Pendalaman Alkitab Online
-
8 Juli 2019
BAPA TAHU YANG TERBAIK
Bacaan: 2Samuel 16:5-12
NATS: Mungkin Tuhan akan memerhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu (2Samuel 16:12)
Tidak seperti Daud dalam 2Samuel 16, kita cenderung ingin membalas dendam, membungkam pengecam kita, menuntut keadilan, dan membereskan segalanya. Akan tetapi, Daud berkata kepada mereka yang ingin membelanya, "Biarkanlah [Simei] dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhan yang telah berfirman kepadanya" (ayat 11).
Bagi saya, seiring dengan tahun-tahun berlalu, kita bertumbuh -- seperti halnya Daud -- dalam kesadaran akan kasih Allah yang melindungi. Kita menjadi tidak terlalu memedulikan perkataan orang lain tentang kita, dan justru semakin menyerahkan diri kepada Bapa kita. Kita belajar taat dengan penuh kerendahan hati pada kehendak Allah.
Tentunya kita dapat meminta lawan kita memberi alasan atas tuduhan mereka terhadap kita, atau kita dapat menyangkal dengan gigih jika mereka memfitnah kita. Namun, ketika kita telah bertindak semaksimal mungkin, satu-satunya hal yang tertinggal adalah menanti dengan sabar hingga Allah membenarkan kita.
Sementara itu, alangkah baiknya apabila kita menyerahkan perkataan mereka yang memfitnah kita pada kehendak Pribadi yang mengasihi kita dengan kasih yang tak terbatas. Kita perlu mengatakan bahwa segala hal yang diizinkan Allah untuk terjadi adalah demi kebaikan-Nya untuk diri kita atau orang lain -- walaupun hati kita hancur dan air mata kita bercucuran.
Apa pun yang dikatakan orang tentang Anda, Anda berada di dalam tangan Allah. Dia melihat penderitaan Anda, dan pada saatnya nanti akan membalas Anda dengan kebaikan. Percayalah kepada-Nya dan tinggallah di dalam kasih-Nya --DHR
DIPERLUKAN BADAI UNTUK MEMBUKTIKAN
TEMPAT BERNAUNG YANG SEJATI
-
9 Juli 2019
Santapan Harian
Berdoa sebagaimana Diajarkan Yesus
Lukas 11:1-13
Berdoa adalah berbicara kepada Allah dengan segala kerendahan hati, menyampaikan kerinduan hati, dan menanti jawaban yang sesuai dengan kehendak-Nya. Berdoa harus datang dari dalam diri dan bukan meniru gaya berdoa orang lain.
Ketika seorang dari murid-murid-Nya memohon supaya diajarkan berdoa seperti murid-murid Yohanes, Yesus mengajarkan doa yang lahir dari dalam diri. Doa itu lahir dari kedekatan hubungan dengan Bapa yang memahami dan menjawab doa. Doa bukanlah ilmu yang dapat dipelajari.
Mengapa berdoa penting? Karena doa merupakan kebutuhan mendasar yang lahir dari hubungan yang akrab dengan Bapa. Doa muncul dari iman. Doa membuktikan relasi hangat dengan Allah. Doa merupakan bukti cinta kepada Allah. Yesus pun menyediakan waktu untuk berdoa di dalam hidup dan pelayanan-Nya.
Apa saja isi doa? Nilai yang terutama dari doa yang diajarkan Yesus adalah relasi Allah dan manusia. Mengakui Allah dan Kerajaan-Nya yang kudus akan melahirkan kesadaran untuk memohon pengampunan-Nya, berharap kecukupan, dan melakukan penyerahan diri secara total (2-4).
Bagaimana sikap yang benar saat berdoa? Yesus mengajarkan sebuah prinsip sikap doa yang benar yaitu seperti seorang sahabat yang karena dekat dan akrab tidak canggung menyampaikan kebutuhannya kepada sahabatnya. Lalu si sahabat rela menolong (5-8). Demikianlah Allah, Ia pasti akan menjawab setiap doa yang dipanjatkan. Allah mendengarkan doa-doa karena Allah adalah Bapa dan pendoa adalah anak-Nya (11-13). Setiap bapak akan mencukupi dan memberi yang terbaik untuk keperluan anaknya.
Berdoa juga harus fokus dan konsisten. Hal ini seperti orang yang mencari sesuatu, atau mengetuk pintu (9-10). Mereka pasti akan mendapatkan, dan pintu akan dibukakan. Hanya mereka yang sungguh-sungguh berusaha dan konsisten akan mendapatkan apa yang dicari. Mari, nikmati doa dalam hubungan kita sebagai anak dan Allah sebagai Bapa.
Doa: Ya Tuhan, ajarlah kami berdoa. [IM]
-
10 Juli 2019
#renungan
*TUHAN MAU MENGIKUTSERTAKAN KITA*
Rabu 10 Jul 2019
_`Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan` (Mat 10:1)_
Tuhan Yesus memilih dan mengutus dua belas Rasul. `Rasul` mengandung arti `yang diutus`. Dalam arti tertentu, kita juga `rasul-rasul` Tuhan Yesus: kita dipilihNya untuk menjadi utusan-utusan-Nya mewartakan Kabar Gembira dan menyelamatkan jiwa-jiwa.
Seorang anak kecil melihat ayahnya dan kakak-kakaknya sedang sibuk membangun rumah. Ia berdiri dan mengamati mereka dengan penuh minat, tetapi ia tidak berani mendekat karena tahu dirinya tidak bisa melakukan pekerjaan mereka yang besar itu. Melihat ini, si ayah kasihan dan berkata, `Nak, tolong ambilkan ember kecil itu.` Ini dikatakannya tidak karena ia membutuhkan pertolongan anaknya. Ia bisa mengambilnya sendiri. Akan tetapi, karena cin-tanya kepada si anak, ia mau mengikutsertakannya dalam pekerjaannya. Bisa jadi, keikutsertaan si anak justru merepotkannya karena si anak sebetulnya tidak bisa apaapa.
Mungkin seperti itulah, Tuhan Yesus mengikutsertakan kita, manusia, untuk menjadi mitra kerja-Nya dalam karya penyelamatan-Nya. Ini dilakukan-Nya tidak karena Ia membutuhkan kita. Allah tidak membutuhkan apa-apa. Kerendahan hati dan kasih-Nya kepada kitalah yang membuatNya mengikutsertakan kita. Tidakkah seringkali kita lebih merepotkan Dia daripada membantu-Nya menyelamatkan jiwa-jiwa? Namun, Ia tetap memanggil kita semua untuk menjadi utusan-Nya, `rasul-rasul-Nya`, bahkan melengkapi kita dengan kuasa-Nya!
*_Fr. Flavianus Maria, CSE_*
Rabu 10 Jul 2019
Kej 41:55-57; 42:5-7.17-24; Mzm 33:2-3.10-11.18-19 Mat 10:1-7
Sumber:
*Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"*
-
11 Juli 2019
#renungan
*PERUTUSAN DALAM KEGELAPAN IMAN*
Kamis 11 Jul 2019
_`Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu` (Kej 45:5)_
Sebelum kita dilahirkan, Allah telah mempunyai rencana bagi kita. `Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku` (Yes 49:1b). Untuk apa kita dilahirkan ke dunia ini? Tidak lain adalah untuk turut serta dalam karya keselamatan Allah. `Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang ba-gi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi` (Yes 49:6b).
Itulah tugas perutusan kita sebagai pengikut Kristus. Walaupun dalam perjalanan hidup kita banyak hal yang terjadi yang tidak menyenangkan hati, tetapi menyakitkan dan menyedihkan, namun kita harus tetap berjalan dalam iman yang gelap. Ini berarti percaya seutuhnya kepada penyelenggaran Tuhan (bdk. Rm 8:28).
Kita dapat belajar dari kisah Yusuf yang dijual ke Mesir. Yusuf yang dibuang oleh saudara-saudaranya, difitnah oleh istri Potifar, dan dipenjara, meskipun tidak bersalah. Akan tetapi, Yusuf takut akan Allah dan melakukan yang benar di hadapan-Nya. Akhirnya, ia diangkat menjadi penguasa untuk menyelamatkan bangsa Israel.
Seharusnya penyerahan diri Yusuf secara total ke dalam penyelenggaraan Tuhan menjadi kisah iman kita juga setiap hari. Begitu pentingnya berpegang kepada Allah dalam seluruh kehidupan kita!
*_Sr. M. Louisa, P.Karm_*
Kamis 11 Jul 2019
Pw S. Benediktus, Abas
Kej 44:18-21.23-29; 45:1-5; Mzm 105:16-21; Mat 10:7-15
Sumber:
*Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"*
-
11 Juli 2019
_*🧡💝💚SHALOM ALEIHIM Saudara Saudariku n fam💙💖❤*_
_*KAMIS, 11 JULI. 2019.*_
*TIDUR DENGAN DAMAI*
_*Bacaan : I M A M A T 26 : 1-12*_
_Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya_
_Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman._
_*[ M A Z M U R 4 : 9 ]*_
*RENUNGAN FIRMAN :*
_Milikilah penyerahan diri penuh kepada Tuhan. Berserah kepada Tuhan berarti menempatkan kehendak Tuhan sebagai yang terutama, meminta petunjuk Tuhan jalan apa yang harus kita ambil di tengah pergumulan yang kita hadapi. Orang yang berserah kepada Tuhan melangkah dan bertindak sesuai kehendak Tuhan. Pada saat itulah Tuhan akan bertindak, menuntun kita kepada kemenangan dan memberikan damai sejahtera-Nya. *"Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang."* (Mazmur 37: 5-6). Kita akan mengalami damai sejahtera yang sejati jika kita selalu mengarahkan pandangan kepada Tuhan dan janji firman-Nya._ Seringkali kita kehilangan damai sejahtera karena kita terfokus kepada hal-hal yang tampak secara kasat mata, pikiran kita hanya tertuju kepada masalah. Celah itu dimanfaatkan Iblis untuk menanamkan benih-benih kekecewaan, ketidakpercayaan, keraguan, keputusasaan dan sebagainya. Iblis selalu berusaha mengalihkan arah pandang kita supaya pandangan kita tidak fokus ke depan, melainkan menoleh ke belakang dan mengingat-ingat masa lalu.
_Belajarlah seperti rasul Paulus: *"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."* (2 Korintus 4: 18), dan tetap mengarahkan pandangan ke depan (Filipi 3: 13-14)._
_*"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Filipi 4: 7*_
_*Dalam kehendak Allah saja kita*_ _*memperoleh*_
_*damai sejahtera.*_
*Apakah yang saya bagikan hari ini?*
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
_*Amin n Emmanuel*_
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
-
12 Juli 2019
#renungan
*BEKAL PERUTUSAN*
Jumat 12 Jul 2019
_`Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengahtengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. [`]. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu` (Matius 10:16.20)_
Ciri-ciri domba yang sejati adalah tulus, lembut, dan rendah hati. Yesuslah Sang Anak domba Allah yang saat ini mengutus para murid, termasuk kita, untuk menyelamatkan umat manusia di dunia. Tugas perutusan ini tidak dengan berkeliling dunia mewartakan Kerajaan Allah, tetapi Yesus mengutus kita ke tengah-tengah serigala.
Tahukah kita, apa yang disebut serigala itu? Binatang buas yang setiap saat bisa menerkam kita dengan gigigiginya yang tajam. Di zaman ini serigala-serigala tersebut bukan lain adalah mereka yang mempunyai tindakan, katakata, maupun pengajarannya, kejam, menyesatkan, bahkan bisa menganiaya dan membunuh sesama. Namun, Yesus telah memberi kekuatan dan akal budi untuk menjadi domba-domba yang cerdik dan tulus di tengah-tengah musuh-nya.
Imanlah bekal kita dan janji Yesuslah pegangan hidup kita. Imanlah yang senantiasa menguatkan langkah hidup kita untuk terus setia menjalankan tugas perutusan kita, tidak terpengaruh sikap-sikap serigala. Karena terbuka kepada bimbingan Roh Kudus, murid-murid Kristus dikuatkan, dilindungi, dan dijaga dari semua pengajaran yang menyesatkan. Mereka tidak takut menghadapi bahaya dan an-caman apa pun karena Roh Kudus menuntun mereka kepada kebenaran iman.
*_Sr. M. Jeanne, P.Karm_*
Jumat 12 Jul 2019
Pw S. Louise Martin dan S. Zelie Martin (P.Karm/CSE)
Kej 46:1-7.28-30; Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-40; Mat 10:16-23
Sumber:
*Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"*
-
12 Juli 2019
*BERPADANAN DAN BERPENGARUH*
(Filipi 1:1-30)
*Filipi 1:27 (TB)* Hanya, *hendaklah hidupmu berpadanan* dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,
@. Kata : *"... Hendaklah hidupmu berpadanan...." berasal dari kata *Yunani: "politheumai,"* memiliki *makna* harafiah: *"hidup sebagai warga kota sesuai dengan undang-undang yang berlaku di kota itu".*
Untuk konteks ayat ini berarti: *setiap orang* yang *percaya kepada Tuhan Yesus Kristus*, dikota Filipi adalah *warga* dari *"kota baru" Kerajaan Allah*, yang *diperintah* oleh Yesus Kristus sebagai raja, dan *Injil* sebagai undang-undang dasarnya. Maka orang percaya sebagai warga kota itu *wajib memadankan dirinya.*
- *Selain* wajib berpadanan sebagai warga kota kudus Allah. *Kata "politheumai"* juga *menekankan* pentingnya *pengaruh dari masyarakat Kristen di tengah-tengah masyarakat penyembah ilah lain,* supaya mereka juga *"merasakan"* dan *"mengenal"* Kristus.
@. Penggunaan kata "politheumai". Oleh Rasul Paulus ini *mengingatkan* kita pada *petunjuk* dari Rasul Paulus kepada jemaat dikota Efesus, bahwa mereka adalah *warga dari kota kudus Allah:*
*Efesus 2:19* (TB) "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan *sewarga dari orang-orang kudus* dan anggota-anggota keluarga Allah,"
Hal ini berarti sebagai orang percaya, kita harus *memadankan diri* Dengan *Injil Kristus*, sebab *kita* juga adalah "warga negara sorga" *(Filipi 3:20)*. Lebih dari itu, kita juga *harus memberikan pengaruh* kepada *setiap manusia* yang berada *didekat kita*, supaya *meraka* juga dapat *"merasakan"* dan *"mengenal"* Tuhan Yesus Kristus.
*KARENA KEWARGAAN KITA ADALAH DIDALAM SORGA, MAKA KITA JUGA WAJIB MEMPENGARUHI.*
-
15 Juli 2019
*MENYALIBKAN DAGING: ANTARA IMAN DAN PRAKTEK HIDUP.*
(bacaan: Galatia 5:1-26)
*Galatia 5:24* (TB) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, *ia telah menyalibkan daging* dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
@. Kalimat: *"...ia telah menyalibkan daging..."* Artinya orang yang benar-benar milik Kristus harus menjadi seperti Kristus, yaitu *ikut ambil bagian di dalam menyalibkan dagingnya*. Yang diwujudkan;
*1.) Dengan iman:* Yaitu setiap orang percaya *telah menyatu* dengan Yesus Kristus *di dalam kematian-Nya (Galatia 2:20).* yang membuat *kepastian* bahwa keinginan dagingnya *tidak berkuasa* lagi, sehingga *tidak boleh* mempengaruhi *orang percaya* untuk berbuat dosa.
*2).Dalam praktek hidup*: yaitu perlu adanya *penekanan* dan *perhatian khusus* untuk *mempraktekkan prinsip salib* dalam *kehidupan* orang yang sudah ditebus. Karena *daging dengan segala keinginannya* masih *suatu menjadi kenyataan* yang *senantiasa* ada didalam *tubuh* orang percaya *(Galatia 5:16, 17).* Sampai pada *akhirnya* orang percaya *(dengan pertolongan dan kekuatan dari Allah Roh Kudus)* membuat keinginan dagingnya menjadi *tidak berdaya lagi* (yunani: *katargeo*)
@. Adanya *praktek hidup* dan *iman* orang percaya yang *berhubungan* dengan keinginan daging, *dapat terjadi* karena *hidup oleh Roh* adalah *aturan* dari Allah yang *sudah mengaturnya* melalui sarana *karunia Roh*, ketika *kita menerima* Yesus Kristus sebagai *Tuhan* dan *juru selamat Pribadi.*
Tetapi *dipimpin* oleh Roh Kudus yang *dapat membuat keinginan daging tidak berdaya* adalah soal *pilihan pribadi,* dengan *cara* tetap *memilih* untuk *bergantung* dan *bertanya* kepada Roh Kudus, *Apakah yang Dia kehendaki untuk dilakukan pada setiap langkah hidup kita?*
-
15 Juli 2019
#renungan
*PERTOLONGAN YANG DAHSYAT!*
Senin 15 Jul 2019
_`Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi` (Mzm 124:8)_
Sr. Briege McKenna pernah mendoakan seorang penderita sakit ginjal yang kondisinya sangat parah: satu ginjalnya sudah diangkat dan yang satunya lagi bermasalah. Saat itu teman Sr. Briege, yaitu dokter yang menangani si sakit tersebut, menelpon Sr. Briege dan meminta dia datang ke rumah sakit untuk mendoakan, tetapi karena sesuatu hal ia tidak bisa datang dan hanya mendoakan via telpon. Singkat cerita, si sakit itu sembuh, tidak jadi dioperasi, dan ketika dicek ternyata ` ginjalnya ada dua dan utuh/sehat!
Ketika saya mendengar kisah nyata itu, saya kagum dan terheran-heran, `Bagaimana mungkin?` Keheranan saya sebetulnya mengungkapkan kecilnya iman saya: saya tidak sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan adalah Dia yang menjadikan langit dan bumi. Dia juga yang menjadikan kita! Apa susahnya buat Dia untuk membuat ginjal baru? Saya pun tersenyum, apalagi jika saya ingat bahwa bahan untuk membuat kita hanyalah debu tanah (bdk. Kis 2:7). Apa susahnya buat Dia?
Sebelum itu, saya merasa bahwa saya telah percaya bahwa Tuhanlah Sang Pencipta. Yah, ternyata level iman saya masih sangat dangkal, tidak sampai ke kedalaman hati dan budi saya. Ketika iman saya itu dihadapkan ke sesuatu yang konkrit (misalnya: parahnya kondisi si sakit itu), iman saya tak mampu menembusnya, tak mampu menerangi dan mengusir kegelapan yang ada. Jika kita sungguh percaya bahwa Penolong kita adalah Dia yang menjadikan langit dan bumi, takut apa?
*_Sr. M. Andrea, P.Karm_*
Senin 15 Jul 2019
Pw S. Bonaventura, UskPujG
Kel 1:8-14.22; Mzm 124:1-8; Mat 10:34-11:1
Sumber:
*Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"*
-
15 Juli 2019
*MEMBALAS CACI MAKI DENGAN MEMBERKATI*
Matius 5:39 (TB) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Saya mengenal seorg hamba Tuhan sdh cukup lama. Saya hampir tidak pernah melihat dia bersedih. Beliau selalu senyum dgn wajah yg meneduhkan. Kecuali saat istrinya meninggal, utk pertama kali saya melihat nya sangat berduka.
Hamba Tuhan ini adalah org yg sangat baik, namun msh tetap ada org-2 yg tdk menyukainya. Bahkan hamba Tuhan ini pernah dipermalukan di depan umum. Bukannya emosi / marah-2 utk membela diri, hamba Tuhan ini justru tersenyum (bukan sinis), justru dia membagikan makanan yg baru ia beli kpd org-2 yg merendahkannya. Mrk ada yg gengsi menerima makanan yg diberikan oleh hamba Tuhan itu, hamba Tuhan tetap memberi & berbuat baik sekalipun dia sdh direndahkan oleh org-2 yg sdh merendahkan dia. Sampai suatu ketika, mrk yg tdk suka dgn hamba Tuhan mulai menghilang satu per satu. Akhirnya mrk yg tdk mau berdamai dgn hamba Tuhan yg berbuat baik kpd mrk, satu persatu disingkirkan Tuhan. Bukan krn mrk semakin membenci, namun krn mrk dipermalukan & direndahkan Tuhan.
Memang didlm kita berbuat baik masih ada saja org yg tdk suka sama kita. Apapun yg sdh kita kerjakan yg baik, mungkin selalu mendpt caci maki. Jgn lekas-2 timbul amarah dlm hati. Jgn lekas-2 timbul dengki itu bisa merugikan diri sendiri. Sebaiknya cepat-2lah mengampuni & perkatakan hal-2 yg memberkati utk mrk, spy jgn hati kita sendiri jadi pahit sehingga menimbulkan penyakit, kalau kita tdk bisa mengampuni, dosa kita sendiri tdk diampuni (Mat 6:14- 15), berkat Tuhan pd kitapun bisa terhalang, & keselamatan jiwa bisa terhilang hanya gara-2 tdk bisa mengampuni (Gal 5:15).
MEMBALAS CACI MAKI DENGAN MEMBERKATI=MENIMPAKAN
MURKA ALLAH KEATAS ORANG YG MENCACI MAKI KITA (Rom 12:20).
-
15 Juli 2019
*PENDERITAAN SEBAB MEMBERITAKAN INJIL KRISTUS*
(bacaan:Kolose 1:1-29)
*Kolose 1:24* (T,B) Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan *menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus*, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
@. Kalimat: *"...menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus,..."*
Sudah *kepastian* Paulus *tidak pernah berpikir* bahwa ada orang yang *dapat menambah apapun* pada *jasa penebusan Kristus yang tersalib;* karena memang tidak ada kekurangan apapun/sempurna.
Oleh karena itu *janganlah dimaknai* bahwa penderitaan Rasul Paulus ditubuhnya adalah untuk *menambah* apa yang *kurang* pada *penderitaan Yesus Kristus* diatas kayu Salib, demi menebus dosa manusia.
Tetapi Paulus *menderita* dalam *daging/tubuhnya* karena *menggabungkan diri* dengan *"sengsara" Kristus dalam karya kerasulanNya, guna memberitakan Injil kepada segala bangsa. (Matius 28:19-20)*
Bahwa penderitaan Paulus karena memberitakan Injil yang *dapat disamakan* dengan *penderitaan* Yesus Kristus sendiri. Dapat *diperjelas* dengan *perkataan Yesus Kristus kepada Saulus* ( =Paulus sebelum bertobat), yang banyak "menganiaya" orang percaya. Seperti yang tertulis dalam kitab *Kisah Para Rasul 9:4-5* (TB):
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: *"Saulus, Saulus*, mengapakah engkau *menganiaya Aku?"* Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: *"Akulah Yesus yang kau aniaya itu.*
@. Harus disadari oleh kita bahwa setiap orang percaya dapat juga *mengambil* bagian dalam *sengsara Kristus*, ketika melakukan *pemberitaan Injil kepada manusia yang terhilang*.(Kisah Rasul 9:4: menganiaya pemberita Injil = menganiaya Yesus Kristus). Dan kita *patut bersukacita* karena *diberi kesempatan* untuk mengambil bagian dalam *penderitaan Kristus itu (Filipi 3:10).*
*BERITAKANLAH INJIL KRISTUS. TEPAT ATAU TIDAK TEPAT WAKTUNYA*
alphet.renungan pribadi: 15/07/2019.
-
16 Juli 2019
Renungan Harian
Bacaan: Amos 7:1-9
Setahun: Mazmur 120-131
Tali Sipat
Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Apakah yang kaulihat, Amos?" Jawabku: "Tali sipat!" Berfirmanlah Tuhan: "Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat di tengah-tengah umat- Ku Israel; Aku tidak akan memaafkannya lagi." (Amos 7:8)
Sebuah rumah dibangun dengan berbagai material seperti batu, batu bata, pasir, semen, besi dan sebagainya. Selain itu dibutuhkan juga berbagai alat, seperti cangkul, sekop, pahat, gergaji dan lain-lain. Akan tetapi ada satu alat kecil yang digunakan untuk menetapkan apakah tembok yang dibangun tegak lurus atau tidak. Alat ini disebut tali sipat, benang yang diberi pemberat untuk mengukur lurus atau tidaknya sesuatu. Tanpa tali sipat, pekerjaan konstruksi bangunan rumah niscaya menjadi lebih sulit.
Di dalam nas ini, ada tiga aktor penting. Pertama, Amos. Setelah mendapat penglihatan dari Allah, Amos tak lagi berani meminta agar Allah memberikan "pengampunan". Kekudusan Allah membuat Amos tak berani berkata-kata lagi. Aktor kedua adalah Israel. Mereka lemah, tetapi keras kepala dan gagal hidup sesuai standar kebenaran Allah. Aktor ketiga adalah Allah sendiri. Walaupun pada akhirnya Allah menjatuhkan hukuman kepada Israel, tetapi kesabaran-Nya tak terbantahkan. Dua kali Ia "menyesal" dan tidak jadi melaksanakan penghukuman-Nya. "Tali sipat" menjadi simbol bahwa Allah menghukum Israel secara adil, berdasarkan standar kebenaran-Nya.
Allah selalu mengukur umat berdasarkan standar kebenaran- Nya dan bukan tolok ukur lain. Tali sipat Tuhan adalah firman-Nya. Kita yang bengkok sudah "diluruskan" oleh anugerah keselamatan melalui kematian Yesus di kayu salib. Tetapi anugerah keselamatan Tuhan bukanlah surat pas yang membolehkan kita melenceng dari firman-Nya. Anugerah itu memberdayakan kita melalui kuasa Roh Kudus untuk bisa menepati standar kebenaran Allah. --ENO/www.renunganharian.net
TALI SIPAT ORANG KRISTEN ADALAH FIRMAN TUHAN.
-
16 Juli 2019
*Air Hidup*
Selasa, 16 Juli 2019
Baca: Yesaya 7:1-9
*TEGUHKAN HATI DAN TAK PERLU TAKUT*
”Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya.”_ Yesaya 7:4
Rasa takut dalam dialami oleh semua orang, tanpa terkecuali. Orang yang kaya, orang yang miskin, orang yang berpendidikan atau tak berpendidikan, orang yang berpangkat atau pekerja rendahan, orang yang tinggal di kota, di desa atau di lereng-lereng gunung, semua pasti pernah mengalami rasa takut dalam hidupnya.
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang dilanda rasa takut: permasalahan dalam rumah tangga, krisis keuangan, bencana atau musibah, sakit-penyakit yang tak kunjung sembuh, kegagalan dalam studi, ancaman atau intimidasi dari pihak lain, dan sebagainya. Hamba-hamba Tuhan, pelayan Tuhan, dan termasuk jemaat yang masih awam, tak luput dari rasa takut.
Elia, yang adalah seorang nabi yang diurapi Tuhan, juga dilanda rasa takut yang luar biasa ketika ia mendengar ancaman dan gertakan dari Izebel, ”...jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.”_ (1 Raja-Raja 19:2), maka ”...takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya;”_ (1 Raja-Raja 19:3).
Rasa takut yang demikian hebatnya sampai membuat Elia ingin mati saja. Padahal ia baru saja mendemonstrasikan kuasa Tuhan di hadapan umat Israel dengan berhasil membunuh 450 orang nabi baal di atas gunung Karmel. Syukurlah pada akhirnya Elia mampu bangkit kembali imannya setelah Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk menghibur dan menguatkan dia, serta memberinya makanan (roti bakar) dan sebuah kendi berisi air untuk diminum.
Ahas, sekalipun raja, ketika mendengar berita bahwa raja Aram hendak menyerang dan sudah berkemah di wilayah Efraim, hatinya dan ”... hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin.”_ (Yesaya 7:2).
Melalui hamba-Nya, Yesaya, Ia berfirman, ”Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut...”_ (ayat nas). Apa yang Saudara takutkan saat ini? Serahkan beban permasalahan Saudara kepada Tuhan dan imani setiap kebenaran firman-Nya.
*Tak perlu takut menghadapi apa pun, karena ada Roh Kudus yang selalu menyertai dan tak pernah meninggalkan kita.*
-
17 Juli 2019
*EMBUN PAGI*
_Rabu, 17 Juli 2019_
*Shalom, Selamat Pagi*
*_Matius 10:19 “Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga”_*
_‘Kak kenapa sih sampe umur 17th aku masih belum punya pacar?’, tanya seorang remaja sehabis ibadah minggu itu berlangsung. ‘Memang apa yang salah kalau tak punya pacar?’, tanya saya kepadanya. ‘Ya sedih aja masak yang lain sudah punya pacar sedangkan aku belom, sering juga aku dibully karena jomblo dan ga punya pacar‘ serunya tanpa jeda._
_Zaman sekarang anak usia 17 tahun jomblo sudah galaunya nggak karuan, padahal lulus SMA saja belum. Namun yang kita sadari adalah konteks pergaulan dan kebutuhan akan pengakuan status saat ini sudah berbeda jauh dari ketika kita remaja dahulu._
_Meskipun belum saat yang tepat, namun kebutuhan untuk diakui sudah melebihi kebutuhan yang sebenarnya._
_Firman Tuhan hari ini adalah agar kita tidak terlalu khawatir dan takut akan hal yang terjadi di masa yang akan datang._
_Hidup memang menawarkan banyak ketidakpastian, termasuk akan masa datang. Namun dalam masa depan yang tak pasti itu Tuhan meminta kita untuk tidak khawatir sebab Tuhan akan memberikan karunia pada saat itu juga._
_Sahabat Renungan Harian, tak ada alasan untuk khawatir jika kita menyerahkan hidup ini sepenuhnya kepada Allah. Kita khawatir karena terlalu mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam menghadapi hal-hal yang ada di luar kemampuan kita, mari serahkan kekhawatiran itu supaya hanya karunia dari Allah saja yang akan memampukan kita._
*_”Tak ada alasan untuk khawatir jika kita menyerahkan hidup ini sepenuhnya kepada Allah. Kita khawatir karena terlalu mengandalkan kemampuan diri sendiri.”_*
📖 *MULAILAH HARI INI DENGAN MEMBACA FIRMAN TUHAN!* 📖
*Have a Nice Day With LORD*
*GOD BLESS US*
-
18 Juli 2019
✝ Renungan Katolik *Bahasa Kasih*
_Kamis,_ *18 Juli 2019*
Kel 3:13-20
Mzm 105:1,5,8-9,24-27
Mat 11:28-30
*BERBEBAN BERAT*
_Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. -- Mat 11:28_
Selama kita hidup, masalah akan selalu ada.
Seringkali kita berdoa agar terhindar dari masalah. Namun kenyataannya, kita sering harus berhadapan dengan masalah dalam hidup. Kesedihan dan penyesalan adalah suatu kewajaran yang biasanya kita rasakan ketika kita merasa tidak dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan. Apalagi jika ternyata hal tersebut disebabkan oleh tindakan dan kesalahan kita di masa lalu.
Sebagai ilustrasi, kita ibarat pekerja yang bekerja di bawah proyek jalan layang. Masalah yang datang seperti kejatuhan pasir atau debu dari atas. Jika tiba-tiba, kerikil dan bebatuan yang mulai berjatuhan dari atas, kita pasti akan menghentikan pekerjaan dengan segera. Kita akan berusaha menghindar dan berdoa agar diluputkan dari hal buruk yang mungkin terjadi.
Namun refleksi dalam kehidupan kita, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Apakah kesalahan yang dilakukan orang lain dapat menjadi petaka bagi kita?
Semoga kita dapat bersiap dan apabila kita sedang berbeban berat, berada dalam situasi tertimpa sekalipun, kita selalu datang dan meminta pertolongan kepada Tuhan. (Md)
_Apakah saya selalu datang mencari pertolongan kepada Tuhan?_
*Salam Damai Kristus*
-
18 Juli 2019
*HATI YANG LETIH*
🎍🌸🎍🌸🎍🌸🎍🌸
Kamis, 18 july 2019
*BACAAN*
*Kel 3:13-20* – “Sang Aku’ telah mengutus aku kepadamu”
*Mat 11:28-30* – “Aku ini lemah lembut dan rendah hati”
*RENUNGAN*
1. *Datanglah kepada-Ku.*
Jika setiap hari kita berjuang melakukan apa yang secara moral benar, bahkan ketika orang-orang di sekitar kita mengambil jalan pintas, maka datanglah kepada Yesus. Jika kita terbebani oleh dosa-dosa yang mempengaruhi panggilan sebagai suami atau isteri, orang tua, teman, sebagai imam, biarawan atau biarawati, sebagai seorang Kristen …. , datanglah kepada Yesus. Jika kehidupan ini terasa tak wajar nan hampa dan Allah nampak jauh, datanglah kepada Yesus. Ia memanggil kita tidak untuk hidup dalam prinsip-prinsip yang tinggi luhur dan cita-cita yang mulia, tetapi untuk mengikuti Yesus. Hanya ketika kita datang kepada Dia, kita akan tahu peraturan yang diperlukan guna melindungi martabat kita sebagai anak Allah.
2. *Belajarlah daripada-Ku.*
Rasul Paulus menasehati umat di Galatia hidup merdeka dalam Kristus: “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan” (Gal 5:1). Kepada umatnya di Efesus, Rasul Paulus mengundang kita untuk menjadi hamba-hamba Kristus dengan melakukan kehendak-Nya dengan tulus hati (Ef 6:5). Menjadi seorang hamba berarti bahwa aku mengikuti kehendak orang lain yang lebih kuat daripada aku. Seorang yang menjadi hamba seksual, kesombongan, egoisme berarti dia membawahkan diri kepada setan yang lebih kuat daripadanya. Tetapi Yesus memanggil kita sebagai sahabat, bukan hamba (bdk Yoh 15:14-15). Menjadi “hamba” Kristus berarti mempercayakan kehidupan kita kepada-Nya secara bebas dengan maksud mengikuti ke mana saja Ia memimpin kita. Pengalaman menunjukkan bahwa Ia selalu membimbing kita menuju jalan kebahagiaan dan kepenuhan, bahkan ketika kita harus memanggul salib.
3. *Beristirahatlah dalam Aku.*
Beristirahat di sini bukan dalam arti berhenti bekerja dan berjuang, tetapi bermakna damai di hati, sukacita dan bahagia karena berada dalam Tuhan. Inilah istirahat yang kita rindukan. Terkadang kita ketemu dengan pribadi-pribadi yang memiliki pengalaman damai dan sukacita, kendati keadaan mereka yang kurang beruntung. Kristus tidak menjanjikan untuk mengambil beban-beban, pencobaan dan penderitaan kita. Tetapi jika kita mengenakan beban-kuk-Nya, jika kita mengikuti rencana-Nya, kehendak-Nya, kasih-Nya, Ia menjamin sukacita dan kebahagiaan kita. Jika Anda tidak pernah mengalami hal tersebut, mulailah hari ini. Berikanlah kepada-Nya apa yang kau ketahui dalam hatimu. Walau pun pada awalnya Anda terluka, namun dalam kuk Kristus, akan membawa kepada damai dan sukacita sejati.
🇮🇩MS🇮🇩
Salam Damai Kristus
-
18 Juli 2019
*Selamat pagi saudara*🐋
Hari ini Kamis, 18 Juli 2019.
Hari Kamis Pekan Biasa XV
*Mari Berdoa*🐋
Tuhan Yesus, bagaimana cara menghadapi hidup yang keras dan melelahkan? Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu agar aku memahami Sabda-Mu hari ini dan mampu hidup dengan penuh makna. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
*Bacaan Kitab Suci*📖
1. Kel. 3:13-20
2. Mat. 11:28-30
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)
*Memahami Injil*🐋
🐠Sekali peristiwa bersabdalah Yesus: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. *(Mereka yang mengandalkan kekuatan kebijaksanaan dan kepandaiannya sendiri di dalam hidup akan letih lesu dan berbeban berat. Mereka di undang oleh Yesus datang kepada-Nya. Yesus akan memberi kelegaan.)*
🐠Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." *(Kelegaan yang di beri Yesus bukan berarti melepaskan tanggung jawab menghadapi kehidupan di dunia ini termasuk mewartakan Kerajaan Allah, namun tetap menghadapinya dengan cara memikul kuk yang di pasang di pundak kita. Kelegaan itu didapat saat kita mempunyai pandangan bahwa tanggung jawab kita itu enak dan menyenangkan, menjalankannya dengan suka cita untuk mencintai Yesus. Selanjutnya menjalankan tanggung jawab itu meneladan Yesus yang rendah hati dan bekerja tanpa kekerasan, maka jiwa kita akan mendapat ketenangan.)*
*Merenungkan*🐋
🐠Para saudara yang terkasih, bila seseorang menjalani hidup tanpa tujuan hidup yang jelas, maka akan membuat kita terombang-ambing dan melelahkan tanpa tujuan.
🐠Bila kita mempelajari tulisan Teresa dari Jesus, tujuan hidup yang paling membuat manusia bahagia adalah Bersatu kasih dengan Allah.
🐠Bila kita juga menempatkan tujuan hidup itu untuk tujuan hidup kita; maka di dalam hidup ini kita akan menyelaraskan hidup kita dengan cita-cita ini.
🐠Hidup menurut teladan Yesus Kristus dengan menolak kejahatan, kekerasan dan hidup dengan jujur, rendah hati.
🐠Bila kita menghayati cara hidup Yesus, maka hidup dan hati kita menjadi tenteram, bisa bersaudara dengan semua orang tanpa sekat-sekat.
🐠Di dalam mencintai sesama manusia pun kita juga mempunyai motivasi mencintai Tuhan yang ada di dalam diri mereka.
🐠Maka pada saat setiap langkah kita di dalam hidup menemukan makna untuk mencintai Tuhan, maka hidup kita akan penuh. Hati tidak menjadi hampa. Kita menemukan kebahagiaan.
🐠Bagaimana dengan aku?
*Doa Permohonan*🐋
🐠Tuhan, tujuan hidupku sering aku letakkan pada uang, pamor, jabatan, rumah, sex dan sejenisnya. Itu semua membuat aku mengejar mereka namun hawa nafsuku tidak pernah di puaskan. Aku jadi lelah! Bantu aku Tuhan untuk mempunyai tujuan hidup yang tepat, bersatu kasih dengan Engkau Yesus, sehingga hatiku dapat Kau penuhi dengan cinta-Mu dan aku bahagia. Kami mohon....
*Hening*🐋
( Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus)
*Doa Penutup*🐋
Tuhan Yesus, Teresa dari Jesus mengatakan: Solo Deos Basta, hanya Tuhan saja cukup. Ia tidak melelahkan diri dengan mencari pemuasan diri, namun hanya terpusat mencintai Allah sehingga bahagia. Aku pun mau meneladaninya. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Tuhan sertamu – dan sertamu juga.
Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.
*Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.*
🐋🐠📖💟🙏🏼🐠🐋
🐛🐛🐛🔜🦋🦋🦋
*Teriring doa dari Karmel*
18 Juli 2019 diubah oleh ZEGA376
-
19 Juli 2019
. *KELUHAN YANG MEMBAWA KEPADA KESELAMATAN*
(baca:Mazmur 22:1-31)
*Mazmur 22:1* (TB) Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. (22-2) *Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?* Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
@.Kalimat: *"...Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?"* Adalah *pernyataan dari Roh Kristus,* yang ada *di dalam diri raja Daud*, untuk memberikan *kesaksian* dalam mazmur ini, dengan sejelas-jelasnya dan sepenuh-penuhnya mengenai *“segala penderitaan yang akan menimpa Kristus" (1 Petrus 1:11).*
-Yesus Kristus MENGELUH sebab *ditinggalkan* oleh Allah karena *Ia harus menderita* dan *terkutuk* sebagai *pengganti* orang berdosa dikayu salib *(Galatia 3:13)*, yaitu kita orang percaya yang kepadaNya.
@.Dengan *mengenang kembali* KELUHAN Yesus Kristus yang merupakan *ekspresi* dari *penderitaanNya*. Dan juga merupakan bentuk *solidaritasNya* terhadap *penderitaan manusia*, serta sekaligus sebagai *tanda kasihNya kepada manusia (Yohanes 3:16).*
Maka SANGAT PENTING UNTUK DITANYAKAN KEPADA DIRI KITA SENDIRI; *Apakah* bentuk *solidaritas* dan *wujud kasih* yang dapat *kita berikan* kepada umat manusia yang *menderita* karena dosa?
JAWABANNYA sudah *sangat jelas*. Yaitu BERITAKAN KABAR BAIK PENEBUSAN DOSA yang dilakukan oleh Yesus Kristus *kepada manusia lain yang sedang menderita akibat dosa.!*
-
19 Juli 2019
Santapan Harian
Mengubah Kebiasaan
Imamat 18:1-30
Peribahasa kuno mengatakan: "Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah." Peribahasa ini menyampaikan pesan bahwa pencapaian besar dalam hidup dimulai dari satu hal kecil. Misalnya, untuk memiliki tubuh yang sehat bagi penderita diabetes diawali dengan keberanian mengubah pola makan. Hal sederhana ini tidaklah mudah. Mengganti kebiasaan makan sering kali membutuhkan motivasi yang kuat. Penderita diabetes juga harus berani menolak setiap tawaran makanan dan minuman manis. Karena pilihan menaati ini, penderita diabetes dapat bertahan hidup.
Dalam teks hari ini, Tuhan menghendaki umat Israel mengubah perilaku seksual mereka. Mereka diperintahkan untuk tidak mengikuti perilaku yang sudah berurat akar sejak di tanah Mesir (3). Kebiasaan-kebiasaan yang dibawa dari Mesir dan Kanaan ini berupa perilaku seksual antara anak dan ibu (7), ayah dan anak (8), sesama saudara kandung (10), dan dengan binatang (23). Banyak bentuk relasi seksual yang sebelumnya dianggap wajar kini dilarang keras oleh Allah (27).
Perintah Allah ini secara keras dan ketat menuntut perubahan perilaku seks bangsa Israel yang sudah menganggapnya wajar selama ini. Diperlukan suatu revolusi untuk mengubahnya. Sebuah jalan ketaatan yang tidak mudah untuk dilakukan. Mereka tidak punya pilihan lain. Jika taat maka mereka hidup (5).
Inilah paradoks kehidupan dalam perziarahan iman Kristen. Ketika kita memilih untuk menjalani hidup yang nyaman namun berdosa, kita berakhir pada kehampaan. Sebaliknya ketika kita memilih jalan hidup yang benar namun penuh dengan pengorbanan, kita justru memperoleh kepenuhan hidup. Pikirkanlah kebiasaan yang kita anggap wajar selama ini, namun sesungguhnya tidak sesuai kehendak Allah. Bersediakah kita meninggalkannya? Maukah kita hidup dalam kebahagiaan hidup karena menaati kehendak-Nya?
Doa: Ya Tuhan, selama kami ada, bawalah kami masuk lebih dalam ke jalan damai sejahtera melalui ketaatan kepada-Mu, demi kemasyuran-Mu.[SB]
-
20 Juli 2019
Renungan Harian Sabtu,
20 Juli 2019:
*TUHAN YANG MENOPANG*
(Mazmur 119: 116)
Topanglah aku sesuai dengan janji-Mu, supaya aku hidup, dan janganlah membuat aku malu dalam pengharapanku.
Pemazmur sangat merasakan dan menyadari bahwa hidup setia dan melakukan semua perintah Allah sangat menolong dan menopang dirinya untuk semakin setia kepada Allah. Walau banyak tantangan hidup yang dialami oleh Pemazmur, namun ia mendapatkan kedamaian dan ketenangan hidup justru pada saat ia setia melakukan perintah Allah atau Taurat Allah.
Perintah Tuhan, Taurat Tuhan dan Titah-titah Tuhan adalah kesukaan dan kecintaan Pemazmur. Orang-orang yang bimbang hati dan orang-orang yang jahat tidak disukainya.
Semua yang dilakukan Pemazmur membuat dia tenang walau dia sadar bahwa hidup ini penuh dengan goncangan. Dia selalu menyandarkan bahkan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
Sikapnya itu bukan basi-basi atau formalitas belaka, namun ia lakukan dengan hati yang sungguh-sungguh karena ia yakin Tuhan pasti akan menolong dan menopang dia.
Musuh-musuh atau orang-orang yang tidak suka terhadap pemazmur tentu akan merasa senang melihat pemazmur menderita dan tidak memperoleh pertolongan Tuhan. Itu sebabnya dia juga berdoa meminta agar ia tidak mendapat malu dalam pengharapannya.
Seandainya saja Tuhan tidak hadir dan menopangnya, maka musuh-musuhnya pasti akan menertawakannya dan membuat pemazmur menjadi malu. Dengan tetap berpegang kepada perintah-perintah Tuhan, Tuhan pun akan selalu datang menolong dan menopang, sehingga dia tidak sempat mendapat malu.
Sebab itu marilah meneladani pemazmur, tekun melakukan perintah-perintah Tuhan, maka Tuhan pun akan datang menolong dan menopang kita, Amen.
Doa:
Ya Allah, kami ingin selalu setia kepada Titah-Mu, dan datanglah menolong dan menopang kami melakukan yang sesuai dengan kehendak-Mu, Amen
*SELAMAT PAGI*
*DAN*
*SELAMAT BERAKHIR PEKAN*
*(Pdt.Lundu HM.Simanjuntak-Pdt HKBP Ressort Cipayung Cilangkap-Jakarta Timur)*
-
20 Juli 2019
#renungan
*PENEGUHAN DARI SURGA*
Sabtu 20 Jul 2019
_`Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. [`] Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: `Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia` (Luk 9:29.35)_
Peristiwa Transfigurasi merupakan awal kisah sengsara Yesus. Selama ini Yesus telah berkotbah disertai banyak mujizat, tetapi Ia tahu bahwa bangsa Israel belum sepenuhnya bertobat. Sekalipun banyak mujizat dilakukanNya, bangsa-Nya tetap tidak yakin akan identitas-Nya sebagai Putera Allah.
Peristiwa Transfigurasi meneguhkan hati para murid yang tak lama kemudian harus menghadapi peristiwa kematian Yesus. Kehadiran Elia sebagai Bapa Para Nabi, dan Musa sebagai Bapa Orang Beriman, plus suara Allah Bapa sendiri menjadi saksi bahwa Yesus Kristus sungguh Putra Allah yang berkenan kepada Allah: `Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia `.
Kebahagiaan pengalaman Tabor menggambarkan kebahagiaan surgawi. Namun, jalan menuju kebahagiaan surgawi itu harus melalui peristiwa sengsara dan kematian. Iman kita seringkali goyah karena takut mengalami penderitaan. Sebagaimana Yesus berani meninggalkan puncak Tabor yang indah dan damai, serta pergi ke Yerusalem untuk menderita sengsara dan mati, kita pun dipanggil untuk bersaksi bahwa kebangkitan mulia dan kebahagiaan surga harus ditempuh lewat kurban. `Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita` (Rm 8:18), kata St. Paulus.
*_Fr. Dionysius, CSE_*
Sabtu 20 Jul 2019
Hari Raya Nabi Elia, Bapa & Pemimpin Ordo Karmel (O.Carm/P.Karm/CSE)
Kel 12:37-42; Mzm 136:1.23-24.10-12.13-15; Mat 12:14-21 atau; 1Raj 19:1-9.11-14; Mzm 15:1-2.5-6.8-11; 1Ptr 1:8-12; Luk 9:28-36 (ordo Karmel)
-
22 Juli 2019
*HARI KE 123, 22 JULI 2019*
*SUKA MEMBACA ALKITAB:*
*Ezr 1-2; Rm 7: 13–8:8; Maz 20; Ams 8: 1-9*
*FIRMANNYA MENUNTUN KITA*
*Amsal 8: 5*
*Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu.*
Ada pepatah yang mengatakan tidak akan ada habisnya orang belajar (mempelajari sesuatu). Tidaklah rugi bagi seseorang untuk mempelajari sesuatu. Tidak ada ruginya orang belajar menjahit, orang belajar membuat kue, belajar bahasa dan lain sebagainya.
Ada juga yang mengatakan bahwa pengalaman terkadang mengalahkan teori. Sebagai contoh seorang muda yang duduk di bangku SMK jurusan boga (memasak) belum tentu masakannya lebih enak dari seorang ibu-ibu yang lulus SD, sebab ibu tersebut sudah berpengalaman menambahkan garam, bumbu-bumbu dan bahan lainnya. Ketika memasak pun tidak semua pilihan bahan dan cara memasak tercantum dalam teori.
Demikian pula dengan kehidupan rohani, sekalipun kita merasa sudah mengerti tetapi bertumbuh dalam pengetahuan dan kebenaran dalam firman Tuhan harus terus kita kerjakan sebab apa yang kita ketahui hanyalah bagian-bagian yang telah kita lewati. Firman Tuhan tidak hanya menjelaskan hal-hal yang telah menjadi bagian masa lalu kita tetapi juga hal-hal yang akan menjadi masa depan kita. Mengenal Tuhan melalui firman-Nya seperti belajar tentang kehidupan yang tidak ada habisnya.
Belajar firman-Nya seperti sebuah pelita yang menuntun setiap langkah kita yang gelap. Sebab kita sendiri pun tidak tahu apa yang yang akan kita alami. Tetapi ketika pelita menyala saat kita melangkah maka kita dapat terhindar dari dosa menuju kepada jalan yang benar.
*Firman Tuhan adalah pelita dan terang bagi kita.*.
-
24 Juli 2019
Shalom
Sebelum tidur, Alone With God dulu yuk
Bisakah Anda Menyembah Tuhan di Mana Saja dan Kapan Saja?
23 Juli 2019
Bacaan Hari ini:
Mazmur 147: 7 "Bernyanyilah bagi TUHAN dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi!"
Mungkin Anda perhatikan bahwa musik dan cinta saling berjalan bersama, karena musik berasal dari hati. Musik bukan sesuatu yang Anda ciptakan atau mainkan hanya secara intelektual. Musik adalah sesuatu yang keluar dari jiwa Anda, dari emosi Anda.
Ada banyak lagu cinta di dunia ini. Bahkan, ada banyak stasiun radio yang hanya memutarkan lagu-lagu cinta saja. Tapi tahukah Anda bahwa ada lebih banyak lagu yang ditulis tentang Yesus Kristus dibanding tentang topik lainnya di dunia ini? Kekristenan merupakan iman yang bernyanyi. Mengapa? Sebab ini bukan tentang agama. Ini tentang hubungan cinta kasih — hubungan dengan Allah yang sangat mencintai Anda sehingga Dia mengutus Putra-Nya mati untuk Anda dan yang ingin Anda mencintai Dia kembali.
Mazmur 147: 7 mengatakan, "Bernyanyilah bagi TUHAN dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi!" Tak ada hal yang akan membuat Anda lebih merasakan kasih dan kehadiran Tuhan dalam hidup Anda selain dengan bernyanyi dan memuji nama Tuhan.
Anda mungkin berpikir, "Tapi Anda tidak mengerti. Saya tidak bisa bernyanyi." Alkitab mengatakan buatlah suara yang gembira. Saya tahu Anda pasti mampu melakukannya, sebab ketika Anda menonton pertandingan olahraga atau ketika seseorang menikah, Anda tentu akan membuat suara yang gembira. Jadi, keluarkan saja! Anda tidak perlu bernyanyi dengan nada yang benar. Anda hanya perlu membuat suara yang gembira.
Bisakah Anda menyembah Tuhan di luar gereja? Ya, tentu saja. Ibadah adalah ekspresi cinta Anda kepada Tuhan. Itu artinya Anda bisa memuji Tuhan di kamar mandi. Anda bisa memuji Tuhan di halaman belakang rumah Anda sambil memotong rumput. Anda bisa memuji Tuhan dengan mencuci piring. Anda bisa memuji Tuhan sambil mengemudi ke tempat kerja atau mengambil keputusan penting atau bermain golf. Anda dapat mengekspresikan cinta Anda kepada Tuhan di mana saja dan kapan saja. Dan itu artinya Anda bisa bernyanyi di mana saja dan kapan saja.
Renungkan hal ini:
- Pikiran-pikiran apa yang memenuhi pikiran Anda ketika Anda menyanyikan lagu-lagu di gereja? Di mana fokus Anda?
- Seberapa sering Anda menyanyikan rasa syukur dan cinta Anda kepada Allah? Setiap hari? Secara teratur? Kadang-kadang? Jarang?
- Apa saja hal yang bisa Anda gantikan dengan bernyanyi atau mendengarkan lagu puji-pujian sehingga Anda bisa ingat untuk lebih sering memuliakan Dia?
Bacaan Alkitab Setahun :
2 Tawarikh 30-31; Yohanes 18:1-18
Ingatlah Tuhan dimanapun Anda berada, jadikan NamaNya sebagai yang pertama kali Anda sebut disaat Anda membutuhkan pertolongan.
Selamat malam semuanya selamat beristirahat jangan lupa berdoa dan mengucap syukur dan jadikanlah doa sebagai makanan sehari-hari dan napas kehidupan,tetap semangat.
Jangan lupa besok Rabu.
Selamat rehat.
GBU.
-
24 Juli 2019
PENGEMPUNAN UNTUK MENYEMBUHKAN
Bacaan: Ezra 10
Jawabnya, "Tidak ada, Tuan." Lalu kata Yesus, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan mulai sekarang, jangan berbuat dosa lagi." (Yohanes 8:11)
Menyembuhkan dalam Kasih
Apabila seseorang mencuri dan tertangkap, apa yang akan terjadi padanya? Tentu saja, ia akan menerima hukuman. Untuk suatu kesalahan atau permasalahan, sering kali pemberian hukuman dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar. Hukuman dianggap memberikan efek jera, supaya pelaku tidak mengulangi perbuatannya. Benarkah hukuman membuat si pelaku jera? Benarkah hukuman benar-benar menyelesaikan masalah yang ada?
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mempunyai keinginan untuk memberikan hukuman kepada seorang perempuan yang kedapatan tengah melakukan zinah. Mereka hendak melemparinya dengan batu. Namun, cara ini tidak menyelesaikan masalah secara tuntas. Tuhan Yesus, sebaliknya, justru mengatakan bahwa barang siapa yang tidak berdosa, ia boleh melempari perempuan tersebut. Artinya, Tuhan Yesus hendak mengatakan bahwa memang benar setiap orang berdosa, tetapi tidaklah tepat jika kita menggunakan hukuman sebagai cara untuk menghentikan dosa. Bila diibaratkan bahwa dosa itu adalah penyakit, penyakit tersebut tidak akan dapat sembuh melalui hukuman. Hukuman malah akan membuat penyakit itu kian parah.
Pesan Tuhan Yesus di ayat 11 sebenarnya hendak menunjukkan kepada kita bahwa menyadarkan seseorang atas kesalahannya adalah cara terbaik untuk menyembuhkan seseorang, dan menunjukkan hidup yang sesungguhnya. Sikap untuk tidak menghukum tersebut menunjukkan bahwa kasih justru menyembuhkan dan memberikan kehidupan, bukan membunuh kehidupan.
SBB HUKUMAN SERING TIDAK MEMBERIKAN KESEMBUHAN,
TETAPI JUSTRU MEMBERIKAN KEMATIAN
-
24 Juli 2019
" EL-ROI KUNCI PEMELIHARAAN ALLAH !"
(Kejadian 16:13)
"Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya: "Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?"
Ketika kita bermasalah, kehadiran saudara seiman atau sahabat untuk mendengarkan keluh kesah kita merupakan hal yang indah.
Dari mereka, kita mendengar penghiburan berisi dorongan utk berdoa, memohon pertolongan TUHAN & meyakinkan kita bahwa TUHAN selalu menyertai kita dalam menghadapi semua masalah yang sedang kita dihadapi !
Namun, tidak begitu dengan yang di alami oleh Hagar !!
Sepertinya, Hagar tidak punya tempat untuk berbagi beban !!
Abram suaminya membiarkan Sara melakukan hal yang dianggap "baik" terhadap Hagar (Kej 16:6)
Sara menindas Hagar yang sebelumnya merendahkan Sara yang tidak bisa hamil !!
Ketika menghadapi tekanan dan tindasan tersebut, Hagar memilih lari jauh-jauh dari masalah yang amat menyiksanya itu !!
Dalam pelariannya, Malaikat TUHAN menjumpai Hagar !
Hal yang mengagetkan adalah :
Malaikat TUHAN justru memerintahkan Hagar kembali & membiarkan dirinya ditindas di bawah kekuasaan Sara !
Sebagai manusia biasa, tidak mudah bagi Hagar utk mentaati perintah tersebut !!
Kalau sudah bisa lari dari masalah, kenapa harus kembali lagi ke sumber masalah ??
Namun Hagar memutuskan untuk taat !!
Ketaatan inilah yang menjadi kunci datangnya Berkat & Jaminan Pemeliharaan Allah atas Hagar & keturunannya !!
Di Kejadian 16, ayat 10-12 ada :
Jaminan pemeliharaan ALLAH terhadap ketaatan Hagar !
Saat ini ALLAH mungkin sedang mengajar kita untuk taat meski dalam keadaan tertekan dan tertindas !!
Bahkan mungkin kita seolah dipaksa melakukan apa yang tidak ingin kita rasakan !
Tapi kiranya dalam keadaan tertindas & tertekan ini, kita mengalami bisa merasakan : Berkat & Pemeliharaan TUHAN seperti yg dialami oleh Hagar !!
Mintalah kepada TUHAN agar kita dapat : "melihat" ALLAH yang sedang melihat kita & dimampukan untuk tetap berkata :
"Engkaulah El-Roi, disini ku lihat DIA yang telah melihat aku"
Meskipun tertindas kita tidak akan kehilangan sukacita karena ALLAH sedang melihat keadaan kita !!
TAATLAH MESKI KEADAAN ANDA SEDANG TERTEKAN & TERTINDAS, sbab hal ini merupakan :
PINTU UNTUK ANDA DAPAT MERASAKAN BERKAT & PEMELIHARAAN ALLAH atas hidup anda !!
(Mazmur 119:71)
"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu"
Kiranya Kasih Setia TUHAN tetap menyertai kita !
Imanuel !!
Tuhan Yesus memberkati