Pendapat kamu tentang ATHEIS
-
25 Desember 2021
Biasanya orang² cerdas, pinter, dan bisa jadi juga orang² kaya raya sekali. Mereka mampu mengandalkan logika berpikir dan mengandalkan kekuatan diri sendiri dalam melakukan hal apapu . Mmhhh free thinker maybe.
Tapi kalau pernah nonton YT di kanal-kanal tertentu, menjadi Atheist karena kecewa sama Tuhan, marah sama Tuhan, meninggalkan Tuhan nya.
Selain Atheist ada lagi Agnostic nah loh?
RONNY542 tulis:
Yup sist...itu juga salah satu dari pandangan mereka...tapi menurut sist..apa yang menyebabkan mereka sampai bisa berpandangan seperti itu ? Dan sebenarnya mereka tergolong orang yang cerdaskah ?
GBU sist...
-
26 Desember 2021
Alasan jadi atheis bisa jadi karena ada yg kecewa sama kemahakuasaan Tuhan padahal karena manusia itu sendiri yg mengecewakan sesamanya tpi Tuhan yg disalahkan dan ada yg tidak percaya adikodrati adanya sosok Tuhan sebagai causa prima penyebab pertama atau penyebab utama yg menyebabkan atau yg mengcreate segala sesuatu menjadi ada.
Mereka mungkin sadar bahwa logika dan panca indera manusia itu terbatas, dibatasi oleh ingatan dan fisik yg tidak bisa hidup abadi tapi tanpa disadari mereka terlalu berlebihan dalam berlogika mencari keberadaan Tuhan sehingga keberadaannya harus bisa dibuktikan lewat panca indera...ya pasti mustahil karena sejak kejatuhan adam, manusia di batasi oleh tubuh fisik yg fana karena kutukan Tuhan atas dosa warisan adalah kematian.
Berbahagialah bagi yg tidak melihat namun percaya oleh karena iman dalam hatinya 😇
-
26 Desember 2021
Ya cerdas sih, krn mereka berpikirnya "kreatif"/beda dng manusia pd umumnya. Sejak TK-SMA kan kita belajar agama, yg artinya Tuhan itu ada. Jadi, kalo sampe ada manusia yg berpikir Tuhan itu sbnrnya ga ada, ya artinya dia cerdas. Org cerdas itu kan anti mainstream.
Mrk menjadi ateis mnrt ku sih krn ketidakadilan hidup (misalnya penyakit berat/kematian keluarga yg dicintai, pdhl org tsb baik bahkan melayani Tuhan. Sedangkan org2 jahat kok tetap sehat dan berumur panjang). Maka mrk ini ragu loh sbnrnya Tuhan itu ada engga sih, kok Dia membiarkan ketidakadilan itu.
-
26 Desember 2021
LYDIA559 tulis:
Iya mbak Astri saya nya juga bingung katanya TDK percaya Tuhan,tapi ketika di tanya kmn setelah kematian koq jadi pohon atau hewan ya... Kamu bingung..lebih lebih saya hahahha
Kayaknya org ateis itu percaya bhw setelah manusia meninggal ya tubuhnya hancur. Udah, berakhir di situ sj. Ga berubah menjadi pohon atau hewan.
-
26 Desember 2021
Aku...tidak berani membicarakan ttg apa yg diyakini oleh orang lain benar atau salah. Alasannya adalah aku khawatir hidupku yg notabene percaya Tuhan saja masih banyak kekurangan baik dari sikap, perilaku dll.
Terkadang org yg atheis itu bisa memiliki kasih yg demikian besar terhadap sesama manusia bila dibandingkan dg kita yg mengaku percaya kpd Tuhan. Kita yg anak Tuhan saja, saat ada yg menyinggung kita, respon kita bisa sama dg respon mereka yg bkn anak Tuhan.
Sbg contoh lain :
Di youtube, aku suka lihat anak2 anjing. Kbetulan ada sepasang gay yg sepertinya mereka sdh menikah karna di tangan mereka sdh pakai cincin kawin.
Awalnya aku hanya senang melihat anak2 anjing yg mereka besarkan dan rawat. Anjing yg mereka pelihara dirawat dgn penuh cinta kasih. Induk dan Bapak anjing tsb pun mereka rawat dan diperlakukan dg sgt baik. Mereka begitu sabar dan telaten. Saat si anak puppies pipis, mereka dg sabar bersihin. Mereka tidur di rumah dg kasur yg bagus, si puppies punya mainan yg bagus. Coba kita yg anak Tuhan saja mgkn kl punya anjing di rumah, kl tiba2 pipis langsung diangkat atau diomelin. Mereka tidak. Mereka memperlakukannya seperti anak kecil. Benar2 disayang. Dulu, aku suka gimana githu lihat gay. Tp melihat pribadi ke 2 pria gay tsb yg begitu baik, sabar merawat anak2 anjing tsb hatiku tersentuh. Di mataku mereka seperti pria normal pd umumnya. Di rumah mereka ada photo Tuhan Yesus. Mereka mendekor rumah mereka dgn pohon Natal dan mereka merayakan Natal.
Aku tidak tahu hrs mengatakan apa. Biarlah hikmat dan kedaulatan Tuhan yg terjadi atas hidup mereka. Aku tetap mengasihi mereka sebagai sesama manusia.
-
26 Desember 2021
Terkadang mereka yg atheis bukan mereka gk percaya ada nya keberadaan TUHAN tp kebanyakan alasan mereka tidak percaya ada Tuhan krn kecewa dgn perilaku/sikap orang yg percaya sama Tuhan.
Mereka yg "katanya" percaya sama Tuhan tp sikap nya tidak menunjukan kasih Tuhan dalam sikap dan perbuatan nya padahal jelas2 Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk saling mengasihi. Jdi mereka yang atheis lebih cenderung lebih ambil sikap buat apa percaya Tuhan jika hidup tidak ada kasih dalam hati.
Karena orang atheis lebih cenderung punya sikap empati tinggi terhadap sesama. Sikap tersebut mereka selalu bilang "demi kemanusiaan" bukan karena percaya sama Tuhan.
Itu pendapat ku tentang Atheis 😊.
-
26 Desember 2021
RONNY542 tulis:
Atheis yang saya maksud disini adalah orang yang tidak mengakui adanya Tuhan.
Menurut kalian kira kira apa yang menyebabkan mereka bisa mempunyai pandangan seperti itu ? Dan apakah betul mereka termasuk golongan orang orang yang cerdas ?
OK, saya persilahkan teman teman mengungkapkan pendapatnya masing-masing disertai argumen yang mendukungnya...
Sebelumnya kepada yang terhormat para admin, jika memang topik ini ga sesuai dengan ketentuan forum boleh dikunci dengan segera...
Salam Damai...
Tuhan memberkati...
Pilihan bebas manusia tsb.
Kita sebagai manusia lain tidak berhak mempertanyakan dan menjudge.
-
26 Desember 2021
Setuju aku sis.... jika kita mampu, lbh baik memberikan teladan yg baik agar org yg tidak percaya Tuhan bisa melihat bhw hidup dan tingkah laku org yg percaya Tuhan benar2 membawa damai dan berkat. Ini yg berat...
Aku pribadi karna blm mampu menjadi suri teladan, mknya tdk berani menjudge keyakinan org lain.
TILLIE769 tulis:
Pilihan bebas manusia tsb.
Kita sebagai manusia lain tidak berhak mempertanyakan dan menjudge.
-
26 Desember 2021
TILLIE769 tulis:
Pilihan bebas manusia tsb.
Kita sebagai manusia lain tidak berhak mempertanyakan dan menjudge.
👏👏❤
-
26 Desember 2021
Ijin nyimak.. (being a person through it, as "mantan atheis'). boleh ya nyimak & tersenyum melihat perspektif phk lain (just appreciate it.. and it deserves a 'meaningful smile' ). Gbu all there..
27 Desember 2021 diubah oleh CRISTIANO501
-
27 Desember 2021
eehm.. ini hrs 'hati2' jk laras nya ke arah atheist ya bro.. krn IMO, aplikasi nya kontekstual.. All right.. peace
MEN624 tulis:
......
Berbahagialah bagi yg tidak melihat namun percaya oleh karena iman dalam hatinya 😇
27 Desember 2021 diubah oleh CRISTIANO501
-
27 Desember 2021
Atheis is A-theis
-
27 Desember 2021
IMO... Mengapa saya bilang begitu -> jawaban yg saya dapat secara pribadi
👇
Berbahagialah bagi yg tidak melihat namun percaya oleh karena iman dalam hatinya 😇
Sebelumnya,
Dulu selama pencarian sering masuk dn diskusi di group2 atheis, theis, deist dan freethinker di FB, karena saya memang pernah mengalaminya diposisi
- mempertanyakan ke Tuhanan (keadilan Tuhan) ternyata yg jadi masalah bukan Tuhan tapi di manusia itu sendiri yg memilih mengecewakan sesamanya.
- mencari tau keberadaan Tuhan secara logic
CRISTIANO501 tulis:
eehm.. ini hrs 'hati2' jk laras nya ke arah atheist ya bro.. krn IMO, aplikasi nya kontekstual.. All right.. peace
MEN624 tulis:
......
Berbahagialah bagi yg tidak melihat namun percaya oleh karena iman dalam hatinya 😇
-
27 Desember 2021
Apakah ada yg tertarik membahas ttg tauhid, sejarah dan bidat kristen?
-
27 Desember 2021
Create new topic aja bro.
Biar terorganisir. 😊
BARNABAS668 tulis:
Apakah ada yg tertarik membahas ttg tauhid, sejarah dan bidat kristen?
-
27 Desember 2021
Ini simplifikasi yg bisa 'berbahaya'. loh ke org percaya juga. (tanpa kontektualisasi).
Contoh sederhana nya gini.. Iman=> org athst bisa bertanya 'what is your faith'? 'define it.' Yes.. Iman ialah mempercayai sst tanpa melihat. Well Ok.. tau gak banyak kesalahan2 dalam sejarah peradaban ini akibat bermodalkan pendekatan 'percaya' yg keliru . Dan gereja di abad pertengahan pernah terjerumus di dlm nya, Menghukum mati org2 yang belakangan terbukti tidak bersalah atas dasar ,'keyakinan' yg bersifat doktrinal. Bgmana bapak2 gereja meminta maaf kepada Galileo Galilei hanya krna kesalahan yang bermodalkan keyakinan yg terbukti keliru saat itu.. Honestly, the event like this fueled the pride of many atheists at that time.. and I would say, that is understandable. Hnya kita sulit mengerti krn tidak hidup dalam konteks zaman itu (perlu diingat bhwa zaman itu belum lahir teolog2 modern yg juga di warnai dgn jiwa skepticism)
Sadar gak kita ini (org2 Kristen, anak2 Tuhan) bisa hidup senyaman ini di zaman postmo yg sophisticated ini itu krn ada peneliti2 cerdas yg sangat skeptic menghasilkan karya2 besar yg di nikmati semua org percaya di peradaban ini. Kt tdk bisa menggunakan browser, kita tdk bs berkomunikasi, kt tdk bisa mnggunakan gadget, aktivitas gereja pun gak bisa di bayangkan tanpa ada listrik yg mnyalakan lampu2, sound system, AC, projector.dll. Itu semua lahir dari metode penelitian dan penalaran yg skeptic.
So my point is, blind faith, taken out of context will only humilliate and debase Christianity and Christians as a devine creation of God to a lower level, and our Holy GOD, a super intelligent being doesn't intend it. However, This doesn't deny the true concept of FAITH meant by Jesus when HE talked to Thomas who tends to be so sceptical about HIS tangible existence, victory over and beyound the grave in John 20:29.. Sola Gracias
MEN624 tulis:
IMO... Mengapa saya bilang begitu -> jawaban yg saya dapat secara pribadi
👇
Berbahagialah bagi yg tidak melihat namun percaya oleh karena iman dalam hatinya 😇
Sebelumnya,
Dulu selama pencarian sering masuk dn diskusi di group2 atheis, theis, deist dan freethinker di FB, karena saya memang pernah mengalaminya diposisi
- mempertanyakan ke Tuhanan (keadilan Tuhan) ternyata yg jadi masalah bukan Tuhan tapi di manusia itu sendiri yg memilih mengecewakan sesamanya.
- mencari tau keberadaan Tuhan secara logic
CRISTIANO501 tulis:
eehm.. ini hrs 'hati2' jk laras nya ke arah atheist ya bro.. krn IMO, aplikasi nya kontekstual.. All right.. peace
MEN624 tulis:
......
Berbahagialah bagi yg tidak melihat namun percaya oleh karena iman dalam hatinya 😇
28 Desember 2021 diubah oleh CRISTIANO501
-
27 Desember 2021
Ini mirip dengan sebuah percakapan antara Stanley Jones dengan Mahatma Gandhi ttg mengapa beliau sering mengutip kata² Tuhan Jesus tp ogah menjadi Christ follower dan beliau berkata kurang lebih seperti ini
"Saya suka dengan Jesus anda, suka pengajaranNya tapi tidak suka dengan para pengikutNya". Andaikan semua pengikut Kristus meneladani karakter Kristus, tentu mayoritas India (seluruhnya) menjadi pengikut Kristus.
#Semoga masih berada dalam koridor topik yang sedang dibahas.
CRISTIANO501 tulis:
Ini simplifikasi yg bisa 'berbahaya'. loh ke org percaya juga. (tanpa kontektualisasi).
Contoh sederhana nya gini.. Iman=> org athst bisa bertanya 'what is your faith'? 'define it.' Yes.. Iman ialah mempercayai sst tanpa melihat. Well Ok.. tau gak banyak kesalahan2 dalam sejarah peradaban ini akibat bermodalkan pendekatan 'percaya' yg keliru . Dan gereja di abad pertengahan pernah terjerumus di dlm nya, Menghukum mati org2 yang belakangan terbukti tidak bersalah atas dasar ,'keyakinan' yg bersifat doktrinal. Bgmana bapak2 gereja meminta maaf kepada Galileo Galilei hanya krna kesalahan yang bermodalkan keyakinan yg terbukti keliru saat itu.. Honestly, the event like this fueled the pride of many atheists at that time.. and I would say, that is understandable. Hnya kita sulit mengerti krn tidak hidup dalam konteks zaman itu (perlu diingat bhwa zaman itu belum lahir teolog2 modern yg juga di warnai dgn jiwa skepticism)
Sadar gak kita ini (org2 Kristen, anak2 Tuhan) bisa hidup senyaman ini di zaman postmo yg sophisticated ini itu krn ada peneliti2 cerdas yg sangat skeptic menghasilkan karya2 besar yg di nikmati semua org percaya di peradaban ini. Kt tdk bisa menggunakan browser, kita tdk bs berkomunikasi, kt tdk bisa mnggunakan gadget, aktivitas gereja pun gak bisa di bayangkan bila gak ada listrik. Itu semua lahir dari metode penelitian dan penalaran yg skeptic.
So my point is, blind faith, taken out of context will only humilliate and debase Christians as a devine creation of God. However, This doesn't deny the true concept of FAITH meant by Jesus when HE talked to Thomas who tends to be so sceptical in John 20:29.. Sola Gracias
-
28 Desember 2021
Iya, spakat dgn Mahatma Gandhi. a highly moralist person yg melihat Kekristenan di Eropa saat itu (specifically England). Kekristenan yg di warnai dengan hirarki dan kerajaan, mnghasilkan Kekristenan yg legalistic dan agamawi. If Gandhi lives today, and encounters some moralist sceptical christians who experience spiritual encounter, I believe things would have been different. Gracias.
SAURIA580 tulis:
Ini mirip dengan sebuah percakapan antara Stanley Jones dengan Mahatma Gandhi ttg mengapa beliau sering mengutip kata² Tuhan Jesus tp ogah menjadi Christ follower dan beliau berkata kurang lebih seperti ini
"Saya suka dengan Jesus anda, suka pengajaranNya tapi tidak suka dengan para pengikutNya". Andaikan semua pengikut Kristus meneladani karakter Kristus, tentu mayoritas India (seluruhnya) menjadi pengikut Kristus.
#Semoga masih berada dalam koridor topik yang sedang dibahas.
-
28 Desember 2021
Bisa dijelaskan dengan lebih mudah sampai anak usia 5 tahun (SD) paham?
CRISTIANO501 tulis:
So my point is, blind faith, taken out of context will only humilliate and debase Christianity and Christians as a devine creation of God to a lower level, and our Holy GOD, a super intelligent being doesn't intend it. However, This doesn't deny the true concept of FAITH meant by Jesus when HE talked to Thomas who tends to be so sceptical about HIS tangible existence, victory over and beyound the grave in John 20:29.. Sola Gracias
-
28 Desember 2021
Iya ini juga, sejujurnya lahir dari perenungan yg panjang.(dlm doa2 pribadi). Someimes the answer is too personal that we need to recieve HIS Grace before being able to comprehend the incomprehensible. Intinya bhwa topik yg dibahas sebelum nya itu tidak boleh lepas dari konteks nya. Ku dapati ada perbedaan yg besar antara 'blind faith' dan 'smart faith'. Nah itu akan lebih jernih terlihat saat kita lbh banyak mendalaminya dengan melakukan kontekstualisasi yg benar (surely in His Light).
I found it hard to put it in an easier way than that. (at least for now). Gracias
SAURIA580 tulis:
Bisa dijelaskan dengan lebih mudah sampai anak usia 5 tahun (SD) paham?
29 Desember 2021 diubah oleh CRISTIANO501
-
29 Desember 2021
Iman yg saya sampaikan tentang keberadaan Tuhan percaya adanya Tuhan...Berbahagialah mereka yg tidak melihat namun percaya (Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Yohanes 20:29). Pointnya Firman itu telah menjadi manusia (fisik daging) Yesus Tuhan sehingga bisa dilihat saat itu.
IMO...jangankan dijaman abad pertengahan dijaman sekarang pun ttap masih ada yg beriman dengan buta. Alkitab yg saya pahami dengan menyelaraskan hukum alam tidak lah mengajarkan supaya percaya buta dan sempit tapi ujilah segala sesuatu itu dengan hikmat dan pengetahuan secara luas.
CRISTIANO501 tulis:
Ini simplifikasi yg bisa 'berbahaya'. loh ke org percaya juga. (tanpa kontektualisasi).
Contoh sederhana nya gini.. Iman=> org athst bisa bertanya 'what is your faith'? 'define it.' Yes.. Iman ialah mempercayai sst tanpa melihat. Well Ok.. tau gak banyak kesalahan2 dalam sejarah peradaban ini akibat bermodalkan pendekatan 'percaya' yg keliru . Dan gereja di abad pertengahan pernah terjerumus di dlm nya, Menghukum mati org2 yang belakangan terbukti tidak bersalah atas dasar ,'keyakinan' yg bersifat doktrinal. Bgmana bapak2 gereja meminta maaf kepada Galileo Galilei hanya krna kesalahan yang bermodalkan keyakinan yg terbukti keliru saat itu.. Honestly, the event like this fueled the pride of many atheists at that time.. and I would say, that is understandable. Hnya kita sulit mengerti krn tidak hidup dalam konteks zaman itu (perlu diingat bhwa zaman itu belum lahir teolog2 modern yg juga di warnai dgn jiwa skepticism)
Sadar gak kita ini (org2 Kristen, anak2 Tuhan) bisa hidup senyaman ini di zaman postmo yg sophisticated ini itu krn ada peneliti2 cerdas yg sangat skeptic menghasilkan karya2 besar yg di nikmati semua org percaya di peradaban ini. Kt tdk bisa menggunakan browser, kita tdk bs berkomunikasi, kt tdk bisa mnggunakan gadget, aktivitas gereja pun gak bisa di bayangkan tanpa ada listrik yg mnyalakan lampu2, sound system, AC, projector.dll. Itu semua lahir dari metode penelitian dan penalaran yg skeptic.
So my point is, blind faith, taken out of context will only humilliate and debase Christianity and Christians as a devine creation of God to a lower level, and our Holy GOD, a super intelligent being doesn't intend it. However, This doesn't deny the true concept of FAITH meant by Jesus when HE talked to Thomas who tends to be so sceptical about HIS tangible existence, victory over and beyound the grave in John 20:29.. Sola Gracias
-
29 Desember 2021
Ada kali mantan atheis disini ?
-
29 Desember 2021
Iya, must be within the context..
MEN624 tulis:
Iman yg saya sampaikan tentang keberadaan Tuhan percaya adanya Tuhan...Berbahagialah mereka yg tidak melihat namun percaya (Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Yohanes 20:29). Pointnya Firman itu telah menjadi manusia (fisik daging) Yesus Tuhan sehingga bisa dilihat saat itu.
IMO...jangankan dijaman abad pertengahan dijaman sekarang pun ttap masih ada yg beriman dengan buta. Alkitab yg saya pahami dengan menyelaraskan hukum alam tidak lah mengajarkan supaya percaya buta dan sempit tapi ujilah segala sesuatu itu dengan hikmat dan pengetahuan secara luas.
-
30 Desember 2021
Asal jangan kamu yg atheis yaa sayang 😂😂😂
-
30 Desember 2021
Engga lah,yg pertama n terutama aku percaya Tuhan, yg kedua aku percaya kog sm kamu..say koji
LINA843 tulis:
Asal jangan kamu yg atheis yaa sayang 😂😂😂