Asuransi? Apakah bentuk ketidakpercayaan kepada Tuhan?
-
15 Juni
Aku coba "terbang & bentang"kan lagi studi kasus 8 tahun silam seperti halnya kasus yang viral vi(n)a film layar lebar
Mari kita sepakati dahulu, bahwa kata "Asuransi" di bahas di mari adalah semua tentang pihak swasta baik yang asli dalam negeri maupun produk import luar negeri
Manusia terlahir ke bumi dengan kehendak bebas yang sama besarnya
Percaya pada Providensia BAPA adalah ABSOLUT karena kita anak anakNYA
Namun perkara ( masih )hidup di dunia( masa kini ) tetap UUD atau Ujung Ujungnya Duid( + punya Android ), nah, nanti kalau sudah sampai kembali di Surga boleh dong berprinsip Allah BAPA yang cukupkan segala sesuatu
Kitab AMSAL pasal 6 ayat 6
Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak
Sangat jelas pesan diatas PERINTAH untuk tetap bekerja selama tinggal sementara di bumi sambil beriman BAPA selalu tepati janjiNYA bukan cuma pelihara namun ada beserta kita Immanuel !
Jadi kesimpulannya bagaimana ?
Kehendak BEBAS itu kata kuncinya
Mau ambil boleh, mau abaikan silahkan, cuma tetap kerja selama di dunia selagi kesempatan masih ada.
-
15 Juni
Nah, ini ada penjelasan yang netral:
-
15 Juni
Kadang hal spt ini bias ya ad hamba Tuhan yg blg kita hrs mengandalkan Tuhan berserah sm Tuhan tp ad yg blg kita hrs kerjakan bagian kita & Tuhan akan kerjakan bagian-Nya. Ini yg sulit dipahami jemaat. Klo mnrt aq scr pribadi percaya & berserah kpd Allah Bapa it hrs tp mengambil asuransi adlh strategi sebagai bagian yg kita kerjakan jd bkn bentuk ketidakpercayaan. Cth ilustrasinya kita mau keluar dr rmh berdoa mnt perlindungan Tuhan bagian kita berhati² kan. Sama dgn it
-
16 Juni
Manusia diberikan akal budi, hikmat dan kebijaksanaan di dalam hidupnya oleh Tuhan untuk memutuskan segala hal dalam kehidupan, termasuk perencanaan keuangan.
Salah satu bagian dari perencanaan keuangan yaitu memiliki proteksi, dimana nanti kalau terjadi resiko, ada pihak swasta yaitu perusahaan asuransi yg menanggung resiko tsb. Jadinya aset yg dimiliki tidak perlu terpakai, karena kita sudah menyisihkan sebagian kecil dari pendapatan kita untuk membayar premi.
Sekarang udah ada BPJS. Ini jg termasuk asuransi kesehatan. Bayangin premi dr 35 rb-150 rb bisa cover operasi besar spt jantung dll yg abis bs 100-200 jt ++ coba kalau pake uang sendiri. Belum tentu ada uang segitu. Kalau pun ada perlu menguras tabungan/jual aset spt mobil, tanah dan rumah.
-
16 Juni
Contoh sederhananya begini, perempuan itu sudah memiliki wajah yang dikaruniai Tuhan, yah masih dibedakin, pakai bulu mata, celak, lipstik, supaya tampil lebih feminim lagi, tentunya itu bukanlah bentuk ketidakpercayaan, bukan? Begitu juga asuransi.
-
17 Juni
Menurut saya bukan bentuk ketidakpercayaan sih. Menurut saya itu adalah suatu bentuk tindakan preventif yang akan terjadi kelak. Tuhan memberikan kita akal. Tentu saja harus kita gunakan akal tersebut dengan baik. Salah satunya dengan tindakan preventif tersebut.
-
18 Juni
Sy prnh belajar dr seorang trainer properti bernama pak Cipto Junaedy. Beliau mengajarkan istilah mengunci resiko selama proses transaksi. Jd resiko tetap ad tp ad backupnya. Begitu jg asuransi sbg upaya kita untk melindungi dr sisi finansial. Resiko tetap ad tp asuransi membackup resiko it walau tdk sepenuhnya menjamin. Tp jika sdh ikt asuransi lalu tdk lg berserah tdk lg berlindung pada Tuhan lebih percaya pada asuransi itlah yg disebut tdk percaya pada Tuhan. Setuju?
-
20 Juni
TORO617 tulis:
Contoh sederhananya begini, perempuan itu sudah memiliki wajah yang dikaruniai Tuhan, yah masih dibedakin, pakai bulu mata, celak, lipstik, supaya tampil lebih feminim lagi, tentunya itu bukanlah bentuk ketidakpercayaan, bukan? Begitu juga asuransi.
Ya ga apple to apple perbandingannya.
Dandan kan ga ada resiko dr sisi finansial.
Ya dandan utk nyenengin diri sendiri aja biar terlihat lebih cantik, fresh.