adakah cinta yg murni tidak memandang harta
-
17 April 2018
ELISA859 tulis:
Dulu waktu aku usia muda,aku berpikir,bahwa menikah itu cukup dengan cinta yg kuat dan tulus,makanya aku mau di nikahi seorang sopir,setelah punya anak ternyata kehidupan kami pas2an,saat anak2 beranjak dewasa tidak bisa melanjutkan ke SMA,akhirnya aku nekat jadi TKW,
Saya terharu sis...😭
-
17 April 2018
Trimakasih,selama 4 tahun aku g ketemu suami,saat ketemu suamiku dah berada di peti mati,itupun aku harus jemput di Balikpapan.
ANTON850 tulis:
Saya terharu sis...😭
-
17 April 2018
ELISA859 tulis:
Trimakasih,selama 4 tahun aku g ketemu suami,saat ketemu suamiku dah berada di peti mati,itupun aku harus jemput di Balikpapan.
ANTON850 tulis:
Saya terharu sis...😭
Maaf, saya turut sedih,😢 tabah ya sis,☺ semoga Tuhan memberikan kekuatan, membantu & menghibur Sis Elisa untuk apa yang sudah sis lakukan bagi keluarga.💞👪
-
17 April 2018
Kayaknya udah gk ada lg deh, Bro.
Adalah benar cinta hanya soal perasaan, tetapi menjaganya tetap hrs pake penghasilan. Realistis j sih, hare gene warung mana yg terima dbayar pake cinta??? 😜😁✌️
LISTON719 tulis:
adakah cinta yg murni tidak memandang harta
-
18 April 2018
Sorry to hear that sist .. you are a strong lady
ELISA859 tulis:
Trimakasih,selama 4 tahun aku g ketemu suami,saat ketemu suamiku dah berada di peti mati,itupun aku harus jemput di Balikpapan.
ANTON850 tulis:
Saya terharu sis...😭
-
18 April 2018
HOPE617 tulis:
Ada...
Aku.
Ga percaya?
Tanya aja dia...
Tapi, ada tapi-nya.. ehehe... aku 'push' dia biar lebih semangat dan kerja keras, karena menikah juga harus bayar sinamot... 🙄🙈
Hahahhaha....
Butul itu,... Mantab kali kata"mu....
Aku setuju...
-
18 April 2018
G
A
K
A
D
A
😊
-
18 April 2018
Sebenarnya ada atau tidak sih, kalau dulu musti dipenuhi sandang, pangan dan papan, namun era sekarang ada tambahannya mama minta pulsa.
Mau bagaimana lagi saya pribadi perlu bekerja dan hidup hemat karena membangun rumah tangga tidak hanya dengan cinta semata, maklum tidak mewarisi harta warisan karena orang tua sudah generasi kedelapan sedangkan harta warisan sampai tujuh turunan saja.
-
18 April 2018
ERINA462 tulis:
memandang harta bukan berarti tidak memandang Tuhan, yg salah adalah ktika manusianya yg tergila2 dgn harta..harta bisa dicarikan...
asal keduanya (berpasangan) mau giat bekerja dan pastinya hrus mau menerima dgn keadaan yg ada saat ini.
realita yg sy sendiri lihat dan mnjdi inspirasi bagi sy ktika saya mlihat abang sy...memiliki istri yg menerima dia apa adnya..bhkan saat jatuh dlm keterpurukan sy melihat setianya ipar sy trsbt dan kasih yg Tuhan taruh dlm hati abang sy utk kluarganya. Kesetiaan mreka, giat dan disiplin kerja keras saya lihat semakin hri rejekinya smakin brtambah:) *seorg istri jg mnjdi penentu rejeki suami..*juga sebaliknya, setuju ga?*
jd benar.. hai istri tunduklah pada suamimu dan hai suami kasihilah istrimu...:)
Setuju dan begitu inspiratif.
-
19 April 2018
Selalu ada, yg tidak memandang harta.
Dari semua komen disini, bisa disaring mana yg memandang harta dan tidak.
Semua kembali ke pribadi masing". Pribadi anda mengukur dari harta, maka tidak salah si laki"/perempuan melihat hal yang sama.
Biasakan tidak menyalahkan orang lain. Diharapkan disini sudah dewasa semua pemikirannya. Apa yang menjadi sifat pikiran kita, itu lah yg kita tarik secara tidak sadar pada lawan jenis.
Khusus beberapa suku, para lelaki harus membayar biaya si perempuan dari dalam kandungan ibunya sampai mau dinikahi. Itulah resiko adat. Kembali wanita menjadi korban, telat nikah dan dipandang gila harta.
-
19 April 2018
VERMISSEN495 tulis:
Selalu ada, yg tidak memandang harta.
Dari semua komen disini, bisa disaring mana yg memandang harta dan tidak.
Semua kembali ke pribadi masing". Pribadi anda mengukur dari harta, maka tidak salah si laki"/perempuan melihat hal yang sama.
Biasakan tidak menyalahkan orang lain. Diharapkan disini sudah dewasa semua pemikirannya. Apa yang menjadi sifat pikiran kita, itu lah yg kita tarik secara tidak sadar pada lawan jenis.
Khusus beberapa suku, para lelaki harus membayar biaya si perempuan dari dalam kandungan ibunya sampai mau dinikahi. Itulah resiko adat. Kembali wanita menjadi korban, telat nikah dan dipandang gila harta.
Klo sudah punya harta yg cukup dan kehidupan yg mapan kan tinggal mencari cinta yg suci sist, karna untuk apa mimiliki tp tak bisa menikmati, lebih penting lg menurut sy cinta yg murni itu akan kita bawa ke dalam kekekalan di kehidupan yg akan datang sedangkan harta hanya fasilitas yg Tuhan berikan untuk kita bisa bertahan hidup di bumi ini sebagai anak2 Allah.
-
19 April 2018
nggak ada om..
kalo pun ada, itu cuman mitos/dongeng/cerita rakyat.. 😅
-
19 April 2018
Begitu terkesan dengan cerita teman saya, bagaimana dia bersatu dengan istrinya. Teman saya laki-laki bersuku Jawa pendidikan SMP pekerjaan parkir sedangkan istrinya bersuku Batak pendidikan SMA, mereka tidak beriman seperti kita.
Cerita singkatnya mereka bertemu di Semarang dan berpacaran, ketika calon istrinya pulang ke Medan berkata "kalau memang jodoh, kita akan bertemu lagi". Beberapa waktu kemudian dengan tekad bulat teman saya dengan uang Rp.3 juta sebagai tukon/sinamot+ uang transportasi dan uang makan pergi ke Medan seorang diri walaupun tidak pernah ke sana. Akhirnya diterima lamarannya dengan uang minim dan melangsungkan pernikahan sederhana , meskipun keluarga besar istrinya berkecukupan, selanjutnya memboyong istrinya ke Semarang. Secara ekonomi mereka merangkak dari bawah bahkan tinggal di warung yang tidak terpakai, namun lambat laun semakin baik ekonominya, hingga akhirnya bisa memiliki tanah dan membangun rumah.
Yang menjadi renungan bagi kita, meskipun dengan latar belakang demikian dan tidak memiliki iman seperti kita, mereka dengan mantap menyongsong hari esok, sedangkan Tuhan kita sudah mengajarkan jangan khawatir tentang apapun juga.Tapi semuanya kembali kepada pribadi masing-masing, bahkan saya pribadi pun terkadang khawatir juga maklum manusiawi.
19 April 2018 diubah oleh TORO617
-
19 April 2018
Waktu kuliah, kepo ke dosen cewek yg syantiex mulus org kayaaaah anak pejabat S2 pas jd dosen itu lg ambil S3 tp sgt membumi dan sederhana.
Cerita punya cerita, ternyata suaminya adalah supir pribadi papanya. 😱
Apa ini memandang harta? Tidak. 🙏🏻
Krn cinta murni mereka, sang supir calon anak perempuannya ini di sekolahkan S1 oleh keluarga cewek agar tidak dipermasalahkan oleh org2 yg memandang harta.
-
19 April 2018
iya,emang banyak juga orang yg merangkak dari bawah dan istrinya support,pernah bbrp ketemu bos yang tadinya ob,tekun luar biasa.kalau bisa mendapat pendamping seperti itu good for her.
masalahnya itu belum tentu terjadi pada semua orang dan solusi kek cerita diatas sopir disekolahin s1 juga belum tentu bisa diterapkan ke semua orang,gak semua orang seberuntung itu.
hati2 saat memilih pasangan termasuk cari yg punya financial planning jelas saat menikah ya untuk mengurangi error yg bisa terjadi di masa depan.
siapa yg tahu nasib dan sifat orang bisa berubah di masa depan,tapi Tuhan ngasih akal buat manusia sehingga dia bisa planning untuk mencegah or mengurangi hal2 yg tidak diinginkan dimasa depan.
-
19 April 2018
Semua kembali ke pribadi masing2 sist.
Kalau kita benar pasti dapatnya yg benar juga.
Pada lupa yah,,,,Tuhan bilang jangan khawatir akan hari esok. Mungkin bisa diterapkan dlm hal ini. Planning kan untuk future, kalau Tuhan berkehendak beda bigimana?
19 April 2018 diubah oleh MAYA509
-
19 April 2018
terima kasih sharingnya sis,saya ikut belajar,mama saya juga berpesan cari yang bertanggung jawab,realistis dan financial planningnya jelas.
pasti sedih banget kalau ngeliat anak gak bisa lanjutin sekolah,ini motivasi saya juga jangan sampai membentuk keluarga tapi gagal membahagiakan dan melindungi org terkasih.
God bless u sis
ELISA859 tulis:
Dulu waktu aku usia muda,aku berpikir,bahwa menikah itu cukup dengan cinta yg kuat dan tulus,makanya aku mau di nikahi seorang sopir,setelah punya anak ternyata kehidupan kami pas2an,saat anak2 beranjak dewasa tidak bisa melanjutkan ke SMA,akhirnya aku nekat jadi TKW,
Jadi kesimpulannya,harta itu sangat perlu untuk menunjang cinta,
-
19 April 2018
ELISA859 tulis:
Dulu waktu aku usia muda,aku berpikir,bahwa menikah itu cukup dengan cinta yg kuat dan tulus,makanya aku mau di nikahi seorang sopir,setelah punya anak ternyata kehidupan kami pas2an,saat anak2 beranjak dewasa tidak bisa melanjutkan ke SMA,akhirnya aku nekat jadi TKW,
Jadi kesimpulannya,harta itu sangat perlu untuk menunjang cinta,
Rancangan Tuhan bukanlah rancangan kita, akibat semua itu Elisa pada akhirnya dipilih dan dijadikan anak-Nya, kan? Semua ada maksud Tuhan.
-
19 April 2018
To be honest, agak2 gatel jari ini ngetiknya tp khawatir ada yg tersinggung.
Pasti sudah banyak yg tau dong quote yg mengatakan bahwa uang bukanlah segalanya. Tp begini, hidup juga butuh uang apalagi setelah pernikahan akan banyak kebutuhan2 yg harus dipenuhi dengan menggunakan uang. See!
Cinta boleh murni dr hati terdalam tp "common sense" harus jalan juga. Ngga mungkin juga hanya mengandalkan cinta saja kan? Bukan berarti harus memilih yang tajir melintir juga.
Dan gw khawatir juga dengan istilah menemani sama2 merangkak dari bawah / awal, karena yg saya amati pria yg ditemani oleh wanita / istrinya nya sedari 0, nanti pada masanya diizinkan untuk mengecap kenikmatan rezeki yg besar justru meninggalkan istrinya dan lari ke wanita lain.
Hahaha...cukup susah juga kan mencari pria yg tepat? Butuh radar dan sensitivitas yg tinggi untuk hal ini.
Maaf jika ada salah2 kata. 🙏
-
19 April 2018
Iya benar sekali,rencana Tuhan selalu indah,sekarangpun batal nikah,karna Tuhan tau yang terbaik untukku,hehehehe,
TORO617 tulis:
Rancangan Tuhan bukanlah rancangan kita, akibat semua itu Elisa pada akhirnya dipilih dan dijadikan anak-Nya, kan? Semua ada maksud Tuhan.
-
19 April 2018
Benar sist,kalo masih lajang blom punya anak,sebenarnya lebih gampang,karna bisa merintis karir bersama,tetapi perlu laki2 yg tangguh ulet dalam usaha dan berjuang,mau kerja keras dan pantang menyerah,barulah wanitanya bisa mendukung dlm usahanya,
SAURIA580 tulis:
To be honest, agak2 gatel jari ini ngetiknya tp khawatir ada yg tersinggung.
Pasti sudah banyak yg tau dong quote yg mengatakan bahwa uang bukanlah segalanya. Tp begini, hidup juga butuh uang apalagi setelah pernikahan akan banyak kebutuhan2 yg harus dipenuhi dengan menggunakan uang. See!
Cinta boleh murni dr hati terdalam tp "common sense" harus jalan juga. Ngga mungkin juga hanya mengandalkan cinta saja kan? Bukan berarti harus memilih yang tajir melintir juga.
Dan gw khawatir juga dengan istilah menemani sama2 merangkak dari bawah / awal, karena yg saya amati pria yg ditemani oleh wanita / istrinya nya sedari 0, nanti pada masanya diizinkan untuk mengecap kenikmatan rezeki yg besar justru meninggalkan istrinya dan lari ke wanita lain.
Hahaha...cukup susah juga kan mencari pria yg tepat? Butuh radar dan sensitivitas yg tinggi untuk hal ini.
Maaf jika ada salah2 kata. 🙏
-
19 April 2018
Dan bertanggung jawab terhadap keluarga serta setia selamanya (makin mencintai istrinya dr hari ke hari) juga sis.
Seperti yg saya katakan sebelumnya si wanita telah mendukung usaha si pria, dan merintis karir bersama namun si wanita ditinggalkan ketika si pria dalam posisi sukses.
Ah tidaaakkk...
ELISA859 tulis:
Benar sist,kalo masih lajang blom punya anak,sebenarnya lebih gampang,karna bisa merintis karir bersama,tetapi perlu laki2 yg tangguh ulet dalam usaha dan berjuang,mau kerja keras dan pantang menyerah,barulah wanitanya bisa mendukung dlm usahanya,
19 April 2018 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
19 April 2018
Sy memiliki prinsip klo burung di udara Tuhan pelihara apalagi kita yg diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, sy terlalu percaya berkat Tuhan tak pernah kurang dalam hidup sy, maka sy melihat kekhawatiran terhadap harta adalah suatu dosa, Seolah - olah Tuhan lg kemana gitu jadi lupa memberkati kita. Sy sebagai anak Allah terlalu percaya bila sy memiliki cinta yg murni itu jauuuuh lebih berharga dari pada memiliki harta, karna harta hanyalah titipan sedangkan cinta yg murni adalah hak milik yg menunjukkan karakter kita yg sesungguhnya. Apakah kita layak untuk disebut sebagai anak2 Allah. Maaf sebelumnya ini prinsip pribadi sy.
-
19 April 2018
Nah ini .. banyak wanita yang terjebak dengan stigma "bukan cewek matre". Karena takut dianggap matre akhirnya mengesampngkan masalah finansial. Sebenernya begini sih menurut pendapat saya :
1. Hidup butuh uang, itu realistis, jika si wanita sudah berkecukupan tentu saja masalah uang bukan hal krusial lagi. Dia bebas memilih laki laki manapun
2. Jika wanita tidak berkecukupan dan lakinya tidak berkecukupan, kemudian menikah .. apakah bisa memulai dari nol bersama? tentu bisa.. cuma seperti yang sist Sauria bilang ... perlu radar yang tepat untuk menangkap kualitas seorang pria.
Wanita harus bisa menangkap potensi potensi sukses. Jika dia melihatnya dan yakin mereka bisa sukses bersama dan kelak sang pria tetap setia tentu tak masalah. memang inilah yang ideal. Kualitas pria lah yang dilihat.
Namun bagaimana jika ternyata si wanita cuma terperangkap dalam stigma'aku bukan cewek matre', maen yakin saja dan ternyata yang dinikahi adalah pria yang pemalas dan tidak memiliki tanggung jawab untuk membahagiakan keluarganya. Yang begini juga banyak banget tuh saya lihat.
3. Tak dipungkiri ekonomi menjadi salah satu penyebab perceraian, perlu dipikirkan masak masak. Kalau memang yakin pria yang dipilihnya bisa dijadikan tempat bersandar kelak sekalipun sekarang belum sukses ya dijalani saja. Namun jika tidak ada kualifikasi seperti itu , semoga saja tidak salah pilih dan kelak justru wanitanya yang jadi tulang punggung keluarga. Kasihan.
SAURIA580 tulis:
To be honest, agak2 gatel jari ini ngetiknya tp khawatir ada yg tersinggung.
Pasti sudah banyak yg tau dong quote yg mengatakan bahwa uang bukanlah segalanya. Tp begini, hidup juga butuh uang apalagi setelah pernikahan akan banyak kebutuhan2 yg harus dipenuhi dengan menggunakan uang. See!
Cinta boleh murni dr hati terdalam tp "common sense" harus jalan juga. Ngga mungkin juga hanya mengandalkan cinta saja kan? Bukan berarti harus memilih yang tajir melintir juga.
Dan gw khawatir juga dengan istilah menemani sama2 merangkak dari bawah / awal, karena yg saya amati pria yg ditemani oleh wanita / istrinya nya sedari 0, nanti pada masanya diizinkan untuk mengecap kenikmatan rezeki yg besar justru meninggalkan istrinya dan lari ke wanita lain.
Hahaha...cukup susah juga kan mencari pria yg tepat? Butuh radar dan sensitivitas yg tinggi untuk hal ini.
Maaf jika ada salah2 kata. 🙏
-
19 April 2018
Kalau yang sudah menikah membaca komentar2 disini mungkin beberapa dari mereka akan menertawakan, terlalu banyak kekwatiran akan hari esok disini. ✌️