Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pertanyaan untuk wanita JK

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 25 dari 58    Ke halaman:  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • 29 November 2017

    Ada 2 pertanyaan..

    Pertanyaan pertama
    Jika pasanganmu punya keterbebanan untuk penginjilan diluar pulau, apakah kamu sebagai pasangan, setelah menikah mau turut serta bersamanya?
    Hidup menderita bersama dalam kekurangan untuk misi

    Pertanyaan kedua
    Jikalaupun misal sudah menikah, dan baru mulai ada keterbebanan setelah menikah apakah kamu rela meninggalkan semuanya untuk bersama suami melakukan misi penginjilan ke luar pulau?

    Seperti dalam 1 Korintus 9:5
    Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa  seorang istri kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?

  • CIEDIE549

    29 November 2017

    di luar pulau maksudnya apa?

    kalo seseorang dari kalimantan trus penginjilan di kalimantan gak diluar pulau dunk?

    apakah selalu penginjilan itu berkonotasi hidup susah?

  • 29 November 2017

    Misal ke pedalaman papua atau lainnya, biasanya salah satunya membantu menterjemahkan bahasa asli untuk dibuat alkitab dalam bahasa mereka

    Gak, penginjilan kan ga harus ke luar, tapi di sini dalam hal keterbebanan ke luar dan jika misal hidup di daerah pedalaman, buat orang sana ya mungkin gak susah, tapi buat orang yang biasa di kota ya makanan seadanya dan sebagainya

    CIEDIE549 tulis:

    di luar pulau maksudnya apa?

    kalo seseorang dari kalimantan trus penginjilan di kalimantan gak diluar pulau dunk?

    apakah selalu penginjilan itu berkonotasi hidup susah?

  • HERYANTO587

    29 November 2017

    Karena saya lelaki tulen, saya ikut nyimak aja. Shalom. :-D

  • ELISA859

    29 November 2017

    Justru aku menginginkan suami seperti itu bro,

    YUDISAJA095 tulis:

    Ada 2 pertanyaan..

    Pertanyaan pertama

    Jika pasanganmu punya keterbebanan untuk penginjilan diluar pulau, apakah kamu sebagai pasangan, setelah menikah mau turut serta bersamanya?

    Hidup menderita bersama dalam kekurangan untuk misi

    Pertanyaan kedua

    Jikalaupun misal sudah menikah, dan baru mulai ada keterbebanan setelah menikah apakah kamu rela meninggalkan semuanya untuk bersama suami melakukan misi penginjilan ke luar pulau?

    Seperti dalam 1 Korintus 9:5

    Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa  seorang istri kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?

  • MARIA506

    29 November 2017

    YUDISAJA095 tulis:

    Ada 2 pertanyaan..

    Pertanyaan pertama

    Jika pasanganmu punya keterbebanan untuk penginjilan diluar pulau, apakah kamu sebagai pasangan, setelah menikah mau turut serta bersamanya?

    Hidup menderita bersama dalam kekurangan untuk misi

    Pertanyaan kedua

    Jikalaupun misal sudah menikah, dan baru mulai ada keterbebanan setelah menikah apakah kamu rela meninggalkan semuanya untuk bersama suami melakukan misi penginjilan ke luar pulau?

    Seperti dalam 1 Korintus 9:5

    Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa  seorang istri kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?

    jawaban dr aku kayaknya di rangkum aja buat ngejawab dua pertanyaan sekaligus.

    Menurut aku, sblm married hrs ada komitmen dan keterbukaan dr kedua pasangan, gk mudah memang nyatukan pemikiran dari dua kepala. Tapi krn itu Tuhan kasi masa dmn kita buat saling mengenal satu dan lainnya sblm menikah, tdk dalam rentan wkt yang terlalu lama ataupun sebentar. Di dalam proses itu kita akan saling mencoba belajar karakter/sifat serta mimpi/cita2 dr pasangan kita masing2.

    Kalau kita yakin utk tetap bersama dan menikah, menurut saya gak ada alasan bagi salah satu pasangan utk komplain saat sdh memasuki rmh tangga, dan saya yakin..wanita kristen yg sesungguhnya akan terus mendukung suaminya selama tujuannya baik apa lg utk menyenangkan hatinya Tuhan, dan sbg seorang istri, sdh seharusnya menemani suami kmn pun suami menetap, kan sdh berjanji sama Tuhan :-)

    Dan saya juga yakin, seorang pria kristen yg sesungguhnya, pasti akan menjaga/melindungi istrinya/keluarganya (menjaga/melindungi dlm hal ini bermakna ganda, baik menjaga kebutuhan rohani maupun jasmani). Satu hal lagi, bagi saya pribadi bekerja utk Tuhan tdk akan ada kata membebanin atau terbebanin, burung saja dipelihara Tuhan dgn begitu baik, apa lagi kita anak2Nya...tidak akan ada yg kekurangan. Beda crt klo memang dr awal sdh tdk yakin dan tdk siap. Dan buat pria, klo memang ingin menyenangkan Tuhan, ngapain takut berpikir utk masalah ini atau itu, harus punya prinsip. Intinya jgn menikah klo di awal tdk yakin, krn wkt milih pasangan hdp gak asal comot di tepi jln trus di bawa ke altar gereja kan?, nah klo sdh berada pada lingkaran pernikahan, kemanapun kita berputara, ya kita hrs sama2 dalam satu lingkaran bersama pasangan, gak ada protes, gak ada perdebatan. TITIK

  • 29 November 2017

    Keterbebanan itu seperti ini misalnya

    Misal seseorang yang memiliki keterbebanan untuk penginjilan di daerah terpencil, tapi dia bingung karena dia punya pekerjaan di kotanya dengan gaji besar, apa yang harus ia pilih?

    Di satu sisi ia mengenali benih-benih keterbebanan yang Tuhan taruh di hatinya dengan alat bantu yang namanya profil keterbebanan dalam pekerjaan pelayanan di ladang Tuhan di dunia ini, bahwa ia terpanggil untuk melakukan itu, ia ingin melayani Tuhan di daerah itu.

    Ia terbeban untuk itu, jadi begitu misal maksudnya

    MARIA506 tulis:

    jawaban dr aku kayaknya di rangkum aja buat ngejawab dua pertanyaan sekaligus.

    ....

    berada pada lingkaran pernikahan, kemanapun kita berputara, ya kita hrs sama2 dalam satu lingkaran bersama pasangan, gak ada protes, gak ada perdebatan. TITIK

    29 November 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • MARIA506

    29 November 2017

    YUDISAJA095 tulis:

    Keterbebanan itu seperti ini misalnya

    Misal seseorang yang memiliki keterbebanan untuk penginjilan di daerah terpencil, tapi dia bingung karena dia punya pekerjaan di kotanya dengan gaji besar, apa yang harus ia pilih?

    Di satu sisi ia mengenali benih-benih keterbebanan yang Tuhan taruh di hatinya dengan alat bantu yang namanya profil keterbebanan dalam pekerjaan pelayanan di ladang Tuhan di dunia ini, bahwa ia terpanggil untuk melakukan itu, ia ingin melayani Tuhan di daerah itu.

    Ia terbeban untuk itu, jadi begitu misal maksudnya

    hemmm, nagkap sih mksd nya...tp mnrt aku itu mslh hati, kesiapan kita

    krn tetap saja mnrt pribadi saya jgn melakukan sesuatu hal itu dgn perasaan terbebanin apa lg utk Tuhan, kesan nya memaksa sementara hati gk sepenuhnya ngasi buat Tuhan, aku ingat..dulu seseorang pernah berkata sm aku, hitam sama putih gk bisa nyatu, abu2 itu suatu warna yg buram, dan hati yg suam2 tdk berkenan bagi Tuhan, tdk panas ataupun dingin (Wahyu 3 : 14-22)

    PELIHARALAH IMAN AGAR TIDAK MENJADI SUAM-SUAM.

    IMAN YANG TERPELIHARA DAPAT BERTAHAN SELAMANYA.

    saya pernah berada dalam situasi sprt itu, sekitar kurang lebih 2 thn yg lalu, berusaha utk mengerjakan apa yg ditanam dlm benak saya, benar adanya..utk mengikut Yesus tdk mudah, bnyk pertimbangan dan pilihan. ternyata jawabannya bukan krn terbeban, tapi ketidak siapan saya, seharusnya saat memutuskan, saya gak hanya sekedar melangkah, tp perlu mempersiapkan bnyk sekali peralatan/senjata, dan semua peralatan/senjata itu belum lengkap semua. Tapi pendapat org pasti beda2 :-) haxxx haxx hax haxxx hax, maaf sblm nya jika ada kata atau pernyataan yg kurang nyaman atau kurang tepat.

  • IRA805

    29 November 2017

    YUDISAJA095 tulis:

    Ada 2 pertanyaan..

    Pertanyaan pertama

    Jika pasanganmu punya keterbebanan untuk penginjilan diluar pulau, apakah kamu sebagai pasangan, setelah menikah mau turut serta bersamanya?

    Hidup menderita bersama dalam kekurangan untuk misi

    Pertanyaan kedua

    Jikalaupun misal sudah menikah, dan baru mulai ada keterbebanan setelah menikah apakah kamu rela meninggalkan semuanya untuk bersama suami melakukan misi penginjilan ke luar pulau?

    Seperti dalam 1 Korintus 9:5

    Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa  seorang istri kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?

    Shalom selamat pagi....menurut saya klo pasangan kita benar benar terpangil (pangilan full time) knapa enggak.... Firman Tuhan dalam injil Matius 28:19-20 (19)"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (20)dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yg telah Kuperintahkan kepadamu. Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Ketika kita melakukan perintah Tuhan ada jaminan Tuhan juga yaitu penyertaan Tuhan... sebagai pasangan ya berdoa agar sepakat bisa jd berkat di tempat pelayanan...klo dah menikah bru pasangan terpangil ini benar biasanya gak mudah pasti adalah hal hal yg di pikirkan sedikit berbagi ada temanku setelah beberapa tahun menikah iya terbeban atau tergerak hati atau terpangil untuk melayani Tuhan karna ini dan itu dia bimbg sampai pada saat ia mengalami sakit yg lumayanlah berat. akhirnya dia berserah dan memberi diri melayani Tuhan Istrinya juga ikut walau  banyak tantangan tp mereka tetap setia dan ada penyertaan Tuhan....jadi klo itu panggilan dari Tuhan pastilah ada jalan pasangan itu tetap bersama melayani mau itu di pedalam di kota di desa.... setiap tempat punya keunikannya sediri namun indahnya Tuhan menyertai...

  • 29 November 2017

    MARIA506 tulis:

    jawaban dr aku kayaknya di rangkum aja buat ngejawab dua pertanyaan sekaligus.

    ....

    pasangan hdp gak asal comot di tepi jln trus di bawa ke altar gereja kan?, nah klo sdh berada pada lingkaran pernikahan, kemanapun kita berputara, ya kita hrs sama2 dalam satu lingkaran bersama pasangan, gak ada protes, gak ada perdebatan. TITIK

    Intinya Sist mungkin, pernikahan Kristen, kedua mempelai telah menjadi "Satu daging" ya...maka konsekwensinya....

    Kita juga dapat mengambil pelajaran dari Kisah Yesus ketika pertama kali bertemu Petrus yang ingin menjadi murid-Nya...Apa yang dikatakan Yesus ketika Petrus memohon ingin menjadi murid-Nya ?

    Salam Damai sist...

    Tuhan memberkati...

    29 November 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • 29 November 2017

    YUDISAJA095 tulis:

    Hehehe, ya saya saat ini sedang tidak membuat buku tentang hal seperti ini, dan saya juga bukan wartawan / journalist atau sejenisnya, saya membuat thread itu kadang tiba-tiba muncul dalam pikiran saya, dan saya ingin mencoba membuatnya

    Jadi spontan begitu saja

    Saya suka hal-hal yang spontan, jika ingin buat thread ya buat aja

    Tapi jika merasa itu tidak gratis, meskipun ada alasan-alasan yang anda sebut, jangan dijawab, saya justru jadi gak enak, karena saya ingin orang reply memang ingin menjawab dan berbagi, tanpa melihat apa motivasinya, atau apa alasannya

    Bro Yud, yang sabar ya...di forum ini khan banyak karakter anggota yang berbeda-beda jadi maklumi aja. Ada yang rasional, ada yang dominan emosional (terkadang karena emosi, maka tanpa disadari telah mengekspresikan jawabannya).

    Saya rasa memang sulit topik Bro ini untuk diajukan di Forum ini, karena menurut saya forum ini masih lebih kental berbau "Dunia" (Akan sulit dijawab oleh wanita di forum ini/dilema).

    Terakhir saya cuma mau kita semua merenungkan ketika Yesus berkata : Jika engkau benar-benar  ingin mengikuti Aku, maka tinggalkanlah.....

    Salam Damai...

    Tuhan memberkati...

  • 29 November 2017

    YUDISAJA095 tulis:

    Ada 2 pertanyaan..

    Pertanyaan pertama
    Jika pasanganmu punya keterbebanan untuk penginjilan diluar pulau, apakah kamu sebagai pasangan, setelah menikah mau turut serta bersamanya?
    Hidup menderita bersama dalam kekurangan untuk misi

    Pertanyaan kedua
    Jikalaupun misal sudah menikah, dan baru mulai ada keterbebanan setelah menikah apakah kamu rela meninggalkan semuanya untuk bersama suami melakukan misi penginjilan ke luar pulau?

    Seperti dalam 1 Korintus 9:5
    Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa  seorang istri kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?

    Bro Yud, ada pepatah mengatakan (dihubungkan dengan topik ini) : Terkadang suatu "Keterikatan" bisa membuat kita  jadi Gagal Fokus dan Kecewa (jika pada akhirnya ga sesuai yang diharapkan).

    Salam Damai...

    Tuhan memberkati...

  • 29 November 2017

    Saya setuju dengan anda, ini memang topik yang sulit, saya sudah biasa jika yang dibahas akhirnya pembuat post nya, bukan bahasan topiknya, dan tepat apa yang anda tulis, tanpa disadari telah mengekspresikan jawabannya

    Dari semua topik yang pernah ada mungkin ini topik yang paling sulit untuk dijawab banyak wanita JK

    Meskipun demikian, saya salut seperti elisa dengan mengatakan "justru aku menginginkan suami seperti itu bro", langsung reply nya menjawab ke inti pertanyaan


    RONNY542 tulis:

    Bro Yud, yang sabar ya...di forum ini khan banyak karakter anggota yang berbeda-beda jadi maklumi aja. Ada yang rasional, ada yang dominan emosional (terkadang karena emosi, maka tanpa disadari telah mengekspresikan jawabannya).

    Saya rasa memang sulit topik Bro ini untuk diajukan di Forum ini, karena menurut saya forum ini masih lebih kental berbau "Dunia" (Akan sulit dijawab oleh wanita di forum ini/dilema).

    Terakhir saya cuma mau kita semua merenungkan ketika Yesus berkata : Jika engkau benar-benar  ingin mengikuti Aku, maka tinggalkanlah.....

    Salam Damai...

    Tuhan memberkati...

  • GRACIA048

    29 November 2017

    sebelum sy menjawab pada topiknya , lebih baik kita memahami dulu  ttg panggilan hidup. panggilan  hidup adl suatu panggilan yg Tuhan panggil dlm hidup umatNya untuk melakukan ap yg Tuhan mau dlm hidup  seseorg.  Tentang panggilan hidup terbagi menjadi 2 yaitu:

    1 panggilan khusus adl suatu panggilan Tuhan dlm hidup seseorg yg dimana tidak semua org bisa melakukannya, klo bukan  Tuhan  pilih dan panggilan sec khusus.  seperti:

    * pelayanan misi adl suatu pelayanan u daerah2 terpencil bila seseorg tdk terpanggil dlm  hal itu

    * di agama khatolik panggilan hidup selibat adl panggilan seumur hidup u melayanin Tuhan dan hidup  sendiri 100% u Tuhan.  u hal ini klo salah tulis ato slah pengertian  mohon koreksinya

    2 contoh di atas mrp panggilan khusus.

    2 panggilan umum adl suatu panggilan Tuhan untuk semua org yg percaya kepadanya untuk  menjadi saksi dlm fungsi keberadaan masing2 setiap org. sebagai contoh  pelajar, usaha, ibu rumah tangga, karyawan tidak yg harus  sebagai  tanda kutip " PENGINJIL". tetapi dlm keberadannya bisa menjadi saksi dimanapun mereka brada berdasarkan keberadaan masing2 pribadi.

    nah untuk menjwb topik yg  ditany bro pert 1 dan 2 bila pasangan yg terpanggil memiliki visi dan misi yg sama dlm panggilan khusus ( pelayanan u daerah terpencil ) mungkin tidak akan memiliki kendala ato beban, yg jd masalah bila salah satu pasangan tidak terpanggil dlm panggilan khusus tersebut tentu akan menjadi kendala dan beban.

    hal ini klo bukan krn Tuhan yg panggil ato pilih jujur sgt tidak mudah lebih2 bila hrs meninggalkan daerah kenyamanan. krn sec real dan nyata org2 yg jebolan Theologia sekalipun tidak semua terpanggil dan terbeban untuk melayani u daerah2 terpencil  tp bukannya tidak ad ya.. ad juga yg dimana mereka ambil keputusan untuk pelayanan di daerah2  terpencil tersebut..mk dr itu hrs memahami dulu ttg arti panggilan dlm hidupnya.

    29 November 2017 diubah oleh GRACIA048

  • 29 November 2017

    Bagaimana menurut anda, jika ia baru mengetahui panggilan hidupnya setelah menikah? Jika anda menjadi istrinya apakah tetap menyertai dia, atau memilih tidak ikut?

    GRACIA048 tulis:

    sebelum sy menjawab pada topiknya , lebih baik kita memahami dulu  ttg panggilan hidup.

    ...

    .. ad juga yg dimana mereka ambil keputusan untuk pelayanan di daerah2  terpencil tersebut..mk dr itu hrs memahami dulu ttg arti panggilan dlm hidupnya.

    29 November 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • 29 November 2017

    YUDISAJA095 tulis:

    Bagaimana menurut anda, jika ia baru mengetahui panggilan hidupnya setelah menikah? Jika anda menjadi istrinya apakah tetap menyertai dia, atau memilih tidak ikut?

    Gini, Yud, bagaimana pun jg pria bertanggungjawab menafkahi klg nya. Nah, dlm hal aku sih krn aku toh sdh engga akan punya anak aku rasa ada win win solution (suami istri sama2 menang).

    Caranya gmn? Sbg istrinya, aku akan meminta dia tuk menabung dahulu beberapa tahun (yaah 5-7 th deh) agar di tempat terpencil itu nanti kami tetap bisa hidup kecukupan. Tabungan tsb sebagian akan aku investasikan dlm dolar, mungkin jg emas. Nanti jika scr keuangan kami sdh siap, barulah kami pindah ke luar pulau tsb.

  • LIZEGUD713

    29 November 2017

    Wlo sulit & berat,,kudu, musti, harus, mesti ngikutt suami & mendukungnya apapun itu utk hal yg baik,,

  • GRACIA048

    29 November 2017

    Bagaimana menurut anda, jika ia baru mengetahui panggilan hidupnya setelah menikah? Jika anda menjadi istrinya apakah tetap menyertai dia, atau memilih tidak ikut?

    klo ud  suami istri dan ttg panggilan khusus tersebut.. sy bisa jwb dgn singkat klo  panggilan  itu dr Tuhan udah otomatis suami istri tersebut  sevisi tp klo tdk sevisi lebih baik  berdoa dulu ato minta peneguhan kepada hamba tuhan alias penetua gereja..krn segala sesuatu bila itu  TUhan yg panggil segala hal pasti ad jln keluar dan sevisi  dan di lakukan ,dan bila tdk ad peneguhan lebih baik   jgn... untuk ap melayani tuhan tetapi rumah tangga berantakan tidak bisa jd berkat.....

    sy bic spt ini krn di lingkungan sy juga byk yg hamba tuhan...

    Tp  bila saud bertany ttg pribadi sy jujur sy memahami panggilan sy adl panggilan umum..

    krn panggilan khusus itu tdk semua org dpt melakukannya  lebih2 pelayanan di daerah terpencil klo bukan  TUhan yg panggil ato pilih, rata2 tdk kuat menghadapi  kondisi medan ato soal kehidupan jgn  hany  emosi sesaat u melayani tp nanti akhir ujung2nya tidak ad damai sejaterah..

    mk sebelum  ambil keputusan pahami dulu  ttg panggilan dlm hidup kita  dan bgm  juga  ttg panggilan pasangan hidup kita...

    knp sy bisa bic  ttg soal pelayanan daerah terpencil krn sy pernah   melakukan trip pelayanan di kalimantan  di daerah kabupaten dan tinggal di pastoral yg berada  di perkebunan karet dan disana  blum ad listrik  modal jenset dan u mandipun hrs mandi di kubangan air yg tdk mengalir jujur latarbelakang  sec pribadi bukan sy bgt,  tetapi sy suka  klo hany sebagai trip pelayanan ke daerah tp bukan untuk sebagai tinggal tetap  di daerah terpencil... mk sy bisa bic bila  ad pasangan yg memang  tergerak  akan panggilan u melayani daerah terpencil sy salut dan  sy berharap byk org2 yg terpanggil u bidang  tersebut krn  waktu pengalaman sy itu mereka butuh org2 yg  rindu u melayani daerah  yg terpencil krn byk jiwa2 yg hrs  kita menangkan u Tuhan.

    intinya hrs pahami dulu ttg panggilan tersebut jd bukan soal gagah2 han ato ikut2 an ato emosi sesaat tp benar2 memahami baik dr diri sendiri dan pasangan kita... apakah benar2  terpanggil dlm melayani daerah terpencil ato bgm... jd segala sesuatunya berdoa dan minta peneguhan dan klo itu Tuhan panggil  jgn kuatir  krn  TUhan yg panggil  tentu TUhan yg akan bertanggung jwb dlm hidup yg penting benar2 yakin dulu itu salah satunya spy bisa jd berkat...

    29 November 2017 diubah oleh GRACIA048

  • DYANA726

    29 November 2017

    Klu memang sdh panggilan Tuhan, Tuhan sdh taro visi ke suami ya ikutin aja, seperti sara mengikuti Abraham. Istri juga kan harus tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan ada di galatia 5, ikuti aja suami mau ke mana, istri cm penopang dalam doa, dia bawa kita aja sdh mikir, ga usah tambah lagi lah pikirannya dengn berandai2 klu susah gmn nanti papa, dll

  • META103

    29 November 2017

    Pendapatku:

    1.Tidak akan terjawab dgn "berandai2" , mengambil suatu keputusan yg tepat adalah saat menghadapi realita yg sebenarnya shg memahami apa yg nnt bakal dihadapi/dampaknya terkait keputusan yg diambil.

    2. Memahami setiap kata/kalimat dlm kitab suci tdk harus secara harafiah.

    3. Mewartakan injil tdk wajib jadi Penginjil atau apapun sebutannya. Mewartakan ajaran kasihNya dimulai dari dirimu sendiri dan org2 terdekatmu, bukan meninggalkan peranmu sesungguhnya yg ditentukan Bapa , yg bahkan mgkn km belum mengetahui sedikitpun panggilanmu sesungguhnya.

  • LIANA288

    29 November 2017

    Kalau msh pacaran, ya terserah dia menjalanin panggilannya. Nah kalau pun akhirnya nikah pastinya sudah dikomunikasikan sblmnya. Bgt jg ktk stlh nikah trs panggilan itu dtg..tetap perlu ada komunikasikan. Setahu saya org y menikah itu krn memiliki visi n misi yg sama. Kalau dr awal g pny visi misi yg sama, sekuat apapun hubungan d pertahanin akhirnya kelelahan jg.

  • TRISH197

    29 November 2017

    Jawabannya semua kalo saya MAU.

    Pelayanan kan

    Buat Tuhan kan.

  • TEREHALOHO803

    29 November 2017

    Sepakat sista :)

    META103 tulis:

    Pendapatku:

    1.Tidak akan terjawab dgn "berandai2" , mengambil suatu keputusan yg tepat adalah saat menghadapi realita yg sebenarnya shg memahami apa yg nnt bakal dihadapi/dampaknya terkait keputusan yg diambil.

    2. Memahami setiap kata/kalimat dlm kitab suci tdk harus secara harafiah.

    3. Mewartakan injil tdk wajib jadi Penginjil atau apapun sebutannya. Mewartakan ajaran kasihNya dimulai dari dirimu sendiri dan org2 terdekatmu, bukan meninggalkan peranmu sesungguhnya yg ditentukan Bapa , yg bahkan mgkn km belum mengetahui sedikitpun panggilanmu sesungguhnya.

  • ELISA859

    29 November 2017

    Sebenarnya g sampai segitunya sist Anita,karna tidak mungkin Tuhan Yesus membiarkan anak2Nya kekurangan di dalam melayaniNya,karna kalo di daerah terpencil,itu g terlalu butuh uang,karna g ada mall jadi g bisa shoping2,makan dari hasil kebun ato ladang,pakaian juga g sering ganti2 dan g terlalu bagus dan mahal,justru yang di butuhkan kesiapan mental,agar kuat menjalani kehidupan yang jauh dari keramaian dan berkumpul dengan orang2 yang sederhana.

    ANITA089 tulis:

    Gini, Yud, bagaimana pun jg pria bertanggungjawab menafkahi klg nya. Nah, dlm hal aku sih krn aku toh sdh engga akan punya anak aku rasa ada win win solution (suami istri sama2 menang).

    Caranya gmn? Sbg istrinya, aku akan meminta dia tuk menabung dahulu beberapa tahun (yaah 5-7 th deh) agar di tempat terpencil itu nanti kami tetap bisa hidup kecukupan. Tabungan tsb sebagian akan aku investasikan dlm dolar, mungkin jg emas. Nanti jika scr keuangan kami sdh siap, barulah kami pindah ke luar pulau tsb.

    29 November 2017 diubah oleh ELISA859

  • ELISA859

    29 November 2017

    Dulu aku pernah hidup di pedalaman Papua,makan seadanya,kadang cuma nasi dan ikan asin,berhari-hari,cuma itu menunya,pakaianpun juga menyesuaikan,pakek yang jelek2,karna airnyapun g bersih,dan jalannya becek dan berlumpur,jadi g cocok pakek baju bagus,inilah yang menjadi kendala bagi yang ingin melayani di pedalaman,perlu kesiapan hati dan mental,bersandar dan percaya penuh kepada Tuhan,siap secara jasmani dan rohani.

1 – 25 dari 58    Ke halaman:  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan