Pendalaman Alkitab Online
-
7 Desember 2018
*Macan Dengan Nyali Tikus*
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, - II Timotius 1:7
Salah satu alasan mengapa kita tidak bisa mengembangkan senyum lebih lebar adalah karena kita terlampau dicekam oleh ketakutan kita sendiri. Boleh percaya boleh tidak, namun fakta berkata bahwa ketakutan adalah seperti kanker ganas yang menggerogoti sukacita kita. Semakin kita mengijinkan ketakutan mempengaruhi kehidupan kita, maka semakin sulit kita merasakan sukacita.
Cerita lama dari India menceritakan tentang tikus yang ketakutan karena melihat seekor kucing. Itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia dicekam rasa takut karena melihat anjing. Maka segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing. Setelah jadi anjing, lagi-lagi ia takut ketika bertemu dengan macan dan minta kepada tukang sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, “Akan saya ubah kamu jadi tikus lagi, sebab, sekalipun badanmu macan, nyalimu masih tetap nyali tikus.”
Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru. Hanya sayang, kita seperti cerita klasik tersebut. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi “nyali” kita tidak baru. Daripada mengijinkan Kristus menguasai kehidupan kita, kita lebih mengijinkan ketakutan yang menguasai kita. Bukan iman, tapi rasa kuatir. Bukan keberanian, tapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita.
Seandainya kita memiliki nyali Kristus, tentu kita bisa bersukacita dalam segala keadaan. Paulus memiliki nyali Kristus, itu sebabnya penjara tak bisa membendung sukacitanya. Demikian juga situasi dan kondisi yang paling buruk sekalipun tak akan pernah bisa memadamkan sukacita kita, seandainya kita memiliki nyali Kristus. Sungguh ironis kalau kita mengaku sebagai anak Tuhan tetapi tak mampu lagi bersukacita karena situasi dan keadaan yang menantang kita. Bukankah seharusnya kita berani menghadapi setiap tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita? Kalau tak bisa tersenyum di tengah tantangan hidup, itu seperti seekor macan dengan nyali tikus.
Hadapilah semua tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita.
-
7 Desember 2018
ZEGA376 tulis:
*Macan Dengan Nyali Tikus*
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, - II Timotius 1:7
Salah satu alasan mengapa kita tidak bisa mengembangkan senyum lebih lebar adalah karena kita terlampau dicekam oleh ketakutan kita sendiri. Boleh percaya boleh tidak, namun fakta berkata bahwa ketakutan adalah seperti kanker ganas yang menggerogoti sukacita kita. Semakin kita mengijinkan ketakutan mempengaruhi kehidupan kita, maka semakin sulit kita merasakan sukacita.
Cerita lama dari India menceritakan tentang tikus yang ketakutan karena melihat seekor kucing. Itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia dicekam rasa takut karena melihat anjing. Maka segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing. Setelah jadi anjing, lagi-lagi ia takut ketika bertemu dengan macan dan minta kepada tukang sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, “Akan saya ubah kamu jadi tikus lagi, sebab, sekalipun badanmu macan, nyalimu masih tetap nyali tikus.”
Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru. Hanya sayang, kita seperti cerita klasik tersebut. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi “nyali” kita tidak baru. Daripada mengijinkan Kristus menguasai kehidupan kita, kita lebih mengijinkan ketakutan yang menguasai kita. Bukan iman, tapi rasa kuatir. Bukan keberanian, tapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita.
Seandainya kita memiliki nyali Kristus, tentu kita bisa bersukacita dalam segala keadaan. Paulus memiliki nyali Kristus, itu sebabnya penjara tak bisa membendung sukacitanya. Demikian juga situasi dan kondisi yang paling buruk sekalipun tak akan pernah bisa memadamkan sukacita kita, seandainya kita memiliki nyali Kristus. Sungguh ironis kalau kita mengaku sebagai anak Tuhan tetapi tak mampu lagi bersukacita karena situasi dan keadaan yang menantang kita. Bukankah seharusnya kita berani menghadapi setiap tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita? Kalau tak bisa tersenyum di tengah tantangan hidup, itu seperti seekor macan dengan nyali tikus.
Hadapilah semua tantangan hidup dengan optimisme dang sukacita.
[/q
inspiratip
Hadapi dengan senyuman
segala yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Thanks kaka
-
7 Desember 2018
Thanks & Vey Good....
Mari kita semua belajar mempraktekkannya dlm hidup ini.
ZEGA376 tulis:
*Macan Dengan Nyali Tikus*
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, - II Timotius 1:7
....Hadapilah semua tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita.
7 Desember 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
7 Desember 2018
saya lebih suka ayat 2 seperti ini
Yohanes 15
16. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.Matius 22
14. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." -
18 Desember 2018
ERWIN923 tulis:
saya lebih suka ayat 2 seperti ini
Yohanes 15
16. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
Matius 22
14. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Sama. Toss
-
18 Desember 2018
*TAK PERNAH SENDIRI*
Bacaan: Ibrani 13:5,6
NATS: Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau
(Ibrani 13:5)
Robinson Crusoe, tokoh utama dalam novel karya Daniel Defoe, mengalami kerusakan kapal dan terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni.
Hidupnya menderita, tetapi ia menemukan PENGHARAPAN dan PENGHIBURAN ketika MEMBACA FIRMAN ALLAH.
Crusoe berkata,
"Suatu pagi, dalam keadaan sangat SEDIH, saya membuka ALKITAB dan menemukan ayat ini,
*'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau'*.
Tiba-tiba saya berpikir bahwa ayat ini ditujukan kepada saya. Kepada SIAPA lagi ayat ini diberikan kalau bukan untuk saya dengan cara demikian, tepat ketika saya meratapi keadaan saya sebagai orang yang DITINGGALKAN ALLAH dan MANUSIA?
*"'Kalau begitu,' kata saya, 'jika ALLAH tidak meninggalkan saya ... apa yang perlu dipermasalahkan, meski seluruh dunia meninggalkan saya ...?'*
Sejak saat itu saya menyimpulkan bahwa saya bisa saja lebih BERBAHAGIA dalam KETERASINGAN ini, dalam KESENDIRIAN dan KESUNYIAN, daripada apabila saya berada dalam situasi lain di dunia ini. Dengan pemikiran ini saya ingin BERSYUKUR kepada ALLAH karena telah MEMBAWA saya ke tempat ini."
*APAKAH ANDA TELAH DITINGGALKAN OLEH SAHABAT, ANAK, atau PASANGAN ANDA?*
ALLAH telah berfirman,
*"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau"*
(Ibrani 13:5).
Dengan demikian Anda pun dapat BERKATA dengan PENUH KEYAKINAN,
*"TUHAN adalah PENOLONGKU. Aku tidak akan takut. APAKAH yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"*
(ayat 6).
*KETAKUTAN AKAN MENINGGALKAN KITA*
*APABILA KITA INGAT BAHWA* *ALLAH SELALU BERSAMA KITA.*
Selamat pagi
Selamat beraktivitas
Tetap semangat
TUHAN YESUS MEMBERKATI
-
18 Desember 2018
Saya belum lama memahami hal ini Bro...Ilustrasi Bro banyak terjadi dalam kehidupan nyata (dialami oleh manusia). Sekarang saya belajar untuk Percaya penuh (Iman dan Perbuatan harus selaras/nyambung).
Salam Damai Temans
Tuhan Memberkati....
ZEGA376 tulis:
*Macan Dengan Nyali Tikus*
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, - II Timotius 1:7
....Hadapilah semua tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita.
18 Desember 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
19 Desember 2018
RONNY542 tulis:
Saya belum lama memahami hal ini Bro...Ilustrasi Bro banyak terjadi dalam kehidupan nyata (dialami oleh manusia). Sekarang saya belajar untuk Percaya penuh (Iman dan Perbuatan harus selaras/nyambung).
Salam Damai Temans
Tuhan Memberkati....
Awak jd teringat :
Matius 14:28-29 (TB) Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Dari peristiwa ini sangat menyentuh hatiku.
Dan saya bukan melihat bahwa Petrus berjalan di atas air, melainkan melangkah dengan iman.
Ada suatu alkisah,... ada seorang yg sedang naik gunung. Di tepi jurang, ia terpeleset dan jatuh. Namun masih sempat bergelantungan pada suatu semak belukar yg tertanam di tepi jurang, lalu ia berdoa memohon penyelamatan dari Tuhan. Sayup ia mendengar, "Lepaskanlah tanganmu." Semakin ia berdoa lebih keras, semakin tegas, jelas dan nyata suara itu terdengar berulang-kali. Dari cerita perumpamaan tersebut, kadangkala kita diperhadapkan pada situasi dan kondisi yang serba tidak memungkinkan. Seolah-olah tidak ada harapan. Tak ada jalan keluar. Kita hanya mengharapkan mukjizat penyelamatan dari Tuhan. Namun, sangat disayangkan, kita masih mengandalkan kekuatan kita sendiri. Tidak sepenuhnya bergantung kepada Tuhan.
Yesaya 30:15-16 (TB) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Kita masih mengandalkan kuda perang kita.
Kita masih mengandalkan pedang kita.
Kita masih mengandalkan baju zirah kita.
Pernah suatu ketika seorang teman/saudara yg curhat menelepon saya, ketika dia merasa berada pada situasi dan kondisi yg tiada berpengharapan. Saya menasehati dengan: "duduk", "diam" dan berdoa. Nampaknya ia kurang sependapat. Ia merasa bahwa saya tidak mengerti kondisinya, bahwa saya tidak mengalami kondisinya, bahwa situasi dan kondisi saya serba enak, stabil, dan berkecukupan. Melihat saya yang sudah karyawan swasta tetap di perusahaan aplikasi yg ternama kelas dunia mendapat jaminan gaji bulanan, tunjangan, bonus, bla-bla-bla...
Lalu saya katakan tidak seperti itu juga,
Lalu saya jelaskan kondisi saya yg terancam dipecat, kondisi saya yang sudah menerima surat peringatan warning entah yg sudah kesekian kalinya, yg saya sedang dalam kondisi "percobaan" dan "penilaian" evaluasi ketat, yg gaji saya hanya sejumlah tertentu, bahkan masih lebih besar gaji seorang penjaga toko atau yg bekerja di usaha lokal sektor informal lainnya...
Lalu dia bertanya, kok bisa.........?
Rangkuman jawaban saya:
Lukas 3:14
Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."
Ibrani 13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Cukuplah damai sejahtera dari Tuhan kita Yesus Kristus yang sudah memberikan kepada kita keselamatan, pengampunan, dan kasih. Apalagi yg kurang? Apalagi yg kita cari?
Singkat cerita jawaban Tuhan: "Ya" dan "Amin".
Ia tidak membiarkan anak-Nya menjadi peminta-minta. Ia tidak membiarkan anak-Nya bermental pengemis. Ia tidak membiarkan anak-Nya......
Pertolongan Tuhan datang tepat pada waktunya, sesuai dengan yg dikehendaki-Nya.
Pertanyaannya adalah: "SIAPKAH KITA?"
Kiranya Tuhan memberkati dan Roh Kudus memberi hikmat penjelasan agar kita dimampukan "mendengar" dan "melihat" "suara"-Nya dan "melangkah" penuh iman di atas "air".
Hosiana.
-
28 Desember 2018
Yohanes 9:1-41 (TB) Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?"
Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu."
Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"
Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat."
Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu."
Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.
Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.
Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."
Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."
Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya
dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"
Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,
tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."
Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.
Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."
Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa."
Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."
Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?"
Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"
Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: "Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa.
Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang."
Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku.
Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.
Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."
Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."
Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.
Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"
Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."
Yohanes 10:1-21 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.
Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.
Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka.
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
Maka timbullah pula pertentangan di antara orang-orang Yahudi karena perkataan itu. Banyak di antara mereka berkata:
"Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia?"
Yang lain berkata: "Itu bukan perkataan orang yang kerasukan setan; dapatkah setan memelekkan mata orang-orang buta?"
-
29 Desember 2018
ZEGA376 tulis:
Yohanes 9:1-41 (TB) Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
....Yang lain berkata: "Itu bukan perkataan orang yang kerasukan setan; dapatkah setan memelekkan mata orang-orang buta?"
👍
29 Desember 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
29 Desember 2018
Thx Bro...
Yesus tidak pernah mengatakan orang yang rajin berdoa dan Percaya sebagai orang pemalas...hanya manusia" yang kurang percayalah sering mengatakan hal itu...
Salam Damai Bro...
Tuhan Memberkati...
ZEGA376 tulis:
Awak jd teringat :
Matius 14:28-29 (TB) Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
....Kiranya Tuhan memberkati dan Roh Kudus memberi hikmat penjelasan agar kita dimampukan "mendengar" dan "melihat" "suara"-Nya dan "melangkah" penuh iman di atas "air".
Hosiana.
30 Desember 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
30 Desember 2018
*RENUNGAN PAGI*
_*"Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau." Kisah 10:4*_
Banyak orang tahu bahwa berdoa itu penting, tetapi sangat sedikit yang mau bersungguh-sungguh di dalam doa; atau berdoa hanya saat perlu atau dalam keadaan terdesak saja.
Doa sesungguhnya bukanlah sekedar aktivitas agamawi, tetapi doa adalah wujud kebergantungan kita kepada Tuhan secara mutlak karena kita takkan mampu menjalani hidup ini tanpa Tuhan turun tangan menolong kita.
Jadi doa bukan sekedar sikap rohani biasa, tetapi merupakan hubungan dengan Tuhan, karena ketika kita berdoa kita sedang berkomunikasi atau membangun persekutuan karib dengan Tuhan. Ketika kita berdoa Tuhan mendengar, dan karena Dia mendengar maka Dia akan menjawab.
Doa bukan sekedar meminta apa yang kita mau kepada Tuhan, tapi lebih dari itu, yaitu bagaimana kita mengerti dan memahami apa yang Tuhan mau, sehingga dalam doa-doa tersebut kita tidak memaksa Tuhan mengikuti kemauan kita, tetapi kita belajar mengikuti kehendak Tuhan.
Ada unsur-unsur doa yang harus dipahami supaya doa kita diperhatikan dan didengar Tuhan, di antaranya:
*1. Kesungguhan dalam berdoa.* Seringkali kita berdoa asal-asalan atau ala kadarnya. Berdoa sungguh-sungguh berarti fokus, ada kesatuan antara hati, pikiran, jiwa dan roh, disertai rasa penghormatan yang tinggi kepada Tuhan. "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya." (Yakobus 5:17-18).
*2. Sikap hati harus benar. Ini berbicara tentang motivasi kita saat berdoa.*
Seringkali kita menggerutu kepada Tuhan karena doa kita tak dijawab, mungkin motivasi kita salah. "...kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." (Yakobus 4:3).
*Doa yang dijawab Tuhan adalah yang dilakukan dengan sepenuh hati dan dengan sikap hati yang benar!*
Selamat pagi dan selamat beraktifitas. JBU
-
30 Desember 2018
ZEGA376 tulis:
*RENUNGAN PAGI*
_*"Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau." Kisah 10:4*_
....*Doa yang dijawab Tuhan adalah yang dilakukan dengan sepenuh hati dan dengan sikap hati yang benar!*
Selamat pagi dan selamat beraktifitas. JBU
😊👌
5 Januari 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
5 Januari 2019
*Manusia Jatuh ke dalam Dosa*
Baca: Kejadian 3
Secara tiba-tiba, kita disuguhi kisah kemunculan seekor ular yang bisa berbicara. Tak ada penjelasan lengkap tentang ular ini. Kita tak tahu dari mana asalnya serta kapan dan bagaimana ular ini menjadi jahat. Jika kita telah membaca seluruh Alkitab, kita dapat menyimpulkan bahwa ada kuasa jahat yang sedang memakai ular itu. Ular ini disebut “paling cerdik”. Dalam bahasa Ibrani, kata “cerdik” bisa memiliki konotasi negatif maupun positif. Jika dikenakan pada manusia jahat, kata “cerdik” memiliki konotasi negatif (bisa disebut “licik”), sehingga sangat berbahaya. Kata “paling cerdik” kemungkinan memiliki makna bahwa ular ini memiliki potensi membahayakan pihak lain. Pertanyaan ular kepada Hawa terdengar polos. Ia tidak menghindari pemakaian kata “Allah” supaya dapat menipu manusia: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Dia sengaja membalik perintah Allah karena punya tujuan untuk menjatuhkan manusia. Pada akhirnya, manusia jatuh ke dalam dosa karena tidak menaati Allah.
Di pasal 1, Allah mendeklarasikan bahwa dunia ini sungguh amat baik. Namun, tatanan dunia menjadi rusak gara-gara manusia telah berdosa. Dosa membuat manusia menderita: hubungan dengan Allah putus, hubungan dengan sesama dan alam rusak, dan manusia harus mengalami kematian. Pengusiran manusia dari taman di Eden mencerminkan bahwa Allah tidak menyukai dosa. Awalnya, Adam dan Hawa adalah penjaga taman di Eden. Sekarang, tugas mereka digantikan oleh beberapa kerub.
Ketika Allah memanggil manusia, “Di manakah engkau?” Adam dan Hawa bersembunyi karena takut. Dosa membuat kita tidak berani berhadapan dengan Allah yang kudus dan benar. Namun, syukur karena Allah tetap mencari manusia yang diselimuti dosa. Dalam anugerah-Nya, Ia menyediakan pengampunan sehingga manusia berdosa dapat melanjutkan langkah hidupnya, bukan berdasarkan kebenaran diri, melainkan hanya oleh anugerah. Yesus Kristus, Sang Anak Allah, telah membuka jalan bagi kita agar kita bisa berhubungan dengan Allah Bapa. Allah secara aktif mengasihi kita dengan kasih yang tanpa syarat. Respons kita yang alamiah adalah takut karena kita merasa tidak bisa hidup menurut standar Allah. Namun, jika kita sungguh-sungguh menyadari bahwa Ia mengasihi kita, kesadaran itu dapat mengenyahkan ketakutan kita. Apakah Anda mengasihi Allah?
5 Januari 2019 diubah oleh ZEGA376
-
5 Januari 2019
*Ayub 10:1
"Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku."
-
5 Januari 2019
ZEGA376 tulis:
*Manusia Jatuh ke dalam Dosa*
Baca: Kejadian 3
...
Yesus Kristus, Sang Anak Allah, telah membuka jalan bagi kita agar kita bisa berhubungan dengan Allah Bapa. Allah secara aktif mengasihi kita dengan kasih yang tanpa syarat. Respons kita yang alamiah adalah takut karena kita merasa tidak bisa hidup menurut standar Allah. Namun, jika kita sungguh-sungguh menyadari bahwa Ia mengasihi kita, kesadaran itu dapat mengenyahkan ketakutan kita. Apakah Anda mengasihi Allah?Ini yang kutunggu setiap hari..😬
Tq bro👍
5 Januari 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
6 Januari 2019
Mengenal Yesus Lebih Dalam
Lukas 4:14-30
Setelah masa persiapan di padang gurun, Yesus kembali ke kampung halaman-Nya, Nazaret. Berita tentang pelayanan-Nya sudah terdengar ke seantero penjuru di Galilea (14, 15). Dia pun ke rumah ibadat dan mengajar di sana. Pada momen itu Yesus menegaskan identitas-Nya sebagai Mesias. Predikat ini sesuai dengan nubuat Nabi Yesaya ratusan tahun sebelumnya (17-19, 21).
Sebenarnya, para pendengarnya menyadari kuasa Yesus dalam setiap perkataan dan pengajaran-Nya. Namun, mereka meragukan kemesiasan-Nya. Alasannya, mereka mengetahui bahwa Yesus adalah anak Yusuf. Itulah sebabnya mereka menuntut Yesus melakukan perbuatan hebat agar keraguan itu sirna (22-23).
Bukannya memenuhi harapan mereka, Yesus malah mengeluarkan teguran. Bagi Yesus, mereka sama seperti orang Israel pada zaman Elia dan Elisa yang penuh keraguan. Yesus membandingkan keraguan mereka dengan janda Sarfat dan Naaman, orang-orang kafir yang beriman kepada Allah (25-27).
Akibatnya, mereka pun marah karena teguran itu dan hendak membunuh-Nya (28-30). Benarlah kata Yesus, "...sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya" (24). Dalam catatan Alkitab, inilah kali terakhir Yesus pulang ke kampung halaman-Nya.
Orang-orang sekampung-Nya enggan mengakui Yesus sebagai Mesias. Pasalnya, pengenalan mereka terhadap Yesus sangat dangkal, yaitu hanya sebagai anak Yusuf. Meskipun mereka menyadari kuasa Yesus, tetapi mereka mengabaikannya. Bahkan, mereka ingin mendikte Yesus agar melakukan seperti apa yang mereka mau.
Terkadang kita juga berlaku demikian, bukan? Kita menjadikan Yesus sesuai kehendak dan imajinasi kita. Kita mau mengenal-Nya hanya sebatas keinginan. Kita bertindak seolah-olah lebih besar daripada Dia. Jika saat ini kita bersikap demikian, mari bertobat! Mari kita merendahkan diri di hadapan Sang Mesias.
Doa: Tuhan, kami ingin mengenal Engkau sebagaimana adanya diri-Mu. [JH]
-
6 Januari 2019
ZEGA376 tulis:
Mengenal Yesus Lebih Dalam
Lukas 4:14-30
....Doa: Tuhan, kami ingin mengenal Engkau sebagaimana adanya diri-Mu. [JH]
Tq bro👍
6 Januari 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
8 Januari 2019
*The Case For Christ*
Lukas 15:7, 32
Lee Patrick Strobel adalah seorang ateis. Ia mendapat gelar kesarjanaan dalam bidang jurnalisme dari Universitas Missouri serta gelar Master of Studies in Law degree dari Yale Law School. Pria kelahiran 1952 di Arlington Heights, Illinois, ini berkarier sebagai jurnalis. Berkat keahliannya menulis berita, di tahun 1980, Lee memperoleh penghargaan dari Chicago Tribune dan mendapat promosi sebagai editor hukum di salah satu media terbesar tersebut.
Suatu malam, Strobel, sang istri, dan putrinya pergi makan malam bersama di sebuah restoran. Saat Lee dan istrinya sedang menikmati hidangan, Alison anak perempuannya mengambil permen dan hendak menelannya, namun langsung tersedak dan hampir mati. Untung saja ada wanita tua yang adalah seorang perawat bernama Alfie. Wanita itu langsung memegangnya dan berhasil menyelamatkan Alison. Leslie, istrinya, sangat bersyukur karena Alfie telah menolong anaknya. "Sungguh kebetulan Anda ada di sini, mungkin jika Anda tidak ada, anakku akan mati," ujar Leslie kepada Alfie. "Tidak ada yang kebetulan di dalam Tuhan. Semua karena Yesus. Malam ini aku dan suamiku ingin makan di restoran lain, namun entah mengapa aku ingin datang ke restoran ini, dan ternyata Tuhan mengutusku," jawab Alfie. Lee dan istrinya mengucapkan terima kasih kepada wanita tua itu. Sejak itu Leslie dihantui rasa penasaran, benarkah anaknya terselamatkan karena Yesus. Leslie akhirnya menemuinya dan berdiskusi tentang Yesus. Kemudian Alfie mengajaknya ke gereja dan akhirnya Leslie memutuskan menjadi Kristen. Lee merasa terpukul dengan keputusan istrinya tersebut, ia pun mulai bersikap kasar terhadap istri dan anaknya. Namun, Leslie terus berdoa agar Tuhan memberikan hati yang baru bagi suaminya.
Diam-diam Lee melakukan investigasi soal Yesus dan kekristenan. Ia benar-benar membenci istrinya yang mulai percaya Tuhan dan bertekad menelanjangi kepercayaan konyol orang-orang Kristen. Ia menemui banyak orang terpelajar, mendatangi ahli sejarah Kristen, dan ia mencatat setiap laporan yang ia peroleh. Ia juga mendatangi pendeta, ahli medis, ahli psikologi, dan masih banyak lainnya. Hingga hampir dua tahun masa penyelidikannya, ternyata ia tak mampu mematahkan fakta kebenaran tentang Kristus. Lee pun menjadi Kristen. Tahun 1987, Lee mengundurkan diri sebagai jurnalis dan menjadi pastor pengajar di gereja Willow Creek Community Church. Ia juga telah menulis lebih dari 20 buku Kristen dan menjadi pengajar Kristen di Universitas Christian Baptist. Kisah pencariannya dituangkan dalam bukunya yang juga telah difilmkan berjudul "The Case For Christ".
Semakin seseorang mencari kebenaran Alkitab, ia akan mengenal dan menerima Kristus. Tentu kita bersukacita atas pertobatan Lee, bahkan Sorga pun bersukacita. Mari kita mengikuti jejak Lee, menjadi percaya Tuhan, dan terus bersedia melayani Dia seumur hidup.
DOA
Tuhan Yesus, ajarku untuk semakin mengenal kebenaranMu dan hatiku terpaut kepadaMu sehingga aku tetap setia hingga akhir hidupku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
-
8 Januari 2019
Monggo topiknya dibuat up to date broda ZEGA yang baik hati dan cemerlang.
Semoga diberkati dan memberkati. #assek
.
#Jangan lupa bahagia.
-
8 Januari 2019
ZEGA376 tulis:
*The Case For Christ*
Lukas 15:7, 32
...Tuhan Yesus, ajarku untuk semakin mengenal kebenaranMu dan hatiku terpaut kepadaMu sehingga aku tetap setia hingga akhir hidupku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Tq bro..Amin. 🙏
8 Januari 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
8 Januari 2019
ALBERTHS562 tulis:
Monggo topiknya dibuat up to date broda ZEGA yang baik hati dan cemerlang.
Semoga diberkati dan memberkati. #assek
.
#Jangan lupa bahagia.
👍
-
8 Januari 2019
ZEGA376 tulis:
*The Case For Christ*
Lukas 15:7, 32
....Tuhan Yesus, ajarku untuk semakin mengenal kebenaranMu dan hatiku terpaut kepadaMu sehingga aku tetap setia hingga akhir hidupku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
thank you 🙏
8 Januari 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
9 Januari 2019
*The Rocky Ground Faith*
Lukas 8:13
Dalam sebuah perumpamaaan tentang benih yang jatuh di tanah berbatu-batu, Yesus berkata,
_Those on the rocky ground ... They believe for a while, but in the time of testing they fall away._ (NIV Bible). Artinya, The Rocky Ground Faith ialah iman yang bertumbuh di masa senang, namun yang terkandas di masa yang sulit. Iman yang mensyukuri setiap kebaikan Tuhan, namun yang mempertanyakan Tuhan di saat yang tidak baik. Iman yang melihat setiap anugerah kebaikan hati Tuhan, namun yang gagal menarik sebuah pelajaran di masa sukar. Demikianlah Ayub mencela istrinya, _Engkau berbicara seperti perempuan gila. Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruj?_
Suatu hari anak saya berkata, Mama, iman saya terasa kandas karena Tuhan tidak adil. Mama yang mengasihi dan melayani Tuhan harus pergi jauh dan melewati masa-masa yang sulit untuk mencari uang. Sementara mereka yang lain hidup senang dan berkelimpahan tanpa harus belajar mengasihi dan melayani Tuhan. Lalu bersamanya, saya mengkilas balik jalan-jalan bercadas dan berbatu yang telah saya lalui. Ini membuatnya melihat dengan jelas setiap pelajaran iman yang berharga yang Tuhan ajarkan pada saya, dan membuatnya menjadi saksi mata akan kesetiaan Tuhan yang menemani di setiap musim kehidupan saya. Dengan demikian, ia mengerti bahwa nilai tertinggi kehidupan ini bukan terletak pada berapa banyak berkat yang kita raih dan nikmati, melainkan berapa dalam kita mampu belajar mengenal hati Tuhan di tengah masa-masa yang sukar, dan kedapatan memiliki iman yang mampu bertahan, bukan The Rocky Ground Faith yang gugur di masa yang sulit.
Tuhan berkata kepada Ayub yang mempertanyakan Tuhan atas semua penderitaannya,
_Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!_
(Ayb 38:4). Artinya, kita tidak cukup pintar dan berhikmat untuk mengerti misteri kehidupan yang kita alami, namun kerelaan dan kerendahan hati untuk bertekun menjalani setiap episode kehidupan kita bersamaNya akan membuat kita mengerti bahwa air mata yang jatuh di hadapanNya memberi kemuliaan yang jauh lebih besar daripada saat-saat tawa yang berderai. Yakobus berkata,
_Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan_
(Yak 1:2)
Saat-saat kelam kehidupan membuat kita melihat apa yang tidak ingin kita lihat di mana kepahitan hidup menjadi fakta kehidupan. Namun, dengan mata iman yang selalu terarah kepada Tuhan, kita akan belajar sebuah rahasia besar iman, yaitu bahwa banyak hal yang jauh lebih berharga yang sebelumnya tidak dapat kita lihat dan mengerti. Hadapilah Sungai Yordan dan Laut Merah yang terbentang di hadapan kita karena di situlah mujizat besar akan terjadi, yang akan menjadi momen terindah perjalanan iman kita bersama Tuhan.
DOA
_Bapa, mampukan aku untuk bertahan di dalam iman saat menghadapi himpitan masalah, yang membawaku melihat mujizat besar yang Engkau lalukan. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin._
-
9 Januari 2019
ZEGA376 tulis:
*The Rocky Ground Faith*
Lukas 8:13
Dalam sebuah perumpamaaan tentang benih yang jatuh di tanah berbatu-batu, Yesus berkata,
_Those on the rocky ground ... They believe for a while, but in the time of testing they fall away._ (NIV Bible). Artinya, The Rocky Ground Faith ialah iman yang bertumbuh di masa senang, namun yang terkandas di masa yang sulit. Iman yang mensyukuri setiap kebaikan Tuhan, namun yang mempertanyakan Tuhan di saat yang tidak baik. Iman yang melihat setiap anugerah kebaikan hati Tuhan, namun yang gagal menarik sebuah pelajaran di masa sukar. Demikianlah Ayub mencela istrinya, _Engkau berbicara seperti perempuan gila. Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruj?_
Suatu hari anak saya berkata, Mama, iman saya terasa kandas karena Tuhan tidak adil. Mama yang mengasihi dan melayani Tuhan harus pergi jauh dan melewati masa-masa yang sulit untuk mencari uang. Sementara mereka yang lain hidup senang dan berkelimpahan tanpa harus belajar mengasihi dan melayani Tuhan. Lalu bersamanya, saya mengkilas balik jalan-jalan bercadas dan berbatu yang telah saya lalui. Ini membuatnya melihat dengan jelas setiap pelajaran iman yang berharga yang Tuhan ajarkan pada saya, dan membuatnya menjadi saksi mata akan kesetiaan Tuhan yang menemani di setiap musim kehidupan saya. Dengan demikian, ia mengerti bahwa nilai tertinggi kehidupan ini bukan terletak pada berapa banyak berkat yang kita raih dan nikmati, melainkan berapa dalam kita mampu belajar mengenal hati Tuhan di tengah masa-masa yang sukar, dan kedapatan memiliki iman yang mampu bertahan, bukan The Rocky Ground Faith yang gugur di masa yang sulit.
Tuhan berkata kepada Ayub yang mempertanyakan Tuhan atas semua penderitaannya,
_Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!_
(Ayb 38:4). Artinya, kita tidak cukup pintar dan berhikmat untuk mengerti misteri kehidupan yang kita alami, namun kerelaan dan kerendahan hati untuk bertekun menjalani setiap episode kehidupan kita bersamaNya akan membuat kita mengerti bahwa air mata yang jatuh di hadapanNya memberi kemuliaan yang jauh lebih besar daripada saat-saat tawa yang berderai. Yakobus berkata,
_Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan_
(Yak 1:2)
Saat-saat kelam kehidupan membuat kita melihat apa yang tidak ingin kita lihat di mana kepahitan hidup menjadi fakta kehidupan. Namun, dengan mata iman yang selalu terarah kepada Tuhan, kita akan belajar sebuah rahasia besar iman, yaitu bahwa banyak hal yang jauh lebih berharga yang sebelumnya tidak dapat kita lihat dan mengerti. Hadapilah Sungai Yordan dan Laut Merah yang terbentang di hadapan kita karena di situlah mujizat besar akan terjadi, yang akan menjadi momen terindah perjalanan iman kita bersama Tuhan.
DOA
_Bapa, mampukan aku untuk bertahan di dalam iman saat menghadapi himpitan masalah, yang membawaku melihat mujizat besar yang Engkau lalukan. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin._
thank you 🙏