Terima or ga jika pasanganmu pernah melakukan free sex pranikah?
-
22 Juni 2020
Wajib dibaca dan direnungkan sekali..aku sellau renungkan ada ayat yg isinya seperti ini..roh itu penurut tapi daging lemah..hmmmm susah emang melawan keinginn daging..susah tapi bukan berarti tidak bisa..
SOZANOLO075 tulis:
PERCABULAN BENTUK KELAINAN SEKSUAL
Sedikit saya sharing hasil copasan ini pembelajaran buat saya dan saudara saudara.
Berbagai tantangan yang sering menimpa umat percaya perlu diantisipasi. Sebab itu perlu pedoman yang kuat dan akurat, yang berakar pada kebenaran Firman.
Allah menciptakan manusia legkap dengan keinginan-keinginan seksual yang perlu disalurkan melalui sarana yang telah ditetapkan Allah yaitu pernikahan. Penyaluran keinginan seksual di luar sarana pernikahan adalah kelalaian atau dosa -- apa pun alasannya. Ini perlu ditekankan dalam pernikahan Kristen, karena terdapat opini sementara orang yang menghalalkan hubungan seksual di luar pernikahan, karena suami atau isteri tidak sanggup melayani partnernya. Macam-macam dosa seksual yang akan diuraikan berikut ini adalah: Percabulan termasuk homoseksual, lesbian, dan perzinahan.
Percabulan
Percabulan berasal dari akar kata cabul yang dalam kamus bahasa Indonesia, Poerwadarminta mengartikan dengan beberapa keterangan: Pertama, keji dan kotor. Kedua, perbuatan yang buruk atau melanggar kesusilaan. Kalau seorang pria mencabuli perempuan, itu sama dengan ia memperkosa perempuan itu.
Alkitab berkata: Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kau ambilkah anggota Kristus untuk menyerahkan kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nats: "Keduanya akan menjadi satu daging. Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya sendiri. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu (1 Korintus 6:13-20).
Kata yang dipakai dalam bahasa Yunani adalah porneia, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan beberapa istilah. King James Version (KJV) menerjemahkan dengan kata fornication. New American Standard Bible (NASB) menerjemahkan dengan kata immorality. New Testament in the Language of the People, oleh William menerjemahkan dengan sexual immorality, sama dengan New Intemational Version (DTIV). Dan Beck dalam New Testament in the Language of To day, menggunakan kata sexual sin. Kemudian dalam Alkitab bahasa Indonesia diterjemahkan dengan kata percabulan dan sundal.
Frekuensi penggunaan kata tersebut lebih banyak digunakan oleh Paulus daripada Yesus. Tuhan Yesus menggunakannya hanya satu kali saja yang ditulis dalam Matius 15:19 dan Markus 7:21. Ia menerangkan kepada orang banyak dalam kontek adat istiadat para Farisi dan Torati yang lebih banyak diwarnai oleh kemunafikan mereka. Tuhan Yesus membandingkan mana yang bersifat lahiriah dan mana yang bersifat batiniah. Perbuatan percabulan akibat dorongan batiniah tersebut berasal dari hati.
Paulus lebih banyak menggunakan kata percabulan. Terdapat kurang lebih lima belas kali ia menuliskan kata ini baik berupa peringatan, larangan, ataupun perintah (1 Korintus 5:11; 6:9; 1 Timotius 1:10; Roma 13:13; 1 Korintus 5:1; 6:13,15,18; 7:2; 10:8; 2 Korintus 12:21; Galatia 5:19; Efesus 5:3; Kolose 3:5; 1 Tesalonika 4:3). Dari sekian ayat di atas, sebanyak sembilan kali ditujukan kepada jemaat di Korintus. Mengapa Paulus lebih banyak menyinggung percabulan dalam suratnya kepada jemaat di Korintus dibandingkan dengan surat-suratnya yang lain?
Jawabannya sebagai berikut:
teguran keras buat anggota jemaat yang terlibat percabulan. rupanya ada di antara anggota jemaat di Korintus yang melakukan percabulan. Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan istri ayahnya, (1 Korintus 5:1-2). Dengan dasar inilah Paulus menegur keras akan jemaat di Korintus, bahkan ia mengatakan bahwa perbuatan mereka melebihi orang duniawi atau orang yang tidak mengenal Allah.
Paulus menasihatkan mereka yang tidak terlibat percabulan. Pernyataannya dalam Alkitab bahwa yang telah percaya jangan bergaul dengan orang Kristen cabul. Maksud Paulus dalam 1 Korintus 5:9-13 ini, agar mereka tidak bergaul dengan yang sekalipun menyebut dirinya saudara (percaya) namun melakukan percabulan, karena orang itu akan diserahkan kepada iblis dalam nama Yesus.
Paulus memperingatkan pada orang Kristen yang mantan cabul. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita, (1 Korintus 6:11). Paulus memperingatkan mereka, agar hidup dalam kekudusan, memelihara tubuh mereka sebagai tempat kediaman Allah. Orang Kristen harus memuliakan Allah karena kita telah dibeli dengan harga yang mahal, yakni darah-Nya. Sadarlah, bahwa begitu kuat godaan percabulan bagi mereka yang mantan cabul. Itulah sebabnya mereka harus menjauhkan diri dari percabulan (1 Korintus 6:15-20).
Penyebab Percabulan
Berasal dari Hati dan Pikiran
Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat, (Matius 15-19; Markus 7:21). Ketika manusia jatuh ke dalam dosa maka hati dan pikirannya turut berdosa sehingga hati menusia telah najis, (Titus 1:15). Pikiran manusia telah dibutakan oleh ilah zaman ini, (2 Korintus 4:4). Pikiran manusia telah sia-sia dan gelap, (Efesus 4:1-18). Ini menyebabkan ketidakmampuan manusia memikirkan kebenaran Allah.
Keinginan Daging (Galatia 5:19)
"Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, .... Sementara itu Paulus mengingatkan mereka agar hati-hati dengan godaan iblis, (1 Korintus 7:5b). Karena seringkali iblis berusaha untuk menggoda manusia melalui keinginan dagingnya.
Pengaruh Sosial Budaya
Bila dilihat dari keadaan teritorial kota Korintus, terletak pada tempat yang strategis antara negara-negara Barat dan Timur, baik sebagai pusat perdagangan maupun politik. Wesley Brill mengatakan: Kemungkinan berkembangnya kebejatan moral dan kejahatan lainnya disebabkan karena kejayaan dan kekayaan daerah ini.
Pengaruh Socio-religius
Agama pribumi di Korintus menambah dorongan bagi pengembangbiakan persundalan. Orang Korintus menyembah Dewi Venus artinya dewi cinta. Dalam kuil atau candi yang digunakan untuk menyembah dewi Venus, menurut hukum harus ditempatkan seribu gadis cantik, kemudian dijadikan perempuan sundal. Dan praktik persundalan sebagai cara penyembahan mereka kepada Dewi Venus. Jadi, bagi mereka "free Sex" itu telah menjadi kebiasaan yang berkembang luas. Bagi orang yang telah percaya harus menanggalkan kebiasaan tersebut kemudian memelihara kekudusan seperti yang dikehendaki Bapa kita.
-
22 Juni 2020
Dilarang menghakimi orang lain..yang berhak menilai manusia itu Tuhan..bukan berarti tidak melakukan freesex itu lebih suci/baik/kudus dibandingkan dgn yang pernah melakukan freesex..
Tapi dosa percabulan sangat dibenci Tuhan..seperti yang disampaikan Rasul Paulus di kutipan diatas..
SOZANOLO075 tulis:
Penilaian kita terhadap seseorang bisa saja salah. Maka dari itu firman Tuhan melarang kita untuk menghakimi atau mengukur orang lain dengan ukuran kita, apalagi berdasarkan penampilan luarnya. Yang berhak menilai manusia itu Tuhan, bukan sesamanya, karena ukuran kita menilai orang berbeda dengan penilaian Tuhan. "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." (1 Samuel 16:7b)
-
22 Juni 2020
Lah, cara mengambil kesimpulan yang salah. 😆
Sebagai orang biasa dan tenaga kesehatan, saya akan selalu mendorong semua pasangan yang akan menikah untuk premarital check up (tidak peduli pernah berhubungan seksual atau tidak pernah sama sekali) yang beberapa di antaranya termasuk pemeriksaan penyakit menular seksual, kesuburan, kelainan darah seperti Thalasemia, dll. Apalagi untuk pemeriksaan penyakit menular seksual ini penting untuk mencegah penularan, kalo ngomongin ini sendiri dari sisi kesehatan dan pernikahan bisa panjang.
Intinya hanya karena ada orang mendukung dan mendorong pemeriksaan kesehatan, tidak berarti kita bebas menjudge perilaku individu orang tersebut yang tidak ada kaitannya sama sekali.
Tau kan ada namanya premarital check up? Di beberapa daerah sudah diwajibkan, kalau tidak mau periksa, tidak diizinkan negara (lewat catatan sipil) untuk menikah.
ECHY268 tulis:
Artinya kalian berdua punya prinsip yg sama ya..
Sama" pelaku..
🤭😂🏃♀
JAMEZ096 tulis:
Terima kok, bahkan kalo dia aktif seksual sebelum kita pacaran pun tidak masalah. Karena aku kerja di laboratorium, sudah pasti aku ajak periksa penyakit menular seksual karena dia termasuk kelompok beresiko.
Bukan cuma dia doang, aku pun harus tes lab juga. Apapun hasilnya nanti, akan dibicarakan bersama.
-
22 Juni 2020
😂😂😂
ad hominem
JAMEZ096 tulis:
Lah, cara mengambil kesimpulan yang salah. 😆
Sebagai orang biasa dan tenaga kesehatan, saya akan selalu mendorong semua pasangan yang akan menikah untuk premarital check up (tidak peduli pernah berhubungan seksual atau tidak pernah sama sekali) yang beberapa di antaranya termasuk pemeriksaan penyakit menular seksual, kesuburan, kelainan darah seperti Thalasemia, dll. Apalagi untuk pemeriksaan penyakit menular seksual ini penting untuk mencegah penularan, kalo ngomongin ini sendiri dari sisi kesehatan dan pernikahan bisa panjang.
Intinya hanya karena ada orang mendukung dan mendorong pemeriksaan kesehatan, tidak berarti kita bebas menjudge perilaku individu orang tersebut yang tidak ada kaitannya sama sekali.
Tau kan ada namanya premarital check up? Di beberapa daerah sudah diwajibkan, kalau tidak mau periksa, tidak diizinkan negara (lewat catatan sipil) untuk menikah.
22 Juni 2020 diubah oleh JUNITA694
-
22 Juni 2020
Menurut saya, kesimpulan tersebut bisa muncul, soalnya ada ungkapan: "Terima kok, bahkan kalau dia aktif seksual sebelum kita pacaran pun tidak masalah."
Buat sebagian orang, masalah virginitas bukan masalah yang besar (it's not a big deal), buat sebagian yang lain it's a big deal.
Yang bilang bukan masalah besar, kalo dasarnya dia orang yang menjaga kekudusan (virgin), menurut saya rada aneh (inkonsisten). Ngapain dia jaga kekudusan, kalau toh itu bukan masalah besar? 🤔
(Tapi tetap tidak menutup kemungkinan untuk itu: orang jaga kekudusan [atau 'kebetulan' kekudusannya terjaga 😬], tidak mempermasalahkan virginitas pasangannya).
Saya pikir, kesimpulan di atas munculnya ya dari logika di atas.
JAMEZ096 tulis:
Lah, cara mengambil kesimpulan yang salah. 😆
Sebagai orang biasa dan tenaga kesehatan, saya akan selalu mendorong semua pasangan yang akan menikah untuk premarital check up (tidak peduli pernah berhubungan seksual atau tidak pernah sama sekali) yang beberapa di antaranya termasuk pemeriksaan penyakit menular seksual, kesuburan, kelainan darah seperti Thalasemia, dll. Apalagi untuk pemeriksaan penyakit menular seksual ini penting untuk mencegah penularan, kalo ngomongin ini sendiri dari sisi kesehatan dan pernikahan bisa panjang.
Intinya hanya karena ada orang mendukung dan mendorong pemeriksaan kesehatan, tidak berarti kita bebas menjudge perilaku individu orang tersebut yang tidak ada kaitannya sama sekali.
Tau kan ada namanya premarital check up? Di beberapa daerah sudah diwajibkan, kalau tidak mau periksa, tidak diizinkan negara (lewat catatan sipil) untuk menikah.
-
22 Juni 2020
itu aneh mnurut kamu kan
seseorang mendukung sesuatu bukan berarti dia bagian dari yang dia dukung.
logika berpikirnya kali yang aneh. aduhh kalau merembet kmna2 ntar makin julid. kurang beresensi diskusinya, karna diskusinya dicemari dengan logika berpikir yang sesat.
maaf rada blak2an.
😁
LUKAS244 tulis:
Menurut saya, kesimpulan tersebut bisa muncul, soalnya ada ungkapan: "Terima kok, bahkan kalau dia aktif seksual sebelum kita pacaran pun tidak masalah."
Buat sebagian orang, masalah virginitas bukan masalah yang besar (it's not a big deal), buat sebagian yang lain it's a big deal.
Yang bilang bukan masalah besar, kalo dasarnya dia orang yang menjaga kekudusan (virgin), menurut saya rada aneh (inkonsisten). Ngapain dia jaga kekudusan, kalau toh itu bukan masalah besar? 🤔
(Tapi tetap tidak menutup kemungkinan untuk itu: orang jaga kekudusan [atau 'kebetulan' kekudusannya terjaga 😬], tidak mempermasalahkan virginitas pasangannya).
Saya pikir, kesimpulan di atas munculnya ya dari logika di atas.
22 Juni 2020 diubah oleh JUNITA694
-
22 Juni 2020
JUNITA694 tulis:
itu aneh mnurut kamu kan
seseorang mendukung sesuatu bukan berarti dia bagian dari yang dia dukung.
logika berpikirnya kali yang aneh. aduhh kalau merembet kmna2 ntar makin julid. sejahtera kurang beresensi diskusinya, karna diskusinya dicemari dengan logika berpikir yang sesat.
maaf rada blak2an.
😁
jangan dijulid gaes takut mimin turun tangan 😁✌
-
22 Juni 2020
ga julid kok. cuma kasih pendapat receh
SOZANOLO075 tulis:
jangan dijulid gaes takut mimin turun tangan 😁✌
-
22 Juni 2020
Lah kalo merasa virginitas itu masalah besar, kenapa harus memaksakan prinsip itu ke orang lain yang tidak seprinsip dengan langsung mengambil kesimpulan :
"Berarti pelaku!"
Ada baiknya hal itu disimpan untuk diri sendiri saja. Tidak perlu mengatakan hal itu ke orang yang tidak seprinsip. Ayolah, kebiasan menjudge orang memakai sudut pandang sendiri itu tolong dihilangkan 😂
Agree to disagree
Lagipula pada prinsipnya, kembali lagi ke pasangan2 masing, mereka mau pake prinsip yang mana. Hidup mereka, mereka yang jalani, kita tidak perlu mencampuri urusan dosa orang lain.
Ingat, Tuhan itu Maha Mengampuni. Salam damai... 👌
LUKAS244 tulis:
Menurut saya, kesimpulan tersebut bisa muncul, soalnya ada ungkapan: "Terima kok, bahkan kalau dia aktif seksual sebelum kita pacaran pun tidak masalah."
Buat sebagian orang, masalah virginitas bukan masalah yang besar (it's not a big deal), buat sebagian yang lain it's a big deal.
Yang bilang bukan masalah besar, kalo dasarnya dia orang yang menjaga kekudusan (virgin), menurut saya rada aneh (inkonsisten). Ngapain dia jaga kekudusan, kalau toh itu bukan masalah besar? 🤔
(Tapi tetap tidak menutup kemungkinan untuk itu: orang jaga kekudusan [atau 'kebetulan' kekudusannya terjaga 😬], tidak mempermasalahkan virginitas pasangannya).
Saya pikir, kesimpulan di atas munculnya ya dari logika di atas.
-
22 Juni 2020
Ga lagi bahas situuuuuu.. jangan GeeR. 🙄🙄🙄
Cewe-cowo beda. Dan liat post2 saya di belakang.
Saya udah bilang, yang masih virgin, dan bisa nerima yang udah ga virgin, pasti berjiwa besar. Saya ga pukul rata yang nerima ga virgin itu pasti ga virgin juga.
JUNITA694 tulis:
itu aneh mnurut kamu kan
seseorang mendukung sesuatu bukan berarti dia bagian dari yang dia dukung.
logika berpikirnya kali yang aneh. aduhh kalau merembet kmna2 ntar makin julid. kurang beresensi diskusinya, karna diskusinya dicemari dengan logika berpikir yang sesat.
maaf rada blak2an.
😁
-
22 Juni 2020
.
LUKAS244 tulis:
Kalo liat2 pencocokan profil cewe2 di sini (pertanyaan apakah boleh seks sebelum menikah), banyak kog yang masih virgin, bahkan di umur 40an. Kalaupun 50%-nya berbohong, tetep aja kehitungnya cukup banyak.
Back to topic
Tiap orang punya masa lalu. Amen.
Ada yang masa lalu-nya udah komitmen untuk jaga kekudusan; ada juga yang kaga komitmen.
Buat saya orang yang kaga komitmen jaga kekudusan ketemu (dan mau nerima) yang kaga komitmen juga itu ga ada istimewa-nya sama sekali.
Yang istimewa itu, yang komitmen sungguh2 jaga kekudusan tapi mau nerima yang dulu-nya kaga komitmen jaga kekudusan. & pertanyaannya masih bisa berlanjut, bagaimana kalo mantan sex partner-nya lebih dari satu, misalkan 5, 6, atau lebih dari 10. Apa masih bisa menerima?
Pilihan bisa nerima atau ngga-nya menurut saya balik lagi ke pilihan personal masing2. Ga bisa dipaksain. Dan sebenernya untuk yang dulunya kurang menjaga kekudusan, asal bener2 bertobat dan ada nyata hasil pertobatannya, saya rasa mungkin orang tersebut cukup layak untuk di pertimbangkan. *Orang yang kaga jaga kekudusan terus minta2 dimengerti/dimaklumi, buat saya pribadi ga worth it untuk dipertimbangkan.
Buat yang mikir kekudusan itu hal yang sepele, coba dipikir deh. Setan gunung aja mau-nya sama cewe yang masih virgin. 👻🤣 itu berarti seseorang yang jaga kekudusan punya nilai tambah dibanding dengan yang tidak jaga kekudusan. 😬
-
22 Juni 2020
lho yg GR SIAPA??
"Yang bilang bukan masalah besar, kalo dasarnya dia orang yang menjaga kekudusan (virgin), menurut saya rada aneh (inkonsisten). Ngapain dia jaga kekudusan, kalau toh itu bukan masalah besar? 🤔 "
dan lagi tadi sepaham ama Jamez🙄
dalam berdiskusi dibales dengan argumentasi, bukan nyerang org yg kasih argumen.
ya kalau aku salah2 kata, ya maaf aja 🙄
LUKAS244 tulis:
Ga lagi bahas situuuuuu.. jangan GeeR. 🙄🙄🙄
Cewe-cowo beda. Dan liat post2 saya di belakang.
Saya udah bilang, yang masih virgin, dan bisa nerima yang udah ga virgin, pasti berjiwa besar. Saya ga pukul rata yang nerima ga virgin itu pasti ga virgin juga.
-
22 Juni 2020
Aku ambil kesempulan tsb karena brader cuma tulis aku sendiri jg ikut test. Seandainya brader uraikan utk premarital check up, aku ga akn bilang sesama pelaku. Baguslah kl anda ini bkn pelaku, artinya msh byk yg takut akn Tuhan..
👍👍
Jd tak perlulah kawan" byk yg tersinggung, anggap aja aku lg melakukan test kecil"an siapa yg berani bicara dan zuzurrr..😁
Bagi yg bkn pelaku akn frontal bilang tak perlu check akn adanya penyakit kelamin, kecuali penularannya bisa melalui media yg lain.
Saya pribadi sgt yakin akn hal itu, jd tak perlu di check.
Beda kl bicara ttg check up utk Kesehatan yg lain seperti yg brader uraiakan, aku setuju.
Itu seh di DKI Jakarta sdh diwajibkan bagi yg akn menikah. Bukan hal yg baru lagi..
JAMEZ096 tulis:
Lah, cara mengambil kesimpulan yang salah. 😆
Sebagai orang biasa dan tenaga kesehatan, saya akan selalu mendorong semua pasangan yang akan menikah untuk premarital check up (tidak peduli pernah berhubungan seksual atau tidak pernah sama sekali) yang beberapa di antaranya termasuk pemeriksaan penyakit menular seksual, kesuburan, kelainan darah seperti Thalasemia, dll. Apalagi untuk pemeriksaan penyakit menular seksual ini penting untuk mencegah penularan, kalo ngomongin ini sendiri dari sisi kesehatan dan pernikahan bisa panjang.
Intinya hanya karena ada orang mendukung dan mendorong pemeriksaan kesehatan, tidak berarti kita bebas menjudge perilaku individu orang tersebut yang tidak ada kaitannya sama sekali.
Tau kan ada namanya premarital check up? Di beberapa daerah sudah diwajibkan, kalau tidak mau periksa, tidak diizinkan negara (lewat catatan sipil) untuk menikah.
-
22 Juni 2020
Ini diedit karena salah paham dengan Junita 😂 . Peace
JUNITA694 tulis:
itu aneh mnurut kamu kan
seseorang mendukung sesuatu bukan berarti dia bagian dari yang dia dukung.
logika berpikirnya kali yang aneh. aduhh kalau merembet kmna2 ntar makin julid. kurang beresensi diskusinya, karna diskusinya dicemari dengan logika berpikir yang sesat.
maaf rada blak2an.
😁
22 Juni 2020 diubah oleh JAMEZ096
-
22 Juni 2020
Analisa yg cerdass...
Buat apa jaga kekudusan dgn susah payah jika mau menerima yg tdk jaga kekudusan..??
Kecuali mmg takdir dari Tuhan berjodoh dg yg tdk jaga kekudusan dan benar" bertobat.
Jika ada pribadi baik pria maupun wanita yg tdk mau menerima, aku hargai itu. Tidak saya hakimi.
LUKAS244 tulis:
Menurut saya, kesimpulan tersebut bisa muncul, soalnya ada ungkapan: "Terima kok, bahkan kalau dia aktif seksual sebelum kita pacaran pun tidak masalah."
Buat sebagian orang, masalah virginitas bukan masalah yang besar (it's not a big deal), buat sebagian yang lain it's a big deal.
Yang bilang bukan masalah besar, kalo dasarnya dia orang yang menjaga kekudusan (virgin), menurut saya rada aneh (inkonsisten). Ngapain dia jaga kekudusan, kalau toh itu bukan masalah besar? 🤔
(Tapi tetap tidak menutup kemungkinan untuk itu: orang jaga kekudusan [atau 'kebetulan' kekudusannya terjaga 😬], tidak mempermasalahkan virginitas pasangannya).
Saya pikir, kesimpulan di atas munculnya ya dari logika di atas.
-
22 Juni 2020
Nah ini anggapan yang keliru. Kalo ngomongin spesifik penyakit menular HIV, tau gak HIV itu menular bukan cuma lewat hubungan seksual loh? Coba main-main ke komunitas ODHA, lihat sendiri berapa banyak orang yang tidak pernah berhubungan seksual tapi terinfeksi/tertular?
Pake logika yang sama :
Tau gak, berapa banyak orang yang merasa dirinya sehat-sehat saja tapi begitu check up baru ketahuan kena penyakit A, B, C, dll?
Untuk menjamin keakuratan 'saya sehat kok' itu dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan. Kalau cuma lewat omongan doang tidak cukup 😂
Makanya kewajiban check up itu untuk kedua pihak, mau merasa diri sehat atau tidak, merasa tidak pernah berhubungan seksual atau tidak, merasa masuk kelompok beresiko atau tidak, semuanya wajib periksa kesehatan.
Akan terbukti dan valid lewat hasil laboratorium.
ECHY268 tulis:
Bagi yg bkn pelaku akn frontal bilang tak perlu check akn adanya penyakit kelamin, kecuali penularannya bisa melalui media yg lain.
Saya pribadi sgt yakin akn hal itu, jd tak perlu di check.
-
22 Juni 2020
sbnrnya td komenan eda bs dianggap niat bercanda. karna pake emoji (itu mnurutku).
cuma karna ini ketikan, orang bisa salah paham kalau pemaparannya kurang. makanya yang lain bs bereaksi beda. tapi kalau diseriusin ya emang trlalu cepat mengambil kesimpulan. 2 sisi perlu.
utk premarital test, walaupun kitanya yakin eda, akan lebih baik ada buktinya ga sih?? biar sama2 nyaman aja kedepannya.
ECHY268 tulis:
Aku ambil kesempulan tsb karena brader cuma tulis aku sendiri jg ikut test. Seandainya brader uraikan utk premarital check up, aku ga akn bilang sesama pelaku. Baguslah kl anda ini bkn pelaku, artinya msh byk yg takut akn Tuhan..
👍👍
Jd tak perlulah kawan" byk yg tersinggung, anggap aja aku lg melakukan test kecil"an siapa yg berani bicara dan zuzurrr..😁
Bagi yg bkn pelaku akn frontal bilang tak perlu check akn adanya penyakit kelamin, kecuali penularannya bisa melalui media yg lain.
Saya pribadi sgt yakin akn hal itu, jd tak perlu di check.
Beda kl bicara ttg check up utk Kesehatan yg lain seperti yg brader uraiakan, aku setuju.
Itu seh di DKI Jakarta sdh diwajibkan bagi yg akn menikah. Bukan hal yg baru lagi..
JAMEZ096 tulis:
Lah, cara mengambil kesimpulan yang salah. 😆
Sebagai orang biasa dan tenaga kesehatan, saya akan selalu mendorong semua pasangan yang akan menikah untuk premarital check up (tidak peduli pernah berhubungan seksual atau tidak pernah sama sekali) yang beberapa di antaranya termasuk pemeriksaan penyakit menular seksual, kesuburan, kelainan darah seperti Thalasemia, dll. Apalagi untuk pemeriksaan penyakit menular seksual ini penting untuk mencegah penularan, kalo ngomongin ini sendiri dari sisi kesehatan dan pernikahan bisa panjang.
Intinya hanya karena ada orang mendukung dan mendorong pemeriksaan kesehatan, tidak berarti kita bebas menjudge perilaku individu orang tersebut yang tidak ada kaitannya sama sekali.
Tau kan ada namanya premarital check up? Di beberapa daerah sudah diwajibkan, kalau tidak mau periksa, tidak diizinkan negara (lewat catatan sipil) untuk menikah.
-
22 Juni 2020
Saya pribadi selow juga kok, tadi nanggapinnya juga pake emoji kok. Cuma menjelaskan lagi biar tidak salah paham sama yang lain 😀
JUNITA694 tulis:
sbnrnya td komenan eda bs dianggap niat bercanda. karna pake emoji (itu mnurutku).
cuma karna ini ketikan, orang bisa salah paham kalau pemaparannya kurang. makanya yang lain bs bereaksi beda.
-
22 Juni 2020
Apakah Sdr pernah mengalami ada wanita gak virgin yang meminta Sdr untuk memakluminya?
LUKAS244 tulis:
Kalo masih virgin dan bener2 bisa nerima pasangan yang udah ga virgin, berarti hebat. Berjiwa besar. Beneran salut. 👏
Kalo udah ga virgin, tapi minta untuk dimaklumi dengan bilang Tuhan aja maha pengampun, dll,, buat saya rada2 pathetic. 😬
-
22 Juni 2020
Klo ada Pria yg jd korban Pemerkosaan Sehingga Perjakanya hilang
Pasti sedih baca komen2 d atas dan d bawah
Hehehe
-
22 Juni 2020
kan beda bang, ini bahas soal freesex. artinya dengan secara sadar.
kalau diperkosa ya beda kasus.
*maap ini ga bcandakan 😁
RIDHO359 tulis:
Klo ada Pria yg jd korban Pemerkosaan Sehingga Perjakanya hilang
Pasti sedih baca komen2 d atas dan d bawah
Hehehe
22 Juni 2020 diubah oleh JUNITA694
-
22 Juni 2020
LEANDRO077 tulis:
Agree with this
orang-orang jaman now membuat perumpamaan memilih pasangan seperti membeli barang..
harus yang bagus,bersih,mengkilat,luar dalam baik,hadeuhh.
kalo saya pribadi sih bro harus memilih jika misalnya saya membeli suatu barang, misalnya batre mobil masih barukah aki tersebut bukan rekondisi.
Kalo dibalikkan dengan thread diatas ☝️selagi Tuhan memberikan waktu untuk memilih berarti saya harus memilih yang belum free sex sebelumnya...tapi jika Tuhan mempertemukan dengan saya yang sudah free sex sebelumnya tapi dalam keadaan sudah jauh dari hal hal itu lagi berarti saya menerima dengan hati yang tulus karna itu suatu pemberian Tuhan buat saya.
-
22 Juni 2020
ahhahahahaaaa
ngakak bgt baca ini
RIDHO359 tulis:
Klo ada Pria yg jd korban Pemerkosaan Sehingga Perjakanya hilang
Pasti sedih baca komen2 d atas dan d bawah
Hehehe
-
22 Juni 2020
Bro kok melebar sampe kemana-mana yaa...
Saranku harusnya diuraikan yg mau dilakukan test apa saja, sehingga ga terjadi salah paham..
Tadi di atas bicaranya mengenai penyakit kelamin diluar HIV yg ku tangkap.
Aku tau kok cara penularan HIV itu gimana, jd ga perlu gaul dg ODHA.
Aku juga yakin kok ga kena HIV karena aku jaga pergaulanku hanya dgn orang" yg takut akn Tuhan... Aku jg ga suka tattoan, drugs dll yg berpotensi tertular HIV. Pake alat" orang sembarangan dll.
😁
Pernah transfusi darah, tapi Puji Tuhan darah yg transfusikan di RS saat ini sdh benar" steril dan di screening bkn?
Sebagai petugas lab RS, betul tidak bro..?
JAMEZ096 tulis:
Nah ini anggapan yang keliru. Kalo ngomongin spesifik penyakit menular HIV, tau gak HIV itu menular bukan cuma lewat hubungan seksual loh? Coba main-main ke komunitas ODHA, lihat sendiri berapa banyak orang yang tidak pernah berhubungan seksual tapi terinfeksi/tertular?
Pake logika yang sama :
Tau gak, berapa banyak orang yang merasa dirinya sehat-sehat saja tapi begitu check up baru ketahuan kena penyakit A, B, C, dll?
Untuk menjamin keakuratan 'saya sehat kok' itu dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan. Kalau cuma lewat omongan doang tidak cukup 😂
Makanya kewajiban check up itu untuk kedua pihak, mau merasa diri sehat atau tidak, merasa tidak pernah berhubungan seksual atau tidak, merasa masuk kelompok beresiko atau tidak, semuanya wajib periksa kesehatan.
Akan terbukti dan valid lewat hasil laboratorium.
ECHY268 tulis:
Bagi yg bkn pelaku akn frontal bilang tak perlu check akn adanya penyakit kelamin, kecuali penularannya bisa melalui media yg lain.
Saya pribadi sgt yakin akn hal itu, jd tak perlu di check.
-
22 Juni 2020
Lah HIV juga masuk kategori penyakit menular seksual, setau saya HIV belum keluar dari kategori penyakit menular seksual 😂
Jadi kalo bicara penyakit menular seksual ya sudah sepaket dengan HIV, apalagi pemeriksaan penyakit menular seksual dalam premarital check up sudah dan pasti termasuk HIV. 😂
Jadi ga melebar kemana-mana kalo ngomongin HIV karena masih masuk kategori penyakit menular seksual 😂
ECHY268 tulis:
Bro kok melebar sampe kemana-mana yaa...
Saranku harusnya diuraikan yg mau dilakukan test apa saja, sehingga ga terjadi salah paham..
Tadi di atas bicaranya mengenai penyakit kelamin diluar HIV yg ku tangkap.