Pendalaman Alkitab Online
-
7 September 2019
*ANAK BUNGSU = ORANG PERCAYA YANG TERHILANG, TETAPI TIDAK PERNAH DICARI.*
(bacaan: Lukas 15:1-32)
*Lukas 15:20* (ILT3) Dan setelah bangkit, *dia datang kepada ayahnya*; tetapi ketika dia masih jauh, ayahnya sudah melihatnya, dan dia digerakkan oleh belas kasihan, dan sambil berlari dia merangkul pada lehernya dan menciumnya.
@. Dari *pembacaan Injil Lukas pasal 15.* Kita dapat membaca bahwa:
- *Domba* yang terhilang *dicari* oleh sang gembala dan ditemukan *(ayat.4)*
- *Dirham* yang terhilang segera *dicari* oleh wanita pemiliknya dan ditemukan. *(ayat.9)*
- *Anak terhilang*, TIDAK DICARI oleh ayahnya, akan tetapi akhirnya *pulang sendiri kerumah ayahnya.(ayat.20)*.
*MENGAPA ALKITAB MENCERITAKAN DEMIKIAN?*
*1). Dirham yang terhilang* adalah GAMBARAN dari orang percaya yang *terhilang* dari KEPEMILIKAN Tuhan. Tetapi orang percaya itu TIDAK SADAR dan TIDAK MENGERTI bahwa dia *terhilang* dari *kepemilikan* Allah. Dan secara *otomatis* dia juga TIDAK TAHU bagaimana harus *kembali? Maka Allah mencari dia.*
*APLIKASI:*
Ada anggota jemaat yang *terhilang* dari kumpulan jemaat *tanpa dia mengerti* dan *tanpa dia sadari*. Dan *otomatis* juga dia *tidak akan dapat kembali kepada kumpulan jemaat*. Maka *gembala jemaat* HARUS MENCARI anggota jemaat itu.
*2).Domba yang terhilang* adalah GAMBARAN dari orang pecaya yang TAHU dan SADAR bahwa *dia terhilang* dari KUMPULAN orang *milik Tuhan*. Tetapi dia TIDAK *mampu* untuk *kembali sendiri*. Maka Tuhan yang *mencari* dia.
*APLIKASI:*
Ada anggota jemaat yang TAHU dan SADAR bahwa *dia telah terhilang* dari kumpulan jemaat Tuhan. Tetapi dia TIDAK MAMPU *untuk kembali* kepada kumpulan jemaatnya. Maka *gembala jemaat* yang HARUS *mencarinya* untuk dikembalikan kepada *kumpulan jemaat gereja*.
*3).Anak yang terhilang* adalah GAMBARAN dari orang percaya yang TAHU dan SADAR bahwa dia *memilih Keluar dari kumpulan orang percaya*. Dan dia MAMPU untuk PULANG/KEMBALI kepada kumpulan orang percaya. *Oleh sebab itulah Tuhan tidak mencari dia*.
*APLIKASI:*
Terkadang ada anggota jemaat dengan SADAR dia *telah memilih untuk keluar dari kumpulan jemaat*. Tetapi Gembala jemaat TAHU dengan PASTI bahwa *dia satu kali akan kembali sendirinya* kepada kumpulan jemaat , jika dia *memang mau kembali.* Maka *gembala jemaat tidak perlu untuk mencarinya*.
*GEMBALA YANG BAIK MENGENAL DOMBA-DOMBANYA DAN DOMBA-DOMBA MENDENGAR SUARA GEMBALA.*
-
10 Oktober 2019
*Aku benci dia dan tiada maaf baginya* .
Mungkin itu adalah kata yg pernah kita ucapkan pada seseorang yg paling kita benci.
Rasa benci yg terlalu dalam menjadikan kita menjadi Dendam.
Sifat duniawi berbeda jauh dengan Kristus.
Jika di duniawi kita kenal dengan kalimat
*Seribu kebaikan akan terhapus oleh satu kesalahan/keburukan.*
Sebanyak apapun kita melakukan kebaikan maka itu tidak akan berguna atau diingat lagi jika kita melakukan satu kesalahan.inilah sifat Iblis sang penguasa bumi yg sering kali mendikte manusia bahwa dia akan selalu disalahkan.
Maka tidak heran kenapa kita merasa serba salah.
Ironis nya, sikap seperti ini dimiliki oleh pengikut Kristus yg juga aktif dalam pelayanan dimana jika ada kesalahan seseorang maka kesalahan itu akan selalu diingat tetapi kebaikannya dilupakan .
Bahkan karena kesalahan tersebut seseorang menjadi benci dan berakhir menjadi Dendam.
Padahal Kristus mengajarkan untuk hidup dalam kasih.
Markus 12:31
*Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
*
Matius 5:44
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Terhadap Musuh saja kita harus bersikap mengasihi dan berdoa yg menganiaya kita. Kenapa kita sesama tubuh Kristus terjadi permusuhan dan kebencian ??
Nah,,, pastikan diri kita apakah kita benar benar telah lahir dalam satu tubuh Kristus dan Kristus lahir di dalam hati dan pribadi kita atau kita Dikuasai oleh iblis dan setan setan ??
Jangan biarkan kuasa si iblis dan setan setan pegikutnya menguasai hati dan pikiran kita.
Marilah kita hidup menurut dan Serupa dengan Kasih Kristus.
Allah tidak pernah sekali kali meninggalkan bangsa Israel sekalipun bangsa itu berulang kali telah membuat kesalahan yg luar biasa yg membuat Allah murka. Namun kasih setia-Nya kepada umat-Nya sungguh besar.
Sekalipun bangsa Israel itu keras kepala dan tegar tekuk, memberontak terhadap Allah. Allah senantiasa mengasihi umat-Nya dan mengingat akan perjanjian-Nya. Sekalipun manusia sering melupakan Allah.
Maka sangat bertolak belakang jika seorang pengikut Kristus membenci saudaranya bahkan dendam karena satu kesalahan yg diperbuatnya.
Sikap seorang murid Kristus. Kita dituntut untuk mengampuni.
Matius 18:21-22 (TB)
*Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.*
Ini bukan soal berapa jumlah kali pengapunan. Jika dijumlahkan sebayak 490 kali.
Namun bukanlah demikian. Tetapi kita diajarkan untuk hidup dalam Kasih Kristus.
Sudahlah kita mengampui sesama saudara kita ???
Doa :
Terima kasih Bapa atas Kasih Setia-Mu yg besar Bagiku sehingga engkau senantiasa mengingat akan kelemahan dan kekuragku yg berdosa ini. Kami datang kehadapan Tahta Kemuliaan-Mu untuk memohon agar kami diberikan kekuatan untuk mengampuni saudara saudara kami.
Hari ini kami sudah lepaskan pengampunan kepada saudara kami ( Sebut Namanya ). Curahkan kepada mereka berkat yg daripada-Mu dan satukanlah hati dan pikiran kami yg bersandar kepada-Mu.
Biarlah hubungan kami akan terjalin kembali dan menjadi satu tubuh di dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruslamat kami.
Sekalipun kami juga telah melakukan kesalahan kepada saudara kami juga. Kiranya Tuhan membuka pintu maaf kami darinya.
Curahkanlah kuasa urapan Roh Kudus kepada Kami. Dan ajarilah kami untuk hidup mengasihi. Ajari kami untuk mengampuni. Ajari kami untuk berbagi.
Agar kami layak disebut Anak anak-Mu yg Kudus.
Selimuti hati dan pikiran kami Dengan Darah Yesus Kristus Yang Maha Kudus.
Biarlah kuasa daripada - Mu yang berkuasa dan mengendalikan hidup kami.
Terima kasih Bapa.
Terima kasih Yesus.
Terima Kasih Roh Kudus.
Didalam nama Yesus Kristus kami Berdoa.
Amin.
🙏🙏🙏
-
10 Oktober 2019
BANGSA DI LUAR ISRAEL DIIBARATKAN SAMA SEPERTI ANJING OLEH SEBAB ITU KITA SANGAT MEMERLUKAN BELAS KASIHAN TUHAN YESUS
Matius 15:24-27 (TB) Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Apakah tanggapan saudara tatkala Tuhan Yesus menyatakan bahwa bangsa di luar Israel itu anjing alias orang-orang kafir?!
Demikian juga ibu ini, ia tidak menyangkal bahwa memang dirinya diibaratkan anjing. Walaupun diibaratkan seperti anjing, namun ibu itu berkata bahwa anjing itu pun berhak menerima remah-remah dari meja tuannnya.
Artinya anjing sekalipun berhak menerima belas kasihan.
Kita yg hidup dengan latar belakang bukan bangsa Israel, haruslah menyadari akan hal ini :
- Kita ini bangsa yg kafir yg perlu belas kasihan Tuhan Yesus
- Kita ini manusia yg kotor yg sangat perlu pembasuhan darah Kristus
- Kita ini manusia yg malang yg sangat memerlukan uluran tangan Tuhan Yesus
Hanya oleh kasih karunia sajalah kita menerima kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Tatkala kita menerima kasih karuniaNya maka buanglah segala kesombongan dan kebanggaan diri sebab kita adalah manusia yg berdosa yg memerlukan belas kasihan Tuhan Yesus.
Apakah saudara tersinggung, tatkala dikatakan anjing?!
Perempuan Kanaan ini dikatakan sama seperti anjing. Dan ia memang menyadari akan hal itu. Namun ia memiliki iman, meskipun diibaratkan seperti anjing namun anjing pun berhak makan remah-remah dari meja tuannya. Justru disinilah Tuhan Yesus melihat iman yg besar dari perempuan Kanaan itu. Sebab meskipun dirinya itu kotor, penuh noda dosa dan cela, ia pun sangat memerlukan belas kasihan dan keselamatan dari Tuhan Yesus Sang Roti Hidup.
Apakah tanggapan Tuhan Yesus terhadap perkataan perempuan Kanaan itu?!
Matius 15:28 (TB) Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
INGATLAH AKAN HAL INI, SIAPAPUN KITA, KITA ADALAH MANUSIA YANG KOTOR DAN BERDOSA, KITA SANGAT MEMERLUKAN BELAS KASIHAN TUHAN YESUS UNTUK MEMULIHKAN DAN MEMBERSIHKAN KITA DARI SEGALA KEKOTORAN DOSA.
AKU CINTA TUHAN YESUS...!!!
Gbu
-
11 Oktober 2019
*TULUS TANPA PAMRIH*
Bacaan: 2 Samuel 19:31-43
-------------------------------------------------------
Bacaan setahun: Zakharia 8-14
-------------------------------------------------------
Di jaman sekarang, sangat susah untuk mencari perbuatan yang tanpa pamrih. Sebagian besar perbuatan dibaliknya mengandung maksud atau pamrih dari perbuatan tersebut. Kalau tersimpan pamrih, dapat dikatakan perbuatan itu tidak tulus dilakukan. Orang mendukung dan menyanjung juga dilandasi interes pribadi. Dukungan itu sebetulnya demi diri sendiri bukan demi yang didukungnya.
Pada kisah hari ini kita juga dapat melihat orang Israel dan orang Yehuda, yang tadinya telah meninggalkan Daud dan berpihak kepada Absalom, berlomba-lomba untuk mengambil hati Daud yang telah menang dan kembali menjadi raja. Namun, bersyukur juga ada orang yang tulus seperti Barzilai. Barzilai, orang Gilead, yang telah menyediakan makanan bagi Daud dan pengikutnya pada masa Daud di Mahanaim, ketika sebagian besar Yehuda dan Israel meninggalkan Daud. Ia ternyata tidak mau mengikuti Daud ke Yerusalem untuk menerima kemuliaan dan upah. Dengan rendah hati ia mengatakan bahwa dia hanya berjalan sepotong jalan saja ke seberang sungai Yordan bersama-sama dengan raja dan tidak pantas menerima ganjaran dari raja. Ia menolak ganjaran untuk dirinya sendiri, tetapi malah memperjuangkan kepentingan orang lain.
Apa yang dilakukan oleh Israel dan Yehuda merupakan cermin dari apa yang sering terjadi dalam komunitas kita. Kita sering mencari muka kepada atasan untuk kepentingan diri sendiri. Perbuatan kita dipenuhi dengan pamrih. Marilah kita belajar tulus dalam segala sesuatu. Jauhi pamrih jika berbuat sesuatu, karena Tuhan sudah terlebih dulu mengasihi kita tanpa pamrih. --ENO
-------------------------------------------------------
SEPI ING PAMRIH, RAME ING GAWE
(BANYAK BEKERJA, TANPA PAMRIH).
-------------------------------------------------------
-
11 Oktober 2019
Renungan Pagi,
Jumat 11 Oktober 2019
FIRMAN ALLAH PENUNTUNMU
_*"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."_* Mazmur 119:105
Jika kita mau bekerja dengan bijak dan cerdas, hasrat manusiawi kita, sifat bawaan kita dan kecenderungan yang dibiasakan, harus dibawa ke bawah pengendalian kepemimpinan yang lebih tinggi dan leblh berwibawa daripada kemampuan manusia....
“Berhentilah melakukan kejahatan; belajarlah melakukan yang baik" Inilah pelajaran yang harus dipelajari setiap orang hari derni hari. Pelatihan terhadap diri sendiri yang lebih dahulu dilakukan. Pengaruh yang terlihat dari suatu kehidupan yang berintegritas ketat akan menjadi pendidikan berkelanjutan kepada orang lain. Mereka yang menahan diri dan dituntun oleh prinsip-prinsip moral dan keagamaan yang dengan sederhana terkandung dalam Firman Allah berjalan selaras dengan pikiran dan kehendak Allah, yang terlalu bijaksana untuk melakukan kesalahan dan terlalu baik untuk melukai kita.
Jika Anda ingin bijaksana, ikuti perintah hukum Allah. Firman Allah ada di tanganmu. Firman ini begitu sederhana sehingga tidak seorang pun mesti tersesat kecuali mereka membiarkan diri dituntun oleh pembawaan lahir mereka dan memupuk kecenderungan untuk melakukan yang salah. Penebusmu melawan godaan berbahaya dari lblis dengan perkataan, “Ada tertulis,” dan dengan perintah tegas, "Enyahlah dari hadapan-Ku Iblis.” Aku menasihatkanmu untuk menerima kelemahlembutan Firman yang tertulis, yang mampu menyelamatkan jiwamu. Firman Allah adalah tempat perlindunganmu. Menara kekuatan, di dalamnya Anda bisa berlindung dan aman....
Pencari kebenaran yang bersungguh-sungguh dan tulus tidak akan keliru menyangka kebenaran sebagai kesalahan. Firman Allah adalah roti kehidupan, yang darinya semua orang bisa ambil bagian dan memperoleh kehidupan kekal. Yang salah itu adalah kepalsuan dan penipuan. Mereka yang mengambil bagian darinya harus mengalami konsekuensi penderitaan, sebagaimana Adam dan Hawa di Eden. Menjadi keistimewaan bagi semua orang untuk menyelidiki dengan penuh doa, minat yang bersungguh-sungguh bagi kebenaran. Kebenaran adalah pohon kehidupan, daunnya dimakan oleh keluarga manusia untuk hidup.
Mereka yang mencoba menafsirkan Firman menurut pemikirannya sendiri, yang membacanya sejalan dengan pendapatnya, tidak akan pernah melihat kebenaran, dan akan mati dalam dosa-dosa mereka. Mereka yang memakan dari pohon terlarang menerima pendapat keliru dari iblis yang memutarbalikkan “Demikianlah Firman Tuhan,” dan kecuali mereka bertobat, maka mereka tidak akan pernah menggapai kehidupan yang serupa dengan kehidupan Allah. Sebagaimana halnya Adam dan Hawa, mereka menjauhkan diri dari pohon kehidupan, yang buahnya menghasilkan kekekalan....
Kita sedang hidup di tengah khidmatnya penghakiman. Jiwa kita mestinya djpenuhi dengan rasa kagum, karena kita berada dalam hadirat Allah terus-menerus. Masing-masing harus membuat keputusan bagi dirinya sendiri entah ia akan menurut dan hidup atau tidak menurut dan binasa.
Bagi mereka yang menurut, Firman Allah adalah pohon kehidupan. Firman keselamatan, yang sampai kepada kehidupan kekal.
-
12 Oktober 2019
#renungan
*`BERTEKUN` DALAM FIRMAN TUHAN*
☘🍒☘🍒☘🍒☘🍒
Sabtu 12 Okt 2019
_`Tetapi Ia berkata: `Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya` (Luk 11:28)_
Banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang berbahagia ialah orang yang memiliki jabatan, kekayaan, dsb., sehingga banyak orang terkurung dalam duka dan selalu mengeluh jika tidak memiliki semua itu. Akan tetapi, Yesus mengatakan bahwa yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya. Dengan kata lain, yang berbahagia ialah orang yang dalam batinnya firman Allah `bergema` setiap saat. Mengapa orang demikian berbahagia? Saat ia menghadapi kesukaran hidup, firman Tuhan menghibur dan mengingatkan bahwa dia tidak sendiri, Tuhan menyertai dan menopangnya. Saat dia tidak tahu harus berbuat apa, firman Tuhan menerangi dan menuntunnya. Singkat kata, apa pun situasinya, firman Tuhan menerangi, menuntun, dan menguatkannya. Kebahagiaan demikian tidak akan pernah dapat dirampas siapa pun, karena diletakkan pada Sabda Tuhan yang bersifat kekal.
Kadang-kadang orang yang baru mulai membaca Kitab Suci merasa sulit untuk memahaminya. Untuk itu, kami selalu mencantumkan cara membaca Kitab Suci di hal 1. Jika kita bertekun, kita dimampukan Tuhan untuk semakin peka terhadap sapaan-Nya dalam membaca firman-Nya. Selain membaca dan merenungkan setiap hari, `bertekun` juga berarti melakukan firman itu dalam tindakan konkrit kita setiap hari. Tantangan? Tentu ada, namun, rahmat Tuhan senantiasa mengalir untuk menolong kita dalam perjuangan kita sampai akhir.
*_Sr. M. Odilia, P.Karm_*
Sabtu 12 Okt 2019
Yl 3:12-21; Mzm 97:1-2.5-6.11-12; Luk 11:27-28
Selamat pagi😇
Salam damai
Selamat beraktivitas
-
28 Oktober 2019
Renungan Harian
Bacaan: Titus 2:1-8
Setahun: Lukas 17-18
Kedewasaan dan Kebijaksanaan
Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal. (Titus 2:6)
Kedewasaan sering kali dipandang hanya berdasarkan usia. Pandangan ini muncul karena anggapan bahwa dalam usia yang matang, dia akan menjadi pribadi yang dewasa, tenang dan bijaksana. Tetapi pada kenyataannya, usia tidak dapat menjamin kedewasaan seseorang.
Dalam pekerjaan pelayanan Titus, Paulus memintanya untuk juga hadir bagi sesamanya yang masih muda dan menasihati mereka untuk dapat menguasai diri mereka. Nasihat ini disampaikan dengan mengingat bahwa dalam budaya Yahudi, usia menjadi ukuran kedewasaan seseorang. Seseorang akan dianggap sebagai pribadi yang dewasa dan dihormati, apabila telah memasuki usia yang cukup. Sebaliknya, dia akan direndahkan apabila belum mencukupi usia dewasa. Melalui nasihatnya ini, Paulus hendak menunjukkan bahwa usia tidak menunjukkan kedewasaan seseorang. Akan tetapi, karakter seseoranglah yang dapat menunjukkan kedewasaannya.
Sikap tersebut terwujud dalam penguasaan diri, yang mengajak seseorang untuk tidak terbawa emosi sesaat dan terburu-buru dalam menyimpulkan sesuatu, melainkan selalu bersedia untuk mau mendengarkan dan melihat suatu hal terlebih dahulu. Dengan penguasaan diri, maka kedewasaan itu ditunjukkan.
Kedewasaan adalah sikap, yang harus ada dalam hidup kita. Dengan senantiasa berusaha untuk menguasai diri, maka kedewasaan itu akan mengalir dalam hidup kita. Karena kedewasaan itu bukan tujuan hidup yang harus ditunjukkan, melainkan sebuah sikap yang menjadi jalan hidup. --ZDP/www.renunganharian.net
KEDEWASAAN BUKAN UNTUK DIPERTONTONKAN,
MELAINKAN SEBUAH SIKAP HIDUP.
-
30 Oktober 2019
Kencan Dengan Tuhan
🍃🌻🍃🌻🍃🌻🍃🌻
Rabu, 30 Oktober 2019
Bacaan: Roma 8:28
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
Renungan:
😌
Seorang turis sedang berjalan-jalan di pasar tradisional orang-orang Indian. Para pedagang di sana menjajakan berbagai macam cendera mata. Di antaranya terdapat kalung dengan bandul gigi buaya, gigi harimau, gigi ikan hiu dan juga kuku beruang. Melihat hal itu semua, si turis lalu bertanya, "Apakah bandul-bandul kalung ini sangat bernilai bagi orang Indian?" Pedagang itu menjawab, "Oh tentu, bahkan lebih bernilai dari mutiara. Karena banyak orang bisa membuka tiram dan mengambil mutiaranya. Namun hanya orang yang berani menghadapi tantangan saja yang dapat mengambil gigi-gigi dan kuku binatang buas tersebut. Itulah yang membuat benda-benda ini memiliki nilai yang sangat tinggi, karena untuk mendapatkannya dibutuhkan sebuah perjuangan."
Hidup yang kita jalani saat ini memang penuh dengan tantangan. Akan tetapi justru oleh tantangan itulah hidup ini menjadi lebih hidup, lebih berwarna dan lebih bernilai. Namun banyak orang yang belum apa-apa sudah dikalahkan oleh tantangan itu sendiri. Mereka menyerah sebelum berusaha mengatasinya. Bila kita benar-benar perhatikan, sebuah tantangan akan membuat kita bekerja lebih bersemangat dan antusias dari pada bekerja dengan situasi yang nyaman atau biasa-biasa saja.
Hidup adalah anugerah dan tantangan, jadi nikmatilah keduanya. Jangan pernah menyesali hidup yang kita jalani karena beratnya tantangan yang harus dihadapi. Ingatlah bahwa tidak ada kesuksesan tanpa sebuah tantangan. Karena hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan kepada kita, namun hari-hari yang kurang baik juga dapat memberikan pengalaman bagi kita. Kedua-duanya memberikan arti dan kedua-duanya membuat kehidupan ini lebih bernilai. Jadi, semakin tinggi tantangan yang kita hadapi, maka akan semakin tinggi pula nilai kehidupan kita. Tuhan memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas setiap tantangan yang Kau izinkan terjadi dalam hidupku yang kuterima saat ini baik di tempat belajar maupun di tempat kerja. Bantulah aku untuk menerima setiap tantangan itu bukan sebagai hambatan tetapi sebagai cara dariMu untuk aku naik ke level kesuksesan yang lebih tinggi lagi. Amin. (Dod).
Salam Damai Kristus
-
30 Oktober 2019
Selamat malam dan selamat belajar Firman Tuhan
*Rabu,* 30 Okt. 2019.
*_Satu Sumpah_*
*Baca _Nehemia 5: 12, 13._ Mengapakah Nehemia mengucapkan kutuk terhadap mereka yang tidak menjunjung tinggi bagian perjanjian mereka?*
Meskipun para pemimpin setuju untuk mengembalikan apa yang telah mereka sita, *Nehemia tidak puas dengan kata-kata belaka.* Dia membutuhkan bukti kuat; karena itu, *dia meminta mereka bersumpah di hadapan para imam.* Tindakan ini juga memberikan keabsahan hukum jika nanti dia harus merujuk pada perjanjian tersebut.
Tetapi mengapa ia mengucapkan kutuk? *Nehemia membuat tindakan simbolik dengan menggenggam bajunya sendiri lalu mengebaskannya sebagai tanda kehilangan.* Dengan demikian, mereka yang melanggar sumpah ini akan, kehilangan segalanya.
▪ Adalah kebiasaan, mengucapkan kutukan untuk memberi kesan kepada orang lain pentingnya hukum atau aturan tertentu.
▪ Orang-orang juga kecil kemungkinan untuk melanggar hukum bila kutukan dikaitkan dengan pelanggaran hukum itu.
▪ Nehemia tampaknya merasa bahwa ini adalah masalah yang sangat penting sehingga ia *perlu melakukan sesuatu yang drastis agar lebih berhasil.*
*Apakah yang diajarkan ayat-ayat Perjanjian Lama berikut kepada kita tentang kesucian sumpah bagi orang-orang ini?* _(Bil. 30: 2; UI. 23: 21-23; Pkh. 5: 4, 5; Im. 19: 12; Kej. 26: 31)._
Pada akhirnya, *ucapan adalah karunia yang berkuasa yang diberikan Allah kepada manusia;* sangat berbeda dengan hewan. Dan ada kuasa dalam kata-kata kita, kuasa yang bahkan menentukan kehidupan atau kematian. Oleh karena itu, *kita perlu berhati-hati sekali dalam apa yang kita katakan, dalam apa yang kita janjikan, dan dalam komitmen verbal yang kita buat. Yang penting juga adalah agar perbuatan kita cocok dengan kata-kata kita.* Berapa banyak Orang yang telah menolak Kekristenan akibat orang-orang yang kata-katanya terdengar Kristen tetapi tindakannya tidak cocok.
*Pikirkan tentang berapa banyak dampak dari kata-kata Anda terhadap orang lain. Bagaimanakah kita dapat belajar untuk sangat berhati-hati dengan apa yang kita katakan, kapan kita mengatakan itu, dan bagaimana kita mengatakan itu?*
*Tuhan yang memberkati 🙏*
-
30 Oktober 2019
*MASUK MELALUI PINTU SESAK NAN SEMPIT*
🍃🌻🍃🌻🍃🌻🍃🌻
Rabu, 30 oktober 2019
*BACAAN*
*Rom 8:26-30* – “Bagi mereka yang mengasihi Tuhan segala sesuatu mendatangkan kebaikan”
*Luk 13:22-30* – “Ingatlah, ada orang terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan ada orang terdahulu yang akan menjadi yang terakhir”
*RENUNGAN*
😌
1.Sebuah pertanyaan yang menakutkan: “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Mereka bertanya demikian, karena mereka adalah sebagai Umat Terpilih, Umat Kekasih Tuhan dan pasti selamat. Kartu surga sudah di tangan. Yesus tidak secara langsung menjawab pertanyaan tersebut, hanya memberi nasehat: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” “Berjuanglah” merupakan kata kunci. Banyak orang gagal untuk masuk tetapi gagal, karena pintu sesak. Keanggotaan seseorang sebagai Umat Terpilih tidak otomatis sebagai jaminan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Undangan Allah terbuka untuk siapa saja, termasuk bangsa- bangsa yang tidak mengenal Allah. Kata-kata Tuhan “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” berlaku bagi siapa saja.
2.Siapa orang yang gagal masuk ke dalam Kerajaan Allah? Adalah mereka yang tidak menjadikan Yesus sebagai jalan secara serius, orang yang tidak berusaha sungguh-sungguh, orang yang begitu mencintai dunia ini melebihi cinta kepada Yesus. Sangat banyak orang akan gagal masuk ke dalam Kerajaan Allah. Bagaimana aku?
3.Jalan sesak dan sempit itu adalah Yesus: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat” (Yoh 10:9). Jalan Yesus adalah Jalan Salib. Melalui Salib, Yesus membuka jalan bagi kita untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Kita terus diingatkan: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” Jangan merasa cukup hanya menjadi Umat Allah yang suam-suam kuku, tidak panas dan tidak dingin, karena akan dimuntahkan.
🇮🇩MS,berkat.id🇮🇩
Salam Damai Kristus
-
30 Oktober 2019
Rabu, 30 Oktober 2019
*KEMUSAFIRAN HIDUP ORANG PERCAYA*
Ketika seseorang mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah, maka ia menempatkan diri sebagai musafir atau orang yang menumpang di bumi ini. Dari sejak masa kanak-kanak, banyak orang telah terdidik memiliki pola berpikir anak-anak dunia. Mereka merasa bahwa dunia inilah satu-satunya kesempatan dan tempat yang dimiliki manusia untuk dapat dinikmati dan menjalani kehidupan. Mereka berpikir bahwa tidak ada kehidupan lain selain di bumi ini. Dengan demikian, mereka tidak mengharapkan ada kehidupan lain yang lebih baik. Cara berpikir seperti ini juga ada dalam kehidupan banyak orang Kristen. Kalau cara berpikir seperti ini tidak diubah, maka mereka akan terpenjara di dunia dan tidak memiliki naluri sebagai musafir. Orang-orang Kristen seperti yang tersebut di atas juga tidak mau kehilangan kesempatan untuk menikmati dunia semaksimal mungkin. Demi menikmati dunia ini, mereka rela mengurbankan segala sesuatu. Bahkan pengiringannya kepada Tuhan pun tidak diperhatikan secara benar. Orang-orang seperti ini tidak berhasrat mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah dan hidup dalam pemerintahan-Nya.
Rasul Petrus mengatakan bahwa sebagai orang percaya di bumi ini adalah “pendatang dan perantau” atau orang yang menumpang di bumi ini (1Ptr. 1:17; 2:11). Oleh karena langkanya atau tidak adanya pemberitaan mengenai hidup kemusafiran, maka banyak orang Kristen memandang hal kemusafiran ini sebagai sesuatu yang sangat asing atau bahkan aneh. Hal ini terjadi karena sudah sangat lama orang Kristen tidak mendengar ajaran ini. Kalau orang percaya tidak memahami pokok pengajaran ini, sulitlah menjadi orang percaya yang mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah. Perpindahan orang percaya ke Kerajaan Surga bukanlah dimulai nanti setelah kematian, tetapi harus dimulai sejak sekarang selama masih hidup di dunia.
Orang yang tidak menjalani hidup kemusafiran dan memindahkan hati ke dalam Kerajaan Surga, tidak akan memiliki harta dalam Kerajaan Surga. Ini artinya tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Surga. Kebenaran ini harus mulai disuarakan dengan lantang sekarang; hendaknya telinga mendengar, setiap mata terbuka, dan setiap hati digetarkan agar jalannya yang sesat dikembalikan ke jalan yang benar menuju Kerajaan Surga. Selanjutnya, orang percaya harus mulai belajar untuk menghayati kehidupan sebagai musafir di dunia ini. Tanpa memiliki jiwa kemusafiran yang benar, seseorang tidak pernah memiliki iman seperti Abraham, berarti ia belum memiliki percaya yang benar kepada Tuhan Yesus.
Abraham sebagai bapa orang percaya, menunjukkan model imannya yang menjadi teladan bagi orang percaya. Orang percaya harus memiliki jiwa kemusafiran seperti Abraham. Dalam hidupnya, Abraham memberikan segenap hidupnya disita oleh panggilan-Nya untuk menemukan negeri yang Tuhan akan tunjukkan. Sampai mati ia tidak melihat realisasi dari janji itu, tetapi ia mengakui bahwa Allah setia. Ia hanya melihat dari jauh negeri tersebut. Hal tersebut tidak mengurangi penyerahannya kepada Tuhan yang memberikan janji itu. Proses kemusafiran atau proses memiliki hati sebagai musafir inilah yang Tuhan juga kehendaki agar orang percaya jalani. Dengan kerinduan Paulus yang sangat kuat menantikan kedatangan Tuhan, membangun jiwa musafir di dalam dirinya. Ia dapat menghayati apa artinya “bukan berasal dari dunia ini” seperti yang dikatakan guru dan Tuhannya (Yoh. 17:16).
Paulus sendiri menyadari bahwa ia adalah warga Kerajaan Surga (Flp. 3:20-21). Dengan ketidaktahuan bahwa Tuhan sebenarnya belum datang pada zamannya, menjadi cara Tuhan yang sangat efektif menjadikan Paulus sebagai model anak Allah yang berjiwa musafir di bumi ini. Pelayanan pekerjaan Tuhan bisa dikatakan sukses kalau anak-anak Allah memiliki jiwa musafir. Itulah tugas dan pekerjaan gereja; bagaimana merubah pola pikir jemaat yang duniawi menjadi pola pikir rohani sebagai musafir di bumi ini, dan menghayati bahwa mereka adalah warga Kerajaan Surga yang bukan berasal dari dunia ini. Menjadi orang Kristen yang berjiwa musafir seperti Abraham bukanlah karunia, melainkan pilihan; apakah mengarahkan hatinya ke Kerajaan Surga, atau dunia ini. Hal ini tergantung kepada masing-masing individu. Orang yang membiasakan diri mengarahkan hatinya ke Kerajaan Surga akan lebih mudah mengarahkan terus menerus sampai akhir hayat. Tetapi orang yang tidak mengarahkan hatinya ke Kerajaan Surga tidak akan mudah mengarahkannya ke sana, sampai tidak mampu mengarahkannya ke surga. Orang seperti ini tidak pernah bisa mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidupnya.
Sola Gracia 🙏🏻
-
31 Oktober 2019
Shalom.fam.selamat pagi
Selamat merenungkan FT
*Tanggal 30, Hari Rabu*
```BERSINAR DENGAN KECERMELANGAN```
╔═════ஜ۩۞۩ஜ════╗
📝 *Ayat Inti: Maleakhi 3 : 17*
╚═════ஜ۩۞۩ஜ════╝
_*"Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN Semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.*_
💝
Orang-orang Kristen adalah permata Kristus, dibeli dengan harga yang tak ternilai. Mereka harus bersinar terang bagi Dia, memancarkan terang kasih setia-Nya. Dan senantiasa mereka harus mengingat bahwa semua kilauan yang dimiliki karakter Kristen diterima dari Matahari Kebenaran.
*Kilauan permata Kristus tergantung pada gosokan yang mereka terima. Allah tidak memaksa kita untuk digosok. Kita dibiarkan memilih untuk digosok atau tidak.* Namun setiap orang yang dinyatakan layak mendapat tempat di Bait Suci Tuhan harus berserah pada proses penggosokan. Ia harus mau agar ujung-ujung tajam dihilangkan dari karaktemya sehingga bisa terbentuk dan indah, pantas mewakili karakter Kristus yang sempurna....
Pekerja Ilahi menghabiskan sedikit waktu untuk hal-hal tak berguna. Hanya permata-permata berharga saja yang IA pelitur menyerupai barang istana; Dengan pahat dan palu IA menghilangkan sisi-sisi kasar, menyiapkan kita untuk mendapat tempat di Bait Suci Allah. *Prosesnya memang berat dan keras. Melukai harga diri manusia. Kristus masuk jauh ke dalam pengalaman sehingga manusia dalam kecukupan dirinya dianggap sempurna, dan membuang sifat meninggikan diri dari karakter.* IA menghilangkan permukaan yang berlebihan, dan menaruh batu itu ke roda pelitur, menekannya dengan kuat, sehingga semua kekasaran hilang. Kemudian mengangkat permata itu ke arah terang di mana Tuhan bisa melihat di dalamnya pantulan gambar-Nya sendiri, dan dinyatakan layak mendapat tempat di Bait Suci-Nya.
Diberkatilah pengalaman, betapapun kerasnya, yang memberikan nilai baru bagi batu itu, menyanggupkannya bercahaya dengan terang yang hidup!
Tuhan memiliki para pekerja yang akan dipanggil-Nya dari kemiskinan dan ketidakjelasan. Terlibat dalam tugas sehari-hari yang wajar, dan mengenakan pakaian kasar, mereka dipandang oleh manusia sebagai yang rendahan. Tetapi Kristus melihat di dalam mereka kemungkinan-kemungkinan tak terbatas, dan di dalam tangan-Nya mereka akan menjadi permata-permata berharga, bersinar terang di dalam kerajaan Allah. _“Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan"_ *(Maleakhi 3:17).*
✅ Pengetahuan Kristus yang sempurna tentang karakter manusia melayakkan Dia untuk berurusan dengan akal budi. Allah mengetahui bagaimana memperlakukan jiwa. IA tidak menghakimi sebagaimana manusia menghakimi. IA mengetahui nilai sesungguhnya dari bahan yang sedang diusahakan-Nya dalam melayakkan pria dan Wanita untuk posisi-posisi terpercaya.
𝕋𝕌ℍ𝔸ℕ 𝕄𝔼𝕄𝔹𝔼ℝ𝕂𝔸𝕋𝕀🙏🏻
-
31 Oktober 2019
#renungan
*ROH KUDUS MEMBANTU KITA BERDOA*
🎄💐🎄💐🎄💐🎄💐
Rabu 30 Okt 2019
_`Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan` (Rm 8:26)_
Dalam hidup ini mungkin kita seringkali tidak tahu apa yang Tuhan inginkan dan terlebih lagi sering kita menghakimi Tuhan dalam doa kita. Kita sering merasa bahwa Tuhan tidak mengerti kita, tidak mendengarkan kita, dan membiarkan kita sendiri, dll.
Kita diajak untuk menyadari bahwa Tuhan telah memberikan Roh Kudus, yaitu Roh-Nya sendiri bagi kita pada saat kita dibaptis. Roh Kudus adalah Pembela dan Penolong kita. Roh Kudus jugalah yang mengajarkan dan memberitahukan kepada kita rahasia doa, lalu menaikkan semua doa dan permohonan kita kepada Bapa, sekalipun doa itu hanya dapat kita ungkapan dalam hati.
Kita perlu berusaha semakin mampu dan rela mendengarkan bimbingan Roh Kudus. Kita perlu semakin memberikan ruang kepada-Nya untuk bekerja sebebasbebasnya dalam diri kita dalam segalanya, termasuk dalam hidup doa kita. Jika kita setia, Ia akan membawa kita ke hidup doa yang mendalam.
*_Sr. M. Laura, P.Karm_*
Rabu 30 Okt 2019
Rm 8:26-30; Mzm 13:4-6; Luk 13:22-30
Selamat pagi😇
Salam damai🤝🏽
Selamat beraktivitas
-
31 Oktober 2019
Thanks Zega utk renugannya
-
1 November 2019
Shallom
Selamat malam dan selamat belajar
*Kamis,* 31 Okt. 2019.
*_Teladan Nehemia_*
*Baca _Nehemia 5: 14-19._ Alasan apakah yang diberikan Nehemia untuk tidak menuntut “tunjangan (upah) gubernur”* _(Neh. 5: 18)_ *dari masyarakat?*
Nehemia kemungkinan besar menulis kisah dalam ayat-ayat ini setelah ia kembali ke istana Raja Artahsasta, setelah 12 tahun pemerintahannya di Yehuda. *Meskipun para bupati berhak menerima pendapatan dari rakyatnya, Nehemia tidak pernah menuntut hak ini, tetapi malah membiayai kehidupannya sendiri.* Ia tidak hanya membiayai diri sendiri, tetapi ia juga membiayai keluarganya serta seluruh istana. *Zerubabel, bupati pertama, adalah satu-satunya bupati lain yang namanya kita kenal.* Ketika Nehemia mengatakan *“bupati sebelumnya,” dia kemungkinan besar mengacu pada bupati antara Zerubabel dan dirinya sendiri.* Akibatnya, pada saat dia selesai dengan jabatannya di kantor, dia sangat mungkin kehabisan uang. Gantinya memperoleh kekayaan seperti yang diharapkan dari posisi bergengsi itu, ia mungkin kehilangan kekayaan dan harta benda. Nehemia itu orang kaya, itulah sebabnya dia dapat menyediakan makanan sehari-hari bagi banyak orang, dan dia murah hati dalam menyediakan banyak makanan untuk orang lain _(Neh. 5: 17, 18)._
Meskipun tidak sama dengan apa yang dilakukan Abraham setelah menyelamatkan mereka yang ditawan oleh bangsa-bangsa di sekitarnya _(lihat Kejadian 14),_ *apa yang dilakukan Nehemia di sini tetap mengungkapkan asas penting yang sama.*
*Baca _Nehemia 5: 19._ Apakah yang dia katakan di sana, dan bagaimanakah kita memahami hal ini dalam pengertian Injil?*
Apa yang kita lihat pada *Nehemia adalah contoh dari seseorang yang menempatkan Tuhan dan pekerjaan-Nya lebih utama dari keuntungan pribadinya sendiri.* Ini adalah pelajaran yang baik bagi kita semua, terlepas dari situasi khusus kita. *Sangat mudah untuk bekerja bagi Tuhan kalau itu tidak banyak merugikan kita.*
*Baca _Filipi 2: 3-8._ Dengan cara apakah, saat ini, Anda dapat menyatakan dalam kehidupan Anda sendiri prinsip-prinsip penyangkalan diri yang diungkapkan di sini?*
*Tuhan yang memberkati 🙏*
-
1 November 2019
Kencan Dengan Tuhan
🍃🍇🍃🍇🍃🍇🍃🍇
Kamis, 31 Oktober 2019
Bacaan: Yosua 1:9 "Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi."
Renungan:
😌
Condoleezza Rice, yang pernah menjadi menteri luar negeri AS, adalah termasuk dalam salah satu wanita paling berpengaruh di dunia. Ia adalah wanita pertama yang menduduki posisi penting sebagai penasihat keamanan nasional AS dan dijuluki The Warrior Princess. Ia lahir di Alabama pada 14 November 1954. Ayahnya seorang pendeta dan kepala sekolah. Saat masih kecil, rasialisme di wilayahnya masih sangat kuat. Ku Klux Klan, gang kulit putih yang membenci orang kulit hitam, mengebom gerejanya pada 15 September 1963 hingga seorang temannya berumur 10 tahun meninggal. Ia sangat terpukul dan berduka. Orang tuanya menasihati, "Satu-satunya jalan keluar dari diskriminasi rasial adalah pendidikan yang tinggi. Kamu harus 2 kali lebih baik dari anak-anak lain karena kita berkulit hitam."
Pada akhirnya Rice mendapat gelar Master dari University of Notre Dame dan gelar Ph.D dari University of Denver. Kesulitan yang dialami, tidak membuatnya menyerah, namun justru membuat semangatnya berkobar dan mendorongnya mencapai hasil yang terbaik.
Kita seringkali menanggapi kesulitan dengan sikap yang salah. Kita seringkali mengeluh, menyalahkan latar belakang kita, ataupun menyalahkan situasi dan orang lain. Kadang kita terpuruk dan tidak bangkit-bangkit. Yang terparah adalah jika kita marah dan kecewa pada Tuhan dengan berkata, "Kalau Tuhan mahakuasa dan mahakasih, mengapa ia membiarkan saya mengalami kesulitan ini?"
Condoleezza Rice bersikap benar terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga akhirnya ia meraih sukses yang diimpikan banyak orang. Jadi, mari kita juga bersikap benar terhadap setiap tantangan yang kita hadapi, karena sikap yang benar dapat mengubah tantangan menjadi keberhasilan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
🙏🏽
Tuhan Yesus, bukalah hatiku agar aku tidak terpuruk akan penyesalan hidup di masa lalu yang buruk. Sadarkan aku bahwa masa depanku indah bersamaMu. Amin. (Dod).
Salam Damai Kristus
-
1 November 2019
Renungan Katolik *Bahasa Kasih*
🍃🌻🍃🌻🍃🌻🍃🌻
_Kamis,_ *31 Oktober 2019*
Rm 8:31b-39
Mzm 109:21-22,26-27,30-31
Luk 13:31-35
*KASIH-NYA SELALU ADA*
_Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup....atau kuasa-kuasa, baik yang diatas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan Kita. -- Rm 8:38-39_
Baru-baru ini saya mendengar berita bahwa pemimpin pujian sekaligus penulis lagu rohani sebuah gereja mengundurkan diri dan mempertanyakan imannya. Seolah iman yang dipegangnya tidak cocok dengan ilmu pengetahuan dan logika nalar. Salah satu contohnya, tidak mungkin Tuhan mengirim milyaran orang di dunia ini ke neraka karena mereka bukan orang Kristen.
Bagi saya, beberapa kepercayaan yang pernah saya dengar memang kurang tepat, karena bertentangan dengan sejarah, ajaran rasul, dan nalar. Jadi menurut saya, kepercayaan bahwa milyaran orang akan masuk neraka tidak akan terjadi semudah itu, karena Allah adalah Kasih.
Mereka yang mempunyai kasih mempunyai sepercik cinta kasih Allah. Allah tidak menciptakan manusia untuk masuk neraka tentunya, karena Allah mengasihi manusia. Kasih Allah tidak akan dapat memisahkan kita dari-Nya, kecuali kita sendiri yang memisahkan diri atas kehendak bebas kita. Karena keputusan kita sendirilah akhirnya kita terpisah dari Allah.
Hanya Allah yang dapat menyelami hati. Kita tidak bisa menebak hati orang lain, karena itu tidak pantas kita memberikan penghakiman apapun soal hidup orang lain. Yang pasti, kasih-Nya selalu ada bagi kita. Marilah kita menyadari dan menerima bahwa Allah selalu mengasihi kita dan hiduplah senantiasa dalam kasih-Nya. (Aw)
_Sudahkah saya selalu berusaha untuk hidup dalam kasih-Nya?_
Salam Damai Kristus
-
1 November 2019
Mutiara Iman
☘🍇☘🍇☘🍇☘🍇
PADA HARI KETIGA
31 Oktober 2019
“Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai” (Luk 13:32)
Lectio
Rom 8:31b-39; Mzm 109:21-22,26-27,30-31; Luk 13:31-35
Seorang Bapak setengah tua ikut bernyanyi bersama kelompok Paduan Suara di Misa Natal dengan penuh semangat dengan suara BASSnya. Setelah misa selesai, dan waktunya untuk foto bersama, semua anggota Koor itu meminta Pak Thomas untuk berdiri di tengah mereka, dengan memakai topi Santa Klaus. Selesai berfoto, seorang Ibu berkata kepada temannya :
“Saya mau seperti Pak Thomas, yang selalu BERNYANYI untuk Tuhan, baik di gereja, Persekutuan Doa, maupun di Rumah Duka. Dan seperti beliau, saya juga akan melakukannya dengan sukacita sampai Tuhan memanggil saya.”
“Iya Von, Pak Thomas memang melayani Tuhan dan sesama secara TOTAL.” kata Ibu lainnya.
Hidup kita adalah melayani Tuhan dan sesama, sepanjang kita diberikan nafas kehidupan.
Oratio
Ya Tuhan, pakailah hamba-Mu sebagai alat untuk menunjukkan kasih-Mu. Amin
Missio
Marilah kita hidup dengan melayani Tuhan dan sesama untuk selamanya.
Have a Blessed Thursday.
-
1 November 2019
💚🌟💚🌟🌺💚🌟💚🌟
Renungan harian ;
Khamis ; 31/10/19.
💚🌟💚🌟🌺💚🌟💚🌟
📖Rom 8:31b-39
📖Mzm 109:21-22.26-27.30-31
📖Luk 13:31-35
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX
💚🌟💚🌟🌺💚🌟💚🌟
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus,
"Pergilah, tinggalkanlah tempat ini,
kerana Herodes hendak membunuh Engkau."
Jawab Yesus kepada mereka, "Pergilah, dan katakanlah kepada si serigala itu,
Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok,
dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Tetapi hari ini dan esok dan lusa
Aku harus meneruskan perjalanan-Ku,
sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.'
Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu!
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi kalian tidak mau.
Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi!
Tetapi Aku berkata kepadamu,
kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata,
'Terberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan'."
Demikianlah sabda Tuhan.
🌟💚🌟💚🌺🌟💚🌟💚
Renungan :
🌟💚🌟💚🌺🌟💚🌟💚
Karya Yesus sungguh karya keNabian.
Walaupun di ancam akan di bunuh oleh Herodes , Yesus tidak gentar bahkan tetap menjalankan Pewartaan yg sudah di rencanakan : "Pergilah, dan katakanlah kepada si serigala itu, Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Tetapi hari ini dan esok dan lusa
Aku harus meneruskan perjalanan-Ku,
( Luk 13:32 ).
Hal yg demikian juga masih sering terjadi disekitar kita dimana Suara KeNabian di dengungkan , saat kebenaran di suarakan di tengah ketidakadilan dunia maka yang datang lebih dahulu adalah ancaman kepada Sang Utusan.
Nasihat Paulus Menguatkan kita : "Jika Allah di pihak kita , siapakah yg akan melawan kita " (Rm 8:31).
Yesus Ingin kita semua memiliki keyakinan bahawa Allah selalu melindungi dan menyertai kita dengan Roh KudusNya.
Keyakinan akan Perlindungan Allah hendaknya menjadi pegangan dalam kita mewartakan suara kebenaran.
Takutlah hanya kepada Allah.
Bagaimana dengan kita?
🌟💚🌟💚🌺🌟💚🌟💚
Masuklah dalam keheningan.
💚🌟💚🌟🌺💚🌟💚🌟
Menyuarakan kebenaran memang memerlukan keberanian. Suarakanlah demi kebenaran.
Allah akan selalu melindungi orang yang menyuarakan Kebenaran yg daripadaNya.
💚🌟💚🌟🌺💚🌟💚🌟
H e n i n g
💚🌟💚🌟🌺💚🌟💚🌟
Marilah berdoa:
Tuhan Yesus , ampunilah aku kerana selama ini sering takut dalam menyuarakan kebenaran, aku begitu mudah takut akan ancaman. Pimpinlah aku dengan Roh KudusMu agar berani dan mampu menyuarakan kebenaran di tengah kesesakan dunia dan yakin akan perlin dunganMu. Sebab Engkaulah Tuhan dan Penyelamat kami.
Bapa Kami...,
Salam Maria...,
Kemuliaan...,
Amin.
💚🌟💚🌟🌺💚🌟💚🌟
-
1 November 2019
#renungan
*SAAT-SAAT UNTUK BERKEMBANG DALAM IMAN*
☘🍇☘🍇☘🍇☘🍇
Kamis 31 Okt 2019
_`Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?` (Rm 8:31)_
Saya ingat ketika saya masih kecil, cara saya beriman itu seperti burung beo. Orang mengatakan `begini`, saya akan percaya dan melakukannya. Kepercayaan saya hanya sejauh orang lain percaya, maka saya juga akan ikut percaya. Saya meniru iman orang lain. Namun, dalam perjalanan waktu iman itu terus bertumbuh.
Seringkali dalam kehidupan kita sehari-hari persoalan yang tak kunjung henti menjadikan kita akhirnya mulai percaya dan pasrah kepada Tuhan. Seperti pemazmur yang berseru, `Tetapi Engkau, ya Allah, Tuhanku, bertindaklah kepadaku oleh karena nama-Mu, lepaskanlah aku oleh sebab kasih setia-Mu yang baik!` (Mzm 109:21) Ketika kita sedang terpuruk dengan berbagai persoalan dan semua orang juga sudah tidak bisa diharapkan, pada saat seperti itulah biasanya kita akhirnya berlari kepada Tuhan. Tuhan menjadikan saat itu sebagai kesempatan agar kita mulai percaya hanya kepada-Nya.
Banyak sekali orang yang berkembang dalam iman, ketika mereka sudah melalui banyak peristiwa, mulai dari hal yang sederhana sampai pada persoalan yang luar biasa. Perjalanan iman tidak akan lepas dari suka-duka kehidupan yang membentuknya. Iman yang dimulai dari `diucapkan di mulut saja` berkembang sampai pada iman yang sungguhsungguh percaya dan berharap sepenuhnya kepada Tuhan, tanpa ada kebimbangan. Bagaimana iman Anda? Sudahkah Anda memanfaatkan saat-saat kehidupan Anda untuk berkembang dalam iman?
*_Sr. M. Brigitta, P.Karm_*
Kamis 31 Okt 2019
Rm 8:31-39; Mzm 109:21-22.26-27.30-31 Luk 13:31-35
Selamat pagi😇
Salam damai🤝🏽
Selamat beraktivitas
-
1 November 2019
Kamis, 31 Oktober 2019
*WAKTU MENGHADIRKAN KERAJAAN ALLAH*
Proses mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah ada di dalam perjalanan waktu yang terbatas. Orang percaya harus memanfaatkan waktu hidup yang singkat ini untuk mewujudkan pemerintahan Allah di dalam dirinya. Terdapat beberapa fenomena dari apa yang dilakukan oleh Tuhan Semesta Alam, yang membuka mata pengertian untuk menemukan hakikat Tuhan dan hukum yang ditetapkan-Nya. Bahwa Tuhan dalam mengerjakan sesuatu selalu dengan ketat menggunakan prinsip “proses bertahap.” Inilah hakikat Tuhan dan hukum kehidupan yang ditetapkan-Nya. Hakikat Allah dan hukum yang ditetapkan ini harus diperhatikan dengan serius. Tuhan Yesus pun dalam karya penyelamatan-Nya ada dalam proses bertahap. Yesus bertumbuh sebagaimana insan manusia. Yesus harus mengajar selama tiga setengah tahun, Ia harus mati di kayu salib pada waktu yang ditentukan oleh Allah Bapa. Ia harus naik ke surga dan orang percaya harus meneruskan karya keselamatan-Nya sampai ke ujung bumi. Injil harus sampai ke ujung bumi barulah Tuhan menyudahi sejarah dunia ini. Tuhan Yesus datang dalam waktu yang ditentukan oleh Bapa.
Dengan demikian, sangatlah jelas bahwa manusia tidak dapat dipisahkan dengan perjalanan waktu. Manusia sadar atau tidak sadar, ada dalam perjalanan waktu. Manusia harus tunduk kepada hukum perjalanan waktu, sebab tidak seorang pun yang sanggup menghentikan perjalanan waktu ini. Setiap orang harus tunduk kepada perjalanan waktu yang telah diarunginya. Waktu menjadi anugerah bagi orang mengisi waktu hidupnya secara bijaksana (Ef. 5:15-17); sebaliknya waktu menjadi kutuk bagi orang yang mengisi hari-hari hidupnya dengan tidak bijaksana. Firman Tuhan mengataakan, “Perhatikanlah dengan seksama bagaimana kamu hidup, jadilah bijaksana, jangan seperti orang bebal atau tidak bijaksana.”
Banyak kesempatan yang Tuhan berikan untuk mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah. Kesempatan tersebut seperti sebuah kendaraan yang membawa orang percaya kepada kebenaran Allah. Dalam Efesus 5:16, Firman Tuhan mengatakan, “… pergunakanlah waktu yang ada.” Waktu yang Tuhan sediakan akan menjadi sangat berharga, kalau digunakan untuk belajar bagaimana hidup dalam pemerintahan Allah. Waktu tetap berjalan, tidak ada yang dapat menghentikannya. Setiap orang terseret oleh waktu itu. Tetapi orang percaya tidak boleh terseret oleh waktu untuk mengerjakan hal yang sia-sia; tetapi sebaliknya, waktu harus diseret untuk mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah agar orang percaya hidup dalam pemerintahan Allah. Karenanya, sementara orang percaya ada di dalam perjalanan waktu, orang percaya mengarahkan diri ke tujuan yang benar, yaitu Kerajaan Allah (1Kor. 9:26). Waktu ini sangat singkat, artinya kesempatan untuk belajar mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah dan hidup dalam pemerintahan-Nya sangat terbatas. Oleh sebab itu, waktu yang sisa ini harus digunakan dengan baik.
Orang percaya diperhadapkan kepada momentum-momentum atau saat-saat yang sangat berarti untuk belajar mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah guna hidup dalam pemerintahan Allah. Oleh karena itu, harus disadari bahwa momentum-momentum tersebut sangat menentukan keadaan kekal seseorang; apakah di balik kuburnya akan hidup dalam pemerintahan Allah atau pemerintahan kuasa kegelapan. Kalau orang percaya menyadari hukum kehidupan ini—yaitu perjalanan waktu yang ketat—maka ia akan bersikap berhati-hati dalam menjalani hidup terkait dengan penggunaan waktu. Hukum tabur tuai juga berlaku dalam hal penggunaan waktu: Semua yang ditabur seseorang akan dituainya. Kalau Alkitab berbicara mengenai hukum tabur tuai dalam kehidupan orang percaya, sesungguhnya tidak terkait dengan uang atau berkat jasmani, tetapi menunjuk pada persoalan bagaimana mempersiapkan diri menuai kemuliaan bersama Kristus suatu hari nanti dalam Kerajaan-Nya. Dengan menyadari hukum ini, maka seseorang akan lebih cenderung tidak hidup ceroboh.
Kuasa kegelapan berusaha membuat banyak orang Kristen jatuh tertidur sehingga menyia-nyiakan waktu yang berharga untuk mendatangkan atau menghadirkan Kerajaan Allah guna hidup dalam pemerintahan-Nya. Dengan sikap hidup yang salah tersebut, tidak bisa tidak orang-orang tersebut menabur dalam daging, bukan menabur dalam roh. Dan hal ini membawa manusia kepada kebinasaan (Gal. 6:8). Kalau Alkitab menyatakan bahwa hari-hari ini adalah jahat, Tuhan mengingatkan orang percaya bahwa dunia yang jahat mencenderungkan manusia menabur apa yang jahat karena pengaruhnya. Oleh sebab itu orang percaya harus menjauh dari pengaruh dunia yang jahat tersebut. Orang percaya harus bangun dari tidur (Ef. 5:14-17). Kata “tidur” di sini adalah (Yun.) katheudo yang artinya jatuh tertidur (to fall asleep). Ini artinya tidak bermaksud untuk tidur, tetapi jatuh tertidur. Kalau orang percaya tidak berjaga-jaga, maka akan jatuh tertidur, artinya terlena sehingga menjadi mangsa kuasa kegelapan, terperangkap dalam kerajaan kegelapan.
Sola Gracia 🙏🏻
-
1 November 2019
Shalom.dan selamat pagi
Mari kita belajar Firman Tuhan
*Tanggal 31, Hari Kamis*
```KITA ADALAH OBJEK DARI KASIH YANG KEKAL```
╔═════ஜ۩•<۞>•۩ஜ════╗
📝 *Ayat Inti: Efesus 2 : 4, 5*
╚═════ஜ۩•<۞>•۩ஜ════╝
*“Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan."*
💝
*Hati yang berserah pada aturan Allah yang bijaksana, akan percaya pada hasil pemeliharaan-Nya.…* Godaan memang akan datang untuk mematahkan semangat, tetapi apakah yang diperoleh dengan menyerah pada godaan semacam itu? Apakah jiwa bisa dijadikan lebih baik dengan mengeluh dan bersungut-sungut tentang satu-satunya sumber kekuatannya? Apakah jangkar yang dilempar jatuh pada kedalaman yang memadai? Akankah itu kuat dalam keadaan sakit? Akankah itu merupakan kesaksian yang diberikan pada pemandangan hidup yang terakhir ketika bibir menjadi lumpuh dengan kematian? Jangkarnya kuat! *Aku tahu bahwa Penebusku hidup....*
Oh, Yesus yang amat baik, penuh kasih, panjang sabar, betapa jiwaku memuja-Mu! Agar jiwa yang merana, tidak pantas, tercemar dosa bisa berdiri di hadapan Allah yang kudus, sempurna dalam kebenaran Pengganti dan Penanggung kita! Takjublah, wahai semesta langit, dan terpesonalah, segenap bumi, karena manusia yang telah jatuh menjadi sasaran kasih dan sukacita-Nya yang tak terbatas. Ia bersukacita atas mereka dengan lagu-lagu surgawi, dan manusia yang tercemar dosa, yang telah dibersihkan melalui kebenaran Kristus, dihadapkan kepada Bapa bebas dari noda dan kotoran dosa, _“tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu”_ *(Efesus 5:27).* _“Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka?”_ _(Roma 8:33)._
Biarlah setiap jiwa yang lemah dan terguncang mendapat pelabuhan di dalam Yesus Kristus dan tidak berpusat pada diri sendiri sehingga ia hanya memikirkan kekecewaannya yang kecil serta gangguan pada pengharapan dan rencananya. Tidakkah korban rencana keselamatan mencakup segalanya? Jika Allah Yang Mahakuasa membenarkanku, _“Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus. yang telah mati"_ *(ayat 34).* Dalam keadaan-Nya yang sekarat Ia telah menyatakan kasih-Nya bagi manusia-cukuplah kematian bagiNya! Hukum menyalahkan pendosa dan menggerakkan dia kepada Kristus. *Allahlah yang membenarkan dan mengampuni.*
Iblis akan menuduh dan meminta izin untuk menghancurkan, tetapi *Allah yang membuka pintu perlindungan. Allahlah yang membenarkan dia yang memasuki pintu itu.* Kalau begitu bilamana Allah ada di pihak kita, siapakah yang melawan kita? Oh, kebenaran agung yang bercahaya itu. Mengapakah manusia tidak melihatnya? Mengapakah tidak berjalan di tengah cahayanya yang gemilang? Mengapakah semua yang percaya tidak membicarakan tentang kasih Kristus yang tiada banding?
Allah hidup dan berkuasa. *Semua yang diselamatkan harus berjuang dengan gagah berarti layaknya tentara Yesus Kristus; kemudian mereka akan didaftarkan dalam buku surga sebagai yang setia dan benar. Mereka harus melakukan pekerjaan Yesus Kristus, melakukan perjuangan iman yang baik.*
*T U H A N M E M B E R K A T I* 🙏
-
4 November 2019
#renungan
*CIRI HIDUP KRISTIANI*
Senin 04 Nop 2019
_`Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selamalamanya!` (Rm 11:36)_
Kita diciptakan untuk Allah. Dalam Dia kita hidup, bergerak, dan ada. Kita yang dahulu tidak taat kepadaNya sekarang telah diperbarui oleh-Nya. Sekarang kita telah menjadi pengikut-Nya dan taat kepada-Nya. Patutlah kita memuliakan Dia dengan seluruh ada kita. RancanganNya bagi kita adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan dan Dia memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (bdk. Yer 29:11).
St. Carolus Borromeus meneladankan ciri-ciri hidup Kristiani. A.l.: hidup melulu bagi Allah, rela berkorban, dan giat melayani sesama. Ia berhasil menyalakan api semangat Kristiani dalam hati umat untuk mencintai Allah. Mereka yang tidak taat kepada Allah menjadi taat kepada-Nya karena kemurahan dan kebaikannya. Mari kita meneladan dia dan membawa banyak jiwa kepada Allah melalui hidup kita.
Dalam Injil, Yesus memaparkan salah satu ciri hidup Kristiani yang baik, yaitu hidup yang `menjamu sesama`. `Menjamu` tidak hanya berarti mengundang atau mengajak makan ke sebuah pesta atau restoran. `Menjamu` berarti `menyuguhi` sesama dengan `makanan kasih`, yaitu kebaikan, kemurahan hati, penghiburan, dll. Yesus pun menggarisbawahi agar kita juga menjamu mereka yang `tidak mampu membalas jamuan kita`. Artinya, kita perlu menyuguhkan makanan kasih juga mereka yang tidak mampu mengasihi kita, mereka yang mungkin justru menyuguhi kita dengan kejahatan, kebencian, dsb.
*_Sr. Fransiska M., P.Karm_*
Senin 04 Nop 2019
Pw S. Karolus Borromeus, Usk
Rm 11:29-36; Mzm 69:30-31.33-34.36-37; Luk 14:12-14
Sumber:
*Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"*
-
4 November 2019
*MENGUNDANG ORANG LAIN UNTUK IKUT PESTA PERJAMUAN*
☘🌼☘🌼☘🌼☘🌼
Senin, 4 november 2019 St.corolus Borromeus
*BACAAN*
*Rom 11:29-36* – “Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua”
*Luk 14:12-14* – “Bila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta”
*RENUNGAN*
😌
1.Kebiasaan orang-orang Yahudi, dan kebiasaan kita juga, jika mengadakan pesta, lebih mengutamakan mengundang sanak saudara, teman dekat, dan orang-orang terpandang. Hal ini perlu untuk menjaga nama baik, menaikkan gengsi dan martabat.
2.Dalam Injil hari ini, Yesus ingin menggunakan pesta perjamuan sebagai lambang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah sebagai tempat perjamuan surgawi, bukan milik segolongan orang, tetapi milik semua orang, siapa saja, bahkan orang-orang miskin, cacat, lumpuh, dan buta. Tugas perutusan kita adalah membawa sebanyak mungkin orang, siapa saja, untuk ikut dalam perjamuan surgawi, dengan cara mengasihi mereka dengan rela dan tulus. Berkurban dan memberi perhatian terhadap mereka tidak akan mempermiskin hidup kita, justru memperkaya. Apa yang kita buat bagi mereka, sesungguhnya itulah yang kita buat bagi Tuhan. “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40).
3.Dalam praktek hidup sehari-hari, kita lebih mudah mengasihi orang-orang yang mengasihi kita, orang-orang yang dekat dengan kita. Di mata Tuhan, tindakan kita ini tidak memiliki nilai lebih sebagai anak-anak Allah. Nilai lebih sebagai anak-anak Allah bila kita berani cancut taliwanda membantu orang-orang kesrakat di sekitar kita tanpa pilih kasih. Kasih sejati itu selalu rindu untuk memberi tanpa ada keinginan untuk mendapatkan sesuatu. Siapkah aku?
🇮🇩MS🇮🇩
Salam Damai Kristus
-
4 November 2019
Swara Bersahabat
“Tidak Gampang
🌿🍒🌿🍒🌿🍒🌿🍒
Terpengaruh (2Tes 1:11-2:2)”.
2 Tesalonika 1:11-12 (TB)
11 Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,
12 sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
2 Tesalonika 2:1-2 (TB)
1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara,
2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
Ada ungkapan dalam bahasa jawa “ora gampang pinginan”. Artinya adalah tidak mudah terpukau, tidak tertarik, tidak mudah digoda l, diiming-imingi oleh keinginan-keinginan.
Keinginan kita, apapun itu seringkali menjadi godaan yang menarik yang dengan seketika tanpa pertimbangan untuk “DI-IYA-KAN”. Akibatnya adalah kita menjadi orang yang tanpa pertimbangan matang, tanpa kebijaksanaan asal iya.
Kita tidak berani mengatakan “TIDAK” atau “SEBENTAR DULU” untuk berbagai keinginan kita. Emosional dan spontanitas yang tanpa pertimbangan seringkali menjadi keputusan kita.
Dalam hal ini, perlu tau tentang nilai atau keutamaan luhur atau cita-cita baik yang mau dicapai. Kalau hal ini menjadi inspirasi maka akan bisa mempertimbangkan dengan berani apa yang mau diperjuangkan dari keinginan kita.
Berkah Dalem|flohartantapr|dikameagukung|03112019|
Salam Damai Kristus