Belajar Baca 5 Ayat Alkitab Sehari Mulai 2017
-
16 September 2017
1 Samuel 15:2-3, 7-9, 17-19, 24, 32-33, 35 (TB) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir.
Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."
Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir.
Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang.
Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka.
Sesudah itu berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?
TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
Lalu berkatalah Samuel: "Bawa ke mari Agag, raja Amalek itu." Dengan gembira Agag pergi kepadanya, sebab pikirnya: "Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat."
Tetapi kata Samuel: "Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan." Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.
Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel berdukacita karena Saul. Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas Israel.
1 Samuel 15:2-3, 7-9, 17-19, 24, 32-33, 35 (WEB) Yahweh of Armies says, ‘I remember what Amalek did to Israel, how he set himself against him on the way, when he came up out of Egypt.
Now go and strike Amalek, and utterly destroy all that they have, and don’t spare them; but kill both man and woman, infant and nursing baby, ox and sheep, camel and donkey.’”
Saul struck the Amalekites, from Havilah as you go to Shur, that is before Egypt.
He took Agag the king of the Amalekites alive, and utterly destroyed all the people with the edge of the sword.
But Saul and the people spared Agag, and the best of the sheep, of the cattle, and of the fat calves, and the lambs, and all that was good, and were not willing to utterly destroy them; but everything that was vile and refuse, that they destroyed utterly.
Samuel said, “Though you were little in your own sight, weren’t you made the head of the tribes of Israel? Yahweh anointed you king over Israel;
and Yahweh sent you on a journey, and said, ‘Go, and utterly destroy the sinners the Amalekites, and fight against them until they are consumed.’
Why then didn’t you obey Yahweh’s voice, but took the plunder, and did that which was evil in Yahweh’s sight?”
Saul said to Samuel, “I have sinned; for I have transgressed the commandment of Yahweh, and your words, because I feared the people, and obeyed their voice.
Then Samuel said, “Bring Agag the king of the Amalekites here to me!” Agag came to him cheerfully. Agag said, “Surely the bitterness of death is past.”
Samuel said, “As your sword has made women childless, so your mother will be childless among women!” Then Samuel cut Agag in pieces before Yahweh in Gilgal.
Samuel came no more to see Saul until the day of his death; for Samuel mourned for Saul: and Yahweh grieved that he had made Saul king over Israel.
-
16 September 2017
September 17, 2017
1 Samuel 16:1, 4, 6-7, 12-16, 18, 22-23 (TB) Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."
Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?"
Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.
Lalu berkatalah hamba-hamba Saul kepadanya: "Ketahuilah, roh jahat yang dari pada Allah mengganggu engkau;
baiklah tuanku menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari seorang yang pandai main kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa nyaman."
Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia."
Sebab itu Saul menyuruh orang kepada Isai mengatakan: "Biarkanlah Daud tetap menjadi pelayanku, sebab aku suka kepadanya."
Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.
1 Samuel 16:1, 4, 6-7, 12-16, 18, 22-23 (WEB) Yahweh said to Samuel, “How long will you mourn for Saul, since I have rejected him from being king over Israel? Fill your horn with oil, and go. I will send you to Jesse the Bethlehemite; for I have provided a king for myself among his sons.”
Samuel did that which Yahweh spoke, and came to Bethlehem. The elders of the city came to meet him trembling, and said, “Do you come peaceably?”
When they had come, he looked at Eliab, and said, “Surely Yahweh’s anointed is before him.”
But Yahweh said to Samuel, “Don’t look on his face, or on the height of his stature, because I have rejected him; for I don’t see as man sees. For man looks at the outward appearance, but Yahweh looks at the heart.”
He sent, and brought him in. Now he was ruddy, with a handsome face and good appearance. Yahweh said, “Arise! Anoint him, for this is he.”
Then Samuel took the horn of oil, and anointed him in the middle of his brothers. Then Yahweh’s Spirit came mightily on David from that day forward. So Samuel rose up and went to Ramah.
Now Yahweh’s Spirit departed from Saul, and an evil spirit from Yahweh troubled him.
Saul’s servants said to him, “See now, an evil spirit from God troubles you.
Let our lord now command your servants who are in front of you to seek out a man who is a skillful player on the harp. Then when the evil spirit from God is on you, he will play with his hand, and you will be well.”
Then one of the young men answered, and said, “Behold, I have seen a son of Jesse the Bethlehemite who is skillful in playing, a mighty man of valor, a man of war, prudent in speech, and a handsome person; and Yahweh is with him.”
Saul sent to Jesse, saying, “Please let David stand before me; for he has found favor in my sight.”
When the spirit from God was on Saul, David took the harp, and played with his hand; so Saul was refreshed, and was well, and the evil spirit departed from him.
-
16 September 2017
Ibrani 5:1-3, 5, 7-8 (TB) Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.
Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,
yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.
Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
Hebrews 5:1-3, 5, 7-8 (WEB) For every high priest, being taken from among men, is appointed for men in things pertaining to God, that he may offer both gifts and sacrifices for sins.
The high priest can deal gently with those who are ignorant and going astray, because he himself is also surrounded with weakness.
Because of this, he must offer sacrifices for sins for the people, as well as for himself.
So also Christ didn’t glorify himself to be made a high priest, but it was he who said to him, “You are my Son. Today I have become your father.”
He, in the days of his flesh, having offered up prayers and petitions with strong crying and tears to him who was able to save him from death, and having been heard for his godly fear,
though he was a Son, yet learned obedience by the things which he suffered.
-
16 September 2017
1 Samuel 17:4-6, 8-9, 11, 26, 37, 43, 45-51 (TB) Lalu tampillah keluar seorang pendekar dari tentara orang Filistin. Namanya Goliat, dari Gat. Tingginya enam hasta sejengkal.
Ketopong tembaga ada di kepalanya, dan ia memakai baju zirah yang bersisik; berat baju zirah ini lima ribu syikal tembaga.
Dia memakai penutup kaki dari tembaga, dan di bahunya ia memanggul lembing tembaga.
Ia berdiri dan berseru kepada barisan Israel, katanya kepada mereka: "Mengapa kamu keluar untuk mengatur barisan perangmu? Bukankah aku seorang Filistin dan kamu adalah hamba Saul? Pilihlah bagimu seorang, dan biarlah ia turun mendapatkan daku.
Jika ia dapat berperang melawan aku dan mengalahkan aku, maka kami akan menjadi hambamu; tetapi jika aku dapat mengungguli dia dan mengalahkannya, maka kamu akan menjadi hamba kami dan takluk kepada kami."
Ketika Saul dan segenap orang Israel mendengar perkataan orang Filistin itu, maka cemaslah hati mereka dan sangat ketakutan.
Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"
Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."
Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,
dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami."
Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;
lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.
Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.
Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya, lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu. Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah mati, maka larilah mereka.
1 Samuel 17:4-6, 8-9, 11, 26, 37, 43, 45-51 (WEB) A champion out of the camp of the Philistines named Goliath, of Gath, whose height was six cubits and a span went out.
He had a helmet of bronze on his head, and he wore a coat of mail; and the weight of the coat was five thousand shekels of bronze.
He had bronze shin armor on his legs, and a bronze javelin between his shoulders.
He stood and cried to the armies of Israel, and said to them, “Why have you come out to set your battle in array? Am I not a Philistine, and you servants to Saul? Choose a man for yourselves, and let him come down to me.
If he is able to fight with me and kill me, then will we be your servants; but if I prevail against him and kill him, then you will be our servants and serve us.”
When Saul and all Israel heard those words of the Philistine, they were dismayed, and greatly afraid.
David spoke to the men who stood by him, saying, “What shall be done to the man who kills this Philistine, and takes away the reproach from Israel? For who is this uncircumcised Philistine, that he should defy the armies of the living God?”
David said, “Yahweh who delivered me out of the paw of the lion, and out of the paw of the bear, he will deliver me out of the hand of this Philistine.” Saul said to David, “Go! Yahweh will be with you.”
The Philistine said to David, “Am I a dog, that you come to me with sticks?” The Philistine cursed David by his gods.
Then David said to the Philistine, “You come to me with a sword, with a spear, and with a javelin; but I come to you in the name of Yahweh of Armies, the God of the armies of Israel, whom you have defied.
Today, Yahweh will deliver you into my hand. I will strike you, and take your head from off you. I will give the dead bodies of the army of the Philistines today to the birds of the sky, and to the wild animals of the earth; that all the earth may know that there is a God in Israel,
and that all this assembly may know that Yahweh doesn’t save with sword and spear; for the battle is Yahweh’s, and he will give you into our hand.”
When the Philistine arose, and walked and came near to meet David, David hurried, and ran toward the army to meet the Philistine.
David put his hand in his bag, took a stone, and slung it, and struck the Philistine in his forehead. The stone sank into his forehead, and he fell on his face to the earth.
So David prevailed over the Philistine with a sling and with a stone, and struck the Philistine, and killed him; but there was no sword in the hand of David.
Then David ran, stood over the Philistine, took his sword, drew it out of its sheath, killed him, and cut off his head with it. When the Philistines saw that their champion was dead, they fled.
-
18 September 2017
September 18, 2017
1 Samuel 18:1, 3, 5, 7-9, 12-14, 28, 30 (TB) Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.
Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri.
Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.
dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."
Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.
Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara.
Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.
Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud.
Apabila raja-raja orang Filistin maju berperang, setiap kali mereka maju berperang, maka Daud lebih berhasil dari semua pegawai Saul, sehingga namanya sangat masyhur.
1 Samuel 18:1, 3, 5, 7-9, 12-14, 28, 30 (WEB) When he had finished speaking to Saul, the soul of Jonathan was knit with the soul of David, and Jonathan loved him as his own soul.
Then Jonathan and David made a covenant, because he loved him as his own soul.
David went out wherever Saul sent him, and behaved himself wisely; and Saul set him over the men of war. It was good in the sight of all the people, and also in the sight of Saul’s servants.
The women sang to one another as they played, and said, “Saul has slain his thousands, and David his ten thousands.”
Saul was very angry, and this saying displeased him. He said, “They have creditd David with ten thousands, and they have only credited me with thousands. What can he have more but the kingdom?”
Saul watched David from that day and forward.
Saul was afraid of David, because Yahweh was with him, and had departed from Saul.
Therefore Saul removed him from his presence, and made him his captain over a thousand; and he went out and came in before the people.
David behaved himself wisely in all his ways; and Yahweh was with him.
Saul saw and knew that Yahweh was with David; and Michal, Saul’s daughter, loved him.
Then the princes of the Philistines went out; and as often as they went out, David behaved himself more wisely than all the servants of Saul, so that his name was highly esteemed.
-
18 September 2017
Ibrani 6:13-16 (TB) Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,
kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."
Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.
Hebrews 6:13-16 (WEB) For when God made a promise to Abraham, since he could swear by no one greater, he swore by himself,
saying, “Surely blessing I will bless you, and multiplying I will multiply you.”
Thus, having patiently endured, he obtained the promise.
For men indeed swear by a greater one, and in every dispute of theirs the oath is final for confirmation.
-
18 September 2017
1 Samuel 19:1-2, 4-6, 8-10, 18 (TB) Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul, sangat suka kepada Daud,
sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud: "Ayahku Saul berikhtiar untuk membunuh engkau; oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana.
Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, ayahnya, katanya: "Janganlah raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu; bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu!
Ia telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan TUHAN telah memberikan kemenangan yang besar kepada seluruh Israel. Engkau sudah melihatnya dan bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap darah orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?"
Saul mendengarkan perkataan Yonatan dan Saul bersumpah: "Demi TUHAN yang hidup, ia tidak akan dibunuh."
Ketika perang pecah pula, maka majulah Daud dan berperang melawan orang Filistin; ia menimbulkan kekalahan besar di antara mereka, sehingga mereka melarikan diri dari depannya.
Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hinggap pada Saul, ketika ia duduk di rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi.
Lalu Saul berikhtiar menancapkan Daud ke dinding dengan tombaknya, tetapi Daud mengelakkan tikaman Saul, sehingga Saul mengenai dinding dengan tombak itu. Sesudah itu Daud melarikan diri dan luputlah ia pada malam itu.
Setelah Daud melarikan diri dan luput, sampailah ia kepada Samuel di Rama dan memberitahukan kepadanya segala yang dilakukan Saul kepadanya. Kemudian pergilah ia bersama-sama dengan Samuel dan tinggallah mereka di Nayot.
1 Samuel 19:1-2, 4-6, 8-10, 18 (WEB) Saul spoke to Jonathan his son, and to all his servants, that they should kill David. But Jonathan, Saul’s son, greatly delighted in David.
Jonathan told David, saying, “Saul my father seeks to kill you. Now therefore, please take care of yourself in the morning, and live in a secret place, and hide yourself.
Jonathan spoke good of David to Saul his father, and said to him, “Don’t let the king sin against his servant, against David; because he has not sinned against you, and because his works have been very good toward you;
for he put his life in his hand, and struck the Philistine, and Yahweh worked a great victory for all Israel. You saw it, and rejoiced. Why then will you sin against innocent blood, to kill David without a cause?”
Saul listened to the voice of Jonathan: and Saul swore, “As Yahweh lives, he shall not be put to death.”
There was war again. David went out, and fought with the Philistines, and killed them with a great slaughter; and they fled before him.
An evil spirit from Yahweh was on Saul, as he sat in his house with his spear in his hand; and David was playing with his hand.
Saul sought to pin David to the wall with the spear; but he slipped away out of Saul’s presence, and he stuck the spear into the wall. David fled, and escaped that night.
Now David fled and escaped, and came to Samuel at Ramah, and told him all that Saul had done to him. He and Samuel went and lived in Naioth.
-
19 September 2017
September 19, 2017
1 Samuel 20:1, 3-4, 24-25, 27-33, 35, 40-42 (TB) Maka larilah Daud dari Nayot, dekat Rama; sampailah ia kepada Yonatan, lalu berkata: "Apakah yang telah kuperbuat? Apakah kesalahanku dan apakah dosaku terhadap ayahmu, sehingga ia ingin mencabut nyawaku?"
Tetapi Daud menjawab, katanya: "Ayahmu tahu benar, bahwa engkau suka kepadaku. Sebab itu pikirnya: Tidak boleh Yonatan mengetahui hal ini, nanti ia bersusah hati. Namun, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu, hanya satu langkah jaraknya antara aku dan maut."
Yonatan berkata kepada Daud: "Apa pun kehendak hatimu, aku akan melakukannya bagimu."
Sesudah itu bersembunyilah Daud di padang. Ketika bulan baru tiba, duduklah raja pada meja untuk makan.
Raja duduk di tempatnya seperti biasa, dekat dinding. Yonatan berhadapan dengan dia, Abner duduk di sisi Saul, tetapi tempat Daud tinggal kosong.
Tetapi pada hari sesudah bulan baru itu, pada hari yang kedua, ketika tempat Daud masih tinggal kosong, bertanyalah Saul kepada Yonatan, anaknya: "Mengapa anak Isai tidak datang makan, baik kemarin maupun hari ini?"
Jawab Yonatan kepada Saul: "Daud telah meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi ke Betlehem,
katanya: Biarkanlah aku pergi, sebab ada upacara pengorbanan bagi kaum kami di kota, dan saudara-saudaraku sendirilah yang memanggil aku. Oleh sebab itu, jika engkau mengasihi aku, berilah izin kepadaku untuk menengok saudara-saudaraku. Itulah sebabnya ia tidak datang ke perjamuan raja."
Lalu bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan, katanya kepadanya: "Anak sundal yang kurang ajar! Bukankah aku tahu, bahwa engkau telah memilih pihak anak Isai dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi perut ibumu?
Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi, engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh. Dan sekarang suruhlah orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati."
Tetapi Yonatan menjawab Saul, ayahnya itu, katanya kepadanya: "Mengapa ia harus dibunuh? Apa yang dilakukannya?"
Lalu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk membunuhnya. Maka tahulah Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil keputusan untuk membunuh Daud.
Pada waktu pagi keluarlah Yonatan ke padang bersama-sama seorang budak kecil sesuai dengan janjinya kepada Daud.
Sesudah itu Yonatan memberikan senjatanya kepada budak yang menyertai dia, dan berkata kepadanya: "Pergilah, bawalah ke kota."
Maka pulanglah budak itu, lalu tampillah Daud dari sebelah bukit batu; ia sujud dengan mukanya ke tanah dan menyembah tiga kali. Mereka bercium-ciuman dan bertangis-tangisan. Akhirnya Daud dapat menahan diri.
Kemudian berkatalah Yonatan kepada Daud: "Pergilah dengan selamat; bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama TUHAN, demikian: TUHAN akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya." (20-43) Setelah itu bangunlah Daud dan pergi; dan Yonatan pun pulang ke kota.
1 Samuel 20:1, 3-4, 24-25, 27-33, 35, 40-42 (WEB) David fled from Naioth in Ramah, and came and said before Jonathan, “What have I done? What is my iniquity? What is my sin before your father, that he seeks my life?”
David swore moreover, and said, “Your father knows well that I have found favor in your eyes; and he says, ‘Don’t let Jonathan know this, lest he be grieved;’ but truly as Yahweh lives, and as your soul lives, there is but a step between me and death.”
Then Jonathan said to David, “Whatever your soul desires, I will even do it for you.”
So David hid himself in the field. When the new moon had come, the king sat himself down to eat food.
The king sat on his seat, as at other times, even on the seat by the wall; and Jonathan stood up, and Abner sat by Saul’s side, but David’s place was empty.
On the next day after the new moon, the second day, David’s place was empty. Saul said to Jonathan his son, “Why doesn’t the son of Jesse come to eat, either yesterday, or today?”
Jonathan answered Saul, “David earnestly asked permission of me to go to Bethlehem.
He said, ‘Please let me go, for our family has a sacrifice in the city. My brother has commanded me to be there. Now, if I have found favor in your eyes, please let me go away and see my brothers.’ Therefore he has not come to the king’s table.”
Then Saul’s anger burned against Jonathan, and he said to him, “You son of a perverse rebellious woman, don’t I know that you have chosen the son of Jesse to your own shame, and to the shame of your mother’s nakedness?
For as long as the son of Jesse lives on the earth, you will not be established, nor will your kingdom. Therefore now send and bring him to me, for he shall surely die!”
Jonathan answered Saul his father, and said to him, “Why should he be put to death? What has he done?”
Saul cast his spear at him to strike him. By this Jonathan knew that his father was determined to put David to death.
In the morning, Jonathan went out into the field at the time appointed with David, and a little boy with him.
Jonathan gave his weapons to his boy, and said to him, “Go, carry them to the city.”
As soon as the boy was gone, David arose out of the south, and fell on his face to the ground, and bowed himself three times. They kissed one another, and wept one with another, and David wept the most.
Jonathan said to David, “Go in peace, because we have both sworn in Yahweh’s name, saying, ‘Yahweh is between me and you, and between my offspring and your offspring, forever.’” He arose and departed; and Jonathan went into the city.
-
19 September 2017
Ibrani 7:25-27 (TB) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
Hebrews 7:25-27 (WEB) Therefore he is also able to save to the uttermost those who draw near to God through him, seeing that he lives forever to make intercession for them.
For such a high priest was fitting for us: holy, guiltless, undefiled, separated from sinners, and made higher than the heavens;
who doesn’t need, like those high priests, to offer up sacrifices daily, first for his own sins, and then for the sins of the people. For he did this once for all, when he offered up himself.
-
19 September 2017
1 Samuel 21:10-15 (TB) Kemudian bersiaplah Daud dan larilah ia pada hari itu juga dari Saul; sampailah ia kepada Akhis, raja kota Gat.
Pegawai-pegawai Akhis berkata kepada tuannya: "Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah tentang dia orang-orang menyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?"
Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu.
Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya.
Lalu berkatalah Akhis kepada para pegawainya: "Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku?
Kekurangan orang gilakah aku, maka kamu bawa orang ini kepadaku supaya ia menunjukkan gilanya dekat aku? Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?"
1 Samuel 21:10-15 (WEB) David arose, and fled that day for fear of Saul, and went to Achish the king of Gath.
The servants of Achish said to him, “Isn’t this David the king of the land? Didn’t they sing to one another about him in dances, saying, ‘Saul has slain his thousands, and David his ten thousands?’”
David laid up these words in his heart, and was very afraid of Achish the king of Gath.
He changed his behavior before them, and pretended to be insane in their hands, and scribbled on the doors of the gate, and let his spittle fall down on his beard.
Then Achish said to his servants, “Look, you see the man is insane. Why then have you brought him to me?
Do I lack madmen, that you have brought this fellow to play the madman in my presence? Should this fellow come into my house?”
-
20 September 2017
September 20, 2017
1 Samuel 22:1-2, 6, 9-11, 13-14, 17-18, 20 (TB) Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia.
Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.
Hal itu terdengar oleh Saul, sebab Daud dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia telah diketahui tempatnya. Adapun Saul ada di Gibea, sedang duduk di bawah pohon tamariska di bukit, dengan tombaknya di tangan dan semua pegawainya berdiri di dekatnya.
Lalu menjawablah Doëg, orang Edom itu, yang berdiri dekat para pegawai Saul, katanya: "Telah kulihat, bahwa anak Isai itu datang ke Nob, kepada Ahimelekh bin Ahitub.
Ia menanyakan TUHAN bagi Daud dan memberikan bekal kepadanya; juga pedang Goliat, orang Filistin itu, diberikannya kepadanya."
Lalu raja menyuruh memanggil Ahimelekh bin Ahitub, imam itu, bersama-sama dengan seluruh keluarganya, para imam yang di Nob; dan datanglah sekaliannya menghadap raja.
Kemudian bertanyalah Saul kepadanya: "Mengapa kamu mengadakan persepakatan melawan aku, engkau dengan anak Isai itu, dengan memberikan roti dan pedang kepadanya, menanyakan Allah baginya, sehingga ia bangkit melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini?"
Lalu Ahimelekh menjawab raja: "Tetapi siapakah di antara segala pegawaimu yang dapat dipercaya seperti Daud, apalagi ia menantu raja dan kepala para pengawalmu, dan dihormati dalam rumahmu?
Lalu raja memerintahkan kepada bentara yang berdiri di dekatnya: "Majulah dan bunuhlah para imam TUHAN itu sebab mereka membantu Daud; sebab walaupun mereka tahu, bahwa ia melarikan diri, mereka tidak memberitahukan hal itu kepadaku." Tetapi para pegawai raja tidak mau mengangkat tangannya untuk memarang imam-imam TUHAN itu.
Lalu berkatalah raja kepada Doëg: "Majulah engkau dan paranglah para imam itu." Maka majulah Doëg, orang Edom itu, lalu memarang para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima orang, yang memakai baju efod dari kain lenan.
Tetapi seorang anak Ahimelekh bin Ahitub, namanya Abyatar luput; ia melarikan diri menjadi pengikut Daud.
1 Samuel 22:1-2, 6, 9-11, 13-14, 17-18, 20 (WEB) David therefore departed from there, and escaped to Adullam’s cave. When his brothers and all his father’s house heard it, they went down there to him.
Everyone who was in distress, everyone who was in debt, and everyone who was discontented, gathered themselves to him; and he became captain over them. There were with him about four hundred men.
Saul heard that David was discovered, with the men who were with him. Now Saul was sitting in Gibeah, under the tamarisk tree in Ramah, with his spear in his hand, and all his servants were standing around him.
Then Doeg the Edomite, who stood by the servants of Saul, answered and said, “I saw the son of Jesse coming to Nob, to Ahimelech the son of Ahitub.
He inquired of Yahweh for him, gave him food, and gave him the sword of Goliath the Philistine.”
Then the king sent to call Ahimelech the priest, the son of Ahitub, and all his father’s house, the priests who were in Nob; and they all came to the king.
Saul said to him, “Why have you conspired against me, you and the son of Jesse, in that you have given him bread, and a sword, and have inquired of God for him, that he should rise against me, to lie in wait, as it is today?”
Then Ahimelech answered the king, and said, “Who among all your servants is so faithful as David, who is the king’s son-in-law, captain of your body guard, and honored in your house?
The king said to the guard who stood about him, “Turn, and kill the priests of Yahweh; because their hand also is with David, and because they knew that he fled, and didn’t disclose it to me.” But the servants of the king wouldn’t put out their hand to fall on the priests of Yahweh.
The king said to Doeg, “Turn and attack the priests!” Doeg the Edomite turned, and he attacked the priests, and he killed on that day eighty-five people who wore a linen ephod.
One of the sons of Ahimelech, the son of Ahitub, named Abiathar, escaped, and fled after David.
-
20 September 2017
Ibrani 8:10-12 (TB) "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.
Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
Hebrews 8:10-12 (WEB) “For this is the covenant that I will make with the house of Israel. After those days,” says the Lord; “I will put my laws into their mind, I will also write them on their heart. I will be their God, and they will be my people.
They will not teach every man his fellow citizen, and every man his brother, saying, ‘Know the Lord,’ for all will know me, from their least to their greatest.
For I will be merciful to their unrighteousness. I will remember their sins and lawless deeds no more.”
-
20 September 2017
1 Samuel 23:1-5, 14-16 (TB) Diberitahukanlah kepada Daud, begini: "Ketahuilah, orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan."
Lalu bertanyalah Daud kepada TUHAN: "Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?" Jawab TUHAN kepada Daud: "Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila."
Tetapi orang-orang Daud berkata kepadanya: "Ingatlah, sedangkan di sini di Yehuda kita sudah dalam ketakutan, apalagi kalau kita pergi ke Kehila, melawan barisan perang orang Filistin."
Lalu bertanya pulalah Daud kepada TUHAN, maka TUHAN menjawab dia, firman-Nya: "Bersiaplah, pergilah ke Kehila, sebab Aku akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu."
Kemudian pergilah Daud dengan orang-orangnya ke Kehila; ia berperang melawan orang Filistin itu, dihalaunya ternak mereka dan ditimbulkannya kekalahan besar di antara mereka. Demikianlah Daud menyelamatkan penduduk Kehila.
Maka Daud tinggal di padang gurun, di tempat-tempat perlindungan. Ia tinggal di pegunungan, di padang gurun Zif. Dan selama waktu itu Saul mencari dia, tetapi Allah tidak menyerahkan dia ke dalam tangannya.
Daud takut, karena Saul telah keluar dengan maksud mencabut nyawanya. Ketika Daud ada di padang gurun Zif di Koresa,
maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah
1 Samuel 23:1-5, 14-16 (WEB) David was told, “Behold, the Philistines are fighting against Keilah, and are robbing the threshing floors.”
Therefore David inquired of Yahweh, saying, “Shall I go and strike these Philistines?” Yahweh said to David, “Go strike the Philistines, and save Keilah.”
David’s men said to him, “Behold, we are afraid here in Judah. How much more then if we go to Keilah against the armies of the Philistines?”
Then David inquired of Yahweh yet again. Yahweh answered him, and said, “Arise, go down to Keilah; for I will deliver the Philistines into your hand.”
David and his men went to Keilah, and fought with the Philistines, and brought away their livestock, and killed them with a great slaughter. So David saved the inhabitants of Keilah.
David stayed in the wilderness in the strongholds, and remained in the hill country in the wilderness of Ziph. Saul sought him every day, but God didn’t deliver him into his hand.
David saw that Saul had come out to seek his life. David was in the wilderness of Ziph in the wood.
Jonathan, Saul’s son, arose, and went to David into the woods, and strengthened his hand in God.
-
21 September 2017
September 21, 2017
1 Samuel 24:2-4, 6, 8-13, 15, 18-20 (TB) (24-3) Kemudian Saul mengambil tiga ribu orang yang terpilih dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan.
(24-4) Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu.
(24-5) Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: "Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.
(24-7) lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: "Dijauhkan TUHANlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN."
(24-9) Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya: "Tuanku raja!" Saul menoleh ke belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah.
(24-10) Lalu berkatalah Daud kepada Saul: "Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu?
(24-11) Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.
(24-12) Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.
(24-13) TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;
(24-14) seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.
(24-16) Sebab itu TUHAN kiranya menjadi hakim yang memutuskan antara aku dan engkau; Dia kiranya memperhatikannya, memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu."
(24-19) Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: walaupun TUHAN telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku.
(24-20) Apabila seseorang mendapat musuhnya, masakan dilepaskannya dia berjalan dengan selamat? TUHAN kiranya membalaskan kepadamu kebaikan ganti apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini.
(24-21) Oleh karena itu, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.
1 Samuel 24:2-4, 6, 8-13, 15, 18-20 (WEB) Then Saul took three thousand chosen men out of all Israel, and went to seek David and his men on the rocks of the wild goats.
He came to the sheep pens by the way, where there was a cave; and Saul went in to relieve himself. Now David and his men were staying in the innermost parts of the cave.
David’s men said to him, “Behold, the day of which Yahweh said to you, ‘Behold, I will deliver your enemy into your hand, and you shall do to him as it shall seem good to you.’” Then David arose, and cut off the skirt of Saul’s robe secretly.
He said to his men, “Yahweh forbid that I should do this thing to my lord, Yahweh’s anointed, to stretch out my hand against him, since he is Yahweh’s anointed.”
David also arose afterward, and went out of the cave, and cried after Saul, saying, “My lord the king!” When Saul looked behind him, David bowed with his face to the earth, and showed respect.
David said to Saul, “Why do you listen to men’s words, saying, ‘Behold, David seeks to harm you?’
Behold, today your eyes have seen how Yahweh had delivered you today into my hand in the cave. Some urged me to kill you; but I spared you; and I said, I will not stretch out my hand against my lord; for he is Yahweh’s anointed.
Moreover, my father, behold, yes, see the skirt of your robe in my hand; for in that I cut off the skirt of your robe, and didn’t kill you, know and see that there is neither evil nor disobedience in my hand, and I have not sinned against you, though you hunt for my life to take it.
May Yahweh judge between me and you, and may Yahweh avenge me of you; but my hand will not be on you.
As the proverb of the ancients says, ‘Out of the wicked comes wickedness;’ but my hand will not be on you.
May Yahweh therefore be judge, and give sentence between me and you, and see, and plead my cause, and deliver me out of your hand.”
You have declared today how you have dealt well with me, because when Yahweh had delivered me up into your hand, you didn’t kill me.
For if a man finds his enemy, will he let him go away unharmed? Therefore may Yahweh reward you good for that which you have done to me today.
Now, behold, I know that you will surely be king, and that the kingdom of Israel will be established in your hand.
-
21 September 2017
Ibrani 9:6-7, 11-12, 25-26 (TB) Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka,
tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.
Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, — artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, —
dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
Hebrews 9:6-7, 11-12, 25-26 (WEB) Now these things having been thus prepared, the priests go in continually into the first tabernacle, accomplishing the services,
but into the second the high priest alone, once in the year, not without blood, which he offers for himself, and for the errors of the people.
But Christ having come as a high priest of the coming good things, through the greater and more perfect tabernacle, not made with hands, that is to say, not of this creation,
nor yet through the blood of goats and calves, but through his own blood, entered in once for all into the Holy Place, having obtained eternal redemption.
nor yet that he should offer himself often, as the high priest enters into the holy place year by year with blood not his own,
or else he must have suffered often since the foundation of the world. But now once at the end of the ages, he has been revealed to put away sin by the sacrifice of himself.
-
22 September 2017
1 Samuel 25:1-3, 9-11, 14, 18, 23-25, 28-34, 39 (TB) Dan matilah Samuel; seluruh orang Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia di rumahnya di Rama. Dan Daud berkemas, lalu pergi ke padang gurun Paran.
Ketika itu ada seorang laki-laki di Maon, yang mempunyai perusahaan di Karmel. Orang itu sangat kaya: ia mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing. Ia ada di Karmel pada pengguntingan bulu domba-dombanya.
Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.
Ketika orang-orang Daud sampai ke sana, berkatalah mereka kepada Nabal atas nama Daud tepat seperti yang dikatakan kepada mereka, kemudian mereka menanti.
Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya.
Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?"
Tetapi kepada Abigail, isteri Nabal, telah diberitahukan oleh salah seorang bujangnya, katanya: "Ketahuilah, Daud menyuruh orang dari padang gurun untuk memberi salam kepada tuan kita, tetapi ia memaki-maki mereka.
Lalu segeralah Abigail mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis dan dua ratus kue ara, dimuatnyalah semuanya ke atas keledai,
Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.
Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.
Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh.
Ampunilah kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh, karena tuanku ini melakukan perang TUHAN dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu.
Jika sekiranya ada seorang bangkit mengejar engkau dan ingin mencabut nyawamu, maka nyawa tuanku akan terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada TUHAN, Allahmu, tetapi nyawa para musuhmu akan diumbankan-Nya dari dalam salang umban.
Apabila TUHAN melakukan kepada tuanku sesuai dengan segala kebaikan yang difirmankan-Nya kepadamu dan menunjuk engkau menjadi raja atas Israel,
maka tak usahlah tuanku bersusah hati dan menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Dan apabila TUHAN berbuat baik kepada tuanku, ingatlah kepada hambamu ini."
Lalu berkatalah Daud kepada Abigail: "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini;
terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan.
Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu — jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing."
Ketika didengar Daud, bahwa Nabal telah mati, berkatalah ia: "Terpujilah TUHAN, yang membela aku dalam perkara penghinaan Nabal terhadap aku dan yang mencegah hamba-Nya dari pada berbuat jahat. TUHAN telah membalikkan kejahatan Nabal ke atas kepalanya sendiri." Kemudian Daud menyuruh orang untuk berbicara dengan Abigail tentang mengambil dia menjadi isterinya.
1 Samuel 25:1-3, 9-11, 14, 18, 23-25, 28-34, 39 (WEB) Samuel died; and all Israel gathered themselves together, and mourned for him, and buried him at his house at Ramah. Then David arose, and went down to the wilderness of Paran.
There was a man in Maon, whose possessions were in Carmel; and the man was very great. He had three thousand sheep and a thousand goats; and he was shearing his sheep in Carmel.
Now the name of the man was Nabal; and the name of his wife Abigail. This woman was intelligent and had a beautiful face; but the man was surly and evil in his doings. He was of the house of Caleb.
When David’s young men came, they spoke to Nabal all those words in the name of David, and waited.
Nabal answered David’s servants, and said, “Who is David? Who is the son of Jesse? There are many servants who break away from their masters these days.
Shall I then take my bread, my water, and my meat that I have killed for my shearers, and give it to men who I don’t know where they come from?”
But one of the young men told Abigail, Nabal’s wife, saying, “Behold, David sent messengers out of the wilderness to Greet our master; and he insulted them.
Then Abigail hurried and took two hundred loaves of bread, two containers of wine, five sheep ready dressed, five seahs of parched grain, one hundred clusters of raisins, and two hundred cakes of figs, and laid them on donkeys.
When Abigail saw David, she hurried and got off her donkey, and fell before David on her face, and bowed herself to the ground.
She fell at his feet, and said, “On me, my lord, on me be the blame! Please let your servant speak in your ears. Hear the words of your servant.
Please don’t let my lord pay attention to this worthless fellow, Nabal; for as his name is, so is he. Nabal is his name, and folly is with him; but I, your servant, didn’t see my lord’s young men, whom you sent.
Please forgive the trespass of your servant. For Yahweh will certainly make my lord a sure house, because my lord fights Yahweh’s battles. Evil will not be found in you all your days.
Though men may rise up to pursue you, and to seek your soul, yet the soul of my lord will be bound in the bundle of life with Yahweh your God. He will sling out the souls of your enemies, as from the hollow of a sling.
It will come to pass, when Yahweh has done to my lord according to all the good that he has spoken concerning you, and has appointed you prince over Israel,
that this shall be no grief to you, nor offense of heart to my lord, either that you have shed blood without cause, or that my lord has avenged himself. When Yahweh has dealt well with my lord, then remember your servant.”
David said to Abigail, “Blessed is Yahweh, the God of Israel, who sent you today to meet me!
Blessed is your discretion, and blessed are you, who have kept me today from blood guiltiness, and from avenging myself with my own hand.
For indeed, as Yahweh, the God of Israel, lives, who has withheld me from harming you, unless you had hurried and come to meet me, surely there wouldn’t have been left to Nabal by the morning light so much as one who urinates on a wall.”
When David heard that Nabal was dead, he said, “Blessed is Yahweh, who has pleaded the cause of my reproach from the hand of Nabal, and has kept back his servant from evil. Yahweh has returned the evildoing of Nabal on his own head.” David sent and spoke concerning Abigail, to take her to himself as wife.
-
22 September 2017
September 22, 2017
1 Samuel 26:1-3, 7, 9-11, 15, 17-18, 20, 23-25 (TB) Datanglah orang Zif kepada Saul di Gibea serta berkata: "Daud menyembunyikan diri di bukit Hakhila di padang belantara."
Lalu berkemaslah Saul dan turun ke padang gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun Zif.
Berkemahlah Saul di bukit Hakhila yang di tepi jalan di padang belantara, sedang Daud tinggal di padang gurun. Ketika diketahui Daud, bahwa Saul datang mengikuti dia ke padang gurun,
Datanglah Daud dengan Abisai kepada rakyat itu pada waktu malam, dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahan, dengan tombaknya terpancung di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat itu berbaring sekelilingnya.
Tetapi kata Daud kepada Abisai: "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?"
Lagi kata Daud: "Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana.
Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN. Ambillah sekarang tombak yang ada di sebelah kepalanya dan kendi itu, dan marilah kita pergi."
Kemudian berkatalah Daud kepada Abner: "Apakah engkau ini bukan laki-laki? Siapakah yang seperti engkau di antara orang Israel? Mengapa engkau tidak mengawal tuanmu raja? Sebab ada seorang dari rakyat yang datang untuk memusnahkan raja, tuanmu itu.
Saul mengenal suara Daud, lalu ia berkata: "Suaramukah itu, anakku Daud?" Jawab Daud: "Suaraku, tuanku raja."
Lalu berkatalah ia: "Mengapa pula tuanku mengejar hambanya ini? Apa yang telah kuperbuat? Apakah kejahatan yang melekat pada tanganku?
Sebab itu, janganlah kiranya darahku tertumpah ke tanah, jauh dari hadapan TUHAN. Sebab raja Israel keluar untuk mencabut nyawaku, seperti orang memburu seekor ayam hutan di gunung-gunung."
TUHAN akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab TUHAN menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi TUHAN.
Dan sesungguhnya, seperti nyawamu pada hari ini berharga di mataku, demikianlah hendaknya nyawaku berharga di mata TUHAN, dan hendaknya Ia melepaskan aku dari segala kesusahan."
Lalu berkatalah Saul kepada Daud: "Diberkatilah kiranya engkau, anakku Daud. Apa jua pun yang kauperbuat, pastilah engkau sanggup melakukannya." Lalu pergilah Daud meneruskan perjalanannya dan pulanglah Saul ke tempatnya.
1 Samuel 26:1-3, 7, 9-11, 15, 17-18, 20, 23-25 (WEB) The Ziphites came to Saul to Gibeah, saying, “Doesn’t David hide himself in the hill of Hachilah, which is before the desert?”
Then Saul arose, and went down to the wilderness of Ziph, having three thousand chosen men of Israel with him, to seek David in the wilderness of Ziph.
Saul encamped in the hill of Hachilah, which is before the desert, by the way. But David stayed in the wilderness, and he saw that Saul came after him into the wilderness.
So David and Abishai came to the people by night: and, behold, Saul lay sleeping within the place of the wagons, with his spear stuck in the ground at his head; and Abner and the people lay around him.
David said to Abishai, “Don’t destroy him; for who can stretch out his hand against Yahweh’s anointed, and be guiltless?”
David said, “As Yahweh lives, Yahweh will strike him; or his day shall come to die; or he shall go down into battle and perish.
Yahweh forbid that I should stretch out my hand against Yahweh’s anointed; but now please take the spear that is at his head, and the jar of water, and let’s go.”
David said to Abner, “Aren’t you a man? Who is like you in Israel? Why then have you not kept watch over your lord, the king? For one of the people came in to destroy the king your lord.
Saul knew David’s voice, and said, “Is this your voice, my son David?” David said, “It is my voice, my lord, O king.”
He said, “Why does my lord pursue his servant? For what have I done? What evil is in my hand?
Now therefore, don’t let my blood fall to the earth away from the presence of Yahweh; for the king of Israel has come out to seek a flea, as when one hunts a partridge in the mountains.”
Yahweh will render to every man his righteousness and his faithfulness; because Yahweh delivered you into my hand today, and I wouldn’t stretch out my hand against Yahweh’s anointed.
Behold, as your life was respected today in my eyes, so let my life be respected in Yahweh’s eyes, and let him deliver me out of all oppression.”
Then Saul said to David, “You are blessed, my son David. You will both do mightily, and will surely prevail.” So David went his way, and Saul returned to his place.
-
22 September 2017
Ibrani 10:1-3, 11-13 (TB) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
Hebrews 10:1-3, 11-13 (WEB) For the law, having a shadow of the good to come, not the very image of the things, can never with the same sacrifices year by year, which they offer continually, make perfect those who draw near.
Or else wouldn’t they have ceased to be offered, because the worshipers, having been once cleansed, would have had no more consciousness of sins?
But in those sacrifices there is a yearly reminder of sins.
Every priest indeed stands day by day serving and often offering the same sacrifices which can never take away sins,
but he, when he had offered one sacrifice for sins forever, sat down on the right hand of God,
from that time waiting until his enemies are made the footstool of his feet.
-
22 September 2017
1 Samuel 27:1-2, 4, 7 (TB) Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: "Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya."
Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat.
Setelah diberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah melarikan diri ke Gat, ia tidak lagi mencarinya.
Dan lamanya Daud tinggal di daerah orang Filistin adalah satu tahun empat bulan.
1 Samuel 27:1-2, 4, 7 (WEB) David said in his heart, “I will now perish one day by the hand of Saul. There is nothing better for me than that I should escape into the land of the Philistines; and Saul will despair of me, to seek me any more in all the borders of Israel. So shall I escape out of his hand.”
David arose, and passed over, he and the six hundred men who were with him, to Achish the son of Maoch, king of Gath.
Saul was told that David had fled to Gath: and he sought no more again for him.
The number of the days that David lived in the country of the Philistines was a full year and four months.
-
26 September 2017
September 23, 2017
1 Samuel 28:1-3, 5-8, 11, 14-17, 19-20 (TB) Pada waktu itu orang Filistin mengerahkan tentaranya untuk berperang melawan orang Israel. Lalu berkatalah Akhis kepada Daud: "Ketahuilah baik-baik, bahwa engkau beserta orang-orangmu harus maju berperang bersama-sama dengan aku dalam tentara."
Jawab Daud kepada Akhis: "Baik, engkau akan tahu, apa yang dapat diperbuat hambamu ini." Lalu Akhis berkata kepada Daud: "Sebab itu aku mengangkat engkau menjadi pengawalku sendiri sampai selamanya."
Adapun Samuel sudah mati. Seluruh orang Israel sudah meratapi dia dan mereka telah menguburkan dia di Rama, di kotanya. Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal.
Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar.
Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.
Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: "Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya." Para pegawainya menjawab dia: "Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah."
Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: "Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu."
Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: "Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?" Jawabnya: "Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku."
Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: "Bagaimana rupanya?" Jawabnya: "Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah." Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah.
Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: "Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?" Kata Saul: "Aku sangat dalam keadaan terjepit: orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah undur dari padaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat."
Lalu berbicaralah Samuel: "Mengapa engkau bertanya kepadaku, padahal TUHAN telah undur dari padamu dan telah menjadi musuhmu?
TUHAN telah melakukan kepadamu seperti yang difirmankan-Nya dengan perantaraanku, yakni TUHAN telah mengoyakkan kerajaan dari tanganmu dan telah memberikannya kepada orang lain, kepada Daud.
Juga orang Israel bersama-sama dengan engkau akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin."
Pada saat itu juga rebahlah Saul memanjang ke tanah sebab ia sangat ketakutan oleh karena perkataan Samuel itu. Juga tidak ada lagi kekuatannya, karena sehari semalam itu ia tidak makan apa-apa.
1 Samuel 28:1-3, 5-8, 11, 14-17, 19-20 (WEB) In those days, the Philistines gathered their armies together for warfare, to fight with Israel. Achish said to David, “Know assuredly that you will go out with me in the army, you and your men.”
David said to Achish, “Therefore you will know what your servant can do.” Achish said to David, “Therefore I will make you my bodyguard forever.”
Now Samuel was dead, and all Israel had mourned for him, and buried him in Ramah, even in his own city. Saul had sent away those who had familiar spirits and the wizards out of the land.
When Saul saw the army of the Philistines, he was afraid, and his heart trembled greatly.
When Saul inquired of Yahweh, Yahweh didn’t answer him by dreams, by Urim, or by prophets.
Then Saul said to his servants, “Seek for me a woman who has a familiar spirit, that I may go to her, and inquire of her.” His servants said to him, “Behold, there is a woman who has a familiar spirit at Endor.”
Saul disguised himself and put on other clothing, and went, he and two men with him, and they came to the woman by night. Then he said, “Please consult for me by the familiar spirit, and bring me up whomever I shall name to you.”
Then the woman said, “Whom shall I bring up to you?” He said, “Bring Samuel up for me.”
He said to her, “What does he look like?” She said, “An old man comes up. He is covered with a robe.” Saul perceived that it was Samuel, and he bowed with his face to the ground, and showed respect.
Samuel said to Saul, “Why have you disturbed me, to bring me up?” Saul answered, “I am very distressed; for the Philistines make war against me, and God has departed from me, and answers me no more, by prophets, or by dreams. Therefore I have called you, that you may make known to me what I shall do.”
Samuel said, “Why then do you ask me, since Yahweh has departed from you and has become your adversary?
Yahweh has done to you as he spoke by me. Yahweh has torn the kingdom out of your hand, and given it to your neighbor, even to David.
Moreover Yahweh will deliver Israel also with you into the hand of the Philistines; and tomorrow you and your sons will be with me. Yahweh will deliver the army of Israel also into the hand of the Philistines.”
Then Saul fell immediately his full length on the earth, and was terrified, because of Samuel’s words. There was no strength in him; for he had eaten no bread all day long or all night long.
26 September 2017 diubah oleh FLORENCE735
-
26 September 2017
Ibrani 11:1, 3, 6, 29-30, 32-34 (TB) Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga.
Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya.
Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi,
yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa,
memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.
Hebrews 11:1, 3, 6, 29-30, 32-34 (WEB) Now faith is assurance of things hoped for, proof of things not seen.
By faith, we understand that the universe has been framed by the word of God, so that what is seen has not been made out of things which are visible.
Without faith it is impossible to be well pleasing to him, for he who comes to God must believe that he exists, and that he is a rewarder of those who seek him.
By faith, they passed through the Red Sea as on dry land. When the Egyptians tried to do so, they were swallowed up.
By faith, the walls of Jericho fell down, after they had been encircled for seven days.
What more shall I say? For the time would fail me if I told of Gideon, Barak, Samson, Jephthah, David, Samuel, and the prophets,
who through faith subdued kingdoms, worked out righteousness, obtained promises, stopped the mouths of lions,
quenched the power of fire, escaped the edge of the sword, from weakness were made strong, grew mighty in war, and caused foreign armies to flee.
-
26 September 2017
1 Samuel 29:2-3, 5-7, 9 (TB) Maka ketika raja-raja kota orang Filistin berjalan lewat dalam pasukan-pasukan seratus dan seribu, dan ketika juga Daud beserta orang-orangnya berjalan lewat di belakangnya bersama-sama dengan Akhis,
berkatalah para panglima orang Filistin itu: "Apa gunanya orang-orang Ibrani ini?" Jawab Akhis kepada para panglima orang Filistin itu: "Bukankah dia itu Daud, hamba Saul, raja Israel, yang sudah satu dua tahun bersama-sama dengan aku, tanpa kudapati sesuatu pun kesalahan padanya sejak saat ia membelot sampai hari ini?"
Bukankah dia ini Daud yang dinyanyikan orang secara berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?"
Lalu Akhis memanggil Daud, dan berkata kepadanya: "Demi TUHAN yang hidup, engkau ini orang jujur dan aku memandang baik, jika engkau keluar masuk bersama-sama dengan aku dalam tentara, sebab aku tidak mendapati sesuatu kejahatan padamu, sejak saat engkau datang kepadaku sampai hari ini; tetapi engkau ini tidak disukai oleh raja-raja kota.
Sebab itu, pulanglah, pergilah dengan selamat dan jangan lakukan apa yang jahat di mata raja-raja kota orang Filistin itu."
Lalu Akhis menjawab Daud: "Aku tahu, engkau ini memang kusukai seperti utusan Allah. Hanya, para panglima orang Filistin telah berkata: Ia tidak boleh pergi berperang bersama-sama dengan kita.
1 Samuel 29:2-3, 5-7, 9 (WEB) The lords of the Philistines passed on by hundreds and by thousands; and David and his men passed on in the rear with Achish.
Then the princes of the Philistines said, “What about these Hebrews?” Achish said to the princes of the Philistines, “Isn’t this David, the servant of Saul the king of Israel, who has been with me these days, or rather these years? I have found no fault in him since he fell away until today.”
Isn’t this David, of whom people sang to one another in dances, saying, ‘Saul has slain his thousands, and David his ten thousands?’”
Then Achish called David, and said to him, “As Yahweh lives, you have been upright, and your going out and your coming in with me in the army is good in my sight; for I have not found evil in you since the day of your coming to me to this day. Nevertheless, the lords don’t favor you.
Therefore now return, and go in peace, that you not displease the lords of the Philistines.”
Achish answered David, “I know that you are good in my sight, as an angel of God. Notwithstanding the princes of the Philistines have said, ‘He shall not go up with us to the battle.’
-
26 September 2017
September 24, 2017
1 Samuel 30:1, 3-6, 8-9, 11, 13, 15-19 (TB) Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis.
Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan.
Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis.
Juga kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu.
Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan."
Lalu pergilah Daud beserta keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia, dan sampailah mereka ke sungai Besor. Sementara orang-orang yang mau tinggal di belakang berhenti di sana,
Kemudian mereka menemui seorang Mesir di padang lalu membawanya kepada Daud. Mereka memberi dia roti, lalu makanlah ia, kemudian mereka memberi dia minum air,
Kemudian bertanyalah Daud kepadanya: "Budak siapakah engkau dan dari manakah engkau?" Jawabnya: "Aku ini seorang pemuda Mesir, budak kepunyaan seorang Amalek. Tuanku meninggalkan aku, karena tiga hari yang lalu aku jatuh sakit.
Daud bertanya kepadanya: "Dapatkah engkau menunjuk jalan kepadaku ke gerombolan itu?" Katanya: "Bersumpahlah kepadaku demi Allah, bahwa engkau tidak akan membunuh aku, dan tidak akan menyerahkan aku ke dalam tangan tuanku itu, maka aku akan menunjuk jalan kepadamu ke gerombolan itu."
Ia menunjuk jalan kepada Daud ke sana, dan tampaklah orang-orang itu berpencar-pencar di atas seluruh daerah itu, sambil makan, minum dan mengadakan perayaan karena jarahan yang besar, yang telah dirampas mereka dari tanah orang Filistin dan dari tanah Yehuda.
Dan pada keesokan harinya Daud menghancurkan mereka dari pagi-pagi buta sampai matahari terbenam; tidak ada seorang pun dari mereka yang lolos, kecuali empat ratus orang muda yang melarikan diri dengan menunggang unta.
Daud melepaskan semua apa yang dirampas oleh orang Amalek itu; juga kedua isterinya dapat dilepaskan Daud.
Tidak ada yang hilang pada mereka, dari hal yang kecil sampai hal yang besar, sampai anak laki-laki dan anak perempuan, dan dari jarahan sampai segala sesuatu yang telah dirampas mereka; semuanya itu dibawa Daud kembali.
1 Samuel 30:1, 3-6, 8-9, 11, 13, 15-19 (WEB) When David and his men had come to Ziklag on the third day, the Amalekites had made a raid on the South, and on Ziklag, and had struck Ziklag, and burned it with fire,
When David and his men came to the city, behold, it was burned with fire; and their wives, their sons, and their daughters were taken captive.
Then David and the people who were with him lifted up their voice and wept until they had no more power to weep.
David’s two wives were taken captive, Ahinoam the Jezreelitess, and Abigail the wife of Nabal the Carmelite.
David was greatly distressed; for the people spoke of stoning him, because the souls of all the people were grieved, every man for his sons and for his daughters; but David strengthened himself in Yahweh his God.
David inquired of Yahweh, saying, “If I pursue after this troop, will I overtake them?” He answered him, “Pursue; for you will surely overtake them, and will without fail recover all.”
So David went, he and the six hundred men who were with him, and came to the brook Besor, where those who were left behind stayed.
They found an Egyptian in the field, and brought him to David, and gave him bread, and he ate; and they gave him water to drink.
David asked him, “To whom do you belong? Where are you from?” He said, “I am a young man of Egypt, servant to an Amalekite; and my master left me, because three days ago I got sick.
David said to him, “Will you bring me down to this troop?” He said, “Swear to me by God that you will not kill me and not deliver me up into the hands of my master, and I will bring you down to this troop.”
When he had brought him down, behold, they were spread around over all the ground, eating, drinking, and dancing, because of all the great plunder that they had taken out of the land of the Philistines, and out of the land of Judah.
David struck them from the twilight even to the evening of the next day. Not a man of them escaped from there, except four hundred young men, who rode on camels and fled.
David recovered all that the Amalekites had taken, and David rescued his two wives.
There was nothing lacking to them, neither small nor great, neither sons nor daughters, neither plunder, nor anything that they had taken to them. David brought back all.
-
26 September 2017
Ibrani 12:2-3, 5-6 (TB) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Hebrews 12:2-3, 5-6 (WEB) looking to Jesus, the author and perfecter of faith, who for the joy that was set before him endured the cross, despising its shame, and has sat down at the right hand of the throne of God.
For consider him who has endured such contradiction of sinners against himself, that you don’t grow weary, fainting in your souls.
You have forgotten the exhortation which reasons with you as with children, “My son, don’t take lightly the chastening of the Lord, nor faint when you are reproved by him;
for whom the Lord loves, he disciplines, and chastises every son whom he receives.”
-
26 September 2017
1 Samuel 31:1-6 (TB) Sementara itu orang Filistin berperang melawan orang Israel. Orang-orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin dan banyak yang mati terbunuh di pegunungan Gilboa.
Orang Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan Yonatan, Abinadab dan Malkisua, anak-anak Saul.
Kemudian makin beratlah pertempuran itu bagi Saul; para pemanah menjumpainya, dan melukainya dengan parah.
Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan." Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya.
Ketika pembawa senjatanya melihat, bahwa Saul telah mati, ia pun menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya, lalu mati bersama-sama dengan Saul.
Jadi Saul, ketiga anaknya dan pembawa senjatanya, dan seluruh tentaranya sama-sama mati pada hari itu.
1 Samuel 31:1-6 (WEB) Now the Philistines fought against Israel; and the men of Israel fled from before the Philistines, and fell down slain on Mount Gilboa.
The Philistines overtook Saul and on his sons; and the Philistines killed Jonathan, Abinadab, and Malchishua, the sons of Saul.
The battle went hard against Saul, and the archers overtook him; and he was greatly distressed by reason of the archers.
Then Saul said to his armor bearer, “Draw your sword, and thrust me through with it, lest these uncircumcised come and thrust me through, and abuse me!” But his armor bearer would not; for he was terrified. Therefore Saul took his sword, and fell on it.
When his armor bearer saw that Saul was dead, he likewise fell on his sword, and died with him.
So Saul died, and his three sons, and his armor bearer, and all his men, that same day together.