Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Mengapa Dia-nya Bercerai?

ForumPersahabatan dan hubungan

26 – 50 dari 89    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3  4  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • DEBORA588

    13 Juli 2015

    Saya tidak mau terlalu bertanya detail tentang pernikahan mereka, buat saya itu sudah terlalu personal.

    FELIX930 tulis:

    Debora: baik, terima kasih. Tapi dalam hal ini, Apakah teman mu itu, sempat menceritakan ke kamu juga tentang cita-cita awal mereka berkeinginan berumah tangga dan sudah siap dengan segala kemungkinan yang ada? Sehingga saya kembali bertanya, Mengapa sampai terjadi demikian? Salam.

  • VIC671

    13 Juli 2015

    bercerai dengan alasan apapun, pasti tidak diperbolehkan Tuhan...

    Tuhan gak pernah berfirman: apa yang dipersatukan TUHAN tidak dapat diceraikan manusia, kecuali kalau ada KDRT ato karna berselingkuh.

    Firmannya jelas, apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan manusia, titik.

    mungkin jalan lebih bijak (menurut saya), ketika ada masalah  dalam sebuah perkawinan adalah masing2 mengisolasikan dirinya (pisah rumah) dan bergumul dengan Tuhan minta hikmat dari DIA.

    cuman ya itu tadi, kadang dalam sebuah rumah tangga, ketika ada masalah trus pasangan memutuskan untuk berpisah sementara dan introspeksi diri... mereka tidak melakukan pergumulan dengan Tuhan, ato  pun minta hikmat dari Nya... malah lari dan terjebak ke dalam hal2 duniawi lainnya.

    apapun itu, ketika ada orang yang bercerai dan ternyata percerain itu membuatnya ke dalam kondisi yang lebih baik, itu hak dia, sah2 saja... soal dosa ato tidak, biarlah pasangan itu yg nantinya akan menyelesaikan dengan Tuhan di hari penghakiman nanti.

  • AYU775

    13 Juli 2015


    Tuhan berfirman: apa yang dipersatukan TUHAN tidak dapat diceraikan manusia, kecuali oleh maut dan zinah.


    13 Juli 2015 diubah oleh AYU775

  • AYU775

    13 Juli 2015

    Firmannya jelas , apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan manusia kecuali oleh maut dan zinah

    13 Juli 2015 diubah oleh AYU775

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Donnysam: baik, terima kasih. Sederhena, "pilih salah satu cara menghindari perceraian yakni takut akan Tuhan." Buktinya, mereka tidak takut akan Tuhan, kok. Dan masih saja nekad bercerai. tuhan yang manakah, yang harus mereka takuti? Salam

    DONNYSAM914 tulis:

    Salah satu cara menghindari perceraian, pilihlah pasangan yang takut akan Tuhan, jangan tunggu sudah menikah baru sadar dia ternyata bukan pria/wanita takut akan Tuhan.

    Manusia tetap bisa salah atau gagal sekalipun rajin berdoa dan baca alkitab, hamba2 Tuhan sendiri ada yg bercerai dan sebagian ada yg kembali rujuk.

    Ada yg diceraikan istrinya karna terlalu sibuk pelayanan, dia lupa dia juga seorang suami yg wajib mengasihi istri (menyediakan waktu  untuknya).

    Jadi takut akan Tuhan kuncinya, itulah yg  juga bisa membuat rujuk.

    Dalam takut akan Tuhan juga ada keberanian utk mengaku salah dan ingin berdamai dan saling mengasihi kembali.

    Saya ngak pengen banyak komen, cocoknya mereka2 yg sudah pernah / sedang menikah komen di sini

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Lucy: baik, terima kasih. Sederhana sekali, "mungkin tidak adanya saling pengertian, timbul ego masing masing,". Nah, awal perkenalan itu, mereka kemanakan saling pengertian dan ego itu? Mengapa mereka baru kebakaran jenggot, setelah tahu sudah terjadi perceraian? Salam

    LUCY800 tulis:

    Mungkin tidak adanya saling pengertian. Masih mengutamakan ego masing2. Seharusnya setelah berumah tangga.. ego musti dikubur dlm2.. yg dipikirkan mustinya kebaikan utk keluarga bkn lg pribadinya masing2.. jgn ada konflik dikit langsung minta cerai dan malah kdrt. Itu bkn org yg takut Tuhan. Mustinya dibicarakan baik2 n cari jln tengahnya..

    teori emg mudah c.. praktek yg sulit.. hehe.. berhubung saya jg lom nikah jd hanya bisa teori dl. Semoga stlh nikah praktek jg lancar.. amin..

  • GOLYATSB430

    13 Juli 2015

    FELIX930 tulis:

    Golyat: baik, terima kasih. Sangat sederhana, "bumbu dan segitiga sama kaki". Pada batang kaki mana kah, Kristus seharusnya dilibatkan? Mengapa kaki dan bukan anggota tubuh lain-Nya?:-) Salam.

    maaf sebelumnya..

    bukan artian segititiga sama kaki lalu kristus ada dikaki.. coba anda buat sebuah sitiga sama kaki.. ada 2 sdh yg sama besar itu adlh  suami istri, 1 sudut lg adlh kristus..

    coba anda lihat sebuah bangunan.. pasti akn anda lihat seperti segitiga sama kaki.

    itu ilustrasinya.. dlm sebuah keluarga suami istri posisinya sama dan akn kokoh bersatu ketika disatukan dgn 2 garis yg sama membentuk sudut dimana itu tertuju pada kristus..

    Jd keluarga yg baik adalah keluarga yg menyatukan diri dgn kristus.

    salam

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Debora: baik, terima kasih. Sederhana, "saya tidak mau terlalu bertanya detail tentang pernikahan mereka". Benar katamu dan tidak salah. Fungsi teman punya peran ganda, kan? Tentunya sebagai teman kita punya niat yang baik, agar mereka tidak boleh bercerai. Dengan banyak bertanya, tentunya kita sudah menjadi agen pastoral untuk turut membantu mereka ketika mereka "dihantam" perceraian. Pertanyaannya, berarti Debora tidak terlalu memiliki kepedulian terhadap mereka, toh? Nampak dari bentuk jawabannya. Ketika mereka bercerai, lantas siapa yang akan dipersalahkan? Apa Debora tidak menyesal kah, ketika temanmu atau mereka itu bercerai? Salam

    DEBORA588 tulis:

    Saya tidak mau terlalu bertanya detail tentang pernikahan mereka, buat saya itu sudah terlalu personal.

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Vic: baik teman, terima kasih. Sangat sederhana dan menarik, "pisah rumah dan bergumul dengan Tuhan dan minta hikmat dari DIA". Benar katamu, teman. Banyak dari mereka sudah mencoba dan toh terakhir bercerai. Sebenarnya ada apa? Dan terselip tantangan di akhir komentarmu, "soal dosa ato tidak, biarlah pasangan itu yan nantinya berurusan dengan Tuhan di akhir penghakiman". Maaf, saya menilai dan melihat bahwa di sinilah letak kesalahannya. Berarti percuma dong kita menjadi anak anak terang. Dengan cara apakah agar garam itu tetap asin dan terang itu tetap bercahaya? (menelusuri jawaban dari teman). Kita yang bergabung di JK ini termasuk saya, tentunya kita tidak ingin perceraian semakin membengkak toh? Salam.

    VIC671 tulis:

    bercerai dengan alasan apapun, pasti tidak diperbolehkan Tuhan...

    Tuhan gak pernah berfirman: apa yang dipersatukan TUHAN tidak dapat diceraikan manusia, kecuali kalau ada KDRT ato karna berselingkuh.

    Firmannya jelas, apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan manusia, titik.

    mungkin jalan lebih bijak (menurut saya), ketika ada masalah  dalam sebuah perkawinan adalah masing2 mengisolasikan dirinya (pisah rumah) dan bergumul dengan Tuhan minta hikmat dari DIA.

    cuman ya itu tadi, kadang dalam sebuah rumah tangga, ketika ada masalah trus pasangan memutuskan untuk berpisah sementara dan introspeksi diri... mereka tidak melakukan pergumulan dengan Tuhan, ato  pun minta hikmat dari Nya... malah lari dan terjebak ke dalam hal2 duniawi lainnya.

    apapun itu, ketika ada orang yang bercerai dan ternyata percerain itu membuatnya ke dalam kondisi yang lebih baik, itu hak dia, sah2 saja... soal dosa ato tidak, biarlah pasangan itu yg nantinya akan menyelesaikan dengan Tuhan di hari penghakiman nanti.

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Ayu: baik, terima kasih. Sederhana dan terlihat ekstrim, "kecuali maut dan zinah". Maaf, yang teman Ayu maksudkan zinah dalam konteks ini, itu apa? Apa ber- zinah, teman Ayu mengizinkan mereka untuk kembali bercerai? Ataukah.... Salam.

    AYU775 tulis:

    Firmannya jelas , apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan manusia kecuali oleh maut dan zinah

  • 13 Juli 2015

    Penjelasan sudah cukup jelas bro Felix, kuncinya takut akan Tuhan tapi tidak menutup kemungkinan manusia melakukan kesalahan termasuk sekaliber hamba Tuhan, bisa jatuh dalam dosa. Ketika jatuh dalam dosa, maukah mereka memilih itu takut akan Tuhan kembali dan  bertobat. ok bro

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Golyat: baik, terima kasih. Saya sangat pahami ilustrasi yang Anda sodorkan di atas itu. Namun, nyatanya kok mereka masih saja bercerai. Sebelum dan sesudah menikah, bahkan hingga kini pun mereka selalu melibatkan Kristus sebagai kepalanya. Namun, lagi-lagi, mereka tidak mengindahkan Kristus dan memilih bercerai. Nah, di balik itu sebenarnya ada apa? Salam kenal ya, teman Golyat.

    GOLYATSB430 tulis:

    maaf sebelumnya..

    bukan artian segititiga sama kaki lalu kristus ada dikaki.. coba anda buat sebuah sitiga sama kaki.. ada 2 sdh yg sama besar itu adlh  suami istri, 1 sudut lg adlh kristus..

    coba anda lihat sebuah bangunan.. pasti akn anda lihat seperti segitiga sama kaki.

    itu ilustrasinya.. dlm sebuah keluarga suami istri posisinya sama dan akn kokoh bersatu ketika disatukan dgn 2 garis yg sama membentuk sudut dimana itu tertuju pada kristus..

    Jd keluarga yg baik adalah keluarga yg menyatukan diri dgn kristus.

    salam

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Donnysam: huuumm benar katamu, bro. Semua mereka termasuk kita adalah orang orang yang takut akan Tuhan. Tapi mengapa perceraian itu masih saja terjadi? Ada apa sebenarnya? Salam kenal bro Donnysam.

    DONNYSAM914 tulis:

    Penjelasan sudah cukup jelas bro Felix, kuncinya takut akan Tuhan tapi tidak menutup kemungkinan manusia melakukan kesalahan termasuk sekaliber hamba Tuhan, bisa jatuh dalam dosa. Ketika jatuh dalam dosa, maukah mereka memilih itu takut akan Tuhan kembali dan  bertobat. ok bro

  • 13 Juli 2015

    Mengapa perceraian masih terjadi? jawaban Yesus : karna kekerasan hatimu

    Perceraian terjadi karna kekerasan hati salah satu pihak atau keduabelah pihak.

    Dan kekerasan hati bukanlah sifat dari takut akan Tuhan.

    Ketika pasangan tsb takut akan Tuhan, mereka akan saling mengasihi, menghargai dan hidup sesuai firmanNya. Ketika keduanya atau salah satunya jatuh dalam dosa atau keluar dari prinsip pernikahan Kristen, termasuk tidak pengampuni, kekerasan, zinah, lbh tunduk kepada ibu/mertua, tidak menghargai pasangan, maen tangan dan kaki dsbnya maka terbuka pintu utk perceraiannya.

    Kuncinya mau kah kedua belah pihak kembali takut akan Tuhan, tidak mengeraskan hati kedua2nya, mau berubah dan bertobat, saling mengampuni dan kembali saling mengasihi, maka pintu perceraian yg sedang terbuka akan tertutup kembali.

    Tapi harus kedua belah pihak, jika hanya salah satu, biasanya akan terjadi perceraian atau minimal pisah ranjang / beda rumah.

    Itu teori bro, faktanya manusia cenderung susah utk tidak mengeraskan hati, menjadi rendah hati dan mau mengalah atau berubah apalagi jika sudah sakit hati

  • HENDRY761

    13 Juli 2015

    bercerai itu banyak rugi daripada untungnnya.......ruginya terlalu banyak misalnya air mata akan menetes sampai seember seperti tetesan hujan di malam tahun baru.....untungnya di indonesia ada semboyan : bersatu kita teguh, bercerai kita menikah lagi........gitu aja kok repot.......

    13 Juli 2015 diubah oleh HENDRY761

  • DEBORA588

    13 Juli 2015

    Dear Felix,

    Sebagai teman tentu saya menginginkan teman saya tidak ada yang bercerai. Saya tidak mau ikut campur masalah rumah tangga oranglain, dan bukankah saat pasangan ada masalah sangatlah tidak bijaksana kalau harus bercerita masalah rumah tangga nya ke semua orang? Teman saya juga bukan tipe orang yang terbuka mengenai permasalahan rumah tangga nya, didepan saya dia biasa saja, namun malah ternyata cerai.

    Jangan lah langsung dibilang kalau saya tidak peduli terhadap teman, buat saya semua itu berada di daerah/masalah pribadi seseorang, kalau seseorang tidak mau membicarakan masalahnya, buat apa saya harus memaksa nya untuk bercerita, mungkin karena saya juga bukan orang di Ring 1 nya, jadi dy tidak mau cerita. Atau mungkin juga ini "kegagalan" yang tidak patut dibicarakan kepada orang lain (dy baru bercerita semua nya setelah bercerai)

    yang saya tau dulu dia sangat amat tertekan karena tekanan dari suami dan mertua nya, tiap hari harus mendengar hinaan dan cacian sebagai wanita pembawa sial, badan kurus kering, dandanan kaya pembantu, saat dy bercerita ttg kegagalannya, yang pertama saya tanya bagaimana amang inang dikampung, dy cuma bilang Puji Tuhan mereka tidak gantung diri di pohon depan rumah, sekarang yang terjadi she got a great jobs di salah satu perusahaan oil terbesar di Indonesia, dy cantik sekarang, badan nya ter urus, dan she got her life now, menyesalkah saya melihat teman saya akhirnya bisa menikmati hidup dengan bahagia? walau dy harus melakukan sesuatu hal yang dibenci Tuhan. Biar lah itu jadi urusan nya dengan Tuhan. Bukan dy yang menginginkan perceraian ini, tapi suami nya yang menginginkan nya.

    Terkadang kita pandai berteori, tapi sulit dalam melakukan.

    FELIX930 tulis:

    Debora: baik, terima kasih. Sederhana, "saya tidak mau terlalu bertanya detail tentang pernikahan mereka". Benar katamu dan tidak salah. Fungsi teman punya peran ganda, kan? Tentunya sebagai teman kita punya niat yang baik, agar mereka tidak boleh bercerai. Dengan banyak bertanya, tentunya kita sudah menjadi agen pastoral untuk turut membantu mereka ketika mereka "dihantam" perceraian. Pertanyaannya, berarti Debora tidak terlalu memiliki kepedulian terhadap mereka, toh? Nampak dari bentuk jawabannya. Ketika mereka bercerai, lantas siapa yang akan dipersalahkan? Apa Debora tidak menyesal kah, ketika temanmu atau mereka itu bercerai? Salam

  • GOLYATSB430

    13 Juli 2015

    FELIX930 tulis:

    Golyat: baik, terima kasih. Saya sangat pahami ilustrasi yang Anda sodorkan di atas itu. Namun, nyatanya kok mereka masih saja bercerai. Sebelum dan sesudah menikah, bahkan hingga kini pun mereka selalu melibatkan Kristus sebagai kepalanya. Namun, lagi-lagi, mereka tidak mengindahkan Kristus dan memilih bercerai. Nah, di balik itu sebenarnya ada apa? Salam kenal ya, teman Golyat.

    sejauh mana mereka yakin n percaya sama Kristus.. sy brni menarik kesimpulan krn iman percaya mereka hanya sebatas dibibir.. hanya bungkusnya sj beriman ttp tdk didalam.. yg sperti ini hanya berfikir ttg duniawi, keimananya hanya status..

    Tuhan Yesus menghedaki kita beriman dgn sungguh2, menerima Dia sebagai imam dn penyelamat dgn sepenuh hati.. Tuhan tdk suka dipermainkan, Tuhan tdk pernah mengingkari janjiNya,  hanya manusia sj yg masih suka ingkar janji,, iman percaya bukan cuma diucapkan, dibaca dan dipahami ttp harus dilakukan.. lebih berharga melakukan sedikit dr pd paham n mengerti seluruhnya ttp tdk berbuat.

    hati2 materai yg diberikan kpd kita org2 percaya hrs dijaga smp nt masuk kegerbang sorga..  

    makanya kita diminta untuk selalu berhikmat dalam Tuhan dlm setiap langkah hidup kita..

    melakukan kesalahan itu wajar.. berulang kali itu kurang ajar..

    salam.

  • BERLIANA050

    13 Juli 2015

    sebelum menikah mantapkan hatimu untuk membangun sebuah rumah tangga

    andalkan Tuhan di dlam rumah tanggamu..

    kasihi pasanganmu

    komunikasi yang baik..jujur dan terbuka..

    memang tidak mudah tapi ini sudah saya lakukan sewaktu suami saya masih hidup..

  • MARLINA629

    13 Juli 2015

    Syalom,,

    bagaimana kalo bercerai pada pernikahan yang di lakukan pada hukum islam,? mohon di share ya...

    tqu, GBU

  • 13 Juli 2015

    Berdasarkan anjuran  Paulus untuk pasangan yang berbeda iman setelah menikah, Dia menganjurkan di 1 Korintus 7:12-16 sbb:

    1. Jika punya suami / istri yang tidak seiman, dan dia mau tetap bersamamu, janganlah diceraikan. Bahkan Paulus menganjurkan agar kita berusaha menyelamatkan pasangan kita tsb utk percaya pada Tuhan Yesus.

    1 Kor 7:16 Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan isterimu?

    2. Tapi jika suami/istri yang tidak beriman itu ingin bercerai, maka bercerailah karna pernikahan di luar Tuhan tidak mengikat.

    1 korintus 7:15 Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.

    Tapi sebaiknya konsultasi dulu saja dengan pendeta atau hamba Tuhan di gereja lokal Anda, karena gereja mungkin punya kebijakan tersendiri.

    13 Juli 2015 diubah oleh DONNYSAM914

  • 13 Juli 2015

    @Marlina629 : Hukum syariah Islam memperbolehkan perceraian dengan syarat / kondisi :

    - Kedua belah pihak ribut sehingga sudah tidak bisa didamaikan
    - Suami tidak menafkahi istrinya baik lahir (materi) maupun batin (hubungan suami istri) selama +/- 3 bulan sampai 1 tahun berturut2
    - Istri tidak bisa memberikan anak / keturunan bagi suaminya (Cerai / Suami boleh nikah lagi)
    - Istri tidak bisa memenuhi kewajiban hubungan suami istri lagi / sakit parah (Cerai / suami boleh nikah lagi)
    - Salah satu pasangan berjinah
    - Suami meninggalkan agama islam (Utk point ini mutlak harus diceraikan no kompromi)
    - Istri tidak mau memeluk agama islam (Utk point ini mutlak harus diceraikan no kompromi)

    13 Juli 2015 diubah oleh TJAHJADIA118

  • WISEMAN786

    13 Juli 2015

    Saya pikir, forum ini sangat bagus kalau kita mendengar langsung sharing tentang bahtera rumah tangga pada teman2 JK yang sdh menjadi single parents (berpisah). Kita yang blm menikah ya, teorinya hebat, atau gimana my brothers n sisters?

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Donnysam: terima kasih, atas jawabanmu. Semakin menantang adrenalin, "karena kekerasan hati". Woow, maaf memangnya hati mereka terbuat dari baja kah? Atau selama ini hati mereka saling duel? Hati yang macam atau bagaimana kah, yang akan dipakai untuk meredam kekerasan hati? Salam.

    DONNYSAM914 tulis:

    Mengapa perceraian masih terjadi? jawaban Yesus : karna kekerasan hatimu

    Perceraian terjadi karna kekerasan hati salah satu pihak atau keduabelah pihak.

    Dan kekerasan hati bukanlah sifat dari takut akan Tuhan.

    Ketika pasangan tsb takut akan Tuhan, mereka akan saling mengasihi, menghargai dan hidup sesuai firmanNya. Ketika keduanya atau salah satunya jatuh dalam dosa atau keluar dari prinsip pernikahan Kristen, termasuk tidak pengampuni, kekerasan, zinah, lbh tunduk kepada ibu/mertua, tidak menghargai pasangan, maen tangan dan kaki dsbnya maka terbuka pintu utk perceraiannya.

    Kuncinya mau kah kedua belah pihak kembali takut akan Tuhan, tidak mengeraskan hati kedua2nya, mau berubah dan bertobat, saling mengampuni dan kembali saling mengasihi, maka pintu perceraian yg sedang terbuka akan tertutup kembali.

    Tapi harus kedua belah pihak, jika hanya salah satu, biasanya akan terjadi perceraian atau minimal pisah ranjang / beda rumah.

    Itu teori bro, faktanya manusia cenderung susah utk tidak mengeraskan hati, menjadi rendah hati dan mau mengalah atau berubah apalagi jika sudah sakit hati

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Hendry: terima kasih atas masukanmu. Tapi maaf ya, kalimat terakhirmu saya belum setuju bahkan tidak setuju sama sekali. Terdengar provokatif. Bunyinya, "semboyan: bersatu kita teguh, bercerai kita menikah lagi". Maaf, saya mengajak teman teman termasuk Anda tentunya untuk berpikir sekaligus mencarikan solusi terkait perceraian. Sehingga kita (yang belum menikah atau yang akan menikah lagi) tidak menambah daftar merah sejarah kegelapan gereja setempat kita. Salam

    HENDRY761 tulis:

    bercerai itu banyak rugi daripada untungnnya.......ruginya terlalu banyak misalnya air mata akan menetes sampai seember seperti tetesan hujan di malam tahun baru.....untungnya di indonesia ada semboyan : bersatu kita teguh, bercerai kita menikah lagi........gitu aja kok repot.......

  • FELIX930

    13 Juli 2015

    Debora: terima kasih atas jawabanmu. Tetapi maaf ya, sebagai agen pastoral/ agen gereja tentunya kita diberi kesempatan untuk mengecek atau mencari tahu. Sebab, tujuannya adalah kita siap diutus ke mana saja. Nah, maaf sebelumnya teman Debora masih belum mau turut memanggul "salib" teman mu itu dengan menegur mereka lebih awal. Setelah mereka bercerai, barulah kita terpanggil untuk membantu. Di sini, posisi teman Debora masih mau membantu menyelamatkan rumah tangga mereka atau tidak? Dan ada apa sehingga disaat genting itu, teman Debora tidak "tampil" membantu mereka? Salam

    DEBORA588 tulis:

    Dear Felix,

    Sebagai teman tentu saya menginginkan teman saya tidak ada yang bercerai. Saya tidak mau ikut campur masalah rumah tangga oranglain, dan bukankah saat pasangan ada masalah sangatlah tidak bijaksana kalau harus bercerita masalah rumah tangga nya ke semua orang? Teman saya juga bukan tipe orang yang terbuka mengenai permasalahan rumah tangga nya, didepan saya dia biasa saja, namun malah ternyata cerai.

    Jangan lah langsung dibilang kalau saya tidak peduli terhadap teman, buat saya semua itu berada di daerah/masalah pribadi seseorang, kalau seseorang tidak mau membicarakan masalahnya, buat apa saya harus memaksa nya untuk bercerita, mungkin karena saya juga bukan orang di Ring 1 nya, jadi dy tidak mau cerita. Atau mungkin juga ini "kegagalan" yang tidak patut dibicarakan kepada orang lain (dy baru bercerita semua nya setelah bercerai)

    yang saya tau dulu dia sangat amat tertekan karena tekanan dari suami dan mertua nya, tiap hari harus mendengar hinaan dan cacian sebagai wanita pembawa sial, badan kurus kering, dandanan kaya pembantu, saat dy bercerita ttg kegagalannya, yang pertama saya tanya bagaimana amang inang dikampung, dy cuma bilang Puji Tuhan mereka tidak gantung diri di pohon depan rumah, sekarang yang terjadi she got a great jobs di salah satu perusahaan oil terbesar di Indonesia, dy cantik sekarang, badan nya ter urus, dan she got her life now, menyesalkah saya melihat teman saya akhirnya bisa menikmati hidup dengan bahagia? walau dy harus melakukan sesuatu hal yang dibenci Tuhan. Biar lah itu jadi urusan nya dengan Tuhan. Bukan dy yang menginginkan perceraian ini, tapi suami nya yang menginginkan nya.

    Terkadang kita pandai berteori, tapi sulit dalam melakukan.

    FELIX930 tulis:

26 – 50 dari 89    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3  4  Selanjutnya Kirim tanggapan