Pendalaman Alkitab Online
-
23 Maret 2019
#renungan
*PROSES TERCULIKNYA ANAK TUHAN*
Sabtu 23 Mar 2019
_`... anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.` (Luk 15:13)_
Kisah penculikan anak kecil biasanya sbb: si penculik memikat hati si anak dengan boneka, dsb. sehingga si anak mendekat kepadanya. Dengan demikian, si anak menjauh dari orang tuanya. Jika si anak sudah cukup jauh dari orang tuanya, maka ia akan disergap, dibuat tidak bisa berkutik, dan diculik.
Itulah salah satu cara kerja setan `menculik` anak Tuhan, seperti perikop `Si Anak Hilang` (`Bapa yang Maharahim`). Si anak `dipancing` atau dipikat oleh kenikmatan/ kemilau dunia, sehingga menjauhi dan meninggalkan bapanya. Ia menjual seluruh warisan dari bapanya dan hasilnya ia pakai untuk berfoya-foya (ay. 13). Dengan kata lain, ia menukar warisan itu dengan `foya-foya`.
Betapa banyak anak Tuhan yang `hilang terculik` si jahat dengan cara seperti itu! Anak Tuhan yang semula `tinggal bersama Bapanya` (hidup dalam kekudusan) dipikat dengan kemilau/ kenikmatan dunia sehingga `meninggalkan rumah Bapa` (meninggalkan Gereja dan tidak lagi berdoa, membaca Kitab Suci, menerima Sakramen, dll.). Ia `menjual dan menukar warisan dari bapanya dengan foyafoya`. Artinya, ia `menjual dan menukar` warisan `damai, sukacita, kebajikan-kebajikan, dll,` dari Bapa dengan kemilau/ kenikmatan dunia (`hura-hura duniawi`, kemalasan, dll.). Akhirnya, ia `merana kelaparan` (jiwanya tersiksa, hampa, kosong, kesepian).
Bapa, lindungi kami dari `pancingan` si Jahat.
*_Sr. M. Andrea, P.Karm_*
Sabtu 23 Mar 2019
Pfak S. Turibius dr Mogrovejo, Usk
Mi 7:14-15.18-20; Mzm 103:1-4.9-12; Luk 15:1-3.11-32
Sumber:
*Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"*
23 Maret 2019 diubah oleh ZEGA376
-
24 Maret 2019
Menyikapi Penderitaan, Kesulitan, dan Rasa Sakit
Lukas 13 : 1-5
Yohanes 9 : 1-3Saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan kita seringkali kita terjebak pada suatu pemahaman yang seringkali salah dalam menilai penderitaan, kesukaran, dan rasa sakit dalam hidup.Manusia pada umumnya dan tidak sedikit orang-orang percaya selalu mengaitkan hal-hal yang demikian dengan dosa atau kesalahan pribadi atau kolektif. Memang ada kalanya memang penderitaan, kesukaran, serta masalah dalam hidup terjadi karena kecerobohan manusia melanggar perintah dan ajaran Tuhan.
Dalam ayat Alkitab diatas saya mau mengajak saudara-saudari seiman tidak terjebak dalam suatu sikap yang selalu menyederhanakan segala sesuatu (bersikap reductionistic atau simplisistic). Sebagaimana halnya tidak ada satu ukuran sepatu yang pas untuk semua ukuran kaki demikian juga tidak ada satu penjelasan yang pas digunakan untuk menilai setiap pengalaman menderita, susah, dan rasa sakit. Dalam Lukas 13:1-5 Jelas Tuhan menggunakan pengalaman penderitaan sebagai sarana mengajak kita untuk berintrospeksi ke arah pertobatan secara pribadi bukan sebagai suatu sarana menghakimi kehidupan sesama. Dalam perikiop ini pula kita menemukan suatu kelumrahan akan pengalaman keterkejutan yang tidak pada tempatnya dan ini pula mendapat kritik tajam Kristus
“Sangkamu, orang -orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! KataKu kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa…..” (Lukas 13:2-3)
Prasangka manusia umumnya buruk pada orang lain tetapi umumnya baik terhadap diri sendiri dan Tuhan mengkritik secara halus hal yang demikian. Semestinya pemikiran yang sudah ditundukan kepada Tuhan ketika bertemu peristiwa demikan adalah meresponi dengan bertanya “kenapa bukan aku yang mengalami keburukan yang demikian?”
Jika kita kritisi lebih lanjut pertanyaan tadi, jawaban kita sebagai orang-orang percaya yaitu belas kasihan dan kemurahan hati Tuhan (lihat Keluaran 33:19 dan Roma 9:15) yang membuat kita masih mengalami berbagai macam kebaikan dalam hidup ditengah-tengah kehidupan yang dipenuhi penderitaan, kesulitan dan rasa sakit. Tidak ada kehidupan yang serba mudah dalam dunia yang sudah terkontaminasi dosa walaupun kita adalah milik-Nya dan anak-Nya.
Pada bagian lain dalam ayat Alkitab yakni Yohanes 9:1-3 Tuhan mengajak kita untuk ingat akan kemuliaan Tuhan yang akan tampak walaupun dalam penderitaan (baik pengalaman penderitaan pribadi ataupun orang lain). Suatu sikap yang sangat manusiawi ketika murid-murid bertanya
“Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” (Yohanes 9:2)
Tidakkah pertanyaan yang senada juga dilontarkan oleh teman Ayub, Eliphaz, pada masa lalu ketika dia menyatakan
“Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan? Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga.” (Ayub 4:7-8)
Sikap demikian sangat menyederhanakan Tuhan karena pemahaman yang demikan mau “meringkus” cara kerja Tuhan dalam suatu sistem sebab-akibat moral yang sangat ketat, maksud saya begini: jikalau seseorang hidupnya bermoral, baik, dan takut akan Tuhan maka kehidupan akan selalu berjalan mulus. Serta jikalau seseorang jahat, licik, dan tidak bermoral maka kehidupannya pasti selalu mengalami hal-hal yang buruk.
Bilamana figur-figur Alkitab seperti Yusuf, Ayub dan tentu saja Kristus yang sangat-sangat bermoral luhur diizinkan Tuhan untuk mengalami suatu rasa sakit dan penderitaan yang begitu hebat demi menggenapi rencana Tuhan serta membawa kemuliaan bagi Tuhan. Sekarang pertanyaannya adalah berhikmatkah kita sebagai anak-Nya dan milik-Nya apabilah kita mengharapkan suatu kehidupan yang sangat bertolak belakang dari figur-figur tadi?
Yakinlah sebagaimana keyakinan seorang Ayub bahwa kita akan jadi anak-Nya dan milik-Nya yang lebih baik lagi setelah mengalami penderitaan dan rasa sakit yang diizinkan Tuhan bagi kita.
“Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas”
(Ayub 23:10).Terima Kasih. Semoga bermanfaat.
-
25 Maret 2019
SIAPA YANG BERUNTUNG?
Filipi 3:1-16
----------
Belum lama Riana menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, ia menangkap basah suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sangat sakit, tapi Riana memutuskan untuk mengampuni mereka. "Betapa beruntung mereka karena aku bersedia memaafkan!" pikirnya. Tetapi tiba-tiba, ia mendengar suara: "Riana, sebenarnya kaulah yang beruntung karena dilepaskan dari kepahitan dan sakit hati!"
Kabar bahwa Paulus si penganiaya jemaat kini beralih profesi menjadi pemberita Injil membuat para pengikut Kristus bernafas lega. "Kita sungguh beruntung karena tidak ada lagi yang menganiaya kita, " demikian pikir mereka. Mereka beruntung, memang benar! Faktanya, ada seorang lagi yang beruntung! Orang itu tidak lain adalah Paulus sendiri. Ya, Paulus mengetahui bahwa saat-saat dimana hidupnya "ditangkap" oleh Kristus Yesus adalah keberuntungan! Keberuntungan itulah yang membuatnya menganggap segala kelebihan yang dicapainya di masa lalu kini tidak lagi berarti. Malahan, dibanding pengenalan akan Kristus, ia rela melepaskan semua hal di dunia ini dan menganggapnya sampah. Rupanya bagi Paulus, kehidupan baru di dalam Kristus sungguh keberuntungan yang tiada tara!
Sering kali kita menganggap orang lain beruntung, padahal kita sendiri juga adalah orang-orang yang beruntung. Bayangkan saja, melalui pengorbanan Yesus, kita sudah diselamatkan dari hukuman dosa! Lebih lagi, Yesus ada bersama kita, melindungi dan memberkati kita senantiasa. Jika demikian, siapa lagi menurut kita yang beruntung kalau bukan kita sendiri?
SAAT KRISTUS MENJADI BAGIAN KITA, SAAT ITULAH
KITA MENJADI ORANG-ORANG YANG PALING BERUNTUNG DI DUNIA.
------
-
26 Maret 2019
Tangan Tuhan yang Mendidik dan Mengkoreksi
Ayub 5:17-18
Ibrani 12:5-11Saudara-saudariku dalam Tuhan Yesus Kristus adakah diantara kita yang tidak pernah mendapat teguran atau didikan dari orang lain? Bagaimanakah perasaan saudara-saudari setelah mendapat teguran dan didikan dari sesama baik itu teguran orang tua, saudara, guru, teman, sahabat, orang yang kita anggap asing, atau hamba Tuhan? Pada umumnya perasaan tidak nyaman dan bersalah timbul setelah mengalami hal itu bukan?
Dalam ayat Alkitab berikut saya mau mengajak saudara-saudari merenungkan sejenak suatu keindahan karya Tuhan yang dalam mengarahkan kita sebagaimana yang Dia mau terhadap kita. Ayat berikut ini mungkin akan terdengar cukup asing bagi orang yang tidak berusaha menundukan segala daya, kapasitas, dan talenta dalam dirinya kepada Tuhan yang benar sekalipun orang sudah mengaku bahwa dia adalah orang Kristen. Saudara-saudariku yang terkasih pada ayat Alkitab Ayub 5:17-18 tertulis :
“Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.”Dalam banyak kasus tindakan tangan manusia memang melukai serta memukuli tetapi kalau Tuhan yang turut campur tangan dalam menegur dan mendidik kita yakinlah tangan itu juga mempunyai kemampuan untuk membebat dan menyembuhkan. Janganlah kita berkecil hati dan berputus asa apabila kita sedang mengalami sesuatu hal yang umumnya dianggap negatif, karena pada akhirnya kita bisa melihat sesuatu yang positif apabila kita meresponi itu dengan berpegang teguh pada ajaran Tuhan dalam melewati hal negatif tersebut serta ingat akan adanya tangan Tuhan yang coba mengarahkan kita supaya kita menjadi anakNya serta milikNya jadi lebih baik dalam rangka menggenapi rencanaNya. Kita bisa meneladani seorang Yusuf yang berpegang teguh kepada Tuhan serta mengamini kalau ada rencana Tuhan yang harus tergenapi dalam kesulitan dan penderitaan dirinya demi mendatangkan kebaikan yang lebih besar daripada sekedar kebaikan yang melulu berpusat pada diri Yusuf sendiri
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” (Kejadian 50:20)
Tinggal sekarang bagaimana kita menyikapi hal yang demikian, maukah kita peka terhadap kehendak Tuhan yang sudah sepantasnya terjadi atas kehidupan kita? Maukah kita dengan segala kerelaan hati mengakui kalau segala sesuatu memang berasal dari dia, oleh dia dan berpulang kepada Dia saja bagi kemuliaan Dia semata? (lihat Roma 11:36)
Pada ayat Alkitab selanjutnya yakni Ibrani 12:5-11 mengajar kita sebagai orang percaya mempunyai sikap yang benar ketika kita mengalami suatu didikan Tuhan. Ketika seseorang sudah berada di dalam Kristus serta menjadi anakNya dan milikNya, teguran dan didikan tidak mungkin dihindari. Saya mau menekankan Ibrani 12:9-11 untuk ayatnya yang ke 5 sampai 8 selebihnya saudara-saudari bisa membacanya sendiri.
“Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya”
Dalam ayat 9 & 10 ini kita diarahkan untuk mempunyai adab yang baik terhadap Tuhan sebagaimana kita pada umumnya mempunyai adab yang baik terhadap orang tua kita ketika kita mendapat suatu koreksi dan didikan apapun bentuknya.
Pada umunya hidup manusia hanya tertarik pada hal-hal materiil demi keberlangsungan hidup yang disini-dan-sekarang. Orang tua kita mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk keberlangsungan yang demikian sampai kita sendiri dianggap mampu menghidupi diri kita sendiri.
Namun, hidup kita sebagai orang percaya tidak boleh melulu terjebak kepada hidup yang disini-dan-sekarang karena Tuhan adalah Bapa kita dan kita adalah anakNya serta milikNya. Ada suatu kehidupan dan makna yang lebih besar daripada hidup yang disini-dan-sekarang dan pengejaran akan hal-hal materiil semata. Sebagai seorang Bapa, Tuhan mau kita sebagai anakNya mempunyai sifat-sifatNya yang luhur terutama ambil bagian dalam kekudusanNya (ayat 10 bagian terakhir) dan mendorong kita untuk memikirkan kehidupan dan makna yang lebih dari sekedar kehidupan yang disini-dan-sekarang serta berorientasi pada suatu kehidupan yang lebih dari sekedar kehidupan yang berpusat pada pemuasan ego kita sendiri (lihat Ibrani 12:14). Selanjutnya ayat 11
“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”
Bisakah saudara-saudariku melihat suatu pola keindahan dari ayat-ayat Alkitab diatas? Setelah dukacita lalu ada damai serta buah kebenaran bukan hanya sekedar berputar lagi kepada sukacita? Dimana ada tangan yang mempunyai kemampuan untuk melukai tetapi juga dibarengi dengan kemampuan membebat serta kemampuan untuk memukul juga dibarengi dengan kemampuan menyembuhkan? Bukankah pada umumnya yang sering kita alami adalah kita menemukan tangan si A yang melukai tetapi akhirnya tangan perawat atau dokter di klinik dan rumah sakit yang menyembuhkan? Dimana lagi kita bisa menemukan suatu rangkaian indah mengenai didikan Tuhan yang melebihi dari ayat Ibrani 12:5-12? Inilah Alkitab kita yang luar biasa.
Kita yang telah diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman kepada Kristus sudah selayaknya dengan kerelaan hati mau terus menerus diperbarui dan memperbarui kecenderungan dan tindakan kita supaya selaras dengan status kudus yang sudah kita peroleh serta mencerminkan karakter moral Bapa kita di surga.
Sekian dan Terima Kasih.
-
27 Maret 2019
MENJADI ORANG KEBANYAKAN?
Matius 5:43-48
-
Ketika ada teman baik mulai sering membuat lelucon tentang kesalahan dan sengaja menertawakan saya di depan banyak orang, saya menjadi sangat tidak suka dengannya. Akhirnya secara tidak sadar saya telah melabeli teman ini sebagai musuh. Saya mulai enggan untuk bercakap-cakap bahkan hanya untuk sekedar berpapasan.
Kata-kata Kristus dalam bacaan hari ini merupakan pengajaran yang amat dikagumi namun juga tidak disukai oleh orang kebanyakan karena sangat bertentangan dengan apa yang biasanya orang dunia lakukan kepada musuh-musuhnya. Kristus mengajar kita untuk mengasihi dengan total kepada sesama. Saat kebanyakan orang di dunia ini menuntut balas ketika disakiti, dicurangi atau dirugikan, Kristus mengajak kita untuk mengasihi mereka. Bahkan Dia mengajak kita untuk mendoakan mereka yang telah menganiaya kita (ay. 44). Tentu bukan hal yang mudah untuk menerapkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari karena harus melawan ego kita untuk tidak menuntut balas, tetapi Kristus memberi teladan saat Ia mendoakan orang-orang yang menganiaya Dia (Luk. 23:34). Mungkin kita akan terlihat seperti orang bodoh di mata orang-orang kebanyakan, tetapi bukankah indah bila di dunia ini tidak ada budaya menuntut balas?
Jadi apakah kita hanya akan menjadi seperti orang kebanyakan, menjadi pengagum ajaran-ajaran Yesus Kristus, atau menjadi pembeda di dunia ini dengan menjadi pelaku firman-Nya? Saat ini Tuhan menawarkan untuk menjadi berbeda dengan orang-orang kebanyakan, maukah kita menerima tawaran-Nya? --
TUHAN MEMANGGIL KITA BUKAN UNTUK MENJADI
ORANG KEBANYAKAN TETAPI MENJADI MURID-NYA.
---
-
28 Maret 2019
Doa dalam perspektif Alkitab melalui rasul Yohanes
1 Yohanes 5:14
Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
Rasul Yohanes merupakan figur yang sangat dipakai Tuhan. Selain dipercayakan menulis injil Yohanes sendiri beliau juga dipercayakan menulis 1, 2, dan 3 Yohanes serta kitab nubuatan Wahyu kepada beliau. Injil Yohanes tidak mencatat doa Bapa Kami, tetapi ada doa yang tidak kalah penting dari doa Bapa Kami yaitu doa Kristus sebelum ditangkap yang bisa saudara-saudari baca dalam Yohanes 17. Setidaknya doa Tuhan dalam Yohanes 17 bisa dibagi menjadi dua garis besar. Pertama, Kristus meminta supaya kehendak Bapa benar-benar terjadi terhadap dirinya demi kemuliaanNya. Kedua, Kristus bersyafaat demi rasul-rasulnya serta orang-orang yang percaya melalui pemberitaan mereka. Ini termasuk kita.
Saudara-saudariku yang terkasih doa merupakan suatu bentuk komunikasi kita terhadap Tuhan. Bilamana kita berdoa kita berbicara kepada Tuhan, dan di sisi yang lain bilamana kita membaca firmanNya kita mendengarkan Tuhan.
Apabila kita benar-benar mengaku sebagai anak Tuhan kita harus berintrospeksi apakah kita sudah cukup serius dalam komunikasi kita baik itu berbicara kepada Tuhan dan mendengarkan Tuhan baik dari sikap, isi, ataupun frekuensi dalam kehidupan doa kita. Ora et labora adalah salah satu kata hikmat yang sering kita dengar mengenai doa. Kata hikmat yang demikian juga bisa diartikan : doakan yang engkau kerjakan dan kerjakan yang engkau doakan.
Kalau kita cermati dalam 1 Yohanes 5:14 rasul Yohanes memberikan suatu keterkaitan erat akan terkabulnya doa kita dan kesesuaian dengan kehendakNya yang menjadi dasar keberanian percaya kita. Bilamana saudara-saudari merasa belum punya kemauan dan kemampuan untuk menundukan diri sesuai dengan kehendakNya dalam hal apapun khususnya doa mintalah kepada Bapa kita di sorga melaui doa.
Melalui 1 Yohanes 5:14 saya mengajak saudara-saudari dalam Kristus untuk berfokus pada kehendak Tuhan dalam doa. Suatu fakta yang memprihatinkan adalah banyak praktek-praktes doa yang dilakukan orang-orang kristen modern bertolak belakang dengan yang tertulis dalam 1 Yohanes 5:14 dan doa Bapa Kami.
Pada bagian yang lain masih dalam surat yang sama rasul Yohanes juga mengutarakan hal yang senada dengan 1 Yohanes 5:14. Ayatnya sebagai berikut
dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. (1 Yohanes 3:22-23)
Berbicara mengenai kehendak Tuhan memang tidak ada habisnya terlebih lagi ketika dikaitkan dengan situasi dan kondisi kehidupan yang spesifik pribadi lepas pribadi.
John Macarthur, seorang hamba Tuhan yang cukup disegani dari kalangan injili. menguraikan kehendak Tuhan menjadi tiga :
1) God’s Comprehensive Will
2) God’s Compassionate Will
3) God’s Commanding Will
Saya pada kesempatan ini sedikit menyoroti poin nomor 3. Untuk poin nomor 1 dan 2 saya harap saya bisa mengupasnya di lain waktu. Poin nomor 3 ini yang menjadi titik berat dalam 1 Yohanes 5:14 & 1 Yohanes 3:22-23. Kenapa ini menjadi titik berat? Karena ini mau mengingatkan bahwa manusia untuk Tuhan bukan Tuhan untuk manusia. Inilah yang seringkali luput dari kekristenan modern. Ketika seorang percaya terjebak baik secara sadar atau tidak dalam pemahaman Tuhan untuk manusia maka dia telah menjadi pemilik atau tuan atas dirinya sendiri, menyingkirkan Tuhan dari tempat yang semestinya dalam dirinya. Menjadikan dirinya sebagai yang tertinggi dan yang utama padahal pemahaman yang benar adalah sebagai berikut :Tujuan tertinggi manusia yaitu memuliakan Tuhan (lihat Roma 11:36) dan bersukacita di dalam Dia untuk selama-lamanya (lihat Mazmur 73:24-28) bukan sebaliknya.
Siapakah manusia sehingga berani menempatkan Tuhan sebagai sarana yang Maha Luar Biasa untuk mencapai tujuan dirinya?
Tidakkah 1 Yohanes 5:14 ini merupakan suatu ajaran yang bertolak belakang dari kekristenan modern yang sering mengagung-agungkan self-confidence dalam doanya baik itu doa pribadi ataupun doa syafaat? Tentu self-confidence itu sendiri bila dibarengi pemahaman yang baik akan kedaulatan Tuhan dalam terkabulnya doa itu bukan suatu pemahaman yang salah. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah seberapa seringkah orang-orang yang mengagungkan self-confidence berintrospeksi akan apa isi self-confidence nya sudah sesuai dengan kehendak Tuhan atau belum?
Sedangkan Tuhan, melalui ayat ini, mau kita menjadi orang-orang yang mempunyai God-confidence melebihi self-confidence. Pemahaman orang yang punya self-confidence dalam doa adalah pengagungkan apa saja yang sedang dia perbuat atau sudah perbuat dengan membawa-bawa nama Tuhan dengan tujuan supaya doanya dikabulkan atau dinilai hebat oleh orang lain. Orang yang sangat-sangat mengagungkan self-confidence dalam soal doa harus melihat ayat perumpamaan berikut
"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak…. “ (Lukas 18:10-14)
Marilah kita menempatkan Tuhan dimana selayaknya Tuhan harus ditempatkan dalam hati kita dan kehendakNya harus menjadi pusat semesta kehidupan doa kita.
-
28 Maret 2019
BERSANDAR KEPADA ALLAH
Kejadian 35:1-3
Suka dan duka, derita dan bahagia, tentu dapat terjadi dalam hidup kita. Kita tidak dapat hanya memilih sukacita dan kebahagiaan, serta menolak duka dan penderitaan, karena kita pasti akan merasakan semuanya. Dalam setiap situasi tersebut, hal yang terpenting adalah bagaimana sikap kita. Terlebih apabila kita menghayati hidup kita sebagai umat Tuhan. Karena apabila kita memilih untuk hanya bersedih ketika berduka, maka sulit bagi kita untuk menghayati penyertaan Allah.
Di dalam hidupnya, Yakub berserah betul kepada Allah. Bahkan ketika dia mengalami berbagai kesesakan karena harus menjalani hidup sebagai pelarian, Yakub tetap mengikuti perintah Allah. Yakub harus berlari menghindar dari kejaran kakaknya, kemudian juga harus berlari dari kejaran mertuanya. Yakub tentu merasakan kegundahan, dan kekhawatiran akan terjadinya hal yang buruk. Tetapi Yakub tetap percaya dan mengikuti perintah Allah, sehingga dapat melewati semua permasalahannya dan kembali menjalin hubungan baik dengan kakak dan juga mertuanya. Yakub merasakan betul penyertaan Allah, bahwa Allah menjawab doa-doanya. Oleh karena itu, ketika Allah meminta Yakub untuk pergi ke Betel dan membuat mezbah di sana, Yakub pun pergi untuk mengucapkan syukur dan menjawab perutusan Allah kepadanya.
Menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidup kita dengan tetap bersandar kepada Allah, adalah hal yang harus kita lakukan dalam hidup. Karena Allah akan selalu menyertai umat-Nya, dan tidak akan meninggalkan umat-Nya dalam kesesakan sendirian.
TENGGELAM DALAM DUKACITA TIDAK AKAN MENYELESAIKAN APA PUN.
-
29 Maret 2019
RAHASIA MENGAWETKAN SENYUM
Filipi 4:4-8
---
Satu hal yang mampu dilakukan semua orang adalah tersenyum. Senyum adalah salah satu pemberian berharga Allah kepada kita. Sayangnya, pemberian berharga ini kerap kali tidak awet ketika dihadapkan pada situasi buruk yang bermunculan di kehidupan kita. Keberadaannya seolah tertutup rapat dan terkunci oleh beragam persoalan dan masalah.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi menuliskan: "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!" (ay. 4). Tersenyum merupakan salah satu pancaran dari sukacita! Luar biasanya, bukan hanya menasihatkan supaya jemaat tersenyum di dalam sukacita, Paulus juga membeberkan rahasia mengawetkan senyum. Rahasia itu tidak lain adalah membuang jauh-jauh kekhawatiran lalu menyatakan segala keinginan kita kepada Allah di dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (ay. 6). Paulus meyakini bahwa di dalam Tuhan kita pasti memperoleh damai sejahtera dan kekuatan untuk menang melawan masalah.
Tersenyum bukan menandakan kita sedang tidak mempunyai masalah. Namun, melalui senyuman kita menunjukkan kepada dunia bahwa kita tidak berputus asa apalagi menyerah terhadap hidup ini. Ya, kita memercayai bahwa Allah pasti mampu menolong dan Dia juga selalu punya cara untuk membalikkan situasi sulit menjadi keuntungan bagi kita! Mengetahui kebenaran ini, masihkah kita ragu untuk menghiasi wajah kita dengan senyum yang merekah? --
MELALUI SENYUMAN, KITA MEMBUKTIKAN KEPADA DUNIA BAHWA KITA MASIH
MEMPUNYAI PENGHARAPAN AKAN HARI DEPAN YANG INDAH DI DALAM TUHAN.
---
-
29 Maret 2019
Kristus dan Kerendahan Hati
Filipi 2:2-7
Saudara-saudariku dalam Yesus Kristus, Bilamana dilihat dari isi keseluruhan surat Filipi terlihat tidak ada teguran atau peringatan keras akan suatu praktek berjemaat ataupun suatu pemahaman yang melenceng di jemaat tersebut, Paulus cenderung membimbing jemaat ke arah yang lebih baik dari kondisi baik yang sudah terbentuk. Bahkan pada penutup surat Filipi yaitu pada ayat Filipi 4:15-18 Paulus pun mengakui akan semacam hutang dan sangat berterima kasih pada jemaat ini.
Pada ayat pilihan kali ini ada dua fokus yaitu keagungan sifat Tuhan dan dasar yang baik dalam menjalin kehidupan persekutuan dengan sesama orang percaya.
Sang Maha Tinggi yang melampaui segala kemuliaan dalam perspekti manusia berinkarnasi dan berkarya dalam waktu yang cukup singkat di dunia ini dalam Kristus Yesus dengan identitas sosial-kultural yang cukup rendah menurut ukuran manusia, tetapi membawa berkat (terutama dan utama adalah berkat rohani [mohon lihat Efesus 1:3]) yang tidak terhingga bagi yang percaya kepadaNya.karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (Filipi 2:2)
Terlihat di ayat ini Paulus secara terang-terangan terlihat puas akan kehidupan dan praktek berjemaat di Filipi yang sudah dan mendorong mereka kearah lebih baik dengan kata “...sempurnakanlah sukacitaku dengan ini.” Dalam ayat ini juga ditegaskan bagaimana suatu sikap yang tidak terbagi (“...sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan”) mendorong jalinan relasi yang lebih baik antara sesama. Perlu ditekankan akan kesatuan yang demikian adalah “hal-hal yang benar berikutnya setelah kalian membawa sukacitaku karena kamu jemaat di Filipi” bukan suatu kesatuan atau jalinan relasi erat antar sesama yang menjadi tujuan tertinggi dengan mengorbankan kebenaran untuk mencapainya
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (Filipi 2:3-4)
Sebenarnya ada satu ayat yang isinya senada dengan Filipi 2:3-4 dalam Perjanjian Lama tapi dengan berbeda penekanan.
Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? Janganlah mencarinya!...(Yeremia 45:5)
Paulus dengan cermat mengkontraskan “puji-pujian yang sia-sia” (bahasa Yunani aslinya kenodoxian) dengan “...dengan rendah hati” (bahasa Yunani aslinya te tapeinophrosune) juga bisa diartikan sebagai “dalam kerendahan hati.” Penggunaan kata tapeinophrosune sendiri digunakan sebanyak 7 kali dalam Perjanjian baru. Kata tersebut merupakan kombinasi dari tapinos (digunakan hanya 8 kali dalam Perjanjian Baru) dan phren (digunakan 1 kali dalam Perjanjian Baru).Inilah ayat-ayat yang menggunakan kata tapeinophrosune yang ditransliterasikan sebagai “rendah hati” atau “kerendahan hati.” 5 dari 7 penggunaan kata tersebut terdapat pada surat Paulus. Kisah Para Rasul 20:19, Efesus 4:2, Filipi 2:3, Kolose 2:18, Kolose 2:23, Kolose 3:12, 1 Petrus 5:5
Sedangkan kata kenodoxian dan turunannya kenodoxos hanya muncul 2 kali. Pada ayat berikut Galatia 5:26 (kata asli yang menggambarkan “gila hormat” adalah kenodoxos) dan Filipi 2:3 (kata asli yang akan “pujian yang sia-sia” adalah kenodoxian)
Kerendahan hati bukanlah suatu kebajikan moral yang ditinggikan bahkan dalam kebudayaan Yunani pada waktu itu. Kerendahan hati lebih condong kepada sikap seseorang yang berada dalam perhambaan. Sarjana Alkitab pada umumnya bahkan berpendapat bahwa kata “kerendahan hati” yang dipakai Paulus dalam surat Filipi ini tidak ada dalam kosakata bahasa Yunani sendiri dan ini merupakan kreatifitas seorang Paulus sendiri. Kerendahan hati sangat bertentangan dengan falsafah hidup kebudayaan Yunani masa Perjanjian Baru. Orang Yunani pada waktu itu sangat berorientasi pada pengejaran hikmat, kebebasan, keindahan, dan superioritas ras mereka.Kerendahan hati yang coba ditekankan Paulus pada ayat 3-4 di sini mempunyai makna kesadaran dan pengakuan akan identitas/jati diri serta berujung pada gaya hidup sesuai dengan identitas/jati diri tersebut. Tentu bila dikontraskan dengan puji-pujian yang sia-sia akan terlihat perbedaan sejelas perbedaan siang dan malam. Puji-pujian yang sia-sia berorientasi kepada kemuliaan diri, kemegahan diri, serta kesenangan diri sendiri dengan mengabaikan yang lain (terutama Tuhan) bahkan memperalat yang lain baik orang maupun Tuhan dalam usahanya mencapai hal tersebut. Inilah yang dicari banyak orang. Dari skalanya yang paling kecil dimana seseorang menganggap dirinya lebih baik entah dari sisi kelakuan, ideologi, kondisi hidup, dsb dibandingkan sesamanya hingga skalanya yang paling besar dimana status sosial, harta kekayaan, jabatan serta pasangan hidup menjadi semacam kebanggan. Memang orang-orang akan menganggap hebat serta menaruh rasa hormat ataupun, tetapi itu semua “...kepentingan diri dan puji-pujian yang sia-sia...” apabila selalu ditonjolkan dalam hidup persekutuan dengan sesama orang percaya.
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (Filipi 2:5-7)
Ayat ini adalah puncak dari ayat-ayat sebelumnya terutama di ayat 3b ada keterkaitan erat. Dimana Paulus hendak menjadikan Kristus sebagai figur teladan dalam melakukan yang apa saja yang dituliskan dalam ayat 3-4
Dalam teologi Kristen, ada suatu doktrin yang menyatakan bahwa Allah yang sempurna adalah Allah yang tidak mungkin bertindak bertentangan dengan sifat-sifatnya. Setidaknya ada 4 sifat Allah yang dominan diulang-ulang dalam Alkitab yaitu: kasih, kudus, benar, dan adil. Mungkin saudari-saudari pernah melihat diagram yang menunjukan ini dengan gambaran bangun segitiga dimana di sudut teratas biasanya ditempatkan kata “kudus” lalu di sudut bawah kanan dan kiri terletak kata “benar” dan “adil” dan di tengah-tengah segitiga tersebut adalah “kasih.” Kepenuhan sifat-sifat tersebut yang terealisasi dalam tindakan/karya nyata hanya ada dalam Tuhan kita Yesus Kristus. KesempurnaaNya dalam mengasihi serta bertindak adil dalam kebenaran dan kekudusanNya, Allah anak rela mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Ia turun dari tahtaNya menggenapi rencana keselamatan yang penuh derita, rasa sakit dan kesengsaraan demi menjadi kebenaran, hikmat, dan penebusan bagi kita (lihat 1 Korintus 1:30) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (lihat 2 Korintus 5:21). Ketika “mengambil rupa seorang hamba” Dia benar-benar menunjukan apa artinya seorang hamba bagi seorang tuan. Inilah Kerendahan Hati dalam prakteknya paling baik.
Kata hamba dalam bahasa Yunani adalah doulos. Dalam konteks sejarah pada zaman Perjanjian Baru doulos merupakan budak (slave) kata ini harus dimengerti sebagaimana bangsa Israel menjadi budak di tanah Mesir selama 400 tahun.
Memang kata ini sangat membuat tidak nyaman bagi beberapa orang, tapi apa artinya kenyamanan dalam memahami firman Tuhan apabila dalam kenyamanan tersebut kita pada akhirnya kita terus-terusan terpenjara dalam kegelapan karena lebih memilih kenyamanan dibanding kebenaran dalam pemahaman?
Dalam kehidupan persekutuan kita dengan sesama Paulus hendak mengajar kita untuk benar-benar melihat siapa diri kita dimata Tuhan, dan mempunyai suatu relasi yang baik dengan sesama sebagaimana relasi yang terjalin antar pribadi Allah Tritunggal. Bagi Dialah Kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin29 Maret 2019 diubah oleh DANIEL506
-
29 Maret 2019
Gimna sih cara supaya pintar alkitab?
-
31 Maret 2019
TIMOTIUS415 tulis:
Gimna sih cara supaya pintar alkitab?
Sepertinya doa dan rajin baca Alkitab...
-
31 Maret 2019
TIMOTIUS415 tulis:
Gimna sih cara supaya pintar alkitab?
5 M
Membaca,memperkatakan,memamah,merenungkan,dan melakukan.
Seperti air sumur,semakin dalam digali,semakin dalam dan byk airnya.
Firman Tuhan semakin digali,semakin mendapat pewahyuan baru dr Tuhan.Tp satu hal yg hrs diingat,tanpa Roh Kudus kita ga bs mengerti seluruh isi Alkitab.Kita butuh RK untuk menuntun,mengajari dan menyingkapkan kita ttg isi Alkitab.
Dan terakhir adalah jadi PELAKU Firman Tuhan.
-
31 Maret 2019
HATI-2 HAMBA TUHAN PALSU
Sebab org-2 itu adalah rasul-2 palsu, pekerja-2 curang, yg me nyamar sbg rasul-2 Kristus.
(2 Kor 11:13)
Org dunia & Kristen duniawi
seringkali melihat sgl sesuatu dr apa yg terlihat oleh kasat mata. Itulah sebabnya mrk mudah tertipu & terpedaya krn tdk sanggup membedakan mana yg benar & yg salah,mana yg asli & mana yg palsu. Hal-2 tdk benar & yg palsu ini tdk hanya terjadi di dunia luar, tapi juga terjadi di dunia pelayanan. Ada banyak org menyebut diri pelayan Tuhan, tapi cara hdp nya sangat bertolak belakang dgn F.T. Rasul Paulus menyebut nya sbg rasul-2 palsu, pekerja- 2 curang yg menyamar sbg rasul-2 Kristus(2 Kor 11;13).
Di zaman skrg ini banyak org lbh suka " mengumpulkan guru -2 menurut kehendaknya utk memuaskan keinginan telinga nya. Mrk akan memalingkan telinganya dr kebenaran & mem bukanya bagi dongeng."(2 Tim 4:3 4). Krn itu mrk tdk lagi pedu li dgn "kualitas rohani" dr para pelayan Tuhan, yg penting keing inan telinganya terpuaskan. Tak mengherankan banyak bermun culan pelayan-2 Tuhan palsu utk menyamar.
Melihat hal ini rasul Paulus tdk tinggal diam! "Tetapi apa yg ku lakukan, akan tetap kulakukan utk mencegah mrk yg mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mrk sama dgn kami dlm hal yg dpt dimegahkan. Sebab org-2 itu adalah rasul-2 palsu, pekerja-2 curang, yg menyamar sbg rasul-2 Kristus. Hal itu tdk usah mengherankan,sebab Iblis pun menyamar sbg malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yg ganjil, jika pelayan pelayan nya menyamar sbg pelayan-2 kebenaran. Kesdhan mrk akan setimpal dgn perbuatan mrk." (2 Kor 11:12 15).
Alkitab memperingatkan bahwa di masa-2 akhir "Banyak nabi palsu akan muncul & menyesat kan banyak org."(Mat 24:11). Kita hrs selalu ber-jaga-2 & waspada! Ingat! "Dr buahnyalah kamu akan mengenal pelayan -2 Tuhan palsu."(Mat 7:16a). Kunci agar tdk jatuh dlm rupa- 2 pengajaran yg menyesatkan adalah semakin melekat kpd Tuhan & makin bertumbuh dlm pengertian F.T, tekun bersekutu, setia beribadah, pelayanan, & berdoa dlm Roh & kebenaran (Kis 2;42) & menyangkal diri, mau pikul salib, & taaF.T(Luk 9; 23)
Org yg tumbuh jadi dewasa ro hani pasti tdk akan mudah ter ombang ambingkan oleh ajaran palsu / sesat yg membinasakan jiwa(Ef 4;13 -15)! Oleh sebab itu jgn jadi kanak-2 rohani / kristen duniawi; mendua hati, tapi bertumbuhlah dlm rencana Tuhan yg indah & kekal.
PELAYAN YG PALSU SELALU MENGUTAMAKAN PENAMPIL AN YG WAH & KATA-2 MANIS, SAMPAI BANYAK ORG TERTA RIK HATINYA,NAMUN DR BUAH NYA KITA MENGENAL TABIAT NYA YG JAHAT(Mat 7;15).Amin.Gbu. Immanuel.
-
4 April 2019
JANGAN UNGKIT LAGI
Mazmur 103
Apakah Tuhan sungguh melupakan dosa saya? Benarkah Dia telah mengampuni saya sepenuhnya? Pertanyaan demikian ada kalanya muncul begitu saja di benak kita. Mungkin ada ketakutan yang besar setelah kita melakukan dosa. Atau ada rasa tidak layak yang menyiksa. Bisa juga rasa bersalah menindas dan melenyapkan sukacita kita.
Namun Tuhan kita adalah Tuhan yang baik dan pengampun. Itulah yang dialami dan dikisahkan kembali oleh Daud. Gambaran mengenai "sejauh timur dari barat" menunjukkan bahwa Tuhan benar-benar tidak pernah mengungkit kembali dosa yang kita akui dan telah kita tinggalkan. Memang dosa Daud tercatat dalam Kitab Suci dan tidak pernah dapat dihapus sepanjang sejarah umat manusia. Tetapi oleh kebaikan Tuhan, dosa itu sudah Tuhan ampuni. Kalaupun Dia membalas tindakan salah kita, balasan itu sungguh ringan dan tidak sepadan dengan kesalahan kita (ay. 10). Tanpa kasih dan kesetiaan Tuhan, kita sebetulnya tidaklah ada harganya (ay. 14-16). Namun Tuhan sangat menghargai kita. Kasih setia-Nya memelihara kita (ay. 17-18). Terpujilah Tuhan!
Rasa bersalah dan takut berlebihan dapat menghalangi kita melihat kasih dan anugerah Tuhan. Pengalaman dan pengetahuan kita yang terbatas sering membuat kita meragukan pengampunan tuntas Bapa yang menerima kembalinya anak terhilang. Dalam keadaan demikian, seharusnya imanlah yang berbicara. Jika Tuhan tidak lagi mengingat dosa kita, masihkah perlu kita terus mengungkit kesalahan dan dosa masa lalu kita sendiri? --
MARI KITA AKUI DOSA DAN BERTOBAT,
DAN BERSUKACITALAH BAHWA TUHAN MENGAMPUNI KITA.
--
Selamat pagi..
-
4 April 2019
```JANGANLAH KERASKAN HATIMU, TETAPI DENGARKAN SUARA TUHAN.```
Kej 17: 3-9
Mzm 105: 4-5,6-7,8-9
Yoh 8: 51-59
Kristuslah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru. Berkat wafatNya para pilihan memperoleh warisan abadi yang dijanjikanNya
*
Hari ini Injil berkisah tentang Yesus sudah ada sebelum Abraham. Tentu orang-orang Yahudi merasa bahwa hal ini aneh mengingat umur Yesus dan Abraham itu beda jauh. Bagi orang Yahudi hal itu tidak masuk akal. Akan tetapi Yesus di sini mau menegaskan identitasNya sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia. Dialah Allah yang mau turun ke dunia agar dapat merasakan apa yang dialami oleh manusia. Akan tetapi hal inilah yang tidak dimengerti oleh orang-orang Yahudi. Mereka justru berusaha melempari Yesus dengan batu. Akan tetapi menarik di sana, Yesus juga mengatakan bahwa barang siapa menuruti FirmanKu, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Sabda Tuhan sungguh memiliki kuasa dan penuh daya.
*
Sabda Tuhan memang terkadang sulit untuk dipahami, apalagi kalau melulu menggunakan logika manusiawi. Perkataan Yesus menjelaskan keilahian DiriNya, sementara orang Yahudi menggunakan pikiran manusiawi untuk memahaminya. Mereka tertutup oleh pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Karena itu, mereka tidak bisa sampai pada kedalaman maksud perkataan Yesus. Apa yang disampaikan Yesus, bagi mereka adalah hujatan kepada Allah, Abraham, para nabi dan kepada mereka sendiri.
*
Puncak dari ketidakmengertian ini nanti akan berujung dengan penyaliban Yesus. Mereka tidak paham bahwa semua orang yang dikatakan Yesus merujuk pada Allah Bapa, sebab Dia adalah perwujudan dari Bapa itu sendiri. Yesus adalah bahasa kasih dari Allah Bapa dan wujud konkret dari kasih Allah kepada manusia sejak awal mula sampai selama-lamanya.
*
*YUK KITA SETIA MENDENGARKAN DAN MENURUTI FIRMAN TUHAN DAN KITA MOHON RAHMAT CINTA KASIH AGAR MAMPU MEMAHAMI BAHASA KASIH ALLAH LEWAT SENGSARA DAN KEBANGKITAN YESUS.*
-
5 April 2019
*CEPAT DAN LAMBAT*
*_Saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. (Yakobus 1:19)_*
Ketika sebuah seminar internasional tentang kepemimpinan sedang berlangsung, dua orang peserta di bagian belakang ruangan berbisik-bisik. Beberapa peserta lainnya merasa terganggu, mulai menggerutu sambil melirik tak senang ke arah mereka. Lalu si pembicara berkata, “Maafkan saya. Saya lupa menjelaskan mengapa kedua orang di belakang sana bercakap-cakap. Salah satu dari mereka adalah penatua di sebuah gereja baru di Rumania. Ia datang ke sini untuk belajar tentang kepemimpinan gereja. Ia tidak berbahasa Inggris, sehingga seseorang menerjemahkan bahan ini kepadanya.” Tiba-tiba segalanya berubah. Para peserta menjadi tenang dan bersikap penuh pengertian.
Yakobus memperingatkan agar orang-orang percaya melakukan sesuatu dengan cepat, namun melakukan sesuatu yang lain dengan lambat. Cepatlah untuk mendengar. Terbukalah untuk memahaminya. Terimalah dengan lemah lembut (ay. 21). Telitilah dengan tekun, dan kemudian lakukanlah (ay. 25). Demikianlah sikap yang benar terhadap firman Tuhan, juga terhadap hal-hal baik lainnya. Namun sebaliknya, lambatlah untuk berkata-kata. Jangan lekas bereaksi sebelum mengerti sepenuhnya apa yang didengarkan. Belajarlah mengekang lidah (ay. 26). Itu akan menghindarkan kita dari amarah dan tindakan tak terpuji lainnya.
Banyak yang berkomentar tanpa mendengar dan memahami sesuatu, mengira mereka serbatahu semuanya. Padahal ketika bersabar mendengar, kita akan tahu dengan lebih baik, juga akan dapat bertindak dengan lebih efektif.
*ORANG YANG MEMILIKI “PENDENGARAN” YANG BAIK AKAN MENGHASILKAN “MULUT” YANG BIJAKSANA*
-
13 April 2019
ORG SOMBONG PASTI DIREN DAHKAN TUHAN
Manusia yg sombong akan di tundukkan & org yg angkuh pas ti direndahkan se-rendah-2nya hanya TUHAN sajalah yg maha tinggi sampai hari ini.(Yes 2;17)
Nabi Yesaya mendptkan ilham dr Tuhan & bernubuat tentang kehancuran & penghukuman Tuhan terhadap org sombong = dosanya Lucifer(=iblis).
Mengapa Tuhan menghukum org sombong di akhir zaman ini ? sebab dosa kesombongan nya sdh melampaui batas,krn membanggakan diri dgn sgl ke mampuannya sendiri & punya otak jenius utk meciptakan tek nologi yg canggih, sehingga ha ti mrk tdk lagi takut pd Tuhan, bahkan berusaha menandingi ke Mahakuasaan Allah, spt pd saat manusia berusaha mem bangun manara Babel yg pun caknya sampai keselangit, akhir nya oleh kemahakuasaan Allah menggagalkan rencana & meye rakkan mrk keseluruh bumi(Kej 11;4-9). Mrk lupa bahwa apa yg mrk perbuat itu sebg lambang keangkuhan / kecongkakan, & itu adalah kebencian dimata Tuhan.Krn Tuhan sangat menen tang keras org yg berlaku cong kak, tetapi Ia mengasihani org yg rendah hati(Yak 4:6b).
Bangsa /org yg bertumbuh men jadi kuat & beroleh peninggian dr Tuhan sehrsnya semakin me rendahkan diri dihadapan pen ciptanya, sebab di luar Tuhan kita ini tdk bisa berbuat apa-2 (Yoh 15;5b). Sebetulnya org yg "sombong itu mendahului ke hancuran, & tinggi hati menda
hului kejatuhan."(Ams 16:18), "Krn itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yg kuat, spy kamu ditinggikanNya pd wktnya."(1 Pet 5:6).
Skrg ini dunia dipenuhi dgn roh keangkuhan(2 Tim 3;2)! Banyak org suka membusungkan dada dgn mem-bangga-2-kan kepin taran, kehebatan, prestasi, ke kuatan, uang, harta,kesuksesan
, jabatan & sbgnya. Alkitab menasihati: "Jgnlah memuji diri aka esok hari, krn engkau tdk tahu apa yg akan terjadi hari itu."(Ams 27:1).
Kalau bukan krn anugerahNya tdk mungkin kita dpt memperta hankan hdp dlm tubuh sehat, & apa yg kita punyai hari ini blm tentu besok msh ada, sebab kekayaan & kejayaan dpt lenyap dlm seketika, krn Tuhan yg ber hak memberi & mengambilnya (Ayb 1;21). Krn itu jgn sombong akalau engkau sukses, limpah,
punya jabatan tinggi, semua itu se-mata-2 krn anugerahNya, oleh sebab itu jadikan Tuhan sbg tempat sandaran hdpmu ini
, bukan yg lain & milikilah keren dahan hati, sebab org yg rendah hati & takut pd Tuhan, diberkati dgn limpah(Ams 22;4), krn dia bisa dipercaya utk mengelolah harta milik Tuhan(Ams 28;20)
Dgn mengakui Tuhan sbg sum ber sgl sesuatu(Yoh 1;3)& sadar semua yg kita miliki adalah ber asal dr pdNya, maka kita akan terhindar dr sifat congkak!
Sebab sgl sesuatu adalah dr Dia, & oleh Dia, & kpd Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai se- lama-2nya!(Rom 11;36).
ORG SOMBONG ROHANINYA BANTUT & BERKAT TUHANPUN TERTUTUP, HDPNYA PENUH DGN PENDERITAAN LAHIR & BATIN, KALAU TDK BERTOBAT, JIWANYA BISA BINASA. TAPI ORG YG RENDAH HATI DIANGKAT & DIBER KATI TUHAN LIMPAH. Amin.Gbu.Immanuel.
13/4.
-
13 April 2019
👍👍👍
Jika saat ini seseorang menikmati jabatan dan kekayaan harta duniawi, ybs merasa berkecukupan, ybs kiranya dapat bersyukur atas semua hikmat dan berkat yg telah disediakan semuanya, terlebih berangkat usaha dari 0, dan kita pun dapat menselaraskan sesuai ajaran Alkitab, hukum Kasih tsb, tidak menjadi sombong, tetap rendah hati, tidak bermegahan harta dan hidup kesederhanaan.
Bersyukur menikmati hikmat dan berkat yg telat diberikan, menerima dan mengakui apa yg telah Tuhan berikan pada kita, baik itu kecil atau besar.
Saat seseorang diberikan kemudahan akan rezeki hingga menjadi orang cukup berada, atas harta duniawi, kekayaan itupun sifatnya hanya titipan, dan mungkin juga bisa sebagai ujian dari Tuhan, sejauh mana orang tsb mendapatkan anugrah dan menggunakan hikmat kekayaan tsb yang sebagian harus dikembalikan untuk Tuhan, misalnya untuk persembahan, sumbangan, memberi sebagian berkat kekayaan tsb untuk sesama.. dll.
Saat seseorang diberikan kesempatan anugrah dari sisi kekayaan serta jabatan, dan kemudian mengabaikan ajaran Firman Tuhan, atau tidak ada keseimbangan prioritas peruntukan kerajaan Allah, dalam sekejap Tuhan pun dapat mengambilnya kembali dgn cara yg sama atau cara yg lain.
Jika kita merasa bersyukur atas anugrah dan berkat tsb, dan mgkn tidak hanya berhenti sampai disitu saja, tambahan lainnya kita pun mohon hikmat dan diberikan hati yg lapang untuk dapat menikmatinya sebaik baiknya dengan benar. Suatu proses pengalaman pribadi.. jump like popcorn and fall slowly without realizing it.. apa yg saya petik dari pelajaran dan kejadian masa lalu, menjadi bahan pengalaman, renungan dan terus intropeksi diri...
Saat posisi diatas, hanya mengandalkan kuasa dan kemampuan pribadi manusia, terkadang menjadi lupa bahwa itu semua didapatkan dari kuasa, berkat serta anugrah Tuhan.
Saat mendengar khotbah dari Pastur, Pastur pernah menanyakan pada umat, dan mengingatkan saat berdoa berapa banyak permohonan dibanding rasa bersyukur.
ZEGA376 tulis:
ORG SOMBONG PASTI DIREN DAHKAN TUHAN
Manusia yg sombong akan di tundukkan & org yg angkuh pas ti direndahkan se-rendah-2nya hanya TUHAN sajalah yg maha tinggi sampai hari ini.(Yes 2;17)
...ORG SOMBONG ROHANINYA BANTUT & BERKAT TUHANPUN TERTUTUP, HDPNYA PENUH DGN PENDERITAAN LAHIR & BATIN, KALAU TDK BERTOBAT, JIWANYA BISA BINASA. TAPI ORG YG RENDAH HATI DIANGKAT & DIBER KATI TUHAN LIMPAH. Amin.Gbu.Immanuel.
13/4.
13 April 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
19 April 2019
Matius 17:14-21 (TB)
14 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah,
15 katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.
16 Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."
17 Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
18 Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga.
19 Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"
20 Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
21 [Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]"
19 April 2019 diubah oleh ZEGA376
-
19 April 2019
Lukas 22:7-13
7 Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah.
8 Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, kata-Nya: "Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paskah bagi kita supaya kita makan."
9 Kata mereka kepada-Nya: "Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkannya?"
10 Jawab-Nya: "Apabila kamu masuk ke dalam kota, kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia ke dalam rumah yang dimasukinya,
11 dan katakanlah kepada tuan rumah itu: Guru bertanya kepadamu: di manakah ruangan tempat Aku bersama-sama dengan murid-murid-Ku akan makan Paskah?
12 Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan atas yang besar yang sudah lengkap, di situlah kamu harus mempersiapkannya."
13 Maka berangkatlah mereka dan mereka mendapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah.
-
21 April 2019
Shallom
Minggu, 21 April 2019
Tetapi aku tahu: Penebusku hidup. [Ayub 19:25]
Hakikat dari penghiburan Ayub terletak pada akhiran yang pendek "-ku" — "Penebusku," dan dalam kenyataan bahwa Penebus itu hidup. Oh! berpegang pada Kristus yang hidup. Kita harus memiliki Dia terlebih dahulu sebelum dapat menikmati Dia. Apalah arti emas di dalam tambang itu bagiku? Orang-orang menjadi pengemis di Peru, dan meminta-minta sepotong roti di California [1]. Adalah emas di dalam kantongku yang akan memuaskan kebutuhanku, dengan membeli roti yang kubutuhkan. Maka dari itu, seorang Penebus yang tidak menebus aku, seorang Pembalas yang tidak akan pernah membela darahku, apalah gunanya? Janganlah berpuas diri hingga melalui iman engkau bisa berkata "Ya, kuserahkan diriku kepada Tuhanku yang hidup; dan Dia milikku." Mungkin engkau memegang Dia dengan tangan yang lemah; engkau setengah berpikir agak berlebih-lebihan untuk berkata bahwa, "Dia hidup sebagai Penebusku," tetapi, ingatlah jika engkau memiliki iman sebesar biji sesawi saja, iman yang kecil itu memberi engkau hak untuk mengatakannya. Namun, di sini juga ada perkataan yang lain, sebagai ungkapan keyakinan Ayub yang kuat, "aku tahu." Mengatakan, "aku harap, aku percaya" memang menghibur; dan ada ribuan pengikut Yesus yang berhenti di sana. Namun, untuk mendapatkan inti penghiburan, engkau harus berkata, "aku tahu." "Kalau," "tapi," dan "mungkin," merupakan kata-kata yang pasti membunuh kedamaian dan kenyamanan. Keraguan adalah hal yang suram dalam masa duka. Seperti tawon, keraguan menyengat jiwa! Apabila aku curiga bahwa Kristus bukan millikku, ada cuka yang bercampur empedu maut; tetapi jika aku tahu bahwa Yesus hidup untukku, maka kegelapan tidaklah gelap: bahkan malam hari adalah terang di sekitarku. Jika Ayub, di dalam zaman sebelum datangnya dan munculnya Kristus saja, bisa berkata, "aku tahu," pastilah kita dapat berbicara dengan lebih yakin. Jangan sampai keyakinan kita sekedar dugaan. Pastikan bahwa bukti-bukti yang kita miliki benar adanya, kalau tidak kita akan membangun di atas sebuah pengharapan yang tidak nyata; dan kemudian janganlah kita puas dengan hanya fondasi, karena dari ruangan di tingkat ataslah kita mendapat pemandangan terluas. Penebus yang hidup, yang sungguh milikku, adalah sukacita yang tak terungkapkan.
Selamat pagi semuanya selamat beribadah dan selamat,melayani
Happy Sunday
Selamat beraktivitas
Happy Ester
-
21 April 2019
The end of life
Matius 25:1 13
Karena itu, berjaga jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.
Matius 25:13
Tulisan kabur penuh metafora karya Michel de Nostradame meramalkan bahwa pada tahun 1999 akan muncul raja teror agung turun dari langit. Ramalan ini sampai menginspirasi dibuatnya film The End of Days. Tapi kenyataannya, kiamat ngga datang datang juga tuh, yang ada hanya film itu laku ditonton. Ramalan ramalan seperti ini sering muncul, bahkan ada yang diprediksi oleh orang orang Kristen yang salah dalam menaksirkan Alkitab.
Mari kita melihat apa yang dikatakan Tuhan Yesus tentang kedatangan Nya. Dia menggambarkannya dengan sebuah perumpamaan mengenai pernikahan. Dikisahkan ada sepuluh gadis, yang lima bodoh, yang lima lagi bijaksana. Kesepuluh gadis tersebut sedang menunggu kedatangan mempelai pria dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Tidak ada yang tahu pasti kapan ia akan datang. Budaya pada saat itu mengharuskan acara pembayaran yang dilakukan oleh mempelai pria kepada keluarga mempelai perempuan sebelum pesta pernikahan dimulai. Di saat itu akan terjadi tawar menawar, bisa berlangsung cepat, tapi bisa juga lama. Para gadis harus selalu siap sedia meskipun waktu penantian mereka akan belangsung sebentar atau lama. Akhirnya, tanpa diduga mempelai pria datang. Sama seperti Kristus yang akan datang pada saat Nya. Tidak ada yang tahu kapan dan tidak seorang pun diberitahukan mengenai kedatangan Nya.
Berkali kali Yesus mengatakan bahwa hari Tuhan itu seperti pencuri, hari Tuhan itu seperti hamba yang menantikan tuannya, yang dipikirnya tidak datang datang, tapi akhirnya datang juga. Jadi Kristus akan datang kembali itu pasti, tapi kedatangan Nya adalah sebuah misteri. Kapan waktu, tanggal dan jamnya, ngga ada yang tahu. Hari Tuhan adalah harinya Tuhan, hanya Tuhan yang tahu. Kita tidak perlu ikut ikutan memprediksikannya, Yesus tidak pernah memerintahkan itu. Intinya, apakah kita sudah siap saat Tuhan Yesus datang kembali ke dunia?
Apakah kita sudah sungguh percaya kepada Nya? Sungguh terlambat jika saat Yesus datang atau ajal menjemput, kita ternyata belum beriman kepada Nya. Kenyataan ini juga merupakan sebuah penghiburan dan pengharapan yang pasti, bahwa kita yang sudah ada di dalam Nya akan berjumpa dengan Yesus satu hari kelak. Kedatangan Nya adalah pasti. Pastikan iman kita ada di dalam Nya.
Refleksi Diri:
Mengapa ada orang yang masih takut menghadapi kematian?
Apa tekad konkret Anda untuk berkarya bagi Kristus selama masih diberi kesempatan?
Selamat hari Paskah kawan² di dalam Tuhan
-
24 April 2019
*SEMPURNA KARENA MEMILIKI PIKIRAN DAN PENDAPAT YANG SAMA.* (bacaan: 1Korintus 1:1-31)
*1 Corinthians 1:10* (KJV) Now I beseech you, brethren, by the name of our Lord Jesus Christ, that ye all speak the same thing, and that there be no divisions among you; *but* that ye be *perfectly* joined together in the same *mind* and in the same *judgment*.
(Sekarang aku menasihati kamu, hai saudara-saudara, demi Nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu semua mengatakan hal yang sama dan tidak ada perpecahan di antara kamu, *tetapi* kamu dapat disempurnakan dengan pikiran yang sama dan dengan pendapat yang sama.)
@. Kata: ".... *Tetapi* ..."( kata Yunani : "DE", berbentuk *adversatif* dan *bersifat luwes*, ) dipakai dalam artian:
- *Merakit* bagian-bagian dari suatu alat/mesin.
- *Merangkai* kembali tulang-tulang manusia yang dilakukan oleh seorang dokter.
- *Merajut* kembali jala yang koyak *(Markus 1:19)*
- *Menata* perbekalan sebuah kapal untuk dipakai dalam suatu pelayaran.
*Dipakai* juga oleh Paulus sebagai *diagnosa awal* dan *himbauan* agar jemaat dikorintus dapat menyesuaikan diri, dengan cara *menata, merajut* dan *merakit* kembali perpecahan yang ada, dengan tujuan untuk *erat bersatu*, supaya menjadi *utuh/sempurna*. Dengan *cara* menyatukan atau menyamakan *pikiran, pendapat* dan *perkataan* , karena Tuhan Yesus Kristus
@. Seorang *pemimpin Kristen* seharusnya dapat melihat *kemugkinan-kemungkinan* perpecahan dalam kumpulan orang percaya/gereja, yang sebenarnya *sudah lebih dulu* dapat *dikenali, diungkapkan*, dan kemudian *diarahkan* kembali kepada *pusat perhatian gereja*, yaitu Tuhan Yesus Kristus. *( Menejemen resiko)*
-Dengan *menyatukan* pikiran, pendapat dan perkataan karena Tuhan Yesus Kristus , sebenarnya *sudah dapat mematahkan* sumber perbantahan dan perpecahan. Karena pada dasarnya yang menjadi penyebab adalah *kesombongan* , dan hal inilah yang membuat mereka terpecah belah.
*KEANGKUHAN HANYA MENIMBULKAN PERTENGKARAN DAN PERPECAHAN.( Amal 13:10)*
alphet.renungan pribadi: 23/04/2019.
-
24 April 2019
#renungan
*IA BEGITU DEKAT*
Rabu 24 Apr 2019
_`Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka` (Luk 24:31)_
Dari perikop ini, dapat kita lihat bahwa Tuhan sudah menyatakan diri-Nya kepada para murid, tetapi hal ini pun tidak juga disadari oleh mereka. Hingga akhirnya, ketika Yesus mengulang kembali peristiwa perjamuan malam yang Ia adakan bersama mereka sebelum memulai kisah sengsara-Nya, para murid sadar dan mengenali bahwa yang ikut dalam perjalanan mereka adalah Yesus, Pribadi yang selama ini mereka perbincangkan dan mereka anggap `telah hilang`.
Mungkin, tanpa kita sadari, hal seperti ini juga yang kita alami. Pernahkah kita merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita atau Ia jauh dari kita? Jika `ya`, coba kita renungkan perikop ini. Dalam keseharian kita, sebenarnya Tuhan sudah begitu banyak menyatakan kehadiran-Nya bagi kita secara pribadi, hanya saja, kita sering tidak menyadarinya. Bahkan, saat berdoa pun, tidak jarang kita melantur dan tidak sadar bahwa Yesus sungguh ada dalam lubuk hati kita. Allah, yang sungguh bangkit dan mengasihi kita, tidak mungkin jauh-jauh dari kehidupan kita., bahkan Ia berada begitu dekat dengan kita.
Mari kita mohon rahmat Tuhan agar jiwa kita selalu tinggal dalam kasih dan hadirat-Nya:
Tuhan Yesus, tolonglah kami supaya selalu sadar akan kehadiran-Mu yang begitu dekat dalam hidup kami. Kami serahkan seluruh diri kami kepada-Mu, bimbinglah, dan tuntunlah kami setiap saat.
*_Sr. M. Marleine, P.Karm_*
Rabu 24 Apr 2019
Hari Rabu dalam Oktaf Paskah
Kis 3:1-10; Mzm 105:1-9; Luk 24:13-35
Sumber:
*Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"*
-
24 April 2019
TIDAK TIDUR DAN TIDAK LELAP
📖 Mamzur 121-122
.......✍Pdt. Faozi
Pada waktu ayah saya mengalami stroke dan harus di rawat di rumah sakit, sayalah yang diandalkan menjaganya. Waktu itu anak-anak masih kecil dan istri harus urus mereka. Tidaķ mudah menjaga orang sakit. Melelahkan dan tengah malam saya tertidur lelap. Saya tidak sadar papa saya sudah turun dari ranjang menuju toilet sambil bawa alat infusnya. Astaga....
Manusia bisa lelah dan terbatas dalam memberikan pertolongan. Tetapi Allah tidak. Itu sebabnya pemazmur berharap dan berkeyakinan teguh kepada Allah. Sebab Allah tidak pernah tertidur dan terlelap.
Siapakah yang kita harapkan dan andalkan ketika kemelut dan persoalan hidup datang menyerang? Manusiakah atau Allah.
Doa: Biarlah kami selalu mengandalkan Engkau ya Allah. Amin.
Mazmur 121:2-4 (TB) Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
Selamat berjuang
Jaga kesehatan.
🍮 SCRIPTURE EXPEDITION
Rabu, 24 April 2019