Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Pertanyaan untuk wanita JK

ForumPersahabatan dan hubungan

26 – 50 dari 58    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • 29 November 2017

    Hmmm....Memang "Polemik" nih masalah...Apa karena itu ya jadi ada ayat : Lebih baik tidak kawin ? Tapi kalau kamu tidak mampu menahan...sebaiknya kawin saja untuk menghindari...

    Mat. 19 : 12  : 3 golongan orang yang tidak kawin

    1. Dari lahir tidak bisa kawin

    2. Dibuat tidak bisa kawin oleh manusia

    3. Secara normal bisa kawin, tetapi dengan kerelaan tidak mau kawin untuk lebih fokus melayani demi Kerajaan Surga.

    Hal ini memang terbukti dalam kenyataannya, buktinya salah satunya "Polemik" di forum  ini (dilihat dari tanggapan sist2 disini banyak yang "Berat" untuk mau jujur)...bukti lainnya terkadang seorang HT berbuat suatu "hal yang kurang patut", bisa jadi karena mungkin ada faktor eksternal di luar pribadinya (Peace...sist2...)

    Bro Yud, topik ini terlalu sensi ah....

    Salam Damai...

    Tuhan memberkati...

  • GRACIA048

    29 November 2017

    menurut  sy kita2 disini tdk merasa sensi akan bhs topik ini.. ( krn kita hany menanggapi dr pert TS  beda pendpt itu wajar). dan ttg   koment bro disini  itu spt FT yg dipakai u org yg melakukan  hidup selibat di katholik  dr kontek  mat 19:12 ttg paulus yg memilih hidup selibat  tetapi tdk semua org bisa mk dr pada  tdk dpt menahan tarak ( dgn kata lain jatuh dlm dosa  perzinaan lebih baik menikah).  krn dulunya sy juga keluarga besar latarbelakang khatolik ...jd taulah dikit2 ttg khatolik.

    RONNY542 tulis:

    Hmmm....Memang "Polemik" nih masalah...Apa karena itu ya jadi ada ayat : Lebih baik tidak kawin ? Tapi kalau kamu tidak mampu menahan...sebaiknya kawin saja untuk menghindari...

    Mat. 19 : 12  : 3 golongan orang yang tidak kawin

    1. Dari lahir tidak bisa kawin

    2. Dibuat tidak bisa kawin oleh manusia

    3. Secara normal bisa kawin, tetapi dengan kerelaan tidak mau kawin untuk lebih fokus melayani demi Kerajaan Surga.

    Hal ini memang terbukti dalam kenyataannya, buktinya salah satunya "Polemik" di forum  ini (dilihat dari tanggapan sist2 disini banyak yang "Berat" untuk mau jujur)...bukti lainnya terkadang seorang HT berbuat suatu "hal yang kurang patut", bisa jadi karena mungkin ada faktor eksternal di luar pribadinya (Peace...sist2...)

    Bro Yud, topik ini terlalu sensi ah....

    Salam Damai...

    Tuhan memberkati...

    30 November 2017 diubah oleh GRACIA048

  • 30 November 2017

    Nah justru itu sist, Si Bro Yud ini khan mengajukan topik yang berhubungan dengan "Panggilan Khusus" nih, untuk kebanyakan kita2 yang awam nih agak susah untuk bisa menerima hal ini.

    Untuk menerima anugrah yang berat  ini mesti kudu betul2 "Terpanggil", jangan kita memaksa diri untuk "Dipanggil". Karena sudah "Dipanggil" pun belum tentu "Terpilih".

    BTW saya lihat Bro Yud, tanpa disadari sist2 disini kliatan sedang survey kecil2an nih ( mau seleksi diam2 ya bro...Peace:-D). Memang ada juga pasangan awam/Non Klerus/tidak selibat yang sukses melaksanakan Misi Pewartaan yang "Berat2", tapi kwantitasnya sangat sedikit.

    Salam Damai sist...

    Tuhan memberkati...

    GRACIA048 tulis:

    menurut  sy kita2 disini tdk merasa sensi akan bhs topik ini... dan ttg   koment bro disini  itu spt FT yg dipakai u org yg melakukan  hidup selibat di katholik  dr kontek  mat 19:12 ttg paulus yg memilih hidup selibat  tetapi tdk semua org bisa mk dr pada  tdk dpt menahan tarak ( dgn kata lain jatuh dlm dosa  perzinaan lebih baik menikah).  krn dulunya sy juga keluarga besar latarbelakang khatolik ...jd taulah dikit2 ttg khatolik.

  • 30 November 2017

    Menurut saya amanat agung dibawah ini jelas

    "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu"

    Saya tidak pernah mempermasalahkan yang namanya pelayanan umum

    Namun, jika hampir semua pelayanan umum, maka siapakah yang mengabarkan injil untuk orang-orang yang tidak tersentuh oleh pengabaran injil?

    Apakah hal seperti ini seperti situasi saat ini?
    Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak , tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

    Akibat dari semua itu contoh di pedalaman papua, kita bisa melihatnya di sana sudah banyak dakwah, juga banyak yang menjadi mualaf

    Siapakah yang bertanggung jawab dari itu semua?

    Oke katakanlah panggilan umum, ada perintah ini juga, ada tuntutan untuk memuridkan, apakah kita mempunyai murid setidaknya 1 atau 2 orang untuk kita perhatikan seumur hidup, karena pemuridan berlangsung seumur hidup, setelah mempunyai murid, murid itu juga dituntut untuk mempunyai murid

    Dalam panggilan umum juga bisa berdoa untuk misi, mendukung misi dengan keuangan dan sebagainya, tidak harus keluar, jika itu memang bukan profil keterbebanan dia

    Saya melihat mau pelayanan umum dan pelayanan khusus itu sama, namun jika kita melihat kenyataan yang ada, banyak sekali kantong-kantong yang di sana kekurangan pelayan, apakah kita akan membiarkan itu terjadi, dengan meyakinkan diri, biar orang lain saja yang melakukannya, asal jangan suami saya

    Ketika seorang suami terbeban untuk itu, dan memang di sana kekurangan pekerja, apakah anda yakin akan mengatakan padanya seperti dibawah ini?

    "Mewartakan ajaran kasihNya dimulai dari dirimu sendiri dan org2 terdekatmu, bukan meninggalkan peranmu sesungguhnya yg ditentukan Bapa , yg bahkan mgkn km belum mengetahui sedikitpun panggilanmu sesungguhnya."

    Mungkin suami itu mengurungkan niatnya untuk panggilan itu, dan jika ini terjadi secara massal, akhirnya kita tinggal menunggu daerah-daerah pedalaman menjadi tempat dakwah dan banyak mualaf baru

    Seperti misal jika gereja selalu diminta urus dirinya sendiri dulu oleh orang-orang, ada masalah jemaat disitu lebih baik urus itu, ada masalah ini itu yang tidak ada habisnya, maka percaya deh mau berapa lamapun akan disitu terus, padahal gereja dinilai dari seberapa banyak sebuah gereja mengutus keluar

    Ketika disitu ada suami yang terbeban untuk keluar, yang tentu saja itu semua jelas ada persiapan lama, gak langsung "ujug-ujug", ada doa, ada pergumulan, menurut saya yang mengetahui profil keterbebanan itu dirinya sendiri, bukan istrinya, atau orang-orang terdekatnya, biasanya dalam profile keterbebanan ada checklist di dalam pemuridan saat ini, bentuknya seperti buku, disitu akan mengetahui apa sebenarnya profile keterbebanan dia

    META103 tulis:

    Pendapatku:

    1.Tidak akan terjawab dgn "berandai2" , mengambil suatu keputusan yg tepat adalah saat menghadapi realita yg sebenarnya shg memahami apa yg nnt bakal dihadapi/dampaknya terkait keputusan yg diambil.

    2. Memahami setiap kata/kalimat dlm kitab suci tdk harus secara harafiah.

    3. Mewartakan injil tdk wajib jadi Penginjil atau apapun sebutannya. Mewartakan ajaran kasihNya dimulai dari dirimu sendiri dan org2 terdekatmu, bukan meninggalkan peranmu sesungguhnya yg ditentukan Bapa , yg bahkan mgkn km belum mengetahui sedikitpun panggilanmu sesungguhnya.

    30 November 2017 diubah oleh YUDISAJA095

  • 30 November 2017

    Saya setuju dengan anda

    DYANA726 tulis:

    Klu memang sdh panggilan Tuhan, Tuhan sdh taro visi ke suami ya ikutin aja, seperti sara mengikuti Abraham. Istri juga kan harus tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan ada di galatia 5, ikuti aja suami mau ke mana, istri cm penopang dalam doa, dia bawa kita aja sdh mikir, ga usah tambah lagi lah pikirannya dengn berandai2 klu susah gmn nanti papa, dll

  • META103

    30 November 2017

    Oo brarti km punya passion d situ , ya berjuanglah untuk mewujudkan itu. Dan tentu saja akan lbh mudah dgn wanita yg punya passion sama.

    Namun menurut opini sy ,tetap sama bahwa memahami kitab suci tidaklah mutlak secara harafiah , tp ada filosofinya. Dan bagi sy bnyk sedikit jumlah org nasrani ato baptis tidak masalah karena yg diajarkan Tuhan Yesus 2 hukum cinta kasih. Ketika d situ ada cinta kasih, saling menolong tanpa membeda, menjaga perdamaian, ada pengampunan maka d situlah Tuhan Jesus itu ada. Jumlah tidak mewakili kualitas.

  • 30 November 2017

    Jujur saya malas jika saya harus berdebat, saya bisa saja bilang memahami kitab suci tidaklahlah mutlak secara tidak harafiah, akhirnya yang dibahas, bukan apa yang jadi substansi, tapi cuma berputar-putar di tempat

    Saya heran kenapa anda menulis istilah nasrani,

    "Sekte Nasrani" adalah "sekte Yahudi pra-Kristen" yang menganut mistik gnostik orang Mandaean

    Jika ingin belajar tentang itu masuk ke www.sarapanpagi.org/kristen-vt325.html#p701

    Tuhan Yesus menyelamatkan manusia agar manusia bisa selamat dan kembali kepadaNya, Tuhan Yesus menyelamatkan manusia untuk kemuliaan Allah

    Karya keselamatan dari Tuhan Yesus bukannya seharusnya diberitakan, bukan hanya untuk diri sendiri? Di situ ada amanat agung, apa yang anda sampaikan tentang 2 hukum cinta kasih. Ketika di situ ada cinta kasih, saling menolong tanpa membeda, menjaga perdamaian, ada pengampunan, ya itu perintah, tapi bukan berarti tidak ada perintah lagi, alias berhenti disitu

    Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu

    Di situ tidak masalah entah panggilan khusus atau umum, karena panggilan umum pun tetap bisa memuridkan, tapi apa yang jadi substansi pertanyaan saya sudah cukup jelas, yaitu jika pasangan atau suami mendapatkan panggilan khusus, panggilan dia tahu terbeban untuk itu, hal itu yang jadi topiknya

    META103 tulis:

    Oo brarti km punya passion d situ , ya berjuanglah untuk mewujudkan itu. Dan tentu saja akan lbh mudah dgn wanita yg punya passion sama.

    Namun menurut opini sy ,tetap sama bahwa memahami kitab suci tidaklah mutlak secara harafiah , tp ada filosofinya. Dan bagi sy bnyk sedikit jumlah org nasrani ato baptis tidak masalah karena yg diajarkan Tuhan Yesus 2 hukum cinta kasih. Ketika d situ ada cinta kasih, saling menolong tanpa membeda, menjaga perdamaian, ada pengampunan maka d situlah Tuhan Jesus itu ada. Jumlah tidak mewakili kualitas.

  • JUDEA888

    30 November 2017

    1. Menjadi Penginjil itu mestinya jangan merasa terbebani. Karena walaupun saya bukan seorang Penginjil, saya bisa mengira ngira bahwa menjadi Penginjil itu menantang  tetapi punya kebahagiaan tersendiri.
    2. Soal Istri dibawa atau ga, semua bisa dikomunikasikan. Kalau Istri seorang wanita Karier yang tidak bisa dipindahkan ya ngapain bawa Istri. Toh bisa 3 atau 6 bulan sekali bertemu Istri..
    3. Kalau Istri seorang IRT, tapi ga bersedia mendampingi suami dalam Penginjilan, juga ga dipermasalahkan. Karena Yesus dalam mengutus kedua belas muridNya untuk mewartakan Injil, jangankan bawa Istri, bekalpun tidak.
    4. Tetapi jika mempunyai Istri yang bersedia untuk bersama suami kemanapun, maka lebih baik lagi. Asalkan sudah bisa mengenal kondisi umumnya, jumlah pemasukan finansialnya kira kira sebulan berapa, apakah benar benar membutuhkan Istri atau malah merepotkan (Ini zona pedalaman loh).
    5. Singkatnya, Menginjili itu gak harus bawa Istri. Kalau Istri mau dibawa ya ga dilarang, namun tidak diwajibkan.

    30 November 2017 diubah oleh JUDEA888

  • GRACIA048

    30 November 2017

    boleh tany apakah  bro yudysaja095 udah terjun pelayanan misi ( penginjilan)?

  • 30 November 2017

    Yup benar apa yang anda katakan, hanya saja jika tidak dibawa, dan istri masih banyak tergantung dengan suami, maka suami terancam disebut sebagai suami yang tidak bertanggung jawab, menelantarkan istri, akhirnya ya mungkin sudah bisa ditebak

    Dalam kondisi seperti yang saya sebut di atas memang idealnya di bawa, tapi jika istri sudah mandiri, tidak tergantung pada suami, itu memang sudah berbeda
     

    JUDEA888 tulis:

    1. Menjadi Penginjil itu mestinya jangan merasa terbebani. Karena walaupun saya bukan seorang Penginjil, saya bisa mengira ngira bahwa menjadi Penginjil itu menantang  tetapi punya kebahagiaan tersendiri.
    2. Soal Istri dibawa atau ga, semua bisa dikomunikasikan. Kalau Istri seorang wanita Karier yang tidak bisa dipindahkan ya ngapain bawa Istri. Toh bisa 3 atau 6 bulan sekali bertemu Istri..
    3. Kalau Istri seorang IRT, tapi ga bersedia mendampingi suami dalam Penginjilan, juga ga dipermasalahkan. Karena Yesus dalam mengutus kedua belas muridNya untuk mewartakan Injil, jangankan bawa Istri, bekalpun tidak.
    4. Tetapi jika mempunyai Istri yang bersedia untuk bersama suami kemanapun, maka lebih baik lagi. Asalkan sudah bisa mengenal kondisi umumnya, jumlah pemasukan finansialnya kira kira sebulan berapa, apakah benar benar membutuhkan Istri atau malah merepotkan (Ini zona pedalaman loh).
    5. Singkatnya, Menginjili itu gak harus bawa Istri. Kalau Istri mau dibawa ya ga dilarang, namun tidak diwajibkan.
  • ELISA859

    30 November 2017

    Cari istri yang sederhana aja bro,yang bisa mandiri,agar bro Yud bisa melaksanakan panggilan dengan suka cita,

    YUDISAJA095 tulis:

    Yup benar apa yang anda katakan, hanya saja jika tidak dibawa, dan istri masih banyak tergantung dengan suami, maka suami terancam disebut sebagai suami yang tidak bertanggung jawab, menelantarkan istri, akhirnya ya mungkin sudah bisa ditebak

    Dalam kondisi seperti yang saya sebut di atas memang idealnya di bawa, tapi jika istri sudah mandiri, tidak tergantung pada suami, itu memang sudah berbeda

  • 30 November 2017

    Sebenarnya ini hanya pertanyaan yang muncul karena spontan aja, itu sudah saya sampaikan di halaman satu, hanya saja, saya pernah mendapatkan cerita, dari teman, ya memang dia melayani diluar kota, awal-awalnya dia dapat piring terbang, hehehhee, tapi seiring waktu, istrinya sudah bisa menerima, berangkat dari situ, saya ingin tahu sebenarnya bagaimana respon wanita JK jika dihadapkan hal yang kurang lebih seperti itu tapi dalam konteks yang berbeda

    ELISA859 tulis:

    Cari istri yang sederhana aja bro,yang bisa mandiri,agar bro Yud bisa melaksanakan panggilan dengan suka cita,

    YUDISAJA095 tulis:

    Yup benar apa yang anda katakan, hanya saja jika tidak dibawa, dan istri masih banyak tergantung dengan suami, maka suami terancam disebut sebagai suami yang tidak bertanggung jawab, menelantarkan istri, akhirnya ya mungkin sudah bisa ditebak

    Dalam kondisi seperti yang saya sebut di atas memang idealnya di bawa, tapi jika istri sudah mandiri, tidak tergantung pada suami, itu memang sudah berbeda

    30 November 2017 diubah oleh YUDISAJA095

  • CIEDIE549

    30 November 2017

    kalo kamu pdkt dan kenal seorang perempuan, merasa sreg dan dia juga, mau berlanjut ke tahap yg serius (baca: menikah), sampaikan aja visi misi kamu, soal kerinduan dan keterbebanmu untuk penginjilan. Jika dia bersedia hidup denganmu dgn resiko menjadi istri seorang penginjil atau misionaris ya itu tandanya dia jodoh/pasangan yg diberikan Tuhan kepada kamu untuk menjadi penolongmu untuk menggenapi visi misi mu itu.

    Jika sampai waktunya kamu tidak menemukan pasangan yg bisa menerimamu dengan panggilan visi misi mu itu, ya berarti Tuhan ijinkan kamu untuk bermisi seorang diri. Jika Tuhan ijinkan kamu melakukan sendiri visi misimu itu, pasti Tuhan memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan dan hambatan selama kamu menjalani sbg penginjil atau misionaris.

    tentunya semua harus didoakan dan dipergumulkan, mendegar suara Tuhan lbh intens dan perhatian penuh.

    duh, koq repot dan muter2 sampai panjang kali lebar kali tinggi pembahasannya ;-)

    YUDISAJA095 tulis:

    Sebenarnya ini hanya pertanyaan yang muncul karena spontan aja, itu sudah saya sampaikan di halaman satu, hanya saja, saya pernah mendapatkan cerita, dari teman, ya memang dia melayani diluar kota, awal-awalnya dia dapat piring terbang, hehehhee, tapi seiring waktu, istrinya sudah bisa menerima, berangkat dari situ, saya ingin tahu sebenarnya bagaimana respon wanita JK jika dihadapkan hal seperti itu

    30 November 2017 diubah oleh CIEDIE549

  • 30 November 2017

    Hahahahaa....sepakat.

    #Buat Admin, please do not delete my comment! Thanks

    CIEDIE549 tulis:

    kalo kamu pdkt dan kenal seorang perempuan, merasa sreg dan dia juga, mau berlanjut ke tahap yg serius (baca: menikah), sampaikan aja visi misi kamu, soal kerinduan dan keterbebanmu untuk penginjilan. Jika dia bersedia hidup denganmu dgn resiko menjadi istri seorang penginjil atau misionaris ya itu tandanya dia jodoh/pasangan yg diberikan Tuhan kepada kamu untuk menjadi penolongmu untuk menggenapi visi misi mu itu.

    Jika sampai waktunya kamu tidak menemukan pasangan yg bisa menerimamu dengan panggilan visi misi mu itu, ya berarti Tuhan ijinkan kamu untuk bermisi seorang diri. Jika Tuhan ijinkan kamu melakukan sendiri visi misimu itu, pasti Tuhan memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan dan hambatan selama kamu menjalani sbg penginjil atau misionaris.

    tentunya semua harus didoakan dan dipergumulkan, mendegar suara Tuhan lbh intens dan perhatian penuh.

    duh, koq repot dan muter2 sampai panjang kali lebar kali tinggi pembahasannya ;-)

  • GRACIA048

    30 November 2017

    Sebenarnya ini hanya pertanyaan yang muncul karena spontan aja, itu sudah saya sampaikan di halaman satu, hanya saja, saya pernah mendapatkan cerita, dari teman, ya memang dia melayani diluar kota, awal-awalnya dia dapat piring terbang, hehehhee, tapi seiring waktu, istrinya sudah bisa menerima, berangkat dari situ, saya ingin tahu sebenarnya bagaimana respon wanita JK jika dihadapkan hal yang kurang lebih seperti itu tapi dalam konteks yang berbeda

    oh jd bro ini spt gi survey toh terhadap suatu kasus.. rempong deh... ya ud  jd jelas arahnya.

    hany setiap org memiliki panggilan hidup berbeda2 ( itu yg hrs kita pahami dan menghargai setiap panggilan ... pribadi lepas pribadi krn tidak semua org sama...)

  • ELISA859

    30 November 2017

    Kalo persoalannya seperti itu ya terserah pada masing2 pribadi bro,karna tujuan menikah itu banyak variasinya,dan tujuan menikah itu sangat mempengaruhi masa depan pernikahannya,

    Jadi jika bro ingin memiliki istri yang bersedia di ajak pelayanan ke pedalaman,harus jujur dari awal,dan sampaikan pula rintangan2 yang mungkin bisa terjadi saat melayani di pedalaman.

    YUDISAJA095 tulis:

    Sebenarnya ini hanya pertanyaan yang muncul karena spontan aja, itu sudah saya sampaikan di halaman satu, hanya saja, saya pernah mendapatkan cerita, dari teman, ya memang dia melayani diluar kota, awal-awalnya dia dapat piring terbang, hehehhee, tapi seiring waktu, istrinya sudah bisa menerima, berangkat dari situ, saya ingin tahu sebenarnya bagaimana respon wanita JK jika dihadapkan hal yang kurang lebih seperti itu tapi dalam konteks yang berbeda

  • 30 November 2017

    Mungkin saat ini panggilan kita adalah panggilan umum, tapi kita tidak tahu ke depan seperti apa, hal ini bisa menjadi perhatian untuk semua

    Dengan mengetahui respon yang ada kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya perlu atau bisa dilakukan, jika panggilan khusus itu menjadi ada

    GRACIA048 tulis:

    Sebenarnya ini hanya pertanyaan yang muncul karena spontan aja, itu sudah saya sampaikan di halaman satu, hanya saja, saya pernah mendapatkan cerita, dari teman, ya memang dia melayani diluar kota, awal-awalnya dia dapat piring terbang, hehehhee, tapi seiring waktu, istrinya sudah bisa menerima, berangkat dari situ, saya ingin tahu sebenarnya bagaimana respon wanita JK jika dihadapkan hal yang kurang lebih seperti itu tapi dalam konteks yang berbeda

    oh jd bro ini spt gi survey toh terhadap suatu kasus.. rempong deh... ya ud  jd jelas arahnya.

    hany setiap org memiliki panggilan hidup berbeda2 ( itu yg hrs kita pahami dan menghargai setiap panggilan ... pribadi lepas pribadi krn tidak semua org sama...)

  • ELISA859

    30 November 2017

    Setuju sist,

    CIEDIE549 tulis:

    kalo kamu pdkt dan kenal seorang perempuan, merasa sreg dan dia juga, mau berlanjut ke tahap yg serius (baca: menikah), sampaikan aja visi misi kamu, soal kerinduan dan keterbebanmu untuk penginjilan. Jika dia bersedia hidup denganmu dgn resiko menjadi istri seorang penginjil atau misionaris ya itu tandanya dia jodoh/pasangan yg diberikan Tuhan kepada kamu untuk menjadi penolongmu untuk menggenapi visi misi mu itu.

    Jika sampai waktunya kamu tidak menemukan pasangan yg bisa menerimamu dengan panggilan visi misi mu itu, ya berarti Tuhan ijinkan kamu untuk bermisi seorang diri. Jika Tuhan ijinkan kamu melakukan sendiri visi misimu itu, pasti Tuhan memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan dan hambatan selama kamu menjalani sbg penginjil atau misionaris.

    tentunya semua harus didoakan dan dipergumulkan, mendegar suara Tuhan lbh intens dan perhatian penuh.

    duh, koq repot dan muter2 sampai panjang kali lebar kali tinggi pembahasannya ;-)

  • 30 November 2017

    Sebenarnya menikah atau tidak menikah, tujuannya adalah untuk memuliakan Tuhan.

    Pada point ke dua, jika seorang suami baru menerima panggilan khusus saat menikah bagaimana?

    Mungkin tidak terpikirkan pada waktu sebelum menikah tapi justru terpikirkan setelah menikah, di sini adalah pertanyaan point 2

    ELISA859 tulis:

    Kalo persoalannya seperti itu ya terserah pada masing2 pribadi bro,karna tujuan menikah itu banyak variasinya,dan tujuan menikah itu sangat mempengaruhi masa depan pernikahannya,

    Jadi jika bro ingin memiliki istri yang bersedia di ajak pelayanan ke pedalaman,harus jujur dari awal,dan sampaikan pula rintangan2 yang mungkin bisa terjadi saat melayani di pedalaman.

  • GRACIA048

    30 November 2017

    Mungkin saat ini panggilan kita adalah panggilan umum, tapi kita tidak tahu ke depan seperti apa, hal ini bisa menjadi perhatian untuk semua

    Dengan mengetahui respon yang ada kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya perlu atau bisa dilakukan, jika panggilan khusus itu menjadi ada

    klo sy gak ribet lakukan aj yg di hadapan skg dan spt ad yg koment jgn berandai2... nanti yg ad , hal yg kecil tdk kita lakukan....

  • 30 November 2017

    Sebenarnya topiknya apa, replynya apa, hanya beberapa wanita yang menjawabnya secara tegas, selebihnya yang dibahas adalah saya, hehehe padahal ada kutipan dari RONNY542 tentang kenapa saya membuat thread ini, ya jawabannya karena memang spontan saja ingin membuat, jika ingin buat thread ya buat aja

    Sebenarnya saya bisa memahami kenapa ada beberapa wanita yang tidak mau menjawabnya, ya sebenarnya tidak masalah, hanya saja, apa yang jadi topik jadi semakin kabur, apa yang jadi pertanyaan jadi gak dijawab

  • GRACIA048

    30 November 2017

    mk jd agak rempong...krn tujuanya bukan yg sec real tetapi bisa dianggap u mencari suatu jwb  dr suatu kasus ( dianggap sebagai survey)

    paling tdk sy memahami tujuan bro buat topik ini... GBU

  • 30 November 2017

    Namanya juga tempat diskusi sis, topik bisa dibuat jika misal dihadapkan pada hal-hal seperti itu, tempat diskusi adalah tempat sharing, menjawab pertanyaan dan sebagainya, selama tidak menyerang pribadi, banyak out of topic atau melanggar aturan forum, menurut saya tidak begitu masalah

    [Edit admin: Kalimat dihapus oleh admin karena "tidak perlu". Yuk berdiskusi dengan baik dan tidak menyindir. Salam kasih <3]

    GRACIA048 tulis:

    Mungkin saat ini panggilan kita adalah panggilan umum, tapi kita tidak tahu ke depan seperti apa, hal ini bisa menjadi perhatian untuk semua

    Dengan mengetahui respon yang ada kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya perlu atau bisa dilakukan, jika panggilan khusus itu menjadi ada

    klo sy gak ribet lakukan aj yg di hadapan skg dan spt ad yg koment jgn berandai2... nanti yg ad , hal yg kecil tdk kita lakukan....

    30 November 2017 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • GRACIA048

    30 November 2017

    tul,   tp yg sy amati jarang yg diakhiri dgn penutup kata damai  ... krn satu sisi setiap org memiliki suatu jwb  dr sudut pandang yg beda2.. memang satu sisi kita hrs menghargai beda pdt tp klo ud  suatu debat sengit , bg sy tdk ad manfaatnya... tp klo diskusi  yg sehat dan membuat kita untuk jd  saling membangun good sy dukung.. sy suka juga  ttg diskusi tp klo ud  ujung2nya  debat sengit  sy hany bisa nyimak saja...  tp sy menghargai   jwb  bro yudi...  moga mendpt jwb  yg yudi harapkan dr topik ini....gbu

    YUDISAJA095 tulis:

    Namanya juga tempat diskusi sis, topik bisa dibuat jika misal dihadapkan pada hal-hal seperti itu, tempat diskusi adalah tempat sharing, menjawab pertanyaan dan sebagainya, selama tidak menyerang pribadi, mengatakan jawaban tidak gratis, banyak out of topic atau melanggar aturan forum, menurut saya tidak begitu masalah

  • 30 November 2017

    Benar, saya setuju dengan anda, terima kasih sudah posting atau reply di topik ini, GBU

    GRACIA048 tulis:

    tul,   tp yg sy amati jarang yg diakhiri dgn penutup kata damai  ... krn satu sisi setiap org memiliki suatu jwb  dr sudut pandang yg beda2.. memang satu sisi kita hrs menghargai beda pdt tp klo ud  suatu debat sengit , bg sy tdk ad manfaatnya... tp klo diskusi  yg sehat dan membuat kita untuk jd  saling membangun good sy dukung.. sy suka juga  ttg diskusi tp klo ud  ujung2nya  debat sengit  sy hany bisa nyimak saja...  tp sy menghargai   jwb  bro yudi...  moga mendpt jwb  yg yudi harapkan dr topik ini....gbu

26 – 50 dari 58    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3  Selanjutnya Kirim tanggapan