampai ujung kepalanya tidak ada cacat padanya.
26 Apabila ia mencukur rambutnya--pada akhir tiap-tiap tahun ia mencukurnya karena menjadi terlalu berat baginya--maka ditimbangnya rambutnya itu, dua ratus syikal beratnya, menurut batu timbangan raja.
27 Bagi Absalom lahir tiga orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, yang bernama Tamar. Ia seorang perempuan yang cantik.
28 Setelah Absalom diam di Yerusalem genap dua tahun lamanya, dengan tidak datang ke hadapan raja,
29 maka Absalom menyuruh memanggil Yoab untuk diutus kepada raja. Tetapi ia tidak mau datang kepadanya. Kemudian disuruhnya memanggil dia lagi, untuk kedua kalinya, tetapi ia tidak mau datang.
30 Lalu berkatalah ia kepada hamba-hambanya: "Lihat, ladang Yoab ada di sisi ladangku dan di sana ada jelainya. Pergilah, bakarlah itu." Maka hamba-hamba Absalom membakar ladang itu.
31 Lalu Yoab pergi mendapatkan Absalom ke rumahnya, dan bertanya kepadanya: "Mengapa hamba-hambamu membakar ladang kepunyaanku itu?"
32 Jawab Absalom kepada Yoab: "Ya, aku telah menyuruh orang kepadamu mengatakan: datanglah ke mari, supaya aku mengutus engkau kepada raja untuk mengatakan: apa gunanya aku datang dari Gesur? Lebih baik aku masih tinggal di sana. Maka sekarang, aku mau datang ke hadapan raja. Jika aku bersalah, biarlah ia menghukum aku mati."
33 Kemudian masuklah Yoab menghadap raja dan memberitahukan hal itu kepadanya. Raja memanggil Absalom, dan ia masuk menghadap raja, lalu sujud ke hadapan raja dengan mukanya ke tanah; lalu raja mencium Absalom.
-
2 Desember 2016
<< 2 Samuel 15 >>
Absalom mengadakan persepakatan gelap
1 Sesudah itu Absalom menyediakan baginya sebuah kereta serta kuda dan lima puluh orang yang berlari di depannya.
2 Maka setiap pagi berdirilah Absalom di tepi jalan yang menuju pintu gerbang. Setiap orang yang mempunyai perkara dan yang mau masuk menghadap raja untuk diadili perkaranya, orang itu dipanggil Absalom dan ditanyai: "Dari kota manakah engkau?" Apabila ia menjawab: "Hambamu ini datang dari suku Israel anu,"
3 maka berkatalah Absalom kepadanya: "Lihat, perkaramu itu baik dan benar, tetapi dari pihak raja tidak ada seorangpun yang mau mendengarkan engkau."
4 Lagi kata Absalom: "Sekiranya aku diangkat menjadi hakim di negeri ini! Maka setiap orang yang mempunyai perkara atau pertikaian hukum boleh datang kepadaku, dan aku akan menyelesaikan perkaranya dengan adil."
5 Apabila seseorang datang mendekat untuk sujud menyembah kepadanya, maka diulurkannyalah tangannya, dipegangnya orang itu dan diciumnya.
6 Cara yang demikianlah diperbuat Absalom kepada semua orang Israel yang mau masuk menghadap untuk diadili perkaranya oleh raja, dan demikianlah Absalom mencuri hati orang-orang Israel.
7 Sesudah lewat empat tahun bertanyalah Absalom kepada raja: "Izinkanlah aku pergi, supaya di Hebron aku bayar nazarku, yang telah kuikrarkan kepada TUHAN.
8 Sebab hambamu ini, ketika masih tinggal di Gesur, di Aram, telah bernazar, demikian: Jika TUHAN sungguh-sungguh memulangkan aku ke Yerusalem, maka aku akan beribadah kepada TUHAN."
9 Lalu berkatalah raja kepadanya: "Pergilah dengan selamat." Maka berkemaslah Absalom dan pergi ke Hebron.
10 Dalam pada itu Absalom telah mengirim utusan-utusan rahasia kepada segenap suku Israel dengan pesan: "Segera sesudah kamu mendengar bunyi sangkakala, berserulah: Absalom sudah menjadi raja di Hebron!"
11 Beserta Absalom turut pergi dua ratus orang dari Yerusalem, orang-orang undangan yang turut pergi tanpa curiga dan tanpa mengetahui apapun tentang perkara itu.
12 Ketika Absalom hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom.
Daud melarikan diri dari Yerusalem
13 Lalu datanglah seseorang mengabarkan kepada Daud, katanya: "Hati orang Israel telah condong kepada Absalom."
14 Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem: "Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, sebab jangan-jangan kita tidak akan luput dari pada Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia jangan dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita dan memukul kota ini dengan mata pedang!"
15 Para pegawai raja berkata kepada raja: "Terserah kepada tuanku raja! Hamba-hambamu ini siap!"
16 Lalu keluarlah raja dan seisi rumahnya mengiringi dia; sepuluh orang gundik ditinggalkan raja untuk menunggui istana.
17 Maka keluarlah raja dan seluruh orang-orangnya mengiringi dia. Dekat rumah yang terakhir mereka berhenti
18 sedang semua pegawainya berjalan melewatinya, juga semua orang Kreti dan semua orang Pleti. Juga semua orang Gat, enam ratus orang banyaknya, yang mengiringi dia sejak dari Gat, berjalan melewati raja.
19 Lalu bertanyalah raja kepada Itai, orang Gat itu: "Mengapa pula engkau berjalan beserta kami? Pulanglah dan tinggallah bersama-sama raja, sebab engkau orang asing, lagipula engkau orang buangan dari tempat asalmu.
20 Baru kemarin engkau datang, masakan pada hari ini aku akan membawa engkau mengembara bersama-sama kami, padahal aku harus pergi entah ke mana. Pulanglah dan bawalah juga saudara-saudaramu pulang; mudah-mudahan TUHAN menunjukkan kasih dan setia kepadamu!"
21 Tetapi Itai menjawab raja: "Demi TUHAN yang hidup, dan demi hidup tuanku raja, di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati, di situ hambamu juga ada."
22 Lalu berkatalah Daud kepada Itai: "Jika demikian, berjalanlah lewat." Kemudian lewatlah Itai, orang Gat itu, bersama-sama dengan semua orangnya dan semua anak yang menyertai dia.
23 Seluruh negeri menangis dengan suara keras, ketika seluruh rakyat berjalan lewat. Raja menyeberangi sungai Kidron dan seluruh rakyat berjalan ke arah padang gurun.
24 Dan lihat, juga Zadok ada di sana beserta semua orang Lewi pengangkat tabut perjanjian Allah. Mereka meletakkan tabut Allah itu--juga Abyatar ikut datang--sampai seluruh rakyat dari kota selesai menyeberang.
25 Lalu berkatalah raja kepada Zadok: "Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota; jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya.
26 Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya."
27 Lagi berkatalah raja kepada Zadok, imam itu: "Jadi, engkau dan Abyatar, pulanglah ke kota dengan selamat beserta anakmu masing-masing, yakni Ahimaas anakmu dan Yonatan, anak Abyatar.
28 Ketahuilah, aku akan menanti di dekat tempat-tempat penyeberangan ke padang gurun, sampai ada kabar dari kamu untuk memberitahu aku."
29 Lalu Zadok dan Abyatar membawa tabut Allah itu kembali ke Yerusalem dan tinggallah mereka di sana.
30 Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis.
31 Ketika kepada Daud dikabarkan, demikian: "Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat dengan Absalom," maka berkatalah Daud: "Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya TUHAN."
32 Ketika Daud sampai ke puncak, ke tempat orang sujud menyembah kepada Allah, maka datanglah Husai, orang Arki, mendapatkan dia dengan jubah yang terkoyak dan dengan tanah di atas kepala.
33 Berkatalah Daud kepadanya: "Jika engkau turut dengan aku, maka engkau menjadi beban kepadaku nanti,
34 tetapi jika engkau kembali ke kota dan berkata kepada Absalom: Aku ini hambamu, ya raja, sejak dahulu aku hamba ayahmu, tetapi sekarang aku menjadi hambamu, --dengan demikian engkau dapat membatalkan nasihat Ahitofel demi aku.
35 Bukankah Zadok dan Abyatar, imam-imam itu, ada bersama-sama engkau di sana? Jadi segala yang kaudengar dari dalam istana raja, haruslah kauberitahukan kepada Zadok dan Abyatar, imam-imam itu.
36 Ingatlah, di sana bersama-sama dengan mereka ada kedua anak mereka, Ahimaas anak Zadok dan Yonatan anak Abyatar; dengan perantaraan mereka haruslah kamu kirimkan kepadaku segala hal yang kamu dengar."
37 Dan tibalah Husai, sahabat Daud, di Yerusalem tepat pada waktu Absalom masuk ke kota itu.
-
2 Desember 2016
Renungan Harian
<< Jumat, 2 Desember 2016 >>Ayat Alkitab: Kejadian 11:1-9
Menara Babel
11:1 Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
11:2 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
11:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
11:4 Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
11:5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,
11:6 dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
11:7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
11:8 Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.
11:9 Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.Bacaan Setahun: Galatia 4-6
Nas: Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi. (Kejadian 11:9)
Jangan Cari Nama
Tahukah Anda jumlah bahasa di dunia ini? Ribuan! Bahasa yang berbeda membuat manusia terpisah. Bahasa yang sama membuat manusia berkumpul. Untuk bisa memperluas perkumpulan dan pergaulan, manusia perlu menguasai lebih dari satu bahasa. Itulah gunanya kita belajar bahasa asing, bukan?
Menara Babel adalah asal-muasal keragaman bahasa. Sebelum itu, bahasa dan logat manusia hanya satu (ay. 1). Dalam kesatuan bahasa ini, manusia begitu hebat sehingga bertekad membangun kota dengan menara yang puncaknya sampai ke langit. Tujuan mereka mencari nama dan agar tidak terserak ke seluruh bumi (ay. 4). Dengan demikian, komunitas manusia akan semakin kokoh dipadukan oleh satu bahasa. Tuhan rupanya punya rencana lain. Dia bermaksud menyebarkan manusia ke seluruh penjuru bumi, bukan mengumpulkan mereka di satu tempat, sesuai dengan perintah awal pada manusia (Kej. 1:28). Caranya? Dengan memporakporandakan kesatuan bahasa. Orang yang tak sebahasa tak akan menyatu. Penyebaran pun mulai terjadi, mereka "terserak dari situ ke seluruh penjuru bumi dan berhenti mendirikan kota itu" (ay. 8).
Tuhan menentang kecenderungan manusia untuk memusatkan diri pada kekuatannya sendiri. Ketunggalan konsentrasi manusia dalam memupuk kejayaan dan mencari nama bagi diri sendiri tidak sejalan dengan kehendak-Nya.
Nah, siapakah atau apakah yang paling menggerakkan setiap karya kita? Nama Tuhan atau nama diri sendiri? Kejayaan Tuhan atau kejayaan kita sendiri? Kiranya menara Babel dapat menjadi peringatan abadi. --DKL/Renungan Harian
* * *
KARYA YANG LUHUR BUKAN DIBANGUN UNTUK MEMULIAKAN DIRI,
MELAINKAN UNTUK MEMULIAKAN TUHAN DAN KEBENARAN-NYA.* * *
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian tanpa seizin penerbit (Yayasan Gloria)
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIADiskusi renungan ini di Facebook:
www.facebook.com/groups/renungan.harian/ -
2 Desember 2016
Renungan Oswald Chambers
<< 02 Desember 2016 >>Ayat Alkitab: Filipi 3:12
3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.media.sabda.org/audio_renungan ... /desember02.mp3
Bacaan: Filipi 3:12
Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna .... (Filipi 3:12)
Kesempurnaan Kristiani
Intro: Saya dipanggil untuk hidup dalam suatu hubungan yang sempurna dengan Allah sehingga hidup saya membuat orang lain memiliki kerinduan kepada Allah. Tujuan Allah memanggil saya adalah supaya Ia dapat memakai saya.
Renungan:Adalah suatu jebakan jika kita beranggapan bahwa Allah ingin menjadikan kita makhluk yang sempurna -- tujuan Allah adalah membuat kita bersatu dengan-Nya. Penekanan gerakan kesucian kecenderungannya adalah Allah menciptakan makhluk-makhluk yang suci untuk dipajang di museum-Nya. Jika Anda menerima konsep kesucian pribadi tersebut, tujuan hidup Anda yang ditentukan bukan untuk Allah, melainkan untuk apa yang Anda sebut bukti dari keberadaan Allah dalam hidup Anda.
Bagaimana kita dapat berkata, "'Kan tidak mungkin Allah menginginkan saya sakit?" Jika Allah berkehendak meremukkan Putra-Nya sendiri (lih. Yesaya 53:10), mengapa tidak mungkin bila Dia hendak meremukkan Anda? Apa yang bersinar dan menyingkapkan Allah dalam kehidupan Anda bukanlah konsistensi relatif Anda terhadap gagasan mengenai jati diri seorang percaya, melainkan hubungan Anda yang hidup, yang sungguh-sungguh, dengan Yesus Kristus, dan pengabdian kepada-Nya yang penuh, saat Anda sehat atau sakit.
Kesempurnaan kristiani tidak, dan tidak akan pernah, berupa kesempurnaan manusiawi. Kesempurnaan kristiani adalah kesempurnaan hubungan dengan Allah yang menunjukkan kesejatian bahkan di tengah aspek-aspek yang tampak remeh dalam kehidupan seseorang. Ketika Anda menaati panggilan Kristus, hal pertama yang akan mengentak Anda adalah ketidakberartian (pointlesness) dari apa yang Anda kerjakan. Pikiran berikutnya yang menerpa Anda ialah kehidupan orang lain yang tampak sempurna.
Kehidupan semacam itu membuat Anda berpikir bahwa Allah tidak tidak diperlukan. Anda berpikir bahwa melalui usaha dan pengabdian diri sendiri, Anda dapat mencapai standar Allah untuk hidup Anda. Dalam dunia yang telah jatuh (ke dalam dosa) ini, Anda tidak mungkin melakukan hal itu. Saya dipanggil untuk hidup dalam suatu hubungan yang sempurna dengan Allah sehingga hidup saya membuat orang lain memiliki kerinduan kepada Allah, bukannya kekaguman terhadap diri saya. Pikiran mengenai diri saya sendiri merintangi kegunaan saya bagi Allah. Tujuan Allah bukanlah membuat saya sempurna untuk menjadikan saya piala dalam lemari pajangan-Nya; Dia memanggil saya ke tempat Dia dapat memakai saya. Izinkanlah Dia untuk melakukan apa yang Dia inginkan dalam hidup Anda.
-
2 Desember 2016
Santapan Harian
<< Jumat, 2 Desember 2016 >>Bacaan: Pengkhotbah 5:7-6:12
Ayat Alkitab: Pengkhotbah 5:7-6:12
5:7 (5-6) Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.
Kesia-siaan kekayaan
5:8 (5-7) Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka.
5:9 (5-8) Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di daerah itu.
5:10 (5-9) Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.
5:11 (5-10) Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?
5:12 (5-11) Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.
5:13 (5-12) Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.
5:14 (5-13) Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatupun padanya untuk anaknya.
5:15 (5-14) Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya.
5:16 (5-15) Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin?
5:17 (5-16) Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.
5:18 (5-17) Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.
5:19 (5-18) Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah.
5:20 (5-19) Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya.
6:1 Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:
6:2 orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
6:3 Jika orang memperoleh seratus anak dan hidup lama sampai mencapai umur panjang, tetapi ia tidak puas dengan kesenangan, bahkan tidak mendapat penguburan, kataku, anak gugur lebih baik dari pada orang ini.
6:4 Sebab anak gugur itu datang dalam kesia-siaan dan pergi dalam kegelapan, dan namanya ditutupi kegelapan.
6:5 Lagipula ia tidak melihat matahari dan tidak mengetahui apa-apa. Ia lebih tenteram dari pada orang tadi.
6:6 Biarpun ia hidup dua kali seribu tahun, kalau ia tidak menikmati kesenangan: bukankah segala sesuatu menuju satu tempat?
6:7 Segala jerih payah manusia adalah untuk mulutnya, namun keinginannya tidak terpuaskan.
6:8 Karena apakah kelebihan orang yang berhikmat dari pada orang yang bodoh? Apakah kelebihan orang miskin yang tahu berperilaku di hadapan orang?
6:9 Lebih baik melihat saja dari pada menuruti nafsu. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
6:10 Apapun yang ada, sudah lama disebut namanya. Dan sudah diketahui siapa manusia, yaitu bahwa ia tidak dapat mengadakan perkara dengan yang lebih kuat dari padanya.
6:11 Karena makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan. Apakah faedahnya untuk manusia?
6:12 Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan? Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?Keterbatasan Kekayaan
Yesus berkata, "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon" (Mat. 6:24). Mengapa Yesus berkata demikian? Karena Yesus tahu bahwa uang atau harta sering kali menjadi berhala dalam kehidupan manusia. Manusia begitu mencintai uang sehingga bersedia berbuat apa saja demi mendapatkan kekayaan.
Pengkhotbah adalah seorang berhikmat yang mengerti bahwa dalam banyak hal uang dan kekayaan ada gunanya. Namun, kekayaan merupakan sesuatu yang fana dan memiliki keterbatasannya. Misalnya, uang tidak dapat memberikan rasa puas kepada pemiliknya. Sebaliknya, semakin seseorang memiliki uang, rasa ketidakpuasannya semakin tinggi (9).
Di satu sisi, uang dapat membuat banyak orang hanya mau mengambil keuntungan dari pemiliknya (10). Tidak jarang uang memberikan efek negatif kepada pemiliknya. Misalnya, membuat ia tidak dapat tidur nyenyak (11), atau membawa celaka bagi pemiliknya (12). Di sisi lain, uang dikatakan barang fana karena mudah lenyap sehingga tidak dapat diwariskan kepada anaknya (13) dan tidak dapat dibawa saat meninggal (14). Dengan demikian, pengorbanan yang berlebihan demi mendapatkan uang membuat pemiliknya harus hidup dalam kegelapan, kesedihan, kesusahan, penderitaan, dan kekesalan (16). Tindakan itu sama sekali tidak sebanding dengan keuntungannya (15).
Bagi mereka yang tidak memiliki banyak uang akan berpikir bahwa jika kita memiliki banyak harta, pasti hidup akan bahagia. Karena itu, tak jarang manusia rela mengorbankan keluarga dan menghabiskan usia produktif untuk mendapatkan kekayaan.
Marilah kita mendengar nasihat Pengkhotbah bahwa mengejar uang tidak selalu memberikan keuntungan, terkadang membawa malapetaka. Jika Tuhan tidak berkenan memberikan kekayaan, janganlah mengejarnya. Hal utama yang perlu dikejar, yaitu "Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya" (Mat. 6:33), maka segala sesuatu akan Tuhan tambahkan bagi kita. Apa yang saudara cari dalam hidup ini? [IT]
-
3 Desember 2016
Saat Anda Mengalami Depresi
Sabtu, 3 Desember 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Samuel 16
Setiap orang pasti pernah mengalami stres (tekanan batin). Bila stres itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama, stres itu akan berkembang menjadi depresi. Ciri utama keadaan depresi adalah bahwa kita menjadi lesu (kehilangan semangat, putus asa) dan emosi kita menjadi abnormal. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Raja Daud yang mengalami berbagai masalah yang datang secara bertubi-tubi dalam rumah tangganya (pemerkosaan Tamar, pembunuhan Amnon, dan kemudian memuncak dengan pemberontakan Absalom) telah membuat dia menjadi depresi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa ketika ia bertemu dengan Ziba, dia gampang dihasut sehingga membuat keputusan yang terlalu tergesa-gesa ten-tang harta warisan bagi Mefiboset (16:1-4). Emosi Raja Daud yang tidak stabil itu juga tercermin dalam kasus Simei yang telah mengutuki Raja Daud. Kekesalan Daud terhadap Yoab dan Abisai (anak-anak Zeruya) membuat usulan Abisai langsung ditolak (16:5-11).
Bila Anda sedang berada dalam keadaan depresi, berhati-hatilah bila Anda harus mengambil keputusan. Keputusan yang tergesa-gesa akan sangat dipengaruhi oleh emosi dan keputusan semacam itu seringkali salah dan merugikan. Dalam keadaan depresi, sangat menolong bila kita menceritakan masalah yang kita hadapi kepada kawan yang telah dewasa secara rohani. Saat Absalom memberontak, Daud seperti menghadapi jalan buntu. Untunglah bahwa dalam situasi sulit itu, Raja Daud dibantu oleh sahabatnya yang bijak-sana, yaitu Husai (15:32-37). Apakah Anda memiliki sahabat yang dapat dipercaya, yang bisa memberikan saran-saran yang bijaksana saat Anda mengalami depresi? [P]
Amsal 17:17
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.”
-
3 Desember 2016
2 Samuel 16
Daud bertemu dengan Ziba
(1) Ketika Daud baru saja melewati puncak, datanglah Ziba, hamba Mefiboset, mendapatkan dia membawa sepasang keledai yang berpelana, dengan muatan dua ratus ketul roti, seratus buah kue kismis, seratus buah-buahan musim panas dan sebuyung anggur.
(2) Lalu bertanyalah raja kepada Ziba: "Apakah maksudmu dengan semuanya ini?" Jawab Ziba: "Keledai-keledai ini bagi keluarga raja untuk ditunggangi; roti dan buah-buahan ini bagi orang-orangmu untuk dimakan; dan anggur ini untuk diminum di padang gurun oleh orang-orang yang sudah lelah."
(3) Kemudian bertanyalah raja: "Di manakah anak tuanmu?" Jawab Ziba kepada raja: "Ia ada di Yerusalem, sebab katanya: Pada hari ini kaum Israel akan mengembalikan kepadaku kerajaan ayahku."
(4) Lalu berkatalah raja kepada Ziba: "Kalau begitu, kepunyaanmulah segala kepunyaan Mefiboset." Kata Ziba: "Aku tunduk! Biarlah kiranya aku tetap mendapat kasih di matamu, ya tuanku raja."
Simei mengutuki Daud
(5) Ketika raja Daud telah sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus-menerus mengutuk.
(6) Daud dan semua pegawai raja Daud dilemparinya dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya.
(7) Beginilah perkataan Simei pada waktu ia mengutuk: "Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila!
(8) TUHAN telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja, TUHAN telah menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sesungguhnya, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah."
(9) Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja: "Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku raja? Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya."
(10) Tetapi kata raja: "Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?"
(11) Pula kata Daud kepada Abisai dan kepada semua pegawainya: "Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian.
(12) Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini."
(13) Demikianlah Daud melanjutkan perjalanannya dengan orang-orangnya, sedang Simei berjalan terus di lereng gunung bertentangan dengan dia dan sambil berjalan ia mengutuk, melemparinya dengan batu dan menimbulkan debu.
(14) Dengan lelah sampailah raja dan seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia ke Yordan, lalu mereka beristirahat di sana.
(15) Maka Absalom dan seluruh rakyat, orang-orang Israel, sampailah ke Yerusalem, dan Ahitofel ada bersama-sama dengan dia.
(16) Ketika Husai, orang Arki, sahabat Daud itu, sampai kepada Absalom, berkatalah Husai kepada Absalom: "Hiduplah raja! Hiduplah raja!"
(17) Berkatalah Absalom kepada Husai: "Inikah kesetiaanmu kepada sahabatmu? Mengapa engkau tidak pergi menyertai sahabatmu itu?"
(18) Lalu berkatalah Husai kepada Absalom: "Tidak, tetapi dia yang dipilih oleh TUHAN dan oleh rakyat ini dan oleh setiap orang Israel, dialah yang memiliki aku dan bersama-sama dengan dialah aku akan tinggal.
(19) Lagipula, kepada siapakah aku memperhambakan diri? Bukankah kepada anaknya? Sebagaimana aku memperhambakan diri kepada ayahmu, demikianlah aku memperhambakan diri kepadamu."
(20) Kemudian berkatalah Absalom kepada Ahitofel: "Berilah nasihat; apakah yang harus kita perbuat?"
(21) Lalu jawab Ahitofel kepada Absalom: "Hampirilah gundik-gundik ayahmu yang ditinggalkannya untuk menunggui istana. Apabila seluruh Israel mendengar, bahwa engkau telah membuat dirimu dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang menyertai engkau, akan dikuatkan hatinya."
(22) Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel.
(23) Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom.
-
3 Desember 2016
Pendengar dan Pelaku
Oleh Amy Boucher Pye
Baca Yakobus 1:22-27
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat . . . ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka. —Yakobus 1:27
Suatu malam ada seorang jemaat menelepon ke rumah hendak berbicara dengan suami saya. Ia melaporkan bahwa seorang wanita berumur 70-an tahun yang biasa melayani sebagai pendoa di gereja kami sedang dilarikan ke rumah sakit. Selama ini, wanita tersebut hidup sendiri, dan penyakitnya yang parah telah membuatnya tidak bisa makan-minum, melihat, atau berjalan. Kami sangat mengkhawatirkan keadaannya dan tidak tahu apakah ia akan bertahan hidup, maka kami meminta pertolongan dan belas kasihan Allah. Gereja kami segera menyusun jadwal jaga agar ada anggota-anggota jemaat yang dapat menemani dan melayaninya sepanjang hari. Melalui kehadiran anggota jemaat itu, para pasien, pengunjung, dan staf rumah sakit pun ikut mengalami kasih Tuhan.
Surat Yakobus hendak mendorong jemaat Kristen mula-mula yang berlatar belakang Yahudi untuk mempedulikan orang-orang di sekitar mereka yang membutuhkan pertolongan. Yakobus menghendaki orang-orang beriman tidak hanya mendengarkan firman Allah, tetapi juga menjadi pelaku firman lewat tindakan mereka (1:22-25). Dengan menyebutkan perlunya mempedulikan kaum yatim piatu dan janda (ay.27), ia mengemukakan kebutuhan dari kelompok masyarakat yang tidak terurus, karena pada zaman itu seharusnya pihak keluargalah yang bertanggung jawab atas kebutuhan mereka.
Bagaimana tanggapan kita terhadap orang-orang yang tidak terurus di tengah jemaat dan lingkungan kita? Apakah kepedulian kepada para janda dan yatim piatu menjadi bagian penting dari penerapan iman kita? Kiranya Allah membuka mata kita untuk melihat dan melayani siapa saja yang yang membutuhkan pertolongan kita.
Allah Bapa, hati-Mu tersentuh oleh penderitaan mereka yang tidak terurus dan kesepian. Tolonglah kami untuk mengasihi umat-Mu sebagaimana Engkau mengasihi mereka, karena kami semua diciptakan segambar dengan-Mu.
Iman sejati tidak hanya diucapkan melainkan dibuktikan lewat tindakan.
Wawasan
Alkitab secara konsisten menggambarkan Allah sebagai pembela kaum yang lemah, yang miskin, yang terbuang dan terpinggirkan. Salomo berkata, “Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia. Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu” (Ams. 14:31; 19:17). Di dalam bagian Alkitab yang kita baca hari ini, Yakobus mendorong umat percaya untuk memperhatikan orang-orang yang membutuhkan dan “mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka” (Yak. 1:27). Dampak apa yang akan terjadi di dalam gereja jika semua orang percaya berusaha menyediakan apa yang dibutuhkan sesamanya? —Sim Kay Tee
Bacaan Alkitab setahun: Yehezkiel 45–46 ; 1 Yohanes 2
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
-
3 Desember 2016
Yakobus 1:22-27
Salam
(1) Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.
Iman dan hikmat
(2) Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
(3) sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
(4) Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
(5) Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit ,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
(6) Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
(7) Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
(8) Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Keadaan rendah dan keadaan kaya
(9) Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,
(10) dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.
(11) Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
Pengujian dan pencobaan
(12) Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
(13) Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
(14) Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
(15) Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
(16) Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!
(17) Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
(18) Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Pendengar atau pelaku firman
(19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
(20) sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
(21) Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(22) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
(23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
(24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
(25) Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
(26) Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
(27) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
-
3 Desember 2016
KUALITAS HIDUP
[[Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya daripada seorang yang serong bibirnya lagi bebal.]] (Amsal 19:1)
Suatu kali saya membeli jajan pasar pada seorang penjual keliling yang biasa berhenti di sebuah sudut jalan. Sambil menunjuk pada makanan yang saya ingin beli, saya perhatikan pakaian penjual itu terlihat bersih walaupun sudah ada lubang di sana sini. Mungkin ia tidak mempunyai cukup uang untuk membeli pakaian baru.
Setelah menerima jajanan itu dan uang kembalian, saya segera menuju mobil. Tiba-tiba penjual itu berteriak-teriak memanggil saya untuk kembali. Saya pun menoleh sambil berpikir, “Mungkin ia salah memberikan uang kembalian.” Ternyata benar, penjual itu salah memberikan uang kembalian. Uang kembalian yang diberikannya kepada saya kurang sehingga ia memberikan tambahan beberapa ribu rupiah kepada saya.
Saya sangat menghargai kejujurannya. Bisa saja ia membiarkan saya pergi, toh saya juga tidak mencermati jumlah uang kembalian itu. Sejak itu, penjual tersebut menjadi salah satu tempat langganan saya untuk membeli jajanan. Kejujurannya memberikan rasa aman bagi saya.
“Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya daripada seorang yang serong bibirnya lagi bebal” (Amsal 19:1). Amsal menegaskan bahwa kualitas hidup seseorang tidak diukur dari kekayaannya. Kualitas hidup seseorang diukur dari kelakukannya. Kelakuan yang bersih akan mendatangkan penghormatan orang lain. Sementara seorang yang serong bibirnya dan bebal alias orang yang gemar memberitakan dusta dan keras kepala, mempermalukan dirinya sendiri. Tidak ada gunanya memelihara penampilan sedemikian rupa namun tidak memelihara kelakuan dan perkataan yang baik.
Ingatlah, kualitas hidup seseorang tidak diukur berdasarkan seberapa indah penampilannya, tetapi berdasarkan seberapa bersih kelakuannya.
Amsal Hari Ini -- ( 3 Desember 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
4 Desember 2016
APa kabar laek? darimana aja? Anyway, welcome back.
LISTON872 tulis:
Cerita yg menyentuh hati lae Z, thanks udah di share
Share jugalah sekali, dua, sepuluh, ratusa atau lebih kali ;p
-
4 Desember 2016
Santapan Harian
<< Minggu, 4 Desember 2016 >>
Bacaan: Mazmur 89:1-18Ayat Alkitab: Mazmur 89:1-18
Kesetiaan TUHAN kepada Daud
89:1 Nyanyian pengajaran Etan, orang Ezrahi. (89-2) Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.
89:2 (89-3) Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
89:3 (89-4) Engkau telah berkata: "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku:
89:4 (89-5) Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun." Sela
89:5 (89-6) Sebab itu langit bersyukur karena keajaiban-keajaiban-Mu, ya TUHAN, bahkan karena kesetiaan-Mu di antara jemaah orang-orang kudus.
89:6 (89-7) Sebab siapakah di awan-awan yang sejajar dengan TUHAN, yang sama seperti TUHAN di antara penghuni sorgawi?
89:7 (89-8) Allah disegani dalam kalangan orang-orang kudus, dan sangat ditakuti melebihi semua yang ada di sekeliling-Nya.
89:8 (89-9) Ya TUHAN, Allah semesta alam, siapakah seperti Engkau? Engkau kuat, ya TUHAN, dan kesetiaan-Mu ada di sekeliling-Mu.
89:9 (89-10) Engkaulah yang memerintah kecongkakan laut, pada waktu naik gelombang-gelombangnya, Engkau juga yang meredakannya.
89:10 (89-11) Engkaulah yang meremukkan Rahab seperti orang terbunuh, dengan lengan-Mu yang kuat Engkau telah mencerai-beraikan musuh-Mu.
89:11 (89-12) Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga bumi, dunia serta isinya Engkaulah yang mendasarkannya.
89:12 (89-13) Utara dan selatan, Engkaulah yang menciptakannya, Tabor dan Hermon bersorak-sorai karena nama-Mu.
89:13 (89-14) Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-Mu.
89:14 (89-15) Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.
89:15 (89-16) Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya TUHAN, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu;
89:16 (89-17) karena nama-Mu mereka bersorak-sorak sepanjang hari, dan karena keadilan-Mu mereka bermegah.
89:17 (89-18) Sebab Engkaulah kemuliaan kekuatan mereka, dan karena Engkau berkenan, tanduk kami meninggi.
89:18 (89-19) Sebab perisai kita kepunyaan TUHAN, dan raja kita kepunyaan Yang Kudus Israel.Tuhan Setia pada Perjanjian-Nya
Tuhan memperlakukan umat-Nya sebagai pribadi yang dewasa. Karena itu, hubungan antara Tuhan dan umat-Nya diikat dalam bentuk perjanjian. Ikatan perjanjian hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa karena mereka telah mengerti hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya. Dalam perjanjian tersebut, kedudukan kedua belah pihak setara. Namun, kesetaraan itu tidak dapat dikenakan kepada Tuhan. Itu sebabnya, perjanjian antara Allah dan umat-Nya disebut Perjanjian Anugerah.
Isi perjanjian itu adalah Tuhan menjadi Allah Israel dan menjamin kehidupan umat-Nya, sedangkan bangsa Israel menjadi umat pilihan-Nya. Jaminan Tuhan kepada Israel dinyatakan-Nya melalui Daud sebagai raja yang diurapi. Karena itu, seorang raja wajib melaksanakan titah Tuhan dengan cara menyejahterakan rakyatnya.
Dalam konteks ikatan perjanjian, umat Israel mengenal istilah 'raja imam', yaitu seorang raja menjadi 'jembatan' penghubung antara Tuhan dan umat-Nya. Artinya, raja mewakili umat di hadapan Tuhan dan menjadi wakil Tuhan di hadapan umat. Segala pola pikir dan perilaku raja menjadi sorotan, baik bagi umat maupun Tuhan. Jika rajanya jahat, maka perilaku rakyatnya cenderung menyimpang. Jika rajanya setia, maka rakyatnya akan dibimbing hidup dalam takut akan Allah. Kekuasaan raja seharusnya dipakai untuk memperlihatkan kesetiaan Tuhan (6) yang melindungi umat-Nya dari kekuatan yang mengancam (10-11) dan menjamin terwujudnya keadilan yang merata bagi semua (15, 17).
Kalau seorang raja menjalankan kehendak Allah dan memelihara ikatan perjanjian-Nya, maka Tuhan menjamin tahta dan keturunannya (5). Sebaliknya, jika raja tidak menjalankan misi Allah, maka kekuasaannya dicabut oleh Allah. Karena itu, segala hukum dan rencana Allah wajib dijalankan seorang raja dengan bertanggungjawab untuk menyejahterakan umat dan memuliakan nama-Nya.
Sebagai imamat yang rajani, setiap orang percaya patut menghadirkan kasih setia, keadilan, dan damai sejahtera Tuhan dalam dunia ini. [SS]
-
4 Desember 2016
Renungan Harian
<< Minggu, 4 Desember 2016 >>
Bacaan: 1 Timotius 4:1-16Ayat Alkitab: 1 Timotius 4:1-16
Tugas Timotius dalam menghadapi pengajar sesat
4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
4:3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
4:4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,
4:5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.
4:6 Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.
4:11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.
4:12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
4:13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
4:14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
4:15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau..
Bacaan Setahun: Efesus 4-6
Nas: Latihlah dirimu beribadah. (1 Timotius 4:7)
Berlatih IbadahSuami saya memasang batang-batang besi di belakang rumah untuk berolahraga. Awalnya, ia mencoba mengangkat beban tubuhnya sendiri dengan alat itu, tetapi tidak berhasil. Setelah beberapa bulan rutin berlatih setiap hari, ia sudah bisa mengangkat beban tubuhnya sendiri. Dengan tekun berlatih, daya angkat ototnya bertambah kuat.
Dalam budaya Yunani, latihan badani sangat ditekankan. Namun, Rasul Paulus mengingatkan bahwa latihan badani itu terbatas kegunaannya dan hanya berlaku dalam kehidupan di dunia fana ini. Dia membandingkannya dengan latihan yang kegunaannya lebih luas dan tidak terbatas, yaitu latihan beribadah. Menekuni firman Tuhan dengan sungguh-sungguh menghindarkan kita dari mengikuti roh penyesat dan ajaran setan (ay. 2). Kita juga belajar mempersembahkan hidup kudus dengan menerapkan kebenaran firman (ay. 3-6) dan menjauhi takhayul (ay. 7), yaitu pola hidup dan keyakinan berdasarkan tradisi nenek moyang yang tidak selaras dengan firman-Nya. Ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji, baik untuk hidup saat ini maupun untuk hidup yang akan datang, kekal, selama-lamanya (ay. 8).
Karena itu, orang percaya didorong untuk melatih diri kita beribadah (ay. 7). Sebagaimana latihan badani membutuhkan kedisiplinan untuk menghasilkan tubuh yang sehat dan bugar, kita juga harus berdisiplin melatih diri beribadah hari demi hari. Dengan demikian, kita bertumbuh sehat dan bugar secara rohani serta dimampukan untuk menghadapi tantangan hidup yang berat. --IN/Renungan Harian
* * *
LATIHAN BERIBADAH BERGUNA UNTUK KESEHATAN ROHANI
DAN BERDAMPAK KEKAL.* * *
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian tanpa seizin penerbit (Yayasan Gloria)
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIADiskusi renungan ini di Facebook:
www.facebook.com/groups/renungan.harian/ -
4 Desember 2016
Renungan Oswald Chambers
<< 04 Desember 2016 >>
Bacaan: Wah 2:7Ayat Alkitab: Wah 2:7
2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."Barangsiapa menang .... (Wah 2:7)
Hukum Perlawanan
media.sabda.org/audio_renungan ... /desember04.mp3
Intro: Kehidupan tanpa peperangan itu mustahil dalam alam kodrati maupun adikodrati. Senantiasa ada perjuangan yang terus-menerus dalam kehidupan fisik, mental, moral, dan rohani. Segala sesuatu yang tidak rohani berarti berlawanan dan membawa pada kejatuhan saya secara rohani.
Renungan:
Kehidupan tanpa peperangan itu mustahil dalam alam kodrati maupun adikodrati. Dalam kenyataannya, senantiasa ada perjuangan yang terus-menerus dalam segi-segi kehidupan fisik, mental, moral, dan rohani. Kesehatan adalah keseimbangan antara unsur-unsur jasmani tubuh saya dengan segala sesuatu serta kekuatan di sekitar saya. Untuk mempertahankan kesehatan yang baik, saya harus memiliki kekuatan dari dalam yang cukup untuk mengadakan perlawanan terhadap unsur-unsur yang berasal dari luar.Segala sesuatu di luar kehidupan jasmani saya merupakan ancaman yang dapat menyebabkan kematian saya. Sementara itu, unsur-unsur paling mendasar yang menopang saya selama saya hidup akan membusuk dan berurai pada saat tubuh saya mati. Agar tubuh saya memiliki kekuatan yang cukup dari dalam untuk bertarung, saya harus membantu menghasilkan keseimbangan yang dibutuhkan untuk kesehatan.
Demikian juga halnya berlaku untuk keseimbangan mental. Jika saya ingin memelihara suatu kehidupan mental yang kuat dan aktif, saya harus berjuang. Perjuangan ini menghasilkan keseimbangan mental yang disebut pikiran. Demikian halnya dengan moral. Segala sesuatu yang tidak memperkuat saya secara moral adalah musuh kebajikan di dalam diri saya. Kemampuan saya untuk mengalahkannya dengan menghasilkan kebajikan, bergantung pada tingkat keutamaan moral kehidupan saya. Dengan demikian, kita harus berjuang untuk bermoral. Moralitas tidak terjadi begitu saja ataupun secara kebetulan. Kebajikan moral harus direnggut.
Dan, secara rohani/spiritual sama halnya. Yesus berkata, "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan ..." (Yohanes 16:33). Artinya, segala sesuatu yang tidak rohani membawa pada kejatuhan saya. Yesus melanjutkannya dengan kalimat, "... tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." Saya harus belajar untuk melawan dan mengatasi hal-hal yang bertentangan dan menghancurkan saya secara spiritual dan dengan demikian menghasilkan keseimbangan kesucian. Kemudian, akan ada sukacita dalam menghadapi perlawanan.
Kesucian adalah keseimbangan antara sifat dasar (nature) saya dan hukum Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus.
-
4 Desember 2016
Renungan Harian Air Hidup
Saduran dari buku Renungan Harian Air Hidup
SUNDAY, DECEMBER 4, 2016MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN: Berhak Masuk Sorga (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2016Baca: Matius 7:15-23
Matius 7:15-23
Hal pengajaran yang sesat7:15"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
7:19Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
7:21Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
"Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Matius 7:23
Menjadi Kristen bukan jaminan masuk Sorga, apalagi syarat-syarat yang diminta Tuhan tak dipenuhi. Untuk dapat masuk ke dalam kerajaan-Nya kita harus melakukan kehendak bapa, tidak cukup hanya rajin ke gereja atau sibuk pelayanan, atau dengan seruan kepada Tuhan saja. "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (ayat 21). Melakukan kehendak Tuhan kunci utama masuk Kerajaan Sorga.
Mengapa kita harus melakukan kehendak Tuhan? Karena Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan hidup bagaimana Ia menempatkan kehendak Bapa sebagai yang utama dalam hidup-Nya. Alkitab menyatakan bahwa bagi Tuhan Yesus makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus Dia (baca Yohanes 4:34). Ini menunjukkan bahwa kehendak Bapa bagi Yesus adalah sesuatu yang sangat menyenangkan dan terasa nikmat, sama seperti orang yang suka dan menikmati menu makanannya. Namun banyak orang menganggap bahwa melakukan kehendak Tuhan adalah sesuatu yang berat dan sangat menyiksa; ini benar bila kita melakukannya dalam keadaan terpaksa atau menjadikan itu sebagai suatu beban. Berbeda bila kita memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan dan mengasihi-Nya dengan sungguh, kita pasti dapat berkata seperti pemazmur katakan, "...perintah-perintah-Mu menjadi kesukaanku." (Mazmur 119:143), karena itu "...aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku." (Mazmur 40:9).
Tanda orang mengasihi Tuhan adalah menuruti perintah-Nya. "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat," (1 Yohanes 5:3). Orang yang tahu bahwa ada berkat-berkat luar biasa yang Tuhan sediakan bagi orang-orang yang taat pasti akan melakukan kehendak Tuhan dengan sukacita.
Berkat terbesar bagi orang yang taat melakukan kehendak Tuhan adalah masuk ke dalam Kerjaan Sorga.
-
4 Desember 2016
Fresh Juice 4 Desember 2016 Mat. 3:1-12 : Berubah dan Berbuah
| Filed under: Desember 2016, Fresh Juice, Fresh Juice 2016Play Podcast: media.blubrry.com/dailyfreshju ... ENDI-OFMCAP.mp3 in new window |
| Download : media.blubrry.com/dailyfreshju ... ENDI-OFMCAP.mp3
| (Duration: 13:16 — 3.8MB)Pembawa Renungan : RP. Pionius Hendi, OFM.Cap
Brisbane – Australia
Hari Minggu Adven IIMat. 3:1-12.
Santa Barbara, Perawan dan Martir
Barbara dihormati sebagai pelindung orang-orang yang tertimpa bahaya angin taufan, dan pelindung para arsitek. Legenda tentang riwayat hidupnya baru mulai beredar pada abad ketujuh dan menjadi sangat populer sekitar abad kesembilan. Kebenaran legenda itu sulit dibuktikan, namun apa yang dibeberkan di bawah ini adalah cerita yang ditemukan di dalam buku-buku tua.
Konon, Barbara hidup di Yunani pada awal abad ketiga, dan meninggal dunia pada tanggal 4 Desember tahun 300. Ia anak Dioscorus, seorang pedagang Romawi yang kaya raya. Apabila ayahnya mengadakan perjalanan jauh untuk urusan-urusan perdagangan, Barbara ditinggal sendiri terkunci di dalam kamarnya di atas menara rumah mereka. Pada suatu ketika ayahnya harus pergi karena sesuatu urusan bisnis: “Manisku, ayah harus pergi!” kata Dioscorus kepada Barbara. “Selama ayah pergi”, lanjutnya, “ayah akan menguncimu di loteng atas menara rumah kita, supaya kau selamat. Dalam menara itu akan ku buatkan dua buah jendela untukmu supaya kau dapat memandang keindahan laut dan bila ayah kembali, kau bisa mengetahuinya.” Ketika Dioscorus pulang, ia melihat suatu keganjilan pada menara puterinya: ada tiga jendela dan di atas pintu menara terpaku sebuah salib. Dengan teliti dan tertegun ia heran akan semuanya itu. Ia cemas. Kemudian dengan lantang ia menghardik Barbara: “Apa yang telah kau lakukan?” Dengan tenang Barbara menerangkan apa yang terjadi selama ayahnya bepergian: “Ketika ayah pergi, aku memanggil seorang imam. Ia sangat baik dan mengajariku tentang Bapa yang Mahabaik yang mengutus Putera Tunggal-Nya ke dunia ini untuk menyelamatkan kita. Tetapi Putera yang bernama Yesus itu dibunuh di kayu salib.” “Lalu??” kata ayahnya dengan gusar. Kata Barbara lebih lanjut: “Kini Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus untuk membimbing kita kepada Bapa di surga. Aku sungguh yakin dan mohon diselamatkan Tuhan Yesus. Maka imam itu membaptis aku. Untuk menghormati Tritunggal Mahakudus itu, aku menyuruh orang membuat jendela ketiga; dan supaya Yesus yang di salib itu tetap melindungi aku, maka kupasang salib di atas pintu masuk.”
Ayahnya melotot! Ia geram dan tidak senang dengan perbuatan Barbara. Sebab ayah itu masih percaya kepada dewa-dewa. Dengan mata gelap, Dioscorus menyeret Barbara yang amat dicintainya itu sambil berteriak: “Ikuti aku ke pengadilan. Kau harus menyangkal kepercayaanmu yang tidak masuk akal itu!” Ketika itu Barbara baru berusia 14 tahun, sehingga hakim tidak berani berbuat apa-apa. Ayahnya bertambah berang dan menyeret Barbara untuk diserahkan kepada para algojo agar disiksa dan bisa menyangkal imannya. Namun sia-sia saja usahanya. Barbara tetap setia pada imannya. Akhirnya, ia menghunus pedangnya dan menebas leher Barbara, buah hatinya sendiri. Pada saat itu pun Dioscorus disambar petir dan mati seketika.
Konon Henry Koch, pria berkebangsaan Belanda, yang hidup pada abad kelimabelas, menaruh devosi besar kepada Barbara. Ketika rumahnya terbakar, ia diselamatkan secara ajaib dari amukan api dan bertahan hidup sampai ia menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Sejak saat itu, banyak orang berdoa dengan perantaraan Santa Barbara agar bisa mati dengan damai. Barbara juga dihormati sebagai santa pelindung orang-orang yang menghadapi ajalnya dan pelindung orang-orang yang mengalami kematian mendadak.Santo Kristian, Uskup dan Pengaku Iman
Kristian adalah misionaris suku bangsa Preussen, Jerman dan uskup pertama Kulm. Ia mendirikan banyak gereja dan menyebarkan Injil di daerah yang luas itu. Selama enam tahun Kristian ditahan oleh orang-orang kafir di negeri itu, sampai akhirnya ia wafat pada tahun 1245.
Santo Osmund, Uskup dan Pengaku Iman
Osmund, seorang pegawai tinggi Raja William dari Normandia. Ketika Raja William mengalahkan Raja Harold II dari Inggris dalam pertempuran bersejarah di Hastings pada tahun 1066, Osmund diangkat menjadi Kanselir Inggris. Osmund dikenal jujur, berbakat pemimpin dan pandai. Namun ia tidak lama menduduki jabatan terhormat itu karena lebih menyukai suasana hidup yang tenang; ia sendiri lebih gemar membaca dan menyalin buku-buku rohani. Perhatiannya lebih difokuskan pada kemajuan rohani umat terdorong oleh tuntutan dari tahbisan-tahbisan rendah yang sudah diterimanya. Oleh karena itu ia berusaha membaharui semangat iman umat yang sudah merosot sekali terutama karena peperangan yang terus-menerus terjadi.
Pada tahun 1078, Osmund ditahbiskan menjadi Uskup Salisbury, Inggris. Usahanya yang pertama adalah menyelesaikan pembangunan katedral yang sudah lama didirikan dan membaharui liturgi Gereja. Untuk menjamin kesatuan liturgis, ia mengeluarkan peraturan-peraturan tentang perayaan ekaristi, ofisi ilahi dan pemberian sakramen-sakramen. Peraturan-peraturan yang disebutnya Ritus Sarum ini berlaku selama lima abad.
Uskup Osmund bersikap tegas terhadap orang-orang berdosa bersama imam-imamnya. Ketegasan itu dimulainya dari dirinya sendiri. Selama kepemimpinannya sebagai uskup ia menulis banyak buku dan mendirikan banyak gereja di seluruh keuskupannya. Osmund memimpin keuskupan Salisbury selama 20 tahun. Ia meninggal dunia pada tahun 1099. Kanonisasi dari Gereja atas dirinya sebagai ‘santo’ pada tahun 1457 adalah kanonisasi terakhir di Inggris sebelum masa reformasi.
Santo Yohanes dari Damsyik, Pujangga Gereja dan Pengaku Iman Yohanes lahir pada tahun 650 di kota Damsyik. Pada masa itu Damsyik berada di bawah kekuasaan kaum Sarasin. Semenjak kecil ia dididik oleh seorang rahib Yunani. Ayahnya, Sargun bin Mansur (seorang Arab Kristen) adalah menteri keuangan pada Khalif Abdel Malek di Damsyik (685-705). Sepeninggal ayahnya, Yohanes-lah yang menggantikannya sebagai menteri keuangan. Tetapi beberapa tahun kemudian ia meletakkan jabatan itu, lalu menjadi rahib di biara Mar Saba, dekat Yerusalem. Di biara itulah ia menulis buku-buku pembelaan iman, khususnya yang berhubungan dengan penghormatan kepada arca-arca para orang kudus.
Dalam tiga buku apologetik yang ditulisnya, ia menegaskan bahwa umat Kristen menjunjung tinggi para kudus dan memberikan hormat istimewa kepada mereka karena keteladanan hidup mereka dalam menghayati iman Kristiani dan dalam menaati kehendak Allah. Arca-arca para kudus itu menjadi bagaikan kaca, tempat umat Kristen bercermin diri perihal perilaku hidupnya sebagai orang Kristen. Ia mengatakan: “Di dalam arca-arca itu, kami menyatakan perbuatan dan penderitaan orang-orang kudus, dan dengan memandangnya kami menjadi semakin suci dan semakin dikuatkan untuk mengikuti teladannya.”
Bersama seorang rahib lainnya, ia mencipta banyak syair dan madah-pujian. Karya ini dicemooh oleh para rahib yang lebih tua, karena pada masa itu, pekerjaan menulis syair dianggap sebagai pekerjaan tercela, meskipun karya-karya itu bernafaskan nilai-nilai keagamaan. Meskipun demikian Yohanes terus saja mencipta dan beberapa madah-pujian yang digubahnya masih tetap dinyanyikan hingga kini. Yohanes meninggal dunia pada tahun 749. Ia dihormati sebagai Pujangga Gereja dan Bapa Gereja Yunani yang terakhir.
Sumber
imankatolik.or.id/kalender/4Des.html
dailyfreshjuice.net/wp-content ... ENDI-OFMCAP.mp34 Desember 2016 diubah oleh ZEGA376
-
4 Desember 2016
Sabda Hidup: Minggu, 4 Desember 2016
By Romo Noegroho Agoeng Sri Widodo Pr -HARI MINGGU ADVEN II
warna liturgi Ungu
Bacaan
Yes. 11:1-10; Mzm. 72:1-2,7-8,12-13,17; Rm. 15:4-9; Mat. 3:1-12. BcO Yes. 14:1-21
Bacaan Injil: Mat. 3:1-12.
1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: 2 “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” 3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” 4 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. 5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. 6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. 7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.”
Renungan:
BANYAK orang merasa bahwa leluhurnya akan menjamin dirinya dari urusan hukum. Seorang keturunan raja dan presiden yakin bahwa dirinya tidak akan tersentuh oleh hukum. Keyakinan itu rasanya keyakinan keliru. Tidak ada yang tidak tersentuh oleh hukum. Mereka yang berperilaku buruk, tak bermartabat dan korup pasti akan kena dalam kerangka hukum.
Yohanes menyebutkan bahwa keturunan tidak menjamin seseorang lepas dari dosa. Mereka yang mengaku sebagai keturunan Abraham sekalipun bisa masuk dalam lingkaran dosa kala mereka meninggalkan Allah dan bersekutu dengan setan. Pada mereka pun perlu pertobatan yang mendalam. Allah akan menerima mereka yang bertobat.
Sikap tobat menjadi landasan bagi semua orang untuk bisa merasakan kembali belas kasih Allah. Sebesar apapun dosa orang kala ia sungguh-sungguh bertobat maka Allah akan menerimanya dan memberikan belaskasih-Nya. Kita sebagai pengikut Allah pun dipanggil untuk mempunyai keluasan hati berbelas kasih. Dan kita pun juga tidak jatuh dalam kesombongan merasa tidak bersalah.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Lihatlah kesadaranmu akan dosa dan belas kasihmu.
Refleksi:
Tulislah semangat pengampunan yang mengalir dari Allah dalam dirimu.
Doa:
Tuhan terima kasih atas kemurahanmu menerima penyesalanku. Semoga aku pun mampu berbelas kasih kepada sesamaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengakui kesalahanku dan mengembangkan belas kasihku. -nasp-
-
5 Desember 2016
BUKAN TANPA JARAK
[[Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu.]] (Amsal 25:17)
“Bapak pendeta di gereja kami rajin sekali berkunjung ke rumah-rumah jemaat,” tutur seorang warga gereja dalam sebuah percakapan seusai pelayanan. “Ibu mesti bersyukur dong mempunyai pendeta yang rajin berkunjung,” jawab saya. Ibu itu tersenyum, lalu berkata, “Tapi … ya itu Pak … kalau saya amat-amati, kenapa ya kunjungannya kalau tidak pas jam makan siang, ya pas jam makan malam?”
Tentu saja saya tidak tahu pasti mengapa pendeta itu berkunjung selalu bersamaan dengan jam makan siang dan jam makan malam. Namun, bukankah hal yang baik bisa diterima dengan kurang baik ketika ada sesuatu yang dirasakan kurang atau tidak pas?
“Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu” (Amsal 25:17). Nasihat Amsal ini praktis sekali. Kita boleh berkunjung ke rumah teman, tetapi jangan terlalu sering. Kehadiran yang terlalu sering lambat laun akan dianggap sebagai gangguan dan bukan mempererat ikatan kekeluargaan. Teman kita juga membutuhkan waktu pribadi yang bebas dari gangguan bagi dirinya sendiri dan keluarganya, bukan?
Relasi terbina karena kedekatan hubungan. Namun, dekat bukan berarti tidak ada jarak. Tidak ada relasi yang mampu bertahan bila tidak menyisakan ruang kebebasan gerak bagi sesamanya.
Amsal Hari Ini -- ( 5 Desember 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
5 Desember 2016
Lampu Natal
Oleh C. P. Hia
Baca Yohanes 8:12-20
Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup. —Yohanes 8:12
Setiap tahun selama beberapa minggu di masa Natal, Orchard Road, kawasan wisata utama di Singapura, berganti rupa menjadi tempat menakjubkan yang bergelimang cahaya dan warna. Penyalaan lampu yang terang benderang tersebut dimaksudkan untuk menarik para wisatawan agar mau membelanjakan uang mereka di berbagai pusat perbelanjaan di sepanjang Orchard Road selama masa yang disebut “bulan emas bisnis” itu. Para pembeli datang untuk menikmati kemeriahan suasana yang ada, mendengarkan paduan suara menyanyikan lagu-lagu Natal, dan menyaksikan pertunjukan yang menghibur.
Pada hari Natal yang pertama, terang yang ada tidak dihasilkan oleh kabel listrik, dekorasi yang kerlap-kerlip, atau lampu-lampu neon, melainkan oleh “kemuliaan Tuhan [yang] bersinar” (Luk. 2:9). Tidak ada wisatawan, yang ada hanya beberapa gembala sederhana yang melihat peristiwa itu ketika mereka di padang rumput. Dan terang itu kemudian diikuti dengan pujian tak terduga dari sejumlah besar malaikat yang bernyanyi, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi” (ay.14).
Para gembala lalu pergi ke Betlehem untuk melihat apakah pesan yang disampaikan malaikat itu benar (ay.15). Setelah mereka menyaksikan sendiri hal itu, mereka tidak bisa berdiam diri dan menyimpan apa yang telah mereka dengar dan lihat. “Ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu” (ay.17).
Banyak di antara kita telah sering mendengar kisah Natal. Natal kali ini, marilah kita membagikan kepada orang lain kabar baik bahwa Yesus Kristus—Sang “terang dunia”—telah datang (Yoh. 8:12).
Tuhan, di Natal ini tolonglah aku untuk memantulkan terang kehadiran-Mu dan kebaikan-Mu kepada orang lain.
Kasih Allah yang telah dikaruniakan-Nya dalam hidup kita sanggup menerangi kegelapan yang terkelam sekalipun.
Wawasan
Catatan Injil dapat dibagi dalam dua kategori: Injil Sinoptik dan Injil Yohanes. Injil Sinoptik (yang artinya “dengan kesamaan sudut pandang”) meliputi Matius, Markus, dan Lukas. Walaupun mereka menyampaikan kisah tentang Yesus dengan cara masing-masing dan ragam detail yang berbeda, ketiganya memiliki sudut pandang yang mirip dan sering menceritakan kisah yang sama. Injil Yohanes sangat berbeda karena 92% materinya tidak ditemukan dalam ketiga catatan Injil yang lain. Salah satu ciri khas Injil Yohanes adalah tema tentang terang dan kebenaran yang muncul berulang kali. Yohanes menjelaskan bahwa Yesus sungguh adalah perwujudan dari kebenaran dan terang.
—Bill Crowder
Bacaan Alkitab setahun: Daniel 1–2 ; 1 Yohanes 4
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
Donasi
-
5 Desember 2016
Pemimpin Tak Semestinya Bersikap Egois
Senin, 5 Desember 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Samuel 18-19
Raja Daud adalah seorang pemimpin yang beriman. Kedekatannya dengan Allah patut untuk kita teladani! Sekalipun demikian, dia memiliki kelemahan serius, yaitu bahwa dia terlalu memanjakan anak-anaknya dan kadang-kadang tindakannya sangat emosional. Sikap yang terlalu memanjakan anak membuat Raja Daud kadang-kadang seperti tidak mempedulikan para pahlawan yang telah berjuang untuk kepentingan Raja Daud. Dalam bacaan Alkitab hari ini, terlihat bahwa dia bersikap terlalu lunak terhadap Absalom yang telah memberontak terhadap dirinya. Secara terus terang, Yoab mengatakan bahwa Raja Daud “mempermalukan” rakyat yang telah berjuang membela dia karena Raja Daud lebih mencintai (mementingkan) anaknya (Absalom) yang telah memberontak daripada orang-orang yang mencintai (membela) Daud. Dengan demikian, jasa para panglima dan para prajurit amat disepelekan. Bahkan Yoab sampai berkata, “Aku mengerti pada hari ini, bahwa seandainya Absalom masih hidup dan kami semua mati pada hari ini, maka hal itu kaupandang baik.” (19:5-6). Sikap yang emosional dan kadang-kadang tergesa-gesa membuat keputusan Raja Daud kadang-kadang tidak bijaksana (19:16-30 perhatikan keputusan yang diberikan terhadap Simei bin Gera serta terhadap Ziba dan Mefiboset).
Sikap mengistimewakan keluarga (sehingga seperti mengabaikan rakyat) dan sikap emosional adalah sikap yang mudah kita jumpai sampai saat ini. Apakah Anda bisa memberi contoh tentang pejabat, termasuk kepala negara, yang tidak bisa mencegah saat anak-anaknya melakukan korupsi? Apakah Anda bisa memberi contoh tentang keputusan tidak bijaksana yang dihasilkan oleh sikap emosional? [P]
Filipi 2:3b-4
“Hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”
-
5 Desember 2016
2 Samuel 18 :
Absalom terpukul kalah dan mati
(1) Daud memeriksa barisan tentara yang bersama-sama dengan dia, kemudian ia mengangkat kepala pasukan seribu dan kepala pasukan seratus atas mereka.
(2) Lalu Daud menyuruh tentara itu maju berperang, sepertiga di bawah perintah Yoab, sepertiga lagi di bawah perintah Abisai, anak Zeruya, adik Yoab, dan sepertiga lainnya di bawah perintah Itai, orang Gat itu. Lalu berkatalah raja kepada rakyat: "Aku juga akan maju berperang bersama-sama dengan kamu."
(3) Tetapi tentara itu berkata: "Janganlah tuanku maju berperang; sebab apabila kami terpaksa melarikan diri, maka mereka tidak akan menghiraukan kami; bahkan sekalipun mati separuh dari pada kami, mereka tidak akan menghiraukan kami; tetapi tuanku sama harganya dengan sepuluh ribu orang dari pada kami. Sebab itu, adalah lebih baik, bahwa tuanku bersedia menolong kami dari kota."
(4) Kemudian berkatalah raja kepada mereka: "Apa yang kamu pandang baik akan kuperbuat." Lalu berdirilah raja di sisi pintu gerbang dan seluruh tentara itu berjalan ke luar, beratus-ratus dan beribu-ribu.
(5) Dan raja memerintahkan kepada Yoab, Abisai dan Itai, demikian: "Perlakukanlah Absalom, orang muda itu dengan lunak karena aku." Dan seluruh tentara mendengar, ketika raja memberi perintah itu kepada semua kepala pasukan mengenai Absalom.
(6) Lalu tentara itu maju ke padang menyerang orang Israel, dan terjadilah pertempuran di hutan Efraim.
(7) Tentara Israel terpukul kalah di sana oleh orang-orang Daud, dan pada hari itu terjadilah di sana pertumpahan darah yang dahsyat: dua puluh ribu orang tewas.
(8) Kemudian pertempuran meluas dari sana meliputi seluruh daerah itu, dan hutan itu memakan lebih banyak orang di antara tentara dari pada yang dimakan pedang pada hari itu.
(9) Kebetulan Absalom bertemu dengan orang-orang Daud. Adapun Absalom menunggangi bagal. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah kepalanya pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang dikendarainya berlari terus.
(10) Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya: "Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin."
(11) Yoab berkata kepada orang yang memberitahu kepadanya itu: "Apa? Jika engkau melihatnya, mengapa engkau tidak membanting dia ke tanah di tempat itu juga? Maka selayaknya aku memberi engkau sepuluh syikal perak dan satu ikat pinggang."
(12) Tetapi orang itu berkata kepada Yoab: "Sekalipun aku mendapat seribu syikal perak di telapak tanganku, takkan aku menjamah anak raja itu, sebab di depan telinga kamilah raja memberi perintah kepadamu dan kepada Abisai dan kepada Itai, katanya: Lindungilah Absalom orang muda itu, karena aku.
(13) Sebaliknya, jika aku mencabut nyawanya dengan khianat tidak ada sesuatupun yang tinggal tersembunyi kepada raja maka engkau akan menjauhkan diri."
(14) Tetapi Yoab berkata: "Aku tidak mau membuang-buang waktu dengan kau seperti ini." Lalu diambilnyalah tiga lembing dalam tangannya dan ditikamkannya ke dada Absalom, sedang ia masih hidup di tengah-tengah dahan pohon tarbantin itu.
(15) Kemudian sepuluh bujang, pembawa senjata Yoab, mengelilingi Absalom, lalu memukul dan membunuh dia.
(16) Sesudah itu Yoab meniup sangkakala, sehingga tentara berhenti mengejar orang Israel; sebab Yoab mau menahan tentaranya itu.
(17) Lalu mereka mengambil mayat Absalom dan melemparkannya ke dalam lobang yang besar di hutan itu, kemudian mereka mendirikan di atasnya timbunan batu yang sangat besar. Dan seluruh orang Israel melarikan diri, masing-masing ke kemahnya.
(18) Sewaktu hidupnya Absalom telah mendirikan bagi dirinya sendiri tugu yang sekarang ada di Lembah Raja, sebab katanya: "Aku tidak ada anak laki-laki untuk melanjutkan ingatan kepada namaku." Dan ia telah menamai tugu itu menurut namanya sendiri; sebab itu sampai hari ini tugu itu dinamai orang: tugu peringatan Absalom.
Kabar kematian Absalom disampaikan kepada Daud
(19) Kemudian berkatalah Ahimaas bin Zadok: "Biarlah aku berlari menyampaikan kabar yang baik itu kepada raja, bahwa TUHAN telah memberi keadilan kepadanya dengan melepaskan dia dari tangan musuhnya."
(20) Tetapi berkatalah Yoab kepadanya: "Pada hari ini bukan engkau yang menjadi pembawa kabar, pada hari lain boleh engkau yang menyampaikan kabar, tetapi pada hari ini engkau tidak akan menyampaikan kabar karena anak raja sudah mati."
(21) Lalu berkatalah Yoab kepada seorang Etiopia: "Pergilah, beritahukanlah kepada raja apa yang kaulihat." Orang Etiopia itu sujud menyembah kepada Yoab, lalu berlari pergi.
(22) Tetapi berkatalah sekali lagi Ahimaas bin Zadok kepada Yoab: "Apapun yang terjadi, izinkanlah juga aku berlari pergi menyusul orang Etiopia itu." Tetapi kata Yoab: "Mengapa juga engkau mau berlari pergi, anakku? Apakah engkau membawa kabar yang menguntungkanmu?"
(23) Jawabnya: "Apapun yang terjadi, aku mau berlari pergi." Lalu berkatalah Yoab kepadanya: "Kalau demikian larilah." Maka berlarilah Ahimaas mengambil jalan dari Lembah Yordan, sehingga ia mendahului orang Etiopia itu.
(24) Adapun Daud duduk di antara kedua pintu gerbang sedang penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangnya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja.
(25) Berserulah penjaga memberitahu raja, lalu raja berkata: "Jika ia seorang diri, maka kabar yang baiklah disampaikannya." Sementara orang itu mendekat,
(26) penjaga itu melihat seorang lain datang berlari, lalu penjaga itu menyerukan kepada penunggu pintu gerbang, katanya: "Lihat, ada lagi orang datang berlari, seorang diri." Berkatalah raja: "Itupun pembawa kabar yang baik."
(27) Sesudah itu berkatalah penjaga: "Aku lihat cara berlari orang yang pertama itu seperti cara berlari Ahimaas bin Zadok." Berkatalah raja: "Itu orang baik, ia datang membawa kabar yang baik."
(28) Lalu Ahimaas berseru, katanya kepada raja: "Selamat!" Kemudian sujudlah ia menyembah kepada raja dengan mukanya ke tanah serta berkata: "Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah menyerahkan orang-orang yang menggerakkan tangannya melawan tuanku raja."
(29) Lalu bertanyalah raja: "Selamatkah Absalom, orang muda itu?" Jawab Ahimaas: "Aku melihat keributan yang besar, ketika Yoab menyuruh pergi hamba raja, hambamu ini, tetapi aku tidak tahu apa itu."
(30) Kemudian berkatalah raja: "Pergilah ke samping, berdirilah di sini." Ia pergi ke samping dan tinggal berdiri.
(31) Maka datanglah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu: "Tuanku raja mendapat kabar yang baik, sebab TUHAN telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini dengan melepaskan tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang tuanku."
(32) Tetapi bertanyalah raja kepada orang Etiopia itu: "Selamatkah Absalom, orang muda itu?" Jawab orang Etiopia itu: "Biarlah seperti orang muda itu musuh tuanku raja dan semua orang yang bangkit menentang tuanku untuk berbuat jahat."
Kesedihan Daud
(33) Maka terkejutlah raja dan dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan: "Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!"