Pendalaman Alkitab Online
-
25 Februari 2018
EULOGI
Read: Kisah Para Rasul 9:36-43
------------------------------------------------------------------
Bible in a year: Bilangan 26-27
------------------------------------------------------------------
Menyampaikan eulogi-pidato atau kata-kata pujian tentang seseorang yang meninggal-kadang-kadang tidaklah mudah. Jika almarhum adalah seorang yang baik dan meninggalkan banyak kesan positif, kita dapat menyebutkannya dengan mudah. Sebaliknya, jika ia adalah seorang yang berperilaku buruk dan hidupnya tidak menjadi teladan, menyampaikan eulogi menjadi hal yang sangat sulit.
Kedatangan janda-janda yang melayat atas kematian Tabita mengungkapkan hal menarik. Tabita alias Dorkas adalah seorang perempuan dermawan. Ia adalah murid Kristus yang menunjukkan kasihnya kepada banyak orang yang kurang mampu. Ia melayani Tuhan melalui keterampilannya membuat pakaian. Ketika ia sakit lalu meninggal, janda-janda itu menangisinya dengan membawa baju-baju dan pakaian yang dulu dibuat Tabita untuk mereka. Mereka mengenang Tabita karena kasihnya yang nyata. Syukurnya, mereka masih dapat menyaksikan kehidupan Tabita lebih lama lagi, karena Petrus membangkitkannya dari kematian.
Kita semua pasti mati, walau kita tidak tahu kapan saatnya. Karenanya, selagi hidup kita perlu bertanya pada diri sendiri, "Jika saya mati, apa yang akan dikatakan oleh teman-teman atau keluarga saya untuk mengenang saya?" Bahkan, ada satu lagi pertanyaan terpenting, "Apa yang akan Tuhan katakan tentang hidup saya?" Jadi, marilah kita menyerahkan hidup kita kepada Allah, dan seperti Tabita, mari menjadi murid Kristus yang melayani orang lain dengan talenta dan keterampilan yang kita miliki. --HT/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
KESAKSIAN HIDUP KITA YANG MEMBERKATI ORANG LAIN
AKAN TETAP BERBICARA SEKALIPUN KITA SUDAH MATI.
------------------------------------------------------------------
Sent from Alkitabku. Download it at android.alkitabku.com
-
26 Februari 2018
26 FEBRUARI 2018
Baca : Maleakhi 3:8-12
3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
3:11 Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
3:12 Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia © LAI 1974
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku. —Maleakhi 3:10
MEMBERI SEPENUH HATI
Ketika anak saya, Xavier, masih berumur enam tahun, seorang teman mengajak anaknya yang masih balita main ke rumah kami. Xavier ingin memberikan mainan kepada anak itu. Saya senang melihat kemurahan hatinya. Ia bahkan menawarkan sebuah boneka langka yang pernah dibelikan ayahnya. Menyadari bahwa boneka itu sangat bernilai, teman saya berusaha menolak dengan sopan. Namun, Xavier tetap menaruh boneka itu ke tangan si anak sambil berkata, “Papa memberiku banyak sekali mainan untuk aku bagikan.”
Andai saya bisa berkata bahwa Xavier belajar dari saya, tetapi kenyataannya, saya sendiri sering enggan memberi kepada Allah dan orang lain. Namun saat saya ingat bahwa Bapa Surgawi telah memberikan segala yang saya miliki dan butuhkan, berbagi menjadi lebih mudah dilakukan.
Di Perjanjian Lama, Allah memerintahkan Israel untuk mempercayai-Nya dengan membagikan sebagian berkat yang dilimpahkan-Nya kepada para imam Lewi, yang kemudian berguna juga untuk menolong orang lain yang membutuhkan. Ketika mereka menolak, Maleakhi menegaskan bahwa mereka telah menipu Tuhan (Mal. 3:8-9). Namun jika mereka rela memberi dan menunjukkan keyakinan mereka pada pemeliharaan dan perlindungan Allah (ay.10-11), bangsa lain akan mengakui bahwa mereka adalah bangsa yang diberkati Allah (ay.12).
Saat kita mengelola keuangan, kegiatan, atau berkat-berkat yang dipercayakan Allah kepada kita, ingatlah bahwa apa yang kita berikan dapat menjadi ungkapan penghormatan kita kepada-Nya. Memberi dengan leluasa dan sepenuh hati menunjukkan keyakinan kita pada pemeliharaan Bapa kita, Pemberi yang Maha Pemurah. —Xochitl Dixon
Tuhan, tolonglah kami hidup dengan keyakinan penuh pada pemeliharaan-Mu yang setia, agar kami dapat leluasa dan yakin memberi kepada-Mu dan sesama.
Ketika dengan sepenuh hati kita memberi kepada Allah dan sesama, kita menunjukkan keyakinan kita pada janji dan pemeliharaan Allah.
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 15-16; Markus 6:1-29
26 Februari 2018 diubah oleh ZEGA376
-
27 Februari 2018
INGIN YANG LAIN
Read: 1 Samuel 8:1-22
------------------------------------------------------------------
Bible in a year: Bilangan 32-33
------------------------------------------------------------------
Seseorang yang punya pacar terkejut ketika tiba-tiba pacarnya mulai banyak alasan ketika mau ditemui, katanya sibuk dengan kegiatan ini dan itu, dan ingin mengaktualisasikan diri seperti yang lain. Usut punya usut ternyata alasan sebenarnya adalah bahwa pacarnya itu sudah tidak mencintainya lagi dan ingin putus.
Israel adalah bangsa yang dipimpin langsung oleh Tuhan. Israel telah masuk tanah perjanjian dan ketika Samuel menjadi hakim atas Israel, saat itulah mereka menginginkan seorang raja. Ada dua alasan yang mereka sampaikan yaitu: pertama, anak-anak Samuel tidak hidup seperti Samuel, kedua, mereka ingin seperti bangsa-bangsa lain. Samuel menjadi kesal dan berdoa kepada TUHAN, dan mengertilah ia ketika TUHAN menyatakan bahwa alasan sebenarnya adalah Israel menolak TUHAN dan supaya Dia tidak menjadi raja atas mereka. Bahkan ketika mereka telah dibukakan hak-hak raja yang akan membebani kehidupan mereka, mereka tetap nekat menginginkan seorang raja. Mereka telah menolak TUHAN yang sudah memimpin keluar dari Mesir sampai ke Tanah Perjanjian.
Kehidupan dunia yang keras ini dapat saja membuat anak-anak Tuhan tiba-tiba mundur dan akhirnya hilang dari komunitas orang percaya, dengan berbagai alasan seperti: komunitasnya begini dan begitu, mereka mulai sibuk dengan pekerjaan, hobi, atau hal-hal yang lain. Sama seperti Samuel, marilah kita mendoakan mereka, memberikan perhatian, membukakan risiko hidup yang mengabaikan Tuhan, dan mengingatkan kembali kasih dan anugerah Tuhan. --ANT/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
PERCAYALAH BAHWA DUNIA DENGAN SEGALA KEMEGAHANNYA
TIDAK AKAN PERNAH BISA MENGGANTIKAN TUHAN, RAJA KITA!
------------------------------------------------------------------
Sent from Alkitabku. Download it at android.alkitabku.com
-
28 Februari 2018
JALAN MASUK YANG SAMA
Bacaan: Mazmur 145:14-21
NATS: Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (Ibrani 4:16)
Pendeta Stuart Silvester bercerita kepada saya tentang percakapannya dengan seorang kenalan yang secara berkala menerbangkan sebuah pesawat kecil pribadinya keluar masuk Bandara Internasional Toronto. Ia bertanya kepada pilot itu apakah ia pernah mengalami masalah dalam mengudarakan dan mendaratkan pesawat kecil di bandara yang didominasi banyak pesawat jet besar. Temannya menjawab, "Pesawat saya mungkin kecil, tetapi saya mempunyai hak, kesempatan, dan akses yang sama di bandara itu dengan orang lain bahkan sama dengan pesawat jumbo jet!"
Kemudian Pendeta Silvester menerapkan hal ini dalam hidup rohani: "Begitu pula dengan doa, seperti orang percaya yang menghampiri takhta kasih karunia. Tidak peduli siapa kita, atau betapa kecilnya kita dibandingkan orang lain, atau betapa rendahnya lingkungan kehidupan kita, kita tidak mengantre di belakang orang lain. Tak ada yang mendapat perlakuan utama."
Di dunia yang menawarkan perlakuan istimewa kepada orang kaya, orang terkenal, dan orang yang berpengaruh, sungguh kita disemangati karena mengetahui bahwa setiap anak Allah mempunyai jalan masuk yang sama menuju Bapa di surga. Pemazmur berkata, "TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan" (Mazmur 145:18).
Dengan jaminan itu, kita dapat "dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia" dalam doa, karena mengetahui bahwa Allah yang penuh kasih tak akan pernah membuang kita --RWD
DOA ADALAH SUATU JALUR TERBUKA MENUJU SURGA
-
1 Maret 2018
YANG PALING BERHARGA
Bacaan: Ibrani 9:11-28
Saat subuh, sebuah rumah kos di dekat tempat tinggal saya kebakaran. Para penghuni kos spontan bangun dari tidur karena kaget kamar mereka digedor warga, dan langsung menyelamatkan diri dan barang yang paling berharga. Ada yang menyelamatkan ijazah karena dia baru lulus kuliah. Ada yang menyelamatkan sepeda motor yang masih kredit. Ada yang menyelamatkan tasnya.
Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda kalau ditanya apa yang paling berharga bagi dirinya selain nyawa. Apa yang paling berharga bagi Tuhan? Anda dan saya. Buktinya, Kristus adalah pengantara dari perjanjian yang baru. Semua manusia sudah berdosa dan upah dosa adalah maut. Sebelum Yesus menggenapi janji Tuhan, bangsa Israel turun-temurun sejak zaman Musa mengurbankan domba jantan dan anak lembu untuk mendapatkan pengampunan (ay. 19). Namun, setelah Kristus mengurbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang, tidak perlu ada kurban hewan lagi. Tuhan sudah membuktikan betapa Anda dan saya sangat berharga melalui pengurbanan Kristus. Jika kita saat ini merasa tidak layak karena berbagai alasan, ketahuilah hidup kita sangat berharga bagi Tuhan.
Mungkin bagi beberapa orang, hidup kita sudah tidak berharga lagi karena kejahatan yang kita lakukan. Namun, saat kita mau datang kepada Kristus, mengakui segala dosa dan bertobat, Kristus memberikan pengampunan. Kita adalah milik Kristus yang sangat berharga. Pakailah hidup kita untuk memuliakan nama-Nya dan menaati segala perintah-Nya. --RTG/www.renunganharian.net
YESUS KRISTUS MENGURBANKAN DIRI-NYA
BAGI KITA YANG SANGAT BERHARGA BAGI-NYA.
-----------------------------------------
Dikirim dari aplikasi Alkitabku untuk iOS
-
2 Maret 2018
KEBERANIAN NIKODEMUS
Bacaan: Yohanes 7:45-52
Bagaimana respons kita ketika seorang teman di-bully teman-teman lainnya? Apakah kita berubah menjadi jagoan dan menolongnya? Faktanya, tidak sedikit dari kita yang memilih berdiam diri. Kita mungkin berpikir: kalau aku menolongnya, jangan-jangan nanti ganti aku yang di-bully mereka.
Membela kebenaran memang bukan perkara mudah. Dibutuhkan keberanian lebih untuk dapat melakukannya. Tidak heran apabila si pembela kebenaran lalu disebut sebagai pahlawan. Bagaimana dengan Nikodemus? Ia bisa dikatakan sebagai penakut, tetapi bisa juga disebut sebagai pemberani. Beberapa waktu sebelumnya, ia datang bercakap-cakap dengan Yesus pada waktu malam (Yoh. 3:1-21). Mengapa malam? Ia takut pertemuannya diketahui orang, mengingat statusnya sebagai seorang Farisi, juga pemimpin agama Yahudi. Tetapi siapa sangka, Nikodemus kemudian menjadi seorang yang begitu pemberani. Di hadapan rekan-rekannya para imam kepala dan kaum Farisi, ia berani membela Yesus (ay. 50-51). Ia bahkan turut mengambil bagian dalam penguburan-Nya (Yoh. 19:39). Dari mana datangnya keberanian itu? Karena ia telah berjumpa dengan Yesus.
Seseorang yang datang kepada Yesus tidak pernah kembali dalam kondisi yang sama. Sebaliknya, ia akan mengalami perubahan hidup. Sebagai ganti rasa takut, Yesus memberikan roh yang gagah berani. Bukan hanya rasa takut, Pribadi-Nya juga mampu mengubah karakter buruk lainnya. Saat ini, bersediakah kita datang untuk diubahkan-Nya? --LIN/www.renunganharian.net
SETIAP ORANG YANG DATANG KE HADIRAT TUHAN AKAN MENGALAMI PERJUMPAAN
YANG TIDAK TERLUPAKAN, YANG DAPAT MENGUBAHKAN SELURUH KEHIDUPANNYA.
-----------------------------------------
Dikirim dari aplikasi Alkitabku untuk iOS
-
4 Maret 2018
GAGAL FOKUS
Bacaan: Matius 16:1-12
Pengembang perumahan kami terlilit utang dan bangkrut. Salah satu rumah yang terancam akan disita bank adalah rumah kami, padahal kami sudah melunasi uang muka. Tuhan menolong kami melalui seorang pengacara sehingga rumah kami tidak disita. Suami saya sering menceritakan kembali pertolongan Tuhan itu setiap kali saya mulai khawatir dan mengeluhkan masalah keseharian. Saya pun tersadar kembali akan kuasa dan kesetiaan Tuhan selama ini.
Kita sering melupakan karya Allah dalam hidup kita seperti yang dialami oleh para murid Yesus. Saat Yesus berkata agar mereka waspada terhadap ragi orang Farisi dan Saduki, mereka mengira Dia berbicara tentang ragi roti. Maksud Yesus adalah agar para murid waspada terhadap pengajaran orang Farisi dan Saduki yang menyesatkan. Para murid tidak memahaminya karena mereka berfokus pada ketiadaan roti di antara mereka. Yesus dengan sabar menegur dan mengingatkan mereka kembali akan mukjizat lima roti untuk lima ribu orang dan tujuh roti untuk empat ribu orang. Yesus mengembalikan fokus mereka bukan pada roti yang tidak ada, melainkan pada pribadi Yesus yang ada bersama mereka. Pada akhirnya mereka mengerti maksud dari perkataan Yesus itu.
Betapa mudahnya kekhawatiran hidup mengalihkan fokus kita dari Tuhan sehingga kita lupa akan kebesaran kuasa-Nya. Kita tidak dapat menikmati keberadaan Tuhan Yesus. Namun, dengan pertolongan Roh Kudus, kita diberi pengertian tentang kebenaran-Nya, dan anugerah-Nya memampukan kita untuk bergantung pada-Nya. --RA/www.renunganharian.net
BERFOKUSLAH PADA SUMBER HIDUP BUKAN PADA MASALAH HIDUP!
-----------------------------------------
Dikirim dari aplikasi Alkitabku untuk murid Kristus
-
4 Maret 2018
REAL CONNECTIO
BACAAN ALKITAB HARI INI
Kolose 4:1-18
AYAT HAFALAN
Kolose 4:6 (TB)
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Pernahkah Anda melihat atau mengalami, saat berpapasan dengan orang lain baik di lift atau di jalan, kemudian orang tersebut langsung sibuk mengutak-atik gadgetnya? Padahal belum tentu ada hal yang penting di sana. Orang tersebut mungkin hanya enggan ter-connecting (terhubung) dengan lingkungan atau orang di sekitarnya. Generasi saat ini memang dikenal sebagai generasi yang terhubung secara virtual, tetapi tidak terhubung secara nyata (real). Ini dikarenakan gempuran sosial media, kemudahan berkomunikasi melalui aplikasi pesan instan serta kemudahan mendapatkan informasi, membuat perubahan perilaku seseorang, sehingga ia tidak peduli pada lingkungan yang ada di sekitarnya. Sebagai murid Yesus, kita harus selalu terbuka untuk berhubungan dengan orang lain di mana pun kita berada.
Rasul Paulus dalam pelayanannya kepada orang-orang bukan Yahudi, ia berusaha untuk selalu terhubung dengan mereka sehingga ada pintu untuk mengabarkan Injil (Kol. 4:3). Untuk dapat berhubungan dengan semua orang, ia memberi nasihat dalam Kolose 4:6, ”Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” Perkataan kita bisa mendekatkan atau menjauhkan kita dengan orang lain. Kata-kata yang penuh kasih dan perhatian akan membuka suatu hubungan. Untuk menyatakan kasih Kristus, kita perlu benar-benar terhubung dan berusaha untuk menjadi pribadi yang terbuka dengan orang lain. Kita dapat melakukannya dengan belajar bersosialisasi kepada orang di sekitar kita. Misalnya, saat Anda pulang dari gereja, cobalah untuk membuka diri dengan orang lain. Sapaan, selamat pagi atau selamat malam, atau ucapan terima kasih dengan senyum kepada orang lain, akan memberi kesan kita adalah orang yang ramah dan penuh kasih seperti Kristus. Bahkan jika ada kesempatan, Anda bisa juga menceritakan kebaikan kasih Tuhan kepada mereka. Hari ini mari bangun hubungan dengan orang lain, karena kasih Kristus membutuhkan jembatan yang namanya hubungan.
REFLEKSI DIRI
1. Apakah Anda adalah pribadi yang menutup diri dengan orang lain? Apa sebabnya?
2. Mengapa penting bagi kita untuk dapat belajar terhubung dengan orang lain?
POKOK DOA
Bapa di sorga, ampuni aku yang kadang tidak peduli dengan orang yang ada di sekitarku. Seharusnya dalam keadaan tersebut aku bisa berbuat kasih kepada orang lain. Hari ini aku berdoa agar Engkau memberikan hati-Mu yang penuh dengan belas kasih kepada orang lain. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
YANG HARUS DILAKUKAN
Sapalah dan berilah senyuman kepada orang lain. Biasakanlah untuk menjadi pribadi yang tidak tertutup.
HIKMAT HARI INI
Connect to one another. It is not an option, but a command.
Selamat hari minggu, selamat beribadah dan selamat melayani bagi kita, Tuhan Yesus memberkati.
-
5 Maret 2018
IMAN YANG BERBUAH
Bacaan: Matius 23:1-12
Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan keras, bukan karena apa yang mereka ajarkan, melainkan karena mereka tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Para ahli itu suka duduk di bagian paling depan di rumah ibadah, tetapi terlalu sibuk mengajar orang banyak. Mereka duduk di tempat terhormat dan melakukan pekerjaan hanya agar dilihat baik dan dipuji orang. Mereka lupa hal terpenting yang ada dalam ajaran itu sendiri. Mereka melupakan keadilan dan rasa belas kasihan pada sesama.
Pendalaman akan firman Tuhan bukan hanya untuk mendapatkan pengetahuan, melainkan yang tidak kalah penting adalah menjaga kita tetap bertumbuh dan berbuah dengan menerapkannya dalam keseharian. Kita berusaha menjaga perilaku selaras dengan hati kita yang sudah diperbarui Allah melalui firman-Nya. Dengan demikian, aktivitas pelayanan yang kita lakukan bukan untuk dipandang sebagai orang yang hebat dan bukan sebatas kewajiban.
Melalui perbuatan kita, orang lain harus dapat merasakan kasih Kristus. Bukan untuk menuai pujian atas kehebatan kita, melainkan sebagai bentuk ketaatan kita pada Tuhan yang layak ditinggikan. Karya keselamatan yang kita terima melalui Kristus dapat kita perlihatkan agar membawa kesaksian yang baik bagi orang lain. Maka, kita akan bersukacita atas firman yang kita terima serta tetap berusaha agar iman kita berbuah dalam hati dan perbuatan. --JSH/www.renunganharian.net
FIRMAN YANG KITA DENGAR HARUSLAH BERBUAH DALAM TINDAKAN KITA
DAN SENANTIASA MENGALIR KE DALAM HIDUP ORANG LAIN.
-----------------------------------------
Dikirim dari aplikasi Alkitabku
-
5 Maret 2018
23 Februari 2018
Kekayaan Semata Anugerah
Markus 10:17-27
Kesulitan untuk meninggalkan harta adalah sikap batin manusia yang cenderung melihat bahwa tujuan hidup adalah harta benda yang dimilikinya. Kita bisa yakin bahwa Yesus pasti tidak marah bila kita memiliki harta. Dengan kata lain, Yesus tidak pernah memusuhi orang kaya, yang memanfaatkan kekayaannya bagi keselamatan orang. Namun ketika kita terikat dengannya dan tidak mau berbagi, maka problem akan muncul di sana.
Dalam kisah ini ada seorang kaya yang ingin memperoleh hidup kekal, namun belum benar-benar serius memiliki keinginan itu. Ia telah melakukan semua Hukum Taurat, bahkan sejak masa mudanya (20). Ia mengira bahwa ketaatannya itu bisa menjadi modal untuk memiliki kehidupan kekal. Ketika ada syarat yang Yesus ajukan, yaitu untuk menjual harta kekayaannya, ia merasa keberatan (21-22). Baginya, harta kekayaan jauh lebih berharga daripada harta di surga yang belum kelihatan. Dia merasa telah bersusah payah untuk mendapatkan harta sebanyak itu. Lalu bagaimana mungkin ia harus membagikannya begitu saja kepada orang lain, meski mereka miskin? Lagi pula bagaimana ia dapat hidup selanjutnya? Ternyata ia telah menyandarkan hidupnya kepada hartanya. Penolakannya untuk berpisah dari hartanya memperlihatkan bahwa ia telah menjadikan harta sebagai berhala. Kekayaannya telah membuat dia menolak hidup kekal.
Yesus bukan mengajarkan bahwa orang miskin lebih mudah masuk surga atau bahwa setiap orang harus melepaskan kekayaannya. Namun, tiap orang harus menyadari kebutuhannya akan Allah. Semua orang harus sadar bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang bisa dilakukan untuk memperoleh hidup kekal. Hidup kekal hanya bisa diperoleh dengan harga yang sangat mahal melalui pengurbanan Yesus Kristus.
Jikalau hari ini kita memiliki kekayaan itu semata-mata hanyalah anugerah. Dengan rendah hati kita mengakui bahwa Tuhanlah yang memberikan kita kekuatan untuk meraih kekayaan. [ETY]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.
:: Markus 10:17-27 ::
Teks Alkitab Yang Terbuka (AYT)
Orang Kaya yang Menolak Mengikut Yesus (Mat. 19:16-30; Luk. 18:18-30)
17 Lalu, ketika Yesus sedang mempersiapkan perjalanan-Nya, seseorang berlari kepada-Nya dan berlutut di hadapan-Nya dan bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus aku lakukan untuk mendapat warisan hidup yang kekal?"
18 Dan, Yesus berkata kepadanya, "Mengapa kamu menyebut Aku baik? Tidak ada seorang pun yang baik, kecuali Allah sendiri.
19 Kamu mengetahui perintah-perintah: 'Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan memberi kesaksian palsu, jangan menipu, hormatilah ayah dan ibumu.'
20 Lalu, orang itu berkata kepada-Nya, "Guru, aku sudah mematuhi semua itu sejak aku masih muda.
21 Namun, Yesus memandang kepada pemuda itu dan menaruh kasih kepadanya, dan berkata kepadanya, "Satu hal yang kurang darimu. Pergi dan juallah semua yang kamu miliki, dan berikan kepada orang miskin, maka kamu akan memiliki harta di surga. Lalu, kemarilah dan ikut Aku.
22 Namun, perkataan itu membuatnya susah hati dan ia pergi dengan sedih karena ia memiliki banyak harta.
23 Kemudian, Yesus memandang ke sekeliling dan berkata kepada murid-murid-Nya, "Betapa sulitnya bagi mereka yang kaya untuk masuk Kerajaan Allah!
24 Murid-murid terkejut pada perkataan-Nya. Namun, Yesus berkata lagi kepada mereka, "Hai anak-anak, betapa sulitnya untuk masuk Kerajaan Allah!
25 Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada orang kaya masuk Kerajaan Allah.
26 Murid-murid semakin terkejut dan berkata satu sama lain, "Lalu, siapa yang bisa diselamatkan?
27 Yesus memandang kepada mereka dan berkata, "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi tidak bagi Allah. Sebab, segala sesuatu mungkin bagi Allah.
-
6 Maret 2018
MEMBARA ATAU MEREDUP?
Bacaan: Mazmur 42:1-5
------------------------------------------------------------------
Bacaan setahun: Ulangan 14-16
------------------------------------------------------------------
Ada pemandangan menarik yang saya lihat setiap kali berbelanja di swalayan dekat rumah. Ada satu ruangan kecil yang disediakan oleh pemilik swalayan agar para pegawainya bisa beribadah pada waktu yang ditentukan. Hampir tak pernah saya lihat ruangan tersebut kosong. Sementara di tempat lain, ada perusahaan yang membangun tempat ibadah yang sangat bagus, namun para pegawainya enggan beribadah.
Dalam kondisi jauh dari Bait Allah karena sedang ditawan oleh musuh, Pemazmur merasakan kerinduan yang luar biasa untuk "berjumpa" dengan Allah. Ia pun teringat dengan semangatnya yang membara saat datang ke Bait Allah, mendahului kepadatan manusia dengan diiringi sorak-sorai dan nyanyian syukur. Ibarat rusa yang merindukan sungai yang berair, yang harus segera dipenuhi karena sudah tak tertahankan lagi.
Semangat untuk datang ke rumah Allah memang perlu untuk terus dijaga. Namun, tak jarang fakta menunjukkan yang sebaliknya. Beberapa orang Kristen malah dengan sengaja menjauhkan diri dari pertemuan ibadah dengan alasan yang dicari-cari atau sukar untuk dipahami (Ibr. 10:25). Kalau hati sudah enggan, apalagi ada keinginan untuk menjauh dari persekutuan, tempat ibadah sedekat dan sebagus apa pun, tidak akan otomatis membuat seseorang datang untuk beribadah. Nah, bagaimana dengan semangat kita untuk beribadah? Masihkah semangat itu membara dalam hati kita atau sudah mulai meredup? --GHJ/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
SEMANGAT YANG MEREDUP UNTUK BERIBADAH ADALAH
PERTANDA AWAL ADANYA KESUAMAN DALAM KEROHANIAN KITA.
------------------------------------------------------------------
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di android.alkitabku.com
-
7 Maret 2018
*LEBIH DARI TAAT*
Baca: Roma 12:1-8
_*Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna. (Roma 12:2)*_
Meskipun aturan mengenai hukuman bagi para pengedar, pengguna, dan pemasok narkoba semakin dipertegas, tindak kejahatan dalam bidang ini masih terjadi, bahkan meningkat dari tahun ke tahun. Ancaman hukuman mati tidak memunculkan rasa jera. Malah ada yang tetap menjalankan bisnis ini dari balik jeruji tahanan. Terbukti bahwa aturan atau hukuman tidak dapat menjadi jaminan perubahan moralitas manusia.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus tidak menekankan supaya jemaat tunduk kepada aturan. Lebih dari itu, Rasul Paulus menekankan supaya mereka tidak membiasakan diri mengikuti cara hidup yang buruk, yang menjadi kebiasaan orang-orang duniawi. Rasul Paulus mengajak jemaat untuk menyerahkan tubuh mereka seutuhnya kepada Allah, supaya Allah memperbarui pola pikir mereka sehingga mereka dimampukan untuk mengerti, bahkan melakukan segala hal yang berkenan bagi Allah.
Banyak orang memegang prinsip yang keliru: Hidup hanya satu kali, mengapa tidak dimanfaatkan untuk mencari kesenangan dan kepuasan diri? Karena itu, aturan yang detail dan hukuman yang berat tidak memberi efek jera bagi pelaku kejahatan.
Namun, bagi kita yang telah menerima anugerah keselamatan dari Tuhan, akankah kita menyia-nyiakan pengurbanan Kristus? Kita dipanggil untuk lebih dari sekadar taat pada aturan, yaitu melakukan kasih dalam kebenaran yang membawa damai sejahtera bagi semua ciptaan. Kiranya kasih-Nya yang menghidupkan itu terpancar melalui hidup kita.
*STANDAR HIDUP UMAT TUHAN BUKAN SEKADAR TAAT PADA ATURAN, MELAINKAN KASIH YANG MENGHIDUPKAN SEBAGAI BUAH DARI PERTOBATAN*
-
8 Maret 2018
*KAMIS, 8 MARET 2018*
Bacaan Pagi: Lukas 10:17-20
Bacaan Malam: Yesaya 43:1-7
*Keluaran 15:13*
Dengan kasih setia-Mu Engkau menuntun umat yang telah Kautebus; dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya ke tempat kediaman-Mu yang kudus.
Pengalaman menjadi sumber inspirasi bagi seorang penyair, yang kemudian digubah menjadi nyanyian. Nas ini adalah bagian dari syair nyanyian Musa dengan umat Israel, melukiskan pengalaman umat bersama Allah. Dengan campur tangan Allah, laut Teberau terbelah sehingga umat Israel dapat menyeberanginya seperti berjalan di darat. Air laut kembali menyatu menelan habis Firaun dan para prajuritnya yang mengejar mereka. Perjalanan sulit bangsa Israel di padang gurun menjadi kesaksian yang sangat menginspirasi mereka tentang penyertaan Tuhan Allah.
Pengalaman panjang tuntunan Allah atas umat Israel membuahkan pujian iman Musa serta umat Israel. Mereka menyaksikan kebaikan, kekuatan, kemuliaan dan kekudusan Tuhan Allah yang tidak bertara. Dengan kasih setia-Nya, Allah menebus Israel dari perbudakan Mesir, dan menuntun mereka masuk ke tempat kediaman kudus, Tanah Perjanjian. Mereka tidak hanya dibebaskan dari perbudakan Mesir namun diberikan Tanah Kanaan. Dijanjikan juga berkat dan jaminan menjadikan mereka bangsa yang besar dan yang diberkati.
Pengalaman bangsa Israel sesungguhnya mewakili kita semua umat Tuhan. Begitu lamanya kita terbelenggu oleh dosa dan kuasa si Iblis. Tidak ada yang dapat kita perbuat kecuali tunduk dan menuruti kehendaknya. Namun oleh kasih karunia Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus kita diselamatkan. (Yoh 3:16-17) Amin!
*DOA:* ????
“Tuntun dan bimbinglah kami, ya Yesus, melewati padang gurun dunia dan gejolak arus hidup menderas yang melanda hidup kami. Amin!”
*BACAAN PAGI:*
*Lukas 10:17-20*
Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
Kiranya Firman Tuhan memberi kita hikmat dan kekuatan untuk melakukan aktivitas kita sepanjang hari ini! Slamat pagi saudaraku, slamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati, amin! ????????????????
-
9 Maret 2018
KEEP MOVING FORWARD
Filipi 3:1-21
AYAT HAFALAN
Filipi 3:13-14 (TB)
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
RENUNGAN INSPIRASI
Siapa yang tidak mengenal Oprah Winfrey. Seorang pembawa acara talk show yang paling favorit di Amerika bahkan dunia. Namun dibalik kesuksesannya saat ini, ternyata dia sempat mengalami pengalaman yang pahit dalam kehidupannya. Dilahirkan dalam keluarga yang berantakan, membuat Oprah kecil harus dibesarkan oleh neneknya. Pada usia 14 tahun, Oprah hamil akibat pelecehan seksual yang dilakukan sepupunya. Situasi ini bertambah parah saat bayi yang dikandungnya meninggal dunia sesaat setelah dilahirkan. Pada umur 17 tahun, Oprah berjuang untuk lepas dari masa lalunya dan mulai meniti karir di bidang pertelevisian sebagai news anchor. Namun, sekali lagi dia harus menelan pil pahit, karena dia dipecat dengan alasan tidak cocok dengan acara tersebut. Oprah tidak menyerah, dia bangkit kembali dan melanjutkan perjuangannya sebagai wartawan di stasiun TV Nashville. Pada tahun 1986, usaha kerasnya membuahkan hasil. Oprah meluncurkan talkshow-nya sendiri, Oprah Winfrey Show.Acara ini begitu populer di seluruh Amerika Serikat, bahkan seluruh dunia. Oprah Winfrey Show disaksikan oleh lebih dari 48 juta pemirsa dan diputar ulang di 126 negara berbeda di dunia. Pencapaiannya saat ini tidak mungkin dapat diraihnya, jika dia tenggelam dalam kehidupan masa lalunya yang kelam.
Rasul Paulus adalah contoh orang yang mampu bangkit dari kesalahannya di masa lalu yang dicatat di dalam Alkitab. Paulus – sebelumnya bernama Saulus – sebelumnya dia adalah penganiaya orang Kristen, bahkan terlibat pembunuhan Stefanus (Kisah Para Rasul 8:1). Namun setelah Ia bertemu dengan Yesus dalam perjalanan menuju Damsyik, Ia memilih untuk bergerak maju dalam iman dan melupakan masa lalunya. Bila kita pernah mengalami kegagalan sebelumnya, bukan berarti kita terus gagal di kemudian hari. Bila kita pernah jatuh, bukan berarti kita tidak dapat bangkit dan memulai sesuatu yang baru. Kita harus belajar untuk berdamai dengan masa lalu, Let Go and Let GOD. Tinggalkan segala kegagalan dan kepahitan kita di masa lalu, dan izinkanlah Tuhan memulihkan kehidupan Anda, menjadikan Anda baru, untuk dapat meraih janji-janji Tuhan yang besar. (FD)
REFLEKSI DIRI
1. Adakah suatu hal yang selama ini menghambat Anda untuk maju meraih masa depan Anda? Hal apakah itu?
2. Apa yang harus Anda lakukan untuk mengatasi hambatan itu dan tetap bergerak maju? Maukah Anda berkomitmen untuk melakukannya?
POKOK DOA
Bapa di dalam sorga, hari ini aku mau melepaskan segala kekecewaan dan kegagalan yang aku alami di masa laluku. Ampuni aku, Tuhan, bila aku pernah terjatuh. Jamah hatiku agar aku dapat mengampuni orang-orang yang pernah menyakitiku. Dan pulihkan hidupku, Tuhan, agar aku dapat melangkah maju untuk meraih masa depan indah yang telah Engkau sediakan bagiku. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
YANG HARUS DILAKUKAN
Bangkitlah dari keterpurukkan dan kegagalan Anda, percayalah Tuhan telah menyediakan sesuatu yang indah untuk masa depan Anda.
HIKMAT HARI INI
Lepaskan belenggu masa lalu dari diri Anda, jadilah arsitek bagi masa depan Anda.
Selamat pagi dan selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati.
Asih Gunawan Susanto Gultom
-
9 Maret 2018
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
LITURGI TAHUN B/II
HARI BIASA PEKAN III PRAPASKAH
JUMAT, 09 MARET 2018
"Mencintai Allah dan Sesama
dengan Segenap Hati"
(Mrk 12:28b-34)
*Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus!!!*
Dalam transkrip perikop Injil menurut Markus (Mrk 12:28b-34), seorang ahli Taurat mengajukan pertanyaan kepada Tuhan Yesus. Tampaknya tidak ada maksud menjebak di balik pertanyaan ini. Tuhan Yesus juga kooperatif dalam merespon pertanyaan tersebut. Secara kreatif, Tuhan Yesus merekonstruksi pemahaman lain tanpa mengambil referensi pemahaman tradisi menurut versi ahli Taurat, tetapi kepada hukum yang tertulis yang tertuang dalam Kitab Ulangan 6:4-5.
Kutipan kata-kata: _"Dengan segenap akal budimu"_ (ayat 30) maksudnya adalah bahwa Dia harus dikasihi dengan segenap kekuatan dan dengan segenap kemampuan. Inilah landasan dan ringkasan dari keseluruhan kewajiban manusia terhadap Allah. Hukum yang kedua dikutip oleh Tuhan Yesus kata demi kata dari Kitab Imamat 19:18. Di dalam hukum ini juga terdapat landasan dan ringkasan dari kewajiban manusia terhadap sesamanya (ayat 31). Dan hukum ini melandasi ajaran tentang seluruh Hukum Taurat dan Kitab para Nabi (Mat 22:40).
Ahli Taurat itu mengafirmasi jawaban Tuhan Yesus. Ia sangat setuju tentang apa yang Tuhan Yesus kemukakan. _"Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan"_ (ayat 32-33).
Tuhan Yesus menghargai jawaban sang profesor Taurat itu dengan sebuah pujian, yakni sebagai sosok orang bijaksana (ayat 34). Tuhan Yesus menyatakan orang itu memiliki jenis pemahaman rohani yang, apabila dipertahankan terus, dapat menuntunnya memasuki Kerajaan Allah.
Markus menutup narasinya dengan pernyataan kuat yang menunjukkan betapa berhasilnya Tuhan Yesus membungkam para lawan-Nya, sehingga tak seorang pun berani mengajukan pertanyaan lagi kepada Dia. Mereka tidak pernah lagi berusaha untuk menjebak Tuhan Yesus dengan teka-teki teologis atau hukum.
*Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus!!!*
Pesan Injil hari ini pada intinya berbicara tentang kasih. Kasih itu berdimensi vertikal serentak juga berlaku horizontal, yaitu mencakup kasih kepada Tuhan dan sesama.
Sabda Tuhan Yesus tentang kasih secara total kepada Allah harus berada pada gradasi pertama dan tak tergantikan oleh arus cinta manapun. Tentu saja hal ini tidak mudah untuk dilakukan, karena dalam kenyataannya cinta kepada Tuhan mungkin menjadi nomor kesekian dalam hidup kita. Arus modernisasi dan teknologi yang pesat sekarang ini menyebabkan kita lebih menyembah dan mencintai teknologi daripada Tuhan. Teknologi dijadikan dewa. Contoh konkret, kita bisa lebih konsentrasi memanjakan jari-jari kita untuk mengetik sms saat perayaan ekaristi di gereja atau saat ibadat di tempat lain daripada harus khusuk melipat tangan dan menutup mata untuk mengarahkan perhatian kepada Allah dalam doa. Mencintai Tuhan dapat diwujudkan dengan mendukung apa yang sudah diciptakan oleh-Nya. Ini berarti bahwa kita hendaknya menjadi agen dan pelopor kasih bagi mahkluk ciptaan lain. Kita mesti menjadi pelindung alam tercipta. Bahkan harus berani menjadi korban ketidakadilan karena dan demi yang lain. Dengan kata lain, untuk mengasihi Allah, maka mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri adalah sebuah keniscayaan atau keharusan. Ini yang paling realistis yang dapat kita lakukan.
Akhirnya, jadikanlah cinta sebagai jantung dalam hidup kita. Jantung yang dapat membuat detak hidup kita lebih bergairah. Cinta akan membuat hidup kita menjadi lebih damai, karena dengan menghadirkan cinta dalam hidup kita, tidak ada lagi pintu yang terbuka bagi masuknya dendam dan kebencian.
Semoga Tuhan memberkati dan melindungi kita, serta memberikan kita damai sejahtera.
-
10 Maret 2018
*SABTU, 10 MARET 2018*
Bacaan Pagi: Matius 15:21-28
Bacaan Malam: Yesaya 63:7-9
*Mazmur 98:3*
Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
Nas mazmur nyanyian ini pujian bagi Allah tentang karya keselamatan-Nya. Dengan tangan-Nya yang kudus, Allah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib. Ia memimpin Israel keluar dari perbudakan Mesir, menuntun mereka di padang gurun bahkan menghantarkan mereka ke tanah perjanjian. Semua kasih setia-Nya itu dilakukan terhadap kaum Israel bukan karena kebaikan mereka, tetapi semata-mata karena kasih setia-Nya dan janji-Nya kepada Abraham. Keselamatan yang dilakukan Allah bukan sektarian, tetapi universal. Sebab bangsa Israel dipilih-Nya untuk menyatakan keadilan-Nya kepada bangsa-bangsa, hingga seluruh ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah itu.
Karya agung Allah telah digenapi dalam diri Yesus Kristus. Kita pun kini telah mewarisi janji keselamatan tersebut. Allah telah melakukan perbuatan ajaib, perkara besar dan dahsyat mengerjakan keselamatan bagi semua bangsa di dunia, termasuk kita. Semua bangsa telah beroleh hidup di dalam Yesus. Karya keselamatan itu serentak dan sekaligus dihayati dalam pujian bangsa-bangsa. Inilah dasar pujian kita. Pujian tersebut lahir dari pengalaman hidup bangsa-bangsa bersama dengan Tuhan. Maka keselamatan yang dari Allah itu bukanlah sekadar cerita usang yang tinggal dalam sejarah bangsa Israel dahulu, tetapi telah nyata menjadi fakta sejarah bagi semua bangsa di dunia. Apa yang kita alami sebagai umat Allah, juga dialami oleh segenap bangsa dalam hidupnya bersama Tuhan. Amin!
*DOA:* ????
“Aku mau menjadi utusan-Mu memberitakan keselamatan bagi semua bangsa dan umat manusia, ya Yesus, Juruselamatku. Amin!”
*BACAAN PAGI:*
*Matius 15:21-28*
Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Slamat pagi saudaraku semua dimanapun berada! Slamat berakhir pekan, Tuhan Yesus memberkati, amin!????????????????
-
11 Maret 2018
Bacaan: Daniel 3:13-27
Setahun: Ulangan 29-31
Berikan Kejutan Untukku
"Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Daniel 3:18)
Film Ratatouille mengisahkan petualangan Remy, tikus yang gemar memasak dan menjadi juru masak hebat di Paris. Kepiawaiannya diakui kritikus restoran ternama, Anton Ego. Dalam adegan akhir, saat makan di restoran Remy, Anton ditanya apa yang hendak dipesannya sebagai hidangan pencuci mulut. Ia menjawab, "Apa saja. Berikan kejutan untukku." Tampaknya Anton amat percaya pada kehebatan Remy sehingga siap mencicipi apa saja racikannya.
Jika kita percaya akan kemampuan seseorang, kita cenderung lebih mudah mengandalkan dukungannya. Ketika Nebukadnesar mendirikan patung emas dan memerintahkan semua rakyat menyembahnya, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tidak mematuhinya. Mereka diancam hendak dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Mereka tidak gentar karena berharap Allah akan melepaskan mereka (ay. 17). Menariknya, mereka berkata: "seandainya tidak" (ay. 18)-seandainya Allah tidak menolong dengan cara yang mereka bayangkan, Dia tetap punya cara untuk menyelamatkan mereka. Benar saja. Allah tidak membebaskan mereka dari dapur perapian itu. Sebaliknya, Dia turut masuk ke dalam dapur perapian itu bersama mereka, dan melindungi mereka dari hangus terbakar (ay. 27)!
Dalam berdoa, tidak jarang kita mendikte Allah, menuntut Dia menjawab menurut keinginan kita. Bersediakah kita menantikan kejutan dari Allah: bahwa dalam kedaulatan-Nya, Dia akan memberikan jawaban terbaik bagi kita? Seandainya tidak menurut cara kita, Dia tentu memiliki jalan tak terduga untuk memelihara kita. --ARS/www.renunganharian.net
BERDOA BUKANLAH MEMAKSAKAN KEHENDAK KITA,
MELAINKAN MEMBUKA DIRI MENYAMBUT KEHENDAK ALLAH.
-
16 Maret 2018
BERBUAH DI SEGALA MUSIM
Lukas 13:6-9
Yohanes 7
AYAT HAFALAN
Lukas 13:7 (TB)
Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
BERBUAH DI SEGALA MUSIM
Suatu kali Yesus menceritakan perumpamaan tentang seseorang yang menanam pohon ara di kebun anggurnya. Keberadaan pohon ara ini tentu bukan tanpa alasan, sehingga dia bisa berada di tengah kebun anggur. Setelah sekian lama pohon ara ini tumbuh, tentulah sang pemilik kebun ingin menikmati buahnya yang manis. Namun setelah dinantikan selama tiga tahun, pohon itu tidak juga berbuah. Sang pemilik begitu kecewa hingga memerintahkan pegawainya untuk menebang pohon ara ini. Perlu kita ketahui, pohon ara adalah pohon yang luar biasa. Pada hakekatnya, pohon ara bisa tumbuh subur di mana saja. Tidak peduli di dataran tinggi atau dataran rendah. Di iklim yang sejuk maupun gersang. Bukan hanya di tanah yang gembur, di antara bebatuan pun ia masih bisa tumbuh besar dan menghasilkan banyak buah. Bahkan, pohon ara yang sehat dapat berbuah selama sepuluh bulan dalam setahun.
Hidup di tengah-tengah dunia yang memiliki pandangan berbeda dengan iman kita bisa menjadi sangat dilematis. Apalagi jika kita hanyalah sebagian kecil di tengah lingkungan dan komunitas yang begitu luas. Namun, itu bukanlah alasan bagi kita untuk menurunkan standar Tuhan dan terbawa arus dunia ini. Justru Tuhan memiliki tujuan dalam keberadaan kita. Perumpamaan Yesus ini mengajarkan, bahwa kita harus tetap berbuah (menjadi berkat) di mana pun kita berada. Baik itu di tengah keluarga, di marketplace, hingga di tengah-tengah orang yang belum percaya. Hal ini hanya dapat kita lakukan bila kita hidup melekat kepada Tuhan. Tuhan tinggal di dalam hidup kita dan hidup kita di dalam Tuhan. Tak peduli sesulit apa pun tantangan yang sedang kita hadapi, tetaplah berbuah bagi Tuhan. Biarlah cahaya kemuliaan-Nya terpancar terang melalui hidup kita.
REFLEKSI DIRI
1. Apakah Anda pernah atau saat ini sedang berada dalam lingkungan yang sulit?
2. Bagaimana Anda dapat mengupayakan diri Anda untuk terus berbuah di tengah lingkungan yang menyulitkan?
POKOK DOA
Bapa, ampuni aku bila selama ini kehidupanku belum menghasilkan buah yang manis bagi-Mu. Pakailah hidup kami, Tuhan. Kami ingin menundukkan diri pada tujuan-Mu dan biarlah hidup kami berbuah lebat untuk kebaikan kerajaan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
YANG HARUS DILAKUKAN
Tetaplah hidup dalam kebenaran Firman Tuhan. Bangun hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan. Hasilkanlah buah-buah kehidupan di dalam hidup Anda dan muliakanlah Allah dengan hal itu.
HIKMAT HARI INI
Kehidupan yang berhasil adalah kehidupan yang berbuah dan buah itu dapat dinikmati banyak orang, terutama Tuhan sendiri.
Selamat pagi dan selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati.
-
16 Maret 2018
Bang klo PA bknnya hrus ad tny jawab ya? Klo yg abng kirim kyana mirip renungan harian bang..
#cumananyaaja
-
16 Maret 2018
Ya tanyalah bang. Siapa tahu ada yg mau jawab pertanyaan abang.
-
18 Maret 2018
KOLEKTOR SAMPAH
Bacaan: Yohanes 6:12
------------------------------------------------------------------
Bacaan setahun: Yosua 14-16
------------------------------------------------------------------
Saya menjuluki istri saya sebagai kolektor sampah. Kardus dan kemasan sabun yang layak masuk tong sampah, masih saja disimpannya. Ketika saya mengatakan lebih baik sampah itu dijual di bank sampah, ia berkata kalau sampah itu masih bisa menjadi barang berguna dengan sedikit perbaikan. Ya, tangannya memang terlihat cukup terampil "memoles" barang tak berguna itu. Saya tidak senang melihat sampah, tapi saya bisa melihat visi mulia ketika ia berusaha memperbaikinya menjadi barang yang berguna, bukan saja untuk dirinya tetapi juga diberikan kepada para tetangga. Itulah sukacitanya!
Setelah kenyang, kita acap kali membuang sisa makanan ke tong sampah. Bisa jadi lima ribu orang lebih yang telah menjadi kenyang itu atau para murid saat itu berpikir hal yang sama saat melihat sisa makanan yang tercecer. Tapi Yesus berpendapat lain. Ia memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengumpulkan potongan-potongan makanan yang tersisa. Tujuan-Nya jelas, Ia tidak ingin melihat sepotong pun terbuang. Yesus tetap ingin menyimpan dua belas bakul penuh "sampah" roti jelai itu, bukan untuk dibuang tetapi digunakan-Nya untuk bekal atau memberkati mereka yang lapar.
Saya bersukacita karena memiliki Tuhan yang memperlakukan kita dengan cara serupa. Ia tidak membuang kita hanya karena kita rusak oleh karena dosa kita. Dengan kasih-Nya, Ia mengambil "sampah" dari kehidupan kita dan menjadikannya baru. Ya, dengan tangan-Nya yang terampil, Kristus mampu mengubah kehidupan kita yang rusak dan digunakan-Nya untuk memuliakan nama-Nya. Itulah sukacita-Nya! --SYS/www.renunganharian.net
------------------------------------------------------------------
KRISTUS TIDAK PERNAH MEMBUANG KEHIDUPAN KITA! HIDUP KITA YANG RUSAK OLEH DOSA, DIAMBIL-NYA DAN DIJADIKAN-NYA BARU SUPAYA MENJADI BERGUNA.
------------------------------------------------------------------
Dikirim dari Alkitabku. Unduh di android.alkitabku.com
-
20 Maret 2018
SIMPLE MINDED
Bacaan: Lukas 10:17-24
Peristiwa kembalinya 70 murid kepada Yesus merupakan rangkaian kisah yang berkaitan dengan kisah sebelum dan sesudahnya. Mereka adalah orang yang diutus oleh Yesus berdua-dua ke daerah yang hendak dikunjungi oleh Yesus (Luk. 10:1). Kepada merekalah Yesus berpesan agar jangan membawa pundi-pundi (uang), bekal, maupun kasut, atau memberi salam kepada siapa pun sebelum sampai ke tujuan (Luk. 10:4). Misi itu sukses dan mendatangkan sukacita luar biasa dalam diri Yesus.
Apa rahasia keberhasilan misi ke-70 murid itu? Karena Bapa Surgawi menyatakan diri dan kuasa-Nya kepada mereka. Ungkapan "orang kecil" dalam versi lain diterjemahkan sebagai simple minded. Artinya, mereka orang yang sederhana, memiliki hati dan pikiran yang terbuka untuk percaya pada perintah Yesus, meskipun misi itu tampaknya mustahil. Tak ada satu pun orang yang "hilang" ketika menjalankan misi tersebut. Semuanya kembali dalam jumlah lengkap, disertai dengan laporan yang membangkitkan sukacita. Kuasa Allah pun bekerja dengan dahsyat karena iman mereka akan perintah Yesus. Tak heran jika setan-setan pun takluk kepada mereka.
Iman tak ditentukan oleh kepandaian kita, tetapi seberapa dalam kita memercayai Allah dan firman-Nya. Semakin kita terbuka pada misi Allah, semakin kuatlah kuasa-Nya dinyatakan dalam kehidupan kita, seperti yang dialami ketujuh puluh murid Yesus. Apakah kita termasuk orang yang simple minded? --GHJ/www.renunganharian.net
KEPADA ORANG YANG MUDAH PERCAYA,
KUASA ALLAH AKAN BEKERJA DENGAN DAHSYAT.
-----------------------------------------
Dikirim dari aplikasi Alkitabku untuk iOS
-
21 Maret 2018
GANGGUAN ILAHI
Bacaan: Lukas 10:29-37
NATS: Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan (Lukas 10:33)
Seorang Samaria sedang berjalan menuju Yerikho. Ia menemukan seorang Yahudi yang terluka terbaring di sisi jalan. Beberapa orang hanya melewati orang itu, tak mau terganggu karena sibuk dengan urusan masing-masing.
Namun orang Samaria ini, yang dibenci orang Yahudi dan yang mungkin juga akan lewat begitu saja, justru memiliki "belas kasihan". Ia "membalut luka-lukanya ... menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya" (Lukas 10:33,34).
Kehendak Allah menghampiri kita dengan cara-cara yang tak lazim, dan kerap dalam bentuk gangguan. Saat kita menganggap tugas kita hari itu telah selesai dan kita mulai bersantai pada malam hari di rumah, seseorang menelepon atau muncul di depan pintu dan mengganggu waktu santai kita. "Sedang sibuk?" tanya mereka.
Cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan tidak menganggapnya gangguan atau kekacauan. Sebaliknya, anggaplah itu sebagai kesempatan yang diberikan Allah untuk melayani orang yang membutuhkan -- mendengarkan dengan baik, menunjukkan kasih, dan membantu mereka menjalin hubungan yang intim dengan Allah.
Salah seorang pelopor penulis kristiani, Jean-Pierre de Caussade, berkata, "Kasih adalah kewajiban masa sekarang." Hal apa pun yang telah kita rencanakan, kita tetap harus mewujudkan kasih.
"Siapa sesama saya?" tanya saya. Yesus menjawab, "Ia adalah utusan-Ku yang datang kepadamu dalam keadaan membutuhkan" --DHR
SEBUAH GANGGUAN
MUNGKIN MERUPAKAN RENCANA ILAHI
-
22 Maret 2018
*PERTAMA MEMBERIKAN SELAMAT*
Baca: Markus 14:3-9
*_Ketika Yesus berada di Betania ... seorang perempuan membawa suatu botol pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher botol itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. (Markus 14:3)_*
Saat saya berulang tahun ke-32, saya sedang dalam perjalanan pulang dari Majenang menuju Semarang. Tepat pukul 00.00, kekasih saya mengirimkan pesan selamat ulang tahun dan menjadi orang pertama yang melakukannya. Pagi hari saat saya tiba di Semarang dan sampai di rumah, ia menjadi orang pertama yang menyambut saya dan memberikan kado spesial. Meskipun harga kadonya tidaklah mahal, saya sangat menghargai usahanya untuk menunjukkan bahwa saya sosok yang spesial baginya.
Bagi Maria (Yoh. 12:3), Yesus bukan hanya guru atau sahabat, melainkan Anak Allah yang sangat spesial. Karena itulah saat Yesus datang ke Betania, ia memberikan sebuah persembahan istimewa, yaitu mencurahkan minyak narwastu murni yang mahal harganya ke atas kepala Yesus. Bukan hanya itu, Maria pun meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Bagi Yudas Iskariot, tindakan Maria ini berlebihan atau menurut istilah zaman sekarang lebay. Namun, bagi Yesus, Maria sudah melakukan sesuatu yang baik. Yesus menganggap pengurapan dengan minyak itu sebagai persiapan untuk penguburan-Nya. Perbuatan itu membuat nama Maria tercatat dalam kitab Injil.
Kalau kita berusaha menjadi yang pertama atau berusaha memberikan yang spesial bagi orang yang kita kasihi, usaha spesial apa yang kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan? Tuhan selalu mengasihi kita. Kita punya Bapa yang sangat baik dan setia mengasihi kita sepanjang masa. Tidak ada istilah mahal atau berlebihan saat kita mau tulus mengasihi Tuhan dan sesama.
*KITA MENGUNGKAPKAN KASIH KEPADA TUHAN DENGAN MEMBERIKAN PERSEMBAHAN YANG TERBAIK BAGI-NYA*
-
23 Maret 2018
DAMPAK DARI BELAS KASIHAN
Bacaan: Lukas 10:25-37
Bapak B.S., mantan kapten pilot maskapai penerbangan asing ternama, mengalami pembaruan tujuan hidup setelah menonton sebuah tayangan di televisi. Ia tertegun melihat adegan menyedihkan dari para pengungsi Timor Leste di provinsi NTT. Tak lama kemudian, atas kesepakatan dengan istrinya, keluarganya membatalkan rencana berlibur, lalu memakai uangnya untuk membeli keperluan yang dibutuhkan oleh para pengungsi tersebut. Sebuah langkah awal, yang lahir dari belas kasihan ilahi, berkembang menjadi panti asuhan Roslin.
Ketika Allah hendak menaruh belas kasihan-Nya, Ia dapat menggunakan sarana apa pun. Ada banyak pemirsa yang menonton tayangan seperti yang Bapak B.S. saksikan, tetapi mengapa hanya ia yang tergerak hatinya? Jawabannya: karena Allah menaruh belas kasihan dalam dirinya! Seperti orang Samaria yang tergerak untuk menolong korban perampokan yang ditemuinya di jalan, belas kasihan ilahi menggerakkannya untuk menolong sesamanya. Ia pun tak segan untuk mengeluarkan kocek pribadinya sebagai bukti kesungguhannya.
Ketika datang ke bumi untuk berkurban di kayu salib, Yesus sedang digerakkan oleh belas kasihan untuk menyelamatkan manusia. Belas kasihan-Nya masih terus dibagikan sampai hari ini, sambil berharap ada orang yang memberi respons balik. Setiap hari, Allah juga memberi kesempatan untuk kita dapat menjadi "Orang Samaria yang baik hati" saat melihat sesama kita memerlukan pertolongan. Maukah kita dipakai Allah menjadi sarana untuk menyatakan belas kasihan-Nya kepada sesama kita? --GHJ/www.renunganharian.net
KETIKA BELAS KASIHAN ILAHI MENGALIR,
TAK SEORANG PUN DAPAT BERPANGKU TANGAN.
-----------------------------------------
Dikirim dari aplikasi Alkitabku untuk iOS