Pendalaman Alkitab Online
-
5 Desember 2016
2 Samuel 19 :
Pemikiran untuk membawa Daud kembali
(1) Lalu diberitahukanlah kepada Yoab: "Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom."
(2) Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara itu mendengar orang berkata: "Raja bersusah hati karena anaknya."
(3) Sebab itu tentara itu masuk kota dengan diam-diam pada hari itu, seperti tentara yang kena malu kembali dengan diam-diam karena melarikan diri dari pertempuran.
(4) Raja menyelubungi mukanya, dan dengan suara nyaring merataplah raja: "Anakku Absalom, Absalom, anakku, anakku!"
(5) Lalu masuklah Yoab menghadap raja di kediamannya serta berkata: "Pada hari ini engkau mempermalukan semua hambamu, yang telah menyelamatkan nyawamu pada hari ini dan nyawa anak-anakmu laki-laki dan perempuan dan nyawa isteri-isterimu dan nyawa gundik-gundikmu,
(6) dengan mencintai orang-orang yang benci kepadamu, dan dengan membenci orang-orang yang cinta kepadamu! Karena pada hari ini engkau menunjukkan bahwa panglima-panglima dan anak buah tidak berarti apa-apa bagimu. Bahkan aku mengerti pada hari ini, bahwa seandainya Absalom masih hidup dan kami semua mati pada hari ini, maka hal itu kaupandang baik.
(7) Oleh sebab itu, bangunlah, pergilah ke luar dan berbicaralah menenangkan hati orang-orangmu. Sebab aku bersumpah demi TUHAN, apabila engkau tidak keluar, maka seorangpun tidak akan ada yang tinggal bersama-sama dengan engkau pada malam ini; dan hal ini berarti celaka bagimu melebihi segala celaka yang telah kaualami sejak kecilmu sampai sekarang."
(8) Lalu bangunlah raja dan duduk di pintu gerbang. Maka diberitahukanlah kepada seluruh rakyat, demikian: "Ketahuilah, raja duduk di pintu gerbang." Kemudian datanglah seluruh rakyat itu menghadap raja. Adapun orang Israel sudah melarikan diri, masing-masing ke kemahnya.
(9) Seluruh rakyat dari semua suku Israel berbantah-bantah, katanya: "Raja telah melepaskan kita dari tangan musuh kita, dialah yang telah menyelamatkan kita dari tangan orang Filistin. Dan sekarang ia sudah melarikan diri dari dalam negeri karena Absalom;
(10) tetapi Absalom yang telah kita urapi untuk memerintah kita, sudah mati dalam pertempuran. Maka sekarang, mengapa kamu berdiam diri dengan tidak membawa raja kembali?"
(11) Raja Daud telah menyuruh orang kepada Zadok dan Abyatar, imam-imam itu, dengan pesan: "Berbicaralah kepada para tua-tua Yehuda, demikian: Mengapa kamu menjadi yang terakhir untuk membawa raja kembali ke istananya?" Sebab perkataan seluruh Israel telah sampai kepada raja.
(12) "Kamulah saudara-saudaraku, kamulah darah dagingku; mengapa kamu menjadi yang terakhir untuk membawa raja kembali?
(13) Dan kepada Amasa haruslah kamu katakan: Bukankah engkau darah dagingku? Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau tidak tetap menjadi panglimaku menggantikan Yoab."
(14) Demikianlah dibelokkannya hati semua orang Yehuda secara serentak, sehingga mereka menyuruh menyampaikan kepada raja pesan ini: "Kembalilah, tuanku dan semua anak buahmu."
Raja berangkat pulang - Simei menyongsong raja
(15) Lalu berangkatlah raja pulang dan sampailah ia ke tepi sungai Yordan. Sementara itu orang Yehuda telah sampai ke Gilgal untuk menyongsong raja dan untuk membawa raja menyeberang sungai Yordan.
(16) Juga Simei bin Gera, orang Benyamin yang dari Bahurim itu, cepat-cepat datang bersama-sama dengan orang-orang Yehuda untuk menyongsong raja Daud.
(17) Juga ada seribu orang dari daerah Benyamin bersama-sama dengan dia. Dan Ziba, hamba keluarga Saul, dan kelima belas anaknya laki-laki dan kedua puluh hambanya bersama-sama dengan dia datang tergesa-gesa ke sungai Yordan mendahului raja,
(18) lalu menyeberang dari tempat penyeberangan untuk menyeberangkan keluarga raja dan untuk melakukan apa yang dipandangnya baik. Maka Simei bin Gera sujud di depan raja, ketika raja hendak menyeberangi sungai Yordan,
(19) dan berkata kepada raja: "Janganlah kiranya tuanku tetap memandang aku bersalah, dan janganlah kiranya tuanku mengingat kesalahan yang dilakukan hambamu ini pada hari tuanku raja keluar dari Yerusalem; janganlah kiranya raja memperhatikannya lagi.
(20) Sebab hambamu ini tahu bahwa hamba telah berbuat dosa; dan lihatlah, pada hari ini akulah yang pertama-tama datang dari seluruh keturunan Yusuf untuk menyongsong tuanku raja."
(21) Lalu berbicaralah Abisai, anak Zeruya, katanya: "Bukankah Simei patut dihukum mati karena ia telah mengutuki orang yang diurapi TUHAN?"
(22) Tetapi Daud berkata: "Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya, sehingga kamu pada hari ini menjadi lawanku? Masakan pada hari ini seorang dihukum mati di Israel! Sebab bukankah aku tahu, bahwa aku pada hari ini adalah raja atas Israel?"
(23) Kemudian berkatalah raja kepada Simei: "Engkau tidak akan mati." Lalu raja bersumpah kepadanya.
Mefiboset menyongsong raja
(24) Juga Mefiboset bin Saul menyongsong raja. Ia tidak membersihkan kakinya dan tidak memelihara janggutnya dan pakaiannya tidak dicucinya sejak raja pergi sampai hari ia pulang dengan selamat.
(25) Ketika ia dari Yerusalem menyongsong raja, bertanyalah raja kepadanya: "Mengapa engkau tidak pergi bersama-sama dengan aku, Mefiboset?"
(26) Jawabnya: "Ya tuanku raja, aku ditipu hambaku. Sebab hambamu ini berkata kepadanya: Pelanailah keledai bagiku, supaya aku menungganginya dan pergi bersama-sama dengan raja! sebab hambamu ini timpang.
(27) Ia telah memfitnahkan hambamu ini kepada tuanku raja. Tetapi tuanku raja adalah seperti malaikat Allah; sebab itu perbuatlah apa yang tuanku pandang baik.
(28) Walaupun seluruh kaum keluargaku tidak lain dari orang-orang yang patut dihukum mati oleh tuanku raja, tuanku telah mengangkat hambamu ini di antara orang-orang yang menerima rezeki dari istanamu. Apakah hakku lagi dan untuk apa aku mengadakan tuntutan lagi kepada raja?"
(29) Tetapi raja berkata kepadanya: "Apa gunanya engkau berkata-kata lagi tentang halmu? Aku telah memutuskan: Engkau dan Ziba harus berbagi ladang itu."
(30) Lalu berkatalah Mefiboset kepada raja: "Biarlah ia mengambil semuanya, sebab tuanku raja sudah pulang dengan selamat."
Barzilai ikut mengantarkan raja
(31) Juga Barzilai, orang Gilead itu, telah datang dari Ragelim dan ikut bersama-sama raja ke sungai Yordan untuk mengantarkannya sampai di sana.
(32) Barzilai itu sudah sangat tua, delapan puluh tahun umurnya. Ia menyediakan makanan bagi raja selama ia tinggal di Mahanaim, sebab ia seorang yang sangat kaya.
(33) Berkatalah raja kepada Barzilai: "Ikutlah aku, aku akan memelihara engkau di tempatku di Yerusalem."
(34) Tetapi Barzilai menjawab raja: "Berapa tahun lagikah aku hidup, sehingga aku harus pergi bersama-sama dengan raja ke Yerusalem?
(35) Sekarang ini aku telah berumur delapan puluh tahun; masakan aku masih dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik? Atau masih dapatkah hambamu ini merasai apa yang hamba makan atau apa yang hamba minum? Atau masih dapatkah aku mendengarkan suara penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan? Apa gunanya hambamu ini lagi menjadi beban bagi tuanku raja?
(36) Sepotong jalan saja hambamu ini berjalan ke seberang sungai Yordan bersama-sama dengan raja. Mengapa raja memberikan ganjaran yang sedemikian kepadaku?
(37) Biarkanlah hambamu ini pulang, sehingga aku dapat mati di kotaku sendiri, dekat kubur ayahku dan ibuku. Tetapi inilah hambamu Kimham, ia boleh ikut dengan tuanku raja; perbuatlah kepadanya apa yang tuanku pandang baik."
(38) Lalu berbicaralah raja: "Baiklah Kimham ikut dengan aku; aku akan berbuat kepadanya apa yang kaupandang baik, dan segala yang kaukehendaki dari padaku akan kulakukan untukmu."
(39) Kemudian seluruh rakyat menyeberangi sungai Yordan. Juga raja menyeberang, setelah berpamitan dengan Barzilai dengan ciuman. Lalu orang inipun pulanglah ke tempat kediamannya.
Orang-orang Israel dan orang-orang Yehuda mempertengkarkan raja
(40) Sesudah itu berjalanlah raja terus ke Gilgal, dan Kimham ikut dengan dia. Seluruh rakyat Yehuda bersama-sama setengah dari rakyat Israel telah mengantarkan raja.
(41) Tetapi seluruh orang Israel datang menghadap raja dan berkata kepada raja: "Mengapa saudara-saudara kami, orang-orang Yehuda itu, menculik raja dan membawa dia menyeberangi sungai Yordan dengan keluarganya dan semua orang Daud yang menyertai dia?"
(42) Lalu semua orang Yehuda menjawab orang-orang Israel itu: "Oleh karena raja kerabat kami. Mengapa kamu menjadi marah karena hal ini? Apakah kami makan apa-apa atas biaya raja? Apakah kami mendapat keuntungan?"
(43) Tetapi orang-orang Israel itu menjawab orang-orang Yehuda: "Kami sepuluh kali lebih berhak atas raja. Sebagai anak sulung kami melebihi kamu. Mengapa kamu memandang kami rendah? Bukankah kami yang pertama-tama harus membawa raja kami kembali?" Tetapi perkataan orang-orang Yehuda itu lebih pedas dari pada perkataan orang-orang Israel.
-
6 Desember 2016
Ketaatan dan Relasi
Selasa, 6 Desember 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Samuel 20
Ketaatan berkaitan erat dengan relasi. Tanpa relasi yang baik, ketaatan akan terhambat. Hal ini terlihat jelas dalam hubungan antara Yoab dan Raja Daud. Yoab adalah seorang panglima perang yang dapat diandalkan. Adanya Yoab membuat Raja Daud tidak selalu harus ikut berperang saat terjadi pertempuran. Sayangnya, kepribadian Yoab yang keras tidak cocok dengan kepribadian Raja Daud. Akibatnya, Raja Daud merasa tidak senang menyaksikan pembunuhan yang dilakukan oleh Yoab terhadap Abner (panglima tentara Raja Saul) dan Absalom (anak Raja Daud) yang dianggap sebagai musuh berbahaya oleh Yoab, tetapi menurut Raja Daud sepatutnya diampuni. Ketidaksenangan ini membuat Raja Daud ingin mengangkat Amasa (panglima tentara Absalom) sebagai pengganti Yoab (19:13). Tidak mengherankan bahwa dalam bacaan hari ini, Yoab yang sudah menjadi panas ini lalu membunuh Amasa secara curang (20:9-10).
Bacaan Alkitab hari ini merupakan peringatan bagi setiap hubungan yang kita jalin dengan orang-orang di sekitar kita, khususnya dengan bawahan, anak, dan sahabat kita. Bila kita membiarkan ketidaksenangan yang ada dalam hati kita tanpa membahas atau menyelesaikan ketidaksenangan itu, kita akan gampang membuat keputusan yang menyakiti orang-orang di sekitar kita, dan selanjutnya memicu munculnya respons balasan yang menyakitkan terhadap keputusan tersebut. Bagaimana cara Anda menjalin relasi dengan orang-orang di sekitar Anda? Apakah Anda berani membahas hal-hal yang berpotensi menyebabkan keretakan hubungan? Apakah Anda bisa mengendalikan keinginan untuk membalas? Apakah mempertahankan relasi penting bagi Anda? [P]
1 Petrus 4:8
“Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.”
-
6 Desember 2016
2 Samuel 20 :
Pemberontakan Seba
(1) Kebetulan ada di sana seorang dursila, bernama Seba bin Bikri, orang Benyamin. Ia meniup sangkakala serta berkata: "Kita tidak memperoleh bagian dari pada Daud. Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu. Masing-masing ke kemahnya, hai orang Israel!"
(2) Lalu semua orang Israel itu meninggalkan Daud dan mengikuti Seba bin Bikri, sedangkan orang-orang Yehuda tetap berpaut kepada raja mereka, mengikutinya dari sungai Yordan sampai Yerusalem.
(3) Sampailah Daud ke istananya di Yerusalem, lalu raja mengambil kesepuluh gundik yang ditinggalkannya untuk menunggui istana, kemudian dimasukkannya mereka dalam sebuah rumah di bawah penjagaan. Ia memelihara mereka, tetapi tidak dihampirinya. Mereka tetap terasing seperti janda sampai hari mati mereka.
(4) Berkatalah raja kepada Amasa: "Kerahkanlah bagiku orang-orang Yehuda dalam tiga hari, kemudian menghadaplah lagi ke mari!"
(5) Lalu pergilah Amasa mengerahkan orang Yehuda, tetapi ia menunda-nunda tugas itu sampai melewati waktu yang ditetapkan raja baginya.
(6) Lalu berkatalah Daud kepada Abisai: "Sekarang Seba bin Bikri lebih berbahaya bagi kita dari pada Absalom; jadi engkau, bawalah orang-orang tuanmu ini dan kejarlah dia, supaya jangan ia mencapai kota yang berkubu, dan dengan demikian ia luput dari pada kita."
(7) Lalu Yoab, orang Kreti dan orang Pleti dan semua pahlawan keluar menyusul dia. Mereka keluar dari Yerusalem untuk mengejar Seba bin Bikri.
(8) Ketika mereka sampai ke batu besar yang di Gibeon, maka Amasa sudah tiba di sana lebih dahulu dari pada mereka. Adapun Yoab mengenakan pakaian perang dan di luarnya ada ikat pinggang dengan pedang bersarung terpaut pada pinggangnya. Ketika ia tampil ke muka terjatuhlah pedang itu.
(9) Berkatalah Yoab kepada Amasa: "Engkau baik-baik, saudaraku?" Sementara itu tangan kanan Yoab memegang janggut Amasa untuk mencium dia.
(10) Amasa tidak awas terhadap pedang yang ada di tangan Yoab itu; Yoab menikam pedang itu ke perutnya, sehingga isi perutnya tertumpah ke tanah. Tidak usah dia ditikamnya dua kali, sebab ia sudah mati. Lalu Yoab dan Abisai, adiknya, terus mengejar Seba bin Bikri.
(11) Dan seorang dari orang-orang Yoab tinggal berdiri di dekat mayat itu, sambil berkata: "Siapa yang suka kepada Yoab dan siapa yang memihak kepada Daud, baiklah mengikuti Yoab!"
(12) Dalam pada itu Amasa terguling mati dalam darahnya di tengah-tengah jalan raya. Ketika orang itu melihat, bahwa seluruh rakyat berdiri menonton, maka disingkirkannya mayat Amasa dari jalan raya ke padang, lalu dihamparkannya kain di atasnya, karena dilihatnya, bahwa setiap orang yang datang ke sana berdiri menonton.
(13) Setelah dijauhkannya mayat itu dari jalan raya, maka semua orang itu berjalan terus mengikuti Yoab untuk mengejar Seba bin Bikri.
(14) Seba telah melintasi daerah semua suku Israel menuju Abel-Bet-Maakha. Dan semua orang Bikri telah berkumpul dan mengikuti dia.
(15) Tetapi sampailah orang-orang Yoab, lalu mengepung dia di Abel-Bet-Maakha; mereka menimbun tanah menjadi tembok terhadap kota ini dan tembok ini merapat sampai ke tembok luar sedang seluruh rakyat yang bersama-sama dengan Yoab menggali tembok kota itu untuk meruntuhkannya.
(16) Lalu berserulah seorang perempuan bijaksana dari kota itu: "Dengar! Dengar! Katakanlah kepada Yoab: Mendekatlah ke mari, supaya aku berbicara dengan engkau."
(17) Maka mendekatlah Yoab kepada perempuan itu. Bertanyalah perempuan itu: "Engkaukah Yoab?" Jawabnya: "Benar!" Lalu berkatalah perempuan itu kepadanya: "Dengarkanlah perkataan hambamu ini!" Jawabnya: "Baik!"
(18) Kemudian berkatalah perempuan itu: "Dahulu biasa orang berkata begini: Baiklah orang minta petunjuk di Abel dan di Dan, apakah sudah dihapuskan
(19) apa yang telah ditetapkan oleh orang-orang yang setia di Israel! Tetapi engkau ini berikhtiar membinasakan suatu kota, apalagi suatu kota induk di Israel. Mengapa engkau hendak menelan habis milik pusaka TUHAN?"
(20) Lalu Yoab menjawab: "Jauhlah, jauhlah dari padaku untuk menelan dan memusnahkan!
(21) Bukanlah begitu halnya. Tetapi seorang dari pegunungan Efraim, yang bernama Seba bin Bikri, telah menggerakkan tangannya melawan raja Daud; serahkanlah dia seorang diri, maka aku akan undur dari kota ini." Lalu berkatalah perempuan itu kepada Yoab: "Baik, kepalanya akan dilemparkan kepadamu dari belakang tembok ini."
(22) Kemudian masuklah pula perempuan itu dan berbicara kepada seluruh rakyat dengan bijaksana; sesudah itu mereka memenggal kepala Seba bin Bikri dan melemparkannya kepada Yoab. Yoab meniup sangkakala, lalu berserak-seraklah mereka meninggalkan kota itu, masing-masing ke tempatnya. Maka pulanglah Yoab ke Yerusalem kepada raja.
Pegawai-pegawai Daud
(23) Yoab menjadi kepala atas segenap tentara Israel, dan Benaya bin Yoyada menjadi kepala atas orang Kreti dan orang Pleti.
(24) Adoram menjadi kepala orang rodi dan Yosafat bin Ahilud menjadi bendahara negara.
(25) Seya menjadi panitera negara; Zadok dan Abyatar menjadi imam.
(26) Juga Ira, orang Yair itu menjadi imam pada Daud.
-
6 Desember 2016
6 Des 2016
Selalu Baik Hati
Oleh David Roper
Baca Mazmur 141:1-3
Hendaklah kalian baik hati dan berbelaskasihan seorang terhadap yang lain. —Efesus 4:32 BIS
Semasa kanak-kanak, saya senang sekali membaca buku-buku serial Land of Oz (Negeri Oz) karya L. Frank Baum. Baru-baru ini saya menemukan buku Rinkitink in Oz (Rinkitink di Oz) yang masih lengkap dengan semua ilustrasi aslinya. Saya kembali dibuat tertawa saat membaca tentang Raja Rinkitink dari Baum yang jenaka dan rendah hati. Pangeran muda bernama Inga begitu tepat menggambarkan sifat sang Raja: “Hatinya sangat baik dan lembut, dan itu jauh lebih baik daripada menjadi bijak.”
Sungguh sederhana dan bijaksana! Namun adakah dari kita yang belum pernah melukai hati orang yang kita kasihi dengan kata-kata kita yang kasar? Lewat perbuatan itu, kita telah mengusik kedamaian dan ketenangan yang ada, serta menghapus jejak kebaikan yang pernah kita tunjukkan kepada orang yang kita kasihi tersebut. “Sedikit perbuatan jahat adalah sebuah pelanggaran besar,” kata Hannah More, seorang penulis asal Inggris dari abad ke-18.
Namun kabar baiknya adalah siapa saja bisa menjadi baik hati. Kita mungkin tidak mampu memberikan khotbah yang menggugah hati pendengar, menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit dengan cekatan, atau menginjili banyak orang, tetapi kita semua bisa menjadi baik hati.
Bagaimana caranya? Dengan berdoa. Itulah satu-satunya cara untuk melembutkan hati kita. “Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku! Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat” (Mzm. 141:3-4).
Di dunia yang semakin kehilangan kehangatan kasih, sebuah perbuatan baik yang bersumber dari hati Allah akan menjadi salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk menolong dan memulihkan sesama.
Tuhan, ampuni aku ketika marah pada suatu keadaan. Lembutkan hatiku dan tolonglah aku agar mengucapkan kata-kata yang menguatkan orang lain.
Menyadari bahwa Allah telah mengasihiku tanpa batas, aku pun terdorong untuk rela mengasihi sesamaku sedemikian rupa. —Oswald Chambers
Wawasan
Salah satu pengalaman yang membentuk kehidupan Daud—dan mazmur-mazmurnya—adalah ketika ia harus hidup sebagai seorang pengungsi yang melarikan diri dari Raja Saul yang ingin membunuhnya. Daud mendapatkan dua kesempatan untuk merebut takhta dengan cara membunuh Saul (pasal 24, 26), dan sebagian pengikutnya mendorong Daud melakukan hal itu. Akan tetapi, Daud tidak mau membunuh Saul. Ia memilih untuk menyerahkan situasinya ke dalam tangan Tuhan. Kejadian-kejadian itulah yang kemungkinan mendasari Mazmur 141. Allah yang memberikan Daud kekuatan untuk menghindari perbuatan jahat, juga menawarkan pertolongan pada saat kita berhadapan dengan godaan untuk melakukan hal yang salah. Pernahkah Anda meminta Allah menolong Anda untuk menolak sebuah godaan dalam hidup? —J.R. Hudberg
Bacaan Alkitab setahun: Daniel 3–4 ; 1 Yohanes 5
-
6 Desember 2016
Mazmur 141 :
Doa dalam pencobaan
(1) Mazmur Daud.
Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku,
berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu!
(2) Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan,
dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.
(3) Awasilah mulutku, ya TUHAN,
berjagalah pada pintu bibirku!
(4) Jangan condongkan hatiku kepada yang jahat,
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik
bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan;
dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka.
(5) Biarlah orang benar memalu dan menghukum aku, itulah kasih;
tetapi janganlah minyak orang fasik menghiasi kepalaku! Sungguh aku terus berdoa menentang kejahatan-kejahatan mereka.
(6) Apabila mereka diserahkan kepada hakim-hakimnya,
maka mereka akan mendengar, bahwa perkataan-perkataanku menyenangkan.
(7) Seperti batu yang dibelah dan dihancurkan di tanah,
demikianlah akan berhamburan tulang-tulang mereka di mulut dunia orang mati.
(8) Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju;
pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!
(9) Lindungilah aku terhadap katupan jerat yang mereka pasang terhadap aku,
dan dari perangkap orang-orang yang melakukan kejahatan.
(10) Orang-orang fasik akan jatuh serentak ke dalam jala mereka,
tetapi aku melangkah lalu.
-
6 Desember 2016
TERTIPU DENGAN PENAMPILAN
[[Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin daripada minyak, tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua.]] (Amsal 5:3-4)
“Ah, saya tertipu dengan penampilannya yang rapi dan cara bicaranya yang meyakinkan,” demikian tutur seorang teman. Ia mencari partner bisnis untuk mengembangkan usahanya, tetapi sayangnya ada orang yang menipu dan membawa lari uangnya. Kisah penipuan ini selalu terjadi dalam berbagai bentuk dalam kehidupan sehari-hari. Para penipu itu selalu tampil mengesankan sehingga orang terjerat untuk memercayai mereka. Begitu percaya, habislah sudah.
“Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin daripada minyak, tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua” (Amsal 5:3-4). Amsal ini memakai gambaran seorang perempuan jalang yang bibirnya mengatakan hal-hal yang menarik, tetapi di balik itu ada hal-hal yang menghancurkan. Seperti umpan yang ditaruh di mata kail. Ikan hanya melihat makanan, tetapi tidak sanggup melihat kematian di baliknya.
Berhati-hatilah dengan penampilan orang lain yang mengesankan. Jangan terlalu cepat memercayakan harta atau diri kepada orang yang memiliki kata-kata menarik hati. Berilah waktu pada diri untuk berelasi dan memeriksa kondisi hati orang itu yang sesungguhnya. Ketergesaan dalam memercayai orang lain adalah langkah awal masuk ke dalam jerat penipuan.
Amsal Hari Ini -- ( 6 Desember 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
6 Desember 2016
Merayakan Minggu Pertama Advent
Yesaya 9:1 "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar."
Bacaan Alkitab Setahun: mazmu8; wahyu14; nehem8; nehem9
"Kelahiran Kristus adalah pusat dari peristiwa dalam sejarah dunia-hal yang paling penting dari keseluruhan kisah yang ada." - C.S. Lewis
Advent adalah musim pertama dalam kalender gereja. Sejak Masehi abad ke-7, Kristen telah memasukkan perayaan ini dalam persiapan mereka untuk hari Natal.
Dimulai empat hari Minggu sebelum Natal, tujuannya adalah dua: pertama, mempersiapkan kita untuk perayaan kelahiran Kristus dan kedua, mengingatkan kita bahwa kita menantikan kembali Yesus dalam kemuliaan.
Kata "advent" berasal dari kata Latin advenio yang berarti “datang ke”. Advent adalah waktu ketika kita fokus kepada kedatangan Kristus ke dunia. Sepanjang sejarah, orang Israel menantikan kedatangan Mesias mereka. Dalam Perjanjian Lama, lebih dari 400 kitab dan nubuatan yang menggariskan kelahiran, kehidupan, kematian, kebangkitan, dan kembali diri-Nya. Tuhan punya rencana untuk menebus umat-Nya. Dia menyatakan rencana-Nya kepada para nabi-Nya selama berabad-abad dan memenuhi Firman-Nya bahkan sekarang.
"Persiapkanlah jalan Tuhan" merupakan tema utama musim ini. Sebagaimana kita bersiap-siap untuk Natal, kita tidak seharusnya mengabaikan untuk mempersiapkan hidup kita bagi Yesus, yang datang sebagai "terang dunia." Cahayanya menembus dunia yang gelap, yang memungkinkan semua untuk melihat Mesias mereka, dan harapan masa depan mereka.
Hari ini kita perlu dipersiapkan untuk kedatangan Kristus. Belajar lebih banyak tentang apa yang Alkitab ungkapkan tentang kedatangan Kristus akan memungkinkan kita untuk memahami makna dari peristiwa dunia ini.
Bersiap dan waspadalah, karena terang dunia telah datang dan pasti akan kembali lagi.
MINGGU PERTAMA ADVENT: NUBUATAN
Minggu pertama di Advent berfokus pada nubuatan Alkitab yang menggambarkan kedatangan Kristus. Nubuatan mempersiapkan, mengajar, memperingatkan dan mendorong orang-orang tentang Allah, jalan-Nya, dan rencana-Nya.
Minggu ini kita akan melihat bagaimana lebih dari 2.700 tahun yang lalu, Allah menyatakan rencana-Nya kepada umat-Nya. 2.100 tahun yang lalu, Ia menggenapi rencana-Nya dengan mengirimkan Anak-Nya, Yesus dan sekarang di abad ke-21, kita menantikan pemenuhan nubuatan terakhir yang menggambarkan kedatangan-Nya.
Beberapa dari nubuat-nubuat yang paling signifikan mengenai musim Advent muncul dalam ayat-ayat berikut:
Kelahiran-Nya (Yesaya 7:14; Yesaya 9:6; Mikha 5:3, Mikha 5:4-5)
Urapan-Nya (Yesaya 11:1-4)
Pengkhianatan yang dialami oleh-Nya (Mazmur 41:4; Zakharia 11:12-13)
Kematian-Nya (Yesaya 53; Mazmur 22: 1-31)
Penyaliban-Nya (Yesaya 53:12)
Kebangkitan-Nya (Yesaya 25:8; Mazmur 16:10)
Kedatangannya dalam kemuliaan (Kisah Para Rasul 1: 10-11; 1 Tesalonika 4:15-18; Wahyu 22:20)
Pemerintahan Agung-Nya (Yesaya 11:3-12:6)
HARI PERTAMA: CAHAYA
"Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!" (Yesaya 2:5)
"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." (Yesaya 9:1)
Nabi Yesaya menggambarkan bagaimana Allah sedang mempersiapkan untuk membawa terang-Nya yang besar kepada dunia yang kacau dan gelap. Kegelapan dalam Alkitab menggambarkan tentang masyarakat yang dalam kekisruhan dan pemberontakan. Sepanjang Alkitab, kita melihat bahwa cahaya Allah mengabarkan tentang hadirat-Nya dan kebenaran-Nya.
Dalam bagian ini, Yesaya mengundang orang-orang Israel untuk "berjalan dalam terang Tuhan." Nubuat itu digenapi melalui Yesus yang berani menyatakan, "Akulah terang dunia" (Yohanes 8:12). Bersyukur, undangan ini tidak lagi hanya untuk orang-orang Israel, tetapi juga untuk seluruh umat manusia. www1.cbn.com / Lisa Robertson
Allah Bapa, biarkanlah terang Kristus bersinar dalam hidup kami sehingga kami dapat memuliakan-Mu. Tolong kami untuk berjalan dalam terang-Mu. Ajarlah kami hari demi hari kebenaran yang ada di dalam Firman-Mu. Amin.
Yesus datang bukan hanya untuk menerangi kehidupan satu kelompok manusia saja, tetapi seluruh manusia.
-
7 Desember 2016
BELAJAR DARI MANDELA
[[Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana. Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka.]] (Amsal 31:8-9)
“Tidak ada seorang pun yang lahir dan langsung membenci orang lain karena perbedaan warna kulit, latar belakang, atau agama. Orang diajari untuk membenci, dan jika mereka dapat belajar untuk membenci, mereka juga dapat diajari untuk mengasihi sebab sifat mengasihi jauh lebih alami di hati manusia daripada membenci.” Perkataan ini diungkapkan oleh Nelson Mandela. Mandela adalah presiden Afrika Selatan pertama yang berkulit hitam dan meraih Nobel Perdamaian untuk perjuangannya membela kesamaan hak orang-orang kulit hitam. Sebuah perjuangan yang tidak mudah namun kini telah mengubah Afrika Selatan dan memengaruhi dunia ini.
“Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana. Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka” (Amsal 31:8-9). Penulis Amsal mengajak pembacanya untuk tidak memperhatikan diri sendiri semata, tetapi juga bersedia berjuang untuk kehidupan orang lain. Mulut kita harus berbicara demi orang-orang yang tidak mampu bersuara, tangan kita harus membebaskan mereka yang terbelenggu oleh orang lain dalam kemiskinan dan penindasan. Hidup ini bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga bagi orang lain.
Pandanglah ke sekeliling kita. Ada begitu banyak orang yang bergumul dengan kemiskinan dan menjalani hidup di bawah penindasan orang lain atau struktur tertentu. Kita bisa saja mengatakan bahwa itu adalah kesalahan mereka sendiri. Perkataan yang tidak mengubah apa pun, kecuali mengurangi rasa bersalah kita. Kita dapat juga berbuat sesuatu bagi sesama dengan memberikan bantuan keuangan atau turun tangan dengan mengerjakan sesuatu agar orang lain mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Hiduplah untuk Tuhan dengan melayani sesama manusia. Kasihilah apa yang Tuhan kasihi, yakni dunia ini.
Amsal Hari Ini -- ( 7 Desember 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
7 Desember 2016
Rabu, 7 Desember 2016
Kesatuan yang Indah
Oleh Marvin Williams
Baca Efesus 4:1-6
Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. —Efesus 4:3
Kesempatan melihat tiga ekor binatang predator besar bermain dan bercengkerama memang sangat tidak lazim. Namun itulah yang berlangsung sehari-hari dalam suaka margasatwa di Georgia, Amerika Serikat. Pada tahun 2001, setelah berbulan-bulan ditelantarkan dan diperlakukan semena-mena, seekor singa, seekor harimau Bengal, dan seekor beruang hitam diselamatkan oleh Noah’s Ark Animal Sanctuary (Suaka Margasatwa Bahtera Nuh). “Kami bisa saja memisahkan ketiganya,” ujar asisten direktur suaka itu. “Namun karena mereka sudah seperti sebuah keluarga saat dibawa ke sini, kami memutuskan untuk tetap menyatukan mereka di satu tempat yang sama.” Ketiganya telah merasa nyaman bersama-sama selama pengalaman buruk yang pernah mereka jalani, sehingga meskipun berbeda, ketiganya hidup bersama dengan damai.
Kesatuan adalah hal yang sungguh indah. Namun kesatuan yang ditulis Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus bersifat khusus. Paulus mendorong umat Tuhan di Efesus untuk hidup sesuai dengan panggilan mereka sebagai anggota dari satu tubuh dalam Kristus (Ef. 4:4-5). Dengan kuasa Roh Kudus, mereka akan dapat hidup dalam kesatuan sembari mengembangkan sikap rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Sikap-sikap itu juga menolong kita untuk “saling membantu” dalam kasih melalui kesamaan yang kita miliki dalam Kristus Yesus (4:2).
Meskipun kita berbeda-beda, sebagai anggota keluarga Allah kita telah diperdamaikan dengan Dia melalui kematian Juruselamat kita, dan diperdamaikan dengan satu sama lain melalui karya Roh Kudus yang terus berlangsung dalam hidup kita.
Bapa Surgawi, tolonglah aku untuk mengembangkan sikap lemah lembut dan sabar terhadap sesama. Tunjukkanlah kepadaku bagaimana seharusnya mengasihi orang lain, walaupun ada perbedaan di antara kami.
Kita memelihara kesatuan dengan terus bersatu di dalam Roh.
Wawasan
Efesus adalah sebuah kota pada zaman dahulu yang besar dan beragam penduduknya. Di abad pertama, ada banyak filsafat dan agama selain kekristenan di Efesus, dan keberagaman ini membawa sejumlah tantangan bagi para pengikut Kristus yang tinggal di sana, baik yang bersifat teologis maupun etis. Di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus ingin memastikan mereka paham bahwa manusia hanya bisa berdamai dengan Allah melalui iman dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Ajaran lain mungkin terdengar menarik, tetapi keselamatan hanya ada di dalam Kristus.
Memiliki iman yang menyelamatkan tidak sama dengan sekadar menyandang status Kristen, melainkan berarti menerima dan menjalani sebuah kehidupan baru dari Kristus, kehidupan yang mencerminkan kasih, kemurahan hati, dan kebijaksanaan Allah. —Dennis Moles
Bacaan Alkitab setahun: Daniel 5–7 ; 2 Yohanes
7 Desember 2016 diubah oleh ZEGA376
-
7 Desember 2016
Efesus 4 :
Kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda-beda
(1) Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
(2) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
(3) Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
(4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
(5) satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
(6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
(7) Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
(8) Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."
(9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
(10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
(11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
(12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
(13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
(14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
(15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
(16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
-
7 Desember 2016
Dosa Adalah Masalah Serius!
Rabu, 7 Desember 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Samuel 21
Orang yang berhutang darah adalah orang yang harus di-hukum karena telah melakukan pembunuhan. Peristiwa kelaparan yang disebabkan oleh hutang darah yang melekat pada diri Saul dan keluarganya ini harus dipahami berdasarkan perjanjian damai yang telah disepakati oleh Yosua dan para pemimpin Israel dengan bangsa Gibeon (Yosua 9). Walaupun perjanjian damai itu disepakati karena bangsa Gibeon telah menipu bangsa Israel, Yosua dan orang-orang sezamannya tidak berani melanggar perjanjian tersebut.
Saat Raja Saul berkuasa, dia berusaha menyenangkan hati rakyatnya dengan membunuh orang-orang Gibeon. Kita tidak tahu berapa banyak orang Gibeon yang dibunuh, mungkin tujuh orang seperti jumlah pengganti yang dituntut oleh bangsa Gibeon (2 Samuel 21:5-6). Karena Saul adalah Raja Israel yang tindakannya dianggap mewakili bangsa Israel, Allah menjatuhkan hukuman berupa bencana kelaparan kepada bangsa Israel, bukan kepada perorangan. Kita tidak mengerti mengapa hukuman Allah ini baru dijatuhkan pada zaman pemerintahan Daud. Yang bisa kita ketahui hanyalah bahwa Allah tidak mem-biarkan umat-Nya melanggar perjanjian.
Kisah pada bacaan Alkitab hari ini mengajarkan bahwa dosa adalah masalah serius yang harus segera dibereskan. Bila Allah tidak langsung bertindak menghukum, bukan berarti Allah lupa atau mengabaikan dosa tersebut. Bagi kita pada zaman ini, dosa tetap merupakan masalah serius.
Syukurlah bahwa Tuhan Yesus sudah mati menggantikan kita di kayu salib sehingga orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak perlu takut menghadapi hukuman Allah. Apakah Anda telah membereskan semua dosa yang Anda sadari? [P]
1 Yohanes 1:9
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”
-
7 Desember 2016
2 Samuel 21 :
Orang-orang Gibeon dan keluarga Saul
(1) Dalam zaman Daud terjadilah kelaparan selama tiga tahun berturut-turut, lalu Daud pergi menanyakan petunjuk TUHAN. Berfirmanlah TUHAN: "Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon."
(2) Lalu raja memanggil orang-orang Gibeon dan berkata kepada mereka, orang-orang Gibeon itu tidak termasuk orang Israel, tetapi termasuk sisa-sisa orang Amori dan walaupun orang Israel telah bersumpah kepada mereka, Saul berikhtiar membasmi mereka dalam kegiatannya untuk kepentingan orang Israel dan Yehuda,
(3) Daud berkata kepada orang-orang Gibeon itu: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu dan dengan apakah dapat kuadakan penebusan, supaya kamu memberkati milik pusaka TUHAN?"
(4) Lalu berkatalah orang-orang Gibeon itu kepadanya: "Bukanlah perkara emas dan perak urusan kami dengan Saul serta keluarganya, juga bukanlah urusan kami untuk membunuh seseorang di antara orang Israel." Tetapi kata Daud: "Apakah yang kamu kehendaki akan kuperbuat bagimu?"
(5) Sesudah itu berkatalah mereka kepada raja: "Dari orang yang hendak membinasakan kami dan yang bermaksud memunahkan kami, sehingga kami tidak mendapat tempat di manapun di daerah Israel,
(6) biarlah diserahkan tujuh orang anaknya laki-laki kepada kami, supaya kami menggantung mereka di hadapan TUHAN di Gibeon, di bukit TUHAN." Lalu berkatalah raja: "Aku akan menyerahkan mereka."
(7) Tetapi raja merasa sayang kepada Mefiboset bin Yonatan bin Saul, karena sumpah demi TUHAN ada di antara mereka, di antara Daud dan Yonatan bin Saul.
(8) Lalu raja mengambil kedua anak laki-laki Rizpa binti Aya, yang dilahirkannya bagi Saul, yakni Armoni dan Mefiboset, dan kelima anak laki-laki Merab binti Saul, yang dilahirkannya bagi Adriel bin Barzilai, orang Mehola itu,
(9) kemudian diserahkannyalah mereka ke dalam tangan orang-orang Gibeon itu. Orang-orang ini menggantung mereka di atas bukit, di hadapan TUHAN. Ketujuh orang itu tewas bersama-sama. Mereka telah dihukum mati pada awal musim menuai, pada permulaan musim menuai jelai.
(10) Lalu Rizpa binti Aya mengambil kain karung, dan membentangkannya bagi dirinya di atas gunung batu, dari permulaan musim menuai sampai tercurah air dari langit ke atas mayat mereka; ia tidak membiarkan burung-burung di udara mendatangi mayat mereka pada siang hari, ataupun binatang-binatang di hutan pada malam hari.
(11) Ketika diberitahukan kepada Daud apa yang diperbuat Rizpa binti Aya, gundik Saul itu,
(12) maka pergilah Daud mengambil tulang-tulang Saul dan tulang-tulang Yonatan, anaknya, dari warga-warga kota Yabesh-Gilead, yang telah mencuri tulang-tulang itu dari tanah lapang di Bet-San, tempat orang Filistin menggantung mereka, ketika orang Filistin memukul Saul kalah di Gilboa.
(13) Ia membawa dari sana tulang-tulang Saul dan tulang-tulang Yonatan, anaknya. Dikumpulkanlah juga tulang-tulang orang-orang yang digantung tadi,
(14) lalu dikuburkan bersama-sama tulang-tulang Saul dan Yonatan, anaknya, di tanah Benyamin, di Zela, di dalam kubur Kish, ayahnya. Orang melakukan segala sesuatu yang diperintahkan raja, maka sesudah itu Allah mengabulkan doa untuk negeri itu.
Peperangan melawan orang Filistin
(15) Ketika terjadi lagi peperangan antara orang Filistin dan orang Israel, maka berangkatlah Daud bersama-sama dengan orang-orangnya, lalu berperang melawan orang Filistin, sampai Daud menjadi letih lesu.
(16) Yisbi-Benob, yang termasuk keturunan raksasa berat tombaknya tiga ratus syikal tembaga dan ia menyandang pedang yang baru menyangka dapat menewaskan Daud.
(17) Tetapi Abisai, anak Zeruya, datang menolong Daud, lalu merobohkan dan membunuh orang Filistin itu. Pada waktu itu orang-orang Daud memohon dengan sangat kepadanya, kata mereka: "Janganlah lagi engkau maju berperang bersama-sama dengan kami, supaya keturunan Israel jangan punah bersama-sama engkau."
(18) Sesudah itu terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin di Gob; pada waktu itu Sibkhai, orang Husa, memukul kalah Saf, yang termasuk keturunan raksasa.
(19) Dan terjadi lagi pertempuran melawan orang Filistin, di Gob; Elhanan bin Yaare-Oregim, orang Betlehem itu, menewaskan Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun.
(20) Lalu terjadi lagi pertempuran di Gat; dan di sana ada seorang yang tinggi perawakannya, yang tangannya dan kakinya masing-masing berjari enam: dua puluh empat seluruhnya; juga orang ini termasuk keturunan raksasa.
(21) Ia mengolok-olok orang Israel, maka Yonatan, anak Simea kakak Daud, menewaskannya.
(22) Keempat orang ini termasuk keturunan raksasa di Gat; mereka tewas oleh tangan Daud dan oleh tangan orang-orangnya.
-
8 Desember 2016
Renungan Harian
<< Rabu, 7 Desember 2016 >>Ayat Alkitab: Lukas 4:1-13
Pencobaan di padang gurun
4:1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.
4:2 Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar.
4:3 Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti."
4:4 Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja."
4:5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
4:6 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
4:7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
4:9 Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah,
4:10 sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau,
4:11 dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
4:12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
4:13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.Nas: Di situ empat puluh hari lamanya Ia dicobai Iblis. Selama hari-hari itu Ia tidak makan apa-apa dan setelah itu Ia lapar. (Lukas 4:2)
Anak Allah Dicobai?
Yesus sebagai Anak Allah dicobai oleh Iblis dengan tiga cara. Pertama, agar mengubah batu menjadi roti. Kedua, agar menerjunkan diri dari bubungan Bait Allah dan meminta Allah menatangnya. Ketiga, menjanjikan semua kekuasaan di bumi jika Dia mau menyembah Iblis. Tetapi, tidak ada satu pun dari pencobaan itu yang dipenuhi-Nya. Dia menolak dengan cara yang unik, yaitu mengutip firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Taurat dan Mazmur. Yesus membuktikan diri-Nya sebagai Anak Allah yang hanya taat kepada Bapa-Nya. Dia tidak mencari kepuasan bagi kebutuhan jasmani-Nya, melakukan aksi spektakuler dengan kemampuan-Nya, atau bersahabat dengan Iblis demi kekuasaan politik.
Kita hidup di dunia yang mengukur kesuksesan seseorang berdasarkan kepemilikan, pengaruh dan besarnya kekuasaan yang dimiliki orang itu. Tidak sedikit dari mereka yang dulunya berapi-api dalam Tuhan seketika berbalik kala tidak tahan hidup dalam kekurangan atau kala ditawari kekuasaan dan jabatan yang menggiurkan. Bukan hanya itu. Banyak orang yang mencari pengaruh dan kekuasaan tanpa memperhatikan keadilan dan moralitas.
Anak Allah seperti apakah kita? Sikap kita dalam menghadapi pencobaan akan menggambarkan identitas kita dalam Kristus. Karena itu, mari kita meneladani sikap Yesus dalam menghadapi pencobaan. Jangan biarkan kepuasan jasmani, pengaruh, dan kekuasaan menggeser Kristus dari hidup kita. Sebab hanya di dalam Dia kita dapat memiliki kehidupan yang sejati. --PRB/Renungan Harian
* * *
KITA MENGHADAPI PENCOBAAN BUKAN DENGAN KEKUATAN DIRI,
MELAINKAN DENGAN MENGANDALKAN KEBENARAN FIRMAN TUHAN.* * *
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian tanpa seizin penerbit (Yayasan Gloria)
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIADiskusi renungan ini di Facebook:
www.facebook.com/groups/renungan.harian/<< Bacaan Setahun: 1 Tesalonika 1-5 >>
Salam
1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.
Buah pemberitaan Paulus
2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.
3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
7 sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.
8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.
9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,
10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
8 Desember 2016 diubah oleh ZEGA376
-
8 Desember 2016
Santapan Harian
<< Rabu, 7 Desember 2016 >>Bacaan: Ayat Alkitab: Pengkhotbah 9:13-10:20
Hikmat lebih baik dari pada kuasa
9:13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku;
9:14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya;
9:15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu.
9:16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang."
9:17 Perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang, lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara orang bodoh.
9:18 Hikmat lebih baik dari pada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik.Akibat-akibat kebodohan
10:1 Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk; demikian juga sedikit kebodohan lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan.
10:2 Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.
10:3 Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: "Orang itu bodoh!"
10:4 Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar.
10:5 Ada suatu kejahatan yang kulihat di bawah matahari sebagai kekhilafan yang berasal dari seorang penguasa:
10:6 pada banyak tempat yang tinggi, didudukkan orang bodoh, sedangkan tempat yang rendah diduduki orang kaya.
10:7 Aku melihat budak-budak menunggang kuda dan pembesar-pembesar berjalan kaki seperti budak-budak.
10:8 Barangsiapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan barangsiapa mendobrak tembok akan dipagut ular.
10:9 Barangsiapa memecahkan batu akan dilukainya; barangsiapa membelah kayu akan dibahayakannya.
10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.
10:11 Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil.
10:12 Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri.
10:13 Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan.
10:14 Orang yang bodoh banyak bicaranya, meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
10:15 Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota.
10:16 Wahai engkau tanah, kalau rajamu seorang kanak-kanak, dan pemimpin-pemimpinmu pagi-pagi sudah makan!
10:17 Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!
10:18 Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah.
10:19 Untuk tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu.
10:20 Dalam pikiranpun janganlah engkau mengutuki raja, dan dalam kamar tidur janganlah engkau mengutuki orang kaya, karena burung di udara mungkin akan menyampaikan ucapanmu, dan segala yang bersayap dapat menyampaikan apa yang kauucapkan.Keterbatasan Hikmat
Hikmat dalam Alkitab berarti "keahlian dalam menjalankan hidup" (skills on living). Pengkhotbah melihat dirinya adalah orang yang paling berhikmat (1:16), dan sangat menghargai hikmat. "Hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan" (2:13). Sebagai orang berhikmat, ia mengetahui bahwa hikmat memiliki kelemahan dan keterbatasan.
Beberapa kelemahan dari hikmat terlihat pada nas hari ini. Pertama, hikmat orang miskin memiliki banyak keterbatasan. Meski hikmat yang diberikan orang miskin berguna dan menguntungkan, namun ia segera dilupakan (14-15). Sering kali hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar (16).
Kedua, setetes kebodohan dapat merusak segala hikmat dan kehormatan. Ibarat lalat yang mati menyebabkan seluruh urapan berbau busuk (10:1). Artinya, kita telah melakukan segala sesuatu dengan benar, tetapi ketika ada sedikit kesalahan yang dilakukan orang bodoh maka hasil baik yang dilakukan lenyap seketika. Selain itu, "Bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri" (12), artinya perkataannya menjadi bumerang baginya, bahkan mencelakainya (13). Orang bodoh kerap kali menganggap dirinya berhikmat dengan banyak berbicara tentang hal yang tidak diketahuinya (14). Akhirnya, jerih payah orang bodoh melelahkan dirinya karena ia tidak tahu apa-apa (15).
Ketiga, hikmat kalah dari kekuasaan. Hikmat menjadi tidak berguna ketika orang berkuasa yang tidak berhikmat menempatkan orang bodoh pada kedudukan yang tinggi. Sedangkan orang kaya yang berhikmat ditempatkan pada posisi yang rendah (5-7). Keempat, hikmat menjadi sia-sia karena tidak dilakukan. Ibarat "ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil" (11).
Hikmat manusia memiliki batasan. Manusia tidak dapat mengatasi segala persoalan tanpa campur tangan Tuhan. Marilah kita tetap mengejar hikmat, walau menyadari keterbatasannya karena kita tidak dapat lebih hidup dengan baik tanpa hikmat. [IT]
-
8 Desember 2016
Renungan Oswald Chambers
<< 07 Desember 2016 >>Bacaan: Ayat Alkitab: 2 Kor 7:10
7:10 Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.
media.sabda.org/audio_renungan ... /desember07.mp3
Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan .... (2 Kor 7:10)
Pertobatan
Intro: Keinsafan akan dosa adalah awal dari suatu pemahaman akan Allah. Pertobatan selalu menuntun seseorang untuk berkata dari hati yang terdalam, “Tuhan, saya telah berdosa kepadamu.” Hidup baru akan tampak dalam pertobatan yang dilakukan dengan sadar. Dasar dari kekristenan adalah pertobatan.
Renungan:Keinsafan akan dosa digambarkan dengan baik melalui kata-kata:
"Dosa-dosaku, dosa-dosaku, Penebusku,
Betapa duka hati-Mu karenanya."
Keinsafan akan dosa adalah awal dari suatu pemahaman akan Allah. Yesus Kristus mengatakan, ketika Roh Kudus datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa (lih. Yohanes 16:8). Dan, ketika Roh Kudus mengerakkan hati nurani seseorang dan membawanya masuk ke dalam hadirat Allah. Orang itu bukannya mengkhawatirkan hubungannya dengan sesama, melainkan hubungannya dengan Allah -- "Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa ..." (Mazmur 51:6).
Keajaiban keinsafan akan dosa, pengampunan, dan kekudusan sangat terpaut sehingga hanya orang yang diampuni yang menjadi kudus. Ia membuktikan bahwa ia diampuni dengan berbalik dari apa yang ia lakukan sebelumnya dengan anugerah Allah. Pertobatan selalu menuntun seseorang untuk berkata, "Saya telah berdosa." Tanda paling pasti bahwa Allah sedang bekerja dalam hidupnya adalah ketika dia mengatakan hal itu dari hatinya yang terdalam. Jika kurang dari itu, hal itu hanyalah berupa penyesalan karena telah berbuat kesalahan-kesalahan yang bodoh – tindakan refleks yang disebabkan oleh kemuakkan terhadap diri sendiri, tetapi bukan karena keinsafan keberdosaan terhadap Allah.
Jalan masuk Kerajaan Allah adalah melalui pedihnya luka dalam pertobatan yang berbenturan dengan "kebaikan" manusia. Kemudian, Roh Kudus yang menghasilkan pergumulan ini memulai pembentukan Anak Allah dalam kehidupan orang itu (lih. Galatia 4:19). Hidup baru akan tampak dalam pertobatan yang dilakukan dengan sadar, disertai dengan kekudusan yang tidak disadari, tidak pernah dengan cara sebaliknya. Dasar dari kekristenan adalah pertobatan. Secara tegas perlu diketahui, seseorang tidak dapat bertobat karena dia memilih untuk bertobat -- pertobatan adalah karunia Allah. Kaum Puritan dulu berdoa untuk "karunia air mata".
Jika Anda berhenti memahami nilai pertobatan, Anda membiarkan diri tetap dalam dosa. Ujilah diri Anda sendiri untuk mengetahui apakah Anda telah melupakan bagaimana menjadi seorang petobat sejati.
-
8 Desember 2016
Cita-Cita dari Tuhan -- Kamis, 8 Desember 2016 ·Ylsa Sabda·
Bacaan: Kisah Para Rasul 9:1-19
alkitab.sabda.org/?KisahParaRasul+9%3A1-19
alkitab.mobi/?KisahParaRasul+9%3A1-19
Kisah Para Rasul 9:1-19Saulus bertobat
9:1Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
9:2dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.
9:3Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
9:4Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
9:5Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
9:6Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
9:7Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.
9:8Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
9:9Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
9:10Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"
9:11Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
9:12dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
9:13Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
9:14Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
9:15Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
9:16Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
9:17Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
9:18Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
Saulus dalam lingkungan saudara-saudara
9:19Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.(9-19b) Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.
Nas: Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)
Sewaktu kecil kita masing-masing tentu memiliki cita-cita tertentu. Namun, ketika besar kebanyakan orang menempuh karier di bidang yang berbeda dari cita-citanya. Saya sendiri sempat bercita-cita menjadi insinyur atau ahli teknik. Tidak terpikir sama sekali kalau kemudian saya bekerja di bidang literatur Kristen. Begitulah. Rancangan manusia tidak jarang berbeda sama sekali dari rancangan Tuhan.
Demikian juga dengan Rasul Paulus. Ia dilahirkan di Tarsus sebagai orang Ibrani, dididik di bawah asuhan guru Taurat Gamaliel (Kis. 22:3). Ia juga merupakan keturunan orang Farisi (Kis. 23:6). Pada mulanya Paulus bercita-cita menjalankan Taurat dengan tanpa cacat (Flp. 3:6). Namun, dalam perjalanan menuju Damsyik untuk mengejar, menangkapi, dan memenjarakan para pengikut Kristus, ia mengalami peristiwa yang mengubahkan hidupnya. Tuhan Yesus menampakkan diri dalam bentuk cahaya terang yang membutakan Paulus. Paulus pun dipanggil Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil-Nya kepada seluruh bangsa. Sejak saat itu, rancangan hidup Paulus berubah sama sekali.
Apakah cita-cita Anda sekarang? Apa pun cita-cita itu, tetaplah belajar mendengar dan mengikuti rancangan yang Tuhan tetapkan dalam hidup Anda. Bersiaplah untuk menempuh tikungan tak terduga dari Tuhan. Rancangan yang Dia tetapkan bukanlah rancangan yang mendatangkan kecelakaan, melainkan rancangan penuh damai sejahtera yang memberikan hari depan yang penuh harapan. --JYW/Renungan Harian
TIDAK ADA CITA-CITA SEBAIK CITA-CITA YANG YESUS RANCANGKAN BAGI KITA.
Setahun: 2 Tesalonika 1-3
alkitab.sabda.org/?2Tesalonika+1-3
alkitab.mobi/?2Tesalonika+1-3 -
8 Desember 2016
2 Tesalonika 1:1--3:18Salam
1:1Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
1:2Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Ucapan syukur dan doa
1:3Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu,
1:4sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita:
1:5suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.
1:6Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu
1:7dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,
1:8dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita.
1:9Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya,
1:10apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.
1:11Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,
1:12sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
Kedurhakaan sebelum kedatangan Tuhan
2:1Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara,
2:2supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
2:3Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
2:4yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
2:5Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu?
2:6Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya.
2:7Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan,
2:8pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
2:9Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,
2:10dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
2:11Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta,
2:12supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
Dipilih untuk diselamatkan
2:13Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.
2:14Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.
2:15Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
2:16Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita,
2:17kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.
Berdoa dan bekerja
3:1Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu,
3:2dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.
3:3Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
3:4Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan.
3:5Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
3:6Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
3:7Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
3:8dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.
3:9Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
3:10Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
3:11Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.
3:12Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.
3:13Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.
3:14Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu,
3:15tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.
Salam
3:16Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian.
3:17Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku.
3:18Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian!
-
8 Desember 2016
Pengkhotbah 11:1-8 -- Kamis, 8 Desember 2016 (Minggu Adven ke-1) ·Ylsa Sabda·
Bacaan: Pengkhotbah 11:1-8
alkitab.sabda.org/?Pengkhotbah+11%3A1-8
alkitab.mobi/?Pengkhotbah+11%3A1-8
Pengkhotbah 11:1-8Pedoman-pedoman hikmat
11:1Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.
11:2Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi.
11:3Bila awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya ke atas bumi; dan bila pohon tumbang ke selatan atau ke utara, di tempat pohon itu jatuh, di situ ia tinggal terletak.
11:4Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.
11:5Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.
11:6Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.
11:7Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata;
11:8oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.
Judul: Berani Memberi
Dalam hidup yang singkat ini, sangat penting bagi kita tidak membuang-buang kesempatan. Pengkhotbah mengerti akan hal ini. Karena itu, ia mengajak kita untuk hidup dengan berani.Salah satu hal yang lalai kita lakukan adalah memberi. Pengkhotbah mengajak kita berani memberi. Kita perlu belajar memberikan "roti" yang merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan. Pengkhotbah mengajak kita bukan hanya memberikan uang receh kepada mereka yang membutuhkan, tetapi juga memberi dengan cara berkorban. Setidaknya ada dua alasan, yakni: Pertama, "kita akan mendapatkannya kembali lama setelah itu" (1). Jangan takut memberi karenaTuhan akan memelihara hidup kita. Kita tidak akan hidup berkekurangan dengan memberi. Tuhan akan membalas apa yang kita tabur, walau mungkin kita tidak secara langsung melihat tuaian dari perbuatan baik kita (bdk. Ams. 28:27).
Kedua, "kita tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi" (2). Pada dasarnya, kita tidak tahu apa yang bakal terjadi. Karena itu, kita wajib menyediakan payung sebelum hujan dan banyak menabung. Contohnya, siapakah yang akan menolong Ayub dari kemalangan besar yang melenyapkan seluruh hartanya? Jika Ayub tidak pernah menolong sesamanya, mustahil para saudara dan sahabatnya dengan sukarela membawa uang dan emas untuk menolong Ayub sehingga ia dapat bangkit kembali (Ayb. 42:11-12). Karena tidak ada yang seorang pun yang tahu kapan malapeteka menimpa dirinya, Pengkhotbah menganjurkan banyaklah berbuat kebaikan terhadap sesama. Siapa tahu kelak kita membutuhkan uluran tangan orang lain.
Tujuan Tuhan memberikan kelimpahan materi dalam hidup kita tidak pernah dimaksudkan hanya dipakai untuk kesenangan diri belaka, tetapi untuk menolong orang lain yang kekurangan. Kita diingatkan bahwa apa pun yang diberikan Tuhan kepada kita, ada bagian yang merupakan milik orang lain. Percayalah dengan iman bahwa Tuhan akan memelihara kita dan beranilah memberi. [IT] -
8 Desember 2016
www.warungsatekamu.org/2016/12/suara-surround/
Kamis, 8 Desember 2016
Suara Surround
Baca: Nehemia 12:27-4312:27 Pada pentahbisan tembok Yerusalem orang-orang Lewi dipanggil dari segala tempat mereka dan dibawa ke Yerusalem untuk mengadakan pentahbisan yang meriah dengan ucapan syukur dan kidung, dengan ceracap, gambus dan kecapi.
12:28 Maka berkumpullah kaum penyanyi dari daerah sekitar Yerusalem, dari desa-desa orang Netofa,
12:29 dari Bet-Gilgal, dari padang Geba dan Asmawet, karena para penyanyi itu telah mendirikan desa-desa sekitar Yerusalem.
12:30 Para imam dan orang-orang Lewi mentahirkan dirinya, lalu mentahirkan seluruh umat itu, dan kemudian pintu-pintu gerbang dan tembok.
12:31 Lalu aku mempersilakan para pemimpin orang Yehuda naik ke atas tembok dan kubentuk dua paduan suara yang besar. Yang satu berarak ke kanan di atas tembok ke jurusan pintu gerbang Sampah.
12:32 Di belakangnya berjalanlah Hosaya dengan sebagian dari para pemimpin orang Yehuda,
12:33 pula Azarya, Ezra, Mesulam,
12:34 Yehuda, Benyamin, Semaya dan Yeremia,
12:35 dan dari kaum imam yang memegang nafiri: Zakharia bin Yonatan bin Semaya bin Matanya bin Mikha bin Zakur bin Asaf,
12:36 dan saudara-saudaranya, yakni: Semaya, Azareel, Milalai, Gilalai, Maai, Netaneel, Yehuda dan Hanani dengan bunyi-bunyian Daud, abdi Allah itu, sedang Ezra, ahli kitab itu berjalan di depan mereka.
12:37 Lalu pada pintu gerbang Mata Air mereka langsung naik tangga-tangga kota Daud, pada jalan pendakian tembok, lewat istana Daud, dan berjalan sampai pintu gerbang Air, di sebelah Timur.
12:38 Dan paduan suara yang kedua berarak ke kiri dan aku mengikutinya dengan sebagian dari orang-orang itu melalui tembok dan menara Perapian sampai tembok Lebar.
12:39 Lalu kami melalui pintu gerbang Efraim, pintu gerbang Lama, pintu gerbang Ikan, menara Hananeel dan menara Mea sampai pintu gerbang Domba. Mereka berhenti di pintu gerbang Penjagaan.
12:40 Kemudian kedua paduan suara itu berdiri di rumah Allah. Demikian juga aku bersama-sama sebagian dari para penguasa,
12:41 dan para imam, yakni: Elyakim, Maaseya, Minyamin, Mikha, Elyoenai, Zakharia, Hananya dengan memegang nafiri,
12:42 dan Maaseya, Semaya, Eleazar, Uzi, Yohanan, Malkia, Elam dan Ezer. Lalu para penyanyi memperdengarkan kidung di bawah pimpinan Yizrahya.
12:43 Pada hari itu mereka mempersembahkan korban yang besar. Mereka bersukaria karena Allah memberi mereka kesukaan yang besar. Juga segala perempuan dan anak-anak bersukaria, sehingga kesukaan Yerusalem terdengar sampai jauh.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Kesukaan Yerusalem terdengar sampai jauh. —Nehemia 12:43
Suara Surround
Studio Walt Disney adalah yang pertama memperkenalkan konsep baru dalam mendengarkan film. Konsep itu disebut “suara stereofonik” atau suara surround(sekeliling). Hal itu dikembangkan karena para produser menginginkan para penonton bioskop untuk mendengarkan musik dalam film mereka dengan cara yang baru.
Namun “suara surround” sudah digunakan ribuan tahun lalu, saat Nehemia menerapkannya pada penahbisan tembok Yerusalem yang telah dibangun kembali. “Aku mempersilakan para pemimpin orang Yehuda naik ke atas tembok dan kubentuk dua paduan suara yang besar” (Neh. 12:31). Dua paduan suara itu mulai berarak dari dinding bagian selatan, di pintu gerbang Sampah. Yang satu ke kiri dan yang lain ke kanan, lalu mereka mengelilingi kota Yerusalem dengan pujian sambil terus berbaris menuju rumah Allah (ay.31,37-40).
Paduan suara itu mengajak rakyat bersukacita karena “Allah memberi mereka kesukaan yang besar” (ay.43). Suara sukacita mereka “terdengar sampai jauh” (ay.43).
Mereka menaikkan pujian karena telah mengalami pertolongan Allah dalam mengatasi perlawanan musuh-musuh seperti Sanbalat dan keberhasilan dalam membangun kembali tembok Yerusalem. Apa yang telah Allah berikan kepada kita sehingga kita bersukacita dan memujiNya? Apakah itu berupa tuntunan-Nya yang jelas atas hidup kita? Apakah itu penghiburan yang diberikan-Nya di masa-masa sulit? Ataukah itu anugerah terbesar yang pernah ada, yaitu keselamatan?
Mungkin pujian kita tidak dapat menghasilkan “suara surround”, tetapi kita dapat bersukaria dalam sukacita yang telah Allah berikan kepada kita. Orang lain pun dapat mendengar pujian kita dan menyaksikan karya-Nya yang ajaib dalam hidup kita. —Dave Branon
Kami memuji-Mu, ya Tuhan—lewat perkataan, pujian, dan hidup kami. Kami mempersembahkan hati kami karena kuasa-Mu yang besar, perhatian-Mu yang penuh kasih, dan pemeliharaan-Mu yang selalu kami nikmati.
Memuji Yesus takkan ada habisnya!
Bacaan Alkitab Setahun: Daniel 8-10; 3 Yohanes
8 Desember 2016 diubah oleh ZEGA376
-
8 Desember 2016
Wednesday, December 7, 2016
Habakuk
webmaster | 8:00:00 AM | Be the first to comment!
Ayat bacaan: Habakuk 3:19
=====================
"ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku."Di dalam masa-masa yang sulit seperti saat ini, mau tidak mau kita harus berjuang lebih dari normal. Apakah anda merasakannya hari-hari ini? Dalam situasi yang tidak menentu dan kesulitan ekonomi yang hampir merata di seluruh dunia, banyak dari kita yang kebingungan, tidak tahu lagi bagaimana menyikapinya. Berbagai usaha gulung tikar karena sepi pembeli. Mereka harus menaikkan harga sementara daya beli justru lagi melemah. Ada seorang teman yang sedang puyeng karena usahanya sepi pembeli. Bisnisnya terbilang spesifik yaitu jualan senar gitar dan aksesoris. Saya masih ingat beberapa tahun lalu ia berkata bahwa usahanya berjalan dengan sangat baik. "Siapa sih yang tidak butuh senar gitar?" katanya waktu itu dengan gembira. Sekarang situasinya berubah. Kesulitan ekonomi tampaknya membuat orang harus menghemat, terutama dalam membeli barang-barang yang bukan kebutuhan pokok. Kalau dulu sehari bisa ada banyak pembeli, sekarang kalau ada satu saja seminggu sudah syukur. Ia masih untung karena istrinya pun bekerja sehingga buat sementara keluarganya masih tertopang lewat pendapatan istrinya. Ada banyak yang tidak seberuntung dirinya dan berada dalam kondisi yang sudah lampu merah. Pemerintahan yang baik sulit bekerja cepat karena selain permasalahan ada banyak sekali, perongrongpun tak kalah banyaknya. Mereka terus menghambat dengan segala daya upaya, lucunya dengan mengatasnamakan rakyat. Rakyat yang mana? Sebenarnya tidak salah juga sih, bukannya para perongrong dan kelompok atau golongan yang dibelanya juga merupakan bagian dari rakyat juga? Korupsi, kekerasan, degradasi moral ada dimana-mana dan semakin parah. Persatuan, toleransi menjadi kata yang semakin lama semakin kehilangan maknanya. Tidak sedikit yang bertanya-tanya kenapa Tuhan seolah diam dan membiarkan semua ini terjadi.
Haruskah kita menyerah kalah dalam berjuang di dunia yang serba sulit ini? Apa yang harus kita lakukan? Bagi saya, lingkungan atau bahkan dunianya yang sedang kacau ini seharusnya menjadi momen bagi kita untuk belajar mengandalkan Tuhan lebih dari sebelumnya. Pada situasi-situasi dimana kemampuan manusia yang terbatas tampaknya menemui jalan-jalan yang buntu, kita seharusnya belajar untuk memandang ke atas mengandalkannya. Ketika pada satu titik kita merasa tidak lagi memiliki cukup tenaga lagi untuk berjuang, apa yang harus kita ingat adalah keberadaan Tuhan yang selalu setia menyertai kita dengan kekuatannya yang tidak terbatas, yang tidak pernah berada lebih rendah dari segala kesulitan duniawi dengan segala liku-likunya seperti yang tengah kita hadapi hari ini.
Sehubungan dengan hal ini saya ingin mengangkat kisah tentang Habakuk. Habakuk adalah seorang nabi yang hidup di jaman yang sangat berat, penuh dengan krisis moral yang sungguh luar biasa. Pada saat itu Habakuk meratap melihat bangsa Yehuda tengah berada dalam bahaya. Habakuk menyadari bahwa penyebabnya adalah akibat ketidaksetiaan. (Habakuk 1:2-4). Lebih lanjut, dikatakan bahwa bangsa Yehuda tengah menghadapi ancaman serius dari orang Kasdim (bangsa Babel) yang terkenal kejam dan ganas yang siap untuk membantai mereka. (ay 6-11). Habakuk sempat mengaku tidak mengerti mengapa Allah yang Mahakudus bisa berdiam diri melihat orang-orang fasik menghancurkan umatNya. (ay 12-13). Tidak mengerti, itu satu hal, dan memang kemampuan kita terbatas untuk bisa menyelami rencana Tuhan secara utuh. Tetapi jangan sampai hal itu berlanjut kepada ketidakyakinan kita akan penyertaan Tuhan.
Habakuk menyadari hal ini, dan berkata: "Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya." (2:4). Meskipun ia tidak mengerti mengapa Tuhan terkesan membiarkan bencana siap menghancurkan bangsa Yehuda, tapi Habakuk tahu pasti bahwa Tuhan akan tetap turun tangan terhadap orang benar, yakni orang yang hidup oleh iman.
Di akhir kitab Habakuk kita melihat bagaimana tingginya iman nabi yang satu ini. Iman Habakuk adalah iman yang tidak tergoncang oleh situasi apapun, bahkan dalam ketidak-mengertiannya akan keputusan Tuhan sekalipun. Habakuk mengakhiri doanya dengan keyakinan teguh. Doa itu berbunyi: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." (ay 17-19).
Lihatlah sebentuk iman yang besar yang dimiliki Habakuk. Meski ia tengah berada dalam keadaan krisis, tekanan, ketakutan, ancaman yang kelihatannya mengerikan sekalipun, Habakuk ternyata tetap mampu bersukacita dan bersorak-sorak pada Tuhan. Sikap Habakuk didasarkan pada imannya yang secara penuh berserah pada keputusan Tuhan. Meski situasi yang ia hadapi mungkin akan menjadi lebih parah, tetapi kita bisa lihat bahwa imannya pada Tuhan tidaklah goyah. Dia tetap bersorak-sorak dalam Allah yang menyelamatkan. Itu tidak mungkin terjadi pada orang yang memandang masalah. Sikap ini hanya akan muncul pada orang yang menjadikan Tuhan sebagai sumber kekuatannya.
Adakah hari ini anda tengah tergoncang akibat kesulitan menghadapi iklim yang semakin sulit? Adakah iman anda hari ini mulai goyah akibat tekanan demi tekanan yang terus menghujam diri anda, kesulitan hidup yang makin meningkat, persoalan yang belum memiliki jalan keluar? Atau mungkin anda kesulitan untuk bisa beribadah karena mendapat pelarangan bahkan ancaman dari saudara-saudara kita yang berbeda kepercayaan? Apakah hari ini anda sulit mengerti mengapa Tuhan seolah diam terhadap persoalan anda? Miliki iman seteguh iman Habakuk yang tidak goncang sama sekali dalam kondisi apapun. Meski Tuhan seperti terlihat diam saja, Dia tidak akan pernah tinggal diam. Percayalah bahwa Tuhan mampu membuat "kaki kita selincah kaki rusa" untuk melompati 'batu-batu' masalah itu, tidak peduli sebesar, sebanyak dan setajam apapun batu-batu yang membentang di hadapan anda.
Dasari hidup dengan iman yang teguh, jangan pernah putus harapan. Percayalah sepenuhnya pada Tuhan dengan segenap hati. Tuhan mampu memperlengkapi kita untuk mampu menghadapi segala masalah, segala ketidakpastian dalam hidup, karena Tuhan adalah sumber kekuatan kita. "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Live by faith!
Follow us on twitter: twitter.com/dailyrho
-
9 Desember 2016
Pengkhotbah 11:9-12:8 -- Jumat, 9 Desember 2016 (Minggu Adven ke-1) ·YLSA SABDA·
Bacaan: Pengkhotbah 11:9-12:8
alkitab.sabda.org/?Pengkhotbah+11%3A9-12%3A8
alkitab.mobi/?Pengkhotbah+11%3A9-12%3A8
Pengkhotbah 11:9--12:8
Nasihat bagi pemuda-pemudi11:9Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
11:10Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
12:1Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
12:2sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
12:3pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
12:4dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
12:5juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi--karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,
12:6sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
12:7dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
12:8Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
Judul: Hiduplah dengan Saleh
Dalam segala kesulitan hidup yang pernah dilewati, kerap kali kita tidak mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan (Rm. 12:1). Karena itu, Pengkhotbah memerintahkan kita untuk mengingat Pencipta pada masa muda (12:1). Kata "mengingat" dalam konsep bahasa Ibrani tidak sekadar mengingat dengan akal budi, tetapi juga menjalankannya sebagai suatu komitmen.
Mengapa perlu menjalankan hidup dengan mengingat (komitmen) kepada Tuhan pada masa muda? Sesungguhnya, Pengkhotbah mengetahui bahwa keadaan akan menjadi semakin sulit bagi kita jika tidak memulainya pada usia muda. Perhatikan kata "sebelum" yang muncul pada ayat 1, 2, 6, yang menunjukkan 3 fase yang berbeda dalam hidup manusia. Pertama, sebelum keadaan menjadi sulit karena banyak "hari-hari yang malang" dan tahun-tahun di mana tidak ada lagi kesenangan (1), yaitu keadaan yang penuh kesulitan dan tanggung jawab kita dalam hidup semakin berat.
Kedua, sebelum kondisi fisik kita menua dan menjadi semakin memburuk. Misalnya, tangan sudah gemetar, kaki sudah membungkuk, gigi banyak yang copot, mata sudah rabun, bibir mengatup karena gigi yang berkurang, suara menjadi sangat mengganggu, dan kita tidak dapat menikmati nyanyian, takut ketinggian, rambut memutih, dan sebagainya (3-5). Semua kondisi tersebut memperlihatkan apa yang menyenangkan hati, sekarang sudah tidak menarik bagi kita. Hari-hari yang sulit akan datang tanpa henti (sesudah hujan awan datang kembali, yang berarti hujan akan datang lagi, 2).
Ketiga, waktu tidak ada lagi karena "debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya" (7). Akhirnya, kita tidak dapat lagi mengingat Tuhan karena kematian sudah dekat.
Hidup itu singkat. Jika kita tidak segera berkomitmen hidup takut akan Tuhan, maka hidup akan menjadi semakin sulit. Jangan menunda lagi. Hiduplah dengan mengingat Tuhan. Hiduplah dengan saleh! [IT] -
10 Desember 2016
Pukulan dari Kawan
Sabtu, 10 Desember 2016
Baca: Amsal 27:5-10
27:5 Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.
27:6 Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.
27:7 Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis.
27:8 Seperti burung yang lari dari sarangnya demikianlah orang yang lari dari kediamannya.
27:9 Minyak dan wangi-wangian menyukakan hati, tetapi penderitaan merobek jiwa.
27:10 Jangan kautinggalkan temanmu dan teman ayahmu. Jangan datang di rumah saudaramu pada waktu engkau malang. Lebih baik tetangga yang dekat dari pada saudara yang jauh.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Seorang kawan memukul dengan maksud baik. —Amsal 27:6
Charles Lowery mengeluh kepada seorang kawan tentang nyeri yang dialaminya di punggung bagian bawah. Sebenarnya ia berharap mendapat simpati, tetapi yang diterimanya justru komentar blak-blakan dari sang kawan. Kawan itu berkata, “Aku kira masalahmu bukan nyeri punggung, tetapi perutmu. Perutmu terlalu buncit hingga membebani punggungmu.”
Dalam tulisannya untuk majalah REV!, Charles menceritakan bahwa ia menahan diri untuk tidak tersinggung. Akhirnya ia menguruskan badannya dan masalah nyeri punggungnya pun hilang. Charles menyadari, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik” (Ams. 27:5-6).
Masalahnya, sering kita lebih memilih untuk dihancurkan oleh pujian daripada diselamatkan oleh teguran, karena kebenaran itu memang menyakitkan. Teguran melukai ego kita, membuat kita tidak nyaman, dan menuntut kita untuk berubah.
Kawan yang baik tidak bermaksud untuk menyakiti kita. Sebaliknya, karena sangat mengasihi kita, mereka tidak tega untuk mendustai kita. Dengan keberanian dan kasih, mereka menunjukkan apa yang mungkin sudah kita ketahui tetapi yang sulit untuk sungguh-sungguh kita terima dan lakukan. Mereka tidak hanya mengatakan apa yang ingin kita dengar, tetapi juga apa yang perlu kita dengar.
Dalam amsal-amsalnya, Salomo menghargai sifat persahabatan seperti itu. Yesus bahkan melangkah lebih jauh—Dia rela menderita dan menanggung penolakan kita, tidak hanya demi menyatakan kebenaran tentang diri kita, melainkan juga untuk menunjukkan betapa kita sangat dikasihi-Nya. —Poh Fang Chia
Pikirkanlah suatu waktu ketika seorang kawan mengatakan kejujuran yang membuat kamu tersinggung. Adakah manfaat yang kamu terima dari ucapannya? Bijakkah menerima semua perkataan kawan-kawan kita tentang diri kita?
Sahabat adalah seseorang yang dapat memberitahukan kebenaran kepadamu dengan penuh kasih.
Bacaan Alkitab Setahun: Hosea 1-4; Wahyu 1
-
10 Desember 2016
Pukulan dari Kawan
Oleh Poh Fang Chia
Baca Amsal 27:5-10
Seorang kawan memukul dengan maksud baik. —Amsal 27:6
Charles Lowery mengeluh kepada seorang kawan tentang nyeri yang dialaminya di punggung bagian bawah. Sebenarnya ia berharap mendapat simpati, tetapi yang diterimanya justru komentar blak-blakan dari sang kawan. Kawan itu berkata, “Aku kira masalahmu bukan nyeri punggung, tetapi perutmu. Perutmu terlalu buncit hingga membebani punggungmu.”
Dalam tulisannya untuk majalah REV!, Charles menceritakan bahwa ia menahan diri untuk tidak tersinggung. Akhirnya ia menguruskan badannya dan masalah nyeri punggungnya pun hilang. Charles menyadari, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik” (Ams. 27:5-6).
Masalahnya, sering kita lebih memilih untuk dihancurkan oleh pujian daripada diselamatkan oleh teguran, karena kebenaran itu memang menyakitkan. Teguran melukai ego kita, membuat kita tidak nyaman, dan menuntut kita untuk berubah.
Kawan yang baik tidak bermaksud untuk menyakiti kita. Sebaliknya, karena sangat mengasihi kita, mereka tidak tega untuk mendustai kita. Dengan keberanian dan kasih, mereka menunjukkan apa yang mungkin sudah kita ketahui tetapi yang sulit untuk sungguh-sungguh kita terima dan lakukan. Mereka tidak hanya mengatakan apa yang ingin kita dengar, tetapi juga apa yang perlu kita dengar.
Dalam amsal-amsalnya, Salomo menghargai sifat persahabatan seperti itu. Yesus bahkan melangkah lebih jauh—Dia rela menderita dan menanggung penolakan kita, tidak hanya demi menyatakan kebenaran tentang diri kita, melainkan juga untuk menunjukkan betapa kita sangat dikasihi-Nya.
Pikirkanlah suatu waktu ketika seorang kawan mengatakan kejujuran yang membuat Anda tersinggung. Adakah manfaat yang Anda terima dari ucapannya? Bijakkah menerima semua perkataan kawan-kawan kita tentang diri kita?
Sahabat adalah seseorang yang dapat memberitahukan kebenaran kepada Anda dengan penuh kasih.
Wawasan
Efesus 4:15 merupakan pasangan Amsal 27:6 dalam Perjanjian Baru. Ayat tersebut menyebutkan dua nilai yang perlu kita terapkan secara seimbang—”berpegang pada kebenaran” dan “kasih”. Terjemahan BIS memperjelasnya menjadi ”menyatakan hal-hal yang benar dengan hati penuh kasih”. Dalam teks Yunani, kata “menyatakan” atau “berpegang” itu tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi diterjemahkan dari satu kata kerja. Ada penerjemah Alkitab yang berpendapat bahwa kata kerja itu lebih baik diterjemahkan “meluruskan” atau “membenarkan dengan kasih”. Ketika dipadukan dengan “dengan kasih”, kata kerja tersebut mengandung arti sebuah hidup yang bercirikan integritas yang memadukan kebenaran dengan kasih. Jika kita hanya menyampaikan kebenaran tanpa kasih, kita bisa jatuh pada sikap menyakiti orang lain. Sebaliknya, jika kita menunjukkan kasih tetapi mengabaikan kebenaran, kita bisa jatuh pada sikap membiarkan suatu dosa atau masalah yang sebenarnya harus dibereskan. —Jim Townsend
Bacaan Alkitab setahun: Hosea 1–4 ; Wahyu 1
Anda dapat memberi dampak yang berarti
-
10 Desember 2016
Iblis Selalu Menanti Kesempatan
Sabtu, 10 Desember 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Samuel 24
Godaan Iblis perlu dihadapi bukan hanya dengan iman, tetapi juga dengan stamina (ketekunan). Jangan berpikir bahwa godaan Iblis hanya datang sekali, tetapi kita harus senantiasa sadar bahwa godaan Iblis bisa datang lagi. Dalam 24:1 disebutkan bahwa TUHAN menghasut Daud. Akan tetapi dalam ayat yang paralel dengan ayat tersebut (yaitu 1 Tawarikh 21:1), disebutkan bahwa yang membujuk Daud adalah Iblis. Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “Iblis” itu juga bisa diterjemahkan sebagai “musuh”. Mungkin saja “musuh” itu menunjuk kepada bangsa di sekitar kediaman bangsa Israel yang menjadi ancaman bagi mereka. Karena pasukan Israel telah mengalami dua kali pemberontakan, yaitu pemberontakan Absalom (2 Samuel 15-18) serta pemberontakan Seba bin Bikri (2 Samuel 20), tidak mengherankan bila kemudian muncul ide untuk menghitung ulang jumlah pasukan Israel. Akan tetapi, menghitung jumlah pasukan ini juga berarti beralih dari bersandar kepada Tuhan menjadi bersandar kepada kekuatan pasukan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa inisiatif melakukan sensus berasal dari bujukan Iblis, sedangkan Allah “menghasut” dalam arti mengizinkan hal ini terjadi.
Apakah Anda menyadari bahwa Iblis selalu berusaha mencari kelemahan kita dan berusaha membuat kita jatuh ke dalam dosa? Apakah Anda meyakini bahwa bersekutu dengan Tuhan melalui doa dan pembacaan Alkitab serta bersekutu dengan saudara seiman merupakan dua hal yang akan membentengi kita dari godaan Iblis? Riwayat Raja Daud memperlihatkan bahwa godaan Iblis bisa berlangsung berulang-ulang karena Iblis tidak pernah merasa puas sebelum bisa membuat anak-anak Allah jatuh ke dalam dosa. [P]
Lukas 4:13
“Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.”
-
10 Desember 2016
2 Samuel 24 :
Pendaftaran dan Hukuman
(1) Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: "Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda."
(2) Lalu berkatalah raja kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia: "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaya aku tahu jumlah mereka."
(3) Lalu berkatalah Yoab kepada raja: "Kiranya TUHAN, Allahmu, menambahi rakyat seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang, dan semoga mata tuanku raja sendiri melihatnya. Tetapi mengapa tuanku raja menghendaki hal ini?"
(4) Namun titah raja itu terpaksa diikuti oleh Yoab dan oleh para panglima tentara. Maka pergilah Yoab dan panglima-panglima tentara itu atas perintah raja untuk mengadakan pendaftaran di antara bangsa Israel.
(5) Mereka menyeberangi sungai Yordan, lalu mulai dari Aroer dan dari kota yang terletak di tengah-tengah lembah ke arah Gad dan Yaezer.
(6) Kemudian sampailah mereka ke Gilead dan ke Kadesh di negeri orang Het. Selanjutnya sampailah mereka ke Dan dan dari Dan mengambil jurusan Sidon.
(7) Kemudian sampailah mereka ke tempat yang berkubu, Tirus, dan ke segala kota orang Hewi dan orang Kanaan; akhirnya tibalah mereka di bagian selatan Yehuda, di Bersyeba.
(8) Setelah mereka menjelajah seluruh negeri itu, sampailah mereka kembali ke Yerusalem setelah lewat sembilan bulan dan dua puluh hari.
(9) Lalu Yoab memberitahukan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu orang perangnya yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu.
(10) Tetapi berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat, lalu berkatalah Daud kepada TUHAN: "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, TUHAN, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh."
(11) Setelah Daud bangun dari pada waktu pagi, datanglah firman TUHAN kepada nabi Gad, pelihat Daud, demikian:
(12) "Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah firman TUHAN: tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu dari padanya, maka Aku akan melakukannya kepadamu."
(13) Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata kepadanya: "Akan datangkah menimpa engkau tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari hadapan lawanmu, sedang mereka itu mengejar engkau? Atau, akan adakah tiga hari penyakit sampar di negerimu? Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."
(14) Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia."
(15) Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu yang ditetapkan, maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba, tujuh puluh ribu orang.
(16) Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk memusnahkannya, maka menyesallah TUHAN karena malapetaka itu, lalu Ia berfirman kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu: "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Pada waktu itu malaikat TUHAN itu ada dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus.
(17) Dan berkatalah Daud kepada TUHAN, ketika dilihatnya malaikat yang tengah memusnahkan bangsa itu, demikian: "Sesungguhnya, aku telah berdosa, dan aku telah membuat kesalahan, tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku."
Mezbah didirikan dekat Yerusalem - Tulah berhenti
(18) Pada hari itu datanglah Gad kepada Daud dan berkata kepadanya: "Pergilah, dirikanlah mezbah bagi TUHAN di tempat pengirikan Arauna, orang Yebus itu."
(19) Lalu pergilah Daud, sesuai dengan perkataan Gad, seperti yang diperintahkan TUHAN.
(20) Ketika Arauna menjenguk dan melihat raja dengan pegawai-pegawainya mendapatkannya, pergilah Arauna ke luar, lalu sujud kepada raja dengan mukanya ke tanah.
(21) Bertanyalah Arauna: "Mengapa tuanku raja datang kepada hambanya ini?" Jawab Daud: "Untuk membeli tempat pengirikan ini dari padamu dengan maksud mendirikan mezbah bagi TUHAN, supaya tulah ini berhenti menimpa rakyat."
(22) Lalu berkatalah Arauna kepada Daud: "Baiklah tuanku raja mengambilnya dan mempersembahkan apa yang dipandangnya baik; lihatlah, itu ada lembu-lembu untuk korban bakaran, dan eretan-eretan pengirik dan alat perkakas lembu untuk kayu bakar.
(23) Semuanya ini, ya raja, diberikan Arauna kepada raja." Arauna berkata pula kepada raja: "Kiranya TUHAN, Allahmu, berkenan kepadamu."
(24) Tetapi berkatalah raja kepada Arauna: "Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dari padamu dengan membayar harganya, sebab aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa." Sesudah itu Daud membeli tempat pengirikan dan lembu-lembu itu dengan harga lima puluh syikal perak.
(25) Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Maka TUHAN mengabulkan doa untuk negeri itu, dan tulah itu berhenti menimpa orang Israel.