Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

SHARE KISAH MENDAPATKAN PH

ForumPersahabatan dan hubungan

76 – 100 dari 144    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 3  4  5  6  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • 15 Juni 2018

    Kisah yang menarik 👍👍👍

  • HENNY421

    18 Juni 2018

    Pakai kertas lakmus utk dapatkan pH. Jika kertas berwarna merah setelah dimasukkan ke dlm larutan, berarti pH kecil dari 7 (asam) sebaliknya jika warna biru berarti pH besar dari 7 (basa).

    Nggak nyambung kah dg PH yg dimaksud di thread? 😁😁😁😁

  • AMANDAULI032

    18 Juni 2018

    Bagi donk kakak

    ELISA859 tulis:

    Aku.punya kisah yang lebih berat dan menggigit sist,

    AMANDAULI032 tulis:

    Kayak kisah ABG. Aku butuh kisah yg lebih dewasa, lebih berat dan lebih menggigit. Mohon maaf ceritanya datar saja menurutku.

  • SUYATI064

    18 Juni 2018

    HENNY421 tulis:

    Pakai kertas lakmus utk dapatkan pH. Jika kertas berwarna merah setelah dimasukkan ke dlm larutan, berarti pH kecil dari 7 (asam) sebaliknya jika warna biru berarti pH besar dari 7 (basa).

    Nggak nyambung kah dg PH yg dimaksud di thread? 😁😁😁😁

    Nyambung. Jd inget pelajaran sekolah 😀😁😁

  • MITHA853

    18 Juni 2018

    Lucu.. Sedih..terharu..bahagia...

  • EPRI060

    19 Juni 2018

    Hai temen2 ntar masuk kerja cb saya share yakk report dari istri gmn perkembangannya.. sayang  belum ada cerita dari pihak cewe pertimbangannya gmn yak.. hehehe..

  • 19 Juni 2018

    HENNY421 tulis:

    Pakai kertas lakmus utk dapatkan pH. Jika kertas berwarna merah setelah dimasukkan ke dlm larutan, berarti pH kecil dari 7 (asam) sebaliknya jika warna biru berarti pH besar dari 7 (basa).

    Nggak nyambung kah dg PH yg dimaksud di thread? 😁😁😁😁

    Nek kertas lakmuse dikempit di kelek gimana nih PHnya,:-)

    19 Juni 2018 diubah oleh TORO617

  • EPRI060

    19 Juni 2018

    Jadi asamnya broo biar seimbang ada asam ada basa ada kumbang ada madu hehehe..

    TORO617 tulis:

    Nek kertas lakmuse dikempit di kelek gimana nih PHnya,:-)

    20 Juni 2018 diubah oleh EPRI060

  • EPRI060

    20 Juni 2018

    Bagi menjadi 2 post karena tidak cukup thx..

    Aku mengasihimu, aku mencintaimu dan aku bahagia

    Saat aku menulis catatan kecil ini, Ronald, suamiku sedang bermain dengan Ethan, anakku. Sesekali aku memperhatikan mereka dan aku bersyukur. Terima kasih Tuhan, atas keluarga kecil yang Engkau berikan untukku. Keluarga kecil yang begitu penuh dengan sukacita yang lebih dari apa yang pernah kuharapkan sebelum aku menikah. Aku jadi mulai mengingat-ingat lagi masa-masa di mana aku belum menikah sampai detik ini. Begitu indah dan kurasakan penyertaan Tuhan selalu ada untukku.

    Sudah 4 tahun 5 hari sejak tanggal 14 November 2008, hari dimana aku mengatakan "YA" untuk pertama kalinya (setelah 3 tahun aku berpuluh-puluh kali mengatakan "TIDAK") kepada sahabatku, Ronald, untuk masuk ke hubungan yang lebih dari sekedar sahabat. Kejam ya? Hiks, aku memang ga mudah untuk menerima seorang pria menjadi pasanganku (istilah ABG-nya : pacar). Ada banyak kekuatiran dan dalam hal ini, ada banyak yang kupertimbangkan dan juga harus kubereskan dengan diriku sendiri. Aku mau ketika aku mengatakan "ya" kepada seorang pria, itu karena aku sudah yakin betul bahwa aku mau menikah dengannya dan hidup bersamanya selamanya, bukan coba-coba atau cocok-cocokan. Ga cocok, ya ganti lagi, memangnya baju? Aku masih ingat, 40 hari sebelumnya, Ronald memintaku supaya aku benar-benar mempertimbangkan dan berdoa selama 40 hari tanpa komunikasi dengannya sebelum aku menolaknya lagi. Baiklah, pikirku saat itu. Kami tidak berkomunikasi dan kami berdoa. Dalam waktu-waktu itu, aku berdoa dan share tentang hal ini ke beberapa orang yang kupercayai dapat memberikan masukan-masukan dan nasehat yang bijaksana sampai akhirnya aku merasa yakin untuk menjawab "YA". Setelah itu, kami bertemu. Ia tidak membawa bunga atau coklat untukku saat itu, mungkin karena dia pikir kali ini dia juga akan ditolak lagi. Ia hanya menyodorkan buku catatan berisi visinya selama 3 tahun ke depan bersamaku jika aku mau menerimanya. So sweet sekali. Lebih sweet dari pada bunga atau coklat. Aku menerimanya dan ia terlihat sangat bahagia. Saat itu juga, ketika ia mengantarku pulang ke rumah, ia meminta ijin kepada orang tuaku untuk membangun hubungan yang serius denganku. Dan sejak itu, status kami jadi "in relationship". Hehe.

    Hari-hari selanjutnya, mungkin tak se”indah” seperti kisah kasih di sinetron-sinetron jaman sekarang. Tidak juga se”mesra” seperti adegan di film-film Bollywood. Ronald kerja di Cikarang, tinggal di Puri dan aku di Depok. Jadi, kami hanya bertemu seminggu sekali dengan perjuangannya naik motor dari Cikarang menuju Depok dan pulang ke Puri. Kami hanya bertemu beberapa jam dalam seminggu, kecuali ketika liburan, lebih panjang sedikitlah. Perjuangan yang berat buat Ronald. Bahkan, ketika kami sedang konflik pun, Ronald tetap datang. Aku sampai merasa aneh, lagi berantem kok ya masih mau ketemu diem-dieman. Tapi ya, kalaupun lagi adem ayem, kami juga ga ngapa-ngapain sih, karena kami sepakat untuk tidak melakukan sentuhan selama kami pacaran, termasuk gandengan tangan. Kuno ah, terlalu ekstrim, kata beberapa orang dan terasa lebay buat beberapa orang yang lain. Tapi buat kami, inilah keromantisan yang sesungguhnya. Romantis karena Ronald menjagaku dan memperlakukanku sebagai wanita yang terhormat. Ia benar-benar menepati janjinya pada ayahku akan menjaga anaknya. Menjaga dari apa? Menjaga dari tangan pria-pria termasuk tangannya sendiri. Ia berkomitmen akan mengendalikan dirinya dan menjalani hubungan sebelum menikah dengan dasar kasih, bukan nafsu. Dan komitmennya ini membuatku semakin mempercayainya dan mengasihinya. Aku merasa aman bersamanya.

    Setahun berlalu begitu saja. Setahun yang cukup penuh konflik. Konflik itu wajar, karena selain jenis kelamin, kami juga berbeda latar belakang, kebiasaan dan masa lalu. Aku tipe orang yang ketika sedang konflik bisa langsung menyatakan ketidaksukaanku dan aku bersyukur Ronald bisa begitu luar biasa sabar menghadapiku. Aku banyak belajar dari Ronald yang begitu tenang, walau terkadang ketenangannya membuatku menjadi semakin panik jika ada masalah yang membutuhkan keputusan yang cepat. Semakin hari, aku semakin memerlukan arahan dan bimbingan orang lain yang lebih berpengalaman di dalam pernikahan supaya hubungan kami terarah dan dalam track yang benar. Dan Tuhan itu baik, akhir tahun 2009 kami dipertemukan dengan keluarga yang luar biasa, yang akhirnya membimbing kami sampai kami menikah, bahkan hingga hari ini.

    Setelah mendapatkan tempat untuk kami belajar dari model keluarga yang sudah Tuhan berikan kepada kami, kami semakin belajar dari hari ke hari. Seperti ada yang tertulis, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya”, begitulah kami dibentuk. Konflik-konflik yang sepele, yang sering terjadi semakin berkurang. Dalam mempersiapkan hal-hal teknis pernikahan seperti gedung, catering, dekorasi, bridal, dll pun dijalani tanpa konflik yang berarti. Dalam beberapa konflik yang menguras emosi pun kami belajar untuk tidak mengucapkan kata berpisah. Aku dan Ronald sepakat untuk mengharamkan kalimat perpisahan karena setelah menikah, sebesar apapun masalah kami, tidak ada pilihan untuk keluar dari pernikahan.

    Kami juga belajar untuk mengubah paradigma kami. Dulu ketika masih jaman-jaman ABG, tentunya aku sebagai wanita menginginkan pernikahan yang “wah”, pesta pernikahan yang meriah dan megah. Tapi, Tuhan mengubahkan segalanya. Aku mulai melihat pernikahan sebagai perjalanan kehidupan, bukan sebagai tujuan akhir. Pesta pernikahan yang megah bisa berakhir tapi kehidupan setelahnya jauh lebih penting.

    Dalam masa-masa mempersiapkan pernikahan ini, terus terang ada banyak mujizat dan berkat yang tidak pernah kami sangka-sangka. Hal-hal negatif yang kami pernah kuatirkan tidak ada yang terjadi. Tuhan benar-benar menyediakan apa yang kami butuhkan. Ia mengarahkan langkah kami untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat. Kami juga bersyukur dikelilingi sahabat-sahabat yang begitu luar biasa mengasihi kami. Mereka begitu tulus memberikan bantuan-bantuan yang lebih dari apa yang kami harapkan. Luar biasa.

    20 Juni 2018 diubah oleh EPRI060

  • EPRI060

    20 Juni 2018

    19 November 2011. Hari itu datang juga. Persiapan teknis yang panjang selama dua tahun hanya untuk satu hari, hehe. Dari H-1, aku tidak bisa tidur semalaman. Sepertinya bukan karena dag dig dug, tapi karena terlalu letih mengurus beberapa persiapan kecil dan pertemuan panitia untuk terakhir kalinya. Tubuh sudah capek sekali tapi mata tetap terjaga. Jam 5 pagi kuputuskan untuk menyudahi usahaku untuk tidur. Aku mulai mempersiapkan segala sesuatunya dan berangkat ke Bridal bersama Wenny, bridesmaidku yang luar biasa.
    Setelah selesai dirias, aku menuju gedung tempat aku akan diberkati dalam pernikahan yang kudus. Acara pemberkatan pernikahan kami dimulai tepat waktu. Aku masuk ke ruangan di dampingi papaku. Sedangkan, Ronald menungguku di depan altar. Saat berjalan ke arah altar, aku seakan tidak percaya akan menikah dengan sahabatku sendiri. Sahabat yang mungkin ketika pertama kali bertemu tidak sedikit pun terbersit dalam benakku akan menjadi suamiku. Aku berjalan mantap, semantap jawaban “YA” ku ketika gembala nikah menanyakan kesediaanku menjadi isteri Ronald. Kami mengucapkan janji pernikahan kami di hadapan Allah, keluarga kami dan para jemaat untuk saling setia dan menerima satu sama lain dalam kondisi apapun sampai selamanya. Setelah didoakan, kami pun sudah resmi menjadi sepasang suami dan istri. Sebuah keluarga yang baru dan utuh.

    Tuhan itu baik. Tidak usah menunggu waktu yang lama. Sebulan kemudian, aku dinyatakan oleh dokter kandungan bahwa aku positif hamil. Aku dan Ronald sungguh bersuka cita. Hari-hari dalam menantikan anak kami begitu terasa indah. Banyak orang berkata bahwa tahun-tahun awal pernikahan akan berat dan penuh konflik, apalagi jika langsung dikaruniai anak. Tetapi, itu tidak terjadi pada kami. Bahkan, bisa dibilang konflik setelah kami menikah bisa dihitung dengan jari dan bukan hal yang terlalu besar. Aku selalu bersyukur diberikan Ronald sebagai suamiku oleh Tuhan. Ronald suami yang baik. Ketika masa kehamilanku, ia yang mengambil alih pekerjaan-pekerjaan rumah yang dapat membuatku kelelahan. Walau ketika pulang dari kantor sudah malam, ia masih berusaha memijat kakiku agar kakiku tidak bengkak. Terkadang, ia memijat sampai ketiduran. Alhasil, selama hamil aku tidak mengalami kaki yang membengkak. Ia memperlakukanku begitu penuh kasih. Tiap pagi sebelum berangkat kerja dan malam sebelum tidur, ia tidak pernah absen mendoakanku dan anak kami yang masih di dalam perutku. Ketika proses penantian kelahiran anak kami, ia pun begitu sabar. Ia menemaniku semalaman di kursi ruangan bersalin walau sebenarnya ia bisa saja tidur dan beristirahat di ruang perawatan.

    Setelah anak kami, Ethan lahir, perlakuan Ronald terhadapku tetap sama. Ketika Ronald pulang kerja, ia tetap mencariku terlebih dahulu baru kemudian Ethan. Ia tetap memperlakukanku begitu spesial. Aku ingat, Ronald pernah berkata bahwa hadiah terindah seorang ayah untuk anaknya adalah melihat ibunya begitu dicintai ayahnya. Dan, Ronald mempraktekkannya. Ia juga mengasihi Ethan. Tiap pagi ia membantu memandikan Ethan sebelum berangkat ke kantor, sedangkan sore harinya baru aku yang memandikan Ethan.

    19 November 2012 sudah tiba. Tidak terasa sudah setahun kami menikah. Aku percaya, Tuhan akan selalu memberikan sukacita-sukacita yang baru dalam keluarga kami. Aku percaya, tidak ada tahun-tahun kritis dalam pernikahan kami jika kami terus memupuk pernikahan kami dengan kasih setiap hari.

    Dear Ronald, suamiku

    Pernikahan kita mungkin masih seumur jagung, baru saja masuk usia setahun. Kalau pertumbuhan bayi, mungkin belum bisa berjalan dengan sempurna. Tapi, aku percaya kasih dalam pernikahan kita akan semakin bertumbuh. Tahukah kamu, setiap hari aku selalu bersyukur karena Tuhan menempatkan pemimpin sepertimu dalam hidupku. Pemimpin yang begitu mengasihi Tuhan dan mengasihi keluarganya. Setiap hari, aku selalu bahagia bersamamu dan tidak pernah merasa bosan.

    Suamiku, terima kasih karena setiap hari kamu menyiramiku dengan kasih. Kamu tidak pernah memperlihatkan wajah lelah ketika kamu pulang tiap malam padahal aku yakin kamu begitu lelah setelah seharian bekerja dan melewati perjalanan yang panjang. Bahkan, setelah itu kamu masih bantuin aku beresin ini itu sampai menidurkan Ethan. Terima kasih karena kamu selalu mau menyiapkan telingamu mendengarkan curhatan-curhatanku yang panjangnya lebih panjang dari macet di puncak pas weekend. Terima kasih karena tetap mengasihiku walau ketika konflik sekalipun. Terima kasih untuk setiap doa-doamu untukku dan Ethan setiap hari. Terima kasih karena kamu adalah papa yang begitu baik buat Ethan dan pastinya anak-anak yang akan Tuhan percayakan buat kita di kemudian hari.

    Suamiku, kamu sering kali bertanya : “Sayang, kamu nyesel ga nikah sama aku?”, dan saat ini aku akan tegaskan sekali lagi kalau aku tidak pernah menyesal menikah denganmu. Bahkan aku bersyukur karena aku begitu beruntung, Tuhan memilihku menjadi isterimu, bukan wanita lain. Aku bersyukur karena kamu begitu keras kepala menungguku walau sudah kutolak selama 3 tahun. Aku bersyukur karena kamu tidak menyerah saat itu, karena jika kamu menyerah, mungkin aku tidak pernah sebahagia seperti saat ini. Aku mengasihimu, aku mencintaimu dan aku bahagia.

    Isterimu yang selalu mengasihimu,

    Astri
    Link : www.facebook.com/notes/astri-z ... 51129344406404/

    20 Juni 2018 diubah oleh EPRI060

  • MAWATI609

    20 Juni 2018

    Story yg menarik...

  • SAREE580

    20 Juni 2018

    So sweet bngt dah kisahnya😍

  • 20 Juni 2018

    EPRI060 tulis:

    Jadi asamnya broo biar seimbang ada asam ada basa ada kumbang ada madu hehehe..

    Asam masam basa pahit,:-D

  • HENNY421

    20 Juni 2018

    TORO617 tulis:

    Nek kertas lakmuse dikempit di kelek gimana nih PHnya,:-)

    Dadi asem masbro 😀😀😀

  • 20 Juni 2018

    Kisahnya kren.pergumulan PH yg melibatkan Tuhan.

  • EPRI060

    20 Juni 2018

    Berjalan dengan iman sis.. walau kita tidak tahu bagaimana jalan kita, percaya Tuhan sudah sediakan! Bangun hubungan terus sama Tuhan..

    RISMA627 tulis:

    Kisahnya kren.pergumulan PH yg melibatkan Tuhan.

  • EPRI060

    21 Juni 2018

    Bro TORO617 met ultah broo sukses terus dalam segala hal dan jodoh semoga di tahun ini aminn!!

    TORO617 tulis:

    Asam masam basa pahit,:-D

  • 21 Juni 2018

    EPRI060 tulis:

    Bro TORO617 met ultah broo sukses terus dalam segala hal dan jodoh semoga di tahun ini aminn!!

    Terima kasih, bro Epri060, amin. _/\_

  • RAIZ192

    22 Juni 2018

    Cerita ini sebenarnya ringan karena konflik yg dihadapi bukanlah hal yg cukup besar, tp makna dari cerita inilah yg membuat luar biasa. Kesetiaan dan perjuangan mungkin sesuatu yg mudah dikatakan tapi sulit dipraktekkan..

  • SEREFINA274

    22 Juni 2018

    So sweet 😢😍😍😍

  • NANA121

    22 Juni 2018

    Thxx sooo much buat sharingnya.. Sangat memberkati..

  • EPRI060

    22 Juni 2018

    Yup sis sama2.. tujuannya untuk saling menguatkan saya share kisah tersebut hehe..

  • TIENA824

    22 Juni 2018

    kisahnya bagus... berkesan.. bgtlah anak Tuhan

  • TIENA824

    22 Juni 2018

    spt nya mrk bergereja lokal di abba love ya  bro epri ?

  • EPRI060

    22 Juni 2018

    Keknya iya BPN lama dilayaninnya hehehe.. semua di kupas tuntas keknya.. salutnya itu proses sukanya si cowo bukan karena fisik yg utama karena nyaman dan liat karakter.. tapi yang lebih salut ga pantang menyerah, aku blm tentu bisa hehehe..

    TIENA824 tulis:

    spt nya mrk bergereja lokal di abba love ya  bro epri ?

    22 Juni 2018 diubah oleh EPRI060

76 – 100 dari 144    Ke halaman:  Sebelumnya  1 ... 3  4  5  6  Selanjutnya Kirim tanggapan