Pendalaman Alkitab Online
-
8 Oktober 2016
Baca: Yohanes 4:7-15
4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.”
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
4:10 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”
4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?”
4:13 Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Sabtu, 8 Oktober 2016
Air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. —Yohanes 4:14b
Buku yang dapat Diminum
Karena di belahan dunia tertentu sebagian orang masih sangat sulit mendapatkan air minum yang bersih, sebuah organisasi bernama Water is Life mengembangkan sebuah bahan menarik yang disebut “The Drinkable Book” (Buku yang Dapat Diminum). Kertas dalam buku tersebut dilapisi nanopartikel perak yang bisa menyaring bakteri berbahaya hingga 99,9 persen! Setiap lembar kertas dari buku itu dapat disobek dan digunakan berulang kali untuk menyaring hingga 100 liter air dengan biaya hanya empat sen per lembarnya.
Alkitab juga merupakan Kitab “yang dapat diminum”. Di Yohanes 4, kita membaca tentang kehausan akan sejenis air yang khusus. Dalam kisah tersebut, perempuan di tepi sumur itu tidak hanya butuh dipuaskan dahaga fisiknya dengan meminum air yang bersih. Ia juga sangat ingin mendapatkan sumber “air hidup”. Yang dibutuhkan perempuan itu adalah anugerah dan pengampunan yang berasal dari Allah saja.
Firman Tuhan adalah Kitab terpenting “yang dapat diminum” karena firman itu menunjukkan Sang Anak Allah sebagai satu-satunya sumber “air hidup”. Orang-orang yang menerima air yang Yesus berikan akan memiliki “mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (ay.14). —Cindy Hess Kasper
Bapa, kami merindukan kepuasan sejati yang datang dari Engkau saja. Tolong kami membuang hal-hal yang membuat kami merasa hampa dan dahaga, dan gantilah dengan kepuasan dari air hidup yang Engkau berikan.
Yesuslah satu-satunya sumber air hidup.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 30-31; Filipi 4
-
8 Oktober 2016
Saturday, January 16, 2016
ORANG KRISTEN YANG ROHANI (1) LEMAH LEMBUT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Januari 2016Baca: Galatia 6:1-10
Saling membantulah kamu
6:1Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
6:2Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
6:3Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.
6:4Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.
6:5Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
6:6Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.
6:7Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
6:8Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
6:9Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
6:10Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
"Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar..." Galatia 6:1
Tak bisa dipungkiri selama kaki masih berpijak di atas bumi ini setiap hari adalah sebuah perjuangan. Kita berjuang agar tetap dapat move on di tengah pergumulan hidup yang berat. Kita berjuang melawan arus dunia yang sedang berjalan menuju kepada kebinasaan. "Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus." (Ibrani 2:1). Inilah pergumulan terberat yang harus dialami semua orang percaya yaitu bagaimana harus menjadi pribadi yang berbeda dari dunia ini. Mengapa kita tidak boleh serupa dengan dunia? Karena "...kewargaan kita adalah di dalam sorga," (Filipi 3:20).
Karena kewargaan kita adalah sorga kita pun dituntut memiliki kehidupan yang mencerminkan sebagai warga sorga, yaitu kehidupan yang rohani. Meski masih hidup di dunia, tetapi cara hidup kita tidak boleh duniawi, harus tetap rohani. Memiliki kehidupan yang rohani bukan berarti harus menjadi fulltimer terlebih dahulu atau masuk sekolah Alkitab; bukan berarti selama 24 jam kita harus terlibat dalam kegiatan-kegiatan rohani di gereja. Seseorang dapat dikatakan memiliki kehidupan rohani apabila orang lain melihat Kristus melalui hidupnya: "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:20). Ada beberapa ciri kehidupan yang rohani: 1. Memiliki roh yang lemah lembut. Lemah lembut adalah satu dari sembilan buah Roh yang harus dimiliki orang percaya. Lemah lembut berasal dari kata Yunani praus yang berarti kelembutan, kerendahan hati, perhatian, tidak kasar. Kata praus seringkali juga digunakan untuk menggambarkan perangai kuda yang sudah dijinakkan. Dengan kata lain orang yang lemah lembut adalah orang yang karakternya sudah diubah dan dibentuk oleh Roh Kudus dan firman-Nya, karena Tuhan Yesus adalah pribadi yang lemah lembut (baca Matius 11:29).
Seorang yang lemah lembut bukan berarti tidak tegas, lemah dan selalu mengalah. Lemah lembut berarti memiliki penguasaan diri dalam bersikap, tidak mudah terpancing emosi dan mampu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Sudahkan kita menjadi orang Kristen yang memiliki kelemahlembutan?
8 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
9 Oktober 2016
TUHAN: Gunung Batuku dan Penebusku
Minggu, 9 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
Mazmur 19-20
(1) Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.
(19-2) Langit menceritakan kemuliaan Allah,
dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;
(2) (19-3) hari meneruskan berita itu kepada hari,
dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
(3) (19-4) Tidak ada berita dan tidak ada kata,
suara mereka tidak terdengar;
(4) (19-5) tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia,
dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.
Ia memasang kemah di langit untuk matahari,
(5) (19-6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.
(6) (19-7) Dari ujung langit ia terbit,
dan ia beredar sampai ke ujung yang lain;
tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.
(7) (19-8) Taurat TUHAN itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan TUHAN itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.
(8) (19-9) Titah TUHAN itu tepat,
menyukakan hati;
perintah TUHAN itu murni,
membuat mata bercahaya.
(9) (19-10) Takut akan TUHAN itu suci,
tetap ada untuk selamanya;
hukum-hukum TUHAN itu benar,
adil semuanya,
(10) (19-11) lebih indah dari pada emas,
bahkan dari pada banyak emas tua;
dan lebih manis dari pada madu,
bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.
(11) (19-12) Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu,
dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.
(12) (19-13) Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?
Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.
(13) (19-14) Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar;
janganlah mereka menguasai aku!
Maka aku menjadi tak bercela
dan bebas dari pelanggaran besar.
(14) (19-15) Mudah-mudahan Engkau berkenan akan
ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN,
gunung batuku dan penebusku.
Doa mohon kemenangan bagi raja
(1) Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.
(20-2) Kiranya TUHAN menjawab engkau pada waktu kesesakan!
Kiranya nama Allah Yakub membentengi engkau!
(2) (20-3) Kiranya dikirimkan-Nya bantuan kepadamu dari tempat kudus
dan disokong-Nya engkau dari Sion.
(3) (20-4) Kiranya diingat-Nya segala korban persembahanmu,
dan disukai-Nya korban bakaranmu. Sela
(4) (20-5) Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kaukehendaki
dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan.
(5) (20-6) Kami mau bersorak-sorai tentang kemenanganmu
dan mengangkat panji-panji demi nama Allah kita;
kiranya TUHAN memenuhi segala permintaanmu.
(6) (20-7) Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya
dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus
dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.
(7) (20-8) Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda,
tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita.
(8) (20-9) Mereka rebah dan jatuh,
tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak.
(9) (20-10) Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja!
Jawablah kiranya kami pada waktu kami berseru!
•••••••••••••••••••••••••••••••••
Di tengah kehidupan yang penuh akivitas yang padat, pernahkah kita berhenti sejenak dan merenungkan hubungan kita dengan Tuhan? Setiap hari, sejak kita bangun pagi, pikiran kita sudah dipenuhi dengan berbagai rencana serta beban tanggung jawab yang harus kita tanggung, ditambah setumpuk informasi maupun pesan dan kabar dari berbagai sumber di handphone kita, yang sebagian menunggu respons kita. Akhirnya, hidup kita mengalir cepat, sehari demi sehari, tanpa kita sadari, sedangkan pengenalan kita akan Tuhan tidak pernah bertambah.
Bacaan kita hari ini (Mazmur 19) mengajak kita untuk merenungkan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, mulai dengan menyadari kehadiran Tuhan melalui alam yang melingkupi kita, langit yang menceritakan kemuliaan Allah, cakrawala yang memberitakan pekerjaan tangan-Nya, dan matahari yang bersinar dan menerangi dunia. Setiap hari, tanpa henti semuanya menyaksikan kebesaran Tuhan. Kemudian, pemazmur meng-ajak kita menyadari betapa berharganya Firman Tuhan (Taurat, peraturan, titah, perintah, dan hukum-hukum-Nya) dalam kehidupan kita, yang menyegarkan jiwa kita, memberi hikmat, menyukakan hati, dan membimbing kita untuk hidup dalam kebenaranNya. Pada akhirnya, pemazmur mengajak kita melihat hidup kita sendiri, menyadari perlunya hidup dalam pertolongan dan perlindungan-Nya. Semua hal ini menyadarkan pemazmur bahwa Tuhan adalah gunung batu dan penebusnya.
Merenungkan keagungan ciptaan-Nya mengingatkan kita akan Tuhan yang menjadi tempat perlindungan dan pertolongan yang paling aman. Merenungkan Firman-Nya mengingatkan kita akan penebusan-Nya yang ajaib dalam Kristus bagi kita serta kehadiran-Nya yang selalu menyegarkan jiwa kita [SS]
Mazmur 19:15
Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.”
-
11 Oktober 2016
Baca: Lukas 6:27-36
6:27 “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. —Lukas 6:36
Joshua Chamberlain adalah perwira yang memimpin pasukan Perserikatan pada hari berakhirnya Perang Saudara AS. Para prajurit yang dipimpinnya berbaris di kedua sisi jalan sambil menyaksikan pasukan Konfederasi yang telah menyerahkan diri berjalan di antara mereka. Satu ucapan yang tidak patut atau satu tindakan agresif dapat membuyarkan perdamaian yang telah lama diidam-idamkan itu. Lewat tindakan yang brilian sekaligus menyentuh hati, Chamberlain memerintahkan pasukannya untuk memberi hormat kepada lawan mereka! Tidak ada celaan atau makian—hanya ada senapan dan pedang yang diangkat sebagai tanda penghormatan.
Dalam pengajaran Yesus tentang hal mengampuni di Lukas 6, Dia menolong kita untuk memahami perbedaan antara orang yang telah dan yang belum mengalami anugerah Allah. Mereka yang telah menerima pengampunan-Nya haruslah tampil berbeda dari orang-orang pada umumnya. Kita harus melakukan apa yang dianggap orang tidak mungkin, yakni mengampuni dan mengasihi musuh kita. Yesus berkata, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (ay.36).
Bayangkan dampak yang terjadi bila kita menerapkan prinsip itu di tempat kerja dan di tengah keluarga kita. Jika suatu tanda penghormatan saja dapat membuat para prajurit berdamai kembali, terlebih lagi kuasa dari anugerah Kristus yang terpancar melalui diri kita! Kitab Suci memberikan bukti tentang hal itu lewat tindakan Esau yang menerima kembali sang adik yang pernah memperdayanya (Kej. 33:4), lewat pertobatan Zakheus yang penuh sukacita (Luk. 19:1-10), dan lewat gambaran seorang ayah yang berlari menyambut anaknya yang pulang kembali (Luk. 15).
Oleh anugerah Tuhan, kiranya kita dimampukan untuk mengakhiri kepahitan dan perselisihan kita dengan musuh kita. —Randy Kilgore
Tuhan, kami tahu bahwa pengampunan yang penuh kasih sanggup memulihkan hubungan yang rusak. Berikanlah kepada kami keberanian untuk mengakhiri perselisihan yang terjadi dengan mengandalkan anugerah-Mu.
Kemarahan pun sirna jika dibalas dengan anugerah.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 37-38; Kolose 3
Artikel Terkait:
Kerohanianmu Hanya Ilusi
Puluhan tahun berstatus Kristen ternyata tidak menjamin kualitas kerohanian seseorang. Kerap kesibukan akan hal-hal yang rohani bisa mengaburkan pandangan tentang kondisi jiwa yang sesungguhnya.
Apakah kerohanianmu nyata? Atau hanya ilusi?
Yuk ambil waktu merefleksikan kondisi diri dengan monolog yang berangkat dari pengalaman pribadi seorang anak muda ini.
-
11 Oktober 2016
Bebas dari Pikiran Busuk
Filipi 4:8 “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 103; Lukas 24; Yehezkiel 11-12
Saya dibesarkan di sebuah komunitas sosial ekonomi yang rendah. Hidup sungguh sulit selama tahun-tahun tersebut. Ayah saya adalah satu-satunya pencari nafkah dan ibu adalah ibu rumah tangga. Ayah saya bekerja keras untuk menafkahi keluarganya. Sangat sulit secara finansial selama hari-hari tersebut dengan anggota keluarga yang banyak. Oleh karenanya, dibandingkan dengan orang lain, saya selalu merasa kami diremehkan oleh Allah.
Pikiran saya tentang Tuhan begitu negatif. Saya merasa Dia berprasangka buruk dan memerhatikan orang lain lebih dari dia menyayangi saya dan keluarga saya. Dibandingkan dengan orang lain, saya merasa kita harus memiliki hal-hal yang lebih baik dalam hidup. Saya pikir Allah membedakan orang dan ras. Saya percaya Tuhan mengasihi orang lain lebih dari dia mencintai saya.
Ketika beranjak besar, saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi Haiti pada sebuah perjalanan misi. Sementara melalui daerah-daerah tertentu di sana, saya mengamati kondisi kehidupan beberapa orang. Beberapa ada yang tinggal di rumah-rumah yang dibuat dari jerami atau bahan lain buatan manusia tanpa dasar yang kuat dan beberapa hidup dalam daerah berhutan. Saya menangis selama perjalanan misi karena ini adalah kebangkitan besar bagi saya. Setelah melihat semua kemiskinan di Haiti, saya menyadari bahwa semua saya bertumbuh saya telah mengembangkan yang namanya "berpikir busuk."
Perjalanan misi ini membantu saya memahami selalu ada seseorang yang mungkin lebih menderita. Tuhan mengasihi orang-orang Haiti sebesar Dia mengasihi saya. Saya kerap membandingkan diri dengan orang lain, tidak menyadari bahwa banyak berkat Tuhan bagi keluarga saya. Kami memiliki lebih dari cukup dibandingkan dengan mereka yang ada di Haiti.
Tuhan adalah Tuhan yang setia. Pikiran saya tentang-Nya telah secara radikal berubah sejak perjalanan misi saya ke Haiti dan saat bertumbuh dewasa, saya mengerti Tuhan tidak membedakan orang. Dia membedakan iman. Saya teringat wajah pada keluarga-keluarga gembira di sana karena mereka memiliki cinta. Materi tidak membuat sebuah keluarga, tetapi cinta dan persatuanlah yang melakukannya; bahkan ketika kita tidak memiliki banyak materi, kita memiliki banyak cinta.
Jadi, ketika iblis menggoda Anda untuk membandingkan diri dengan orang lain dan mengarahkan Anda kepada pikiran negatif bahwa Allah tidak peduli atau tidak mendengarkan Anda, mulai renungkan hal-hal baik yang telah Allah lakukan bagi Anda dan mulai memuji-Nya. Seketika itu, cahaya akan meledak menghapus kegelapan dan kemuliaan Allah akan bersinar pada situasi Anda. Filipi 4:8 berbunyi, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Ketika kita berpikir tentang hal-hal baik yang telah dilakukan Allah, sukacita Tuhan akan timbul dalam hati dan ucapan syukur di bibir kita. Damai sejahtera Allah akan beristirahat di dalam hati kita. Baca 2 Korintus 10: 3-5 ketika pikiran-pikiran negatif mulai menyerang pikiran Anda. ”Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.”
Ada kekuatan jahat yang berusaha untuk menghancurkan, tapi kita harus membiarkan Roh Kudus membantu kita agar memiliki pikiran baru dan kudus setiap harinya. Musuh telah dikalahkan dan kita tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Tuhan itu baik bagi kita semua dan menginginkan yang terbaik untuk kita. Sebagai anak-Nya, kita harus memiliki pikiran Kristus. Bebaskan diri dari berpikir busuk dan marilah renungkan bagaimana Tuhan berpikir; serta, bertindaklah selayak anak-anakNya. Angela Mays
Tuhan tidak pernah merancangkan hal buruk kepada Anda dan karenanya jangan pernah sekali pun berpikiran negatif kepada-Nya.
-
11 Oktober 2016
MEMBUANG KESEMPATAN
[[Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. ]] (Galatia 6:10)
Seorang pemuda melamar putri raja. Lamarannya diterima jika ia berhasil memegang ekor salah satu dari tiga kerbau yang akan lewat. Muncul kerbau pertama yang berlari begitu cepat, si pemuda tidak sempat berbuat apa-apa. Kerbau kedua muncul, yang terlihat begitu beringas sehingga si pemuda mundur ketakutan. Tinggal satu kesempatan. Kerbau ketiga muncul, si pemuda tersenyum. Kerbau itu tampak jinak dan berjalan perlahan. Dengan sigap ia melompat ke arah kerbau itu untuk menangkap ekornya. Ups ... ternyata kerbau ketiga ini tidak punya ekor alias buntung. Musnahlah kesempatannya mempersunting putri raja.
Setiap saat di dalam kehidupan ini adalah kesempatan untuk melakukan perbuatan baik kepada orang lain, seperti dinasihatkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia. Rasul Paulus menyoroti dua hal di sini: memimpin orang ke jalan yang benar dengan lemah lembut dan menolong orang lain. Perbuatan baik ini dapat dimulai dari komunitas orang percaya hingga menjangkau lingkaran yang lebih luas. Itulah sebabnya Rasul Paulus menulis, ”Marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Ini bukan suatu sikap diskriminatif. Berbuat baik kepada semua orang tidak mungkin menjadi kenyataan apabila kita gagal memperhatikan mereka yang terdekat dengan hidup kita.
Perhatikanlah lingkungan di sekitar kita. Lakukanlah perbuatan baik sekarang juga. Janganlah menunda sebab penundaan sama saja dengan membuang satu kesempatan yang tampak di depan mata.
Amsal Hari Ini -- ( 11 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
12 Oktober 2016
MENGENAKAN KERENDAHAN HATI
Diterbitkan hari Rabu, 12 Oktober 2016 00:00
Ditulis oleh Agus Santosa
Baca: Kolose 3:5-17
Kolose 3:5-17Manusia baru
3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
3:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
… kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (Kolose 3:12)
Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 27-28MENGENAKAN KERENDAHAN HATI
Banyak orang berpendapat bahwa pakaian itu mengekspresikan kepribadian seseorang. Perempuan atau pria yang berpakaian rapi adalah pribadi yang rapi dalam bekerja. Orang menilai pakaian sebagai simbol prestise sosial. Tak heran kalau pakaian bermerek, modis, dan mahal merasuki masyarakat kelas atas. Tak terkecuali pakaian dinas, seragam militer, atau jas berdasi, itu semua memancarkan simbol kekuasaan di masyarakat.
Rasul Paulus termasuk orang yang memperhatikan pakaian. Ia menganalogikan sikap kita seperti pakaian. Kepada jemaat di Kolose, ia berpesan agar orang-orang pilihan Allah mengenakan belas kasihan, kemurahan, kelemahlembutan, dan kesabaran, termasuk “mengenakan kerendahan hati”. Paulus menggunakan kata mengenakan sebab, seperti pakaian yang membalut tubuh, demikianlah kerendahan hati membalut kehormatan, kebanggaan, dan harga diri. Tanpa kerendahan hati, harga diri segera menjelma menjadi keangkuhan, kesombongan, dan kecongkakan. Namun tanpa harga diri, kerendahan hati menjadi sikap apatis dan puas diri.
Mengenakan kerendahan hati artinya kita peduli terhadap kebutuhan, perasaan, dan kelemahan orang lain. Kita bisa menahan diri untuk tidak cepat menghakimi atau melabrak kesalahan orang lain. Kita tidak memegahkan diri dengan berdalih sebagai pihak yang benar dan jujur. Kita tidak mudah marah, dendam, atau pahit hati ketika dirisak, diperlakukan kasar atau tak senonoh. Itu semua tindakan yang dibalut oleh kerendahan hati. Akankah kita mengenakannya hari ini?—ASA
SETIAP HARI MENDEKATKAN DIRI KEPADA TUHAN
ADALAH CARA TERBAIK UNTUK MENCAPAI KERENDAHAN HATIAnda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria.
12 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
12 Oktober 2016
Rabu, 12 Oktober 2016
Peringatan!
Baca: 1 Samuel 25:1-12
25:1 Dan matilah Samuel; seluruh orang Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia di rumahnya di Rama. Dan Daud berkemas, lalu pergi ke padang gurun Paran.
25:2 Ketika itu ada seorang laki-laki di Maon, yang mempunyai perusahaan di Karmel. Orang itu sangat kaya: ia mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing. Ia ada di Karmel pada pengguntingan bulu domba-dombanya.
25:3 Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.
25:4 Ketika didengar Daud di padang gurun, bahwa Nabal sedang menggunting bulu domba-dombanya,
25:5 maka Daud menyuruh sepuluh orang dan kepada orang-orang itu Daud berkata: “Pergilah ke Karmel dan temuilah Nabal. Tanyakanlah keselamatannya atas namaku
25:6 dan sampaikanlah salam ini kepadanya: Selamat! Selamatlah engkau, selamatlah keluargamu, selamatlah segala yang ada padamu.
25:7 Baru-baru ini aku mendengar bahwa engkau mengadakan pengguntingan bulu domba. Adapun gembala-gembalamu yang ada dengan kami, tidak kami ganggu dan tidak ada sesuatu yang hilang dari pada mereka selama mereka ada di Karmel.
25:8 Tanyakanlah kepada orang-orangmu, mereka tentu akan memberitahukan kepadamu. Sebab itu biarlah orang-orang ini mendapat belas kasihanmu; bukankah kami ini datang pada hari raya? Berikanlah kepada hamba-hambamu ini dan kepada anakmu Daud apa yang ada padamu.”
25:9 Ketika orang-orang Daud sampai ke sana, berkatalah mereka kepada Nabal atas nama Daud tepat seperti yang dikatakan kepada mereka, kemudian mereka menanti.
25:10 Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: “Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya.
25:11 Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?”
25:12 Lalu orang-orang Daud itu berbalik pulang dan setelah sampai, mereka memberitahukan kepadanya tepat seperti yang dikatakan kepada mereka.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Ia orang bodoh— sama dengan arti namanya. —1 Samuel 25:25 BIS
Peringatan!
Peringatan-peringatan berikut dapat dibaca pada berbagai produk yang kita gunakan:
“Jangan dibanting!” (barang pecah-belah)
“Hanya dengan resep dokter.” (obat-obatan)
“Awas tersedak! Tidak disarankan untuk anak di bawah 3 tahun.” (mainan)Label peringatan yang cocok untuk Nabal bisa jadi adalah: “Awas! Orang bodoh pasti akan bertindak bodoh” (lihat 1Sam. 25). Nabal sedang tidak berpikir jernih ketika ia berbicara tentang Daud. Di tengah pelarian dirinya dari Saul, Daud telah membantu menjaga kawanan domba milik seorang kaya bernama Nabal. Ketika Daud mengetahui bahwa Nabal sedang menggunting bulu domba-dombanya dan mengadakan perayaan, ia mengutus sepuluh anak buahnya untuk meminta baik-baik makanan sebagai imbalan atas penjagaan yang telah dilakukannya (ay.4-8).
Respons Nabal terhadap permintaan Daud sangatlah tidak pantas. Ia berkata, “Daud? Siapa dia? . . . Mana bisa aku mengambil roti dan air minumku, serta daging yang telah kusediakan bagi para pengguntingku, lalu kuberikan semua itu kepada orang yang tidak jelas asal usulnya!” (ay.10-11 BIS). Nabal melanggar norma sosial dengan tidak mengundang Daud datang ke perayaannya, tidak menunjukkan rasa hormat dengan memaki-maki Daud, dan pada dasarnya mencuri hak Daud dengan tidak bersedia membayar upahnya.
Sebenarnya, kita juga memiliki sedikit sifat Nabal dalam diri kita masing-masing. Adakalanya kita bertindak bodoh. Satu-satunya cara untuk mengatasi sifat tersebut adalah dengan mengakui dosa kita kepada Allah. Dia akan bertindak dengan mengampuni kita, mengajar kita, dan memberikan kita hikmat-Nya. —Marvin Williams
Tuhan, adakalanya aku bersikap egois. Aku lebih mementingkan kebutuhanku daripada kebutuhan orang lain. Berikanku hati yang jujur dan berbelas kasih.
Hikmat Allah sanggup mengatasi keegoisan kita.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 39-40; Kolose 4
Artikel Terkait:
Ketika Tes Kepribadian Membuatku Kehilangan IdentitasApakah kamu seorang INTJ, ENTP atau ISFP? Jangan khawatir jika belum pernah mendengar singkatan ini. Sudah waktunya kita melihat kembali kelebihan dan kelemahan sebuah tes kepribadian.Baca kesaksian Gabrielle saat tes kepribadian membuatnya kehilangan identitas.
-
12 Oktober 2016
Fresh Juice 12 Oktober 2016 – Luk. 11:42-46 : Mengutamakan Kasih, Kebenaran dan Keadilan
Play
Podcast: Play in new window (Duration: 6:52 — 2.0MB)dailyfreshjuice.net/?powerpress_pinw=7219-podcast
| Download (Duration: 6:52 — 2.0MB)
media.blubrry.com/dailyfreshju ... PURWONO-SCJ.mp3
Pembawa Renungan: RP. Antonius Purwono, SCJ
Luk. 11:42-46.
© imankatolik.or.id
Luk 11:37 Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.Luk 11:38 Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.
Luk 11:39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.
Luk 11:40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?
Luk 11:41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.
12 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
12 Oktober 2016
Memiliki Cara Pandang Surgawi
Efesus 1: 4
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 104; Yakobus 1; Yehezkiel 13-14
Jauh di masa yang lalu, sebelum bumi dipenuhi terang atau angkasa dipenuhi triliunan bintang-bintang, Allah dengan perenungan-Nya memprogram di dalam diri kita masing-masing kode DNA ilahi. Lalu di kitab Pengkhotbah, kita bisa membaca tentang program implantasi paling megah yang dilakukan Allah (baca Pengkhotbah 3: 11).
Dua hal ini membuktikan bahwa kita dibentuk dengan konsep spiritual yang tak terbantahkan dan yang memunculkan dari dalam diri kita sebuah tujuan yang hanya bisa dikendalikan oleh Sang Pencipta.
Sementara pemazmur tahu dengan baik tentang makna memiliki Roh Allah yang memberikan pengertian dalam Mazmur 90: 1-2, “…Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”
Setiap anak-anak Tuhan dilahirkan dari buah pinggang Bapa Surgawi. Sebelum kita dibentuk, Tuhan sudah menahbiskan siapa orangtua kita dan bagaimana perjalanan hidup kita kelak (baca Roma 8: 29). Kata ‘dari semula’ dalam ayat ini berasal dari bahasa Yunani yaitu proginoskop yang berarti ‘mengetahui dari pengalaman sebelumnya’. Hal ini menekankan bahwa Allah sudah menandai kita.
Warisan rohani yang kita dapatkan menempatkan kita diposisi tertinggi dan kita bahkan telah mendapat tempat di Surga (baca Efesus 2: 6).
Sayangnya, banyak anak Tuhan yang tidak menyadari posisinya. Sebagian dari kita mungkin tidak melihat ada kehidupan dalam diri kita. Kita menjadi seperti burung kecil yang berada di sebuah sangkar dengan pintu terbuka lebar dan tidak mengambil kesempatan itu untuk terbang keluar. Karena kita tidak menyadari bahwa kita sebenarnya bisa terbang.
Untuk itulah penting bagi kita untuk membuka mata iman kita dan memiliki cara pandang berbeda yang berasal dari Surga. Bahwa kita adalah pribadi yang dipandang berharga oleh Bapa Surgawi. – Missey Butler
Kita adalah biji mata Tuhan yang dibentuk dengan sempurna sesuai dengan gambaran-Nya
-
12 Oktober 2016
ANCAMAN KEMATIAN
[[Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. ]] (Kisah Para Rasul 12:2)
“’Dengan golok ini nyawamu bisa kuhabisi hari ini. Darahmu akan kucurahkan sebagai korban atas bangunan-bangunan yang telah kaudirikan di tanah ini.’ Saya diam. Semua terdiam. ia kembali menghadap ke arah saya dan menghunus goloknya sekali lagi ke arah saya. Saya terpaku beku.” Demikianlah penggalan kisah nyata Ria Zebua, misionaris di belantara Mindanao, yang tertulis di dalam buku Jangan Jamah Hamba Tuhan.
Ancaman kematian ada di hadapan para rasul Yesus Kristus. Pemberitaan Injil itu tidak selalu disambut dengan penerimaan dan sukacita. Raja Herodes bertindak dengan keras. Ia berhasil membunuh salah satu rasul, yakni Yakobus, saudara Yohanes. Merasa bahwa pembunuhan tersebut menyebabkan orang-orang Yahudi menyukainya, Herodes melanjutkannya dengan menangkap dan memenjarakan Petrus. Ia bermaksud mengeksekusi Petrus di hadapan orang banyak setelah Paskah. Tetapi, Tuhan melepaskan Petrus dengan mengutus malaikat-Nya.
Mungkin kita bertanya, “Mengapa Tuhan yang sanggup membebaskan Petrus tidak melepaskan Yakobus dari tangan Herodes?” Kita tidak mempunyai jawaban atas pertanyaan ini. Satu hal yang pasti, baik melalui terlepasnya Petrus maupun terbunuhnya Yakobus, kita menyaksikan teladan iman yang luar biasa. Iman yang tidak menyerah pada kesulitan dan bahaya, bahkan tidak gentar saat menghadapi ancaman kematian. Iman yang mengarahkan mata orang lain untuk melihat kehadiran Tuhan di dalam diri murid Kristus.
Amsal Hari Ini -- ( 12 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
13 Oktober 2016
Kamu Adalah Surat Kristus
Kamis, 13 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Korintus 3
Pelayan-pelayan perjanjian yang baru
(1) Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? (2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. (4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. (5) Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. (6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian (8) betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! (9) Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. (10) Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti. (11) Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan. (12) Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian, (13) tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu. (14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. (15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. (16) Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. (17) Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. (18) Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
.
Latar belakang pasal ini adalah hasutan guru palsu yang menuduh Paulus tidak memiliki otoritas mengajar karena tidak memiliki surat pujian seperti yang mereka miliki. Saat itu, seorang guru agama biasanya membawa surat kuasa dari pemimpin agama Yahudi di Yerusalem (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 9:2; 22:5) atau surat pujian dari komunitas yang pernah diajar (bandingkan dengan Kisah para Rasul 18:27; Roma 16:1) sebagai bukti otoritasnya untuk mengajar.
Paulus membela keabsahan pelayanannya melalui dua cara: Pertama, ia memiliki surat pujian Kristus yang ditulis Roh Allah dalam hati jemaat Korintus, berupa perubahan hidup yang terlihat dan dapat disaksikan oleh semua orang, jauh lebih unggul daripada surat pujian para guru palsu yang ditulis dengan tinta di atas loh-loh batu (3:2-5). Kedua, ia menunjukkan bahwa pengajarannya lebih unggul daripada pengajaran para guru palsu yang mengharuskan orang percaya menjalankan seluruh peraturan Taurat Musa untuk memperoleh keselamatan. Paulus menunjukkan bahwa seluruh Taurat Musa berbicara tentang Kristus, namun mereka tidak menemukan Kristus karena mata rohani mereka tertutup oleh selubung. Hanya Kristus yang dapat menyingkapkan selubung tersebut, sehingga orang yang percaya kepada Kristus mendapat keselamatan (3:6-18).
Bacaan Alkitab hari ini memberikan dua pelajaran. Pertama, kita adalah surat Kristus yang dapat dibaca semua orang. Renungkan apakah hidup Anda sebagai orang percaya menunjukkan perubahan positif yang nyata dan dapat disaksikan semua orang? Kedua, di tengah beredarnya banyak pengajaran sesat, kita harus teguh berpegang pada kebenaran Injil yang kita terima melalui pengajaran Kitab Suci. [TF]
2 Korintus 3:3
“Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”
13 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
14 Oktober 2016
Mengejar Bola Tenismu
Filipi 3:8
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 106 ; Yakobus 3 ; Yehezkiel 17-18
Drew Houston, pendiri Dropbox pernah berkata :
"Orang yang paling bahagia dan sukses yang saya kenal bukan hanya mencintai apa yang mereka lakukan, mereka juga terobsesi untuk menemukan jalan keluar atas sebuah masalah yang penting, sesuatu yang penting bagi diri mereka. Mereka mengingatkan saya pada anjing yang mengejar bola tenis: Mata mereka terlihat sedikit gila, tali pengikat terlepas, dan mereka berlari kencang, menerobos apapun yang mereka lewati.. ini bukan hanya sekedar mendorong diri Anda. Ini tentang menemukan bola tenis Anda, sesuatu yang menarik Anda."
Kita dapat menghidupi iman kita dengan menjadikannya sebuah kewajiban untuk melakukan apa yang harus kita lakukan. Atau kita bisa menghidupi iman kita dengan mencarian yang kudus tentang siapa diri kita sebagaimana Tuhan telah rancangkan.
Kewajiban dibandingkan dengan pencarian.
Dua hal ini berlaku dalam setiap sisi kehidupan, di sekolah, di pekerjaan, dalam keluarga dan pertemanan, dalam segala hal. Mereka yang melakukan pencarian dengan di dorong sesuatu yang lebih besar tidak akan merasa apa yang mereka kerjakan sebagai kewajiban. Mereka akan mengerjakannya seperti orang yang terobsesi dan akan menggapai keberhasilan apapun halangannya. Mereka tidak takut kerja keras dan kesulitan.
Jika boleh saya sayarankan, ada dua hal yang perlu Anda pertimbangkan untuk menjadi pencarian Anda, bola tenis hidup Anda yang Anda kejar dengan semangat dan kegembiraan.
Pertama adalah panggilan Tuhan dalam hidup Anda di dunia ini. Yang kedua adalah kehidupan spiritual Anda, membangun hubungan pribadi dengan pencipta Anda.
Lakukanlah seperti yang dilakukan oleh Rasul Paulus ini :
"Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus," Filipi 3:8.
Dan benar Paulus berhasil mencapainya. Dia memperoleh Kristus. Dalam suratnya menjelang akhir hidupnya, Paulus menulis pada anak rohaninya Timotius, bahwa :
"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." 2 Timotius 4:7
Jika Paulus menjadi Kristus sebagai bola tenis yang ia kejar seumur hidupnya dengan penuh semangat dan kegembiraan, kini giliran Anda menjawab, apa yang menjadi bola tenis Anda? Apa yang menjadi target pencarian Anda pribadi? Jika Anda sudah tahu apa itu, mari berbagi di sini.
-
14 Oktober 2016
TIGA PAHLAWAN DAUD
[[Lalu ketiga pahlawan itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan membawanya kepada Daud. ]] (2 Samuel 23:16)
Pemimpin dan pengikut saling membutuhkan. Pemimpin butuh dukungan dan kepercayaan pengikutnya. Pengikut butuh keteladanan dan ketegasan pemimpinnya. Kerja sama yang baik antara pemimpin dan pengikut akan menghasilkan sebuah tim yang kuat. Inilah salah satu rahasia kepemimpinan Daud yang berhasil menyatukan bangsa Israel.
Suatu ketika Daud mengutarakan keinginannya untuk minum air dari perigi Betlehem dekat pintu gerbang. Air dari perigi Betlehem tidak mudah didapat karena harus melintasi perkemahan Orang Filistin, musuh besar Israel. Dengan gagah berani tiga orang dari pengikut Daud mempertaruhkan nyawa mereka untuk membawa air dari perigi Betlehem. Tindakan ini menunjukkan betapa mereka mencintai dan mendukung Daud.
Ternyata Daud tidak mau meminum dan menikmati jerih payah pengikutnya. Ia mempersembahkan air itu sebagai korban curahan kepada Tuhan. Inilah cara Daud untuk menghargai tindakan para pengikut yang telah mempertaruhkan nyawa. Ketika dukungan pengikut bertemu dengan penghargaan pemimpin, maka terciptalah kepercayaan kuat yang mengikat sebuah tim.
Pemimpin dan pengikut dapat saling tunjuk kekurangan. Pemimpin mengeluhkan pengikutnya, dan pengikut mencerca pemimpinnya. Masing-masing mungkin merasa puas setelah mengungkapkan kekurangan pihak lain, tetapi kinerja tim tidak akan berkembang maksimal. Jadi, daripada saling tunjuk, bukankah lebih baik saling introspeksi diri. Sebagai pemimpin atau pengikut, apakah saya sudah melakukan tugas dan tanggung jawab?
Amsal Hari Ini -- ( 14 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
14 Oktober 2016
Pelayan yang Tidak Tawar Hati
Jumat, 14 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Korintus 4
Harta rohani dalam bejana tanah
(1) Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. (2) Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. (3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. (5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. (6) Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. (7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; (9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. (11) Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. (12) Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. (13) Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. (14) Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. (15) Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.
Jangan tawar hati, juga waktu menghadapi maut
(16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. (17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. (18) Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di pasal ini, Paulus membela diri dari serangan para guru palsu terhadap karakternya. Dia dituduh munafik, licik, dan memalsukan firman Allah (4:2a). Paulus menjawab tuduhan mereka dengan tiga pernyataan. Pertama, ia sama sekali tidak berlaku seperti yang dituduhkan kepadanya dan ia membuka diri untuk dinilai semua orang secara terbuka di hadapan Allah (4:2b). Kedua, ia mengonfirmasi bahwa pelayanannya adalah atas kemurahan Allah. Oleh karena itu, kalau ada orang bertobat, pertobatan itu adalah karena kuasa Allah (4:1, 5-6). Sebaliknya, jika ada yang menolak Injil yang dia kabarkan, penolakan itu disebabkan karena hati mereka sudah ditutup oleh ilah zaman ini (4:3-4). Ketiga, dalam pelayanannya, Paulus bertubi-tubi diancam, dianiaya, dan diserang, sehingga ia merasa seperti membawa kematian Yesus di tubuhnya (4:8-12). Logikanya, tak mungkin ia mau berkorban begitu besar bagi sesuatu yang ia palsukan. Sebaliknya, ia dapat bertahan dalam pelayanan karena kuasa Allah (4:7) dan karena pengharapan akan mendapatkan kebangkitan berdasarkan kuasa Injil yang ia kabarkan (4:13-15).
Pembahasan di atas memberikan dua pelajaran yang sangat penting berkaitan dengan pelayanan kita. Di satu pihak, sebaik apa pun pelayanan kita, sebesar apa pun pengorbanan kita untuk pelayanan, tetap akan ada orang yang tidak senang dan mengkritik pelayanan kita. Jika itu terjadi, jangan tawar hati dan menyerah. Sebaliknya, bersyukurlah selalu karena pada dasarnya, pelayanan adalah kemurahan Allah dan Ia pasti memampukan kita melewati segala kesulitan. Di lain pihak, kita harus mawas diri untuk menjaga agar tidak jatuh ke dalam kesalahan yang dilakukan para guru palsu, yakni suka memfitnah dan memperlakukan sesama pelayan dengan tidak benar. [TF]
2 Korintus 4:1, 7
“Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.”
14 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
14 Oktober 2016
Roma 2:17-29 -- Jumat, 14 Oktober 2016 (Minggu ke-22 sesudah Pentakosta)
Judul: Kristen NATO
Bacaan: Roma 2:17-29
alkitab.sabda.org/?Roma+2%3A...
Roma 2:17-29
Hukum Taurat dan sunat tidak menyelamatkan orang Yahudi
2:17Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah,
2:18dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak,
2:19dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,
2:20pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.
2:21Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri?
2:22Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?
2:23Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?
2:24Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."
2:25Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.
2:26Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?
2:27Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.
2:28Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
2:29Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
Sorotan Paulus terhadap orang Yahudi menjadi lebih tajam, sekalipun ia sendiri adalah orang Yahudi (lih. 2Kor. 11:22; Fil. 3:5-6) dan berisiko untuk dinilai dengan hal-hal yang ia soroti. Namun, Paulus tidak mundur. Ia tetap menyampaikan kebenaran firman Allah kepada orang Yahudi. Terhadap orang-orang sebangsanya, Paulus menegaskan bahwa hukum Taurat dan sunat bukan jaminan keselamatan mereka. Bukan tanpa alasan Paulus menegaskan hal ini.
Pertama-tama, Paulus memperlihatkan kepada orang Yahudi mengenai apa yang mereka miliki, antara lain: mereka memiliki panggilan dan hak sebagai orang Yahudi (17), mereka punya hukum Taurat (17), mereka punya kebanggaan agamawi (17), punya kepandaian dan pengetahuan agamawi (18), punya keyakinan akan kebenaran (19-20), punya tanda lahiriah sebagai orang Yahudi, yaitu sunat (25b). Secara lahiriah, mereka sah sebagai orang Yahudi dan tak perlu diragukan.
Akan tetapi dalam pandangan Paulus, semua itu sia-sia belaka. Pada kenyataannya, hidup mereka sama sekali tidak memiliki keteladanan sebagai orang Yahudi (21-25). Mereka tahu banyak soal hukum dan aturan dari Allah, tetapi mereka tidak melakukannya (21-25). Tidak heran jika Paulus mengkontraskan sikap hidup mereka dengan orang non-Yahudi yang tidak memiliki hukum Taurat dan tidak bersunat (26-27). Bagi Paulus, mereka tidak memiliki tanda sunat rohani (28-29). Itulah sebabnya, keyahudian lahiriah tidak ada gunanya. Bahkan, Paulus menyebut sikap hidup orang Yahudi seperti itu sebagai bentuk penghujatan terhadap nama Tuhan (24). Yang terpenting adalah kesungguhan percaya dalam hati dan diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari (29).
Biarlah hal ini menjadi peringatan keras bagi kita. Jangan hidup keagamaan kita hanya sebatas KTP belaka di mana iman percaya kita tidak terwujud dalam perbuatan sehari-hari.
Tuhan tidak menebus kita hanya untuk menjadi orang Kristen NATO (No actions, talk only). [MFS]
-
14 Oktober 2016
Keputusan yang Benar -- Jumat, 14 Oktober 2016
Bacaan : Lukas 5:27-32
alkitab.sabda.org/?Lukas+5%3...
alkitab.mobi/?Lukas+5%3A27-3...
Lukas 5:27-32
Lewi pemungut cukai mengikut Yesus
5:27Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"
5:28Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.
5:29Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia.
5:30Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
5:31Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;
5:32Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
Nas : Lewi pun bangkit dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. (Lukas 5:28)
Setiap hari kita harus mengambil keputusan, baik besar maupun kecil. Ketika bangun tidur, kita harus memilih untuk segera bangun atau bergolek-golek malas. Setelah bangun, kita bisa memilih berolahraga atau mengerjakan pekerjaan rumah. Di tempat kerja, kita bisa bekerja dengan bersemangat atau bermalas-malasan. Dan seterusnya.
Lewi dihadapkan pada dua pilihan saat Yesus mengajaknya mengikut Dia: tetap di rumah cukai atau meninggalkannya mengikuti Yesus. Lewi memilih yang kedua. Pilihan yang pada awalnya tampak bodoh sekali. Hidupnya sudah enak sebagai pemungut cukai, ia memiliki banyak uang. Dengan menjadi murid Yesus, ia harus meninggalkan kenyamanan tersebut dan mengikuti pelayanan Yesus. Lewi pun harus siap dianiaya karena nama Yesus. Menurut tradisi gereja mula-mula, ia mati sebagai martir dengan cara dipancung di kota Nadabah, Etiopia. Ia mati bukan sebagai orang berdosa yang tidak mau bertobat, melainkan sebagai martir yang menerima mahkota kehidupan. Bagi Lewi, mengikut Yesus jauh lebih berharga daripada mengumpulkan harta sebanyak mungkin. Keputusan yang tampak bodoh itu ternyata mengarahkannya pada kebenaran.
Setiap keputusan yang kita buat menentukan hidup kita saat ini dan nanti. Kita perlu belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan firman Tuhan sehingga kita menjadi semakin serupa dengan Yesus, dan hasil keputusan kita mendatangkan kebaikan. Tetaplah percaya bahwa saat kita bertindak sesuai dengan perintah Tuhan, kita pasti menuai hasil yang baik. --RTG/Renungan Harian
HATI-HATI DAN BIJAKSANA DALAM MENGAMBIL SETIAP KEPUTUSAN
KARENA SETIAP KEPUTUSAN MEMBENTUK ARAH DAN TUJUAN HIDUP KITA.
Setahun: Markus 4-5
-
15 Oktober 2016
Manfaat Menderita Karena Iman
Sabtu, 15 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Korintus 5
Bagaimana respons orang pada umumnya terhadap penderitaan yang dia alami? Negatif! Namun, tidak demikian dengan Paulus! Ia tidak tawar hati menghadapi penderitaan yang dia alami karena pelayanan Injil yang dilakukannya. Mengapa Paulus memiliki pandangan positif seperti ini? Pertama, karena ia tahu bahwa penderitaan tersebut bersifat sementara dan tidak berarti bila dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang akan diterimanya kelak (4:16-5:10). Dia sadar bahwa penderitaan yang ia alami itu bukan hukuman atas kesalahannya. Penderitaan diizinkan Tuhan terjadi atas dirinya sebagai alat untuk memurnikan iman dan pelayanannya menuju kemuliaan kekal di kemudian hari. Kedua, karena ia meneladani pengorbanan Kristus yang rela menderita hingga mati untuk mendatangkan pendamaian bagi manusia (5:11-21). Paulus sadar bahwa sebagai ciptaan baru di dalam Kristus (5:17), ia adalah utusan Kristus yang mewartakan karya pendamaian yang sudah digenapkan melalui pengorbanan Kristus. Baginya, pengorbanan-nya demi Injil tidak ada artinya dibandingkan pengobanan Kristus yang mati untuk semua orang (5:14-15).
Selain untuk menghibur dan menguatkan jemaat Korintus yang sedang menderita karena iman mereka, dua alasan di atas juga menegaskan ulang status Paulus sebagai rasul sejati yang diutus Kristus (5:20-21), bukan rasul palsu sebagaimana yang dituduhkan para guru palsu. Sikap positif seharusnya menjadi respons kita saat menghadapi penderitaan karena pelayanan dan tantangan iman karena kita yakin bahwa semua penderitaan tersebut akan memurnikan iman kita menuju kemuliaan kekal kelak, dan bahwa menderita demi Kristus membuktikan bahwa kita adalah murid Kristus yang sejati. [TF]
2 Korintus 4:10
Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.”
-
15 Oktober 2016
1 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.
2 Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini,
3 sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang.
4 Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.
5 Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,
7 --sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat--
8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Pelayanan untuk pendamaian
11 Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan kamu.
12 Dengan ini kami tidak berusaha memuji-muji diri kami sekali lagi kepada kamu, tetapi kami mau memberi kesempatan kepada kamu untuk memegahkan kami, supaya kamu dapat menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan batiniah.
13 Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu.
14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
-
17 Oktober 2016
Diampuni, Apakah Anda Meyakininya?
Yesaya 43:25
“Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.”
Bacaan Alkitab Setahun:Mazmur 107; Yakobus 4; Yehezkiel 19-20
Suatu hari Merle Mills mendatangi sebuah toko servis komputer. Ia kesana untuk menyelamatkan data-datanya yang hilang. Seorang pemuda menerima keluhannya dan membantu untuk mendapatkan kembali apa yang ia inginkan.
Setelah diperiksa dan diambil tindakan penyelamatan, sang teknisi muda tersebut pun memberitahu bahwa data-data tersebut sudah lenyap. “Apakah Anda yakin anak muda?,” ujar Mills kepada sang teknisi.
Sang teknisi muda itu pun merespon Mills, menyarankan agar ia pergi ke tempat pemulihan data profesional ada di sekitarnya. Namun, karena diliputi keraguan, Mills justru menghubungi perusahaan yang memproduksi hard disk komputernya. Berharap ada perubahan, karyawan yang menerima teleponnya justru mengatakan hal memberikan saran yang sama seperti teknisi muda yang sebelumnya ia temui.
Bagi orang yang berdosa, sungguh sulit menerima Firman Tuhan dari Yesaya 43:25 yang berbunyi, “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” Mereka berpikir “Apakah benar Tuhan mau menghapus dosa saya yang begitu banyak ini?” Jika kita melihat dari kaca mata manusia ya kesalahan kita tidak bisa termaafkan dan tidak mungkin dapat dilupakan, tetapi dari kaca mata Tuhan, Dia mengampuni dan bahkan tidak mengingat-ingat lagi.
“Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.” (Ibrani 8:12).
Adakah dosa pribadi yang Anda rasa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Tuhan? Maukah Anda membawanya kepada Kayu Salib? Hari ini, Anda bisa meninggalkan dosa itu, dan pergi menjauh karena Tuhan berkata:
“Anakku, tidak ada data yang perlu dipulihkan. Siksaan, rasa bersalah, malu, marah, depresi, telah dihapus dan dilenyapkan.”
“Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:11).
-------------------------
Pengampunan Tuhan itu Nyata dan Tidak Pernah Berubah Dulu, Sekarang, dan Sampai Selama-Lamanya.
-
17 Oktober 2016
Ketika Terjadi Ketegangan dalam Relasi
Senin, 17 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Korintus 7
(1) Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
Sukacita sesudah dukacita
(2) Berilah tempat bagi kami di dalam hati kamu! Kami tidak pernah berbuat salah terhadap seorangpun, tidak seorangpun yang kami rugikan, dan tidak dari seorangpun kami cari untung. (3) Aku berkata demikian, bukan untuk menjatuhkan hukuman atas kamu, sebab tadi telah aku katakan, bahwa kamu telah beroleh tempat di dalam hati kami, sehingga kita sehidup semati. (4) Aku sangat berterus terang terhadap kamu; tetapi aku juga sangat memegahkan kamu. Dalam segala penderitaan kami aku sangat terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah. (5) Bahkan ketika kami tiba di Makedonia, kami tidak beroleh ketenangan bagi tubuh kami. Di mana-mana kami mengalami kesusahan: dari luar pertengkaran dan dari dalam ketakutan. (6) Tetapi Allah, yang menghiburkan orang yang rendah hati, telah menghiburkan kami dengan kedatangan Titus. (7) Bukan hanya oleh kedatangannya saja, tetapi juga oleh penghiburan yang dinikmatinya di tengah-tengah kamu. Karena ia telah memberitahukan kepada kami tentang kerinduanmu, keluhanmu, kesungguhanmu untuk membela aku, sehingga makin bertambahlah sukacitaku. (8) Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu kendatipun untuk seketika saja lamanya , (9) namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikitpun tidak dirugikan oleh karena kami. (10) Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. (11) Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu. (12) Sebab itu, jika aku telah menulis surat kepada kamu, maka bukanlah oleh karena orang yang berbuat salah, atau oleh karena orang yang menderita perbuatan salah, melainkan supaya kerelaanmu terhadap kami menjadi nyata bagi kamu di hadapan Allah. (13) Sebab itulah kami menjadi terhibur. Dan selain penghiburan yang kami peroleh itu, kami lebih lagi bersukacita oleh karena sukacita Titus, sebab kamu semua menyegarkan hatinya. (14) Aku memegahkan kamu kepadanya, dan kamu tidak mengecewakan aku. Kami senantiasa mengatakan apa yang benar kepada kamu, demikian juga kemegahan kami di hadapan Titus sudah ternyata benar. (15) Dan kasihnya bertambah besar terhadap kamu, apabila ia mengingat ketaatan kamu semua, bagaimana kamu menyambut kedatangannya dengan takut dan gentar. (16) Aku bersukacita, sebab aku dapat menaruh kepercayaan kepada kamu dalam segala hal.
...................................................
Kualitas suatu relasi tidak terlihat saat segala sesuatu berjalan lancar, melainkan saat terjadi kesulitan dan permasalahan di dalamnya. Pelajaran inilah yang kita peroleh dari bacaan hari ini. Terjadi ketegangan dalam relasi antara Paulus dan jemaat Korintus karena sebelumnya Paulus dengan keras dan berterus terang menegur dosa-dosa yang terjadi di kalangan jemaat Korintus pada saat kunjungannya (2:1-3) dan melalui surat yang dikirim terdahulu (7:8). Akibatnya, sebagian anggota jemaat Korintus menjadi sakit hati dan bersekutu dengan para guru palsu menyerang Paulus dan menolak kerasulannya (6:11-13). Menyadari situasi sulit seperti ini, Paulus melakukan tiga hal: Pertama, ia menyatakan bahwa apa pun yang terjadi, kasihnya kepada jemaat Korintus tidak pernah berubah, bah-kan ia rela sehidup semati dengan mereka (7:2-4). Kedua, ia menghibur mereka yang tersinggung dan sakit hati karena tegurannya tersebut dengan mengatakan bahwa rasa sakit tersebut adalah baik karena akan membawa mereka kembali kepada kebenaran (7:8-13). Ketiga, ia mengutus Titus untuk menjelaskan maksud teguran kerasnya tersebut. Laporan Titus bahwa jemaat Korintus mengalami perubahan positif setelah membaca surat Paulus mendatangkan penghiburan yang besar baginya (7:6-7, 13b-16).
Dari peristiwa di atas, kita mempelajari kebesaran hati Paulus. Meskipun ia adalah seorang rasul yang memiliki otoritas besar, ia merendahkan hati meminta jemaat Korintus agar memaafkan dan menerimanya kembali. Selain itu, kita juga belajar bahwa maksud baik untuk menegur kesalahan sesama orang percaya tidak selalu ditanggapi positif, sebaliknya bisa saja disalahpahami atau bahkan dibenci. Namun demikian, semua itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak peduli atau tidak berani menegur sesama orang percaya yang jatuh ke dalam dosa atau berada di jalan yang salah. [TF]
Amsal 17:17; 27:6
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.
-
17 Oktober 2016
KOMUNITAS SABER
[[Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. ]] (Yeremia 29:7)
Apakah Anda pernah mengalami bocor ban sepeda motor? Tentu sangat tidak nyaman. Apalagi tukang tambal ban seolah memanfaatkan situasi dengan memasang tarif mahal. Keluhan dan makian pun terlontar dari bibir kita. Tergerak oleh pengalaman tidak menyenangkan itu, Siswanto dan rekan-rekan memulai Komunitas Saber alias Sapu Bersih. Secara sukarela, komunitas ini membersihkan jalanan ibukota dari paku yang sengaja ditebarkan oleh kelompok tertentu. Hasilnya? Dalam sehari semalam, mereka dapat mengumpulkan sampai 10 kg paku. Jalanan yang bersih dari paku tentu lebih nyaman dan aman bagi para pengendara motor.
Melalui Yeremia, Tuhan berfirman kepada umat-Nya yang berada di dalam pembuangan. Dia menegur umat Allah yang tidak melakukan apa pun, hanya menangis dan meratapi nasib. Mereka berdiam diri dan menantikan Tuhan memulihkan keadaan mereka. Yeremia meminta umat Tuhan untuk membangun rumah, mengusahakan kebun, dan membentuk rumah tangga. Allah ingin agar umat-Nya tidak menjadi beban tambahan, tetapi berperan meningkatkan kesejahteraan kota tempat mereka dibuang.
Sejuta keluhan, ratapan, bahkan makian terhadap negara ini tidak akan mengubah situasi. Mulailah dengan langkah kecil namun nyata. Taat pada peraturan lalu lintas, memungut sampah yang berceceran di sekitar kita, dan memberikan bantuan bagi yang berkekurangan. Tindakan ini mungkin tidak dapat mengubah seluruh negeri, tetapi jika semua orang berpikir dan melakukan hal yang sama seperti kita, dampaknya pasti luar biasa.
Amsal Hari Ini -- ( 17 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
17 Oktober 2016
Baca: 1 Tesalonika 5:12-28
5:12 Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;
5:13 dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.
5:14 Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.
5:15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
5:16 Bersukacitalah senantiasa.
5:17 Tetaplah berdoa.
5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
5:19 Janganlah padamkan Roh,
5:20 dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.
5:21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
5:22 Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
5:24 Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.
5:25 Saudara-saudara, doakanlah kami.
5:26 Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara dengan cium yang kudus.
5:27 Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu, supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara.
5:28 Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu!
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa. —ukas 5:16
Joie selalu memulai kebaktian anak-anak dengan berdoa, lalu dilanjutkan dengan bernyanyi bersama. Seorang anak berusia 6 tahun bernama Emmanuel duduk dengan gelisah ketika Joie kembali mengajak berdoa setelah memperkenalkan Aaron yang akan mengajar kelas itu. Aaron juga memulai dan mengakhiri pengajarannya dengan doa. Emmanuel pun mengeluh: “Banyak sekali doanya! Aku sudah tak tahan lagi!”
Jika kamu berpikir apa yang dihadapi Emmanuel itu memang berat, perhatikan pesan dari 1 Tesalonika 5:17, yang berkata, “Tetaplah berdoa,” atau dengan kata lain: Tetaplah dalam sikap hati yang berdoa. Sebagian dari kita yang sudah dewasa pun dapat menganggap doa sebagai hal yang menjemukan. Mungkin itu disebabkan karena kita tidak tahu apa yang harus kita ucapkan atau kita tidak memahami bahwa doa adalah percakapan dengan Allah Bapa kita.
Saya sangat terbantu oleh tulisan François Fénelon dari abad ke-17 tentang doa, “Kemukakanlah kepada Allah segala sesuatu yang ada di hatimu, seperti seseorang yang mencurahkan isi hatinya, suka dan dukanya, kepada sahabatnya. Ceritakanlah masalahmu agar Dia dapat menghiburmu; ceritakanlah sukacitamu agar Dia dapat meneduhkannya; ceritakanlah segala kerinduanmu agar Dia dapat memurnikannya.” Fénelon menuliskan lebih lanjut, “Nyatakan kepada-Nya pencobaan-pencobaan yang engkau alami, agar Dia dapat melindungimu: tunjukkan luka hatimu kepada-Nya agar Dia dapat menyembuhkannya . . . Karena jika engkau menceritakan semua kelemahan, kebutuhan, dan masalahmu, kamu tak lagi kekurangan kata-kata saat berdoa.”
Kiranya kita semakin bertumbuh dalam kedekatan kita dengan Allah sehingga kita semakin rindu meluangkan lebih banyak waktu bersama-Nya. —Anne Cetas
Untuk penggalian lebih lanjut, bacalah teladan Yesus dalam berdoa di Yohanes 17 dan Lukas 5:16.
Doa merupakan percakapan yang akrab dengan Allah kita.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 50-52; 1 Tesalonika 5
Artikel Terkait:
Puisi: Makna Doaku
Baca pergumulan dari Tri Nurdiyanso mengenai Doa yang dia tuangkan dalam bentuk puisi.
-
18 Oktober 2016
Menuntaskan Pelayanan dengan Baik
Selasa, 18 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Korintus 8
Dampak memburuknya relasi antara Paulus dengan jemaat Korintus terasa di pasal 8 ini. Di akhir surat pertamanya kepada jemaat Korintus, Paulus mendorong jemaat mengumpulkan dana bagi orang-orang kudus di Yerusalem yang menderita karena iman mereka (1 Korintus 16:1-4). Saat itu, relasi mereka masih harmonis, sehingga jemaat Korintus menjalankan seruan Paulus dengan antusias. Saat relasi mereka terganggu, jemaat Korintus menghentikan pengumpulan dana (8:10-11). Menghadapi kondisi demikian, Paulus melakukan tiga hal: Pertama, ia menceritakan dua contoh pengorbanan yang mulia sebagai dorongan semangat dan teladan bagi jemaat Korintus, yakni jemaat-jemaat di Makedonia yang memberi lebih daripada kemampuan mereka (8:1-7) dan Kristus yang rela menjadi miskin supaya umat-Nya menjadi kaya (8:8-9). Kedua, ia mengingatkan bahwa sesama umat Allah harus saling mendukung dan saling memperhatikan (8:12-15). Ketiga, ia mengutus Titus dan beberapa rekan kepada mereka untuk membantu mereka memulai kembali pengumpulan dana tersebut (8:16-24).
Kita dapat memetik pelajaran dari empat pihak dalam pasal ini. Pertama, pengorbanan yang ultimat dari Kristus. Ia rela meninggalkan kemuliaan yang tak terhingga agar umat manusia yang tersesat dapat diselamatkan. Kedua, prinsip penatalayanan yang setia dari jemaat-jemaat di Makedonia. Mereka sadar semua yang mereka miliki adalah titipan Allah yang harus digunakan bagi kemuliaan-Nya. Ketiga, kebesaran hati dari Paulus yang rela merangkul dan memberi kesempatan pelayanan kedua kepada jemaat Korintus yang sudah mengkhianati dan menolaknya. Keempat, kepicikan hati dan kedangkalan iman jemaat Korintus yang begitu gampang meninggalkan pelayanan karena dihasut oleh para guru palsu, mengingatkan kita untuk tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama. [TF]
2 Korintus 8:7
“Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu,--dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.”
-
18 Oktober 2016
Pelayanan kasih
(1) Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. (2) Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. (3) Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. (4) Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. (5) Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. (6) Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. (7) Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. (8) Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu. (9) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. (10) Inilah pendapatku tentang hal itu, yang mungkin berfaedah bagimu. Memang sudah sejak tahun yang lalu kamu mulai melaksanakannya dan mengambil keputusan untuk menyelesaikannya juga. (11) Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu. (12) Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. (13) Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. (14) Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. (15) Seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."
Titus diutus
(16) Syukur kepada Allah, yang oleh karena kamu mengaruniakan kesungguhan yang demikian juga dalam hati Titus untuk membantu kamu. (17) Memang ia menyambut anjuran kami, tetapi dalam kesungguhannya yang besar itu ia dengan sukarela pergi kepada kamu. (18) Bersama-sama dengan dia kami mengutus saudara kita, yang terpuji di semua jemaat karena pekerjaannya dalam pemberitaan Injil. (19) Dan bukan itu saja! Ia juga telah ditunjuk oleh jemaat-jemaat untuk menemani kami dalam pelayanan kasih ini, yang kami lakukan untuk kemuliaan Tuhan dan sebagai bukti kerelaan kami. (20) Sebab kami hendak menghindarkan hal ini: bahwa ada orang yang dapat mencela kami dalam hal pelayanan kasih yang kami lakukan dan yang hasilnya sebesar ini. (21) Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia. (22) Bersama-sama dengan mereka kami utus seorang lain lagi, yakni saudara kita, yang telah beberapa kali kami uji dan ternyata selalu berusaha untuk membantu. Dan sekarang ia makin berusaha karena besarnya kepercayaannya kepada kamu. (23) Titus adalah temanku yang bekerja bersama-sama dengan aku untuk kamu; saudara-saudara kami yang lain itu adalah utusan jemaat-jemaat dan suatu kemuliaan bagi Kristus. (24) Karena itu tunjukkanlah kepada mereka di hadapan jemaat-jemaat bukti kasihmu dan bukti kemegahanku atas kamu.