Seberapa penting gelar sarjana seorang wanita bagi pernikahan?
Forum • Persahabatan dan hubungan
-
14 Januari 2017
Beliau menggunakan istilah harus S1 karena mungkin memang hal seperti itulah yang terjadi kenyataannya. Bukan pendidikan, tetapi secara jelas dan terang-terangan menyebutkan S1.
Saya bisa mengatakan hal seperti ini karena beberapa kali juga secara langsung diminta persyaratan S1 kalau mau/berminat melanjutkan hubungan ke arah yg lebih serius.EGA411 tulis:
Statementnya sih kurang tepat menurutku yah kak,,, seharusnya, harus sarjana lebih cocok diganti dengan harus berpendidikan, karena orang yang tamatan Sarjana juga belum tentu merasakan didikan setingkat Sarjana, karena banyak juga yang lulusan sarjana tapi ijazahnya dibeli, toh juga namanya tamatan Sarjana tapi tanpa dididikk.....memang ada sebagian orang mengira untuk apa perempuan sekolah tinggi2 toh juga tempatnya mau didapur, jadi tukang masak, ibu rumahtanggga, tapi menurutku mendidik anak juga butuh kecerdasan, ada sebagian orang yang bilang perempuan itu harus mempunyai pendidikan yang tinggi, ada juga yang menganggap bahwa pendidikan itu mengangkat suatu derajat sehingga saat2 calon menantunya juga harus yang berpendidikan. jg mungkin sebagian orang berpikir biar agak tersohor dilihat orang2, bahwa keluarganya dan menantu2nya tamatan Sarjana smua. jadi ada kebanggaan tersendiri dalam hatinya. atau mungkin saja bisa berpikiran mana kala suatu saat terjadi hal2 yang tidak diinginkan contoh: suami dipecat dari sebuah perusahaan atau mana kala suaminya yang mencari nafkah dipanggil Tuhan, nah ijazah menantunya itu bisa dipakai untuk mencari kerja. Jadi itu semua tergantung ke pribadinya, menurutku kalau sama2 cintanya mau tamatan apapun pasti diperjuangkan kecuali seseorang itu mencintai hanya karena alasan, cthnya alasan harus sarjana, alasan harus PNS dll.....
-
14 Januari 2017
Dulu pernah ngalamin ujian kayak gini juga, kat?
*tozzzzzzzz
KATHARINA781 tulis:
Berasa kayak baca soal esai pas ujian2 jaman dulu.
CYNTIA756 tulis:
Berikan pendapat anda, jika seorang wanita diminta harus S-1 oleh orangtua kekasih anda?
-
14 Januari 2017
Jaman duluu. Pernah 1x. Tos juga..
ZEGA376 tulis:
Dulu pernah ngalamin ujian kayak gini juga, kat?
*tozzzzzzzz
-
14 Januari 2017
Coba lihat dari sudut pandang yang lain. Lihat dari sisi positifnya.
Calon mertua menginginkan kakak ini ikut maju.
Jadi nanti kelak, kakak memiliki wawasan yg lebih luas dan jaringan lebih besar daripada sekarang. Kuliah pada dasarnya ilmu yg didapat itu sedikit, akan lebih banyak nanti di dunia pekerjaan. Di tempat kuliah kita bisa membuka pertemanan dan jaringan yang nanti akan berguna ketika kita lulus. Coba ambil kelas malam yang karyawan bila ingin sambil bekerja. Ada beberapa universitas yg menawarkan hal tsb...
Tetap dibawa dalam doa. Kalau memang untuk kebaikan kakak, kenapa tidak dicoba?siapa tau calon mertua mau membantu biaya pendidikan(ada mertua yg bahkan menyekolahkan menantunya s2). Namun bila memakai biaya sendiri, coba ukur kemampuan finansialnya,kalau tidak cukup apa bisa ambil jalur beasiswa.
Pendidikan itu penting. Menurut saya ya. Kuliah melatih kita untuk berpikir secara sistematis, problem solving, belajar mengungkapkan pendapat, berpikir secara ilmiah, berani bicara di depan umum.
Banyak yang bilang, SMA saja wanita itu cukup, tapi kalau ada kesempatan, kenapa tidak lanjutkan perguruan tinggi?
Kalau kakak tidak ingin lanjutkan saat ini, bicaralah baik-baik dengan calon mertua. Alasannya serta hambatan yang dihadapi, siapa tau calon mertua bisa ikut memberi masukan/membantu.
Tetap semangat ya.
-
14 Januari 2017
MEIMEI833 tulis:
Pendidikan itu penting. Menurut saya ya. Kuliah melatih kita untuk berpikir secara sistematis, problem solving, belajar mengungkapkan pendapat, berpikir secara ilmiah, berani bicara di depan umum.
Tetap semangat ya.
Setuju sistaah,,,,
Terutama yang ini.
Pola berpikir pasti berbeda.
-
15 Januari 2017
MEIMEI833 tulis:
Coba lihat dari sudut pandang yang lain. Lihat dari sisi positifnya.
...Tetap semangat ya.
Buat Meimei dan Vermissen, seandainya seseorang itu pebisnis yg mapan namun dulunya engga pernah kuliah tetep aja kemampuan berpikirnya scr ilmiah dan sistematisnya masih di bwh mereka yg pernah kuliah? Misalnya dlm hal apa?
15 Januari 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
15 Januari 2017
Menurut aq gelar profesor,doktor. apalah diblkgnya,g mempengaruhi pembawa rezekinya..gmn cara dia berusaha..ijazah mahh bisa dibeli zaman skrg..tp usaha,kemauan mn bisa dibeli.Jadi kalo ada camer ngelihat dr itu..ya sudahlah..
-
15 Januari 2017
Yaahhh menurutku kembali ke pribadi masing2...karena pada dasarnya cara pandang dan karakter lebih penting dr pendidikan namun dalam tanda kutip semakin baik pendidikan berpengaruh juga pada wawasan dan pandangan hidup..sama halnya dengan cara mendidik anak juga .klo jaman dulu bisalah ortu tamatan sdpun berhasil mendidik anak tapi seiring perkembangan jaman dan teknologi ortu dituntut lebih menguasai kehidupan dengan baik salah satunya ya itu pendukungnya ya sekolah minimal ya kuliah...
-
15 Januari 2017
Lha apa hubungannya gelar sarjana dengan pernikahan to ? gengsinyakah ?
CYNTIA756 tulis:
Berikan pendapat anda, jika seorang wanita diminta harus S-1 oleh orangtua kekasih anda?
-
15 Januari 2017
ARMANDO251 tulis:
Lha apa hubungannya gelar sarjana dengan pernikahan to ? gengsinyakah ?
Sepertinya alasannya:'
1. iya. calon mertuanya ingin punya calon mantu wanita bergelar agar setara dng anak lakinya.
2. mungkin dlm pandangan calon mertua nona ini kan nantinya nona ini akan jadi ibu. Si calon mertua percaya bhw ibu yg sarjana akan lbh mampu mencerdaskan anak. Kali loh.
-
15 Januari 2017
Nimbrung ya..........
klw hanya utk menikah n mengurus rumah tangga tak perlu ijasah S1 rasanya tetap bisa dijalani......mama aku tidak tamat SD tapi punya 7 anak yg sebagian besar berhasil menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
beliau punya menantu semuanya lulusan perguruan tinggi.....
Aku pernah diskusi dgn beliau apakah ia bahagia dgn semua itu???? dengan bangga ia mengatakan ya... n 1 nasehat buat saya klw saya cari jodoh minimal S1. kenapa?????
ia bangga krn ia berhasil mendidik anak2nya walaupun berpendidikan rendah namun berhasil mendampingi putra putrinya saat wisuda (sampai2 dia menghitung sdh 9 kali menghadiri wisuda anak2nya.
saat aku bertanya knp saya hrs mencari jodoh S1???
waktu itu dia memegang tangan saya n alasannya..... pasangan adalah orang yg ada disampingmu... mendampingi utk menghadapi semua masalah yg ada.... mamaku bilang waktu membesarkan kami masalah yg mereka hadapi (bersama papaku) sangat sederhana yg berputar disekitar kebutuhan sehari2 .... makan ala kadarnya.... rumah yg sederhana.... pokoknya semua sangat sederhana ..... beda dgn anak2 sekarang ..... persoalan begitu kompleks yg tentunya memerlukan pengetahuan lebih untuk menghadapinya. jika ada 3 org dgn tingkat pendidikan yg berbeda memiliki masalah yg sama.... kemungkinan besar jalan keluarnya akan berbeda. kenapa??? cara pandang yg beda akan menghasilkan keputusan yg berbeda. saat kita sekolah sd... smp .... n sma... guru2 kita akan mentransfer ilmu pengetahuan dsn menciptakan anak2 yg pintar .... namun saat proses belajar mengajar di bangku kuliah proses perubahan cara pandang adalah hal yg paling penting. pembentukan cara pandang tidak didapatkan saat belajar dari buku atau mister google namun dari proses bertahun2 dibangku kuliah entah itu dari interaksi maupun tempaan oleh proses itu sendiri..... perubahan cara pandang diharapkan membentuk individu yg cerdas yg mampu menghadapi masalah hidup yg begitu kompleks.....
mamaku bilang .... nak kalau saja mama tidak berjuang menguliahkan kalian kita tidak pernah keluar dari semua kemiskinan yg ada..... aku bilang mama tidak kuliah tapi saya kagum dgn mama krn mama adalah wanita yg cerdas...... mamaku bilang ia menjadi wanita yg cerdas krn ia mendampingi anak2nya n ia mengalami perubahan cara pandang mulai saat anak sulungnya kuliah. aku hanya tertawa n bilang wahhh mama pasti sangat cerdas krn sdh 7 kali mengalami perubahan cara pandang.....
-
15 Januari 2017
ANITA089 tulis:
Buat Meimei dan Vermissen, seandainya seseorang itu pebisnis yg mapan namun dulunya engga pernah kuliah tetep aja kemampuan berpikirnya scr ilmiah dan sistematisnya masih di bwh mereka yg pernah kuliah? Misalnya dlm hal apa?
Malam sis Anita.
Kalau pebisnis yg mapan ga pernah kuliah sampai sekarang. Kemungkinan ybs orangnya mau belajar berkembang terus kak.
Ku ga bisa tau seberapa ilmiah cara berpikir pebisnis ini kalau tidak berbicara sdr dgn ybs.
Kalo sistematis, kk bisa liat dr tolak ukur kehidupan sehari2. Bagaimana rutinitas pebisnis ini? Apakah terjadwal, terstruktur, dan bagaimana menghadapi kerugian besar?
Atau,,,,mungkin ortu minta yg wanita sarjana sebagai gengsi saja?
Agar saat cetak undangan, sama2 ada gelarnya,,,mungkin?
-
15 Januari 2017
VERMISSEN495 tulis:
Malam sis Anita.
Kalau pebisnis yg mapan ga pernah kuliah sampai sekarang. Kemungkinan ybs orangnya mau belajar berkembang terus kak.
Ku ga bisa tau seberapa ilmiah cara berpikir pebisnis ini kalau tidak berbicara sdr dgn ybs.
Kalo sistematis, kk bisa liat dr tolak ukur kehidupan sehari2. Bagaimana rutinitas pebisnis ini? Apakah terjadwal, terstruktur, dan bagaimana menghadapi kerugian besar?
Atau,,,,mungkin ortu minta yg wanita sarjana sebagai gengsi saja?
Agar saat cetak undangan, sama2 ada gelarnya,,,mungkin?
Hehehe...iya, tar kalo aku dpt gebetan businessman aku perhatiin deh. Nah, itu dia...bisa jadi itu tuk cetak undangan doang.
-
15 Januari 2017
ANITA089 tulis:
Hehehe...iya, tar kalo aku dpt gebetan businessman aku perhatiin deh. Nah, itu dia...bisa jadi itu tuk cetak undangan doang.
Yoi!
Kalo untuk cetak undangan aja. Minta aja percetakan tambahin gelar di blakang nama kita kak. Xixixixixixixi....
Eh! Ku ada kejadian kayak topik kk, tapi terbalik. Ga tau bagaimana awal hub mereka, pastinya kk sepupu cowok mau nikah lagi setelah menduda hampir 10 th.
Intinyaaa,,,mereka sebar undangan. Hanya nama kk sepupuku dan pengantin perempuannya tanpa gelar. Oyah, kk sepupuku hanya sampai SMA tdk kuliah.
Kk cew sy jadi pagar ayu, saya penerima tamu. Jadi kita sering interaksi dengan pengantinnya.
Ternyataaaa.,,,calon pengantin perempuannya lulusan S2. Lagi ambil kuliah lagi untuk doktoralnya. Bukan ini yang bikin keluarga besar salut. Tapiiiii,,,,gelarnya tidak dy cetak karena menghargai calon suaminya. Wuuuiiii,,,,salut kami sama dy dan keluarganya.
Mpe sekarang keluarga dan pernikahan mereka bahagia. :)
-
16 Januari 2017
si ts g prnh mucul lagi...ini cm skdar mnta pndapat atau pnglamn pribadi jg g jlas....yg psti tsnya sdang kliah s1 jdi klo ini mslah si ts dgan camer brti sdah ada arah pnyelesaian tp klo ini mslah org lain ya lain lagi....memandg sgala sesuatu hrus scra positif sih....pkirkan juga seandainya kitalah yg jdi ortu psti ingin yg trbaik....(mski mgkin bnyak alsan lain yg dinginkan ortu itu shingga meenuntut sprti itu ttplah ambil positifnya aja)..
-
16 Januari 2017
Ga terlalu penting, wawasan/ilmu bsa didpt bukan cuma dibangku pendidikn, dn tdk menentukan keberhasiln sebuah pernikahan.
-
16 Januari 2017
Coba aja TS tanyakkan ke orangtuanya sendiri, apa mamak bapak kalau nanti punya menantu nuntut harus S1 nda?
Saya coba tanyakan pertanyaan ini ke orangtua saya, mereka bilang ga harus S1, (bukan kriteria terpenting untuk dijadikan mantu) tapi tetep harus memiliki pendidikan, bukan untuk dipamerkan di undangan nikah tapi lebih bagaimana nanti si perempuan bisa mengajari anak nya kelak (dari sisi akademis), walaupun mengajari anak bukan hanya tugas ibu tapi tugas bapak juga. Kalau nda sanggup ngajarin minimal bisa memfasilitasi dengan biayain les anak nya.
Coba tanya ke orangtua masing-masing, siapa tau orangtua kalian juga menerapkan hal yang sama, mamak bapak mau nya menantu tamatan S1.
-
16 Januari 2017
hallo semuanya
maaf saya baru baca forum ini
makasih abang2 & kakak2 buat masukan2 nya. Sebenarnya point nya adalah.
Orangtua laki2 tidak ada toleransi dengan perbedaan itu!
Mereka berusaha untuk buat hubungan itu diselesaikan, dari jalan bareng harus enak nggak enak karna ortunya yang nggak suka.
kalau ngumpul keluarga laki2, nggak pernah dibawa karna menghargai perasaan orgtua nya. Sedih iya. kepikiran terus juga iya.Tapi puji Tuhan, segalanya bisa dijalani dengan hati yang kuat sampai 2 thn kurang ini.
Saya mulai berpikir untuk ambil langkah kuliah, karna permasalahan utamanya adalah itukan.
Biaya sendiri, tanpa minta orangtua laki2 nguliahin saya. Selanjutnya, saya hanya bisa berserah kepada Tuhan. Karena hidup kita ditentukan oleh Dia bukan?
Masukan2 kalian sangat bagus. Senang berkenalan dengan kalian muda mudi kristen
Syalom
-
17 Januari 2017
ARMANDO251 tulis:
Lha apa hubungannya gelar sarjana dengan pernikahan to ? gengsinyakah ?
Kalo untuk org batak penting lae..
Makin tinggi pendidikannya makin naik sinamotnya.
-
17 Januari 2017
LISTON872 tulis:
Kalo untuk org batak penting lae..
Makin tinggi pendidikannya makin naik sinamotnya.
Curcooolll Apalagi klo sudah ditambah embel2 jabatan tinggi atau PNS ya to hahahahaha
-
17 Januari 2017
LISTON872 tulis:
Kalo untuk org batak penting lae..
Makin tinggi pendidikannya makin naik sinamotnya.
List, bagi pihak mana yg penting? pihak laki atau perempuannya? Klo bagi pihak laki, bukannya kalo perempuannya sarjana sinamot yg harus dibayar oleh keluarga laki ke perempuan jadi makin besar drpd klo perempuannya tamatan SMU? Jadi beban dong buat pihak laki2.
17 Januari 2017 diubah oleh ANITA089
-
17 Januari 2017
VERMISSEN495 tulis:
Yoi!
Kalo untuk cetak undangan aja. Minta aja percetakan tambahin gelar di blakang nama kita kak. Xixixixixixixi....
Eh! Ku ada kejadian kayak topik kk, tapi terbalik. Ga tau bagaimana awal hub mereka, pastinya kk sepupu cowok mau nikah lagi setelah menduda hampir 10 th.
Intinyaaa,,,mereka sebar undangan. Hanya nama kk sepupuku dan pengantin perempuannya tanpa gelar. Oyah, kk sepupuku hanya sampai SMA tdk kuliah.
Kk cew sy jadi pagar ayu, saya penerima tamu. Jadi kita sering interaksi dengan pengantinnya.
Ternyataaaa.,,,calon pengantin perempuannya lulusan S2. Lagi ambil kuliah lagi untuk doktoralnya. Bukan ini yang bikin keluarga besar salut. Tapiiiii,,,,gelarnya tidak dy cetak karena menghargai calon suaminya. Wuuuiiii,,,,salut kami sama dy dan keluarganya.
Mpe sekarang keluarga dan pernikahan mereka bahagia. :)
Aku salut sekali pd calon pengantin wanitanya. Dia rendah hati dan mikirin perasaan calon suaminya. Ternyata dia sempat merenung juga ya bhw masalah perbedaan tingkat pendidikan ini penting sampe2 dia berpikir tuk ga cantumin gelarnya di kartu undangan. Sebagian besar org cenderung lbh mikirin perbedaan ekonomi antara pasangan, namun perbedaan tingkat pendidikan jg bisa serius.
17 Januari 2017 diubah oleh ANITA089
-
17 Januari 2017
LINA058 tulis:
Curcooolll Apalagi klo sudah ditambah embel2 jabatan tinggi atau PNS ya to hahahahaha
Iya, yang pengangguran aja mahal, apalagi PNS, PNS kan pekerjaan paling favorit di indonesia ito
-
17 Januari 2017
ANITA089 tulis:
List, bagi pihak mana yg penting? pihak laki atau perempuannya? Klo bagi pihak laki, bukannya kalo perempuannya sarjana sinamot yg harus dibayar oleh keluarga laki ke perempuan jadi makin besar drpd klo perempuannya tamatan SMU? Jadi beban dong buat pihak laki2.
Memang gitu aturannya kak, udah ada list daftarnya
-
17 Januari 2017
CIEDIE549 tulis:
menurutku sih penting gak penting, tergantung kedua belah pihak. Salah dua kakakku (perempuan) tidak sempat menamatkan pendidikannya mereka sampai jenjang S1 tapi mereka sukses membina keluarga mereka dan mendidik anak-anak mereka. Kakak yg 1, menikah dengan S2 dan yg satu lagi sama2 tamana SMA.
Namun tidak bisa dipungkiri pendidikan akan mempengaruhi pola pikir seseorang, terutama dalam menyelesaikan permasalahan.