belajar kesehatan mental, mengenal Depresi terselubung
-
10 Januari 2018
RONNY542 tulis:
Sist...Depresi itu sendiri merupakan bukti dari ketidak percayaan kepada-Nya...Kalau dia sungguh Percaya dia tidak akan Depresi...Percaya disini dalam arti luas, bukan hanya sekedar di mulut saja, tetapi Imannya(didalam hati dan pikiran) itu juga diekspresikan di dalam perbuatan yang selaras dan harus konsisten. Percaya terhadap Kuasa, Kasih, Pemeliharaan-Nya dan Rancangan-Nya yang tidak terselami dan pasti ada Kasih di dalamnya (bisa dirasakan secara intuisi, tapi susah untuk dideskripsikan pake ilmu dunia).
Menurut saya, ada beberapa faktor penghambat untuk bisa Percaya penuh antara lain, Ego, kesombongan, terlalu mengandalkan pengertian sendiri (duniawi).
Kalau kita mau minta agar dipenuhi Hikmat Roh Kudus, kosongkan dulu "Gelasnya" (Merasa bodoh, tidak bisa dan tidak punya apa2).
Dalam kenyataan, memang susah untuk menyelaraskan Kehendak kita dengan Kehendak-Nya, tapi kalau kita mau dengan rendah hati meminta kekuatan dari-Nya untuk memampukan hal itu, maka pasti bisa.
BTW, kalau dia percaya penuh berarti dia juga Bersyukur, ada Damai Sejahtera, Bahagia ? Depresi ada ga ?
Salam Damai Sist...
Tuhan memberkati...
Saya juga setuju bang Roni :)
-
10 Januari 2018
oya gpp kalau kadang kelewat bacanya, saya juga gitu Krn itu saya biasakan break down, potong kecil2 komentar panjang jadi lebih jelas jawabnya :)
Tapi sekarang sudah ngga sensi lagi kan? Syukurlah masa tersebut terlewati dengan baik :)
Bukan petugas dinsos tp pemerhati sosial ini ya :) untuk tahu pengaruhnya ada atau tidak mungkin kita harus lihat lagi perkembangan anak anak tersebut, harapannya semoga tidak mempengaruhi anak-anak tsb ya tp kalau penyakit keturunan bisa jadi dibawa, macam bibit penyakit kejiwaan (saya lupa namanya) kalau ingat saya sebut nanti -_-" PR ini Haha
Saya jg jd tertarik untuk belajar hal ini Krn orang-orang yg saya temui disekitar saya, ada 2 kejadian sama terjadi pada 2 orang yg berbeda agama, latar belakang hampir sama namun reaksi dan tindakan yg dilakukan berbeda, memang tergantung masing2 manusianya, lucunya yg teman saya sendiri yg kenal Tuhan malah sikap dan tindakannya mengecewakan, padahal kenal hukum kasih, sementara yg Muslim lebih baik menjalaninya...
SKY790 tulis:
sepertinya saya juga pernah mengalami di kasus pertama, ketika masih kecil, tapi saya sensitif dengan hal yang berhubungan dengan mama. bentuk ekspresinya berbeda saya bisa sedih, menangis sampai menutup diri. tapi itu dulu sekarang udah gak
di kasus yang kedua, ini terjadi pada 2 orang ibu yang berbeda (saya bukan orang dinas sosial lho,,,) tapi keduanya memiliki persamaan setelah lahir si anak di pisahkan dari ibunya (menurut saya kejam tapi mungkin buat kebaikan si anak kedepannya) semoga gak berpengaruh secara gen biologis.
jika ada yang berpendapat orang yang depresi itu tidak percaya Tuhan, saya kurang setuju (maaf ini menurut saya) setiap manusia mempunyai "bibit depresi" (koreksi jika saya salah) dan banyak kok faktor penyebabnya. tekanan yang terus menerus bisa jadi gunung meletus.
karena itu jangan lupa ajaran kasih,dan ingat kemampuan diri, jika lelah yah istirahat, jika ngantuk yah tidur, jika bosan yah refresing. jangan lupa bahagia karena orang lain tidak bertanggung jawab atas kebahagianan kita.
kebahagiaan itu milik orang orang yang bersyukur
-
11 Januari 2018
Nahh Kalimat yang paling akhir kaka ini tuhh..yang lebih..PR..bangett..
AYUSARI311 tulis:
oya gpp kalau kadang kelewat bacanya, saya juga gitu Krn itu saya biasakan break down, potong kecil2 komentar panjang jadi lebih jelas jawabnya :)
Tapi sekarang sudah ngga sensi lagi kan? Syukurlah masa tersebut terlewati dengan baik :)
Bukan petugas dinsos tp pemerhati sosial ini ya :) untuk tahu pengaruhnya ada atau tidak mungkin kita harus lihat lagi perkembangan anak anak tersebut, harapannya semoga tidak mempengaruhi anak-anak tsb ya tp kalau penyakit keturunan bisa jadi dibawa, macam bibit penyakit kejiwaan (saya lupa namanya) kalau ingat saya sebut nanti -_-" PR ini Haha
Saya jg jd tertarik untuk belajar hal ini Krn orang-orang yg saya temui disekitar saya, ada 2 kejadian sama terjadi pada 2 orang yg berbeda agama, latar belakang hampir sama namun reaksi dan tindakan yg dilakukan berbeda, memang tergantung masing2 manusianya, lucunya yg teman saya sendiri yg kenal Tuhan malah sikap dan tindakannya mengecewakan, padahal kenal hukum kasih, sementara yg Muslim lebih baik menjalaninya...
-
11 Januari 2018
Iya, dengan jenis stressor yg sama/mirip, reaksi atau seperti apa pengaruhnya pada 2 orang bisa saja berbeda. Banyak faktor yg mempengaruhi. Bisa jadi salah satunya krn stressor tsb 'spesifik' terkait pengalaman di masa lalu yg tidak menyenangkan dan tidak dapat diatasi dengan baik. Dan yang pasti setiap orang memang senantiasa bereaksi secara holistik.
AYUSARI311 tulis:
Saya jg jd tertarik untuk belajar hal ini Krn orang-orang yg saya temui disekitar saya, ada 2 kejadian sama terjadi pada 2 orang yg berbeda agama, latar belakang hampir sama namun reaksi dan tindakan yg dilakukan berbeda, memang tergantung masing2 manusianya, lucunya yg teman saya sendiri yg kenal Tuhan malah sikap dan tindakannya mengecewakan, padahal kenal hukum kasih, sementara yg Muslim lebih baik menjalaninya...
11 Januari 2018 diubah oleh KATHARINA781
-
11 Januari 2018
Syalom
Blh ikutan
Bagaimana perilaku yg sering datangnya tiba2.
Sbg contoh: sering di suatu wkt termenung...menjadi pendiam...sering de javu...apakah hal spt ini seseorg mengalami depresi...? Mhn penjelasannya...maaf msh belajar...
AYUSARI311 tulis:
Betul, manusia ya manusiawi, tempatnya salah dan kurang
-
11 Januari 2018
ketemu namanya Skizofrenia #semogabetul hahaha
PRnya dikumpuliiin
IAN754 tulis:
Nahh Kalimat yang paling akhir kaka ini tuhh..yang lebih..PR..bangett..
-
11 Januari 2018
Betul mbak Katharina, manusia bereaksi secara keseluruhan atas apa yg terjadi dalam hidupnya, saya jujur memang tidak tahu histori dan pengalaman hidup mereka, dan keterbatasan pemahaman saya tersebut jadi batasan saya untuk melihat ke reaksinya (sekarang) saja dan melihat dari kepribadian mereka.... namun yang saya lihat semuanya kembali lagi ke masing2 pribadi dan bagaimana mereka memanajemen hati, perasaan dan pegangan hidup mereka ke kepercayaannya masing2
Tapi tetep menyayangkan saja....dan satu hal yg jadi komponen penting adalah terbuka, meminta bantuan jika merasa tak mampu, dan mengijinkan orang untuk membantu
KATHARINA781 tulis:
Iya, dengan jenis stressor yg sama/mirip, reaksi atau seperti apa pengaruhnya pada 2 orang bisa saja berbeda. Banyak faktor yg mempengaruhi. Bisa jadi salah satunya krn stressor tsb 'spesifik' terkait pengalaman di masa lalu yg tidak menyenangkan dan tidak dapat diatasi dengan baik. Dan yang pasti setiap orang memang senantiasa bereaksi secara holistik.
AYUSARI311 tulis:
Saya jg jd tertarik untuk belajar hal ini Krn orang-orang yg saya temui disekitar saya, ada 2 kejadian sama terjadi pada 2 orang yg berbeda agama, latar belakang hampir sama namun reaksi dan tindakan yg dilakukan berbeda, memang tergantung masing2 manusianya, lucunya yg teman saya sendiri yg kenal Tuhan malah sikap dan tindakannya mengecewakan, padahal kenal hukum kasih, sementara yg Muslim lebih baik menjalaninya...
-
11 Januari 2018
Halo mas Ian, Syalom, boleh banget ikutan
kalau menurut saya dejavu bukan depresi sih mas,sebentar in benarkan pengertian de ja vu itu cuma merasa pernah mengalami kejadian tertentu trus terjadi lagi kan? trus setahunyasaya kalau orang termenung pasti diam mas, kalau termenung sambil ngomong itu berarti menghayati lagu hehehehe
bercanda mas Ian, saya juga masih belajar ini, mungkin bisa lebih rinci penjelasannya?
IAN718 tulis:
Syalom
Blh ikutan
Bagaimana perilaku yg sering datangnya tiba2.
Sbg contoh: sering di suatu wkt termenung...menjadi pendiam...sering de javu...apakah hal spt ini seseorg mengalami depresi...? Mhn penjelasannya...maaf msh belajar...
-
11 Januari 2018
Hahahahh.. Yang tadi itu hanya Intermezzo saja kak Ayu..
Ojo Spaneng lhoo kak..
Wkwkwk..
AYUSARI311 tulis:
ketemu namanya Skizofrenia #semogabetul hahaha
PRnya dikumpuliiin
-
11 Januari 2018
Hmm...Manajemen hati...Sebagai manusia kita memang sering diombang ambingkan oleh perasaan yang sebenarnya diciptakan oleh imajinasi kita sendiri...ciptakan target sendiri...jika tak terpenuhi...kecewa, bete, galau,dll. Singkatnya gagal mencapai ekspetasi yang diinginkan.Salah satu penyebab Depresi adalah terlalu percaya dan memaksakan kekuatan sendiri (Yang sebenarnya sangat lemah di mata Tuhan) untuk menggapai ekspetasinya tersebut, akan tetapi hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Tuhan sendiri akan membiarkan mereka yang hanya mengandalkan kekuatan sendiri dan melihat hasilnya sendiri. Apa yang engkau pikirkan dan yakini, maka itulah yang akan terjadi padamu. Padahal ada jelas tertulis di Alkitab, Berkat Tuhan lah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya (Heran saya, diajari cara yang mudah dan aman, malah mau mempersulit diri sendiri, lucu aja, dengan sombongnya mengagulkan kekuatan sendiri yang sebenarnya amat lemah di mata-Nya).
Manajemen hati yang baik adalah jika kita telah menyadari sebagai manusia yang lemah dan berdosa, maka sebaiknya hal tersebut diserahkan kepada-Nya secara total disertai dengan kepercayaan penuh akan Pemelihaan-Nya dan Rancangan-Nya yang pasti ada Kuasa dan Kasih didalamnya. Dan hal itu jika kita sudah jalankan secara konsisten, maka pasti akan memunculkan Sifat2 Positif seperti : Tidak khawatir, tidak stress, bersyukur, ada Damai Sejahtera.
Terakhir, semua ilmu2 di dunia ini, menurut saya pasti akan bermuara kepada Ajaran-Nya (Induk dari segala Hikmat)..
Salam Damai Sist Ayu...
Tuhan memberkati...
AYUSARI311 tulis:
Betul mbak Katharina, manusia bereaksi secara keseluruhan atas apa yg terjadi dalam hidupnya, saya jujur memang tidak tahu histori dan pengalaman hidup mereka, dan keterbatasan pemahaman saya tersebut jadi batasan saya untuk melihat ke reaksinya (sekarang) saja dan melihat dari kepribadian mereka.... namun yang saya lihat semuanya kembali lagi ke masing2 pribadi dan bagaimana mereka memanajemen hati, perasaan dan pegangan hidup mereka ke kepercayaannya masing2
Tapi tetep menyayangkan saja....dan satu hal yg jadi komponen penting adalah terbuka, meminta bantuan jika merasa tak mampu, dan mengijinkan orang untuk membantu
-
11 Januari 2018
ini kepanjangan penjelasan saya dilanjut mas Ronny, bener mas betul sekali 100! setuju saya, namun sedih lihat orang yg tidak begitu, saya mau bantu beliau tidak mau dibantu, kasian lihatnya tapi jengkel lihat reaksinya (kalau sudah begini, saya mojok di bawah pohon cabe bawa cobek hehehe #bikinsambalterasi) hehehe bercanda mas.... ya bisanya bantu diberi pengharapan yg baik, saya meyakinkan diri sendiri, beliau akan sadar akan sifat kemanusiaannya...by the way bus way...mas Roni gaya penulisannya sedikit berubah lho, atau perasaaan saya saja ya hohoho, berubah lebih baik koq mas
RONNY542 tulis:
Tuhan sendiri akan membiarkan mereka yang hanya mengandalkan kekuatan sendiri dan melihat hasilnya sendiri. Apa yang engkau pikirkan dan yakini, maka itulah yang akan terjadi padamu. Padahal ada jelas tertulis di Alkitab, Berkat Tuhan lah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya (Heran saya, diajari cara yang mudah dan aman, malah mau mempersulit diri sendiri, lucu aja, dengan sombongnya mengagulkan kekuatan sendiri yang sebenarnya amat lemah di mata-Nya).
Terakhir, semua ilmu2 di dunia ini, menurut saya pasti akan bermuara kepada Ajaran-Nya (Induk dari segala Hikmat)..
Salam Damai Sist Ayu...
Tuhan memberkati...
-
11 Januari 2018
engga spaneng koq santai kaya di pantaii hehe
IAN754 tulis:
Hahahahh.. Yang tadi itu hanya Intermezzo saja kak Ayu..
Ojo Spaneng lhoo kak..
Wkwkwk..
-
11 Januari 2018
Terpujilah Tuhan, dibilang lebih baik tulisannya...hehehe...maklum msh newbie...jd wajarlah kalo msh inkonsisten...Sist, kalau mau tulus bantu, pantang menyerah dong..kalau dia msh keukeuh juga...dibawa aja dalam doa, biar DIA sendiri yang merubah kekerasan hatinya.
BTW...Sist ga usah bingung dengan tulisan2 saya, karena sesuai gol. darah saya...katanya sih emang unpredictable (ada yg bilang gol.darah Alien kali ya..hehehe)...saudara2 saya di rmh yg udah lama dekat aja susah menebak saya...apalagi sist. Ayu..
Salam Damai...
Tuhan memberkati...
AYUSARI311 tulis:
ini kepanjangan penjelasan saya dilanjut mas Ronny, bener mas betul sekali 100! setuju saya, namun sedih lihat orang yg tidak begitu, saya mau bantu beliau tidak mau dibantu, kasian lihatnya tapi jengkel lihat reaksinya (kalau sudah begini, saya mojok di bawah pohon cabe bawa cobek hehehe #bikinsambalterasi) hehehe bercanda mas.... ya bisanya bantu diberi pengharapan yg baik, saya meyakinkan diri sendiri, beliau akan sadar akan sifat kemanusiaannya...by the way bus way...mas Roni gaya penulisannya sedikit berubah lho, atau perasaaan saya saja ya hohoho, berubah lebih baik koq mas
-
11 Januari 2018
Maaf mba...sblmnya karakter org tsb tdk sering termenung...dan bukan pendiam...tapi tiba2 hal tsb terjadi...utk wkt lama...jadi sifatnya bnr2 berubah total
AYUSARI311 tulis:
Halo mas Ian, Syalom, boleh banget ikutan
kalau menurut saya dejavu bukan depresi sih mas,sebentar in benarkan pengertian de ja vu itu cuma merasa pernah mengalami kejadian tertentu trus terjadi lagi kan? trus setahunyasaya kalau orang termenung pasti diam mas, kalau termenung sambil ngomong itu berarti menghayati lagu hehehehe
bercanda mas Ian, saya juga masih belajar ini, mungkin bisa lebih rinci penjelasannya?
-
11 Januari 2018
kalau psikosomatis itu masuk kategori gak?
-
11 Januari 2018
inkosisten tapi progresnya bagus artinya maju, lebih santai ketikannya (bukan ngomongnya ya) awal2 semangat '45 hehehe
oya membantunya berusaha tulus, tapi saya juga belom bisa fokus terus di satu hal (mikirin beliau terus, masih manusia yg manusiawi juga mas, banyak hal yg menarik perhatian saya dan perlu perhatian saya juga) Terimakasih nasihatnya :)
wah bahasan baru lagi muncul ini, golongan darah mempengaruhi karakter? saya suka baca komik golongan darah juga, lucu menghibur, cuma belom yakin itu mempengaruhi karakter sih hehehe....dari komik dan pengakuan mas Roni jadi AB ni hmm #tebakberhadiah
RONNY542 tulis:
Terpujilah Tuhan, dibilang lebih baik tulisannya...hehehe...maklum msh newbie...jd wajarlah kalo msh inkonsisten...Sist, kalau mau tulus bantu, pantang menyerah dong..kalau dia msh keukeuh juga...dibawa aja dalam doa, biar DIA sendiri yang merubah kekerasan hatinya.
BTW...Sist ga usah bingung dengan tulisan2 saya, karena sesuai gol. darah saya...katanya sih emang unpredictable (ada yg bilang gol.darah Alien kali ya..hehehe)...saudara2 saya di rmh yg udah lama dekat aja susah menebak saya...apalagi sist. Ayu..
Salam Damai...
Tuhan memberkati...
-
11 Januari 2018
Kalau awalnya ceria kemudian berubah murung, bisa jadi dia mmg ada masalah, cuman kalau begitu ngga diajak ngobrol, curhat? gitu mas, mungkin perlu temen ngobrol? ini beliaunya pria/wanita? Karena dari pengamatan saya yg lebih rentan terkena depresi adalah pria, sempat bbrp kali saya kunjungan ke RS. pasiennya didominasi laki2, karena wanita lebih gampang bercerita dan curhat :)
IAN718 tulis:
Maaf mba...sblmnya karakter org tsb tdk sering termenung...dan bukan pendiam...tapi tiba2 hal tsb terjadi...utk wkt lama...jadi sifatnya bnr2 berubah total
-
11 Januari 2018
Gangguan psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran memengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau diperparah. ini sudah masuk depresi kalau sudah didiagnosa dokter dengan psikosomatis, biasanya karena kecemasan dan stress yg berlebihan, badan yg sehat pun jadi sakit karena pikiran kita terlalu capek, kita merasa punya sakit tertentu yg ngga hilang, padahal sebenarnya mungkin ngga sakit sampai betulan muncul penyakitnya (jadi kepikiran kalau pikiran manusia memang magnet ya, semoga kita selalu menarik hal baik dan bahagia saja, jangan sampai kena psikosomatis)
HADES150 tulis:
kalau psikosomatis itu masuk kategori gak?
-
11 Januari 2018
Sis Ayusari dan bro Ronny trimakasih utk forum ini. Menarik sekali pembahasannya krn sy dr dulu suka dg hal2 yg berhubungan dg psikologi. Utk psikosomatis itu baru2 ini keluarga saya kerap membahasnya krn om saya ada yg kena psikosomatis.
-
11 Januari 2018
MARINA562 tulis:
Sis Ayusari dan bro Ronny trimakasih utk forum ini. Menarik sekali pembahasannya krn sy dr dulu suka dg hal2 yg berhubungan dg psikologi. Utk psikosomatis itu baru2 ini keluarga saya kerap membahasnya krn om saya ada yg kena psikosomatis.
Share aja mbak, nambah pengetahuan kami hehehe masih perlu banyak belajar soalnya, nambah wawasan :) jika mbak berkenan
-
11 Januari 2018
Hai Sist Marina...udh lama ga kita ga share nih...Tuhan Yesus telah mengajarkan betapa pentingnya Iman itu bagi kita semua. Kalau hal itu dihubungkan dengan Ilmu dunia ada suatu Teori yang baru saya pelajari : Law Of Atraction. Setelah saya pelajari, ternyata sesuai juga dengan apa yang saya yakini sebelumnya juga yaitu : Apa yang kita pikirkan, maka itulah yang kelak akan terjadi. Seseorang yang sangat khawatir tentang sesuatu, biasanya akan terjadi seperti yang dikhawatirkan itu. Makanya kalau sudah tahu hal itu, kenapa kita ga selalu berimajinasi positif aja ? Dari cerita2 ttg Depresi di atas, menurut saya pada dasarnya memang udah ga logis dari awalnya...karena aneh juga ya...bagaimana mau mencapai hasil positif jika diawali dengan imajinasi yang negatif (Terutama secara tanpa sadar telah mengingkari Kuasa dan Kasih Tuhan).
Sedikit saran saya untuk Om Sist Marina, ajaklah beliau untuk lebih dekat dan Percaya kepada Kuasa, Kasih dan Pemeliharaan-Nya. Jangan terlalu hanya mau mengandalkan diri sendiri, saya pernah dengar menurut penelitian ilmu Kesehatan, penyebab penyakit yang paling berbahaya adalah stress dan kalau hal itu dianggap remeh bisa berefek kepada penyakit2 berat lainnya spt Jantung, darah tinggi, dll (Mengenai hal ini saya udah melihat sendiri yang terjadi pada saudara saya/Ipar).
Mereka mereka yang mengingkari ayat :Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, Susah payah tidak akan menambahinya....dengan sendiri akan menuai hasilnya sesuai Hukum Law Atraction tadi.
Salam Damai Sist Marina...
Tuhan memberkati...
MARINA562 tulis:
Sis Ayusari dan bro Ronny trimakasih utk forum ini. Menarik sekali pembahasannya krn sy dr dulu suka dg hal2 yg berhubungan dg psikologi. Utk psikosomatis itu baru2 ini keluarga saya kerap membahasnya krn om saya ada yg kena psikosomatis.
-
11 Januari 2018
AYUSARI311 tulis:
Kalau usia dini ini pasti yg orang tua jaman sekarang nyebutnya "nanti trauma" menurut saya pribadi alasan depresinya bisa di usia apa saja dan karena alasan apa saja tergantung barier capacity dan alasan-alasan lain yg sudah sedikit disebut di obrolan sebelumnya :) tapi terimakasih masukannya, memperkaya dan menambah pemahaman ttg topik ini :)
Kalau secara psikologis/psikiater semua ketarik di jaman GA dan pubertas sis.
Ada kekosongan kasih dari sang orangtua.
Sista coba observasi saja, yg sista kenal lg depresi. Dirunut kebelakang,,,pasti ada tekanan dr ayah/ibu nya,,,yg berulang, terpendam menjadi kepahitan/luka batin.
Ngorek mpe sedalam itu sgt susah kalau yg depresi tdk mau berserah. Memang sgt sakit membuka luka batin ke publik. Tp saat berserah itu, hasilnya suka cita luar biasa.
Saya pernah bikin thread di JK kalau ga salah,,,,bertemu cowok depresi di JK.
Setelah saya telaah ulang ke sini,,,,depresi ybs termasuk sociopath. Karena termasuk org2 yg bisa memanipulasi org lain agar mendapat jabatan yg lbh tinggi di perusahaan.
Silahkan di googling istilah ini sis; sosiopath, narcisstic, psychopat (ini jenis depresi terparah biasanya harus menggunakan resep obat psikiater).
-
11 Januari 2018
VERMISSEN495 tulis:
Kalau secara psikologis/psikiater semua ketarik di jaman GA dan pubertas sis.
Ada kekosongan kasih dari sang orangtua.
Sista coba observasi saja, yg sista kenal lg depresi. Dirunut kebelakang,,,pasti ada tekanan dr ayah/ibu nya,,,yg berulang, terpendam menjadi kepahitan/luka batin.
Ngorek mpe sedalam itu sgt susah kalau yg depresi tdk mau berserah. Memang sgt sakit membuka luka batin ke publik. Tp saat berserah itu, hasilnya suka cita luar biasa.
Saya pernah bikin thread di JK kalau ga salah,,,,bertemu cowok depresi di JK.
Setelah saya telaah ulang ke sini,,,,depresi ybs termasuk sociopath. Karena termasuk org2 yg bisa memanipulasi org lain agar mendapat jabatan yg lbh tinggi di perusahaan.
Silahkan di googling istilah ini sis; sosiopath, narcisstic, psychopat (ini jenis depresi terparah biasanya harus menggunakan resep obat psikiater).
Pernah baca itu juga :) sosiopath, narcisstic, psychopat kalau sampai ada record cerita yg terakhir kadang sudah terjadi pembunuhan...
Tp mmg ada efek besar ttg bagaimana anak memiliki konsep diri (Dr didikan/perlakuan orang tua) di ilmu yg saya tekuni ini jg ada istilah golden age Dr usia 0-3 tahun dimana anak menyerap baik buruk tanpa filter dan membekas di kepribadian mereka, cuman mmg kesulitannya bagi yg depresi untuk mengingat, kadang sudah lupa kejadiannya namun tidak hilang bekasnya (rasa negatifnya)
-
11 Januari 2018
Sist...menurut saya penyakit ini (Sociopath) akibat Hukum Tabur Tuai...Jika masih belum bertobat ya susah ngobatinnya secara teori medis (pakai obat2 medis sy rasa percuma juga/akan lama sembuh jika tidak disertai dengan pemulihan mental).
Salam Damai...
Tuhan memberkati...
VERMISSEN495 tulis:
Kalau secara psikologis/psikiater semua ketarik di jaman GA dan pubertas sis.
Ada kekosongan kasih dari sang orangtua.
Sista coba observasi saja, yg sista kenal lg depresi. Dirunut kebelakang,,,pasti ada tekanan dr ayah/ibu nya,,,yg berulang, terpendam menjadi kepahitan/luka batin.
Ngorek mpe sedalam itu sgt susah kalau yg depresi tdk mau berserah. Memang sgt sakit membuka luka batin ke publik. Tp saat berserah itu, hasilnya suka cita luar biasa.
Saya pernah bikin thread di JK kalau ga salah,,,,bertemu cowok depresi di JK.
Setelah saya telaah ulang ke sini,,,,depresi ybs termasuk sociopath. Karena termasuk org2 yg bisa memanipulasi org lain agar mendapat jabatan yg lbh tinggi di perusahaan.
Silahkan di googling istilah ini sis; sosiopath, narcisstic, psychopat (ini jenis depresi terparah biasanya harus menggunakan resep obat psikiater).
-
12 Januari 2018
RONNY542 tulis:
Sist...menurut saya penyakit ini (Sociopath) akibat Hukum Tabur Tuai...Jika masih belum bertobat ya susah ngobatinnya secara teori medis (pakai obat2 medis sy rasa percuma juga/akan lama sembuh jika tidak disertai dengan pemulihan mental).
Salam Damai...
Tuhan memberkati...
Yg pakai obat medis khusus psikopat bro.
Coba di baca ulang komen saya. :)
Karena mereka extreme menyakiti/menganiaya korbannya secara fisik.
Sociopath byk bgt di perusahaan2 besar tingkat asmen ke atas. Jadi politik kantor. :D. Sociopath hanya psikis/memanipulasi pikiran korbannya.