Pendalaman Alkitab Online
-
22 Oktober 2016
Pembelaan Terakhir
Sabtu, 22 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Korintus 12
Di bagian akhir suratnya, Paulus menegaskan ulang dua hal yang melatarbelakangi penulisan surat ini. Pertama, Paulus membela diri sebagai rasul sejati. Pembelaan ini didukung oleh dua hal, yakni pengalamannya diangkat Allah ke Firdaus (12:1-6) serta tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa yang ia tampilkan di tengah jemaat (12:12). Kedua hal tersebut jelas mengalahkan semua pengalaman rohani maupun tanda ajaib yang mampu dilakukan para guru palsu (12:11). Namun demikian, Allah tidak mengizinkan Paulus mengandalkan semua pengalaman itu sebagai sumber kekuatan pelayanan dengan mengirim duri ke dalam dagingnya agar ia lebih bersandar kepada Allah (12:7-10). Kedua, Paulus menjawab dua tuduhan yang ditujukan kepadanya. Tuduhan pertama adalah bahwa ia tidak mengasihi jemaat Korintus karena ia tidak mau menerima bantuan dana bagi pelayanannya, padahal ia menerimanya dari jemaat-jemaat lain (12:13-15). Paulus menjelaskan bahwa tindakannya tersebut murni hanya karena ia tidak ingin menjadi beban bagi jemaat Korintus, bukan karena ia tidak mengasihi mereka seperti yang dituduhkan. Tuduhan kedua adalah bahwa Paulus dan rekan-rekannya dengan cara yang licik telah memanfaatkan relasi mereka untuk mendatangkan keuntungan bagi dirinya sendiri (12:16-20). Dalam hal ini, Paulus membela diri dengan menantang mereka menunjukkan dalam hal mana ia telah berlaku licik dan menipu mereka.
Tulisan Paulus di atas mengajar kita untuk tidak mengandalkan kemampuan atau pengalaman diri dalam melayani Allah. Mengandalkan diri sendiri berarti kurang bersandar dan berharap kepada Allah. Oleh sebab itu, tidak jarang Allah mengizinkan kelemahan bertahan dalam diri kita agar kita lebih bersandar kepada-Nya. [TF]
2 Korintus 12:9b-10
“Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”
-
22 Oktober 2016
Paulus menerima penglihatan dan penyataan
(1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (3) Aku juga tahu tentang orang itu, entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya (4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. (5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. (6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. (7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. (9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Kekuatiran Paulus
(11) Sungguh aku telah menjadi bodoh; tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikitpun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu. (12) Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa. (13) Sebab dalam hal manakah kamu dikebelakangkan dibandingkan dengan jemaat-jemaat lain, selain dari pada dalam hal ini, yaitu bahwa aku sendiri tidak menjadi suatu beban kepada kamu? Maafkanlah ketidakadilanku ini! (14) Sesungguhnya sekarang sudah untuk ketiga kalinya aku siap untuk mengunjungi kamu, dan aku tidak akan merupakan suatu beban bagi kamu. Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri. Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya. (15) Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu. Jadi jika aku sangat mengasihi kamu, masakan aku semakin kurang dikasihi? (16) Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi kamu katakan dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya. (17) Jadi pernahkah aku mengambil untung dari pada kamu oleh seorang dari antara mereka, yang kuutus kepada kamu? (18) Memang aku telah meminta Titus untuk pergi dan bersama-sama dengan dia aku mengutus saudara yang lain itu. Adakah Titus mengambil untung dari pada kamu? Tidakkah kami berdua hidup menurut roh yang sama dan tidakkah kami berlaku menurut cara yang sama? (19) Sudah lama agaknya kamu menyangka, bahwa kami hendak membela diri di depan kamu. Di hadapan Allah dan demi Kristus kami berkata: semua ini, saudara-saudaraku yang kekasih, terjadi untuk membangun iman kamu. (20) Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan. (21) Aku kuatir, bahwa apabila aku datang lagi, Allahku akan merendahkan aku di depan kamu, dan bahwa aku akan berdukacita terhadap banyak orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat dari kecemaran, percabulan dan ketidaksopanan yang mereka lakukan.
-
22 Oktober 2016
ELISA859 tulis:
Renungan hari ini di ambil dari Matius 25:31-40
Mengasih dan menolong sesama,kita lakukan hanya untuk Tuhan,tanda bahwa kita mengasihi Tuhan Yesus yaitu jika kita mengasihi sesama manusia.
Saudara-Ku
Sabtu, 22 Oktober 2016
Baca: Matius 25:31-40
25:31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. —Matius 25:40
Beberapa tahun lalu ketika perekonomian di California Selatan sedang merosot, Pendeta Bob Johnson melihat adanya peluang di balik kesulitan itu. Ia bertemu dengan walikotanya dan bertanya, “Adakah yang bisa dilakukan gereja kami untuk membantumu?” Walikota itu takjub. Biasanya orang datang kepadanya untuk meminta pertolongan, tetapi pendeta itu datang justru menawarkan bantuan dari seluruh jemaatnya.
Sang walikota dan pendeta itu pun membuat perencanaan untuk mengatasi sejumlah kebutuhan yang mendesak. Di wilayah mereka saja terdapat lebih dari 20.000 kaum lansia yang tidak pernah dikunjungi sepanjang tahun sebelumnya. Ratusan anak yatim-piatu membutuhkan pengasuhan keluarga. Dan banyak anak lainnya memerlukan les pelajaran untuk membantu mereka berhasil di sekolah.
Beberapa dari kebutuhan itu memang dapat diatasi tanpa membutuhkan dana yang besar, tetapi semuanya membutuhkan waktu dan perhatian. Itulah yang kemudian diberikan oleh gereja tersebut.
Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya tentang suatu hari di masa mendatang ketika Dia akan berkata kepada para pengikut-Nya yang setia, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu” (Mat. 25:34). Dia juga berkata bahwa mereka akan terheran-heran dengan upah yang mereka terima. Kemudian Dia akan berkata kepada mereka, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (ay.40).
Kerajaan Allah dibangun ketika dengan murah hati kita memberikan waktu, kasih, daya, dan dana kita yang telah diberikan-Nya terlebih dahulu bagi kita. —Tim Gustafson
Adakah seseorang yang mungkin membutuhkan perhatian kamu saat ini? Dapatkah kamu mengunjunginya, meneleponnya, atau menyuratinya? Adakah anak muda kenalanmu yang membutuhkan waktu dan perhatianmu?
Memberi bukan saja tugas orang kaya, melainkan tugas kita semua.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 65-66; 1 Timotius 2
Artikel Terkait:
4 Tipe Pengguna Uang—Kamu Termasuk yang Mana?
Untuk memuliakan Tuhan dengan harta kita (Amsal 3:9), dapat dimulai dari hal yang sederhana: memperhatikan kebiasaan kita dalam menggunakan uang.
Berikut beberapa saran praktis untuk 4 tipe pengguna uang yang sering dijumpai.
Kamu termasuk yang mana?
-
22 Oktober 2016
Tantangan Para Ibu
Amsal 3:5-6 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 114; 2 Petrus 1; Yehezkiel 33-35
Allah mengasihi para ibu dan Dia mau mereka untuk mengalami kasih-Nya yang luar biasa. Mereka memiliki pilihan untuk mencari Tuhan dan memercayai-Nya dalam segala kebutuhan atau tidak. Dia memiliki sumber daya yang tidak terbatas dan mendengar setiap permohonan orang-orang yang beriman kepada-Nya mulai dari hal terkecil sampai terbesar.
Efesus 3:16-18 menyatakan “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakarserta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudusdapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus
Para ibu menghadapi banyak tantangan setiap harinya dari banyak tekanan yang dunia ini tawarkan. Sungguh sulit memastikan seluruh kebutuhan spiritual, fisik, dan emosional dari anak-anaknya terpenuhi.
Pada akhir dari hari, ibu bisa lelah. Tantangan selalu ada untuk menggali jauh lebih dalam hati mereka dan menerapkan Firman Tuhan untuk setiap situasi kehidupan. Kebenarannya adalah bahwa iman kita kepada Tuhan secara terus menerus akan menjadi kekuatan kita selama masa sulit.
Kita mengirim anak-anak kecil kita ke sekolah dan ibu-ibu langsung bekerja. Telah dikatakan berkali-kali sebelumnya, "Pekerjaan seorang ibu tak pernah selesai." Antara piring, binatu, membersihkan debu, menyedot debu, mengerjakan PR bersama anak-anak, daftar tersebut terus berjalan. Hal ini akhirnya yang memampukan kita mengelola isu-isu yang ada dari hari ke hari dan juga memfokuskan kita untuk melatih anak-anak kita di dalam kasih Tuhan juga. Sebagai ibu kita harus terus melanjutkan memodelkan nilai-nilai Ilahi yang kita ingin mereka pelajari.
Sebagaimana anak-anak kita melihat ibu yang yang saleh bersandar pada Tuhan, mereka juga akan memahami bahwa gaya hidup berseru kepada Allah, sambil percaya kepada-Nya, adalah satu-satunya cara untuk melangkah.
II Timotius 1:5, berkata “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
Hanya saja kenyataannya adalah bahwa ada sejumlah ibu yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Banyak dari mereka yang adalah ibu tunggal yang harus membuat situasi normal setiap hari dan bergumul dengan persoalan keuangan keluarga yang harus mereka cukupkan.
Kabar Baiknya adalah Tuhan selalu mendengarkan dan menantikan Anda untuk memanggil-Nya. Dia ada untuk mendengarkan jeritan hati Anda. Anda hanya perlu untuk memercayai bahwa Yesus adalah Anak Allah yang telah mati menjadi pengganti dosa Anda dan meminta-Nya untuk mengampuni Anda. Undang Tuhan masuk ke dalam kehidupan Anda dan temukan gereja sebagai tempat beribadah Anda dengan anak-anak Anda.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini , sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa. (Roma 5:8)
Pilihan kini ada di tangan Anda. Namun percayalah, berkat-berkat Allah bisa menjadi milik Anda juga. Martha Noebel
Anda Membutuhkan Tuhan untuk bisa menjadi Ibu yang terbaik bagi keluarga Anda, tidak bisa tidak.
-
22 Oktober 2016
Kasih Setia
Oleh James Banks
Baca Ratapan 3:21-26
Ratapan 3:21-26
3:21 Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: 3:22 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 3:23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! 3:24 "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. 3:25 TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. 3:26 Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.
Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. —Mazmur 63:4
Baru-baru ini dalam sebuah penerbangan, pesawat kami mengalami pendaratan yang kurang mulus. Pesawat itu mengguncang kami ke kiri dan ke kanan di sepanjang landasan. Sejumlah penumpang terlihat sangat tegang, tetapi ketegangan itu segera mereda ketika dua gadis kecil yang duduk di belakang saya berseru-seru, “Asyik! Lagi dong!”
Anak-anak sangat menyukai petualangan baru dan mereka melihat kehidupan ini dengan rasa kagum yang polos dan sederhana. Mungkin itu sebagian dari maksud Yesus ketika berkata bahwa kita harus “menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil” (Mrk. 10:15).
Kehidupan ini penuh dengan tantangan dan kesakitan. Tidak ada yang lebih menyadari kenyataan tersebut daripada Yeremia, seorang nabi yang mendapat sebutan “nabi yang meratap”. Namun di tengah segala masalah yang Yeremia alami, Allah menguatkannya dengan satu kebenaran yang menakjubkan: “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu” (Rat. 3:22-23).
Rahmat Allah yang selalu baru dapat tercurah ke dalam kehidupan kita kapan saja. Rahmat itu selalu tersedia, dan kita dapat melihatnya apabila kita menjalani hidup dengan penuh pengharapan layaknya seorang anak kecil—yakni melihat dan menanti-nantikan sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri. Yeremia tahu bahwa kebaikan Allah tidak hanya ditentukan oleh keadaan kita sekarang ini. Ia juga tahu bahwa kasih setia Allah jauh lebih besar daripada segala permasalahan hidup yang kita alami. Nantikanlah rahmat Allah yang baru hari ini.
Tuhan, tolonglah aku untuk memiliki iman seperti seorang anak kecil, agar aku hidup dengan penuh pengharapan dan selalu menanti-nantikan apa yang hendak Engkau lakukan selanjutnya.
Allah jauh lebih besar daripada apa pun yang kita alami.
Wawasan
Pasal 3 dari kitab Ratapan mengajak umat Tuhan untuk bertobat. Yeremia, penulis kitab ini, dikenal sebagai “nabi yang meratap”. Mungkin karena temperamennya lebih sensitif dibanding misalnya nabi Elia yang tampaknya mudah saja menyampaikan peringatan keras. Catatan dalam kitab Yeremia dan Ratapan menunjukkan panggilan kuat yang dirasakan Yeremia untuk menyampaikan firman Tuhan kepada bangsanya, sekaligus luka-luka batin karena ia sendiri ditolak oleh bangsanya. Yeremia merenungkan betapa Allah yang dilayaninya adalah Allah yang penuh dengan kemurahan. Allah menyatakan kasih setia-Nya di tengah berbagai tekanan psikologis yang dirasakan Yeremia saat memberitakan firman, itulah yang sangat menghibur Yeremia. —Dennis Fisher
Bacaan Alkitab setahun: Yesaya 62–64 ; 1 Timotius 1
Anda dapat memberi dampak yang berarti
Persembahan kasih seberapa pun memampukan Our Daily Bread Ministries untuk menjangkau orang-orang dengan hikmat Alkitab yang mengubah hidup.
22 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
22 Oktober 2016
BIJAK ATAU DUNGU?
[[Orang dipuji sesuai dengan kebijaksanaannya; orang dihina sesuai dengan kedunguannya. ]] (Amsal 12:8—BIS)
Sebastian Pinera, presiden Chile, mengambil langkah yang luar biasa ketika mendengar kabar ada 33 pekerja tambang yang terkubur 700 meter di bawah permukaan tanah. Ia merancang tindakan penyelamatan dengan biaya besar, memberi komando dan menunggui proses evakuasi yang berjalan sukses itu. Pilihan tindakannya untuk menyelamatkan pekerja tambang itu dinilai rakyatnya sebagai tindakan yang bijaksana. Pujian pun mengalir bukan hanya dari rakyat Chile, melainkan juga dari seluruh belahan dunia.
“Orang dipuji sesuai dengan kebijaksanaannya; orang dihina sesuai dengan kedunguannya” (Amsal 12:8—BIS). Pujian dan hinaan bukanlah tanpa alasan. Pada umumnya, kebijaksanaan mendatangkan pujian. Sebaliknya, kedunguan menghasilkan hinaan. Ke arah mana hidup kita bergerak? Kebijaksanaan atau kedunguan?
Amsal Hari Ini -- ( 22 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
23 Oktober 2016
Teguran kepada Saudara Seiman yang Berdosa
Minggu, 23 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Korintus 13
Di akhir pasal sebelumnya, Paulus menyatakan keinginannya untuk mengunjungi jemaat Korintus. Namun, ia menguatirkan satu hal, yakni bahwa orang-orang yang pernah ia tegur sebelumnya belum bertobat dari perilaku dosa mereka (12:20-22). Masih berkaitan dengan topik perilaku dosa, di pasal ini Paulus menegaskan tiga hal. Pertama, ia menyiratkan sudah mendengar laporan tentang perilaku dosa itu, namun ia tidak langsung percaya karena perlu dua atau tiga saksi untuk membuktikan kebenarannya (13:1). Karena itu, ketika berkunjung, Paulus akan menjadi saksi kebenaran laporan yang diterimanya tersebut. Kedua, ia memperingatkan mereka bahwa sebagai rasul Kristus ia berkuasa mengambil tindakan disiplin yang keras kepada mereka yang tidak bertobat ketika ia mengunjungi mereka. Namun, Paulus berharap mereka dapat bertobat sehingga ia tidak perlu menjalankan kuasanya tersebut (13:2-4, 10). Ketiga, ia memperingatkan jemaat untuk menguji diri apakah mereka sungguh berada di dalam Kristus. Paulus kuatir jangan-jangan perilaku mereka begitu gampang mengulangi berbagai dosa tanpa menunjukkan penyesalan atau usaha pertobatan membuktikan bahwa mereka sebenarnya belum diselamatkan oleh Kristus (13:5-9).
Tak jarang kita berperilaku seperti jemaat Korintus saat ditegur karena dosa yang kita perbuat. Bukannya bertobat, seringkali kita mencari alasan untuk membela diri, menyalahkan orang lain atau lingkungan, atau bahkan membenci orang yang menegur perilaku dosa kita. Oleh sebab itu, peringatan Paulus juga berlaku bagi kita. Sebagai saudara seiman, kita perlu belajar untuk saling mengingatkan dan saling menegur dalam kasih, meskipun seringkali teguran kita justru disambut dengan sikap apatis atau antipati. Teguran yang disampaikan dengan kasih akan membantu memurnikan kehidupan komunitas orang percaya bagi kemuliaan Allah. [TF]
Matius 18:15
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.”
-
23 Oktober 2016
Nasihat-nasihat terakhir
(1) Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah. (2) Kepada mereka, yang di masa yang lampau berbuat dosa, dan kepada semua orang lain, telah kukatakan terlebih dahulu dan aku akan mengatakannya sekali lagi sekarang pada waktu aku berjauhan dengan kamu tepat seperti pada waktu kedatanganku kedua kalinya bahwa aku tidak akan menyayangkan mereka pada waktu aku datang lagi. (3) Karena kamu ingin suatu bukti, bahwa Kristus berkata-kata dengan perantaraan aku, dan Ia tidak lemah terhadap kamu, melainkan berkuasa di tengah-tengah kamu. (4) Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah. (5) Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji. (6) Tetapi aku harap, bahwa kamu tahu, bahwa bukan kami yang tidak tahan uji. (7) Kami berdoa kepada Allah, agar kamu jangan berbuat jahat bukan supaya kami ternyata tahan uji, melainkan supaya kamu ini boleh berbuat apa yang baik, sekalipun kami sendiri tampaknya tidak tahan uji. (8) Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran. (9) Sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna. (10) Itulah sebabnya sekali ini aku menulis kepada kamu ketika aku berjauhan dengan kamu, supaya bila aku berada di tengah-tengah kamu, aku tidak terpaksa bertindak keras menurut kuasa yang dianugerahkan Tuhan kepadaku untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan.
Salam
(11) Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu! (12) Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium yang kudus. (13) (13-12b) Salam dari semua orang kudus kepada kamu. (14) (13-13) Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
-
23 Oktober 2016
Menghadapi Perubahan Bersama Tuhan
Mazmur 62: 2
Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 115; 2 Petrus 2; Yehezkiel 36-37
Tanda-tanda perubahan dunia sudah semakin terlihat nyata di sekitar kita. Kita menjalani hari demi hari sesuai rutinitas, yakin bahwa kita berada di tempat dimana kita seharusnya. Namun dunia di sekitar kita terus berubah. Kita tidak lagi hidup di dunia remaja kita, masa-masa itu sudah berakhir.
Kita rindu akan hari tua yang sederhana, aman dan nyaman. Tetapi harapan akan hari-hari itu kelihatannya mustahil. Kadang kala dunia kita berubah seiring dengan kepergian orang-orang yang kita cintai, kehilangan pekerjaan, rumah atau bahkan gereja. Saat kita bangun di suatu pagi, kita juga menemukan ada perubahan yang terjadi secara bertahap. Apa yang harus kita lakukan saat menghadapi perubahan yang berlangsung terus menerus ini? Jawabannya adalah kita hanya perlu pergi kepada pribadi yang tidak pernah berubah. Kita pergi kepada sang batu karang! (Mazmur 62:2)
Yesus adalah batu karang kita. Di dalam Dia kita teguh berdiri. Firman-Nya membimbing kita di tengah perubahan dunia. Dia bisa mengisi keranjang kosong dengan makan siang dan mengenyangkan banyak orang. Dia bisa menenangkan lautan badai, berjalan di atas gunung berapi dan menyelamatkan kita tanpa sedikitpun dari pakaian dan tubuh kita hangus.
Alkitab sudah menubuatkan perubahan dunia yang diikuti dengan perang, gempa bumi, dan kekacauan manusia. Semua hal ini harus terjadi. Tetapi sebagai orang Kristen, kita sudah menerima janji dari Tuhan bahwa Yesus akan datang kembali. Kita harus saling menghibur satu sama lain dengan kata-kata ini (1 Tesalonika 4:16-17).
Suatu saat nanti, kita akan berada di sebuah dunia yang baru dan mulia bersama Tuhan. Jadi, teruslah melihat ke atas untuk mendapatkan cara-cara ilahi yang bisa kita pakai untuk menghadapi perubahan dunia saat ini. – Gene Markland
Tuhan adalah pribadi yang tidak akan pernah berubah, sekalipun dunia berubah
-
23 Oktober 2016
TAK SEKADAR KATA
[[Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. ]] (1 Yohanes 3:18)
Taj Mahal termasuk salah satu situs warisan dunia menurut UNESCO. Bangunan yang berbentuk mirip masjid ini sebenarnya sebuah makam penghormatan. Ketika Mumtaz Mahal sakit parah, ia memohon kepada suaminya agar dibangunkan sebuah taj (arti harfiahnya adalah mahkota), dan Shah Jahan pun memenuhi permintaan ini. Selama 22 tahun Shah Jahan menyelesaikan bangunan itu dengan melibatkan lebih dari 20.000 pekerja. Mengapa ia bersusah payah melakukannya? Taj Mahal adalah wujud nyata kasihnya kepada sang istri.
Berbicara tentang kasih adalah hal yang mudah. Mewujudnyatakan kasih dalam perilaku tentu tidak semudah mengucapkannya. Perlu perjuangan untuk mewujudnyatakan kasih. Perjuangan itulah yang menjadi bagian dari ujian terhadap keberadaan kasih itu sendiri. Inilah yang disampaikan oleh Yakobus ketika memberi nasihat kepada umat Tuhan yang tersebar dalam perantauan karena penganiayaan yang mereka alami. Dalam kondisi teraniaya dan membutuhkan perhatian orang lain, Yakobus justru meminta mereka untuk mewujudnyatakan kasih dalam bentuk tindakan, bukan sekadar ucapan. Yakobus mengingatkan umat Tuhan bahwa mereka pun telah menerima wujud nyata kasih Allah melalui pengurbanan Yesus Kristus.
Apa yang sudah kita lakukan untuk mewujudnyatakan kasih kita kepada sesama? Kita mungkin berkata bahwa kitalah yang membutuhkan kasih dari orang lain. Ingatlah, Yesus Kristus telah menjadi wujud nyata kasih Allah kepada kita. Kini, apa yang menjadi wujud nyata kasih kita kepada orang lain?
Amsal Hari Ini -- ( 23 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
24 Oktober 2016
Kembali kepada Alkitab
Senin, 24 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Tawarikh 34
Ironis sekali bahwa Alkitab terkubur di dalam Rumah Allah (34:14-15). Ketika Raja Yosia memerintahkan anak buahnya merenovasi rumah Allah, mungkin dia tidak pernah membayangkan akan menemukan Kitab Suci tertumpuk di antara barang-barang. Para Imam pun mungkin tidak sadar bahwa Kitab Suci sudah hilang. Hal itu berarti bahwa selama ini, kitab itu sudah tidak digunakan lagi. Raja Yosia sudah melakukan banyak kebaikan, termasuk menghancurkan penyembahan berhala. Imam-imam pun tetap melakukan tugas di Bait Allah, tetapi ternyata bahwa selama ini mereka tidak mengetahui secara mendalam dan menyeluruh apa yang menjadi tuntutan firman Allah.
Ketika orang-orang sedang membersihkan Bait Allah, mereka menemukan Kitab Taurat itu, dan ketika kitab itu dibaca oleh Raja Yosia, dia betul-betul mengalami kebangunan rohani dan dia mengharuskan seluruh rakyatnya untuk bertobat dari dosa-dosa mereka dan hidup bagi Allah (ayat 30-33).
Ketika Gereja mengabaikan Alkitab dan tidak lagi memperhatikan ajaran Alkitab--sehingga kehidupan umat Allah menjadi rusak--teriakan yang paling kuat adalah “Kembali kepada Alkitab“. Alkitab harus dibaca dan dipahami oleh semua orang Kristen dan harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Alkitab--dan hanya Alkitab--menjadi pedoman yang benar dalam memimpin kehidupan Kristen. Alkitab tidak boleh hanya menjadi perhiasan rumah, tetapi harus digunakan, sebab hanya melalui Alkitab saja, Allah memimpin kita, mengoreksi kita, dan menjadikan kita orang Kristen yang lebih menyenangkan hati Tuhan. [AH]
2 Timotius 3:16-17
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
-
24 Oktober 2016
Kembali kepada Alkitab
Senin, 24 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Tawarikh 34
Raja Yosia - Pembaharuan yang dilakukan Yosia
(1) Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. (2) Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. (3) Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan. (4) Mezbah-mezbah para Baal dirobohkan di hadapannya; ia menghancurkan pedupaan-pedupaan yang ada di atasnya; ia meremukkan dan menghancurluluhkan tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan, dan menghamburkannya ke atas kuburan orang-orang yang mempersembahkan korban kepada berhala-berhala itu. (5) Tulang-tulang para imam dibakarnya di atas mezbah-mezbah mereka. Demikianlah ia mentahirkan Yehuda dan Yerusalem. (6) Juga di kota-kota Manasye, Efraim dan Simeon, sampai di kota-kota Naftali, yang di mana-mana telah menjadi reruntuhan, (7) ia merobohkan segala mezbah dan tiang berhala, meremukkan segala patung pahatan serta menghancurluluhkannya, dan menghancurkan semua pedupaan di seluruh tanah Israel. Sesudah itu ia kembali ke Yerusalem.
Kitab Taurat ditemukan kembali
(8) Pada tahun kedelapan belas dari pemerintahannya, setelah selesai mentahirkan negeri dan rumah TUHAN, ia menyuruh Safan bin Azalya, dan Maaseya, penguasa kota, serta Yoah bin Yoahas, bendahara negara, untuk memperbaiki rumah TUHAN, Allahnya. (9) Maka datanglah mereka kepada imam besar Hilkia dan menyerahkan kepadanya uang yang telah dibawa ke rumah Allah dan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Lewi, yakni oleh para penjaga pintu, dari orang-orang Manasye dan Efraim, dan dari semua orang yang masih tinggal dari Israel, pula dari seluruh orang Yehuda dan Benyamin, dan dari penduduk Yerusalem. (10) Uang itu diberikan mereka ke tangan para pekerja yang diangkat untuk mengawasi rumah TUHAN; dan mereka itu, yang bekerja dalam rumah TUHAN, mengeluarkannya untuk membetulkan dan memperbaiki rumah itu. (11) Mereka memberikannya kepada tukang-tukang kayu dan tukang-tukang bangunan, supaya tukang-tukang itu membeli batu pahat dan kayu untuk tupai-tupai dan untuk memasang balok-balok pada gedung-gedung, yang oleh raja-raja Yehuda dibiarkan roboh. (12) Orang-orang itu melakukan pekerjaan itu dengan setia. Orang-orang yang diangkat menjadi pengawas mereka ialah: Yahat dan Obaja, orang-orang Lewi dari bani Merari, sedangkan Zakharia dan Mesulam dari bani Kehat mengepalai semua. Dan semua orang Lewi yang pandai memainkan alat-alat musik, (13) mengepalai kuli-kuli dan mengiringi semua tukang dalam pekerjaan apapun. Dari antara orang-orang Lewi itu ada yang menjadi panitera, pengatur atau penunggu pintu gerbang. (14) Ketika mereka mengeluarkan uang yang telah dibawa ke rumah TUHAN, imam Hilkia menemukan kitab Taurat TUHAN, yang diberikan dengan perantaraan Musa. (15) Maka berkatalah Hilkia kepada Safan, panitera negara itu: "Aku telah menemukan kitab Taurat di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, (16) dan Safan membawa kitab itu kepada raja. Ia juga menyampaikan kabar kepada raja: "Segala sesuatu yang ditugaskan kepada hamba-hambamu, telah mereka laksanakan. (17) Mereka telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para pengawas dan para pekerja." (18) Safan, panitera negara itu, memberitahukan juga kepada raja: "Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku," lalu Safan membacakan sebagian di depan raja. (19) Segera sesudah raja mendengar perkataan Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya. (20) Kemudian raja memberi perintah kepada Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Abdon bin Mikha, kepada Safan, panitera negara itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya: (21) "Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi yang masih tinggal di Israel dan di Yehuda tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang dicurahkan kepada kita, oleh karena nenek moyang kita tidak memelihara firman TUHAN dengan berbuat tepat seperti yang tertulis dalam kitab ini!" (22) Maka pergilah Hilkia dengan orang-orang yang disuruh raja kepada nabiah Hulda, isteri seorang yang mengurus pakaian-pakaian, yaitu Salum bin Tokhat bin Hasra, penunggu pakaian-pakaian; nabiah itu tinggal di Yerusalem, di perkampungan baru. Mereka berbicara kepadanya sebagaimana yang diperintahkan. (23) Perempuan itu menjawab mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel! Katakanlah kepada orang yang menyuruh kamu kepada-Ku! (24) Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan malapetaka atas tempat ini dan atas penduduknya, yakni segala kutuk yang tertulis dalam kitab yang telah dibacakan di depan raja Yehuda, (25) karena mereka meninggalkan Aku dan membakar korban kepada allah lain dengan maksud menimbulkan sakit hati-Ku dengan segala pekerjaan tangan mereka; sebab itu nyala murka-Ku akan dicurahkan ke tempat ini dengan tidak padam-padam. (26) Tetapi kepada raja Yehuda yang telah menyuruh kamu untuk meminta petunjuk TUHAN, harus kamu katakan demikian: Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Mengenai perkataan yang telah kaudengar itu, (27) oleh karena engkau sudah menyesal dan engkau merendahkan diri di hadapan Allah pada waktu engkau mendengar firman-Nya terhadap tempat ini dan terhadap penduduknya, oleh karena engkau merendahkan diri di hadapan-Ku, mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku, Akupun telah mendengarnya, demikianlah firman TUHAN, (28) maka sesungguhnya Aku akan mengumpulkan engkau kepada nenek moyangmu, dan engkau akan dikebumikan ke dalam kuburmu dengan damai, dan matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang akan Kudatangkan atas tempat ini dan atas penduduknya." Lalu mereka menyampaikan jawab itu kepada raja. (29) Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. (30) Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN bersama-sama semua orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, para imam, orang-orang Lewi, dan seluruh orang awam, baik yang besar maupun yang masih kecil. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. (31) Sesudah itu berdirilah raja pada tempatnya dan diikatnyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya dan untuk melakukan perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. (32) Ia menyuruh semua orang yang berada di Yerusalem dan Benyamin ikut serta dalam perjanjian itu. Dan penduduk Yerusalem berbuat menurut perjanjian Allah, yakni Allah nenek moyang mereka. (33) Yosia menjauhkan segala dewa kekejian dari semua daerah orang Israel dan menyuruh semua orang yang ada di Israel beribadah kepada TUHAN, Allah mereka. Maka sepanjang hidup Yosia mereka tidak menyimpang mengikuti TUHAN, Allah nenek moyang mereka.
2 Timotius 3:16-17
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
-
24 Oktober 2016
JADILAH PEMBERANI!
Bacaan Firman Tuhan hari ini : 1 Korintus 16:10-18
M1. Menerima Firman Laki-laki di nilai sebagai makhluk yang kuat karena secara umum laki-laki memiliki jiwa pemberani, tegas dan suka tantangan, bahkan ada yang berprinsip pantang nangis supaya tidak dikatakan cemen/cengeng seperti wanita. Rasul Paulus menyerukan agar setiap orang percaya bersikap sebagai laki-laki. Apakah seruan ini semata-mata ditujukan hanya kepada laki-laki secara fisik? Bukan itu!. Seruan Paulus ini ditujukan kepada seluruh jemaat di Korintus tanpa terkecuali (bukan untuk berjenis kelamin laki-laki saja), tetapi untuk laki-laki maupun perempuan. “kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.” (1 Korintus 1:2). Bagi yang wanita, ada hal-hal positif yang bisa dipelajari dari sikap seorang laki-laki dan diterapkan dalam kehidupan rohani. Salah satunya adalah faktor keberanian. Kata ‘berani’ memiliki arti sikap hati mantap(yakin) dan punya percaya diri yang besar dalam menghadapi apapun (pantang menyerah); berani juga berarti tidak takut, tidak gentar dan tidak tawar hati. Sebagai seorang prajurit Kristus kita harus punya keberanian sebab hidup ini adalah medan pertempuran, “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Efesus 6:12). Jikalau kita takut sebelum berperang maka kita tidak akan pernah melihat kemenangan. Disini iblis akan berusaha menebarkan benih roh: ketakutan, keragu-raguan, kebimbangan, kurang percaya kedalam hidup anak-anak Tuhan sehingga mereka kalah sebelum berperang. Bangsa Israel pun mengalami hal ketakutan yang luar biasa, “ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada Tuhan,” (Keluaran 14:10), karena itu Musa menguatkan mereka: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.” (Keluaran 14:13). Jadilah pemberani bersama Tuhan!
M2. Merenungkan Firman Mengapa masih ada anak Tuhan yang takut dan ragu untuk melangkah dalam hidupnya dengan tuntunan Firman?
M3. Melakukan Firman Rhema apa yang anda dapatkan dari renungan saat teduh hari ini? Apa komitmen anda?
M4. Membagikan Firman Ceritakanlah kebenaran-kebenaran baru yang anda peroleh dari bacaan di atas kepada orang lain
Ayat hafalan : 1 Korintus 16:13 “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!”
24 Oktober 2016 diubah oleh MEI664
-
24 Oktober 2016
Mirip Siapakah Dirimu?
1 Yohanes 4:7
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 116 ; 2 Petrus 3 ; Yehezkiel 38-39
"Kamu mirip dengan mamamu ketika dia seumurmu." Demikian anggota keluarga saya berulang kali memberitahu saya, tetapi saya tidak percaya. Hingga suatu kali mama saya menemukan foto sewaktu dia di kelas delapan. Dengan bersemangat dia membawa foto itu ke kamar saya untuk menunjukkannya. Dengan tubuhnya yang langsing dan rambutnya yang panjang, saya seperti melihat ke cermin. Saya sangat mirip dengannya.
Kita tidak harus berusaha untuk mirip dengan orangtua kita, secara otomatis kita mewarisi tampilan fisik ayah dan ibu kita. Namun bagaimana caranya agar kita mewarisi sifat-sifat dan DNA Bapa Sorgawi kita? Ketika orang-orang melihat diri kita, mereka akan langsung tahu bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Saat kita lahir baru, secara otomatis DNA Bapa Sorgawi itu ada di dalam kita karena Roh Kudus masuk dalam hati kita. Alkitab berkata sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus kita akan dikenal karena kasih yang kita tunjukkan.
"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:35).
DNA kita di dalam Kristus adalah kasih, jika hidup kita memperlihatkan kasih Tuhan maka dengan sendirinya dunia akan dapat melihat kemiripan kita dengan Bapa Sorgawi kita. Ketika dunia dipenuhi dengan kebencian dan amarah, kita melepaskan pengampunan dan kasih. Ketika dunia penuh dengan ketidaksabaran, kita menempatkan orang lain lebih dulu dan bersabar menghadapi segala tekanan yang ada.
Semua sifat kasih yang tertulis dalam 1 Korintus 13:4-7 adalah sifat-sifat Ilahi, hal itu tidak muncul dari tabiat dosa. Dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan pernah bisa mengasihi sesama dan Tuhan dengan ketulusan. Tipe kasih yang seperti ini hanya muncul karena adanya Roh Kudus yang hidup di dalam kita. Pertanyaannya adalah, "Apakah hari ini kita sudah menunjukkan sifat-sifat Bapa Sorgawi kita ini?"
-
24 Oktober 2016
MEI664 tulis:
JADILAH PEMBERANI!
Bacaan Firman Tuhan hari ini : 1 Korintus 16:10-18
Beberapa pemberitahuan
(10) Jika Timotius datang kepadamu, usahakanlah supaya ia berada di tengah-tengah kamu tanpa takut, sebab ia mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti aku.
(11) Jadi, janganlah ada orang yang menganggapnya rendah! Tetapi tolonglah dia, supaya ia melanjutkan perjalanannya dengan selamat, agar ia datang kembali kepadaku, sebab aku di sini menunggu kedatangannya bersama-sama dengan saudara-saudara yang lain.
(12) Tentang saudara Apolos: telah berulang-ulang aku mendesaknya untuk bersama-sama dengan saudara-saudara lain mengunjungi kamu, tetapi ia sama sekali tidak mau datang sekarang. Kalau ada kesempatan baik nanti, ia akan datang.
(13) Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!
(14) Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!
(15) Ada suatu permintaan lagi kepadamu, saudara-saudara. Kamu tahu, bahwa Stefanus dan keluarganya adalah orang-orang yang pertama-tama bertobat di Akhaya, dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan orang-orang kudus.
(16) Karena itu taatilah orang-orang yang demikian dan setiap orang yang turut bekerja dan berjerih payah.
(17) Aku bergembira atas kedatangan Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus, karena mereka melengkapi apa yang masih kurang padamu;
(18) karena mereka menyegarkan rohku dan roh kamu. Hargailah orang-orang yang demikian!
M1. Menerima Firman Laki-laki di nilai sebagai makhluk yang kuat karena secara umum laki-laki memiliki jiwa pemberani, tegas dan suka tantangan, bahkan ada yang berprinsip pantang nangis supaya tidak dikatakan cemen/cengeng seperti wanita.
Rasul Paulus menyerukan “kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.” (1 Korintus 1:2).
Salah satunya adalah faktor keberanian. Kata ‘berani’ memiliki arti sikap hati mantap(yakin) dan punya percaya diri yang besar dalam menghadapi apapun (pantang menyerah); berani juga berarti tidak takut, tidak gentar dan tidak tawar hati. Sebagai seorang prajurit Kristus kita harus punya keberanian sebab hidup ini adalah medan pertempuran, Jadilah pemberani bersama Tuhan!
M2. Merenungkan Firman Mengapa masih ada anak Tuhan yang takut dan ragu untuk melangkah dalam hidupnya dengan tuntunan Firman?
Karena banyaknya pikiran manusia yang mempertimbangkan dan memperhitungkan segala faktor duniawi dan menyadari faktor tekanan hidup dan kurang berserah serta mendekatkan diri pada Tuhan sehingga menjadi pesimis.
M3. Melakukan Firman Rhema apa yang anda dapatkan dari renungan saat teduh hari ini? Apa komitmen anda?
Tidak takut.
M4. Membagikan Firman Ceritakanlah kebenaran-kebenaran baru yang anda peroleh dari bacaan di atas kepada orang lain.
Stay strong. Keep your head up high. Eyes straight ahead. Jangan banyak mengeluh. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya. Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanku. Sambil tidak henti-hentinya berusaha, berdoa serta mengucap syukur kepada Allah, sehingga aku bisa bersuka cita dalam damai sejahtera yang berasal dari Allah sendiri.
Bangunlah dan menjadi laki-laki. :)
Ayat hafalan : 1 Korintus 16:13 “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!”
-
24 Oktober 2016
Memilih untuk Berubah
Senin, 24 Oktober 2016
Baca: Yehezkiel 18:25-32
18:25 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
18:26 Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.
18:27 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya.
18:28 Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
18:29 Tetapi kaum Israel berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, hai kaum Israel, ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
18:30 Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan.
18:31 Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
18:32 Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Hentikan segala kejahatan yang kamu lakukan dan biarlah hati dan pikiranmu menjadi baru. —Yehezkiel 18:31 BIS
Ketika putra saya mmendapat sebuah robot mainan kecil, ia gemar memprogramnya untuk melakukan tugas-tugas sederhana. Robot itu dapat bergerak maju, berhenti, dan kemudian melangkah mundur. Ia bahkan membuat robot itu dapat mengeluarkan bunyi “bip” dan memutar ulang bunyi-bunyian yang direkamnya. Robot itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan putra saya. Robot itu tidak pernah tertawa secara spontan atau bergerak ke arah yang tidak direncanakan. Robot itu tidak mempunyai pilihan.
Ketika Allah menciptakan manusia, Dia bukan menciptakan robot. Allah menjadikan kita menurut gambar-Nya, dan itu berarti kita dapat berpikir, mempunyai akal, dan membuat keputusan. Kita dapat memilih antara yang baik dan yang salah. Bahkan apabila kita sering gagal menaati Allah, kita dapat memutuskan untuk mengarahkan kembali hidup kita ke jalan yang benar.
Ketika Allah mendapati bangsa Israel kuno terus-terusan menentang-Nya, Dia berbicara kepada mereka melalui Nabi Yehezkiel. Yehezkiel berkata, “Bertobatlah dari dosa-dosamu. Jangan biarkan dosamu menghancurkan dirimu. . . . Biarlah hati dan pikiranmu menjadi baru” (Yeh. 18:30-31 BIS).
Perubahan itu dapat dimulai cukup dengan satu keputusan, yakni dengan memilih untuk dikuasai Roh Kudus (Rm. 8:13). Mungkin itu berarti kamu harus berani berkata tidak pada hal-hal tertentu dalam hidupmu. Tidak lagi bergosip, tidak lagi serakah, atau tidak lagi iri hati. Tidak lagi _________________ (Isilah dengan jawabanmu sendiri). Jika kamu mengenal Yesus, kamu tidak lagi menjadi hamba dosa. Kamu bisa memilih untuk berubah, dan dengan pertolongan Allah, revolusi dirimu dapat dimulai hari ini. —Jennifer Benson Schuldt
Tuhan, tiada yang mustahil bagi-Mu. Dengan kuasa kebangkitan Yesus, tolonglah aku melangkah menuju ketaatan yang makin teguh kepada-Mu.
Untuk suatu awal yang baru, mintalah hati yang baru kepada Allah.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 3-5; 1 Timotius 4
Artikel Terkait:
Ketika Aku Bersedia untuk Diproses Tuhan
Seringkali hidup kita tidak mengalami perubahan apa-apa karena kita tidak sabar dalam proses, takut untuk diproses, atau tidak mau diproses oleh Tuhan. Kita memilih kembali pada pola hidup kita yang lama.
Apakah kamu siap diproses Tuhan?
Wawasan
Allah berjanji untuk memberikan hati yang baru dan roh yang baru kepada umat-Nya, menggantikan hati mereka yang keras dengan hati yang taat (Yeh.11:19). Karya penyelamatan Allah bagi umat-Nya ini kembali disampaikan Yehezkiel dalam Yehezkiel 36:25-27. Allah akan memberikan Roh Kudus untuk memampukan kita menaati Dia (ay.27). Hal ini disebut Yeremia sebagai “perjanjian baru” (Yer.31:31-34). Beberapa jam sebelum mati disalib, Yesus berbicara tentang “perjanjian baru” oleh darah-Nya (Luk.22:20; 1 Kor.11:25). Karena kematian Yesus, sekarang Dia menjadi perantara dari perjanjian yang baru (Ibr. 8:6-13; 9:17; 12:24). Dalam perjanjian baru itu, Allah memberikan kesempatan bagi setiap orang yang mau bertobat untuk mendapatkan “hati yang baru dan roh yang baru” (Yeh.18:31). —Sim Kay Tee
24 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
24 Oktober 2016
Jejak-jejak Kasih Setia TUHAN
Senin, 24 Agustus 2015
Bacaan Alkitab hari ini:
Mazmur 136
Dalam setiap ibadah, kita sering diajak untuk bersyukur kepada TUHAN. Namun, dalam kenyataan, ketika kita menjalani hari-hari kita di dunia, adakalanya orang Kristen merasa sulit bersyukur kepada TUHAN karena tidak menemukan alasan yang kuat yang dapat membawanya untuk bersyukur kepada TUHAN.
Mazmur 136 memberikan kita alasan paling masuk akal untuk dapat senantiasa bersyukur kepada TUHAN. Mazmur ini mengajak kita untuk selalu menghitung kasih setia-Nya yang tak pernah habis, “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya. ” Dia adalah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan yang melakukan keajaiban-keajaiban besar, yang menciptakan langit dan bumi beserta matahari, bulan dan bintang. Dia adalah Allah yang berkarya dalam sejarah umat-Nya, yang membebaskan bangsa Israel keluar dari Mesir, memimpin mereka melalui padang gurun, mengalahkan para raja yang besar, dan memberikan tanah pusaka kepada mereka. Dia juga merupakan Allah yang yang hadir dalam hidup kita, mengingat kita dalam kerendahan kita dan menyelamatkan kita. Dia adalah Allah yang memelihara segala makhluk ciptaan-Nya dan yang memberikan mereka makanan pada waktunya.
Saat menyadari akan begitu banyaknya jejak-jejak kasih setia Tuhan dalam alam semesta ciptaan-Nya dan dalam sejarah umat manusia, dan terlebih lagi dalam sepanjang perjalanan kehidupan kita secara pribadi, maka tak henti-hentinya juga hati kita akan meluap dengan ucapan syukur yang tulus dan jujur kepada-Nya. Selalu ada alasan bagi kita untuk mengucapkan syukur kepadaNya setiap hari, bahkan setiap saat, karena jejak-jejak kasih setia-Nya yang begitu kuat dan nyata serta tidak pernah habis-habisnya dalam hidup kita. Apakah Anda menyadari kasih setia TUHAN itu? [SS]
Mazmur 136:1
“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”
-
24 Oktober 2016
Jejak-jejak Kasih Setia TUHAN
Senin, 24 Agustus 2015
Bacaan Alkitab hari ini:
Mazmur 136
Kasih setia Allah kepada orang Israel
(1) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(2) Bersyukurlah kepada Allah segala allah!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(3) Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(4) Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(5) Kepada Dia yang menjadikan langit dengan kebijaksanaan!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(6) Kepada Dia yang menghamparkan bumi di atas air!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(7) Kepada Dia yang menjadikan benda-benda penerang yang besar;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(8) Matahari untuk menguasai siang;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(9) Bulan dan bintang-bintang untuk menguasai malam!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(10) Kepada Dia yang memukul mati anak-anak sulung Mesir;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(11) Dan membawa Israel keluar dari tengah-tengah mereka;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(12) Dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang teracung!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(13) Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(14) Dan menyeberangkan Israel dari tengah-tengahnya;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(15) Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(16) Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(17) Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(18) Dan membunuh raja-raja yang mulia;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(19) Sihon, raja orang Amori;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(20) Dan Og, raja negeri Basan;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(21) Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(22) Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(23) Dia yang mengingat kita dalam kerendahan kita;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(24) Dan membebaskan kita dari pada para lawan kita;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(25) Dia yang memberikan roti kepada segala makhluk;
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(26) Bersyukurlah kepada Allah semesta langit!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Saat menyadari akan begitu banyaknya jejak-jejak kasih setia Tuhan dalam alam semesta ciptaan-Nya dan dalam sejarah umat manusia, dan terlebih lagi dalam sepanjang perjalanan kehidupan kita secara pribadi, maka tak henti-hentinya juga hati kita akan meluap dengan ucapan syukur yang tulus dan jujur kepada-Nya. Selalu ada alasan bagi kita untuk mengucapkan syukur kepadaNya setiap hari, bahkan setiap saat, karena jejak-jejak kasih setia-Nya yang begitu kuat dan nyata serta tidak pernah habis-habisnya dalam hidup kita. Apakah Anda menyadari kasih setia TUHAN itu? [SS]
Mazmur 136:1
“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”
-
24 Oktober 2016
JALAN MEMUTAR
[[Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. ]] (Keluaran 13:18)
Suatu kali saya mengendarai mobil dari Trawas menuju Surabaya. Ada dua pilihan rute, melewati Porong atau Mojosari. Tentu saya memilih rute yang terpendek, yakni melalui Porong. Menjelang masuk Porong sudah tampak antrean kendaraan yang begitu padat. Uniknya, kendaraan-kendaraan itu sama sekali tidak bergerak. Ternyata jalanan Porong sedang diblokir oleh warga korban lumpur Lapindo yang menuntut ganti rugi. Terpaksa saya harus memutar kembali ke Trawas dan melewati Mojosari untuk menuju Surabaya. Jalan memutar itu tak ayal memakan lebih banyak waktu dan bahan bakar.
Kita lebih suka jalan yang pendek daripada jalan yang memutar. Uniknya, bagi orang Israel yang keluar dari Mesir, Allah justru memimpin dengan tiang awan dan tiang api melalui jalan yang memutar. Mengapa? Allah mengetahui kekuatan orang Israel yang baru saja keluar dari tempat perbudakan di Mesir. Allah tahu, jalan terpendek akan menyebabkan orang Israel berhadapan dengan orang Filistin yang mempunyai tentara yang kuat. Allah memilih jalan memutar. Memutar berarti menempuh perjalanan yang lebih jauh. Lebih jauh berarti lebih melelahkan, tetapi juga lebih aman.
Kegagalan, sakit penyakit, dan permasalahan tak terduga dapat menghambat laju kita mencapai kesuksesan hidup. Kita merasa kesal dan marah karena tidak segera tiba pada tujuan yang kita harapkan. Kita mungkin terpaksa harus mengulang dari awal. Terpaksa menempuh jalan memutar. Namun, siapa tahu jalan memutar ini adalah jalan-Nya untuk kebaikan kita?
Amsal Hari Ini -- ( 24 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
24 Oktober 2016
ZEGA376 tulis:
Tantangan Para Ibu
....Anda Membutuhkan Tuhan untuk bisa menjadi Ibu yang terbaik bagi keluarga Anda, tidak bisa tidak.
Ini hatiku tak sempurna
Perlu campur tanganMu dalam hidupku
Hatiku mengasihiMu Hatiku mengasihiMu
Hatiku ingin mengenalMu ingin mengertiMu
Tuhan Kau lihat isi hatiku24 Oktober 2016 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
25 Oktober 2016
Terdidik di dalam Kebenaran Allah (Menjelang Reformasi)
Selasa, 25 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
1 Timotius 4:1-10
Paulus menggambarkan zaman ini sebagai zaman yang penuh dengan penyesatan dan kedustaan. Di balik semua kepalsuan, tipu daya, dan penyesatan, ada pekerjaan Iblis. Menurut Yesus Kristus, Iblis adalah “bapa segala dusta” (Yohanes 8:44). Tujuan penyesatan adalah untuk membuat orang-orang beralih dari jalan kebenaran dan kebaikan menuju kepada kehidupan dalam kebohongan dan kejahatan. Orang-orang saling mendustai, saling menyesatkan, dan saling menjatuhkan. Orang-orang seperti itu sudah tidak mempedulikan lagi kebaikan dan kebenaran karena hati nurani mereka sudah rusak, tumpul, dan bebal (1 Timotius 4:2).
Paulus mengingatkan Timotius untuk tetap hidup lurus dan benar di zaman yang bengkok dan salah ini. Timotius tetap harus menjadi seorang pelayan Kristus yang baik. Bagaimana Timotius tetap dapat menjadi pengikut dan pelayan Kristus yang baik, padahal di sekelilingnya penuh cobaan dan godaan? Paulus mengatakan, Timotius harus terdidik dalam Firman dan dalam ajaran yang sehat (4:6). “Terdidik” memiliki arti bahwa Timotius harus terus-menerus memakan makanan yang sehat di tengah dunia yang kotor dan sakit. Makanan sehat itu adalah kebenaran firman Tuhan.
Dunia semakin tersesat oleh tipu daya Iblis dan semakin hidup di dalam ketidakbenaran. Tidak ada cara lain untuk melawan ketidakbenaran kecuali dengan menegakkan kebenaran Allah di tengah dunia ini. Tidak ada cara untuk melawan kegelapan kecuali dengan menyalakan terang. Inilah yang menjadi tugas Kristen kita. Di tengah dunia yang salah, kita harus menegakkan kebenaran; di tengah dunia yang gelap, kita harus menyalakan terang Allah. [AH]
1 Timotius 4:6
“Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.”
-
25 Oktober 2016
Terdidik di dalam Kebenaran Allah (Menjelang Reformasi)
Selasa, 25 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
1 Timotius 4:1-10
Tugas Timotius dalam menghadapi pengajar sesat
(1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. (3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. (4) Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, (5) sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa. (6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini. (7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. (8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. (9) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. (10) Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya. (11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. (12) Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (13) Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. (15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. (16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
1 Timotius 4:6
“Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.”
-
25 Oktober 2016
Anugerah Ini
Selasa, 25 Oktober 2016
Baca: 2 Korintus 12:6-10
12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. —2 Korintus 12:9
Beberapa tahun lalu saya pernah menulis sebuah esai tentang koleksi tongkat pembantu jalan yang saya miliki. Saya bercanda bahwa suatu hari nanti saya akan membutuhkan alat bantu jalan yang lebih canggih. Hari itu telah tiba. Kombinasi masalah tulang belakang dan kerusakan saraf perifer telah memaksa saya untuk menggunakan alat bantu jalan beroda tiga. Saya tidak dapat lagi menjelajahi alam. Saya tidak dapat lagi memancing. Saya tidak dapat lagi melakukan banyak hal yang selama ini memberikan kesenangan bagi saya.
Namun demikian, saya mencoba untuk menerima keterbatasan saya, apa pun itu, sebagai anugerah dari Allah, dan dengan anugerah inilah saya harus melayani Dia. Anugerah ini dan bukan yang lain. Itu juga berlaku bagi kita semua, entah kita mengalami keterbatasan dari segi emosi, fisik, atau intelektual. Dengan blak-blakan, Paulus mengatakan bahwa ia bermegah atas kelemahannya, karena justru dalam kelemahan itulah kuasa Allah dinyatakan di dalam dirinya (2Kor. 12:9).
Bila kita memandang segala sesuatu yang kita anggap sebagai kendala dengan cara seperti itu, kita akan dimampukan untuk melakukan tanggung jawab kita dengan penuh keberanian dan keyakinan. Daripada mengeluh, mengasihani diri, atau mengasingkan diri, lebih baik kita memberi diri untuk dipakai Allah menggenapi tujuan-tujuan yang telah ditentukan-Nya.
Saya tidak tahu apa yang dikehendaki Allah bagi kamu dan saya, tetapi kita tidak perlu mengkhawatirkannya. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menerima saja segala sesuatu sebagaimana adanya dan merasa cukup, dengan menyadari bahwa di dalam kasih, hikmat, dan pemeliharaan Allah, keadaan inilah yang terbaik bagi kita. —David Roper
Ya Tuhan, aku tahu Engkau baik dan mengasihiku. Aku percaya Engkau akan memberikan segala sesuatu yang kuperlukan untuk hari ini.
Rasa cukup memampukan kita untuk bertumbuh di mana pun Allah menempatkanmu.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 6-8; 1 Timotius 5
Artikel Terkait:
Pekerjaan yang Paling Ideal: Ibu Rumah Tangga
Ketika pemimpin kelompok diskusi pemuda Christine memintanya menuliskan sebuah pekerjaan yang menurutnya ideal, dia menuliskan satu pekerjaan ini: “Ibu rumah tangga”. Kemudian, Tuhan membukakan kepada Christine mengenai sebuah kisah dari seorang ibu rumah tangga yang menginspirasinya.
-
25 Oktober 2016
KERJA KERAS PANGKAL KEBERHASILAN
[[Dengan bermalas-malas takkan tercapai yang diidamkan; dengan bekerja keras orang mendapat kekayaan. ]] (Amsal 12:27—BIS)
John Grisham adalah salah seorang penulis novel terlaris dunia pada masa kini. Sebelum menjadi penulis, ia bekerja di bidang hukum. Ia ingin menjadi penulis. Apa langkah pertamanya? Tiap hari ia menuliskan satu kata di kalendarnya: write (menulis). Ia berkata, “Saya akan bekerja 60 menit lebih awal setiap hari. Saya akan menulis satu halaman setiap hari.” Ia melakukannya dengan konsiten: menulis satu halaman setiap hari. Hasilnya? Keberhasilan!
“Dengan bermalas-malas takkan tercapai yang diidamkan; dengan bekerja keras orang mendapat kekayaan” (Amsal 12:27—BIS). Kemalasan menyebabkan cita-cita tidak terwujud. Kerja keras mendekatkan impian pada kenyataan.
Amsal Hari Ini -- ( 25 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
26 Oktober 2016
TERHEMPAS TAPI TIDAK KANDAS (Pdt. Hengky So, M.Th)
Ayat bacaan: II Kor. 1:3-11
1 : 3 Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan
1 : 4 yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.
1 : 5 Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.
1 : 6 Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga.
1 : 7 Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami. Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami."
1 : 9 Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah p yang membangkitkan orang-orang mati.
1:10 Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi,
1:11 karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami.
Ayat di atas adalah surat dari Rasul Paulus dengan ilham Allah ditulis untuk ditujukan kepada jemaat di Korintus. Paulus mengalami putus asa ketika mengalami masalah yaitu beban yang begitu berat, beban yang berat dalam pelayanan, juga beban dalam dirinya yaitu sakit penyakit yang dialami sampai meninggal dunia. Jadi Paulus juga mengalami keputus asaan karena beban yang berat dalam pelayanan maupun kehidupan pribadi.
Bagaimana supaya iman kita tidak kandas sekalipun mengalami beban yang begitu berat dalam hidup ini:
1. Supaya Berfokus, Bergantung dan Percaya kepada Tuhan Bukan Kepada Diri Sendiri.
"Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Kor 1:9)Kenapa kita harus fokus, bergantung dan percaya kepada Tuhan? Sebab Tuhan itu adalah Bapa kita. Karena kita adalah anak-anak Allah, ketika percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat, maka kita diberi kuasa sebagai anak Allah (Yoh.1:12). Tuhan sebagai Bapa bagi kita adalah Bapa yang Baik, Bapa yang penuh belas kasihan, artinya bahwa hanya oleh belas kasihannya kita layak menerima pemulihan, berkat dan kemenangan, juga sebagai Bapa sumber penghiburan, artinya Bapa lah yang menghibur dalam segala penderitaaan.
2. Supaya Mengingat Allah yang Telah Melakukan Kebaikan dan Pertolongan Bagi Hidup kita.
"Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi," (2 Kor.1:10)Untuk apa kita mengingat kebaikan dan pertolongan Tuhan? Supaya muncul dan mempunyai pengharapan kembali kepada Tuhan. Ketika ada pengharapan kembali, maka akan muncul pengharapan bahwa Tuhan pasti memberi pertolongan dan jalan keluar atas masalah kita.
3. Allah Mempunyai Rencana Melalui hidup kita
"yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. (2 Kor. 1:4)Allah mempunyai rencana dan tujuan yang mulia dalam hidup kita, oleh karena sekalipun dalam hempasan badai masalah apapun kita akan terus fokus dan berpengharapan kepada Tuhan. Ingatlah bahwa rencana Allah tidak pernah gagal sekalipun berbagai badai masalah datang menghampiri hidupmu, karena Allah yang berjanji dan yang akan menggenapinya.
Apapun masalah dan persoalan yang kita hadapi hari-hari ini, ingat bahwa Tuhan akan menolong dan menyertai kita supaya kita menang, mari terus fokus dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, terus ingat kebaikan Tuhan dan percaya rencana Tuhan indah dalam hidup kita. Amin...
"TUHAN YESUS MEMBERKATI"
26 Oktober 2016 diubah oleh MEI664