Apa Reaksi Kamu Jika kamu baru tahu pasangan kamu penderita HIV?
-
10 Januari 2018
Postingan ini bertujuan untuk melihat bagaimana reaksi para anggota JK ketika baru mengetahui status HIV pasangan kamu setelah menikah. Tindakan apa yg anda lakukan?
-
10 Januari 2018
Syok
-
10 Januari 2018
Diam
-
10 Januari 2018
KATHARINA781 tulis:
Syok
itu tindakan apa reaksi ya?
-
10 Januari 2018
Judulnya reaksi bukan?
LEO964 tulis:
itu tindakan apa reaksi ya?
-
10 Januari 2018
jd yg ts mau apa ya?
-
10 Januari 2018
saia binggung jawab apa?!?!?!?
-
10 Januari 2018
???????????
-
10 Januari 2018
klau yg dimaksud tindakan, yah sgra periksakan diri kita, apakah kita telah tertular atau belum.
-
10 Januari 2018
.
11 Januari 2018 diubah oleh KATHARINA781
-
10 Januari 2018
Membayangkannya saja sulit
-
10 Januari 2018
kebetulan saya pernah jadi volunteer hiv aids di yayasan aids indo pas masih kuliah sampai awal kerja. sempet berinteraksi sama bbrp penderitanya. jadi benernya kalo soal stigma takut tertular or malu punya pacar penderita hiv sih itu tidak berpengaruh buat saya.
cuman pengalaman bantu mengurus org penderita hiv apalagi kalo dah parah itu capai butuh kesabaran ekstra bertahun2,mungkin saya bisa gak tahan suatu saat, makanya saya selalu salut sama orang yg bisa setia sampai akhir ama pasangannya yg mengidap odha
-
10 Januari 2018
Tahunya pas kapan dulu... Stlah merid kah? Sebelum merid?
Tapi pasti langsung ke dokter... Periksa dulu lah... Skarang dan 6 bulan kemudian periksanya...
-
10 Januari 2018
NOWRUZ363 tulis:
kebetulan saya pernah jadi volunteer hiv aids di yayasan aids indo pas masih kuliah sampai awal kerja. sempet berinteraksi sama bbrp penderitanya. jadi benernya kalo soal stigma takut tertular or malu punya pacar penderita hiv sih itu tidak berpengaruh buat saya.
cuman pengalaman bantu mengurus org penderita hiv apalagi kalo dah parah itu capai butuh kesabaran ekstra bertahun2,mungkin saya bisa gak tahan suatu saat, makanya saya selalu salut sama orang yg bisa setia sampai akhir ama pasangannya yg mengidap odha
Betul banyak masyarakat yg belom teredukasi tth ohida, masyarakat awam belom paham ttg itu jd mereka takut tertular, saya dan teman2 lama juga ikut berpartisipasi berkegiatan dengan anak2 penyandang Aids, yg dijauhi masyarakat sekitarnya krn mereka takut tertular. Mungkin mbak Nowru bisa share lebih banyak pengalaman tsb spy teman2 lain bisa lebih paham :) , sekedar saran saja
-
10 Januari 2018
Kalau tahu nya setelah menikah dan sudah terlanjur berhubungan seks atau melakukan kegiatan lain yg berisiko tertular tentunya harus lgsg vct dulu ya. Lalu setelah itu baru cari cara bagaimana hidup berpasangan dgn odha yang tidak berisiko ikut tertular HIV. Selain itu tentu saja harus jagain pasangan sebaik baiknya termasuk buat rajin minum obatnya krn kan dia rentan sakit ketika imun tubuhnya melemah. Mempersiapkan diri juga untuk kondisi ketika keadaan odha sedang drop. Karena itu akan cukup menyita waktu, dana, dan tenaga.
Karena ketika memutuskan untuk menikah pasti ada banyak aspek yg dipertimbangkan. Kesehatan hanya salah satunya. Pasti ada cara tetap bersama dengan bahagia.
-
10 Januari 2018
menurut saya pasien odha itu perlu dukungan,di jakarta ada volunteer yang siap membantu di yayasan aids indo di slipi or kalau sudah parah di yayasan spiritia, dan bagi org yg punya anggota keluarga,bisa kesana juga buat belajar gimana cara mengurus pasien odha(termasuk membantu mereka mandi dkk seperti perawat), dan gak semua pasien odha itu karena perilaku sex bebas,banyak juga yg krn apes, dan dulu pas masih aktif pernah ketemu jg penderita odha punya anak,anaknya gak ketular, jd ya ada kemungkinan spt itu.
pas waktu pelatihan jadi volunteer pernah ngalamin hal yang lucu agak tragis,kita disuruh ketemu orang,ganteng banget trus dia bilang saya pengidap hiv,tp g gak shock loh denger dia ngomong begitu,shock sampe melongo itu pas di spiritia pertama kali liat org kurus kering pengidap odha tingkat lanjut lg dimandiin.
-
10 Januari 2018
langsung ke rs bersama pasangan.
berharap diri belum terinfeksi, dan meminta anjuran dokter saat ingin memiliki anak yg negatif HIV.
10 Januari 2018 diubah oleh FIKA380
-
10 Januari 2018
Ini utk bahan penelitian ya, sesuai profil kamu? hehehe... Yaah, yg jelas sih aku akan menatap pasangan dng rasa kecewa. Selanjtnya aku akan memeriksakan diriku ke dokter (utk mengecek apakah aku sdh tertular) dan meminta pengarahan dari dokter bgmn cara menggunakan proteksi yg benar2 aman dlm hubungan pasutri (ini bahasaku ga vulgar kan ya? soalnya aku ga tau gmn lg hrs mengutarakannya).
10 Januari 2018 diubah oleh ANITA089
-
10 Januari 2018
LEO964 tulis:
itu tindakan apa reaksi ya?
Judulnya mengarah pd reaksi. Isi artikelnya mengarah pada reaksi dan tindakan. Kalo sedang melakukan penelitian sih sebaiknya ada kejelasan ttg apa yg diinginkan. Reaksi? tindakan? Keduanya?
10 Januari 2018 diubah oleh ANITA089
-
10 Januari 2018
terima aja apa adanya. bukankah cinta bisa menutupi segala sesuatunya menerima kelebihan dan kelemahan seseorang ?
-
10 Januari 2018
HIV masih bisa hidup normal, normal artinya sama seperti manusia lainnya yg bisa kerja dan aktifitas lainnya tanpa ada rasa gejalanya seperti demam , TBC , kanker dll.
Asalkan dijalani dengan terapi dan konsumsi obat obatan sesuai anjuran dokter sehingga kekebalan tubuhnya masih mampu dan bisa hidup normal.
AIDS itu batas stadium akhir dari penderita HIV, kalau sudah sampai batas stadium ini ya tinggal nunggu hari saja. Karena kekebalan tubuhnya sudah tak dapat dibantu dengan terapi dan obat obatan dari anjuran dokter, penderita AIDS terjadi ketika penderita HIV lengah tidak menyadari menderita HIV sehingga tidak mendapatkan terapi dan obat obatan dari dokter..
-
11 Januari 2018
TS-nya lagi melakukan penelitian ya?
ANITA089 tulis:
Judulnya mengarah pd reaksi. Isi artikelnya mengarah pada reaksi dan tindakan. Kalo sedang melakukan penelitian sih sebaiknya ada kejelasan ttg apa yg diinginkan. Reaksi? tindakan? Keduanya?
-
11 Januari 2018
hahahaha.......buat disertasi malah. Nggak seh. Beberapa teman di sini juga sudah menjelaskan bagaimana soal stigma & diskriminasi terhadap ODHA. Makanya saya mencoba melemparkan topik ini ke anggota JK. Kami memang bekerja di masyarakat untuk isu-isu kesehatan masyarakat dan melihat HIV itu ibarat gunung es yang hanya kelihatan dipuncakanya. banyak kasus memang terjadi dalam rumah tangga di mana salah satu pasangannya tidak pernah mengetahui status kesehatan pasangannya selama bertahun-tahun setelah menikah.
Tujuan dari topik ini memang sengaja saya membuat 2 quetion yang berbeda tetapi saling berkaitan. Reaksi itu lebih kepada bagaimana reaksi awal ketika pasangannya baru mengetahui.
lalu soal tindakan: artinya setelah mengetahui status pasangannya bagaimana tindakan kita selalanjtunya. Beberapa teman-teman telah menjawab memeriksakan diri ke dokter dan lain-lain. Sebenarnya HIV itu sudah memiliki obat namanya obat Anti Retroviral (ARV) yang membantu mencegah replikasi Virus dalam darah dan menaikan sistem imunitas tubuh. Tetapi bukan membunuh dan menghilangkan virus HIVnya.
Itu tanggapan saya. terima kasih
ANITA089 tulis:
Ini utk bahan penelitian ya, sesuai profil kamu? hehehe... Yaah, yg jelas sih aku akan menatap pasangan dng rasa kecewa. Selanjtnya aku akan memeriksakan diriku ke dokter (utk mengecek apakah aku sdh tertular) dan meminta pengarahan dari dokter bgmn cara menggunakan proteksi yg benar2 aman dlm hubungan pasutri (ini bahasaku ga vulgar kan ya? soalnya aku ga tau gmn lg hrs mengutarakannya).
-
11 Januari 2018
Gak, itu dua hal yang berbeda.
Reaksi itu sikap awalk saat mengetahui status HIV pasangan. Kalau tindakan itu setelahnya. hehehehehe
KATHARINA781 tulis:
TS-nya lagi melakukan penelitian ya?
ANITA089 tulis:
Judulnya mengarah pd reaksi. Isi artikelnya mengarah pada reaksi dan tindakan. Kalo sedang melakukan penelitian sih sebaiknya ada kejelasan ttg apa yg diinginkan. Reaksi? tindakan? Keduanya?
-
11 Januari 2018
Betul
RENOLD638 tulis:
HIV masih bisa hidup normal, normal artinya sama seperti manusia lainnya yg bisa kerja dan aktifitas lainnya tanpa ada rasa gejalanya seperti demam , TBC , kanker dll.
Asalkan dijalani dengan terapi dan konsumsi obat obatan sesuai anjuran dokter sehingga kekebalan tubuhnya masih mampu dan bisa hidup normal.
AIDS itu batas stadium akhir dari penderita HIV, kalau sudah sampai batas stadium ini ya tinggal nunggu hari saja. Karena kekebalan tubuhnya sudah tak dapat dibantu dengan terapi dan obat obatan dari anjuran dokter, penderita AIDS terjadi ketika penderita HIV lengah tidak menyadari menderita HIV sehingga tidak mendapatkan terapi dan obat obatan dari dokter..