Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Misteri tentang karakter

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 25 dari 26    Ke halaman:  1  2  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • 12 April 2018

    Menurut anda apa yang paling dominan membentuk karakter manusia?

    Apa yang dominan itu menurut anda pasti menentukan karakter?

    Jika tidak maka apa sebenarnya yang menentukan?

    Apakah yang menjadi karakter bisa diintervensi oleh kehendak bebasnya?

    Seperti misal dia orang yang sangat baik karena karakternya, tapi karena kehendak bebasnya entah iseng atau apa ia ingin jadi orang yang tidak baik, maka ia melakukan hal yang tidak baik, apakah mungkin?

    Misal anda ingin jadi orang baik seterusnya, karena memang karakter anda ingin melakukan hal-hal yang baik, apakah mungkin besok anda bisa ingin jadi orang yang tidak baik tanpa intervensi apa-apa dari luar? Jadi anda dengan kehendak bebas ingin mencoba yang berbeda bukan karakter anda? Entah itu kehendak bebas berlatar belakang iseng atau apa.

    Atau sebenarnya hal di atas itu sebenarnya mustahil? Karena karakter telah menjadi sang aku, yang tidak mungkin hal itu terjadi, yang di mana sesuatu yang mustahil kehendak bebas tanpa intervensi dari luar dapat mengintevensi apa yang sudah menjadi karakter.

    12 April 2018 diubah oleh YUDISAJA095

  • MAYA509

    12 April 2018

    Didikan orangtua [/b{yg menentukan karakter anda sekalian bro. Terutama masa Golden Age dan puberitas sang anak.

    Sisanya,,,,,kehendak bebas, lingkungan dll hanya faktor external.

    YUDISAJA095 tulis:

    Menurut anda apa yang paling dominan membentuk karakter manusia?

    Apa yang dominan itu menurut anda pasti menentukan karakter?

    Jika tidak maka apa sebenarnya yang menentukan?

    Apakah yang menjadi karakter bisa diintervensi oleh kehendak bebasnya?

    Seperti misal dia orang yang sangat baik karena karakternya, tapi karena kehendak bebasnya entah iseng atau apa ia ingin jadi orang yang tidak baik, maka ia melakukan hal yang tidak baik, apakah mungkin?

    Misal anda ingin jadi orang baik seterusnya, karena memang karakter anda ingin melakukan hal-hal yang baik, apakah mungkin besok anda bisa ingin jadi orang yang tidak baik tanpa intervensi apa-apa dari luar? Jadi anda dengan kehendak bebas ingin mencoba yang berbeda bukan karakter anda? Entah itu kehendak bebas berlatar belakang iseng atau apa.

    Atau sebenarnya hal di atas itu sebenarnya mustahil? Karena karakter telah menjadi sang aku, yang tidak mungkin hal itu terjadi, yang di mana sesuatu yang mustahil kehendak bebas tanpa intervensi dari luar dapat mengintevensi apa yang sudah menjadi karakter.

  • 12 April 2018

    Manusia adalah pikirannya.
    Dan pikiran yang membentuk karakter adalah pola pikir atau mindset.
    Tentu pikiran yang dominan.

    Kalau dalam Alkitab ,saya melihat bahwa yang membuat manusia berdosa dan membebaskan manusia dari perhambaan dosa adalah pikiran atau pengetahuan.

  • 12 April 2018

    Saya pikir manusia adalah makluk sosial.
    Jadi karakterpun dibentuk oleh pengaruh lingkungan sosial.

    Sehingga orang sering mengatakan,
    Anda adalah apa yang ada baca
    Anda adalah di kelompok mana anda berada.
    Dll.

  • CIEDIE549
  • 12 April 2018

    Kalau pendapat sekaligus juga pengalaman saya sih, yang bisa merubah karakter saya adalah Hikmat Roh Kudus. (ke arah lebih baik, karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran).

    Salam Damai...

    Tuhan memberkati...

  • 12 April 2018

    Setahu roh itu berarti yang memberi vitalitas atau yang menggerakan sebuah sistem.
    Kata Yakobus, tubuh tanpa roh adalah mati.

    Demikian pulah Roh Kudus, rasul Paulus mengatakan, orang menerima Roh Kudus karena mendengarkan injil bukan melakukan hukum taurat.

    Injil dibangun dari pola pikir sedang taurat itu aturan.

    Sperti kata orang bijak, anda adalah budak emosi anda, emosi adalah budak pikiran anda.

    RONNY542 tulis:

    Kalau pendapat sekaligus juga pengalaman saya sih, yang bisa merubah karakter saya adalah Hikmat Roh Kudus. (ke arah lebih baik, karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran).

    Salam Damai...

    Tuhan memberkati...

  • 12 April 2018

    Yup Bro, mereka yang  terus mencari kebahagiaan versinya sendiri (ibarat kejar kupu" terus...hahaha), tanpa sadar mereka telah menjadi budak emosi. Seandainya saja, mereka tahu bahwa sesungguhnya "Kebahagiaan sejati" itu sudah ada dan tertanam dalam diri semua manusia, hanya cukup perlu disadari dan dirasakan, maka mereka ga perlu susah" kejar kupu" terus.:-D

    Mari kita semua terus belajar dari Roh Kudus untuk mengendalikan emosi, sehingga kita tidak menjadi Budak Emosi.

    Salam Damai Bro...

    Tuhan memberkati...

    ROY371 tulis:

    Setahu roh itu berarti yang memberi vitalitas atau yang menggerakan sebuah sistem.
    Kata Yakobus, tubuh tanpa roh adalah mati.

    Demikian pulah Roh Kudus, rasul Paulus mengatakan, orang menerima Roh Kudus karena mendengarkan injil bukan melakukan hukum taurat.

    Injil dibangun dari pola pikir sedang taurat itu aturan.

    Sperti kata orang bijak, anda adalah budak emosi anda, emosi adalah budak pikiran anda.

  • 12 April 2018

    Ijin nyimak ya TS

  • ELERES063

    13 April 2018

    Bapak Pendeta, Ibu Pendeta, karakter anak "harusnya" baik spt bapak dan ibunya.. kalo anak keluarga pendeta itu karakternya tdk baik syp mau disalahkan?

    Bapak Penjudi, Ibu Rentenir, karakter anak "harusnya" tdk baik spt bapak dan ibunya.. kalo anak keluarga penjudi dan rentenir karakternya baik syp yg harus disanjung?

    masihkan berlaku pepatah "buah tidak jatuh jauh dari pohonnya?"

    Adakah manusia yang benar2 keturunan iblis semenjak dari rahim ibunya?

    GOD Bless always

  • DANIEL422

    13 April 2018

    Permisi mas2 mba2...om2 tante2...saya bukan mau kasih tanggapan...tp mau kasih pertanyaan tambahan :$)

    apakah kata "kebiasaan" dalam 1 Korintus 15:33 dapat disangkutpautkan dgn "karakter" ?

    kalau iya, kenapa...? kalau tidak, mengapa...?

    thanks before after ;-)

    13 April 2018 diubah oleh DANIEL422

  • YOONA537

    13 April 2018

    Karakter awal dibentuk di dalam keluarga. Sifat dasarny gak jauh dari sifat2 orangtuanya.Tapi seiring berjalan waktu dapat bertambah sifatnya tergantung dari lingkungan pergaulan. Kalo tidak bergaul alias rumahan sifatnya gak bertambah bahkan bisa minus. Dan tergantung dari apa yang dirinya tangkap dari pelajaran,pengetahuan,apa yang dibaca apa yang didengar dan apa yang masuk dalam pikiran. Yang nantinya akan mencerminkan karakter. Bisa berubah ataupun tidak berubah atau bisa juga melenceng. Thats my opinion.

    YUDISAJA095 tulis:

    Menurut anda apa yang paling dominan membentuk karakter manusia?

    Apa yang dominan itu menurut anda pasti menentukan karakter?

    Jika tidak maka apa sebenarnya yang menentukan?

    Apakah yang menjadi karakter bisa diintervensi oleh kehendak bebasnya?

    Seperti misal dia orang yang sangat baik karena karakternya, tapi karena kehendak bebasnya entah iseng atau apa ia ingin jadi orang yang tidak baik, maka ia melakukan hal yang tidak baik, apakah mungkin?

    Misal anda ingin jadi orang baik seterusnya, karena memang karakter anda ingin melakukan hal-hal yang baik, apakah mungkin besok anda bisa ingin jadi orang yang tidak baik tanpa intervensi apa-apa dari luar? Jadi anda dengan kehendak bebas ingin mencoba yang berbeda bukan karakter anda? Entah itu kehendak bebas berlatar belakang iseng atau apa.

    Atau sebenarnya hal di atas itu sebenarnya mustahil? Karena karakter telah menjadi sang aku, yang tidak mungkin hal itu terjadi, yang di mana sesuatu yang mustahil kehendak bebas tanpa intervensi dari luar dapat mengintevensi apa yang sudah menjadi karakter.

  • 13 April 2018

    Yg dominan mengubah karakter kita ya Alkitab sering2 aja diisi perbendaharaan kita dengan FT nanti Roh Kudus akan mengajari dan mengingatkan kita apa yg telah kita dengar dan lihat dari Tuhan, maka karakter kita akan terbentuk sempurna... lama tahunan enggak sebentar bahkan sampai kita mati proses nya karna manusia itu you now lah....

  • 15 April 2018

    tentang karakter, kalau pengalaman saya, karakter saya terbentuk karena sesudah mimpi Yesus, dari sana karakter2 negatif saya di gembleng habis oleh Dia, dr mencontek,iri hati, dll semua ada hukuman yg saya alami , hanya hati yg bisa merasakan bagaimana didikan Tuhan kepada saya, dari semua saudara saya , kalau marah pasti fisik di pakai, dr lempar barang, mukul dll, tp saya bersyukur berkat Didikan Tuhan yg awalnya menyakitkan, saya bisa ambil semua positifnya, jadi inti yg saya dapat, walau semua org membenci, menghina,dibohongi,ditipu, saya serahkan kepada Sang Hakim, hanya Dia yg berhak memberi hukuman, bukan saya, sebab itu saya tidak boleh marah kepada semua org, karena saya takut hukuman dari Tuhan, biar Tuhan yg menyelesaikan pekara saya dengan org itu

  • MAYA509

    15 April 2018

    YOONA537 tulis:

    Karakter awal dibentuk di dalam keluarga. Sifat dasarny gak jauh dari sifat2 orangtuanya.Tapi seiring berjalan waktu dapat bertambah sifatnya tergantung dari lingkungan pergaulan. Kalo tidak bergaul alias rumahan sifatnya gak bertambah bahkan bisa minus. Dan tergantung dari apa yang dirinya tangkap dari pelajaran,pengetahuan,apa yang dibaca apa yang didengar dan apa yang masuk dalam pikiran. Yang nantinya akan mencerminkan karakter. Bisa berubah ataupun tidak berubah atau bisa juga melenceng. Thats my opinion.

    Setujuuuuuu

  • ESTHER070

    15 April 2018

    YUDISAJA095 tulis:

    Menurut anda apa yang paling dominan membentuk karakter manusia?

    Apa yang dominan itu menurut anda pasti menentukan karakter?

    Jika tidak maka apa sebenarnya yang menentukan?

    Apakah yang menjadi karakter bisa diintervensi oleh kehendak bebasnya?

    Seperti misal dia orang yang sangat baik karena karakternya, tapi karena kehendak bebasnya entah iseng atau apa ia ingin jadi orang yang tidak baik, maka ia melakukan hal yang tidak baik, apakah mungkin?

    Misal anda ingin jadi orang baik seterusnya, karena memang karakter anda ingin melakukan hal-hal yang baik, apakah mungkin besok anda bisa ingin jadi orang yang tidak baik tanpa intervensi apa-apa dari luar? Jadi anda dengan kehendak bebas ingin mencoba yang berbeda bukan karakter anda? Entah itu kehendak bebas berlatar belakang iseng atau apa.

    Atau sebenarnya hal di atas itu sebenarnya mustahil? Karena karakter telah menjadi sang aku, yang tidak mungkin hal itu terjadi, yang di mana sesuatu yang mustahil kehendak bebas tanpa intervensi dari luar dapat mengintevensi apa yang sudah menjadi karakter.

    Pembentuk dominan ya DNA .. selanjutnya lingkungan dan memori (yang didapat dari pengalaman)

    Karakter tak bisa diubah hanya bisa bertumbuh melalui kesadaran. Misal karena mencapai kepahaman atau pencerahan maka ybs sadar harus bagaimana. But still .. ketika ybs low atau kesadaran menurun ya bisa balik lagi ke karakter dasar.

  • MAYA509

    15 April 2018

    ESTHER070 tulis:

    Pembentuk dominan ya DNA .. selanjutnya lingkungan dan memori (yang didapat dari pengalaman)

    Karakter tak bisa diubah hanya bisa bertumbuh melalui kesadaran. Misal karena mencapai kepahaman atau pencerahan maka ybs sadar harus bagaimana. But still .. ketika ybs low atau kesadaran menurun ya bisa balik lagi ke karakter dasar.[-b]

    Highly agreeee kakaaaa,,,,,👍👍👍👍

    Slh satu alasan kesadaran menurun krn lingkaran pergaulan dunia nyata dan dumay juga kak. Tingkat kesadarannya bakalan beda antara yg bergaul sama org2 yg bermotivasi tinggi dengan org2 yg sering mengeluh dan negatif energi. Outcomenya pasti beda.

  • ESTHER070

    15 April 2018

    MAYA509 tulis:

    Highly agreeee kakaaaa,,,,,👍👍👍👍

    Slh satu alasan kesadaran menurun krn lingkaran pergaulan dunia nyata dan dumay juga kak. Tingkat kesadarannya bakalan beda antara yg bergaul sama org2 yg bermotivasi tinggi dengan org2 yg sering mengeluh dan negatif energi. Outcomenya pasti beda.

    Definitely you are a grown mature lady coz you understand what i'm saying

  • MAYA509

    15 April 2018

    ESTHER070 tulis:

    Definitely you are a grown mature lady coz you understand what i'm saying

    You too sista.

    Only less few man and woman know about consciousness here. Most in low vibration. Then if one try to lift up the vibe, Complains, resentments, rejections come as tsunami wave to cover up God's rightenousness.

    Like farisian. 🙄🙄🙈

  • 15 April 2018

    Dalam konteks hubungan..

    Di bawah kesadaran adalah paham, di bawah paham adalah sekedar tahu..

    Lalu apa di atas kesadaran?

    Di atas kesadaran adalah komitmen, dan yang di atasnya lagi adalah tentang sevisi

    Perkembangan dari kesadaran mungkin maksudnya ketika masuk ke area komitmen dan di atasnya lagi yaitu sevisi, manusia bisa naik turun kesadarannya...

    Tapi ada yang terlupa... yaitu tentang trauma dan penderitaan..

    Apakah karakter dasar tetap tidak bisa diubah dengan keberadaan trauma atau penderitaan?

    Contohnya..

    Perang dunia 2 telah banyak mengubah eropa secara besar-besaran, seperti ada trauma yang membuat eropa menjadi banyak berubah..

    Kita melihat bagaimana eropa justru terlihat banyak hidup untuk kemanusiaan, seperti menerima pengungsi-pengungsi dan sebagainya
     

    ESTHER070 tulis:

    Pembentuk dominan ya DNA .. selanjutnya lingkungan dan memori (yang didapat dari pengalaman)

    Karakter tak bisa diubah hanya bisa bertumbuh melalui kesadaran. Misal karena mencapai kepahaman atau pencerahan maka ybs sadar harus bagaimana. But still .. ketika ybs low atau kesadaran menurun ya bisa balik lagi ke karakter dasar.

    15 April 2018 diubah oleh YUDISAJA095

  • 15 April 2018

    Bro, yang gampang terpengaruh lingkungan pergaulan (Negatif) adalah mereka" yang ga kuat Iman. Kalau dari lingkungan keluarga (masa kecil) masih bisa. Saya mengambil kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman hidup saya sendiri. Dari kecil, saya dididik sangat keras oleh Alm. Ayah saya (Main Rotan boo), tapi keras nya beliau untuk kebaikan saya sendiri. Waktu itu (masa kecil), setiap hari Minggu, ga ke Gereja pasti kena rotan. Kebiasaan ke Gereja ini berlanjut sampa dewasa (Ke Gereja karena sudah merasakan manfaatnya/kesadaran sendiri). Saya waktu kuliah pun, kost di luar kota (Bandung, ortu di Jkt), bebas merdeka, teman" dekat hang out/band saya (Kita kebanyakan gondrong" seperti "Gali"...hahaha, banyak yang suka ganja, minum", obat, tapi saya sama sekali tidak terpengaruh dan tetap berteman baik dengan mereka, saya selalu menolak secara halus kalau lagi pas ngumpul minum, ditawarin dan lama" mereka bisa ngerti saya). Hal ini saya rasa karena mingkin saya sebisa mungkin setiap Minggu ke Gereja (Jadi ada "Benteng kokoh" yang tak terlihat).

    Intinya bagi mereka yang sudah kuat Iman, akan susah terpengaruh lingkungan negatif disekitarnya, karena ada "Benteng yang sangat kokoh"/ga kliatan yang melindunginya untuk tidak tergelincir...

    Thx GOD atas semua Bimbingan, Tuntunan dan Pemeliharaan-Mu...

    Peace Bro...Met Hari Minggu...

    Tuhan memberkati...

    ROY371 tulis:

    Saya pikir manusia adalah makluk sosial.
    Jadi karakterpun dibentuk oleh pengaruh lingkungan sosial.

    Sehingga orang sering mengatakan,
    Anda adalah apa yang ada baca
    Anda adalah di kelompok mana anda berada.
    Dll.

  • ESTHER070

    15 April 2018

    Kesadaran yang saya bicarakan adalah awareness bro .. sama dengan kepahaman. tidak bisa dibandingkan dengan komitmen atau sevisi. Saya malah bingung yak ..  

    Trauma dan penderitaan sudah saya sebut di atas, saya kategorikan memori. Maksudnya begini , misalnya seorang pernah dikecewakan.. maka terbentuklah memori, maka ketika dia menghadapi peristiwa serupa .. dia akan bereaksi membuat benteng atau menghindar , padahal hasil akhirnya belum tentu dengan seperti yang dia pernah alami. Nah yang seperti ini , dia bisa saja berubah menjadi acuh atau kasar atau whateverlah .. padahal sejatinya dia bukan seperti itu (misalnya karakter aslinya dia adalah seorang penyayang sebenarnya)

    Bagi seseorang yang memiliki kesadaran penuh, dia akan paham bahwa memori atau masa lalu itu tak lagi relevan. Hanya membentuk persepsi. Maka dia akan memurnikan kembali (memori bisa sembuh , btw memori itu bukan cuma ingatan ya.. jiwa juga memiliki memori).

    Lebih jauh lagi tentang awareness atau kesadaran coba baca Tabel kesadaran David R HAwkins.. Agak susah bagi saya menjelaskannya .. anyway thanks diskusinya

    YUDISAJA095 tulis:

    Dalam konteks hubungan..

    Di bawah kesadaran adalah paham, di bawah paham adalah sekedar tahu..

    Lalu apa di atas kesadaran?

    Di atas kesadaran adalah komitmen, dan yang di atasnya lagi adalah tentang sevisi

    Perkembangan dari kesadaran mungkin maksudnya ketika masuk ke area komitmen dan di atasnya lagi yaitu sevisi, manusia bisa naik turun kesadarannya...

    Tapi ada yang terlupa... yaitu tentang trauma dan penderitaan..

    Apakah karakter dasar tetap tidak bisa diubah dengan keberadaan trauma atau penderitaan?

    Contohnya..

    Perang dunia 2 telah banyak mengubah eropa secara besar-besaran, seperti ada trauma yang membuat eropa menjadi banyak berubah..

    Kita melihat bagaimana eropa justru terlihat banyak hidup untuk kemanusiaan, seperti menerima pengungsi-pengungsi dan sebagainya
     

  • 15 April 2018

    Iya karena itu saya tambahkan kata konteks, jika dihubungkan dengan hubungan..

    Mengapa saya bahas tentang hubungan?

    Karena manusia dicipta segambar dan serupa dengan Allah

    Ada citra yang rusak, ada karakter yang rusak karena dosa

    Anda bingung karena tidak melihat konteks dengan gambaran yang lebih luas, tapi gpp karena saya tidak menambahkan itu di awal

    Karena itu kenapa sulit kita bicara misal tentang komitmen dan visi yang berhubungan dengan Tuhan, kadang bisa jatuh walau sudah berusaha

    Sebenarnya ada hal-hal yang saya setuju dengan anda, sebenarnya jika seseorang sebelumnya penyayangpun bisa saja karena hal-hal yang sebelumnya terjadi, yang mungkin kita tidak tahu ada momen apa dibelakangnya.

    Secara keseluruhan, dasarnya manusia memang rusak karena dosa, tapi tidak sepenuhnya rusak secara total, menurut saya kita hanya bisa meraba-raba didasarkan apa yang bisa dilihat atau dengar saja, tapi untuk sepenuhnya tetap sulit.

    ESTHER070 tulis:

    Kesadaran yang saya bicarakan adalah awareness bro .. sama dengan kepahaman. tidak bisa dibandingkan dengan komitmen atau sevisi. Saya malah bingung yak ..  

    Trauma dan penderitaan sudah saya sebut di atas, saya kategorikan memori. Maksudnya begini , misalnya seorang pernah dikecewakan.. maka terbentuklah memori, maka ketika dia menghadapi peristiwa serupa .. dia akan bereaksi membuat benteng atau menghindar , padahal hasil akhirnya belum tentu dengan seperti yang dia pernah alami. Nah yang seperti ini , dia bisa saja berubah menjadi acuh atau kasar atau whateverlah .. padahal sejatinya dia bukan seperti itu (misalnya karakter aslinya dia adalah seorang penyayang sebenarnya)

    Bagi seseorang yang memiliki kesadaran penuh, dia akan paham bahwa memori atau masa lalu itu tak lagi relevan. Hanya membentuk persepsi. Maka dia akan memurnikan kembali (memori bisa sembuh , btw memori itu bukan cuma ingatan ya.. jiwa juga memiliki memori).

    Lebih jauh lagi tentang awareness atau kesadaran coba baca Tabel kesadaran David R HAwkins.. Agak susah bagi saya menjelaskannya .. anyway thanks diskusinya

    15 April 2018 diubah oleh YUDISAJA095

  • MAYA509

    16 April 2018

    Kaak,,,,sudah coba Kesadaran VS Kesabaran? 😁

    ESTHER070 tulis:

    Kesadaran yang saya bicarakan adalah awareness bro .. sama dengan kepahaman. tidak bisa dibandingkan dengan komitmen atau sevisi. Saya malah bingung yak ..  

    Trauma dan penderitaan sudah saya sebut di atas, saya kategorikan memori. Maksudnya begini , misalnya seorang pernah dikecewakan.. maka terbentuklah memori, maka ketika dia menghadapi peristiwa serupa .. dia akan bereaksi membuat benteng atau menghindar , padahal hasil akhirnya belum tentu dengan seperti yang dia pernah alami. Nah yang seperti ini , dia bisa saja berubah menjadi acuh atau kasar atau whateverlah .. padahal sejatinya dia bukan seperti itu (misalnya karakter aslinya dia adalah seorang penyayang sebenarnya)

    Bagi seseorang yang memiliki kesadaran penuh, dia akan paham bahwa memori atau masa lalu itu tak lagi relevan. Hanya membentuk persepsi. Maka dia akan memurnikan kembali (memori bisa sembuh , btw memori itu bukan cuma ingatan ya.. jiwa juga memiliki memori).

    Lebih jauh lagi tentang awareness atau kesadaran coba baca Tabel kesadaran David R HAwkins.. Agak susah bagi saya menjelaskannya .. anyway thanks diskusinya

  • LIA050

    16 April 2018

    Menurut saya,pengalaman hidup/lingkungan sosial seseorang itu yg membentuk karakter seseorang.

    Mgkn karakter bs saja dipengaruhi oleh kehendak bebas, tp perlu komitmen dan dukungan sosial agar karakter bs berubah sesuai kehendak bebasnya.

    Misal karakter si A pendiam dan Tidak percaya diri, kehendak bebasnya si A ingin mjd org yg ceria, Pede dan banyak omong, masalahnya dia tdk mgkn bs mjd seorang ceria dan Pede seketika itu jg. Hasilnya akan garing klo dia memaksakan diri jd ceria.

    Namun jika lingkungan sosialnya membantunya menumbuhkan rasa Percaya diri, karakter pendiam itu bisa berubah mjd ceria seiring berjalannya waktu.

    YUDISAJA095 tulis:

    Menurut anda apa yang paling dominan membentuk karakter manusia?

    Apa yang dominan itu menurut anda pasti menentukan karakter?

    Jika tidak maka apa sebenarnya yang menentukan?

    Apakah yang menjadi karakter bisa diintervensi oleh kehendak bebasnya?

    Seperti misal dia orang yang sangat baik karena karakternya, tapi karena kehendak bebasnya entah iseng atau apa ia ingin jadi orang yang tidak baik, maka ia melakukan hal yang tidak baik, apakah mungkin?

    Misal anda ingin jadi orang baik seterusnya, karena memang karakter anda ingin melakukan hal-hal yang baik, apakah mungkin besok anda bisa ingin jadi orang yang tidak baik tanpa intervensi apa-apa dari luar? Jadi anda dengan kehendak bebas ingin mencoba yang berbeda bukan karakter anda? Entah itu kehendak bebas berlatar belakang iseng atau apa.

    Atau sebenarnya hal di atas itu sebenarnya mustahil? Karena karakter telah menjadi sang aku, yang tidak mungkin hal itu terjadi, yang di mana sesuatu yang mustahil kehendak bebas tanpa intervensi dari luar dapat mengintevensi apa yang sudah menjadi karakter.

1 – 25 dari 26    Ke halaman:  1  2  Selanjutnya Kirim tanggapan