Pendalaman Alkitab Online
-
26 Oktober 2016
Bukti Hidup dalam Kristus
Bacaan Alkitab hari ini:
1 Yohanes 2
Kristus pengantara kita
(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
(2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
(3) Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
(4) Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
(5) Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
(6) Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Perintah yang baru
(7) Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
(8) Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.
(9) Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
(10) Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
(11) Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
(12) Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.
(13) Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat.
(14) Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
(15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
(16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
(17) Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Antikristus
(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
(19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
(20) Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.
(21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
(22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
(23) Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.
(24) Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.
(25) Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.
(26) Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.
(27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Anak-anak Allah
(28) Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
(29) Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya.
-----------------------
itu, tidaklah mungkin orang mengklaim mengenal Allah dan mengaku hidup dalam Kristus namun hidup dalam ketidakbenaran. Orang yang mengaku hidup di dalam Kristus wajib hidup sama seperti Kristus hidup (2:6). Apakah ciri-ciri orang yang hidup seperti Kristus?
Pertama, menuruti perintah Kristus (2:3-4). Yesus Kristus selalu menekankan hubungan antara mengasihi Tuhan dengan menaati firman-Nya. Yesus Kristus sendiri mengasihi Bapa dan hidup dalam ketaatan kepada Bapa (Yohanes 14:31). Dia juga menuntut murid-murid-Nya menuruti segala perintah-Nya sebagai bukti mereka mengasihi Dia (Yohanes 14:15, 21).
Kedua, mengasihi saudaranya (1 Yohanes 2:9-11). Sebaliknya, orang yang membenci saudaranya jelas adalah orang yang hidup dalam kegelapan dan mata hatinya buta. Yesus Kristus sendiri telah menyatakan kasih-Nya yang tak terbatas, bahkan kepada orang-orang yang memusuhi-Nya. Kita mengasihi sesama karena pengenalan kepada Allah dan persekutuan dengan-Nya yang adalah terang membuat kita tidak mungkin melakukan yang sebaliknya.
Ketiga, hatinya tidak berorientasi pada dunia serta segala nilai dan kebanggaannya (2:15-16). Sebaliknya, hatinya tertuju kepada kehendak Allah (2:17).
Keempat, hidup dalam terang. Kita hidup pada zaman akhir. Meskipun kini belum nyata adanya satu figur antikristus tertentu, kita hidup dalam dunia yang nilai dan semangatnya bermusuhan dengan Kristus (2:18-23). Mohonlah Tuhan menjaga hati kita agar tetap dalam pengajaran-Nya (2:26-27), sehingga kita tidak mudah disesatkan oleh dunia yang berusaha menarik kita untuk hidup dalam kegelapan. [JD]
1 Yohanes 2:6
“Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
26 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
26 Oktober 2016
Sudut Pandang yang Berbeda
Yesaya 55 : 8-9
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 118; 1 Yohanes 2; Yehezkiel 42-43
“Tentukan tujuanmu, pilih cara mencapainya, buat hal itu menjadi bagian yang lebih kecil, atur langkah-langkahnya, mulailah langkah pertama, capai setiap tujuan-tujuan kecil, dan kemudian kamu akan mencapai tujuan utama”. Begitulah setiap artikel menuliskan tentang strategi mencapai tujuan.
Sayangnya, Tuhan tidak memakai cara itu dalam hidup kita. Saya hanya mendapati diri saya gagal saat mencoba menetapkan tujuan saya sendiri untuk mencapai kehendak Tuhan. Mengapa begitu? Jawabannya karena ‘rancangan Tuhan bukan rancangan kita dan jalan Tuhan bukan jalan kita’ (baca Yesaya 55 : 8-9).
Bagaimana bisa pandangan Tuhan bisa berbeda dari pandangan kita? Saya masih ingat saat masih kecil, saat saya menjaga seorang anak berusia empat tahun bernama Scott. Saat bermain bersama adik saya yang hampir sebaya dengan dia, mereka menemukan sebuah harta karun lima sen dan satu kuartal dollar. Mereka memutuskan membagi-bagi harta rampasan itu, sampai-sampai adik saya rela memberikan Scott satu kuartal dolar dan dia mendapat lima sen. Tapi tiba-tiba Scott tidak senang dengan pembagian itu dan mulai menangis. Kita lalu mulai mencoba menjelaskan bahwa satu kuartal dollar bernilai 25 sen. Tetapi dia tidak percaya dengan penjelasan kami. Scott tidak percaya dengan penjelasan, teori matematika atau diagram.
Scott tidak bodoh. Karena dia melihat bahwa lima sen memang lebih dari satu. Tapi saat kita memberinya pilihan itu hari ini, dia pasti akan memilih satu kuartal dolar, karena memiliki nominal yang jauh lebih besar.
Seperti Scott, saya baru menyadari bahwa ada sudut pandang yang lain, yaitu sudut pandang Allah. Yang kita bisa lakukan adalah percaya bahwa mencapai tujuan di mata Tuhan tidak seperti mencapai tujuan akhir kita. Kita tidak perlu khawatir atau mencoba mengukur kemajuan kita terhadap waktu yang dibuat manusia. Yang harus kita lakukan adalah memastikan bahwa kita melakukan apapun yang Tuhan ingin kita lakukan saat ini juga. Kita bisa mempercayai Tuhan karena pikiran-Nya jauh lebih besar dari pikiran kita, dan cara-Nya jauh lebih besar dari cara kita. – Ginny Dix
--------------------------
Di dalam segala sesuatu jangan pernah mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi andalkanlah Allah
-
26 Oktober 2016
RASA MALU
[[Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu. ]] (1 Petrus 4:16)
Seorang dosen di perguruan tinggi Kristen meninggal dunia. Tidak ada yang istimewa dengan berita ini, bukan? Masalahnya, sang dosen meninggal di sebuah panti pijat yang terletak di kompleks lokalisasi. Berita pendek di surat kabar itu menegaskan bahwa sang dosen adalah pelanggan tetap seorang wanita Pekerja Seks Komersial (PSK). Tak terbayangkan bagaimana wajah istri, anak-anak, rekan sesama dosen, dan kenalan-kenalannya ketika mengetahui itu. Pasti muncul rasa malu yang luar biasa sebagai dampak dari perilaku sang dosen.
Rasul Petrus menasihati pembaca suratnya agar tidak merasa malu apabila harus mengalami penderitaan karena menjadi orang Kristen. Menjadi orang Kristen bukanlah sesuatu yang kurang baik yang menyebabkan rasa malu. Tidak memalukan apabila harus menderita karena iman, sebagaimana Kristus pun mengalami penderitaan. Sebaliknya, dalam kondisi yang menderita akibat iman, Petrus mengingatkan agar pembacanya mempunyai kualitas hidup yang tidak mempermalukan nama Tuhan. Jika ada umat Tuhan yang menderita sebagai pencuri, pembunuh, penjahat atau pengacau, hal ini akan menimbulkan rasa malu. Malu kepada sesama umat Tuhan. Malu di hadapan Tuhan.
Malu adalah rasa sangat tidak enak di hati karena melakukan seusatu yang kurang baik. Rasa malu menjaga kita dari perilaku keliru yang berkelanjutan. Apakah kita masih merasa malu ketika perilaku kita tidak sesuai dengan identitas kita sebagai murid Tuhan? Bersyukurlah jika kita masih mempunyai rasa malu.
Amsal Hari Ini -- ( 26 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
26 Oktober 2016
Memperbaiki Hati
Rabu, 26 Oktober 2016
Baca: Matius 5:1-16
5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”
5:13 “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Kamu adalah terang dunia. —Matius 5:14
Belum lama ini saya pergi kepada seorang penjahit untuk memperbaiki sejumlah pakaian. Saat memasuki tokonya, saya terhibur oleh sesuatu yang saya baca pada dinding toko itu. Ada satu papan yang bertuliskan, “Kami dapat memperbaiki pakaianmu, tetapi hanya Allah yang dapat memperbaiki hatimu.” Di dekat papan itu terdapat lukisan Maria Magdalena yang sedang menangis di saat Kristus yang bangkit hendak menampakkan diri kepadanya. Ada tulisan di papan lain yang bertanya, “Butuh didoakan? Kami mau mendoakanmu.”
Sang pemilik toko mengatakan bahwa ia sudah menjalankan bisnis kecil-kecilannya itu selama 15 tahun. “Kami terkejut sekaligus bersyukur melihat bagaimana Tuhan telah bekerja melalui berbagai pernyataan iman yang kami pasang di beberapa tempat. Beberapa waktu lalu, ada orang yang mempercayai Kristus sebagai Juruselamatnya di sini. Kami sungguh kagum melihat cara Allah bekerja.” Saya mengatakan kepadanya bahwa saya juga seorang Kristen dan memuji tekadnya untuk memberitakan Kristus kepada orang-orang melalui tempat usahanya.
Tidak semua dari kita dapat bersaksi di tempat kerja dengan cara yang terang-terangan seperti itu. Akan tetapi, kita dapat menggunakan banyak cara yang kreatif dan praktis untuk menunjukkan kasih, kesabaran, dan kebaikan yang tak terduga kepada sesama di mana pun kita berada. Sejak meninggalkan toko itu, saya terus berpikir tentang banyaknya cara yang bisa kita gunakan untuk menerapkan pernyataan Tuhan kita: “Kamu adalah terang dunia” (Mat. 5:14). —Dennis Fisher
Ya Bapa, pakailah aku hari ini untuk menjadi terang bagi dunia di sekitarku. Aku mengasihi-Mu dan ingin orang lain mengenal dan mengasihi-Mu juga.
Allah mencurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita supaya kasih itu mengalir pada kehidupan orang lain.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 9-11; 1 Timotius 6
Artikel Terkait:
Mengapa Aku Mengundurkan Diri Saat Akan Dipromosi
Di akhir tahun keempat Amy mengajar, kepala sekolah menawarkannya sebuah kenaikan gaji dan promosi jabatan. Dan itulah ketika dia mengajukan surat pengunduran diri yang telah dia tulis sebelum hari pertamanya masuk bekerja. Mengapa? Temukan jawabannya di dalam artikel ini.
-
27 Oktober 2016
Anugerah Menghasilkan Perbuatan (Menjelang Reformasi)
Kamis, 27 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
Efesus 2:1-10
Semuanya adalah kasih karunia
(1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. (2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. (3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. (4) Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, (5) telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita oleh kasih karunia kamu diselamatkan (6) dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, (7) supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. (8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (10) Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
••••••••••••••••••••••••••••
Dapat dikatakan bahwa reformasi terjadi karena adanya suatu dorongan yang kuat untuk kembali menegakkan anugerah Allah. Gereja pada waktu itu sudah terlalu menekankan kebaikan, kemampuan, dan perbuatan manusia. Bahkan, ada ajaran bahwa keselamatan dapat dibeli dengan sejumlah uang atau dengan sejumlah perbuatan baik. Para Reformator melawan ajaran seperti demikian dan menyerukan untuk kembali kepada ajaran Alkitab tentang sola gratia.
Efesus pasal 2 ini dengan tegas mengatakan bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. Manusia berdosa ada dalam kondisi mati rohani (2:1-3). Oleh karena itu, tidak mengherankan bila manusia berdosa hanya mengikuti nafsu dunia dan keinginan roh-roh jahat yang menguasai dunia yang gelap ini. Dalam kondisi seperti itu, Allah datang kepada manusia dengan anugerah-Nya. Ayat 46 mengatakan bahwa Allah itu kaya dengan rahmat serta memiliki cinta kasih yang besar. Rahmat dan kasih itu dicurahkan kepada kita untuk menghidupkan kita kembali dalam kebangkitan Kristus. Yesus Kristus yang mati dan bangkit adalah pemberian Allah untuk manusia yang berdosa agar manusia berdosa bisa diselamatkan. Ini bukan karena kebaikan dan kemampuan manusia, tetapi semata-mata karena anugerah Allah (2:8).
Bagaimana kita meresponi kasih karunia Allah? Pertama, jangan memegahkan diri, tetapi dengan rendah hati kita mengikuti dan melayani Allah (2:9). Kedua, setelah menerima anugerah Allah, kita harus terdorong untuk melakukan pekerjaan baik yang Allah kehendaki untuk kita lakukan (2:10). Perbuatan baik adalah bentuk ucapan syukur kita kepada Allah yang telah menyelamatkan kita di dalam kasih karunia-Nya. [AH]
Efesus 2:8
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”
27 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
27 Oktober 2016
TUHAN TIDAK PERNAH BERUBAH
Baca: 2 Korintus 1:12-24
"Sebab Kristus adalah 'ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan 'Amin' untuk memuliakan Allah." 2 Korintus 1:20
Alkitab menegaskan bahwa setiap orang percaya disebut sebagai anak-anak Allah, "Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah," (Roma 8:17). Mungkin saat ini Saudara sedang gelisah, galau, putus asa dan bertanya-tanya dalam hati, "Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?" (Mazmur 13:2). Seringkali kita mempertanyakan janji-janji Tuhan yang berkenaan dengan: pertolongan, pemulihan, pembelaan, kesembuhan, dan kemenangan. Kita berpikir bahwa kita sudah melakukan bagian kita, tapi mengapa Tuhan belum juga menunjukkan tanda-tanda untuk menggenapi janji-Nya dalam kita.
Yosua menegur keras orang-orang Israel demikian, "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?" (Yosua 18:3). Sesungguhnya Tanah Perjanjian sudah disediakan bagi bangsa Israel, tapi mereka tidak mau membayar harga untuk melangkah menduduki negeri tersebut. Kemalasan, ketidaksabaran, ketidaktekunan, kekuatiran, ketakutan, keraguan, atau persungutan yang kita tunjukkan adalah hal-hal yang menjadi faktor menghalang bagi kita untuk mengalami penggenapan janji Tuhan, padahal janji Tuhan itu sudah disediakan bagi kita. Nabi Habakuk pun mengingatkan kita, "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3).
Tidak ada janji yang Tuhan berikan kepada umat-Nya yang tidak Ia genapi. Tuhan yang dahulu berjanji kepada Abraham atau Yosua adalah Tuhan yang sama yang juga berjanji kepada kita: "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap." (Maleakhi 3:6). Di segala keadaan, sebab semua orang yang menantikan Tuhan takkan mendapat malu (baca Mazmur 25:3).
"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." Ibrani 13:8. AMIN!
-
27 Oktober 2016
Mulutmu Masa Depanmu
Amsal 13:3
"Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan."
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 119:1-88 ; 1 Yohanes 3 ; Yehezkiel 44-45
Saat ini makin banyak saja orang yang tanpa sadar atau mungkin secara sengaja, suka sekali mengucapkan dan menggemakan kata-kata negatif. Apalagi dimusim pemilihan umum kepala daerah seperti saat ini, muncul banyak komentar-komentar yang menyerang baik pro dan kontra.
Mereka tidak menyadari bahwa apa yang diucapkan akan menjadi suatu kenyataan di kemudian hari.
Dalam Roma 10:8-9, mengajarkan kepada kita bahwa kalau kita senantiasa mengucapkan firman iman maka kita akan menuai hal-hal yang indah dan positif.
Kalau pengakuan kita positif tentang Kristus maka kita akan diselamatkan. Sebaliknya kalau kita tak bisa menahan mulut kita untuk memperkatakan hal-hal yang negatif kita akan mengalami kerugian besar.
Cobalah melihat Musa dalam menangani umat Israel yang saat itu suka mengeluh, mengomel, bersungut-sungut dan tidak mau taat kepada Tuhan, Musa pun segera bersikap dengan tegas (baca Ulangan 30:14-15).
Sangat wajib bagi kita untuk menjaga ucapan atau perkataan kita setiap hari! Belajarlah dari Daud yang sangat berhati-hati dengan ucapannya sehingga ia berdoa, "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!" (Mazmur 141:3).
27 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
27 Oktober 2016
Tahap demi Tahap
Kamis, 27 Oktober 2016
Baca: Bilangan 33:1-15,36-37
33:1 Inilah tempat-tempat persinggahan orang Israel, setelah mereka keluar dari tanah Mesir, pasukan demi pasukan, di bawah pimpinan Musa dan Harun;
33:2 Musa menuliskan perjalanan mereka dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan sesuai dengan titah TUHAN; dan inilah tempat-tempat persinggahan mereka dalam perjalanan mereka:
33:3 Mereka berangkat dari Rameses pada bulan yang pertama, pada hari yang kelima belas bulan yang pertama itu; pada hari sesudah Paskah berjalanlah orang Israel keluar, oleh tangan yang dinaikkan, di depan mata semua orang Mesir,
33:4 sementara orang Mesir sedang menguburkan orang-orang yang telah dibunuh TUHAN di antara mereka, yakni semua anak sulung; sebab TUHAN telah menjatuhkan hukuman-hukuman kepada para allah mereka.
33:5 Berangkatlah orang Israel dari Rameses, lalu berkemah di Sukot.
33:6 Mereka berangkat dari Sukot, lalu berkemah di Etam yang di tepi padang gurun.
33:7 Mereka berangkat dari Etam, lalu balik kembali ke Pi-Hahirot yang di depan Baal-Zefon, kemudian berkemah di tentangan Migdol.
33:8 Mereka berangkat dari Pi-Hahirot dan lewat dari tengah-tengah laut ke padang gurun, lalu mereka berjalan tiga hari perjalanan jauhnya di padang gurun Etam, kemudian mereka berkemah di Mara.
33:9 Mereka berangkat dari Mara, lalu sampai ke Elim; di Elim ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma; di sanalah mereka berkemah.
33:10 Mereka berangkat dari Elim, lalu berkemah di tepi Laut Teberau.
33:11 Mereka berangkat dari Laut Teberau, lalu berkemah di padang gurun Sin.
33:12 Mereka berangkat dari padang gurun Sin, lalu berkemah di Dofka.
33:13 Mereka berangkat dari Dofka, lalu berkemah di Alus.
33:14 Mereka berangkat dari Alus, lalu berkemah di Rafidim, dan di sana tidak ada air minum untuk bangsa itu.
33:15 Mereka berangkat dari Rafidim, lalu berkemah di padang gurun Sinai.
33:36 Mereka berangkat dari Ezion-Geber, lalu berkemah di padang gurun Zin, yaitu Kadesh.
33:37 Mereka berangkat dari Kadesh, lalu berkemah di gunung Hor, di perbatasan tanah Edom.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Musa menuliskan perjalanan mereka dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan sesuai dengan titah Tuhan. —Bilangan 33:2
Bilangan pasal 33 mungkin termasuk bagian Alkitab yang mudah terlewat begitu saja tanpa kita renungkan. Kelihatannya pasal itu tidak lebih dari sebuah daftar panjang berisi nama-nama tempat yang disinggahi bangsa Israel dalam perjalanan mereka dari Rameses di Mesir hingga ke dataran Moab. Namun daftar itu pasti bernilai penting karena itulah satu-satunya bagian dalam kitab Bilangan yang dimulai dengan kata-kata: “Musa menuliskan . . . sesuai dengan titah Tuhan” (ay.2).
Mengapa daftar itu perlu dituliskan? Mungkinkah daftar tersebut akan menjadi pegangan bangsa Israel yang telah melewati padang gurun untuk mengingat kembali perjalanan mereka selama 40 tahun dan mengenang kesetiaan Allah di setiap tempat yang mereka singgahi?
Saya membayangkan seorang pria Israel duduk di dekat perapian sambil mengenang beberapa peristiwa bersama putranya. Ayah itu mengatakan: “Ayah takkan pernah melupakan Rafidim! Waktu itu Ayah merasa begitu haus, karena tak ada apa pun di sana kecuali hamparan pasir dan semak-semak sepanjang ratusan mil. Kemudian Allah memerintahkan Musa untuk mengambil tongkatnya dan memukulkannya pada batu karang—suatu lempengan batu yang sangat keras. Ayah sempat berpikir, Sia-sia saja tindakan Musa itu; batu itu takkan mengeluarkan apa-apa. Namun Ayah kaget, karena air memang terpancar dari batu karang itu! Aliran air yang melimpah itu memuaskan ribuan orang Israel yang kehausan. Aku takkan pernah melupakan hari itu!” (Lihat Mzm. 114:8; Bil. 20:8-13; 33:14).
Jadi, mengapa kamu tidak mencobanya? Renungkan hidupmu— tahap demi tahap—dan ingatlah semua cara yang telah Allah tempuh untuk menunjukkan kasih setia-Nya kepadamu. —David Roper
Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh kasih-Nya. —Johnson Oatman Jr.
Kesetiaan Allah kekal dari generasi ke generasi.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 12-14; 2 Timotius 1
Artikel Terkait:
Ibu, Terima Kasih untuk Teladanmu yang Luar Biasa
“Ibuku adalah salah satu wanita paling luar biasa yang pernah aku tahu. Setelah ayahku meninggal pada tahun 2011, ia tetap berjuang demi ketiga anaknya.”
Baca kesaksian Charlotte selengkapnya di dalam artikel ini.
-
27 Oktober 2016
BERILAH PIPI KANAN
[[Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. ]] (Matius 5:39)
“Kalau saya sih, ditampar pipi kanan ya saya balas. Kalau saya berikan pipi kiri juga, ya babak belurlah saya,” tutur seseorang kepada pendetanya sambil tertawa. “Saya rasa ajaran Yesus tentang memberikan juga pipi kiri ketika pipi kanan kita ditampar itu tidak masuk akal. Tidak dapat dipraktikkan,” protesnya kepada sang pendeta.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk tidak melawan orang yang berbuat jahat, tetapi memberikan pipi kiri kepada orang yang menampar pipi kanan kita. Bagaimana cara orang menampar pipi kanan kita? Ada dua kemungkinan: menggunakan tangan kiri atau punggung tangan kanannya. Budaya waktu itu menganggap tangan kiri hanya boleh memegang sesuatu yang dianggap najis. Punggung tangan dipakai hanya untuk menampar budak, kaum yang waktu itu diperlakukan seperti benda. Menampar pipi kanan orang lain bukan sekadar perbuatan untuk melukai secara fisik. Menampar pipi kanan berarti merendahkan martabat orang lain. Ya, kekerasan senantiasa merendahkan martabat orang lain.
Yesus mengajarkan kepada kita agar memutuskan siklus kekerasan. Kekerasan yang dilawan dengan kekerasan hanya akan melahirkan pembalasan yang tak kunjung henti. Kekerasan tidak dapat dihentikan dengan kekerasan. Kekerasan harus dilawan dengan mengingatkan pelaku untuk menghargai martabat manusia lainnya. Bagaimana caranya? Kasih yang diungkapkan dan dipraktikkan bagi pelaku kekerasan akan membuka jalan untuk perubahan perilaku. Bukankah Yesus juga melakukan hal ini kepada orang-orang yang melukai-Nya?
Amsal Hari Ini -- ( 27 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
28 Oktober 2016
Yesus sebagai Bukti Kasih Allah
Bacaan Alkitab hari ini:
1 Yohanes 4
Roh Allah dan roh antikristus
(1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
(2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
(3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
(4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
(5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
(6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
Allah adalah kasih
(7) Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
(8) Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
(9) Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
(10) Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
(11) Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
(12) Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
(13) Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.
(14) Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
(15) Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
(16) Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
(17) Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
(18) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
(19) Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
(20) Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
(21) Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
•••••••••••••••••••••••••
Kekristenan dalam setiap zaman selalu menghadapi pengajaran sesat dalam berbagai bentuk. Oleh sebab itu, orang percaya harus selalu dapat membedakan mana doktrin yang benar dan mana doktrin yang salah. Kita perlu menguji setiap roh, apakah roh itu berasal dari Allah atau bukan, sebab terdapat banyak penyesatan (4:1). Kebenaran tentang Allah dinyatakan oleh Roh Allah yang adalah Roh kebenaran yang tinggal di dalam kita (4:2-6). Roh Allah yang mengalahkan roh dalam dunia itu juga menunjukkan kesesatan dari berbagai pengajaran yang salah. Kita harus selalu waspada terhadap roh antikristus yang selalu berusaha memutarbalikkan kebenaran tentang Kristus dan menyesatkan umat Tuhan. Orang yang berasal dari Allah mengenal Allah dan berdiri di atas kebenaran (4:6).
Bukti bahwa kita berasal dari Allah adalah bahwa kita hidup dalam kasih (4:7-8, 12, 16). Allah adalah kasih (4:8) dan Allah telah menyatakan kasih itu dalam perbuatan, yaitu memberi. Allah mengasihi, maka Ia memberi. Apa yang diberikan Allah bagi dunia bukan sesuatu yang remeh, melainkan Anak-Nya yang tunggal, supaya kita hidup oleh-Nya (4:9). Kita hidup oleh karena Yesus Kristus telah mati sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita (4:10).
Kasih Allah yang begitu ajaib merupakan model bagi kita untuk mengasihi sesama (4:11). Seperti Allah mengasihi dan memberi, demikianlah orang yang di dalam Dia harus melakukan yang sama. Lebih dari itu, kasih Allah juga berkuasa untuk memampukan kita mengasihi. Tanpa kasih Allah, kita sebagai manusia berdosa tidak dapat mengasihi. “Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (4:19). Mohonlah agar Tuhan mengobarkan kasih-Nya dalam hati kita. [JD]
1 Yohanes 4:10
“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”
28 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
28 Oktober 2016
Iman dan Kehidupan (Menjelang Reformasi)
Jumat, 28 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
Roma 1:16-17
Injil itu kekuatan Allah
(16) Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. (17) Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." (18) Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. (19) Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. (20) Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. (21) Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. (22) Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. (23) Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. (24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. (25) Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. (26) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. (27) Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. (28) Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: (29) penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. (30) Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, (31) tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. (32) Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Roma 1:16-17 adalah ayat-ayat Alkitab yang sangat penting bagi Reformasi Protestan. Ayat-ayat ini bukan saja berbicara mengenai Injil (yakni kematian dan kebangkitan Kristus) sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan, tetapi juga bahwa kekuatan Allah yang menyelamatkan itu dapat terjadi terhadap orang yang percaya (orang yang beriman). Injil dapat menyelamatkan karena Injil menyatakan kebenaran Allah, dan kebenaran ini hanya dapat diterima dengan iman (dengan kepercayaan yang sunguh-sungguh kepada Allah).
Iman yang sejati terdiri dari tiga bagian yang utuh. Pertama, kita harus mengetahui dan mengenal kasih karunia Allah yang dinyatakan kepada kita, orang yang berdosa. Kedua, kita harus setuju dan mengiyakan apa yang Allah karyakan kepada kita. Banyak orang tahu tentang keselamatan yang Allah sediakan dalam Yesus Kristus, tetapi mereka justru melawan dan menolak kasih karunia itu. Akan tetapi, iman yang sejati mengandung unsur setuju dan menerima apa yang Allah lakukan. Ketiga, iman sejati berarti menyerahkan diri kepada karya Allah tersebut. Menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat berarti menyerahkan diri kita sepenuhnya ke dalam tangan Allah, dan Allahlah yang kita percayai untuk memimpin dan menuntun hidup kita.
Ini berarti bahwa kita percaya kepada Allah bukan hanya saat kita bertobat. Akan tetapi, sepanjang hidup kita harus merupakan kehidupan percaya, kehidupan yang diserahkan ke dalam tangan Allah. Kita bukan hanya percaya kepada Allah, tetapi mempercayakan hidup saat ini dan masa depan kita kepada Allah. Orang yang sudah dibenarkan oleh Allah untuk menjadi anak-anak Allah akan hidup berdasarkan iman kepercayaannya kepada Allah sebagai Bapa yang penuh kasih karunia. [AH]
Roma 1:17
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.”
28 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
29 Oktober 2016
MENYEBARKAN KEHARUMAN NAMA TUHAN
Bacaan Firman
II Korintus 2:12-17 dengan hati yang berdoa untuk menerima pencerahan dari Allah dalam saat teduh hari ini.Pertanyaan Renungan
1. Hal apakah yang membuat Paulus selalu bersyukur dalam melayani Tuhan? (ayat 14).
2. Mengapa Paulus bisa menyebarkan keharuman bagi mereka yang diselamatkan? (ayat 17).Dalam renungan Saat Teduh hari ini, kita melihat bahwa kehidupan Paulus berubah total dari hidup yang lama kepada hidup yang baru saat berjumpa Yesus dalam perjalanan ke Damsyik (Kisah Rasul 9). Perjumpaan Paulus dengan Tuhan menghasilkan visi baru dari Tuhan yang tidak dapat dipadamkan oleh apapun. Hatinya terbakar oleh visi Tuhan, sehingga ia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa lain serja raja-raja dan orang-orang Israel (Kisah Rasul 9:15). Paulus menjadi seorang rasul dan menulis 14 kitab dari Perjanjian Baru yang kita miliki hari ini. Paulus tetap melayani Tuhan meski harus menghadapi banyak tantangan. Mengapa ia tetap kuat? Karena ia memiliki keyakinan yang teguh bahwa Kristus menyertai dan membawa dia di jalan kemenangan (ayat 14). Paulus menjelaskan alasan mengapa ia harus bersaksi, “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian? Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya,”(ayat 15-17). Paulus mengikuti teladan Kristus yaitu melayani Tuhan entah berapapun harga yang harus dibayar (II Korintus 6:4-10). Oleh karena itu, marilah kita memiliki kualitas hidup seperti Paulus, sehingga kita menyebarkan keharuman nama Tuhan di mana-mana.
Praktek.
Pencerahan apakah yang Anda dapatkan dari renungan ini? Bagikanlah pengalaman Anda di forum ini....Tugas orang Kristen di dalam dunia adalah menyebarkan bau harum dari Kristus. Dunia ini penuh dengan orang yang lelah dan sakit sehingga perlu disembuhkan. Mereka memerlukan bau harum dari Kristus untuk memberi kesegaran dan kesembuhan. Kitalah yang harus menyebarkan bau harum itu di tengah dunia ini.
Ayat Hapalan II Korentus 2 :15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binas
29 Oktober 2016 diubah oleh MEI664
-
29 Oktober 2016
Pertobatan Pribadi (Menjelang Reformasi)
Sabtu, 29 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
Kisah Para Rasul 2:36-39
Khotbah Petrus
(14) Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. (15) Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, (16) tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel: (17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir demikianlah firman Allah bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. (18) Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. (19) Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. (20) Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. (21) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. (22) Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. (24) Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. (25) Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (26) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, (27) sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. (28) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. (29) Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. (30) Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. (31) Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. (32) Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. (33) Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. (34) Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: (35) Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. (36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." (37) Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" (38) Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. (39) Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." (40) Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
------------------
Bacaan kita pada hari ini adalah bagian terakhir dari kotbah Petrus mengenai Yesus Kristus yang ditolak, bahkan dibunuh, oleh orang-orang Israel. Akan tetapi, Allah membangkitkan Kristus. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat manusia. Ini adalah fakta historis, yakni Kristus telah mati dan bangkit. Akan tetapi, ini juga fakta teologis, yakni bahwa Kristus yang mati dan bangkit itu menyediakan keselamatan bagi manusia. Namun, bagaimana kita bisa memperoleh manfaat dari karya Kristus tersebut? Rasul Petrus mengatakan, “Bertobatlah!” Berbaliklah kepada Allah! Berbaliklah dari dosa dan kesesatan kita untuk hidup bagi Allah!
Orang-orang mendengarkan kotbah Petrus dengan hati terbuka, sehingga Roh Kudus bekerja di dalam hati mereka, dan mereka merasa sangat terharu ketika menyadari bahwa Allah memberikan Kristus untuk pengampunan dosa mereka. “Terharu” dalam bahasa aslinya berarti “hati yang teriris-iris.” Pertobatan sejati muncul dari hati yang sungguh-sungguh “teriris” oleh kasih karunia Allah, sehingga kita ingin percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat; tetapi juga “teriris” oleh kesadaran bahwa kita orang-orang berdosa, dan kita ingin berbalik dari dosa-dosa kita. Kita bertekad tidak akan kembali lagi kepada dosa-dosa kita yang telah membuat Tuhan Yesus disalib untuk menyelamatkan kita.
Pengampunan dosa terjadi bukan karena kita rajin ke gereja atau rajin melayani. Pengampunan dosa terjadi karena kita bertobat dan menyerahkan diri pribadi kita kepada Allah dengan hati yang sungguh-sungguh. Kita kembali kepada Allah dan hidup untuk Allah seumur hidup kita. [AH]
Kisah Para Rasul 3:19
“Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.”
29 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
30 Oktober 2016
Hidup dalam Kebenaran
Minggu, 30 Agustus 2015
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Yohanes 1
Kebenaran dan kasih adalah dua sisi mata uang yang mendasari kehidupan setiap orang percaya. Orang percaya harus berdiri di atas kebenaran (punya doktrin yang benar) dan hidup dalam kasih (punya perbuatan yang benar). Hubungan penting antara kebenaran dan kasih dengan jelas dipaparkan dalam ayat 1-3. Oleh sebab itu, Rasul Yohanes sangat bersukacita ketika mengetahui masih banyak anggota jemaat yang hidup dalam kebenaran (1:4). Rasul Yohanes kemudian mengingatkan orang yang hidup dalam kebenaran agar mewujudkan buah dari kebenaran, yaitu hidup dalam kasih (1:5-6). Jadi, mengasihi sesama tidak lain adalah wujud nyata dari hidup dalam kebenaran. Jangan sampai kita mempunyai pengakuan iman yang jelas, tetapi tidak mempunyai kehidupan yang mewujudkan iman kita.
Mengingat eratnya hubungan antara kebenaran dengan kasih, orang yang tidak hidup dalam kebenaran tidak mungkin memiliki kasih. Oleh sebab itu, Rasul Yohanes menegaskan pentingnya mewaspadai orang yang menyebarkan penyesatan sehingga menjauhkan jemaat dari kebenaran (1:7-11). Orang percaya harus mengenali ajaran yang menyangkal kebenaran tentang Kristus. Di samping mengenali para penyesat, orang percaya juga harus tegas dalam memasang garis pemisah terhadap para penyesat dan tidak ikut mengambil bagian dalam penyesatan mereka (1:10-11).
Kita harus menekankan keseimbangan dan kesatuan antara kebenaran dan kasih. Janganlah kita hanya haus belajar doktrin, tetapi tidak mewujudkan kebenaran dalam tindakan kasih. Sebaliknya, jangan hanya menekankan kasih tanpa dilandasi oleh kebenaran. Marilah kita mencintai kebenaran dan hidup berdasarkan kebenaran itu. [JD]
2 Yohanes 1:4
“Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.”
-
30 Oktober 2016
2 Yohanes 1 :
Salam
(1) Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran,
(2) oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan yang akan menyertai kita sampai selama-lamanya.
(3) Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih.
Tetaplah di dalam ajaran Kristus
(4) Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.
(5) Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya supaya kita saling mengasihi.
(6) Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.
(7) Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
(8) Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.
(9) Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
(10) Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.
(11) Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.
Penutup
(12) Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak mau melakukannya dengan kertas dan tinta, tetapi aku berharap datang sendiri kepadamu dan berbicara berhadapan muka dengan kamu, supaya sempurnalah sukacita kita.
(13) Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu yang terpilih.
30 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
30 Oktober 2016
Mendengarkan Allah
Minggu, 30 Oktober 2016
Baca: 1 Samuel 3:1-10
3:1 Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.
3:2 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.
3:3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.
3:4 Lalu TUHAN memanggil: “Samuel! Samuel!”, dan ia menjawab: “Ya, bapa.”
3:5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Lalu pergilah ia tidur.
3:6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.”
3:7 Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
3:8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.
3:9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: “Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.
3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” —1 Samuel 3:10
Saya pernah merasa begitu lemah, yakni ketika flu dan alergi meredam dan membungkam pendengaran saya. Selama berminggu-minggu saya berjuang untuk dapat mendengar dengan jelas. Kondisi tersebut membuat saya menyadari betapa saya telah menyepelekan pendengaran saya sebelumnya.
Samuel kecil yang tinggal di bait suci tentu bertanya-tanya tentang apa yang didengarnya ketika ia terbangun dari tidur setelah mendengar namanya dipanggil (1Sam. 3:4). Tiga kali ia mendatangi imam Eli. Saat yang ketiga kalinya, Eli baru menyadari bahwa Tuhanlah yang memanggil Samuel. Pada masa itu firman Tuhan jarang (ay.1), dan orang-orang tidak mengenali suara-Nya. Namun Eli mengajari Samuel bagaimana ia harus merespons kepada Allah (ay.9).
Tuhan berbicara lebih banyak pada masa kini dibandingkan pada zaman Samuel. Surat kepada jemaat Ibrani menyatakan kepada kita, “Pada zaman dahulu Allah . . . berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” (1:1-2). Dan di Kisah Para Rasul 2, kita membaca tentang turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (ay.1-4). Roh Kuduslah yang memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran yang diajarkan Kristus kepada kita (Yoh. 16:13). Namun kita perlu belajar mendengarkan suara-Nya dan menanggapi dengan taat.
Adakalanya kita sulit mendengar dengan jelas. Kita perlu menguji apa yang kita anggap sebagai pimpinan Tuhan dengan mengacu kepada Alkitab dan berbicara dengan orang Kristen yang telah dewasa dalam iman. Sebagai umat kesayangan Allah, kita sungguh mendengar suara-Nya. Dia senang menguatkan kita dengan firman-Nya. —Amy Boucher Pye
Bukalah mata kami, Tuhan, agar kami dapat melihat-Mu. Bukalah telinga kami, agar kami mendengar-Mu. Bukalah mulut kami, agar kami dapat memuji-Mu.
Tuhan berbicara kepada anak-anak-Nya, tetapi kita harus bisa mengenali suara-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 20-21; 2 Timotius 4
-
30 Oktober 2016
ADOPSI, BUKAN ABORSI
[[Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. ]] (Mazmur 139:13)
Joanne Simpson mendapati dirinya hamil ketika masih menjadi mahasiswi perguruan tinggi. Rekan-rekannya yang pernah mengalami hal yang serupa memilih untuk menggugurkan kandungan karena merasa belum siap menjadi seorang ibu. Namun, Joanne memilih untuk mempertahankan kandungannya. Pada 24 Februari 1955, lahirlah anaknya yang bernama Stephen. Anak ini kemudian diadopsi pasangan Clara dan Paul. Kini, kita mengenal Stephen sebagai Steve Jobs, pendiri Apple yang fenomenal itu. Kontribusi Steve Jobs dalam pengembangan teknologi melalui iPod, iPhone, iPad, dan produk lainnya sulit ditandingi. Semua ini hanya mungkin terjadi karena seorang ibu memilih anaknya diadopsi dan bukan diaborsi.
Penulis Mazmur mengungkapkan syukurnya karena Allah membentuk kehidupannya sejak di dalam kandungan. Allah yang membentuk, Allah pula yang memperhatikan hidupnya sejak di dalam kandungan. Inilah yang membuat setiap bayi di dalam kandungan menjadi berharga. Janin itu bukan hanya muncul dari hubungan suami istri, tetapi dari kehidupan yang dianugerahkan oleh Allah. Allah menganugerahkan kehidupan sejak sperma membuahi sel telur. Inilah keagungan hidup yang berasal dari anugerah Allah.
Di tengah maraknya aborsi, masihkah kita dapat melihat kehidupan ini sebagai anugerah Allah? Jika demikian, kita akan memelihara kehidupan ini sebaik-baiknya. Memelihara dan merawat kehidupan diri sendiri, orang lain, dan termasuk bayi-bayi yang ada di dalam kandungan.
Amsal Hari Ini -- ( 30 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
30 Oktober 2016
Berpegang Erat
Oleh Albert Lee
Baca Filipi 3:12– 4:1
Filipi 3:12--4:1
3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. 3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, 3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. 3:15 Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. 3:16 Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.
Nasihat-nasihat kepada jemaat
3:17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. 3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. 3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. 3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, 3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Sumber: alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Filipi 3:12- 4:1
Copyright © 2005-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
•••••••••••••••••••••
Berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan. —Filipi 4:1
Gunung Tianmen di Zhangjiajie, Tiongkok, dianggap sebagai salah satu gunung terindah di dunia. Untuk melihat tebing-tebingnya yang menjulang tinggi dengan megah, Anda harus menaiki kereta gantung Tianmen Shan, yang menempuh jarak sejauh 7.455 meter (4,5 mil). Sungguh menakjubkan melihat kereta gantung itu dapat melintasi jarak sedemikian jauh dan melewati kawasan pegunungan yang begitu curam tanpa adanya mesin di dalam kereta itu sendiri. Namun, kereta gantung itu bisa melaju dengan aman pada ketinggian-ketinggian yang sangat spektakuler dengan cara mencengkeram kuat-kuat seutas kawat baja yang digerakkan oleh sebuah mesin yang kuat.
Dalam perjalanan iman kita, bagaimana kita dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik dan “berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”? (Flp. 3:14). Sama dengan kereta gantung tadi, kita berpegang erat kepada Kristus, sebagaimana dimaksudkan Paulus ketika ia mengatakan, “Berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan” (4:1). Kita tidak memiliki kesanggupan dalam diri kita sendiri. Kita bergantung sepenuhnya kepada Kristus untuk membawa kita terus melangkah maju. Dia akan membawa kita melewati tantangan demi tantangan yang ada hingga kita tiba di rumah surgawi kita dengan selamat.
Menjelang akhir hidupnya di dunia, Rasul Paulus menyatakan, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2Tim. 4:7). Anda juga bisa melakukannya. Berpeganglah erat kepada Kristus.
Doa :
Kami bersyukur, ya Tuhan, karena ketika kami berusaha berpegang erat kepada-Mu, Engkau selalu memegang kami dengan kuat! Engkau terus bekerja di dalam diri kami dan memberikan apa yang kami perlukan untuk senantiasa mempercayai-Mu dalam perjalanan iman kami.
------------------------
Memelihara iman berarti mempercayai Allah yang setia memelihara Anda.
30 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
31 Oktober 2016
Setiap Orang Percaya adalah imam
Senin, 31 Oktober 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
1 Timotius 2:1-3
Mengenai doa jemaat
(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. (3) Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,
---------------------
Kristus adalah satu-satunya Pengantara di antara Allah dan manusia. Oleh karena itu, Yesus Kristus disebut sebagai Imam Besar. Imam Besar menaikkan doa syafaat dan mempersembahkan korban persembahan. Yesus Kristus menaikkan permohonan kepada Allah untuk kesejahteraan kita, dan Dia membawa korban persembahan, yakni tubuh-Nya sendiri yang dikorbankan di atas kayu salib, untuk keselamatan kita (Ibrani 7:25-27). Dalam nama dan perantaraan Yesus Kristus, kita boleh datang kepada Allah, dan sekaligus kita menjadi imam yang memohonkan kesejahteraan bagi orang-orang lain.
Setiap orang percaya adalah imam (1 Petrus 2:5). Kita tidak butuh perantaraan orang suci untuk bisa datang kepada Allah. Kita dapat langsung datang kepada Allah melalui Yesus Kristus. Kita bisa datang langsung kepada Allah dalam Kristus itu bukan hanya soal hak istimewa, tetapi juga suatu tangggung jawab besar. Sebagai imam Allah, kita datang kepada Allah untuk memohonkan kesejahteraan rohani bagi bangsa dan masyarakat kita. Kita membawa orang-orang lain untuk datang ke hadapan Allah untuk mendapat berkat Allah. Sebagai imam, kita bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rohani dari masyarakat tempat kita hidup. Sebagai imam, kita menaikkan permohonan agar jiwa-jiwa baru boleh dipersembahkan kepada Allah, yaitu dengan mendoakan agar pintu penginjilan bisa selalu terbuka dan manusia mendapat kesempatan untuk mendengarkan Injil (Kolose 4:3; 2 Korintus 2:12). Sebagai imam, kita harus membawa persembahan yang harum kepada Allah. Persembahan yang paling menyenangkan Allah adalah persembahan tubuh dan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah [AH]
Roma 12:1
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
31 Oktober 2016 diubah oleh ZEGA376
-
31 Oktober 2016
Tak Pernah Habis
Senin, 31 Oktober 2016
Baca: 1 Petrus 1:3-9
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu–yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api–sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
[Allah] telah melahirkan kita kembali . . . untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa. —1 Petrus 1:3-4
Ketika saya bertanya kepada seorang teman yang hendak pensiun tentang apa yang ia khawatirkan dalam masa hidupnya mendatang, ia mengatakan, “Aku ingin memastikan bahwa aku tidak akan kehabisan uang.” Keesokan harinya, saat berbicara kepada seorang konsultan keuangan, saya diberi nasihat tentang langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk memiliki jaminan keuangan. Tentu saja kita semua ingin merasakan ketenangan dengan mengetahui bahwa kita memiliki kecukupan dana yang dibutuhkan untuk sisa hidup kita.
Memang tidak ada rencana keuangan yang dapat menyediakan jaminan keamanan yang pasti di dunia ini. Namun ada suatu rencana yang jauh melampaui hidup ini dan tak terbatas sampai selama-lamanya. Rasul Petrus menggambarkannya demikian: “Karena rahmat-Nya yang besar [Allah] telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu” (1Ptr. 1:3-4).
Ketika kita mempercayai Yesus untuk mengampuni dosa-dosa kita, kita menerima warisan kekal yang diberikan Allah dengan kuasa-Nya. Karena warisan itulah, kita akan hidup untuk selamanya dan tidak akan pernah kekurangan segala sesuatu yang kita butuhkan.
Merencanakan pensiun tentu baik jika kita mampu melakukannya. Namun yang lebih penting adalah memiliki warisan kekal yang tidak akan pernah habis dan binasa—dan itu hanya dapat kamu miliki dengan beriman kepada Yesus Kristus. —Dave Branon
Ya Allah, aku menginginkan jaminan warisan kekal—kepastian dari hidup yang tak berkesudahan bersama-Mu. Aku mempercayai Yesus untuk mengampuni dosa-dosaku dan aku mau menjadi anak-Nya. Terima kasih karena Engkau telah menyelamatkanku dan menyiapkan tempat untukku di kerajaan-Mu yang kekal.
Surga yang dijanjikan Allah adalah harapan kita yang kekal.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 22-23; Titus 1
Artikel Terkait:
Bagaimana Jika Orang yang Kukasihi Tidak Diselamatkan?
Imanku tergoncang hebat saat harus kehilangan kedua pamanku. Mereka adalah orang yang sangat baik, namun mereka belum percaya kepada Kristus. Aku tahu itu berarti kami akan terpisah selama-lamanya. Aku mulai bertanya: Mengapa Allah membiarkan seorang yang begitu baik meninggal seperti ini?
-
31 Oktober 2016
MAU BERHASIL?
[[Si malas banyak keinginan tapi tak satu pun yang dicapainya; orang yang bekerja keras mendapat segala yang diinginkannya. ]] (Amsal 13:4—BIS)
Sir Edmund Hillary adalah orang pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest. Yang tak banyak orang ketahui adalah ia sudah berulang kali mencoba mencapai puncak gunung tertinggi di dunia itu, tetapi gagal. Di hadapan Gunung Everest, suatu kali Sir Edmund Hillary berkata, “Suatu hari aku akan mengalahkanmu. Karena kamu akan tetap besar seperti saat ini, sementara aku terus bertumbuh.” Ia terus bekerja keras melatih diri dan mencoba sampai suatu hari Sir Edmund Hillary berhasil mendaki puncak gunung tertinggi itu.
“Si malas banyak keinginan tapi tak satu pun yang dicapainya; orang yang bekerja keras mendapat segala yang diinginkannya” (Amsal 13:4—BIS). Kerja keras adalah kunci keberhasilan. Kita tidak selalu dapat membuka pintu keberhasilan pada kesempatan pertama, tetapi pintu itu pasti suatu saat akan terbuka.
Amsal Hari Ini -- ( 31 Oktober 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!
-
1 November 2016
Menggantikan Kepemimpinan Allah
Dalam Septuaginta (LXX), yaitu sebuah terjemahan kuno Alkitab Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, kitab 1-2 Samuel dan kitab 1-2 Raja-raja disebut sebagai BASILEIWN A, B, G, D atau 1-4 Kingdoms, sehingga kitab-kitab itu bisa disebut sebagai kitab-kitab Kerajaan (The Book of Kingdoms). Kitab 1 Samuel mencatat permulaan berdirinya Kerajaan Israel di bawah kepemimpinan seorang raja menggantikan kepemimpinan Allah. 1 Samuel 1-12 terutama mencatat pelayanan Samuel sebagai Hakim terakhir Israel, sedangkan 1 Samuel 13-31 terutama mencatat pemerintahan Raja Saul dan pengenalan tokoh yang kemudian menjadi raja Israel yang kedua, yaitu Daud yang kala itu masih muda.
Ada dua buah pengontrasan tokoh yang menonjol dalam kitab ini. Kontras Pertama adalah kontras antara Samuel dan Saul. Dalam pasal 12, Samuel digambarkan sebagai sosok yang berintegritas dan taat pada panggilan Tuhan. Gambaran tentang Samuel ini kontras dengan gambaran tentang Raja Saul yang sejak awal kepemimpinannya (pasal 13) penuh dengan catatan ketidaktaatan terhadap Tuhan. Kontras Kedua adalah kontras antara Raja Saul dan Raja Daud. Narasi (kisah) tentang Daud mulai muncul di pasal 16 dengan peristiwa penting dipilihnya Daud sebagai raja oleh Allah sendiri, sedangkan di pasal sebelumnya (pasal 15), Saul ditolak sebagai raja oleh Allah.
Dalam kitab 1 Samuel, kita banyak belajar tentang Allah yang berdaulat dan penuh kesabaran atas Israel meskipun dipimpin oleh seorang raja yang tidak taat kepada-Nya. Tampak jelas bahwa nasib Kerajaan Israel sangat bergantung pada belas kasihan Tuhan. Raja yang diharapkan oleh bangsa Israel menjadi pemimpin perang yang tangguh dan mampu membuat bangsa Israel mengalahkan musuh bebuyutannya, Filistin, ternyata hanya seorang pecundang. Ketika Goliat tampil mengancam Israel, Saul malah berada di belakang pasukannya dan sama-sama ketakutan. Justru Daud yang masih muda yang tampil sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Akhir kitab ini mencatat kisah tragis kematian Raja Saul dengan cara bunuh diri karena ia tidak mau terbunuh oleh pedang tentara Filistin. [FI]
Ikut Cara Allah atau Dunia?
Selasa, 1 November 2016
Bacaan Alkitab hari ini:
1 Samuel 1
Taat beribadah bukanlah jaminan seseorang tidak tergoda dengan tawaran dunia, terutama ketika diperhadapkan pada permasalahan serius seperti tidak dikaruniai anak. Bagi yang ingin jalan pintas, menikah lagi adalah solusi cepat bagi para suami untuk memperoleh keturunan. Cara inilah yang dipakai oleh Elkana, yaitu menikahi Penina ketika Hana tidak kunjung memiliki anak. Meski berpoligami dianggap wajar oleh masyarakat saat itu, tapi hal itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Sejak awal penciptaan, Tuhan tidak merancang dan tidak menyetujui perkawinan poligami. Cara dunia yang dipakai Elkana bukan menjadi solusi, melainkan malah menimbulkan permasalahan baru dalam keluarganya. Penina sebagai istri muda yang memiliki keturunan sering menyakiti hati Hana, sementara Elkana, meski mencintai Hana, adalah sosok suami yang tidak berdaya mengatasi konflik rumah tangganya.
Sebaliknya, Hana dalam pergumulannya tetap mencari jawaban doa kepada Tuhan. Nazar Hana untuk menjadikan anak yang akan dilahirkannya sebagai pelayan Tuhan di Kemah Suci, menuntun mereka untuk menyerahkan Samuel kepada Imam Eli ketika Allah pada akhirnya membuka kandungannya. Di luar dugaan, ternyata Tuhan memiliki rencana besar bagi Israel yang akan diwujudkannya melalui pasangan ini. Sayangnya, Elkana terlebih dulu mencari jalan keluar yang ditawarkan dunia, ketimbang percaya akan rancangan terbaik dari Tuhan.
Terkadang kita berlaku seperti Elkana--yang gegabah dalam penantian mencari kehendak Tuhan--dengan memilih cara-cara dunia bagi permasalahan hidup kita. Belajarlah untuk bersabar dan memercayai bahwa ada rancangan Tuhan yang terbaik di tengah segala persoalan hidup kita. [FI]
-
1 November 2016
Lahirnya Samuel
(1) Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim. (2) Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak. (3) Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo. Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas. (4) Pada hari Elkana mempersembahkan korban, diberikannyalah kepada Penina, isterinya, dan kepada semua anaknya yang laki-laki dan perempuan masing-masing sebagian. (5) Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya. (6) Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya. (7) Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan. (8) Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: "Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?" (9) Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN, (10) dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu. (11) Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya." (12) Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu; (13) dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk. (14) Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu." (15) Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN. (16) Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama." (17) Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya." (18) Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu." Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi. (19) Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya. (20) Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN." (21) Elkana, laki-laki itu, pergi dengan seisi rumahnya mempersembahkan korban sembelihan tahunan dan korban nazarnya kepada TUHAN. (22) Tetapi Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada suaminya: "Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya." (23) Kemudian Elkana, suaminya itu, berkata kepadanya: "Perbuatlah apa yang kaupandang baik; tinggallah sampai engkau menyapih dia; hanya, TUHAN kiranya menepati janji-Nya." Jadi tinggallah perempuan itu dan menyusui anaknya sampai disapihnya. (24) Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu. (25) Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli; (26) lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. (27) Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. (28) Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.
-
1 November 2016
Larilah Kepada-Ku
Selasa, 1 November 2016
Baca: Amsal 18:4-12
18:4 Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir.
18:5 Tidak baik berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam pengadilan.
18:6 Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan.
18:7 Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya.
18:8 Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati.
18:9 Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.
18:10 Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.
18:11 Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya.
18:12 Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat. —Amsal 18:10
Ketika berjalan-jalan di taman dekat rumah, saya dan anak-anak bertemu sepasang anjing dengan rantai pengikat yang terlepas. Pemilik anjing itu sepertinya tidak menyadari bahwa seekor dari anjing tersebut mulai menakut-nakuti putra saya. Ia berusaha mengusirnya, tetapi anjing itu justru semakin berani mengganggunya.
Akhirnya, putra saya menjadi panik. Ia pun lari menjauh beberapa meter, tetapi anjing itu terus mengejarnya. Kejar-kejaran itu terus berlanjut hingga saya berteriak, “Lari ke arah Mama!” Putra saya pun berbalik dan berubah menjadi tenang, sementara anjing itu akhirnya memilih untuk melanjutkan ulahnya di tempat lain.
Adakalanya dalam hidup ini, Allah memanggil kita dan berseru, “Larilah kepada-Ku!” Mungkin pada saat itu, ada sebuah masalah yang terus membuntuti kita. Sejauh atau secepat apa pun kita berusaha menghindar, masalah itu terus mengejar dan mendekati kita. Kita tidak dapat melepaskan diri darinya. Kita terlalu takut untuk berbalik dan menghadapi masalah tersebut sendirian. Namun pada kenyataannya, kita tidaklah sendirian. Allah senantiasa hadir, siap menolong dan menghibur kita. Yang harus kita lakukan hanyalah berbalik dari apa pun yang menakutkan kita itu, dan berlari ke arah Tuhan. Firman-Nya mengatakan, “Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat” (Ams. 18:10). —Jennifer Benson Schuldt
Ya Yesus, Engkaulah Raja Damai. Aku membutuhkan damai sejahtera yang hanya dapat diberikan oleh-Mu. Tolonglah aku untuk berpaling kepada-Mu di saat aku menghadapi kesulitan.
Allah adalah tempat perlindungan kita di masa kesesakan.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 24-26; Titus 2
-
1 November 2016
LOT TAK MEMBELOT
[[Tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja.]] (2 Petrus 2:7)
Suatu kali Gus Dur pernah berkelakar, “Hanya tiga polisi yang jujur; patung polisi, polisi tidur, dan Pak Hoegeng.” Pak Hoegeng yang dimaksud adalah Jendral Hoegeng Iman Santoso, Kapolri tahun 1968-1971. Pak Hoegeng dikenal sebagai sosok yang jujur dan berintegritas di tengah korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merajalela. Kejujuran dan integritas yang ternyata justru tidak disukai oleh penguasa waktu itu. Pak Hoegeng kehilangan jabatannya, tetapi kejujuran dan integritasnya dikenang masyakat hingga kini.
Jujur dan berintegritas, mungkin dua kata ini tidak terlintas di benak kita ketika kita mendengar nama Lot. Kita hanya mengingat tindakan Lot yang terkesan egois ketika ia memilih terlebih dahulu tanah yang lebih baik, dan tidak memberikan kesempatan itu kepada Abraham, pamannya. Ternyata tanah di daerah Sodom dan Gomora itu penuh dengan kejahatan. Lot tidak larut dalam kejahatan orang-orang di sekitarnya. Alkitab menyebut Lot sebagai orang benar, yang harus menderita karena mendengar dan menyaksikan kejahatan setiap hari. Lot hidup di dalam kejujuran dan integritas. Ia tidak membelot mengikuti gaya hidup Sodom dan Gomora.
Kita membangun kejujuran dan integritas berlandaskan komitmen di hadapan Tuhan. Dan kita wujudkan komitmen itu dengan perilaku menjaga diri dari segala pengaruh buruk. Pak Hoegeng dan Lot sudah memperjuangkannya walau menuntut banyak sekali pengorbanan dan kesediaan mengalami penderitaan. Bersediakah kita memperjuangkan kejujuran dan integritas?
Amsal Hari Ini -- ( 1 November 2016 )
(C) Pdt. Wahyu 'wepe' Pramudya
Dapatkan Aplikasi Renungan Harian "Amsal Hari Ini" di Google Play dan App Store. Gratis!