Pernikahan tanpa anak
-
16 September 2016
Pernikahan di usia 40thn lebih,merupakan dilema tersendiri,sebab pada umumnya wanita yg sudah usianya 40thn ke atas sudah enggan untuk hamil dan punya anak.
Sekalipun memiliki anak mereka agak kesulitan mengurusnya dan kemungkinan besar tidak bisa mendampingi anak2nya hingga menikah dan punya cucu,
Yang menjadi pembahasan topik ini,
Bersediakah Cewek dan Cowok JK,jika menikah tidak memiliki anak?..
Dan bagaimana solusinya?..
-
16 September 2016
Sis Elisa,
aku justru berharap utk engga punya anak, karena:
1. aku sdh terlalu tua tuk hamil, sehingga beresiko.
2. aku punya kerinduan utk berdua saja dengan pasangan.
3. memang janggal saja. nanti usiaku 60 th, anakku masih kecil. Lbh pantas jadi cucuku.
Solusinya: aku akan cari pasangan yg berusia 50-52 th dan sdh pernah punya anak, dng harapan anak mrk sdh besar bahkan sbntar lg akan memberikan cucu bagi mrk, shg mereka tdk lagi ingin punya anak dariku.
-
16 September 2016
Dear mb elisa....
Membaca judul dan isinya saya tidak setuju karena memberikan korelasi pernikahan tanpa anak itu disebabkan krn usia wanitanya dlm hal ini usia di atas 40.ini jelas akan menambah stigma yg mmg banyak beredar padahal usia bukan satu2nya faktor penentu kehamilan, Riwayat kesehatan , pola hidup , faktor genetika dan kualitas sper## lelaki jg sangat menentukan dan yg terutama adalah Tuhan yg menjadi sumber pemberinya.
1. Generalisasi kl sdh umur sgitu, malas punya anak rasanya kurang tepat krn byk kok yg msh pengen punya anak , apalagi klo itu pernikahan pertamanya.Mengenai dilema....semua hal akan menjadi dilema , kalo itu kita jadikan persoalan. Nikah muda, nikah tua akan ada persoalan2 yg pasti muncul.
2. Kesulitan urus anak pasti ada kok , mau nikah muda atau tua...hal ini tergantung kesiapan mental , spiritual dan lebih bgs lagi didukung ekonomi yg baik. Mengenai mendampingi nikah sianak atau tidak , saya rasa terlalu jauh krn umur tidak ada yg tahu dan juga sianak akan menikah diusia yg umur berapa jg tidak.
Kalau seandainya keputusan utk menikah dan tidak mempunyai anak sebaik ya haruslah spesifikasi pribadi atas pertimbangan pribadi dg kondisi dan sudut pandang pribadi jg dan tidak perlu di generalisasi juga.
Demikian pendapat saya kurang lebihnya, salah benarnya mohon di maafkan terima kasih.
ELISA859 tulis:
Pernikahan di usia 40thn lebih,merupakan dilema tersendiri,sebab pada umumnya wanita yg sudah usianya 40thn ke atas sudah enggan untuk hamil dan punya anak.
Sekalipun memiliki anak mereka agak kesulitan mengurusnya dan kemungkinan besar tidak bisa mendampingi anak2nya hingga menikah dan punya cucu,
Yang menjadi pembahasan topik ini,
Bersediakah Cewek dan Cowok JK,jika menikah tidak memiliki anak?..
Dan bagaimana solusinya?..
-
16 September 2016
MYWISH259 tulis:
Dear mb elisa....
Membaca judul dan isinya saya tidak setuju karena memberikan korelasi pernikahan tanpa anak itu disebabkan krn usia wanitanya dlm hal ini usia di atas 40.ini jelas akan menambah stigma yg mmg banyak beredar padahal usia bukan satu2nya faktor penentu kehamilan, Riwayat kesehatan , pola hidup , faktor genetika dan kualitas sper## lelaki jg sangat menentukan dan yg terutama adalah Tuhan yg menjadi sumber pemberinya.
1. Generalisasi kl sdh umur sgitu, malas punya anak rasanya kurang tepat krn byk kok yg msh pengen punya anak , apalagi klo itu pernikahan pertamanya.Mengenai dilema....semua hal akan menjadi dilema , kalo itu kita jadikan persoalan. Nikah muda, nikah tua akan ada persoalan2 yg pasti muncul.
2. Kesulitan urus anak pasti ada kok , mau nikah muda atau tua...hal ini tergantung kesiapan mental , spiritual dan lebih bgs lagi didukung ekonomi yg baik. Mengenai mendampingi nikah sianak atau tidak , saya rasa terlalu jauh krn umur tidak ada yg tahu dan juga sianak akan menikah diusia yg umur berapa jg tidak.
Kalau seandainya keputusan utk menikah dan tidak mempunyai anak sebaik ya haruslah spesifikasi pribadi atas pertimbangan pribadi dg kondisi dan sudut pandang pribadi jg dan tidak perlu di generalisasi juga.
Demikian pendapat saya kurang lebihnya, salah benarnya mohon di maafkan terima kasih.
Trimakasih tanggapannya sist,,,
Ini pengalamanku sih,ibuku punya anak aku umur 47thn,dan aku merasa kurang di dampingi ortuku keburu meninggal dunia,dan cara mendidiknya pun berbeda,,inilah yg mendorong aku bikin topik ini,
Tentu setiap masalah pasti ada jalan keluarnya,sebab Tuhan Yesus sanggup melakukan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,
-
16 September 2016
ANITA089 tulis:
Sis Elisa,
aku justru berharap utk engga punya anak, karena:
1. aku sdh terlalu tua tuk hamil, sehingga beresiko.
2. aku punya kerinduan utk berdua saja dengan pasangan.
3. memang janggal saja. nanti usiaku 60 th, anakku masih kecil. Lbh pantas jadi cucuku.
Solusinya: aku akan cari pasangan yg berusia 50-52 th dan sdh pernah punya anak, dng harapan anak mrk sdh besar bahkan sbntar lg akan memberikan cucu bagi mrk, shg mereka tdk lagi ingin punya anak dariku.
Sip sist Anita,,tetap semangat,,
-
16 September 2016
lebih enak punya anak ketimbang tanpa anak, dikhawatirkan kalau tua nanti gak dirawat sama anak tiri
-
16 September 2016
XERSOT443 tulis:
lebih enak punya anak ketimbang tanpa anak, dikhawatirkan kalau tua nanti gak dirawat sama anak tiri
Iya mas benar sekali dalam rumahtangga memiliki anak itu hal yang wajar,
Tetapi kebanyakan wanita di usia 40thn ke atas itu udah malas untuk punya anak dan juga resikonya tinggi,
Trus bagaimana caranya mengatasi hal itu?
-
16 September 2016
Kalo saya memang tidak ingin punya anak. Dulu msh muda sih pasti ingin tapi setelah usia 45 thn, tidak lagi. Pertimbangan tentu fc resiko. Entah pd ibu atau anak. Jadi sy menunggu seseorang yg memiliki pandangan yg sama dgn saya. Dulu ada seseorang yg punya pandangan yg sm seperti saya tapi sayangnya belum berjodoh.
-
16 September 2016
pernikahan tanpa anak?????
kalau memang Tuhan ug izinkan dan kedua pasangan bisa ikhlas ya gpp toh, walau cenderungnya jdi bahan omongon banyak orang.
tapi kalo Tuhan izinkan kita untuk memiliki anak,pasti Tuhan juga akan memampukan kita untuk merawat dan membesarkannya.
-
16 September 2016
KATHARINA781 tulis:
Kalo saya memang tidak ingin punya anak. Dulu msh muda sih pasti ingin tapi setelah usia 45 thn, tidak lagi. Pertimbangan tentu fc resiko. Entah pd ibu atau anak. Jadi sy menunggu seseorang yg memiliki pandangan yg sama dgn saya. Dulu ada seseorang yg punya pandangan yg sm seperti saya tapi sayangnya belum berjodoh.
Benar sist,,itu juga yang di kwatirkan anakku jika aku menikah lagi dan suamiku menuntut punya anak,makanya aku ingin punya suami yang udah punya anak,atopun jika dia blom pernah menikah haruslah lebih tua dariku,agar masa tuanya duluan suamiku jadi aku bisa merawat dia,
-
18 Februari 2020
Jodoh Kristen merupakan wadah untuk pria dan wanita menjalin hubungan kearah bukan cuma sekedar say hello akrab dan solid tentunya juga mengarah pada Mitra Hidup/ pasangan Hidup Sejoli
suar.grid.id/read/202028188/10-tahun
Bagaimana tanggapan saudara saudari mengenai ini ?
mari berbagi
-
18 Februari 2020
LISNARINAA355 tulis:
Jodoh Kristen merupakan wadah untuk pria dan wanita menjalin hubungan kearah bukan cuma sekedar say hello akrab dan solid tentunya juga mengarah pada Mitra Hidup/ pasangan Hidup Sejoli
suar.grid.id/read/202028188/10-tahun
Bagaimana tanggapan saudara saudari mengenai ini ?
mari berbagi
Tanggapanku: apakah memang bagi India punya cucu itu segala2nya banget sampe mereka memang ada kecenderungan kasar pd menantu wanita yg sulit hamil? Di Indonesia kan engga sampe sekejam itu. Paling2 ya ada perceraian namun si wanita engga disakiti begitu.
18 Februari 2020 diubah oleh ANITA089
-
18 Februari 2020
Anak itu bukan cuma pelipur lara , atau sebagai pelindung di masa tua saja.
Tapi juga untuk pembelajaran sebagai manusia yang lebih baik .
Dengan mendidik dan membesarkan anak seseorang akan menjadi lebih sabar , lebih ikhlas , lebih mapan kedewasaan nya , dan lebih mengerti kasih yang tulus itu seperti apa , dan kita kan menjadi versi diri kita yang terbaik , kita akan menjadi diri sendiri yang lebih mulia .
Dan untuk itu lah saya mau punya anak .
Kalau saya di hadapkan mslh Tidak punya anak (apapun penyebabnya) saya pilih adopsi anak, tp kalau bisa adopsi dari bayi atau saat si anak masih balita , anak adopsi atau anak kandung sama saja , kalau kita benar2 tulus dan ikhlas mengasihi mereka , anak2 juga bisa merasakan dan mengingat kasih sayang itu , dan ia akan selalu menyebut nama kita di dalam doa2 nya.
-
18 Februari 2020
Setiap orang punya pilihan utk punya anak atau tidak punya anak atau adopsi anak..namun adanya komunikasi dan kesepakatan dgn pasangan mengenai semua pertimbangan dan risiko yg mungkin terjadi. Jadi keputusan apapun, kita siap dgn risikonya...
-
18 Februari 2020
Setuju...
Saat ku lihat orang yg baru menikah, hamil, melahirkan, merawat dan membesarkan si bayi tsb. Darisana byk sekali pembelajaran yg di dapat.
Bagaimana setiap wanita yg baru hamil muda pergumulannya begitu byk. Hormon ga stabil, ada yg tdnya kulitnya putih bersih dan halus jadi gatal-gatal, kasar, dan ga mulus lagi dan macam" lg. Teman" yg hamil pd curhat ternyata berat jd seorang ibu. Akhirnya mereka lbh menghargai orangtuanya terutama Ibunya yg begitu susah payah mengandung, melahirkan, membesarkan sampai menikahkan mereka.
Ketika belum mengalami itu semua apapun kata orang pasti dicuekin.
Aku jg lihat sendiri teman yg udh lelah kerja pulang ke rumah yg tdnya bisa langsung rebahan ini malah hrs gendong bayinya yg nangis. Malam mesti terbangun beberapa kali utk ksh minum atau ganti popok dst..
Besoknya bgn pagi lalu kerja.
Wow... perjuangan orangtua itu sungguh berat ternyata, kecuali bagi mereka yg kaya tinggal bayar babysitter dan pekerjakan asisten RT utk urusan RT.
Pengen ngerasain... secara dari kecil aku sdh suka sama anak kecil.
DILLION433 tulis:
Anak itu bukan cuma pelipur lara , atau sebagai pelindung di masa tua saja.
Tapi juga untuk pembelajaran sebagai manusia yang lebih baik .
Dengan mendidik dan membesarkan anak seseorang akan menjadi lebih sabar , lebih ikhlas , lebih mapan kedewasaan nya , dan lebih mengerti kasih yang tulus itu seperti apa , dan kita kan menjadi versi diri kita yang terbaik , kita akan menjadi diri sendiri yang lebih mulia .
Dan untuk itu lah saya mau punya anak .
Kalau saya di hadapkan mslh Tidak punya anak (apapun penyebabnya) saya pilih adopsi anak, tp kalau bisa adopsi dari bayi atau saat si anak masih balita , anak adopsi atau anak kandung sama saja , kalau kita benar2 tulus dan ikhlas mengasihi mereka , anak2 juga bisa merasakan dan mengingat kasih sayang itu , dan ia akan selalu menyebut nama kita di dalam doa2 nya.
-
19 Februari 2020
Kalo sdh seumur sy tentu sdh tdk bisa punya anak...makanya sy nyari pasangan juga yg sdh tdk mau punya anak.....dan sdh tdk mau di pusingkan lg dg anak kecil....
-
19 Februari 2020
Semoga Tuhan Yesus senantiasa menjawab doa-doa mu kak..
DIANA654 tulis:
Kalo sdh seumur sy tentu sdh tdk bisa punya anak...makanya sy nyari pasangan juga yg sdh tdk mau punya anak.....dan sdh tdk mau di pusingkan lg dg anak kecil....
-
19 Februari 2020
Semangat semuanya. Tidak ada yang tidak mungkin, sekali pun medis bilang tidak bisa. Tetap berharap. Namun jika tidak bisa, Tuhan kita Tuhan yang punya banyak hadiah. Jadi tenang saja. 🥰
19 Februari 2020 diubah oleh WINNIE059
-
19 Februari 2020
Amiiin ....ORZEN485....Terimakasih doanya ya🙂
-
19 Februari 2020
ECHY268 tulis:
Setuju...
Saat ku lihat orang yg baru menikah, hamil, melahirkan, merawat dan membesarkan si bayi tsb. Darisana byk sekali pembelajaran yg di dapat.
Bagaimana setiap wanita yg baru hamil muda pergumulannya begitu byk. Hormon ga stabil, ada yg tdnya kulitnya putih bersih dan halus jadi gatal-gatal, kasar, dan ga mulus lagi dan macam" lg. Teman" yg hamil pd curhat ternyata berat jd seorang ibu. Akhirnya mereka lbh menghargai orangtuanya terutama Ibunya yg begitu susah payah mengandung, melahirkan, membesarkan sampai menikahkan mereka.
Ketika belum mengalami itu semua apapun kata orang pasti dicuekin.
Aku jg lihat sendiri teman yg udh lelah kerja pulang ke rumah yg tdnya bisa langsung rebahan ini malah hrs gendong bayinya yg nangis. Malam mesti terbangun beberapa kali utk ksh minum atau ganti popok dst..
Besoknya bgn pagi lalu kerja.
Wow... perjuangan orangtua itu sungguh berat ternyata, kecuali bagi mereka yg kaya tinggal bayar babysitter dan pekerjakan asisten RT utk urusan RT.
Pengen ngerasain... secara dari kecil aku sdh suka sama anak kecil.
iya sis aku juga melihat yang kamu lihat hehe
semangat ya sis ,..
-
20 Februari 2020
Di umur ini,semoga sy msh mampu,sdh cukup banyak yg terbuang sia2..dan kini sdh ditutup oleh sebuah pertobatan..
Aku menginginkan anak dr rahimmu atas perbuatanku dik..nanti setelah kita menikah
-
20 Februari 2020
Diberkatilah wanita yang mandul.. Terpujilah nama Tuhan..
Pernah saya sharing ttg anak dlm pernikahan dengan salah seorang pria yang di jk.. Kelak kalo beliau masih menginginkan 2 orang anak (1 cow + 1 cew), saya cukup mendengarkan saja.. Bbrp waktu kemudian beliau bilang lagi kalo pun tidak diberikan anak kelak saya ga masalah katanya.. Manusiawi banget memang mengharapkan seperti yg kita inginkan ..tapi puncak dari pengharapan itu sendiri adalah ikhlas (berserah) kpd Tuhan.. Yah karena anak itu adlah pemberian Nya..
20 Februari 2020 diubah oleh ECHA124
-
20 Februari 2020
Gpp juga sih,menikah itu kan dasar kasihNya Tuhan, bukan hanya kehadiran anak..
Sah sah saja kalau mau punya anak atau gak atas disepakati bersama n yang penting fondasi keluarganya tetap dalam Kristus... 😇
ELISA859 tulis:
Pernikahan di usia 40thn lebih,merupakan dilema tersendiri,sebab pada umumnya wanita yg sudah usianya 40thn ke atas sudah enggan untuk hamil dan punya anak.
Sekalipun memiliki anak mereka agak kesulitan mengurusnya dan kemungkinan besar tidak bisa mendampingi anak2nya hingga menikah dan punya cucu,
Yang menjadi pembahasan topik ini,
Bersediakah Cewek dan Cowok JK,jika menikah tidak memiliki anak?..
Dan bagaimana solusinya?..
-
9 Maret 2023
Saya sih bersedia. Namun terkadang, pihak pria menginginkan garis keturunan. Ada hal yang saya takutkan kelak. Misalnya, saya tidak bisa hamil, tetapi pasangan saya menginginkan anak, mungkin kami akan berpisah. Akan lebih baik kalau berpisah sebelum menikah sih. Daripada bercerai. Atau sudah diperiksa kedua pihak tidak mandul namun tidak dipercayakan Tuhan untuk mengandung. Bisa saja dia meninggalkan saya. Padahal mandul juga bukan keinginan kita. Lelaki juga bisa mandul. Makanya hal beginian harus ditanya sebelum menikah sih. Dan bagaimana resolusinya jika itu terjadi.
-
9 Maret 2023
ELISA859 tulis:
Pernikahan di usia 40thn lebih,merupakan dilema tersendiri,sebab pada umumnya wanita yg sudah usianya 40thn ke atas sudah enggan untuk hamil dan punya anak.
Sekalipun memiliki anak mereka agak kesulitan mengurusnya dan kemungkinan besar tidak bisa mendampingi anak2nya hingga menikah dan punya cucu,
Yang menjadi pembahasan topik ini,
Bersediakah Cewek dan Cowok JK,jika menikah tidak memiliki anak?..
Dan bagaimana solusinya?..
Pernikahan di usia 40 thn lbh,jika memp anak,kasihanlah ke anaknya,anak bertambah usia tahun ke tahun, ortunya udh keburu jadi kakek nenek,sebaiknya menikah diatas usia 40 thn lbh, utk kebaikan bersama juga lbh baik tdk memiliki anak,bgmn dgn kaum pria maupun kaum wanita lainnya,ayu dishare pendapatnya