Pendalaman Alkitab Online
-
29 September 2017
Jumat, 29 September 2017 (Minggu ke-16 sesudah Pentakosta)
Alkitab SABDA
alkitab.sabda.orgEster 2:12-18
2:12 Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan. 2:13 Lalu gadis itu masuk menghadap raja, dan segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari balai perempuan ke dalam istana raja. 2:14 Pada waktu petang ia masuk dan pada waktu pagi ia kembali, tetapi sekali ini ke dalam balai perempuan yang kedua, di bawah pengawasan Saasgas, sida-sida raja, penjaga para gundik. Ia tidak diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya. 2:15 Ketika Ester--anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak--mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia. 2:16 Demikianlah Ester dibawa masuk menghadap raja Ahasyweros ke dalam istananya pada bulan yang kesepuluh--yakni bulan Tebet--pada tahun yang ketujuh dalam pemerintahan baginda. 2:17 Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti. 2:18 Kemudian diadakanlah oleh baginda suatu perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, yakni perjamuan karena Ester, dan baginda menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah, sebagaimana layak bagi raja.Ester 2:12-18
Sumber: alkitab.sabda.org/passage.php?passage=ester 2:12-18
Copyright © 2005-2017 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)alkitab.sabda.org/passage.php? ... 8&mode=text
.
<< Amsal 21 : 1 >>
TB: Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.
AYT: Hati raja seperti aliran air sungai dalam tangan TUHAN, Ia mengalirkannya ke mana saja Ia inginkan.
Pemerintahan Tuhan atas Hati Raja
Penulis memakai istilah "perjamuan" sebagai petunjuk pergantian situasi. Perjamuan pertama berujung pada tindakan merendahkan martabat Wasti, sedangkan perjamuan kedua sebagai tindakan pengesahan status Ester menjadi ratu. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hidup dapat diibaratkan seperti roller coaster, terkadang ada di bawah dan kadang-kadang ada di atas. Tetapi bagi orang percaya, segala sesuatu harus dilakukan dengan kerja keras dan bertanggung jawab. Masalah hasil akhirnya diserahkan kepada kedaulatan Allah.Bagi Ester, hanya ada dua pilihan, yaitu: berusaha menjadi ratu atau sekadar menjadi gundiknya Ahasyweros. Pilihan menjadi gundik mungkin lebih aman karena tidak terlalu berisiko. Tetapi ia tetap terpenjara dalam kemewahan istana (14). Sedangkan pilihan menjadi ratu akan lebih berbahaya karena identitasnya sebagai bangsa buangan akan terbongkar (5-7). Namun, status dan relasinya dengan raja mungkin saja mendatangkan keuntungan bagi bangsa pilihan Allah. Persoalannya adalah para gadis lainnya berupaya sebaik mungkin memenangkan hati raja agar bisa terpilih menjadi ratu. Beda halnya dengan Ester yang tidak memiliki ambisi menjadi ratu. Tidak ada sedikit pun keinginan mengikuti kompetisi tersebut. Ia "terjebak" oleh parasnya yang cantik dan menawan (7-8). Suka atau tidak suka, Ester hanya punya satu pilihan, yaitu mengikuti aturan main di bawah pengawasan Hegai. Ternyata Ester sangat disukai oleh Hegai dan semua yang melihatnya (15), serta dikasihi oleh raja (17). Secara eksplisit memang tidak dituliskan bahwa Tuhanlah yang menyebabkan hal itu terjadi. Namun, di balik semuanya itu adalah hasil karya Allah (lih. Ams. 21:1).
Alkitab tidak mencatat bagaimana respons Ester, entah menangis atau tertawa. Seolah-olah hal itu tidak penting karena yang terpenting adalah apa yang sedang Tuhan kerjakan untuk melindungi dan menyelamatkan umat-Nya dari kebinasaan. Apakah hidup Anda sedang berada "di atas" atau "di bawah"? Yang terutama adalah Tuhan sedang berkarya melalui hidup Anda. [BS]
.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab..
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.orgHalaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
www.sabda.org/publikasi/e-sh/2017/09/29 -
29 September 2017
Terima kasih karena sudah berbagi, Zega. Renungan yg bagus. :)
-
29 September 2017
29 September: Panggilan Pelayanan dan Penyatuan Tanpa Syarat dengan Tuhan
Tuhan tidak pernah menempatkan kesucian pribadi seseorang menjadi yang terutama ketika Dia memanggil seorang murid. Pertimbangan utama Yesus ialah peniadaan mutlak hak atas diri sendiri dan penyatuan dengan Dia. Itu berarti mempunyai hubungan dengan Dia dan hanya Dia.
Dengarkan audionya: media.sabda.org/audio_renungan ... september29.mp31 Corinthians 9:16New International Version (NIV)
16 For when I preach the gospel, I cannot boast, since I am compelled to preach. Woe to me if I do not preach the gospel!
New International Version (NIV)
Holy Bible, New International Version®, NIV® Copyright ©1973, 1978, 1984, 2011 by Biblica, Inc.® Used by permission. All rights reserved worldwide..
September 29
The Awareness of the Call
By Oswald Chambers…for necessity is laid upon me; yes, woe is me if I do not preach the gospel! —1 Corinthians 9:16
We are inclined to forget the deeply spiritual and supernatural touch of God. If you are able to tell exactly where you were when you received the call of God and can explain all about it, I question whether you have truly been called. The call of God does not come like that; it is much more supernatural. The realization of the call in a person’s life may come like a clap of thunder or it may dawn gradually. But however quickly or slowly this awareness comes, it is always accompanied with an undercurrent of the supernatural— something that is inexpressible and produces a “glow.” At any moment the sudden awareness of this incalculable, supernatural, surprising call that has taken hold of your life may break through— “I chose you…” (John 15:16). The call of God has nothing to do with salvation and sanctification. You are not called to preach the gospel because you are sanctified; the call to preach the gospel is infinitely different. Paul describes it as a compulsion that was placed upon him.
If you have ignored, and thereby removed, the great supernatural call of God in your life, take a review of your circumstances. See where you have put your own ideas of service or your particular abilities ahead of the call of God. Paul said, “…woe is me if I do not preach the gospel!” He had become aware of the call of God, and his compulsion to “preach the gospel” was so strong that nothing else was any longer even a competitor for his strength.
If a man or woman is called of God, it doesn’t matter how difficult the circumstances may be. God orchestrates every force at work for His purpose in the end. If you will agree with God’s purpose, He will bring not only your conscious level but also all the deeper levels of your life, which you yourself cannot reach, into perfect harmony.WISDOM FROM OSWALD CHAMBERS
The Christian Church should not be a secret society of specialists, but a public manifestation of believers in Jesus. Facing Reality, 34 R
John 15:16 New International Version (NIV)
16 You did not choose me, but I chose you and appointed you so that you might go and bear fruit—fruit that will last—and so that whatever you ask in my name the Father will give you.
-
30 September 2017
Diperbarui Lahir Batin
Baca: Yohanes 3:1-8, 13-16 | Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 9–10 ; Efesus 3
alkitab.sabda.org/passage.php? ... 6&mode=text
Alkitab SABDA
alkitab.sabda.orgYohanes 3:1-8
Percakapan dengan Nikodemus
3:1 Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. 3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." 3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." 3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" 3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. 3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. 3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Yohanes 3:13-16
3:13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. 3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.Sumber: alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Yohanes 3:1-8, 13-16
Copyright © 2005-2017 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)Diperbarui Lahir Batin
Unduh MP3 : santapanrohani.org/wp-content/ ... -2017-09-30.mp3
Diperbarui Lahir Batin
Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. —Yohanes 3:3
Beberapa tahun lalu, sebuah penerbit melakukan kesalahan besar. Sebuah buku yang telah berada di pasaran selama beberapa tahun diputuskan untuk diperbarui. Penulisnya menulis kembali buku itu agar tidak ketinggalan zaman. Namun masalah terjadi ketika revisi itu diterbitkan. Penerbit mencetak ulang buku itu dengan sampul baru yang menarik, tetapi isi bukunya masih versi yang lama.
Dari luar, buku itu terlihat baru dan segar, tetapi dalamnya kuno dan ketinggalan zaman. Edisi “cetak ulang” itu tidak benar-benar baru.
Terkadang manusia mengalami hal serupa. Mereka menyadari perlunya ada perubahan, karena segala sesuatu dalam hidup mereka sedang berjalan ke arah yang salah. Namun, apa yang mereka lakukan? Mereka memperbarui penampilan lahiriah mereka, tetapi tidak membuat perubahan penting di dalam hati mereka. Mereka bisa mengubah perilaku tetapi tidak menyadari bahwa hanya Allah yang dapat mengubah batin manusia.Di Yohanes 3, Nikodemus menyadari bahwa Yesus “diutus Allah” (ay.2) dan Dia menawarkan sesuatu yang sangat berbeda. Perkataan Yesus membuat Nikodemus menyadari bahwa Yesus menawarkan kelahiran baru (ay.4): Ia harus “dilahirkan kembali”, yaitu diperbarui sepenuhnya lahir dan batin (ay.7).
Pembaruan seperti itu hanya terjadi melalui iman dalam Yesus Kristus. Itulah saat “yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2Kor. 5:17). Apakah Anda membutuhkan pembaruan? Percayalah kepada Yesus. Dia akan mengubah hati Anda dan membuat segala sesuatu menjadi baru.
2 Korintus 5:17
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.Hanya Allah yang sanggup memperbarui kita.
Tuhan, kini aku tahu bahwa perubahan lahiriah—perilaku, penampilan, sikap— tidak mengubah batinku. Aku percaya kepada Yesus, yang mati dan bangkit untuk mengampuni dosa-dosaku. Perbaruilah batinku—dari dalam jiwaku.
Hanya Allah yang sanggup memperbarui kita.
Oleh Dave Branon
Dave Branon
Selain menulis untuk Our Daily Bread, Dave Branon juga merupakan seorang editor untuk Discovery House Publishers dan telah menulis 15 judul buku. Ia dan istrinya, Sue, suka bermain rollerblade dan meluangkan waktu bersama anak dan cucu mereka.WAWASAN
Salah satu pesan utama dalam kitab Yohanes adalah tidak mungkin kita bersikap netral terhadap Yesus. Kita perlu membuat pilihan—baik itu pilihan untuk tinggal dalam terang dan sukacita yang disediakan Yesus atau untuk tinggal di dalam kegelapan (Yohanes 3:19-21). Yesus menjelaskan kabar baik tentang perubahan hidup yang tersedia melalui-Nya ini dengan sabar, karena Dia tahu bahwa untuk memahami Injil setiap orang harus “diajar oleh Allah”(6:45). —Monica Brands
-
30 September 2017
Renungan punya orang :D
FLORENCE735 tulis:
Terima kasih karena sudah berbagi, Zega. Renungan yg bagus. :)
-
3 Oktober 2017
Terlahir di Masa Krisis
Baca: Mazmur 57 | Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 17–19 ; Efesus 5:17-33
Mazmur 57:1-11
Diburu musuh, tetapi ditolong Allah
57:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua. (57-2) Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu. 57:2 (57-3) Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku. 57:3 (57-4) Kiranya Ia mengirim utusan dari sorga dan menyelamatkan aku, mencela orang-orang yang menginjak-injak aku. Sela Kiranya Allah mengirim kasih setia dan kebenaran-Nya. 57:4 (57-5) Aku terbaring di tengah-tengah singa yang suka menerkam anak-anak manusia, yang giginya laksana tombak dan panah, dan lidahnya laksana pedang tajam. 57:5 (57-6) Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi! 57:6 (57-7) Mereka memasang jaring terhadap langkah-langkahku, ditundukkannya jiwaku, mereka menggali lobang di depanku, tetapi mereka sendiri jatuh ke dalamnya. Sela 57:7 (57-8) Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. 57:8 (57-9) Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar! 57:9 (57-10) Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; 57:10 (57-11) sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan. 57:11 (57-12) Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!
Sumber: alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Mazmur 57
Copyright © 2005-2017 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)Terlahir di Masa Krisis
Unduh MP3: santapanrohani.org/wp-content/ ... -2017-10-03.mp3
Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu. —Mazmur 57:2
Marc mengingat momen masa kecilnya saat ayahnya memanggil semua anggota keluarga untuk berkumpul. Mobil mereka rusak, dan keluarga mereka akan kehabisan uang pada akhir bulan itu. Ayah Marc berhenti sejenak dan berdoa. Lalu ia meminta keluarganya untuk menantikan jawaban dari Allah.Kini Marc teringat bagaimana Allah menolong dengan cara-cara yang mengejutkan. Datanglah seorang teman yang membantu memperbaiki mobil mereka, sejumlah cek yang tak terduga, dan kiriman makanan ke rumah mereka. Mereka pun memuji Tuhan, dan masa krisis itu membuat mereka sangat bersyukur.
Mazmur 57 telah banyak menginspirasi penulisan lagu-lagu pujian kepada Allah. Ketika Daud berseru, “Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah!” (ay.12), mungkin kita membayangkan Daud sedang menatap langit Timur Tengah yang indah di malam hari atau sedang bernyanyi dalam ibadah di Bait Suci. Namun kenyataannya, Daud yang takut kehilangan nyawanya sedang bersembunyi di dalam gua.
“Aku terbaring di tengah-tengah singa,” kata Daud di mazmurnya. Singa itu adalah para musuh yang “suka menerkam anak-anak manusia, yang giginya laksana tombak dan panah, dan lidahnya laksana pedang tajam” (ay.5). Pujian Daud terlahir di masa krisis. Walaupun dikepung oleh para musuh yang menghendaki kematiannya, Daud masih dapat menuliskan kata-kata yang luar biasa ini: “Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur” (ay.8).
Apa pun krisis yang kita hadapi hari ini, kita dapat berlari kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya. Setelah itu, kita dapat memuji-Nya sambil menanti dengan penuh keyakinan pada kuasa Allah yang sanggup memelihara kita.
Krisis berikutnya yang Anda alami merupakan kesempatan berikutnya bagi Anda untuk mempercayai Allah kita yang tidak pernah gagal.
Oleh Tim GustafsonWAWASAN
Alkitab seringkali menggunakan gambaran sayap sebagai ilustrasi kekuatan dan perlindungan Allah. Gambaran seekor anak ayam berlindung di bawah sayap induknya bisa menolong kita memahami tempat berlindung yang dicari Daud di dalam Allah (Mazmur 57). Anak-anak ayam yang berlindung di bawah sayap induknya benar-benar tersembunyi—sepenuhnya ditutupi oleh sayap induk mereka, tidak terlihat dan terlindung dari bahaya. Semua bahaya yang datang harus melewati induknya terlebih dahulu. Seperti Daud, kita dapat “berlindung dalam naungan sayap” Allah (ay.1).—J.R. Hudberg
-
4 Oktober 2017
Pelita Hati: 04.10.2017 – Tak Menoleh ke Belakang
By Romo Stephanus Istoto Raharjo PrLukas 9:57-62
Hal mengikut Yesus
57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi."
58 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku."
60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
61 Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."
62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
media.sabda.org/alkitab_audio/ ... as/03_luk09.mp3
Bacaan Lukas 9:57-62
LALU Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Luk.9:59-62)
Kata-kata Yesus ini sepintas tidak enak didengar, kasar dan sangat tidak manusiawi. Kepada kita dan terutama para pewarta, Tuhan ingin menunjukkan sikap hati yang harus dibangun yaitu memiliki komitmen tunggal, mengutamakan Tuhan di atas segalanya.
Jika untuk Tuhan kita tidak boleh menawar-nawar apalagi menunda-nunda. Siap memberikan totalitas dalam mengabdi dan berpelayanan. Yesus tidak ingin memiliki murid yang banyak berwacana dan berencana tetapi amat berkenan kepada yang siap dengan tindakan nyata. Yesus tidak menginginkan para murid yang suka beralasan untuk mencari pembenaran tetapi mencari pribadi yang memiliki disiplin diri dan berwawasan ke depan.
Jangan menoleh ke belakang, hadapilah hidup dan tanggungjawab hari sambil menatap ke depan. Niscaya Tuhan berkenan.
Langit biru tiada awan,
menghijau hutan dan pegunungan.
Murid Tuhan yang andalan,
pantang mundur tak gentar tantangan.dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, rm.is -
4 Oktober 2017
Rabu, 04 Oktober 2017.
PW. St Fransiskus Asisi.
Bacaan: : Neh 2:1-8; Mzm 137:1-6; Luk 9:57-62Lentera Keluarga: Keselamatan Itu Relasi
By: Romo Aristanto MSF - October 4, 2017Renungan
Nehemia adalah penyaji minum untuk Raja Persia Arthasasta. Informasi tentang Tembok Yerusalem yang hancur, membawa ia juga pada kesedihan. Jika Ezra membangun Bait Allah, maka Nehemiah lah yang membangun Tembok Yerusalem. Dikisahkan berkat usaha dan kerja keras maka dalam waktu 52 hari pekerjaan pembangun tembok itu sudah selesai. Keperdulian dan kerendahan hati Nehemia membawa hasil yang sangat bermanfaat bagi seluruh penduduk Yerusalem.
Kadang ada saudara-saudari kita yang datang kepada kita membawa kisah kepiluan dan persoalan hidup. Kadang kita sendiri juga tidak mampu untuk menolong karena keterbatasan kita. Namun ketidakmampuan itu tidak boleh membuat kita untuk tidak perduli dan turut memikirkan jalan keluar. Namun jika kita perduli, Allahpun menunjukkan kebaikanNya kepada kita. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, kitapun dapat memohon kemurahan orang lain untuk saudara-saudari kita yang menderita. Kita ikut bertanggungjawab atas kesulitan dan harapan saudara-saudara kita.
Dalam lingkup yang lebih sempit, keluarga, keperdulian yang sama juga perlu kita pupuk. Ketika seluruh anggota keluarga sibuk dengan urusan masing-masing entah pekerjaan ataupun pelayanan ataupun hoby, maka keperdulian satu terhadap yang lain juga semakin berkurang. Keperdulian mengajak kita untuk sejenak pause, mendengarkan anggota keluarga kita dan memberikan waktu-tenaga untuknya . Wakaupun kita mungkin tidak dapat membantu, tetapi keperdulian kita terhadap anggota keluarga kita sangat meringankan hidupnya.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana Nehemia dengan ketulusan dan kerendahan hati berdialog dengan Raja untuk kebaikan saudara-saudaranya di Yerusalem.
Refleksi
Bagaimana aku perduli terhadap kebutuhan saudara-saudaraku, dengan dengan tulus dan rendah hati mencari turut mencari jalan keluar atas persoalan-persoalan yang mereka alami?
Doa
Ya Bapa, semoga aku semakin perduli dan ikut bertanggungjawab untuk kebaikan saudara-saudaraku yang membutuhkan.
Perutusan
Aku membangun sikap perduli dan ikut bertanggungjawab atas kehidupan saudara-saudaraku (Morist-MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
4 Oktober 2017 diubah oleh ZEGA376
-
4 Oktober 2017
ZEGA376 tulis:
.....................................PW. St Fransiskus Asisi.
Bacaan: : Neh 2:1-8;
....................................Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
<< Nehemia 2 >>
Nehemia diutus ke Yerusalem
1 Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,
2 bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut.
3 Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?"
4 Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit,
5 kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali."
6 Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: "Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya.
7 Berkatalah aku kepada raja: "Jika raja menganggap baik, berikanlah aku surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku tiba di Yehuda.
8 Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.
9 Maka datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat dan menyerahkan kepada mereka surat-surat raja. Dan raja menyuruh panglima-panglima perang dan orang-orang berkuda menyertai aku.
10 Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan itu, mendengar hal itu, mereka sangat kesal karena ada orang yang datang mengusahakan kesejahteraan orang Israel.
-
4 Oktober 2017
ZEGA376 tulis:
...............................................Bacaan: : ... Mzm 137:1-6;
...............................................<< Mazmur 137 >>
Di tepi sungai-sungai Babel
1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
2 Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
3 Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
4 Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing?
5 Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
6 Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!
7 Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan Yerusalem mengatakan: "Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!"
8 Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami!
9 Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu!
Download Audio MP3 (Mazmur 137):
Mobile (Low Quality)media.sabda.org/alkitab_audio/ ... r/19_mzm137.mp3
- CD (High Quality)
-
4 Oktober 2017
ZEGA376 tulis:
.................................................Bacaan: : ...; Luk 9:57-62
.................................................Hal mengikut Yesus
57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi."
58 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku."
60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
61 Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."
62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Download Audio MP3 (Lukas 9):
Mobile (Low Quality)media.sabda.org/alkitab_audio/ ... as/03_luk09.mp3
- CD (High Quality)
-
7 Oktober 2017
Pelita Hati: 07.10.2017 – Berkenan di Hati Tuhan
By Romo Stephanus Istoto Raharjo Pr -
Bacaan Lukas 10:17-24
PADA waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.” (Luk.10:21-22).
Yang dimaksud dengan orang bijak dan pandai adalah orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat yang merasa diri paham dan menguasai sabda Tuhan alias Kita Suci. Sedang orang kecil adalah orang-orang sederhana yang jauh dari pemahaman tentang Taurat. Keduabelas murid adalah nelayan sederhana yang miskin pengalaman akan sabda dan Taurat. Namun orang-orang seperti inilah yang dipanggil dan dipilih Yesus untuk menjadi murid dan rasul-rasul-Nya. Yang dibutuhkan bukan kepandaian yang berbalut congkak dan kesombongan tetapi orang-orang sederhana yang terbuka pada sabda dan siap bekerja sama.
Kita semua, atas dasar baptis, dipanggil dan diutus untuk menjadi pewarta kabar gembira dalam lingkungan hidup dan karya masing-masing. Bukan pertama-tama dengan kotbah dan nasehat tetapi melalui kesaksian hidup dan perbuatan nyata. Semoga kita menjadi satu di antaranya yang berkenan di hati Tuhan.
Ada Angsa dan burung Pelikan,
bercanda ria di kolam ikan.
Bukan kata yang Tuhan inginkan,
namun perbuatan kasih dan kebaikan.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, rm.is
-
7 Oktober 2017
Melayani Dengan Rendah Hati Dan Sukacita
By Veronica H. Angkatirta -
PARA murid kembali dari tugas perutusan dengan gembira. Mereka berhasil melaksanakan tugas dengan gemilang, bahkan setan pun takluk kepada mereka. Namun di tengah luapan kegembiraan tersebut, Yesus mengingatkan bahwa anugerah kuasaNya yang memampukan mereka melakukan hal-hal tersebut.
Lewat Injil hari ini, Yesus menghendaki agar kita jangan larut dalam kegembiraan dan kebanggaan yang berlebihan pada saat kita berhasil menunaikan tugas pelayanan. Karena hal ini akan menjadikan kita lupa diri dan besar kepala, dikuasai kesombongan, merasa bahwa diri kita adalah sumber kesuksesan.
Sadari bahwa di balik semua kesuksesan yang kita raih terdapat campur tangan Tuhan. Memang benar bahwa kita yang bekerja keras, namun semua terjadi atas kehendakNya. Dengan selalu menyadari hal ini, maka di kala kita mengalami hambatan dan penolakan, kita pun tidak akan cepat kecewa, putus asa untuk kemudian mengambil langkah untuk mundur dari dunia pelayanan; melainkan tetap percaya dan bergantung kepadaNya.
Senantiasa ucapkan syukur dan terima kasih kepadaNya karena Ia telah berkenan memilih kita untuk ikut ambil bagian di dalam tugas perutusanNya. Sebagai ungkapan syukur kita kepadaNya, mari jalankan tugas perutusanNya dengan tulus, penuh kasih, diiringi rasa sukacita dan sikap kerendahan hati.
-
10 Oktober 2017
Dari Cacing Sampai Perang
Hakim-hakim 6:11-16
6:11 Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. 6:12 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." 6:13 Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." 6:14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" 6:15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." 6:16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis."
Hakim-hakim 6:36-40
6:36 Kemudian berkatalah Gideon kepada Allah: "Jika Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan itu, 6:37 maka aku membentangkan guntingan bulu domba di tempat pengirikan; apabila hanya di atas guntingan bulu itu ada embun, tetapi seluruh tanah di situ tinggal kering, maka tahulah aku, bahwa Engkau mau menyelamatkan orang Israel dengan perantaraanku, seperti yang Kaufirmankan." 6:38 Dan demikianlah terjadi; sebab keesokan harinya pagi-pagi ia bangun, dipulasnya guntingan bulu itu dan diperasnya air embun dari guntingan bulu itu, secawan penuh air. 6:39 Lalu berkatalah Gideon kepada Allah: "Janganlah kiranya murka-Mu bangkit terhadap aku, apabila aku berkata lagi, sekali ini saja; biarkanlah aku satu kali lagi saja mengambil percobaan dengan guntingan bulu itu: sekiranya yang kering hanya guntingan bulu itu, dan di atas seluruh tanah itu ada embun." 6:40 Dan demikianlah diperbuat Allah pada malam itu, sebab hanya guntingan bulu itu yang kering, dan di atas seluruh tanah itu ada embun.
Sumber: alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Hakim-Hakim 6: 11- 16, 36- 40Baca: Hakim-Hakim 6:11-16, 36-40 | Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 32–33 ; Kolose 1
—,—
Dari Cacing Sampai Perang
Berfirmanlah Tuhan kepadanya: “Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati.” —Hakim-Hakim 6:23
Unduh MP3 : santapanrohani.org/wp-content/ ... -2017-10-09.mp3
Inilah pertama kalinya Cleo yang berusia sepuluh tahun memancing ikan. Ketika melihat wadah yang berisi umpan, ia terlihat ragu untuk memulainya. Akhirnya, ia berseru kepada suami saya, “Tolong, Kek!” Ketika suami saya menanyakan masalahnya, Cleo menjawab dengan terbata-bata, “Aku . . . aku . . . aku takut cacing!” Ketakutan Cleo membuatnya tidak mampu berbuat apa-apa.
Ketakutan juga dapat melumpuhkan orang dewasa. Gideon tentu merasa ketakutan ketika malaikat Tuhan mendatanginya di saat ia sedang mengirik gandum secara diam-diam, karena bersembunyi dari orang Midian musuh bangsa Israel (Hak. 6:11). Sang malaikat berkata bahwa Gideon telah dipilih Allah untuk memimpin umat-Nya berperang (ay.12-14).
Apa reaksi Gideon? “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku” (ay.15). Meskipun telah diyakinkan oleh kehadiran Tuhan, Gideon masih juga merasa takut dan meminta tanda yang membuktikan bahwa ia memang akan dipakai Allah untuk menyelamatkan Israel seperti yang dijanjikan-Nya (ay.36-40). Allah pun memenuhi permintaan Gideon. Bangsa Israel berhasil memenangi peperangan itu dan kemudian menikmati kedamaian selama 40 tahun.
Kita semua memiliki beragam ketakutan—dari takut cacing sampai takut perang. Cerita Gideon mengajarkan bahwa kita dapat meyakini satu hal: Jika Allah memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu, Dia akan memberi kita kekuatan dan kesanggupan untuk melakukannya.
Tuhan, terima kasih untuk kepastian bahwa Engkau selalu menyertai kami.
Untuk mengenyahkan ketakutan dalam hidup, berimanlah kepada Allah yang hidup.
Oleh Anne Cetas | santapanrohani.org/author/annecetas/
10 Oktober 2017 diubah oleh ZEGA376
-
11 Oktober 2017
Matahari Bersayap Dua
Rabu, 11 Oktober 2017Baca: Yesaya 38:1-8
Unduh MP3 : santapanrohani.org/wp-content/ ... -2017-10-11.mp3
38:1 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.”
38:2 Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN.
38:3 Ia berkata: “Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.” Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.
38:4 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya:
38:5 “Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi,
38:6 dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini.
38:7 Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya:
38:8 Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang telah dijalaninya.” Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun mundurlah ke belakang sepuluh tapak dari jarak yang telah dijalaninya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
sabdaweb.sabda.org/passages/?p ... %3A1-8&s=on
Beginilah firman Tuhan . . . : Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. —Yesaya 38:5
_
Matahari Bersayap Dua
Selama lima tahun, sebuah stempel kuno yang terbuat dari tanah liat dibiarkan tersimpan dalam lemari di Institut Arkeologi Yerusalem. Stempel itu ditemukan dalam penggalian di bagian selatan dari tembok kota kuno Yerusalem. Namun, penelitian awal tidak berhasil menemukan arti penting dari benda yang berusia hampir 3.000 tahun tersebut. Di kemudian hari, seorang peneliti dengan cermat mengamati huruf-huruf yang tertera pada stempel itu dan menghasilkan penemuan besar. Inskripsi yang tertulis dalam bahasa Ibrani kuno itu menyatakan: “Milik Hizkia [bin] Ahas, Raja Yehuda.”
Di bagian tengah stempel itu terdapat gambar matahari bersayap dua yang dikelilingi dua gambar yang melambangkan kehidupan. Para arkeolog yang menemukan stempel itu meyakini bahwa Raja Hizkia mulai menggunakannya sebagai lambang perlindungan Allah setelah Allah menyembuhkan Hizkia dari penyakit yang nyaris merenggut nyawanya (Yes. 38:1-8). Hizkia memohon agar Tuhan menyembuhkannya dan doanya dijawab oleh Tuhan. Dia juga memberi Hizkia sebuah tanda yang menyatakan bahwa Dia pasti menepati janji-Nya. Tuhan berfirman, “Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang telah dijalaninya” (ay.8).
Fakta-fakta yang terkait dengan artefak arkeologis tersebut mengingatkan sekaligus menguatkan kita bahwa umat di zaman Alkitab belajar untuk berseru kepada Tuhan yang mendengarkan ketika kita mohon pertolongan-Nya. Kita pun belajar hal yang sama. Sekalipun jawaban-Nya mungkin tidak sesuai dengan keinginan atau harapan kita, kita dapat tetap meyakini bahwa Allah sungguh penuh belas kasih dan berkuasa. Dia yang sanggup mengatur pergerakan matahari pasti juga sanggup menggerakkan hati kita. —Poh Fang Chia | santapanrohani.org/author/pohfangchia/
.
Ya Allah, Engkau Mahabesar dan Mahakuasa, tetapi Engkau mau mempedulikanku. Tolonglah aku mempercayai kuasa dan kasih-Mu dan selalu mencari pertolongan-Mu.
.
Berserulah kepada Allah: Dia ingin mendengar seruanmu.
.
Penulis: Poh Fang Chia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya di usia 15 tahun. Ia rindu menulis buku-buku yang menyentuh jiwa sesamanya. Ia mulai menulis bagi Our Daily Bread pada tahun 2014 dan melayani bersama Our Daily Bread Ministries di Singapura sebagai seorang editor penulisan.
.
WAWASAN
Hizkia—namanya berarti “yang dikuatkan oleh Tuhan”—adalah putra raja Ahaz (2 Raja-Raja 18:1), salah satu raja terburuk pada zaman kerajaan Yehuda. Hizkia mewarisi takhta ayahnya dan ia memerintah selama 29 tahun. Ia tidak mengikuti contoh buruk ayahnya, tetapi meniru teladan kakek moyangnya, Uzia. Sebagai seorang raja, Hizkia memberikan pengaruh terbesar melalui perannya sebagai seorang tokoh reformasi rohani. Sebagai bagian dari reformasi tersebut, ia menghancurkan “ular tembaga” (lihat Bilangan 21:4-9). Ular tembaga yang tadinya merupakan simbol pemulihan pada zaman Musa telah dijadikan sebagai salah satu objek penyembahan berhala. Dalam masa pemerintahan Hizkia, terjadi pembaharuan rohani yang memiliki dampak besar terhadap seluruh kerajaan itu (diadaptasi dari Easton’s Bible Dictionary).
Allah menghargai kesetiaan Hizkia dan dengan penuh belas kasih menjawab doanya yang meminta kesembuhan. Bagaimana Anda sendiri mengalami jawaban Allah ketika Anda berseru kepada-Nya?—Bill Crowder
.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 37-38; Kolose 3
11 Oktober 2017 diubah oleh ZEGA376
-
13 Oktober 2017
Jumat, 13 Oktober 2017
Baca: Yohanes 1:35-42
1:35 Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya.
1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!”
1:37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.
1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?”
1:39 Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.
1:40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.
1:41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).”
1:42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).” —Yohanes 1:42
Sebuah Nama Baru
Unduh MP3 : santapanrohani.org/wp-content/ ... -2017-10-13.mp3
Dalam artikel yang ditulisnya, Mark Labberton berbicara tentang pengaruh sebuah nama atau sebutan. Ia berkata, “Saya masih dapat merasakan dampak dari seorang teman musikus yang suatu hari menyebut saya ‘berjiwa musikal’. Tak seorang pun pernah menyebut saya seperti itu. Saya tidak bisa memainkan alat musik. Saya juga bukan seorang penyanyi. Namun . . . saya langsung merasa dikenal dan dikasihi. [Ia] memperhatikan, menegaskan, dan menghargai jati diri saya yang terdalam.”
Mungkin itulah yang dirasakan Simon ketika Tuhan Yesus memberinya nama baru. Setelah Andreas yakin bahwa Yesus adalah Mesias, ia bergegas mencari saudaranya, Simon, dan membawanya kepada Yesus (Yoh. 1:41-42). Yesus memandang Simon hingga kedalaman jiwanya dan menegaskan serta menghargai jati diri Simon yang terdalam. Tentu Yesus juga melihat kegagalan dan ketidaksabaran yang di kemudian hari akan membawa Simon kepada berbagai masalah. Namun lebih dari itu, Yesus melihat potensi Simon untuk menjadi seorang pemimpin bagi jemaat-Nya. Yesus menamainya Kefas—bahasa Aram untuk Petrus—yakni batu karang (Yoh. 1:42; lihat Mat. 16:18).
Demikian juga dengan kita. Allah melihat segala kesombongan, kemarahan, dan kurangnya kasih kita kepada sesama, tetapi Dia juga mengenal siapa diri kita di dalam Kristus. Allah menyebut kita sebagai umat yang telah dibenarkan dan diperdamaikan (Rm. 5:9-10); diampuni, dikuduskan, dan dikasihi (Kol. 2:13, 3:12); yang telah dipilih dan yang setia (Why. 17:14). Ingatlah bagaimana Allah memandang dirimu dan kiranya kebenaran itu yang menentukan jati dirimu. —Marvin Williams
Tuhan, terima kasih karena Engkau mengenalku sepenuhnya, dan Engkau tetap mengasihiku. Tolonglah aku melihat sesamaku seperti Engkau melihatku.
Tak seorang pun dapat mencuri jati dirimu di dalam Kristus.
Oleh Marvin Williams | Marvin Williams mulai menulis untuk buku renungan Our Daily Bread sejak tahun 2007 dan juga menulis untuk buku renungan Our Daily Journey. Marvin adalah pendeta pengajar senior di Trinity Church di Lansing, Michigan. Ia dan istrinya, Tonia, memiliki tiga anak.
WAWASAN
Pemberian nama baru umum dijumpai dalam Alkitab. Nama baru itu menggambarkan sesuatu tentang orang yang menerimanya. Dalam Kejadian 17:5-15, Abram diganti namanya menjadi Abraham. Abram yang berarti “bapak yang agung”, menjadi Abraham, “bapak dari banyak bangsa”. Cucu Abraham yang bernama Yakub, yang namanya memiliki arti “pemegang tumit” dan “penipu”, diubah namanya menjadi Israel, seorang “yang menang bersama Allah”. Naomi yang putus asa meminta para tetangganya untuk tidak lagi memanggil dirinya Naomi (menyenangkan), tetapi Mara (pahit) karena kesulitan-kesulitan yang ia hadapi dalam hidupnya (Rut 1:20). Dalam Perjanjian Baru, seorang pengikut Kristus bernama Yusuf dipanggil dengan nama Barnabas oleh para nabi (Kisah Para Rasul 4:36). Barnabas memiliki arti “anak penghiburan”, yang dengan tepat menggambarkan interaksi Yusuf dengan sesama pengikut Kristus.—Bill Crowder
Nama apa yang menggambarkan kehidupan Anda sebagai pengikut Kristus?
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 41-42; 1 Tesalonika 1
-
14 Oktober 2017
Tenang dalam Kasih Tuhan
Sabtu, 14 Oktober 2017Baca: Mazmur 131
131:1 Nyanyian ziarah Daud. TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
131:2 Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
131:3 Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Sesungguhnya, hatiku tenang dan tentram, seperti bayi yang habis menyusu, berbaring tenang di pangkuan ibunya, setenang itulah hatiku. —Mazmur 131:2 BIS | goo.gl/11vHr4
Unduh MP3 : santapanrohani.org/wp-content/ ... -2017-10-14.mp3
Tenang dalam Kasih Tuhan
Suatu hari, saat saudari saya dan anak-anaknya makan siang bersama saya, ia berkata kepada Annica, anaknya yang berumur tiga tahun, bahwa sudah tiba waktunya untuk tidur siang. Wajah Annica langsung menunjukkan keberatan. Sambil meneteskan air mata, ia mengeluh, “Tetapi Tante Monica belum gendong aku!” Mamanya tersenyum. “Oke, Tante akan gendong kamu sebelum kamu tidur. Berapa lama kamu mau digendong?” “Lima menit ya,” jawab Annica.
Saat menggendong Annica, saya bersyukur karena dengan kepolosannya ia terus mengingatkan saya tentang rasanya mengasihi dan dikasihi. Saya pikir adakalanya kita lupa bahwa perjalanan iman kita sesungguhnya merupakan sebuah proses belajar untuk makin mengalami kasih Allah—kasih yang luas, tinggi, dan dalamnya lebih daripada yang dapat kita bayangkan (Ef. 3:18). Ketika kehilangan fokus tersebut, bisa jadi kita mendapati diri kita berupaya mati-matian memenangkan hati Allah tetapi melupakan segala sesuatu yang sudah diberikan-Nya kepada kita, seperti si anak sulung dalam perumpamaan Yesus tentang anak yang hilang (Luk. 15:25-32).
Mazmur 131 merupakan salah satu doa dalam Alkitab yang dapat menolong kita untuk “menjadi seperti anak kecil” (Mat. 18:3) dan merelakan diri untuk tidak mengejar hal-hal yang tidak kita mengerti (Mzm. 131:1). Sebaliknya, dengan meluangkan waktu bersama-Nya, kita dapat kembali merasakan ketenangan (ay.2) dan menemukan pengharapan yang kita butuhkan (ay.3) di dalam kasih-Nya—setenang dan senyaman seorang anak di dalam pelukan ibunya (ay.2). —Monica Brands
Tuhan, kami sungguh bersyukur untuk setiap orang dalam hidup kami yang senantiasa mengingatkan apa artinya mengasihi dan dikasihi. Tolong kami untuk makin kuat berakar dalam kasih-Mu.
Seperti anak-anak, kita dapat belajar bersandar pada kasih Allah.
Oleh Monica Brands | santapanrohani.org/authors/monicabrands/
Monica Brands berasal dari Edgerton, Minnesota, dibesarkan di lingkungan perkebunan bersama ketujuh saudaranya. Ia belajar dalam bidang Bahasa Inggris dan Teologi di Trinity Christian College di Palos Heights, lalu melayani anak-anak berkebutuhan khusus di Elim Christian Services sebelum kemudian menyelesaikan program magister untuk teologi di Calvin Seminary di Grand Rapids. Monica sangat menikmati waktunya bersama para sahabat, keluarga, dan keponakan-keponakan tercinta.
WAWASANMazmur 131 yang ditulis oleh Daud, adalah salah satu dari lima belas “nyanyian ziarah” dalam Mazmur 120-134. Setiap tahun, orang-orang yang datang berziarah ke Yerusalem menyanyikan lagu-lagu tersebut untuk menyambut hari raya yang ditetapkan Allah (Ulangan 16:16). Dalam mazmur ini, Daud mengakui bahwa ada beberapa hal tentang Allah yang tidak dapat ia pahami (bdk.Ulangan 29:29; Ayub. 42:3; Pengkhotbah 11:5; Yesaya 55:8-9; Roma 11:33-34). Namun, Daud memilih untuk tidak terganggu dengan hal-hal yang memang hanya diketahui oleh Allah (Mazmur 131:1). Sebaliknya, seperti seorang anak yang disapih, yang dengan senang hati menikmati perlindungan dan pemeliharaan ibunya (ay.2), Daud sungguh-sungguh percaya kepada Allah dengan iman seorang anak kecil dan hati yang penuh keyakinan. Mazmur 131 adalah sebuah doa yang menyatakan kerendahan hati, (ay.1) rasa cukup (ay.2), dan pengharapan (ay.3).
Renungkanlah karakter Allah dan kasih-Nya. Penghiburan apa yang Anda terima? Apakah Anda makin berharap kepada-Nya dan mengandalkan-Nya? —Sim Kay Tee
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 43-44; 1 Tesalonika 2
-
19 Oktober 2017
@bro Zega, boleh nanya ndak?
Saya membaca ayat ini :"Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya." (Kel 4:24)
1. Siapa yang berikhtiar membunuh siapa?
2. Mengapa sampai berikhtiar begitu?
Terima kasih penjelannya....
-
23 Oktober 2017
btw, yg nulis keluaran itu sapa yah? sepertinya bukan musa,aneh kalau yg nulis keluaran bisa tau TUHAN beriktiar untuk membunuhnya, yg nulis keluaran hebat jg bisa liat TUHAN beriktiar
23 Oktober 2017 diubah oleh ERWIN923
-
25 Oktober 2017
MOMON311 tulis:
@bro Zega, boleh nanya ndak?
Saya membaca ayat ini :"Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya." (Kel 4:24)
1. Siapa yang berikhtiar membunuh siapa?
2. Mengapa sampai berikhtiar begitu?
Terima kasih penjelannya....
Boleh. Tapi maaf kalau kurang tepat dan benar, mungkin yang lainnya bisa menambahkan atau meluruskan.
1. Tuhan ---> berikhtiar membunuh ---> Musa.
2. Penafsirannya (mungkin) karena Musa belum mengkhitan anaknya (anak Musa).
-
25 Oktober 2017
ZEGA376 tulis:
2. Penafsirannya (mungkin) karena Musa belum mengkhitan anaknya (anak Musa).
Kejadian 17:
(9) Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
(10) Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
(11) haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
(12) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
(13) Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
(14) Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
....
(22) Setelah selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
(23) Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya.
(24) Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya.
(25) Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya.
(26) Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat.
(27) Dan semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia.
25 Oktober 2017 diubah oleh ZEGA376
-
25 Oktober 2017
MOMON311 tulis:
2. Mengapa sampai berikhtiar begitu?
Terima kasih penjelannya....
sedangkan pada kitab Keluaran 2 tertulis bahwa:
(1) Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;
(2) lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.
(3) Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;
(4) kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.
(5) Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.
(6) Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."
(7) Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?"
(8) Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.
(9) Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.
(10) Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."
-
25 Oktober 2017
ZEGA376 tulis:
sedangkan pada kitab Keluaran 2 tertulis bahwa:
(1) Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;
(2) lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. ... disembunyikannya tiga bulan lamanya.
(3) Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, ... di tepi sungai Nil;
...
(5) Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, ..., dilihatnya bayi itu, ... "Tentulah ini bayi orang Ibrani."
....
(9) Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.
(10) Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."
1. Laki-laki Lewi menikah dengan perempuan Lewi dan mempunyai anak laki-laki hingga berusia 3bulan.
---> sudah harus sunat.
2. Diasuh dan dididik secara Lewi dengan mengingat perjanjian Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
---> harus mengerti hukum perjanjian sunat/khitan.
-
25 Oktober 2017
ZEGA376 tulis:
1. Laki-laki Lewi menikah dengan perempuan Lewi dan mempunyai anak laki-laki hingga berusia 3bulan.
---> sudah harus sunat.
2. Diasuh dan dididik secara Lewi dengan mengingat perjanjian Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
---> harus mengerti hukum perjanjian sunat/khitan.
(26) Lalu TUHAN membiarkan Musa. "Pengantin darah," kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu.
-
1 November 2017
↔ Siapa Gerangan Orang Ini?
Rabu, 1 November 2017
Baca: Markus 4:35-41
4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.”
4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?” —Markus 4:41
November 1, 2017 ↔
Siapa Gerangan Orang Ini?
“Simpan semua benda yang ada di atas meja kalian. Siapkan selembar kertas dan pensil.” Dahulu ketika saya masih menjadi murid sekolah, kata-kata yang menakutkan itu menunjukkan bahwa ujian segera dimulai.
Di Markus 4, Yesus memulai hari dengan mengajar di tepi danau (ay.1) dan mengakhirinya dengan sebuah ujian yang berlangsung di tengah danau (ay.35). Perahu yang semula merupakan sarana mengajar telah dibuat menjadi sarana transportasi oleh Yesus dan para pengikut-Nya untuk menyeberangi danau. Di dalam perjalanan itu (sementara Yesus yang kelelahan tertidur di buritan), mereka didera angin topan yang sangat dahsyat (ay.37). Murid-murid yang kewalahan membangunkan Yesus dengan berkata: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”(ay.38). Lalu terjadilah peristiwa yang menggemparkan. Pribadi yang pernah berseru kepada orang banyak, “Dengarlah!” di awal hari itu (ay.3), kini mengucapkan perintah singkat yang penuh kuasa kepada angin, “Diam! Tenanglah!” (ay.39).
Angin pun taat dan para murid yang ketakutan itu terheran-heran. Keheranan mereka terungkap dalam pertanyaan, “Siapa gerangan orang ini?” (ay.41). Pertanyaan itu tidak salah, tetapi baru di kemudian hari para murid menyadari dan yakin sepenuhnya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ketika seseorang mengajukan pertanyaan tersebut dengan jujur, tulus, dan hati yang terbuka, ia dapat tiba pada kesimpulan yang sama: Yesus bukan sekadar guru yang harus didengarkan, melainkan Allah yang layak disembah. —Arthur Jackson
Bapa, terima kasih atas firman-Mu yang menolong kami untuk melihat Yesus sebagai Anak Allah yang hidup. Tolonglah kami untuk mendengarkan-Mu dan percaya bahwa Engkaulah yang memegang kendali atas segala sesuatu.
“Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” —Matius 8:19
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 24-26; Titus 2