Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pacaran dan Jodoh Menurut alkitab

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 4 dari 4Kirim tanggapan

  • ALAN550

    8 Mei 2017

    Mencari pasangan yang sekeyakinan memang sulit ditemukan?
    Tulisan kali ini terinspirasi dari teman saya ferri yang sangat sulit menemukan lawan jenis yang juga beragama Kristen di negara yang mayoritas penduduknya tidak beragama Kristen seperti Indonesia. Sebenarnya, jika yang dicari teman saya bukan yang beragama Kristen menurut saya itu akan jauh lebih mudah. Namun bagi orang beragama di Indonesia berhubungan (Menikah) dengan orang yang tidak sekeyakinan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan atau bahasa kasarnya Diharamkan.
    Namun, kenyataannya saya seringkali menjumpai kasus orang-orang Kristen yang berpacaran dengan orang yang berbeda agama. Ini membuktikan bahwa peluang orang-orang Kristen Indonesia untuk bertemu dengan lawan jenis yang seagama benar-benar sangat sulit.

    Jangankan yang seagama, menemukan lawan jenis yang benar-benar mengikut Yesus pun jauh lebih sulit. Jadi, intinya menemukan siapa pasangan yang tepat bagi kita memang sangat sulit. Oleh karena itu, kita benar-benar harus bergantung kepada Tuhan.
    Pacaran

    Pacaran adalah dampak dari pergaulan sehingga munculah hubungan (muda-mudi), dua orang yang tidak sejenis, berdasarkan rasa cinta. Jadi berpacaran adalah suatu proses di mana seorang laki-laki dan perempuan menjajaki kemungkinan adanya kesepadanan di antara mereka berdua yang dapat dilanjutkan ke dalam perkawinan. Jadi apabila kita melihat pengertian di atas, maka berpacaran itu bukanlah sekedar bersenang-senang melampiaskan nafsu, mengisi kekosongan, tetapi di dalam berpacaran itu ada suatu keseriusan dan kesungguhan untuk menjalin hubungan kedua belah pihak, yang menuju kepada suatu pertunangan. Namun pada umumnya orang salah menginterpretasikan persepsi pacaran yang sesungguhnya yaitu dengan cara menyalahgunakan praktek berpacaran itu sendiri, sehingga menimbulkan dampak yang negatif dan tidak jarang kedua belah pihak saling merugikan, misalnya:
    Ganti-ganti pacar.
    Saling mendewakan.
    Melampiaskan nafsu seksual yang tidak wajar dan belum saatnya di lakukan pada tahap itu.
    "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)
    Sayangnya banyak orang terburu-buru dalam proses ini, sehingga masih terlalu muda, sudah ada remaja yang jatuh cinta dan bahkan merasa yakin bahwa orang yang diidamkan itu pasti merupakan pasangan hidupnya, ada juga pada masa pacaran orang sudah memanggil papi dan mami. Padahal belum tentu mereka akan menjadi suami istri. Apa yang terjadi apabila ternyata hubungan tersebut putus! Yang terjadi adalah kepahitan dan kekecewaan yang sangat mendalam karena seolah-olah seluruh harapan sudah ditumpahkan kepada sang pacar. Pacaran berbeda dengan persahabatan, pertunangan, dan pernikahan karena pacaran adalah hubungan dua orang yang tidak sejenis berdasarkan cinta. Persahabatan berlangsung antara dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan yang lebih baik. Pertunangan adalah suatu masa yang lebih mendalam dari pada masa berpacaran. Dalam masa ini, suatu pasangan sudah tiba pada tahap perencanaan yang lebih matang untuk memasuki kehidupan keluarga. Pernikahan adalah bersatunya dua lawan jenis menjadi satu daging dan menjadi satu lembaga yaitu Keluarga.

    Pacaran duniawi bertujuan mencari pengalaman dan kenikmatan dalam hubungan cinta dengan pertimbangan: mungkin besok sudah mencari pacar baru lagi. Pacaran yang bertanggung jawab kepada Tuhan melihat hubungan pacaran sebagai kemungkinan titik tolak yang menuju lorong rumah Nikah.

    Pacaran duniawi memanfaatkan tubuh pasangannya untuk memuaskan perasaan seksual, mula-mula pada tingkat ciuman dan pelukan, namun kemudian gampang menjurus kepada tingkat hubungan seksual. Pacaran yang bertanggung jawab kepada Tuhan melihat Tubuh pasanganya sebagai rumah kediaman Roh Kudus (1Korintus 3.16) yang dikagumi dan di hargai sebagai ciptaan Allah yang nanti di miliki dalam rumah nikah, di mana mereka saling menerima satu dengan yang lain dari tangan Tuhan.

    Pacaran duniawi, berorientasi masa kini (sekarang). Oleh karena itu sering mengakibatkan luka-luka yang dalam, bila terjadi perpisahan. Pacaran yang bertanggung jawab kepada Tuhan berorientasi pada masa depan (hari esok). Mereka membatasi segala hubungan intim jasmani dengan kesadaran bahwa pacaran ini belum mengikat. Masing-masing harus dapat melepaskan satu dengan yang lainnya (bila terjadi ketidak cocokan) tanpa saling melukai.

    Agar pemuda-pemudi di dalam Kristus tidak berdiri dengan menangis dan menyesal pada puing-puing ketentuan yang mereka sudah setujui bersama pada awal hubungan mereka, haruslah mereka berorientasi dalam segala pergaulan mereka kepada ke empat nasihat Firman Tuhan yaitu: Tetaplah berdoa. (1Tes 5.17); khususnya pada waktu pacaran. Ucapkanlah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita. (Efesus 5.20); apakah semua pengalaman pada waktu berpacaran menimbulkan ucapan syukur? Lakukanlah segala sesuatu berdasarkan iman, Roma 14.23 setiap langkah dalam hubungan pacaran memiliki dimensi ke atas yaitu tanggung jawab kepada Tuhan. Pandanglah tubuhmu dan tubuhnya adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu. Kamu bukanlah milik kamu sendiri, kamu sudah dibeli! Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu (1Korintus 6.19-20). Berpacaran adalah konsep masyarakat modern, artinya baru beberapa puluh tahun inilah kita mengenal konsep tersebut. Di masa lampau hal ini tidak di kenal karena perkawinan biasanya diatur oleh pihak keluarga atau orang tua kedua belah pihak. Mengapa demikian? Karena memang perkawinan bukan cuma masalah pribadi kedua orang yang terlibat saja, melainkan memiliki dampak yang luas kepada keluarga dan seluruh masyarakat sekitarnya. Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa suatu perubahan besar bagi generasi muda, mereka belajar bersama dan bergaul bersama dan menuju kedewasaan bersama. Dalam pergaulan sering kali berkembang pada hubungan-hubungan yang khusus yang menjurus ke pada persahabatan atau untuk pacaran. Jodoh Kita Saudaraku, jodoh kita itu hanya satu. Ia berada di antara jutaan lawan jenis yang ada. Jadi, memang sangat logis menemukan jodoh itu sangat sulit. Ia cukup menjalani hidup seperti biasanya dan memiliki pergaulan yang luas. Saya yakin suatu saat Tuhan sendirilah yang mempertemukannya dengan jodoh yang sebenarnya.

    Mungkin Anda akan bertanya, "Bagaimana cara mengetahui itu jodoh dari Tuhan?"
    Dia Harus memiliki iman yang sejati kepada Tuhan.
    "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" (2 Korintus 6:14). ini menggambarkan jodoh dari Tuhan pasti adalah orang yang berpegang teguh pada ajarannya.

    Apakah jodoh dari Tuhan adalah orang yang sempurna?
    Ingat, jodoh dari Tuhan itu tidak harus orang yang sempurna! Ia bisa jadi orang yang sangat tidak sempurna tetapi hanya orang itulah yang benar-benar cocok dengan siapa kita. Inilah yang dinamakan Jodoh dari Tuhan. Selamat menunggu Tuhan mempertemukan Anda dengan jodoh Anda. Amin.

    Salam Damai

  • LISTON872

    8 Mei 2017

    Jodoh dr Tuhan itu bukan orang yang sempurna, tapi jodoh sempurna yang di persiapkan Tuhan buat kita..

    #Pertamax

  • CHRISTIAN701

    8 Mei 2017

    Buset panjang amir. Tulisan yang menginspirasi. :up:

  • ELISA859

    8 Mei 2017

    Jodoh kita yang nyari,tetapiTuhan yang menentukan dan menyatukan,

    8 Mei 2017 diubah oleh ELISA859

1 – 4 dari 4Kirim tanggapan